BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
3.1.
Kerangka Pemikiran Penelitian Pencemaran pesisir merupakan dampak negatif dari zat atau energi yang
masuk baik secara langsung maupun tidak langsung pada lingkungan laut, yang berakibat pada turunnya kualitas (degradasi) lingkungan dan masyarakat yang hidup dari lingkungan tersebut. Masyarakat nelayan menghadapi sumberdaya laut yang bersifat open access, sehingga laut berpotensi menampung aneka rupa sampah dan racun tanpa mampu dibendung dan diprediksi sebelumnya. Pencemaran pesisir menyebabkan degradasi lingkungan dan kualitas kehidupan masyarakat nelayan. Dampak dari pencemaran pesisir dapat dibagi menjadi dampak ekologis atau lingkungan, dampak sosial yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat, serta dampak ekonomi yang berkaitan dengan mata pencaharian nelayan. Nelayan yang hidup di daerah pesisir diasumsikan melakukan strategi untuk bertahan hidup, diantaranya adalah (1) sistem patronklien, (2) mobilitas kerja, dan (3) diversifikasi kerja (Hidayati, 2000). Strategi bertahan hidup inilah yang diasumsikan akan menyebabkan mobilitas sosial masyarakat nelayan setelah terjadi pencemaran pesisir. Penelitian ini juga akan menganalisis karakteristik yang berhubungan dengan strategi bertahan hidup masyarakat nelayan. Gambar 1 menjelaskan tentang alur berpikir penelitian ini, diasumsikan bahwa karakteristik nelayan berupa usia, tingkat pendidikan dan besar keluarga memiliki hubungan dengan strategi bertahan hidup nelayan. Sementara pencemaran pesisir diasumsikan menyebabkan nelayan melakukan strategi bertahan hidup, yang kemudian diasumsikan membuat nelayan melakukan mobilitas sosial dan turut merubah stratifikasi sosial nelayan sebelum dan sesudah terjadi pencemaran.
23
Pencemaran Pesisir
Dampak Pencemaran Pesisir • Dampak Ekologis • Dampak Sosial • Dampak Ekonomi
Strategi Hidup Karakteristik Nelayan Pendidikan, Usia Jumlah besar keluarga
Strategi berbasis modal sosial • Sistem patron klien • Jaringan Sosial
strategi ekonomi: diversfikasi kerja rumahtangga, pola nafkah ganda, mobilitas kerja, berhutang, kegiatan ilegal, strategi lainnya
Mobilitas Sosial Nelayan
Keterangan: Hubungan pengaruh Mempengaruhi secara tidak langsung Variabel yang diteliti
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Stratifikasi Masyarakat Nelayan Sebelum Terjadi Pencemaran
Setelah Terjadi Pencemaran
24
3.2.
Hipotesis Pengarah
1) Diduga terdapat hubungan antara karakteristik rumahtangga nelayan terhadap strategi rumahtangga nelayan, 2) Diduga strategi bertahan hidup nelayan di daerah pencemaran pesisir turut mempengaruhi terjadinya mobilitas sosial masyarakat nelayan, 3) Diduga mobilitas sosial yang terjadi akan berpengaruh pada stratifikasi masyarakat nelayan sebelum dan sesudah terjadinya pencemaran.
3.3.
Definisi Konseptual
1. Pencemaran pesisir adalah proses masuknya zat atau energi, secara langsung maupun tidak langsung, oleh kegiatan manusia ke dalam lingkungan
laut
termasuk
daerah
pesisir
pantai,
sehingga
dapat
menimbulkan akibat yang merugikan baik terhadap sumberdaya alam hayati, kesehatan manusia, gangguan terhadap kegiatan di laut, termasuk perikanan dan penggunaan lain-lain yang dapat menyebabkan penurunan tingkat kualitas air laut serta menurunkan kualitas tempat tinggal dan rekreasi. 2. Dampak pencemaran pesisir adalah akibat yang ditimbulkan pencemaran pesisir kepada masyarakat yang hidup dan bergantung pada sumberdaya pesisir. 3. Dampak ekologis pencemaran pesisir adalah akibat yang ditimbulkan pencemaran pesisir terhadap lingkungan, yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas sumberdaya alam. 4. Dampak sosial pencemaran pesisir adalah akibat yang ditimbulkan pencemaran pesisir terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat yang hidup dan bergantung pada sumberdaya pesisir. 5. Dampak ekonomi pencemaran pesisir adalah akibat yang ditimbulkan pencemaran pesisir terhadap mata pencaharian masyarakat yang hidup dan bergantung pada sumberdaya pesisir.
