BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1
Kerangka Konsep Kerangka konsep menggambarkan analisis pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Kualitas anggaran sebagai variabel dependen (Y) diperkirakan baik secara simultan maupun parsial dipengaruhi secara signifikan oleh variabel independen (X), yaitu partisipasi (X1), transparansi (X2), akuntabilitas (X3), dan komitmen organisasi (X4) dengan ketidakpastian lingkungan (Z) sebagai variabel pemoderasi . Hubungan antar variabel diilustrasikan pada gambar 3.1.
Partisipasi (X1) Transparansi (X2) Kualitas Anggaran (Y) Akuntabilitas (X3)
Komitmen Organisasi (X4)
Ketidakpastian Lingkungan (Z)
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
29 Universitas Sumatera Utara
30
Berdasarkan landasan teori dan masalah penelitian, dugaan hubungan variabel independen dengan dependen adalah sebagai berikut. 1) Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam membuat keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya. Partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif. Beberapa penelitian yang menguji kualitas anggaran berdasarkan karakteristiknya antara lain dilakukan oleh Kenis (1979) di mana hasilnya menunjukkan bahwa secara keseluruhan karakteristik sasaran anggaran (partisipasi, kejelasan sasaran, umpan balik, evaluasi, dan tingkat kesulitan sasaran anggaran) berperan penting dalam mengembangkan/meningkatkan sikap/perilaku terhadap anggaran. Partisipasi dan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap sikap/perilaku manajer terhadap anggaran. Penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2008) mengatakan bahwa partisipasi publik berdampak pada kualitas APBD pada Kota Semarang. Berdasarkan uraian di atas, diduga partisipasi berpengaruh siginifikan terhadap kualitas anggaran pada Pemerintah Kota Tebing Tinggi. 2) Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga, dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau. APBD dikatakan
transparan
jika
memenuhi
kriteria:
(1)
terdapat
Universitas Sumatera Utara
31
pengumuman kebijakan anggaran, (2) tersedia dokumen anggaran dan mudah diakses, (3) tersedia laporan pertanggungjawaban yang tepat waktu, (4) terakomodasinya suara/usulan rakyat, dan (5) terdapat sistem pemberian informasi kepada publik. Secara umum, literatur tentang anggaran publik menyebutkan bahwa APBD yang berkualitas adalah anggaran yang proses penyusunannya telah mengedepankan prinsip-prinsip akuntabilitas, partisipasi, transparansi, dan proses penyusunannya menggunakan pendekatan kinerja. Brooks (2003) menyebutkan implikasi dari penerapan prinsip-prinsip tersebut akan menghasilkan anggaran yang bertumpu pada kepentingan masyarakat Penelitian yang dilakukan oleh
Lucianda dan Sari (2009)
menghasilkan transparansi publik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas APBD pada Pemerintah Kabupaten Semarang. Berdasarkan uraian di atas, diduga transparansi berpengaruh siginifikan terhadap kualitas anggaran pada Pemerintah Kota Tebing Tinggi. 3) Akuntabilitas dipahami sebagai kewajiban pihak pemegang amanah (agent)
untuk
memberikan
pertanggungjawaban,
menyajikan,
melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang
memiliki
pertanggungjawaban pertanggungjawaban
hak
dan
kewenangan
untuk
meminta
tersebut
(Mardiasmo,
2005).
Melalui
publik,
masyarakat
dapat
menilai
derajat
pencapaian pelaksanaan program dan kegiatan pemerintah. Penelitian
Universitas Sumatera Utara
32
yang
dilakukan
oleh
Handayani
(2008)
mengatakan
bahwa
Akuntabilitas publik berdampak pada kualitas APBD pada Kota Semarang Berdasarkan uraian di atas, diduga akuntabilitas berpengaruh siginifikan terhadap kualitas anggaran pada Pemerintah Kota Tebing Tinggi. 4) Komitmen adalah sikap kesediaan diri untuk memegang teguh visi, misi serta kemauan untuk mengerahkan seluruh usaha dalam melaksanakan tugas. Berdasarkan PP No. 08 Tahun 2006, komitmen dari seluruh komponen organisasi merupakan kesepakatan antara kepala SKPD dengan seluruh komponen organisasi untuk keberhasilan melaksanakan visi, misi, tujuan, sasaran sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) SKPD yang diukur berdasarkan adanya konsistensi penyusunan anggaran setiap program dan kegiatan yang dikaitkan dengan visi, misi, tujuan, sasaran serta strategi untuk mencapai keberhasilan tugas pokok dan fungsi. Dalam penyusunan anggaran, rendahnya komitmen mencerminkan kurangnya tanggung jawab seseorang dalam menjalankan tugasnya. Mempersoalkan komitmen sama dengan mempersoalkan tanggung jawab. Artinya jika komitmen rendah maka kualitas anggaran rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Kusuma
(2013)
menghasilkan
bahwa
komitmen
organisasi
berpengaruh positif pada ketepatan anggaran pada SKPD di Pemerintah Provinsi Bali.
Universitas Sumatera Utara
33
Berdasarkan uraian di atas, diduga komitmen organisasi berpengaruh siginifikan terhadap kualitas anggaran pada Pemerintah Kota Tebing Tinggi. 5) Ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap suatu keputusan yang dapat diambil dalam organisasi publik, baik dalam keputusan penyusunan anggaran maupun aktualisasi kinerja yang dilakukan. Menurut Govindarajan (1986), hubungan partisipasi dengan senjangan anggaran adalah positif dalam kondisi ketidakpastian lingkungan yang rendah, sedangkan hubungan menjadi negatif dalam ketidakpastian lingkungan yang tinggi. Seorang bawahan yang mempunyai partisipasi tinggi
dalam
dalam
penyusunan
anggaran
dan
menghadapi
ketidakpastian lingkungan yang rendah akan mampu menciptakan senjangan dalam anggaran, karena ia mampu mengatasi ketidakpastian dan mampu memprediksi masa mendatang. Penelitian yang dilakukan oleh Antika (2011) mengatakan bahwa ketidakpastian lingungan akan mempengaruhi partisipasi anggaran terhadap kualitas anggaran pada RSD dr. Soebandi, Jember. Berdasarkan uraian di atas, diduga ketidakpastian lingkungan dapat memoderasi hubungan partisipasi, transparansi, akuntabilitas, dan komitmen organisasi dengan kualitas anggaran pada Pemerintah Kota Tebing Tinggi.
Universitas Sumatera Utara
34
3.2
Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tinjauan teori dan
kerangka konsep, hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Partisipasi, transparansi, akuntabilitas, dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan, baik secara simultan maupun parsial, terhadap kualitas anggaran pada Pemerintah Kota Tebing Tinggi. 2) Ketidakpastian lingkungan dapat memoderasi hubungan partisipasi, transparansi, akuntabilitas dan komitmen organisasi dengan kualitas anggaran pada Pemerintah Kota Tebing Tinggi.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1
Jenis Penelitian Penelitian dilakukan melalui pendekatan ilmiah dengan menggunakan
struktur teori untuk membangun hipotesis yang memerlukan pengujian secara kuantitatif dan statistik. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kausal. Menurut Kuncoro (2003), selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, studi kausal juga menunjukkan arah hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain, studi kausal mempertanyakan masalah sebab-akibat.
4.2
Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi dan
karakteristik obyek penelitian, penjelasan terhadap lokasi dan waktu penelitian penting dilakukan. Penelitian ini dilakukan di Kota Tebing Tinggi. Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2016, untuk lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 3.
4.3
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua SKPD pada Pemerintah Kota Tebing
Tinggi yang berjumlah 37 SKPD, terdiri atas 1 inspektorat daerah, 4 badan, 11 dinas, 1 sekretariat DPRD, 8 bagian pada sekretariat daerah, dan 7 kantor dan 5 kecamatan. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus
35 Universitas Sumatera Utara
36
bahwa semua anggota populasi dijadikan sampel. Metode sensus digunakan karena populasi relatif sedikit dan bersifat heterogen. Kuesioner dibagikan kepada Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA) yang memiliki wewenang mengelola anggaran pada instansinya dan Kasubbag Program dan Perencanaan SKPD/Kepala Tata Usaha (KTU) yang memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam pengajuan rencana anggaran program dan kegiatan SKPD. Distribusi sampel dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut.
