44
BAB III KERANGKA BERPIKIR , KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ini memaparkan kajian tentang faktor – faktor yang mempengaruhi peningkatan angka morbiditas di Provinsi Bali. Angka Morbiditas merupakan derajat sakit yang biasanya dinyatakan dalam angka prevalensi atau insidensi yang umum. Angka Morbiditas merupakan indikator penting dalam rangka penilaian dan perencanaan program untuk menurunkan kesakitan dan kematian di suatu wilayah. Angka Morbiditas ialah jumlah kejadian suatu penyakit yang dirumuskan sebagai jumlah anak yang sakit per 1000 anak yang bisa terkena penyakit (Kardjati, 1985). Angka tingkat sakit mempunyai peranan penting yang lebih penting dibandingkan dengan angka kematian, apabila angka kesakitan tinggi maka akan memicu kematian sehingga menyebabkan angka kematian juga tinggi. Angka penduduk dengan keluhan kesehatan di Provinsi Bali juga menunjukan angka yang melebihi rata rata nasional, pada tingkat nasional penduduk dengan keluhan kesehatan Provinsi Bali sebesar 34.80 persen sedangkan nasional sebesar 27.70 persen pada Tahun 2013. Angka morbiditas di Provinsi Bali mengenai banyaknya terjadi gangguan aktivitas yang disebabkan sakit, menunjukkan banyak yang bernilai nol padahal umumnya kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bali memiliki banyak kesamaan, seperti tipologi wilayah , kultur dan budaya yang sama. Namun sejak tahun 2002
45
angka morbiditas di Provinsi Bali mengalami kenaikan yang cukup signifikan padahal apabila dilihat dari tingkat kemiskinan sampai dengan tahun 2013 Provinsi Bali merupakan provinsi yang memiliki tingkat kemiskinan terendah kedua di seluruh Indonesia dibandingkan dengan ke tiga puluh tiga provinsi lainnya. Di Provinsi Bali juga sudah digelontorkan jaminan kesehatan gratis yakni Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) yang memberikan kesehatan gratis kepada semua masyarakat di Bali. Pada saat ini juga telah digelontorkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang merupakan sharing cost antara penduduk yang memiliki penghasilan lebih dan penduduk yang memiliki penghasilan kurang. Namun walaupun dana untuk memberikan kesehatan gratis kepada masyarakat sudah sedemkian banyak dikeluarkan oleh pemerintah akan tetapi angka morbiditas tetap aja meningkat setiap tahunnya. Angka morbiditas selain dipengaruhi oleh tingkat kemiskinan juga dipengaruhi oleh lingkungan,
pendidikan, dan
ekonomi. Penelitian ini akan
dikaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan angka morbiditas di Provinsi Bali. Bertolak dari tinjauan teori dan beberapa temuan empiris yang terkait dengan penelitian ini, maka dapat disusun kerangka berpikir berkenaan dengan konsep-konsep yang dijadikan dasar dalam penelitian ini seperti Gambar 3.1.
46
Teori – teori dan pengertian 1. Teori Kesehatan Chen(1984) 2. Teori H.L Blum
Penelitian terdahulu 1. Hakimi (1990)
Mosley
2. Min Hua dkk (2008) 3. Hasegawa dkk (2011) 4. Hanum dan Purhadi (2013) 5. Mahfuz (2008) 6. Kyte dan Wells (2010) Pokok Masalah ( Teori dan Empiris)
Hipotesis
Formulasi dan desain data
Analisis Data
Pembahasan dan Simpulan Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian Peningkatan Angka Morbiditas di Provinsi Bali
Berdasarkan Gambar 3.1, dapat dijelaskan bahwa ditinjau dari Teori Kesehatan Mosley dan Chen yang mengemukakan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup anak meliputi variabel eksogenous atau sosial ekonomi dan variabel endogenous atau faktor biomedical serta dari Teori
47
H.L Blum yang menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat sangat erat dengan angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas) yang memandang pola hidup sehat seseorang secara holistik dan komprehensif dengan empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat antara lain faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan) serta membadingkan dengan penelitian terdahulu yang terkait dengan kesehatan serta kemiskinan serta fenomena yang terjadi di masyarakat, hingga diperoleh pokok permasalahan yang selanjutnya disusun sebagai hipotesis penelitian berdasarkan formulasi teori dan data awal yang telah diperoleh. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis yang relevan hingga diperoleh hasil analisis terhadap data penelitian dengan simpulan yang memiliki korelasi baik menunjang maupun bertentangan dengan teori serta penelitian terdahulu. 3.2 Konsep Penelitian Masyarakat miskin sering menderita kekurangan gizi, tingkat kesehatan yang buruk, tingkat pendidikan yang rendah, lingkungan yang buruk dan perekonomian yang buruk. Daerah kantong-kantong kemiskinan tersebut menyebar diseluruh wilayah Indonesia dari dusun-dusun di dataran tinggi, masyarakat tepian hutan, desa-desa kecil yang miskin, masyarakat nelayan ataupun daerah-daerah kumuh di perkotaan. Kinerja
kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya
peningkatkan kualitas kesehatan penduduk karena berhubungan langsung dengan
48