25
6. Stratifikasi masyarakat nelayan adalah pelapisan masyarakat nelayan ke dalam kelas-kelas secara bertingkat berdasarkan status sosialnya. 7. Mobilitas sosial nelayan adalah perpindahan posisi nelayan dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain.
3.4.
Definisi Operasional
1) Usia responden adalah selisih antara tahun responden dilahirkan hingga tahun pada saat penelitian dilaksanakan. Havighurst dan Acherman, dkk (dalam Sugiah, 2008) membagi usia responden menjadi tiga yaitu: a. Muda (18-30 tahun), b. Dewasa (31-50 tahun), c. Tua (>50 tahun). 2) Tingkat pendidikan adalah jenis pendidikan sekolah tertinggi yang pernah diikuti oleh responden, dibedakan ke dalam kategori: a. Rendah jika tidak Sekolah, tidak tamat SD dan tamat SD/sederajat b. Sedang jika tidak tamat SMP/sederajat c. Tinggi jika Tamat SMA/sederajat 3) Jumlah anggota keluarga responden adalah banyaknya anggota keluarga baik inti maupun tidak yang hidup dalam satu atap, dibedakan menjadi a. Kecil, jika anggota keluarga berjumlah 1-4 orang b. Menengah, jika anggota keluarga berjumlah 5-6 orang c. Besar, jika anggota keluarga lebih dari 7 orang 4) Strategi sosial dilihat dari ketergantungan pada sistem patron klien dan jaringan sosial yang diukur berdasarkan: a. Intensitas meminjam pada patron pada saat tidak melaut adalah frekuensi nelayan meminjam modal kepada patron selama masa baratan. Responden diberikan empat pilihan jawaban yaitu ‘tidak setuju’, ‘netral’, ‘setuju’ dan ‘sangat setuju,’ kemudian total jawaban responden dikategorikan ke dalam rendah jika skor
26
jawaban responden berada diantara 5-12, dan dikategorikan tinggi jika skor jawaban responden berada diantara 13-20. b. Interaksi dengan patron secara umum adalah penilaian nelayan terhadap kualitas hubungan dan komunikasi dengan patron. Responden diberikan empat pilihan jawaban yaitu ‘tidak setuju’, ‘netral’, ‘setuju’ dan ‘sangat setuju,’ kemudian total jawaban responden dikategorikan ke dalam tidak puas jika skor jawaban responden berada diantara 5-12, dan dikategorikan puas jika skor jawaban responden berada diantara 13-20. c. Jaringan sosial yang dimiliki nelayan adalah kualitas hubungan nelayan
dalam
kelembagaan-kelembagaan
sosial
yang
dimanfaatkan oleh nelayan dalam strategi bertahan hidup. Responden diberikan empat pilihan jawaban yaitu ‘tidak setuju’, ‘netral’, ‘setuju’ dan ‘sangat setuju,’ kemudian total jawaban responden dikategorikan ke dalam rendah jika skor jawaban responden berada diantara 10-25, dan dikategorikan tinggi jika skor jawaban responden berada diantara 26-40. 5) Strategi ekonomi dibagi menjadi diversifikasi kerja, pola nafkah ganda, mobilitas kerja, berhutang dan strategi lainnya. a. Diversifikasi Kerja adalah pembagian kerja diantara anggota keluarga nelayan (1 jika tidak ada, 2 jika ada). b. Pola Nafkah Ganda adalah kepala keluarga memiliki lebih dari satu pekerjaan utama (1 jika tidak ada, 2 jika ada). c. Mobilitas Kerja adalah pergantian pekerjaan saat nelayan mengalami musim baratan (1 jika tidak ada, 2 jika ada). d. Berhutang adalah kegiatan meminjam modal terhadap pihak lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (1 jika tidak, 2 jika ya). e. Kegiatan ilegal adalah kegiatan memperoleh barang dan jasa melalui tindakan yang melanggar aturan dan norma (1 jika tidak, 2 jika ya).
27
f. Strategi lainnya adalah kegiatan lain yang dilakukan nelayan selain dari yang disebutkan di atas (1 jika tidak ada, 2 jika ada).