Tabel 4.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
SKPD Inspektorat BAPPEDA Badan Kesbang Linmas BPMPK Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Dinas Pekerjaan Umum Dinas Perhubungan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Dinas Koperasi dan UMKM, Perindag DISPORA BUDPAR Dinas Pendapatan Dinas Pertanian Sekretariat DPRD Sekretariat Daerah (Bagian Adm. Umum) Sekretariat Daerah (Bagian Adm. Kesra) Sekretariat Daerah (Bagian Adm. Barda) Sekretariat Daerah (Bagian Adm. Pemerintahan) Sekretariat Daerah (Bagian Adm. Orhuk) Sekretariat Daerah (Bagian Adm. Ekbang) Sekretariat Daerah (Bagian Adm. Humas) Sekretariat Daerah (Bagian Adm. Keuangan) Kantor Lingkungan Hidup Kantor SATPOL PP Kantor BPBD KP2T Kantor Ketahanan Pangan Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kantor Pemberdayaan Perempuan dan KB Kantor Camat Rambutan Kantor Camat Padang Hulu Kantor Camat Padang Hilir Kantor Camat Tebing Tinggi Kota Kantor Camat Bajenis Jumlah
Populasi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 74
Sampel 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 74
Sumber data : Bagian Organisasi dan Hukum Sekretariat Daerah Pemko T. Tinggi
Universitas Sumatera Utara
37
4.4
Teknik Pengumpulan Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif
berupa data primer. Umar (2009) mengatakan bahwa data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama yakni dari individu atau perseorangan melalui wawancara atau pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Kuesioner untuk pengumpulan data diantar sendiri oleh peneliti sebanyak 74 kuisioner dan ditunggu selama 2 minggu .
4.5
Definisi Operasional Variabel Penelitian ini mempergunakan 4 variabel independen, yaitu partisipasi,
transparansi, akuntabilitas, komitmen organisasi dan 1 variabel moderating, yaitu ketidakpastian lingkungan, serta 1 variabel dependen, yaitu kualitas anggaran. 1) Kualitas anggaran Secara umum literatur tentang anggaran publik menyebutkan bahwa anggaran yang berkualitas adalah anggaran yang proses penyusunannya telah mengedepankan prinsip-prinsip akuntabilitas, partisipasi, transparansi, dan proses penyusunannya menggunakan pendekatan kinerja. Karakteristik anggaran menurut Kenis dalam Robinson (2005) terdiri dari (1) partisipasi penganggaran, (2) kejelasan sasaran anggaran, (3) umpan balik anggaran, (4) evaluasi anggaran, dan (5) tingkat kesulitan anggaran. Dalam penelitian tersebut untuk mengukur karakteristik anggaran digunakan 26 item pertanyaan dengan 5 skor skala Likert. Pengukuran variabel ini menggunakan 10 pertanyaan yang diadopsi dari Manik (2009). Namun, dari 10 indikator yang dikemukakan di atas disesuaikan
Universitas Sumatera Utara
38
dengan variabel penelitian, yakni kualitas anggaran. Pengukuran variabel ini menggunakan skala Likert 5 angka dimana responden diminta untuk menyatakan persepsinya dengan memilih satu nilai dalam skala 1-5 terhadap pertanyaan yang diajukan dengan skor 5 (SS=Sangat Setuju), 4 (S=Setuju), 3 (TT=Tidak Tahu), 2 (TS=Tidak Setuju), dan 1 (STS=Sangat Tidak Setuju). 2) Ketidakpastian lingkungan Ketidakpastian lingkungan yang tinggi didefinisikan sebagai rasa ketidakmampuan
individu
untuk
memprediksi
sesuatu
yang
terjadi
di
lingkungannya secara akurat (Milliken, 1987). Di dalam lingkungan relatif stabil (ketidakpastian rendah), individu dapat memprediksi keadaan di masa yang akan datang sehingga langkah-langkah yang akan dilakukannya dapat membantu organisasi menyusun rencana dengan lebih akurat (Duncan, 1972). Variabel ketidakpastian lingkungan diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Duncan (1972). Instrumen digunakan untuk mengetahui persepsi
manajer
dalam
menghadapi
ketidakpastian
lingkungan
yang
dirasakannya. Instrumen ini terdiri dari 7 pertanyaan yang mencerminkan persepsi manajer mengenai keyakinan metode kerja, informasi penting, pengukuran keputusan, faktor-faktor diluar kendali, sikap, penyesuaian terhadap perubahan, penyelesaian tugas, informasi yang diperoleh, pemenuhan harapan, pencapaian sasaran, keyakinan bekerja, dan menghadapi masalah. Pengukuran variabel ini menggunakan skala Likert 5 angka. 3)
Partisipasi Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam membuat keputusan baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat
Universitas Sumatera Utara
39
menyalurkan aspirasinya. Partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif. Parisipasi dalam penelitian ini berbentuk (1) keterlibatan masyarakat melalui terciptanya nilai dan komitmen, (2) adanya forum untuk menampung partisipasi, (3) keterlibatan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan, (4) adanya fokus pemerintah pada memberikan arah dan mengundang orang lain untuk berpartisipasi, dan (5) akses bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan. Bentuk-bentuk partisipasi ini berpengaruh terhadap kualitas anggaran. Variabel partisipasi diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Milani (1975), yang terdiri dari 6 item pertanyaan. Instrumen Milani (1975) dipilih karena telah menunjukkan tingkat validitas yang cukup tinggi. Di Indonesia, instrumen ini juga telah digunakan antara lain oleh Asnawi (1997), Indarto (1997), Supomo dan Indriantoro (1998), Wartono (1998), Fitri (1998), dan Rahayu (1999). Pengukuran variabel partisipasi penganggaran ini dilakukan dengan skala Likert 5 angka. 4) Transparansi Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas, seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat di mengerti dan dipantau. APBD dikatakan transparan jika memenuhi (1) terdapat pengumuman kebijakan anggaran, (2) tersedia dokumen anggaran dan mudah diakses, (3) tersedia laporan pertanggungjwaban yang tepat waktu, (4)
Universitas Sumatera Utara
40
terakomodasinya suara/usulan rakyat, dan (5) terdapat system pemberian informasi kepada publik. Pengukuran variabel ini menggunakan instrument kuesioner dengan skala Likert 5 angka. Variabel transparansi diukur dengan menggunakan instrumen yang diadopsi dari Coryanata (2007), yang terdiri dari 5 item pertanyaan. 5) Akuntabilitas Akuntabilitas publik adalah prinsip yang menjamin bahwa setiap kegiatan penyelenggaraan pemerintahaan dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka oleh pelaku kepada pihak-pihak yang terkena dampak penerapan kebijakan. Akuntabilitas pada pemerintahan dapat dilihat dari ciri-ciri (1) mampu menyajikan informasi penyelenggaraan pemerintah secara terbuka, cepat, dan tepat kepada masyarakat, (2) mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi publik, (3) mampu memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam proses
pembangunan
dan
pemerintahan,
(4)
mampu
menjelaskan
dan
mempertanggungjawabkan setiap kebijakan publik secara proporsional, dan (5) adanya sarana bagi publik untuk menilai kinerja pemerintah. Melalui pertanggungjawaban publik, masyarakat dapat menilai derajat pencapaian pelaksanaan program dan kegiatan pemerintah. Variabel transparansi diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Sulistoni (2003). Pengukuran variabel ini menggunakan instrument kuesioner dengan skala Likert 5 angka. 6) Komitmen organisai Komitmen adalah sikap kesediaan diri untuk memegang teguh visi, misi dan kemauan untuk mengerahkan seluruh usaha dalam melaksanakan tugas.