kejadian penyakit infeksi (morbiditas) di masyarakat. Penyebab kurang gizi pada masyarakat khususnya pada balita dan batita secara langsung selain disebabkan konsumsi makanan yang tidak seimbang juga karena pengaruh adanya kejadian penyakit infeksi (morbiditas). Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat yaitu hak untuk memperoleh akses terhadap kesehatan. Salah satu aspek penting dalam masalah kesehatan masyarakat adalah kondisi status gizi balita sebagai salah satu tolak ukur cerminan keadaan gizi masyarakat luas hal ini tentunya disebabkab oleh beberapa faktor terutama faktor ekonomi masyarakat. Berdasarkan kerangka pikir diatas kemudian disusun konsep yang menjelaskan hubungan antar variabel dalam penelitian ini bahwa Angka Morbiditas memang dipengaruhi oleh faktor faktor antara lain tingkat kemiskinan, lingkungan, pendidikan, dan ekonomi. 3.2.1
Hubungan angka morbiditas dengan tingkat kemiskinan Angka Morbiditas/ angka kesakitan lebih mencerminkan tentang keadaan
kesehatan masyarakat yang sesungguhnya, hal ini diakibatkan karena angka ini mempunyai hubungan yang erat dengan faktor faktor kemiskinan, kurang gizi, penyakit infeksi, perumahan, air minum yang sehat, kebersihan lingkungan dan kesehatan (Kardjati, 1985). 3.2.2
Hubungan lingkungan dengan tingkat kemiskinan Tingkat kemiskinan sangat mempengaruhi kondisi lingkungan, mulai dari
cakupan terhadap sanitasi layak yang dilihat dari penggunaan jamban, tempat pembuangan akhir tinja, jarak sumber air minum dengan tempat penampungan
49
tinja serta cakupan air minum layak. Kondisi ini dapat dilihat dari proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak dan proporsi rumah tangga dengan air minum layak. 3.2.3
Hubungan pendidikan dengan tingkat kemiskinan. Menurut Simmons (Todaro dan Smith, 2006), pendidikan merupakan cara
untuk menyelamatkan diri dari kemiskinan. Selanjutnya Todaro dan Smith (2006), menyatakan bahwa pendidikan merupakan tujuan pembangunan yang mendasar. Dalam penelitian Hermanto dan Dwi (2007), diketahui bahwa pendidikan mempunyai pengaruh paling tinggi terhadap kemiskinan dibandingkan variabel pembangunan lain seperti jumlah penduduk, PDRB, dan tingkat inflasi. Menurut Rasidin dan Bonar, (2004), melakukan investasi pendidikan akan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang diperlihatkan dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka pengetahuan dan keahlian juga akan meningkat sehingga akan mendorong peningkatan produktivitas kerjanya. 3.2.4 Hubungan ekonomi dengan tingkat kemiskinan Kondisi tingkat kemiskinan sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian di masyarakat. Menurut Serai (2011), makin tinggi pertumbuhan ekonomi makin mengurangi angka kemiskinan penduduk, sedangkan menurut Tambunan (2003), menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
merupakan syarat
keharusan
(nessecary condition), bagi penurunan kemiskinan dan syarat kecukupan (sufficient condition) bagi pengurangan kemiskinan
50
3.2.5
Hubungan lingkungan dengan angka morbiditas Shobirin (2012), menyatakan bahwa kondisi lingkungan yang tidak sehat
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tingginya angka morbiditas atau angka kesakitan di suatu wilayah. Kesehatan lingkungan sangat berpengaruh selain keadaan rumah tinggal, kebersihan dan kesehatan yang dimiliki oleh keluarga yang bisa dilihat dan tercermn pada kondisi fisik rumah, MCK, sumber air minum, tempat pembuangan, sampah dan tempat pembuangan limbah rumah tangga. 3.2.6 Hubungan pendidikan dengan dengan angka morbiditas Kondisi penduduk dengan pendidikan yang rendah mengakibatkan rendahnya jumlah informasi yang diperoleh sehingga wawasan mereka untuk menjaga kesehatan dirinya juga rendah. Ini berdampak pada gaya hidup mereka yang cenderung jauh dari gaya hidup yang sehat 3.2.4 Hubungan ekonomi dengan angka morbiditas Angka morbiditas di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh perekonomian masyarakat. Makin tinggi tingkat ekonomi, maka akan semakin mampu untuk membeli fasilitas pelayanan kesehatan dan memenuhi semua prasarana kesehatan.
51
Kerangka konsep dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Proporsi Rumah Tangga dengan Sanitasi Layak (X1.1)
Lingkungan (X1)
Rasio Elektrifikasi (X1.2)
Angka Melek Huruf (X2.1)
Pendidikan (X2)
Rata rata Lama Sekolah (X2.2)
Tingkat Kemiskinan (Y1) (X)
PDRB (X(X3.2)
Ekonomi (X3)
UMK (X3.3)
Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian Peningkatan Angka Morbiditas di Provinsi Bali
Keterangan : = variabel laten = indikator = pengaruh langsung = pengaruh tidak langsung
Angka Morbiditas (Y2) (Y)
52
3.3 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teoritis dan empiris yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini secara struktural adalah sebagai berikut. 1) Lingkungan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi Bali. 2) Pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi Bali. 3) Ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi Bali. 4) Lingkungan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap angka morbiditas di Provinsi Bali. 5) Pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap angka morbiditas di Provinsi Bali. 6) Ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap angka morbiditas di Provinsi Bali 7) Lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap angka morbiditas melalui tingkat kemiskinan di Provinsi Bali. 8) Pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap angka morbiditas melalui tingkat kemiskinan di Provinsi Bali. 9) Ekonomi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap angka morbiditas
melalui tingkat kemiskinan di Provinsi Bali.
53
10) Tingkat kemiskinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap angka morbiditas di Provinsi Bali