Universitas Sumatera Utara
41
Komitmen juga merupakan kesepakatan antara kepala SKPD dengan seluruh komponen organisasi untuk keberhasilan melaksanakan visi, misi, tujuan, sasaran sesuai dengan renstra SKPD. Komitmen organisasi sesungguhnya tumbuh karena diciptakan dan dikembangkan oleh individu yang bekerja dalam suatu organisasi dan diterima sebagai nilai kepada setiap anggota. Menurut Amstrong (1992), ada 3 hal yang dipandang dapat mempengaruhi komitmen organisasi, yaitu rasa memiliki terhadap organisasi, rasa senang terhadap pekerjaan, dan kepercayaan pada organisasi. Karakteristik keluarga, faktor harapan pengembangan karir, lingkungan kerja, dan gaji/tunjangan juga turut mempengaruhi komitmen terhadap organisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Susanto (1997) yang mengemukakan bahwa faktor yang dapat mendukung terciptanya psychological commitment adalah karakteristik pekerjaan, komunikasi
interaktif,
sistem
reward,
lingkungan
kerja,
dan
sistem
pengembangan sumber daya manusia. Untuk mengukur variabel digunakan indikator komitmen organisasi yang dimodifikasi dari instrumen kuesioner dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal. Skala yang digunakan adalah skala Likert dengan 5 angka. Selanjutnya, definisi operasional variabel dapat dilihat dalam bentuk tabel pada Lampiran 3.
4.6
Teknik Analisis Data Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
analisis regresi linier berganda yang bertujuan menganalisis, baik secara simultan
Universitas Sumatera Utara
42
maupun parsial, seberapa besar pengaruh partisipasi, transparansi, akuntabilitas, dan komitmen organisasi dengan ketidakpastian lingkungan sebagai pemoderasi terhadap kualitas anggaran. Pengolahan data menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS).
4.6.1
Statistik deskriptif Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif yang terdiri dari rata-rata,
deviasi standar, minimum dan maksimum. Statistik ini digunakan untuk memberikan gambaran secara umum profil dari deskripsi data responden mengenai deskripsi lokasi penelitian dan karakteristik responden.
4.6.2
Uji kualitas data Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas berupa konsistensi dan
akurasi data yang dikumpulkan melalui instrumen penelitian. Uji kualitas data dilakukan dengan mengambil 30 responden penelitan untuk diuji. Jenis pengujian berupa uji validitas dan reliabilitas, yaitu: 1) Uji validitas berguna untuk mendeteksi adakah pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang/ditukar karena dianggap tidak relevan (Umar, 2008). Uji validitas juga untuk mengetahui dan mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner valid atau tidak, disusun dengan akurat atau tidak, sehingga mampu mengukur apa yang seharusnya diukur oleh kuesioner tersebut. Jika r hitung untuk r tiap butir dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation (Korelasi Product Moment dari Karl Pearson) lebih besar dari r tabel
Universitas Sumatera Utara
43
dan nilai positif, maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid (Ghozali,2013). 2) Uji reliabilitas, untuk mengukur seberapa jauh suatu hasil pengukuran tetap konsisten walaupun dilakukan berulang kali. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau andal jika jawaban responden atas pertanyaan tetap konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Menurut Siregar (2010) kriteria suatu instrumen dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,70. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach
Alpha > 0,70 (Ghozali,
2013).
4.6.3
Uji asumsi klasik Sebelum dilakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi
berganda, terlebih dahulu diuji ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik agar data dapat digunakan, sebaiknya tidak ada pelanggaran. Uji ini meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas dan uji heterokedastisitas.
4.6.3.1 Uji normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Sebaiknya data yang digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Cara menguji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan didukung dengan analisis grafik (grafik histogram dan
Universitas Sumatera Utara
44
grafik normal p-p. plot). Residual pada uji ini dilihat dari nilai sig dan jika nilai sig atau p-value > 0,05 maka data berdistribusi normal (Ghozali, 2013). 1) Jika nilai signifikansi atau probabilitas < 0,05 maka distribusi data tidak normal. 2) Jika nilai signifikansi atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data normal.
4.6.3.2 Uji multikolonieritas Multikolonieritas adalah kolerasi sempurna (100%) di antara variabel yang digunakan dalam model. Uji ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali 2013). Untuk mendeteksi apakah model regresi yang dipakai bebas dari permasalahan multikolinieritas dapat dilihat dari besaran Variance Inflation Factor (VIF). Pedoman pengambilan keputusan pada pengujian ini adalah: 1) Jika VIF > 10 maka artinya terdapat persoalan multikolonieritas diantara variabel bebas. 2) Jika VIF < 10 maka artinya tidak terdapat persoalan multikolinieritas diantara variabel bebas. VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1.
Universitas Sumatera Utara
45
Selain itu deteksi terhadap multikolinieritas juga bertujuan untuk menghindari
kebiasan
dalam
proses
pengambilan
kesimpulan
mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
4.6.3.3 Uji heteroskedastisitas Menurut Umar (2008), uji heteroskedastisitas bertujuan melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Menurut Ghozali (2013), uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah pada model regresi terdapat perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homokesdastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen), yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di standardized. Dasar analisis (Ghozali, 2013): 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
46
4.6.4
Pengujian hipotesis
4.6.4.1 Model pengujian hipotesis pertama Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (Sugiono, 2005). Y
= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Keterangan: Y a b1-b4 X1 X2 X3 X4 e
= = = = = = = =
Kualitas anggaran konstanta koefisien regresi variabel X1-X4 Partisipasi Tranparansi Akuntabilitas Komitmen organisasi error
Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi (α) 0,05 atau 5%. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak maka dilakukan 2 pengujian terhadap variabel-variabel penelitian dengan cara sebagai berikut.
Uji Statistik F Menguji secara simultan melalui uji signifikansi simultan (uji statistik F) yang bermaksud untuk dapat menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Hipotesis untuk uji statistik F pada penelitian ini dinyatakan sebagai berikut. 1)
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 Artinya, Partisipasi (X1), Transparansi (X2), Akuntabilitas (X3) dan Komitmen Organisasi (X4) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Anggaran (Y) sebagai variabel independen.
Universitas Sumatera Utara
47 2) Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0 Artinya, Partisipasi (X1), Transparansi (X2), Akuntabilitas (X3) dan Komitmen Organisasi (X4) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Anggaran (Y) sebagai variabel independen. Kriteria pengambilan keputusan : Jika Nilai Sig < alpha = 5%, maka Ho ditolak atau hipotesis yang diajukan diterima (berpengaruh). Jika Nilai Sig > alpha = 5%, maka Ho diterima atau hipotesis yang diajukan ditolak (tidak berpengaruh).
Uji Statistik t Digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen atau untuk melihat variabel apa yang memberikan pengaruh secara dominan di antara variabel yang ada. Hipotesis untuk uji statistik t adalah sebagai berikut. Ho : b1 = 0, Partisipasi (X1), Transparansi (X2), Akuntabilitas (X3) dan Komitmen Organisasi (X4) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Anggaran (Y) sebagai variabel independen.
Ha : b1 ≠ 0, Partisipasi (X1), Transparansi (X2), Akuntabilitas (X3) dan Komitmen Organisasi (X4) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Anggaran (Y) sebagai variabel independen.
Universitas Sumatera Utara
48
Kriteria pengambilan keputusan : Jika Nilai Sig < alpha = 5%, maka Ho ditolak atau hipotesis yang diajukan diterima (berpengaruh). Jika Nilai Sig > alpha = 5%, maka Ho diterima atau hipotesis yang diajukan ditolak (tidak berpengaruh).
4.6.4.2 Model pengujian hipotesis kedua Pengujian hipotesis kedua untuk menganalisis interaksi ketidakpastian lingkungan terhadap variabel independen berbeda dalam mempengaruhi kualitas anggaran. Pengujian ini untuk membuktikan hipotesis bahwa ketidakpastian lingkungan merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Ada 3 cara menguji regresi menggunakan variabel moderating, yaitu uji interaksi, uji selisih mutlak dan uji residual. Agar multikolonieritas tidak terjadi maka pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode uji residual (Ghozali, 2013). Model persamaan dengan uji residual pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Z = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e
………..persamaan (I)
Setelah menghasilkan persamaan diatas, maka akan terbentuk nilai residual, yang akan ditransformasikan untuk menghasilkan nilai absolut residual. Nilai absolut tersebut akan diregresikan dengan variabel Kualitas Anggaran, sehingga akan menghasilkan persamaan dengan model berikut: │e│ = a + b1Y
………persamaan (II)
Universitas Sumatera Utara
49
Keterangan: Y Z a b1-b4 X1 X2 X3 X4 e │e│
= = = = = = = = = =
Kualitas anggaran Ketidakpastian lingkungan Konstanta Koefisien regresi variabel X1-X4 Partisipasi Tranparansi Akuntabilitas Komitmen organisasi error Absolut residual
4.6.4.3 Koefisien determinasi Selanjutnya, dilakukan pengujian koefisien determinasi (R2) untuk mengukur seberapa jauh model dapat menerangkan variasi variabel terikat (Kuncoro, 2003). Nilai koefisien determinasi berada di antara nol dan satu (0≤R2≤1). Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Jika nilai R2 semakin kecil atau mendekati nol, artinya variabel-variabel independen hampir tidak memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Terdapat kelemahan dalam pemakaian koefisien determinasi, yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dipakai pada model. Beberapa peneliti menyarankan untuk memakai nilai Adjusted R2 ketika melakukan evaluasi mana model regresi terbaik. Berbeda dengan R2, nilai Adjusted R2 memiliki fluktasi/naik atau turun jika satu variabel independen ditambahkan pada model (Ghozali, 2013).
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1
Deskripsi Data Penelitian Pada penelitian ini pengumpulan data telah dilakukan melalui beberapa
tahap, yakni dengan menyebarkan 74 kuesioner kepada responden yang berada pada SKPD Pemerintah Kota Tebing Tinggi yang berjumlah 37 SKPD, terdiri dari 1 Inspektorat Daerah, 4 Badan, 11 Dinas, 1 Sekretariat DPRD, 8 Bagian pada Sekretariat Daerah, dan 7 Kantor dan 5 Kecamatan. Setiap SKPD diberikan 2 kuesioner yaitu kepada Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Kasubbag Program dan Perencanaan/Kepala Tata Usaha (KTU) selaku yang bertugas menyusun rencana anggaran SKPD. Berdasarkan pada batas waktu yang telah ditentukan, kuesioner dikutip kembali. Dari 74 kuesioner yang dibagikan, kembali sebanyak 64 kuesioner, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5.1. Jadi, tingkat pengembalian kuesioner adalah 86,49%.
Tabel 5.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner
1
Inspektorat
2
2
Tidak kembali -
2
BAPPEDA
2
2
-
3
Badan Kesbang Linmas
2
2
-
4
BPMPK
2
2
-
5
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
2
2
-
6
Dinas Pendidikan
2
-
2
7
Dinas Kesehatan
2
2
-
8
Dinas Pekerjaan Umum
2
2
-
9
Dinas Perhubungan
2
2
-
No
SKPD
Disebar
Kembali
50 Universitas Sumatera Utara
51
Tabel 5.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner (lanjutan) No 10
SKPD Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Disebar
Kembali
2
2
Tidak kembali -
11
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
2
2
-
12
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
2
2
-
13
Dinas Koperasi dan UMKM, Perindag
2
2
-
14
DISPORA BUDPAR
2
2
-
15
Dinas Pendapatan
2
2
-
16
Dinas Pertanian
2
2
-
17
Sekretariat DPRD
2
2
-
18
Sekretariat Daerah (Bagian Adm. Umum)
2
1
1
19
Sekretariat Daerah (Bagian Adm. Kesra)
2
1
1
20
Sekretariat Daerah (Bagian Adm. Barda)
2
1
1
21
Sekretariat Daerah (Bagian Adm. Pemerintahan)
2
1
1
22
Sekretariat Daerah (Bagian Adm. Orhuk)
2
1
1
23
Sekretariat Daerah (Bagian Adm. Ekbang)
2
1
1
24
Sekretariat Daerah (Bagian Adm. Humas)
2
1
1
25
Sekretariat Daerah (Bagian Adm. Keuangan)
2
1
1
26
Kantor Lingkungan Hidup
2
2
-
27
Kantor SATPOL PP
2
2
-
28
Kantor BPBD
2
2
-
29
KP2T
2
2
-
30
Kantor Ketahanan Pangan
2
2
-
31
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
2
2
-
32
Kantor Pemberdayaan Perempuan dan KB
2
2
-
33
Kantor Camat Rambutan
2
2
-
34
Kantor Camat Padang Hulu
2
2
-
35
Kantor Camat Padang Hilir
2
2
-
36
Kantor Camat Tebing Tinggi Kota
2
2
-
37
Kantor Camat Bajenis
2
2
-
74
64
10
Jumlah Sumber : hasil penelitian, 2016
Universitas Sumatera Utara
52
5.1.1
Deskripsi lokasi Lokasi penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di
lingkungan Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Kota Tebing Tinggi dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 DRT Tahun 1956 dengan luas wilayah 38.438 km2. Secara geografis, sebelah utara berbatasan dengan PTPN III Kebun Rambutan, Kabupaten Serdang Bedagai, sebelah selatan dengan PTPN IV Kebun Pabatu dan Perkebunan Paya Pinang, , Kabupaten Serdang Bedagai, sebelah timur dengan PT Socfindo Tanah Besi dan PTPN III Kebun Rambutan, Kabupaten Serdang Bedagai, dan sebelah barat dengan PTPN III Kebun Gunung Pamela, Kabupaten Serdang Bedagai.
5.1.2
Karakteristik responden Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, dapat dilihat demografi
responden penelitian yang terdiri dari: (1) tingkat pendidikan, klasifikasinya yaitu Strata 1, Strata 2 dan Strata 3; (2) jabatan
responden,
klasifikasinya
yaitu
PA/KPA,
Kasubbag
Program/KTU; (3) pangkat dan golongan, klasifikasinya yaitu: Golongan II, III, dan Golongan IV; (4) lama bekerja, klasifikasinya yaitu: 1–5 tahun, 6–10 tahun, 11–15 tahun, 16–20 tahun dan >21 tahun.
Universitas Sumatera Utara
53
Untuk lebih jelasnya, gambaran mengenai demografi responden dapat dilihat pada Tabel 5.2 sebagai berikut. Tabel 5.2 Demografi Responden No I
Demografi Responden
Frekuensi
Persentase (%)
Tingkat Pendidikan 1
S1
33
51.6
2
S2
31
48.4
3
S3
0
0
64
100
Jumlah II
Jabatan
1
PA/KPA SKPD
36
56.3
2
Kasubbag Program/KTU
28
43.8
64
100
Jumlah III
Pangkat/Golongan
1
Golongan III
28
43.8
2
Golongan IV
36
56.3
64
100
Jumlah IV
Lama Bekerja
1
1-5 Tahun
0
0
2
6-10 Tahun
10
15.6
3
11-15 Tahun
17
26.6
4
16-20 Tahun
12
12.8
5
> 20 Tahun
25
39.1
64
100
Jumlah Sumber : hasil penelitian, 2016
Universitas Sumatera Utara
54
5.1.3
Statistik Deskriptif Gambaran yang diperoleh dari jawaban kuesioner yang kembali mengenai
variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.1 sebagai berikut. Tabel 5.3 Statistik Deskriptif N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Partisipasi
64
3,50
4,83
4,1381
0,26622
Transparansi
64
3,60
5,00
4,3281
0,41613
Akuntabilitas
64
3,20
5,00
4,2687
0,43384
Komitmen Organisasi
64
3,67
5,00
4,4108
0,32732
Ketidakpastian Lingkungan
64
3,50
4,83
4,2108
0,32729
Kualitas Anggaran
64
3,90
5,00
4,3875
0,30732
Valid N (listwise)
64
Sumber : hasil penelitian, 2016 (data diolah menggunakan SPSS)
Pada tabel 5.3 diketahui bahwa skor terendah dari rata-rata skor jawaban responden untuk variabel Partisipasi adalah 3,50 dan tertinggi adalah 4,14 dengan rata-rata (mean) jumlah skor 4,14.
Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
responden memahami dan mengerti mengenai partisipasi dalam pengelolaan anggaran di SKPD masing-masing. Skor terendah dari rata-rata skor jawaban responden untuk variabel transparansi adalah 3,60 dan tertinggi adalah 5,00 dengan rata-rata (mean) jumlah skor 4,33. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden memahami dan mengerti mengenai transparansi anggaran. Skor terendah dari rata-rata skor jawaban responden untuk variabel akuntabilitas adalah 3,20 dan tertinggi adalah 4,23 dengan rata-rata (mean) jumlah skor 4,37. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden cukup memahami dan mengerti mengenai akuntabilitas di SKPD masing-masing. Pada tabel 5.3 diketahui skor terendah dari rata-rata skor jawaban responden untuk variabel komitmen organisasi adalah 3,67 dan tertinggi adalah
Universitas Sumatera Utara
55
5,00 dengan rata-rata (mean) jumlah skor 4,42. Hal ini menunjukkan bahwa ratarata responden memahami dan mengerti mengenai komitmen organisasi di SKPD masing-masing. Skor terendah dari rata-rata skor jawaban responden untuk variabel ketidakpastian lingkungan adalah 3,50 dan tertinggi adalah 4,80 dengan rata-rata (mean) jumlah skor 4,21. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden memahami dan mengerti mengenai ketidakpastian lingkungan di SKPD masingmasing. Skor terendah dari rata-rata skor jawaban responden untuk variabel kualitas anggaran adalah 3,90 dan tertinggi adalah 5,00 dengan rata-rata (mean) jumlah skor 4,39. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden memahami dan mengerti mengenai kualitas anggaran di SKPD masing-masing.
5.2
Uji Kualitas Data Sebelum dilakukan pengujian data baik untuk deskripsi data penelitian
maupun pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis, perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas data karena jenis data penelitian adalah data primer.
5.2.1
Uji validitas Pengujian validitas untuk setiap pertanyaan pada kuesioner dapat dilihat
dari nilai validitas pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika nilai korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada nilai kritis (r hitung > r tabel) maka instrumen tersebut dikatakan valid (Ghozali, 2013). Pengujian dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
56
mengambil sampel responden sebanyak 30 orang untuk uji validitas. Nilai r-tabel untuk n = 30 dengan taraf signifikansi 5 % adalah 0,361. Berdasarkan hasil uji validitas, dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan pada variabel independen, variabel dependen dan variabel pemoderasi adalah valid. Hal ini dapat dilihat Tabel 5.4 sebagai berikut. Tabel 5.4 Uji Validitas Variabel
r hitung
r tabel
Keterangan
Butir Pertanyaan KA_1
0,588
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KA_2
0,523
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KA_3
0,623
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KA_4
0,543
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KA_5
0,644
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KA_6
0,398
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KA _7
0,574
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KA _8
0,631
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KA _9
0,537
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KA _10
0,523
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KL_1
0,448
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KL _2
0,492
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KL _3
0,437
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KL _4
0,395
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KL _5
0,581
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KL _6
0,411
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KL _7
0,656
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KL _8
0,777
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KL _9
0,450
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KL _10
0,833
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KL _11
0,585
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KL _12
0,706
0,361
Valid
Kualitas Anggaran (Y)
Ketidakpastian Lingkungan (Z)
Universitas Sumatera Utara
57
Tabel 5.4 Uji Validitas (lanjutan) Variabel
r hitung
r tabel
Keterangan
Butir Pertanyaan P_1
0,852
0,361
Valid
Butir Pertanyaan P_2
0,534
0,361
Valid
Butir Pertanyaan P_3
0,852
0,361
Valid
Butir Pertanyaan P_4
0,786
0,361
Valid
Butir Pertanyaan P_5
0,745
0,361
Valid
Butir Pertanyaan P_6
0,510
0,361
Valid
Butir Pertanyaan T_1
0,726
0,361
Valid
Butir Pertanyaan T_2
0,522
0,361
Valid
Butir Pertanyaan T_3
0,787
0,361
Valid
Butir Pertanyaan T_4
0,507
0,361
Valid
Butir Pertanyaan T_5
0,779
0,361
Valid
Butir Pertanyaan A_1
0,701
0,361
Valid
Butir Pertanyaan A_2
0,553
0,361
Valid
Butir Pertanyaan A_3
0,556
0,361
Valid
Butir Pertanyaan A_4
0,660
0,361
Valid
Butir Pertanyaan A_5
0,723
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KO_1
0,545
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KO_2
0,369
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KO_3
0,408
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KO_4
0,768
0,361
Valid
Butir Pertanyaan KO_5
0,719
0,361
Valid
0,361
Valid
Partisipasi (X1)
Transparansi (X2)
Lanjutan Tabel 5.4 Uji Validitas Akuntabilitas (X3)
Komitmen Organisasi (Z)
Butir Pertanyaan KO_6 0,766 Sumber : hasil penelitian, 2016 (data diolah dengan menggunakan SPSS)
5.2.2
Uji reliabilitas Setelah dilakukan uji validitas, tahap selanjutnya adalah melakukan uji
reliabilitas data dengan melihat nilai cronbach’s alpha. Apabila nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7 maka kuesioner penelitian tersebut dinyatakan reliabel (Ghozali, 2013).
Universitas Sumatera Utara
58
Tabel 5.5 Uji Reliabilitas Variabel Cronbach Alpha Batas Reliabilitas Keterangan Partisipasi 0,888 0,7 Reliabel Transparansi 0,850 0,7 Reliabel Akuntabilitas 0,830 0,7 Reliabel Komitmen Organisasi 0,824 0,7 Reliabel Ketidakpastian Lingkungan 0,872 0,7 Reliabel Kualitas Anggaran 0,854 0,7 Reliabel Sumber : hasil penelitian, 2016 (data diolah dengan menggunakan SPSS)
Hasil pengujian seperti yang terlihat pada Tabel 5.5 menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha untuk semua variabel lebih besar dari 0,7 maka dapat dinyatakan instrumen tersebut reliabel.
5.3
Uji Asumsi Klasik Pada analisis ini, perlu dilihat terlebih dahulu apakah data tersebut bisa
dilakukan pengujian model regresi. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menentukan model regresi dapat diterima secara ekonometrik. Pengujian asumsi klasik terdiri dari pengujian normalitas, pengujian multikolonieritas dan pengujian heteroskedastisitas. Data yang disajikan pada penelitian ini adalah data cross section. Oleh karena itu, pengujian autokorelasi tidak perlu dilakukan.
5.3.1
Uji normalitas Pada uji normalitas dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas bertujuan melihat normal tidaknya data yang akan dianalisis. Uji normalitas dilakukan dengan uji statistik yang didukung dengan analisis grafik.
Universitas Sumatera Utara
59
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan dengan melihat uji grafik, dapat disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi normal. Jika nilai probabilitas asymp.sig (2-tailed) pada uji Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. Sebaliknya, jika probabilitas asymp.sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal (Ghozali, 2013). Tabel 5.6 Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b
Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
64 0,0000000 1,63950165 0,061 0,061 -0,046 0,061 0,200
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance. Sumber : hasil penelitian, 2016 (data diolah menggunakan SPSS)
Berdasarkan Tabel 5.6, dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,052 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,200. Karena nilai asymp.sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05, maka disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Pada analisis grafik, pengujian dilakukan dengan melihat grafik histogram dan grafik normal p-p plot. Grafik histogram menggambarkan pola distribusi yang seimbang dan normal. Hasil yang sama ditunjukkan pada grafik normal p-p plot, dimana terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mendekati garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi
Universitas Sumatera Utara
60
tidak menyalahi asumsi normalitas (grafik histogram dan normal p-p plot terlampir).
5.3.2
Uji multikolonieritas Berdasarkan hasil uji korelasi diantara variabel independen dengan melihat
nilai VIF dan nilai tolerance dapat disimpulkan tidak terjadi masalah multikolonieritas. Hal ini didukung dengan nilai VIF yang relatif kecil, dan tidak ada yang lebih besar dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 (Ghozali, 2013). Pada Tabel 5.7 terlihat bahwa variabel partisipasi, transparansi, akuntabilitas dan komitmen organisasi memiliki nilai VIF dibawah 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. Hal ini dapat dinyatakan bahwa diantara variabel independen tidak terjadi masalah multikolonieritas. Tabel 5.7 Uji Multikolonieritas Model 1 (Constant) Partisipasi Transparansi Akuntabilitas Komitmen Organisasi a. Dependent Variable: Kualitas Anggaran
Collinearity Statistics Tolerance VIF 0,664 0,569 0,740 0,922
1,505 1,756 1,352 1,084
Sumber : hasil penelitian, 2016 (data diolah menggunakan SPSS)
5.3.3
Uji heteroskedastisitas Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah
Universitas Sumatera Utara
61
Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-standardized.
Gambar 5.1 Uji Heteroskedastisitas Sumber : hasil penelitian, 2016 (data diolah menggunakan SPSS)
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas terhadap data, disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari scatterplot dimana penyebaran titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
5.4
Pengujian Hipotesis Pertama Setelah diketahui bahwa tidak ada pelanggaran pengujian asumsi klasik
dan model sudah dapat digunakan untuk melakukan analisa regresi berganda, maka selanjutnya adalah pengujian hipotesis pertama yaitu partisipasi,
Universitas Sumatera Utara
62
transparansi, akuntabilitas dan komitmen organisasi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kualitas anggaran. Untuk melihat pengaruh secara simultan yaitu dengan menggunakan uji statistik F, sedangkan untuk melihat pengaruh secara parsial, yaitu dengan menggunakan uji statistik t.
5.4.1
Uji statistik F Hasil pengujian statistik F (uji simultan) pada variabel partisipasi,
transparansi, akuntabilitas, dan komitmen organisasi berpengaruh secara simultan terhadap variabel kualitas anggaran diperoleh hasil sebagaimana terdapat pada Tabel 5.8 sebagai berikut.
Model 1 Regression Residual Total
Tabel 5.8 Uji Statistik F ANOVAa Sum of Squares df Mean Square 437,096 4 109,274 169,342 59 2,870 606,438 63
F 38,072
Sig. 0,000b
a. Dependent Variable: Kualitas Anggaran b. Predictors: (Constant), Komitmen Organisasi, Akuntabilitas, Partisipasi, Transparansi Sumber : hasil penelitian, 2016 (data diolah menggunakan SPSS)
Berdasarkan Tabel 5.8 nilai signifikansi F sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 maka Ho ditolak atau hipotesis yang diajukan diterima. Hal ini berarti semua variabel independen (partisipasi, transparansi, akuntabilitas, dan komitmen organisasi) secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen (kualitas anggaran) pada taraf signifikansi α = 0,05.
Universitas Sumatera Utara
63
5.4.2
Uji statistik t Hasil pengujian statistik t (uji parsial) pada variabel partisipasi,
transparansi, akuntabilitas, dan komitmen organisasi berpengaruh secara parsial terhadap variabel kualitas anggaran diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 5.9 Uji Statistik t Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model B 1
Std. Error
(Constant)
-0,618
4,254
Partisipasi
0,366
0,165
Transparansi
0,660
Akuntabilitas Komitmen Organisasi
t
Sig.
Beta -0,145
0,885
0,187
2,213
0,031
0,152
0,394
4,326
0,000
0,672
0,126
0,426
5,328
0,000
0,247
0,113
0,157
2,187
0,033
Sumber : hasil penelitian, 2016 (data diolah menggunakan SPSS)
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 5.9 kriteria pengambilan keputusan menggunakan nilai signifikansi t pada taraf signifikansi α = 0,05 maka secara parsial pengaruh masing-masing variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) diuraikan sebagai berikut. 1) Variabel partisipasi (X1) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,031 lebih kecil dari α = 0,05, dan koefisien regresi bernilai positif berarti Ha diterima. Koefisien regresi komitmen organisasi bernilai positif berarti setiap peningkatan variabel partisipasi maka variabel kualitas anggaran akan bertambah baik dengan asumsi variabel independen yang lain dalam model regresi adalah tetap. Kesimpulannya adalah bahwa secara parsial, variabel partisipasi berpengaruh signifikan terhadap variabel kualitas anggaran.
Universitas Sumatera Utara
64
2) Variabel transparansi (X2) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, dan koefisien regresi bernilai positif berarti Ha diterima. Koefisien regresi komitmen organisasi bernilai positif berarti setiap peningkatan variabel transparansi maka variabel kualitas anggaran akan bertambah baik dengan asumsi variabel independen yang lain dalam model regresi adalah tetap. Kesimpulannya adalah bahwa secara parsial, variabel transparansi berpengaruh signifikan terhadap variabel kualitas anggaran. 3) Variabel akuntabilitas (X3) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, dan koefisien regresi bernilai positif berarti Ha diterima. Koefisien regresi komitmen organisasi bernilai positif berarti setiap peningkatan variabel akuntabilitas maka variabel kualitas anggaran akan bertambah baik independen
yang
lain
dalam
model
dengan asumsi variabel regresi
adalah
tetap.
Kesimpulannya adalah bahwa secara parsial variabel akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap variabel kualitas anggaran. 4) Variabel komitmen organisasi (X4) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,033 lebih kecil dari α = 0,05, dan koefisien regresi bernilai positif berarti Ha diterima. Koefisien regresi komitmen organisasi bernilai positif berarti setiap peningkatan variabel komitmen organisasi maka variabel kualitas anggaran akan bertambah baik dengan asumsi variabel independen yang lain dalam model regresi adalah tetap. Kesimpulannya adalah bahwa secara parsial, variabel
Universitas Sumatera Utara
65
komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap variabel kualitas anggaran.
5.4.3
Persamaan regresi hipotesis pertama Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda yang dilakukan setelah memenuhi pengujian asumsi klasik. Pada Tabel 5.8 dapat diformulasikan persamaan regresi berganda antara variabel independen terhadap dan dependen sebagai berikut. Y = - 0,618 + 0,366 X1 + 0,660 X2 + 0,672 X3 + 0,247 X4 Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel independen variabel partisipasi, transparansi, akuntabilitas, dan komitmen organisasi menunjukkan angka positif. Hal ini berarti bahwa hubungan antara partisipasi, transparansi, akuntabilitas, dan komitmen organisasi dengan kualitas anggaran adalah positif, maka jika semakin tinggi/baik partisipasi, Transparansi, akuntabilitas, dan komitmen organisasi pada SKPD di Kota Tebing Tinggi maka semakin tinggi/baik kualitas anggaran Pemerintah Kota Tebing Tinggi dengan variabel akuntabilitas sebagai variabel dengan pengaruh terbesar.
5.5
Pengujian Hipotesis Kedua Pengujian hipotesis kedua ini menggunakan analisis regresi berganda
dengan uji residual dan variabel pemoderasi ketidakpastian lingkungan. Penggunaan variabel pemoderasi ini dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis bahwa variabel ketidakpastian lingkungan (Z) dapat memoderasi pengaruh
Universitas Sumatera Utara
66
variabel partisipasi (X1), transparansi (X2), akuntabilitas (X3) dan komitmen organisasi (X4) dengan variabel kualitas anggaran (Y). Untuk dapat mengetahui pengaruhnya dilakukan persamaan regresi dengan 2 tahap sebagai berikut. Pengujian Tahap I Pengujian tahap pertama dilakukan dengan meregresikan variabel independen terhadap variabel pemoderasi. Hasil regresi variabel independen terhadap variabel ketidakpastian lingkungan sebagai variabel pemoderasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.10 sebagai berikut. Tabel 5.10 Hasil Pengujian Regresi Hipotesis Kedua Coefficientsa
Model 1
(Constant) Partisipasi Transparansi Akuntabilitas Komitmen Organisasi
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta -0,811 4,381 0,662 0,163 0,270 1,157 0,145 0,613 0,344 0,127 0,190 0,096
0,118
0,048
t
Sig.
-0,185 4,059 7,988 2,712
0,854 0,000 0,000 0,009
0,810
0,421
a. Dependent Variable: Ketidakpastian Lingkungan Sumber : hasil penelitian, 2016 (data diolah menggunakan SPSS)
Dari Tabel 5.10 dapat kita ambil persamaan I sebagai berikut. Z = -0,811 + 0,662X1 + 1,157X2 + 0,344X3 + 0,96X4 Pengujian Tahap II Persamaan I di atas untuk hipotesis kedua bertujuan untuk mendapatkan nilai residual dari variabel pemoderasi. Nilai residual dari Persamaan I di ubah menjadi absolut residual yang digunakan sebagai variabel independen pada Persamaan II. Dari hasil uji Persamaan II akan diperoleh kesimpulan apakah
Universitas Sumatera Utara
67
variabel ketidakpastian lingkungan bisa dikatakan sebagai variabel pemoderasi yang memoderasi hubungan variabel independen dengan variabel dependen. Sebuah variabel bisa dikatakan sebagai variabel pemoderasi apabila nilai signifikansi < dari nilai α = 0,05 dan memiliki nilai koefisien yang negatif. Tabel 5.10 Hasil Uji Residual Coefficientsa
Model 1 (Constant) Kualitas Anggaran
Unstandardized Coefficients B Std. Error 4,641 2,198 -0,079
Standardized Coefficients Beta
0,050
-0,196
t 2,111
Sig. 0,039
-1,572
0,121
a. Dependent Variable: AbsRes_1 Sumber : hasil penelitian, 2016 (data diolah menggunakan SPSS)
Hasil pengujian tahap kedua dapat dilihat pada Tabel 5.11 dan selanjutnya dari tabel tersebut maka model uji residual dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan II sebagai berikut : |e| = 4,461 – 0,079Kualitas Anggaran (Y) Berdasarkan hasil uji residual yang dilakukan diketahui bahwa tingkat signifikansi sebesar 0,121 lebih besar dari α = 0,05 dan koefisien regresi yang bernilai
-0,079 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ketidakpastian
lingkungan (Z) bukan merupakan variabel pemoderasi yang dapat mempengaruhi dengan signifikan hubungan variabel partisipasi (X1), transparansi (X2) dan akuntabilitas (X3), dan komitmen organisasi (X4)
dengan variabel kualitas
anggaran (Y).
Universitas Sumatera Utara
68
5.6
2
Koefisien Determinasi (R ) 2
Nilai koefisien determinasi atau nilai R square (R ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. 2
2
Nilai R adalah antara nol dan satu. Nilai R yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel dependen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. (Ghozali, 2013).
Tabel 5.11 Nilai Koefisien Determinasi Model
R
R Square
0,849a
1
Adjusted R Square
0,721
0,702
Std. Error of the Estimate 1,69417
a. Predictors: (Constant), Komitmen Organisasi, Akuntabilitas, Partisipasi, Transparansi b. Dependent Variable: Kualitas Anggaran Sumber : hasil penelitian, 2016 (data diolah menggunakan SPSS) 2
Dari Tabel 5.9 diketahui nilai R square (R ) sebesar 72,1 %. Namun, jika independen variabel lebih dari satu maka sebaiknya untuk melihat kemampuan variabel memprediksi variabel dependen, nilai yang digunakan adalah nilai 2
2
adjusted R . Nilai adjusted R sebesar 70,2 % mempunyai arti bahwa variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 70,2%. Dengan kata lain, 70,2% perubahan dalam kualitas anggaran mampu dijelaskan variabel partisipasi, transparansi, akuntabilitas, dan komitmen organisasi dan sisanya sebesar 20,8% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
69
5.7
Pembahasan Hasil Penelitian Hasil pengujian hipotesis pertama menyimpulkan bahwa baik secara
simultan maupun parsial variabel partisipasi, transparansi, akuntabilitas dan komitmen organisasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
kualitas anggaran.
5.7.1
Pengaruh partisipasi terhadap kualitas anggaran Hasil uji atas pengaruh variabel Partisipasi terhadap variabel Kualitas
Anggaran menggunakan uji t dan diperoleh hasil tingkat signifikansi variabel partisipasi yang lebih kecil dari kadar sigfnifikansi dan koefisien regresi yang bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa variabel partisipasi signifikan terhadap variabel kualitas anggaran. Pemerintah Kota Tebing Tinggi sesuai dengan amanat Undang-Undang telah cukup berhasil dalam melibatkan partisipasi masyarakat
dalam
proses
penyusunan
anggaran.
Penyelenggaraan
MUSREMBANG mulai dari tingkat Kelurahan sampai tingkat Kota yang dilaksanakan secara rutin menjadi salah satu tolak ukur partisipasi masyarakat. Hasil MUSREMBANG akan dijadikan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang menjadi patokan dalam menyusun anggaran SKPD pada Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Handayani (2008) yang menyimpulkan partisipasi publik berpengaruh signifikan terhadap variabel kualitas APBD. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Antika (2011) bahwa partisipasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap kualitas anggaran
Universitas Sumatera Utara
70
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Tebing Tinggi telah melibatkan masyarakat dalam membuat keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya. partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif. Partisipasi bisa dilihat dalam bentuk sebagai berikut: 1) Keterlibatan aparat melalui terciptanya nilai dan komitmen. 2) Adanya forum untuk menampung partisipasi. 3) Keterlibatan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan. 4) Adanya fokus pemerintah pada memberikan arah dan mengundang orang lain untuk berpartisipasi. 5) Akses bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan.
5.7.2
Pengaruh transparansi terhadap kualitas anggaran Hasil uji atas pengaruh variabel transparansi terhadap variabel kualitas
anggaran menggunakan uji t dan diperoleh hasil tingkat signifikansi variabel transparansi yang lebih kecil dari kadar sifnifikansi dan koefisien regresi yang bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa variabel transparansi berpengaruh signifikan terhadap variabel kualitas anggaran. Pemerintah Kota Tebing Tinggi telah melaksanakan pelaksanaan anggaran yang transparan dengan adanya website Pemerintah Kota Tebing Tinggi yang dikelola oleh Bagian Hubungan Masyarakat Pada Sekretariat Daerah Kota Tebing Tinggi dan dapat diakses oleh publik. Selain itu Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) yang merupakan sistem
Universitas Sumatera Utara
71
pengadaan barang/jasa yang proses pelaksanaannya dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi kepada Publik. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Handayani (2008) yang menyimpulkan transparansi publik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas APBD. Penelitian ini juga menunjukkan bahwasannya Pemerintah Kota Tebing Tinggi telah berusaha memenuhi karakteristik transparansi yang meliputi: 1) Informativeness (informatif) Pemberian arus informasi, berita, penjelasan mekanisme, prosedur, data, fakta kepada stakeholders yang membutuhkan informasi secara jelas dan akurat. 2) Openess (keterbukaan) Keterbukaan informasi publik memberi hak kepada setiap orang untuk memperoleh informasi dengan mengakes data yang ada di badan publik, dan menegaskan bahwa setiap informasi publik itu harus bersifat terbuka dan dapar diakses oleh setiap pengguna informasi publik.. 3) Disclosure (pengungkapan) Pengungkapan kepada masyarakat atau publik (stakeholders) atas aktivitas dan kinerja finansial.
Universitas Sumatera Utara
72
5.7.3
Pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas anggaran Hasil uji atas pengaruh variabel akuntabilitas terhadap variabel kualitas
anggaran menggunakan uji t dan diperoleh hasil tingkat signifikansi variabel akuntabilitas yang lebih kecil dari kadar sifnifikansi dan koefisien regresi yang bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa variabel akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap variabel kualitas anggaran. Akuntabilitas Pemerintah Kota Tebing Tinggi dalam pengelolaan anggaran dapat dinilai dari opini BPK yang menyatakan bahwa laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi TA 2015 mendapatkan WTP. Selain itu, kemampuan Pemerintah Kota Tebing Tinggi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dapat dilihat dari penghargaan bertaraf nasional dalam hal pelayanan yang diterima Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Tetapi untuk sarana publik menilai kinerja pemerintah masih belum cukup memadai. Penelitian ini mendukung penelitian Handayani (2008) yang menyimpulkan akuntabilitas publik berpengaruh signifikan terhadap kualitas APBD. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa Pemerintah Kota Tebing Tinggi telah berusaha semaksimal mungkin guna mempertanggungjawabkan pengelolaan anggaran kepada masyarakat selaku pemberi amanah sesuai dengan ciri- ciri pemerintahan yang akuntabel sebagai berikut: 6) Mampu menyajikan informasi penyelenggaraan pemerintah secara terbuka, cepat, dan tepat kepada masyarakat, 7) Mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi publik, 8) Mampu memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan dan pemerintahan,
Universitas Sumatera Utara
73
9) Mampu menjelaskan dan mempertanggungjawabkan setiap kebijakan publik secara proporsional, dan 10) Adanya sarana bagi publik untuk menilai kinerja pemerintah. Melalui pertanggungjawaban
publik,
masyarakat
dapat
menilai
derajat
pencapaian pelaksanaan program dan kegiatan pemerintah.
5.7.4
Pengaruh komitmen organisasi terhadap kualitas anggaran Hasil uji atas pengaruh variabel komitmen organisasi terhadap variabel
kualitas anggaran menggunakan uji t dan diperoleh hasil tingkat signifikansi variabel komitmen organisasi yang lebih kecil dari kadar sifnifikansi dan koefisien regresi yang bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa variabel komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap variabel kualitas anggaran. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang menjabat sebagai Kepala SKPD (PA/KPA) dan Kasubbag Program dan Perencanaan / Kepala Tata Usaha (KTU) masih memberikan komitmen kepada Pemerintah Kota Tebing Tinggi lewat pengelolaan angaran di SKPD masing masing. Mereka juga mengatakan bahwa masih hampir semua komponen oganisasi masih bersepakat untuk meraih tujuan bersama sesuai dengan visi dan misi pemerintah Kota Tebing Tinggi lewat pengelolaan anggaran. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Kusuma (2013) yang menyimpulkan komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan anggaran. Tetapi tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rumemper (2014) yang mengatakan bahwa secara parsial komitmen tidak berpengaruh terhadap kualitas penyusunan anggaran.
Universitas Sumatera Utara
74
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal, Komitmen dari seluruh komponen organisasi merupakan kesepakatan antara kepala satuan kerja perangkat daerah dengan seluruh komponen organisasi untuk keberhasilan melaksanakan visi, misi, tujuan, sasaran sesuai dengan Renstra SKPD yang diukur berdasarkan adanya konsistensi penyusunan anggaran setiap program dan kegiatan yang dikaitkan antara visi, misi, tujuan, sasaran serta strategi untuk mencapai keberhasilan tugas pokok dan fungsi.
5.7.5 Pengaruh ketidakpastian lingkungan sebagai variabel pemoderasi terhadap kualitas anggaran Pada hasil penelitian ini, secara simultan variabel ketidakpastian lingkungan bukan merupakan variabel yang dapat memoderasi pengaruh variabel partisipasi, transparansi, akuntabilitas, dan komitmen organisasi terhadap kualitas anggaran pada Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji residual yang memperoleh nilai signifikansi yang lebih besar dari kadar sifnifikansi dan koefisien regresi yang bernilai negatif. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa SKPD pada Pemerintah Kota Tebing Tinggi relatif stabil dimana partisipasi, transparansi, akuntabilitas dan komitmen organisasi tidak terpengaruh oleh ketidakpastian lingkungan dalam membuat anggaran yang berkualitas. Kondisi Kota Tebing Tinggi yang relatif stabil dilihat dari faktor ekonomi, sosial, politik, dan keamanan mendukung hasil penelitian ini. Dari dalam Pemerintahan itu sendiri, jika sering terjadi mutasi
Universitas Sumatera Utara
75
jabatan dan penempatan pegawai yang tidak sesuai antara kualifikasinya dengan jabatan akan menimbulkan ketidaktenangan dan dalam melaksanakan tugas dan keberhasilan
pekerjaan
yang
kurang
memuaskan.
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan sebaliknya bahwa Pemerintah Kota Tebing Tinggi melaksanakan mutasi pegawai sesuai dengan kebutuhan. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Duncan (1972) bahwa di dalam lingkungan relatif stabil (ketidakpastian rendah), individu dapat memprediksi keadaan di masa yang akan datang sehingga langkah-langkah yang akan dilakukannya dapat membantu organisasi menyusun rencana dengan lebih akurat.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan Dari analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan penelitian, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Secara simultan, partisipasi, transparansi, akuntabilitas, dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas anggaran pada Pemerintah
Kota
Tebing
Tinggi.
Secara
parsial,
partisipasi,
transparansi, akuntabilitas, dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas anggaran pada Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Hal ini berarti jika partisipasi, transparansi, akuntabilitas dan komitmen
organisasi
dilaksanakan
dengan
baik
maka
akan
meningkatkan kualitas anggaran pada Pemerintah Kota Tebing Tinggi. 2. Ketidakpastian lingkungan bukan merupakan variabel pemoderasi yang mampu
memoderasi hubungan partisipasi, transparansi,
akuntabilitas, dan komitmen organisasi dengan kualitas anggaran pada Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Hal ini tidak sejalan dengan hipotesis yang diajukan.
76 Universitas Sumatera Utara
77
6.2
Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari masih banyak kekurangan penelitian ini, antara lain sebagai berikut. 1.
Masih ada dari variabel lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini dapat menjelaskan kualitas anggaran. Penelitian ini juga tidak dapat membuktikan ketidakpastian lingkungan sebagai variabel pemoderasi.
2.
Jumlah sampel yang digunakan relatif sedikit hanya melibatkan Kepala SKPD, Kepala Sub Bagian Perencanaan atau Kepala Tata Usaha (dua sampel setiap SKPD) dan tidak melibatkan pihak eksternal berkepentingan dengan anggaran sehingga penelitian ini hanya bisa menjelaskan situasi di Kota Tebing Tinggi dari sisi Pemerintah. Penelitian ini juga menggunakan metode kuesioner memungkinkan adanya respons yang bias dari responden karena tidak serius dalam memberikan jawaban sehingga penelitian cenderung kurang objektif.
6.3
Saran Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan yang ada, peneliti memberikan saran untuk pembaca dan peneliti selanjutnya sebagai berikut. 1. Peneliti selanjutnya menambah variabel yang lain seperti gaya kepemimpinan, kualitas sumber daya, dan variabel lainnya guna semakin memperjelas kualitas anggaran. Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk mencoba variabel lain sebagai variabel pemoderasi, seperti pengawasan oleh DPRD.
Universitas Sumatera Utara
78
2. Peneliti selanjutnya disarankan menambah jumlah responden eksternal seperti masyarakat, anggota DPRD dan LSM agar diperoleh informasi lebih akurat mengenai kualitas anggaran dari sisi internal maupun eksternal. Peneliti selanjutnya juga disarankan agar menambah metode survei
selain
melalui
penyebaran
kuesioner
agar
melakukan
wawancara lebih mendalam untuk mendapatkan informasi tambahan guna menghindari respons yang bias.
Universitas Sumatera Utara