55
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Sebagai badan usaha, suatu perusahaan tidak dapat tumbuh dan berkembang sendiri tanpa adanya partisipasi masyarakat. Selain sebagai institusi ekonomi, perusahaan juga merupakan institusi sosial. Dengan demikian diharapkan perusahaan dapat maju dan berkembang secara harmonis bersama masyarakat sekitar perusahaan. Untuk itu diperlukan tanggung jawab sosial perusahaan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat yang akan dapat menjembatani dan atau mengurangi kesenjangan sosial serta menghindari konflik sosial dengan masyarakat sekitar. Pelaksanaan CSR oleh perusahaan dalam rangka mengembangkan masyarakat dan membangun wilayah sekitar perusahaan diwujudkan dalam berbagai bentuk program. Program-program tersebut merupakan penerapan dari pemahaman atau persepsi pihak manajemen perusahaan terhadap konsep CSR. Pelaksanaan CSR di suatu wilayah diharapkan mampu memberikan kontribusi yang nyata terhadap perkembangan wilayah dalam berbagai sektor, seperti pendidikan, kesehatan, sarana prasarana umum, dan perekonomian masyarakat. Paradigma pembangunan saat ini telah diwarnai konsep pemberdayaan yang melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat, sehingga ketiga pihak memiliki tanggungjawab yang seimbang dalam mencapai tujuan pembangunan di segala bidang termasuk pembangunan di bidang ekonomi. Dengan demikian, peranan swasta dalam pembangunan yang memberdayakan masyarakat merupakan suatu langkah yang tepat. Upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar perusahaan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dengan memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan agar seseorang mampu melakukan usaha ekonomi produktif.
Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui berbagai
pelatihan, penyuluhan, dan pendampingan, serta berbagai bentuk bantuan modal usaha maupun bantuan sarana prasarana usaha kepada sasaran. Dengan kata lain program CSR diarahkan agar masyarakat sasaran menjadi lebih berdaya, sehingga mereka membutuhkan langkah pemberdayaan dalam segala aspek. Kegiatan pemberdayaan tersebut akan berjalan lebih optimal apabila masyarakat sekitar perusahaan memiliki persepsi atau pemahaman yang benar terhadap konsep CSR.
56 Pemberdayaan (empowerment) adalah upaya kapasitasi atau peningkatan kemampuan masyarakat baik secara sosial maupun ekonomi dengan menggunakan potensi sumberdaya yang dimiliki secara lokal; menempatkan orang yang diberdayakan sebagai subyek atau fokus kegiatan sehingga masyarakat memiliki kekuatan untuk meningkatkan kualitas hidup.
Pemberdayaan
merupakan upaya peningkatan kekuatan (daya) yang dimiliki masyarakat agar masyarakat tersebut mempunyai kekuatan untuk maju dan berkembang, memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan, dan mampu mengakses berbagai layanan publik. Pemberdayaan ekonomi merupakan kegiatan terprogram dalam meningkatkan produksi dan produktivitas pelaku usaha.
Langkah pemberdayaan
ekonomi masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan agroindustri di Provinsi Lampung lebih terfokus pada upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam mengembangkan usaha termasuk kegiatan agribisnis berbasis komoditas lokal tertentu.
Progam yang dilaksanakan oleh perusahaan berupa penyuluhan,
pendampingan, pelatihan, dan bimbingan usaha kepada anggota kelompok masyarakat sasaran. Dengan program tersebut diharapkan anggota kelompok dapat meningkat pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya sehingga mampu meningkatkan aktivitas produksi dan pendapatan usahanya.
Di lain pihak,
pemerintah atau pemerintah daerah juga melaksanakan kegiatan pembangunan melalui kegiatan sejenis, meskipun jangkauan kegiatannya belum menyentuh seluruh lapisan dan kelompok masyarakat sekitar perusahaan.
Dengan
demikian, kegiatan CSR dapat bersifat komplementer (saling melengkapi) atau bahkan terjadi tumpang tindih dengan kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah / pemerintah daerah.
Keberhasilan program pemberdayaan
tersebut diharapkan mampu meningkatkan keberdayaan ekonomi masyarakat yang salah satunya dapat dilihat dari adanya peningkatan pendapatan rumah tangga, yang sekaligus juga mengangkat tingkat kesejahteraan masyarakat. Seberapa besar kontribusi program CSR dalam pemberdayaan masyarakat khususnya, dan dalam pembangunan daerah pada umumnya menarik untuk dikaji. Secara skematis, kerangka beripikir penelitian disajikan pada Gambar 3. Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui implementasi tanggungjawab sosial perusahaan diarahkan pada pengembangan usaha ekonomi rumah tangga dengan memperhatikan potensi sumberdaya lokal serta potensi pasar komoditas yang diusahakan. Perilaku masyarakat dalam memberdayakan
57 ekonomi diri dan keluarga merupakan indikator sejauhmana program pemberdayaan ekonomi masyarakat mencapai tujuan yang diharapkan.
Dengan
demikian perilaku masyarakat (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) terhadap pengembangan usaha ekonomi produktif menjadi peubah tak bebas.
Implementasi CSR - Bantuan material - Program pemberdayaan (penyuluhan, pelatihan, pendampingan)
Perubahan Perilaku Anggota Masyarakat / Pelaku Usaha Pengetahuan (Knowledge)
Memberdayakan Ekonomi Rumahtangga
Keterampilan (Skill)
Program Pemberdayaan oleh Dinas/Instansi/ Lembaga lain
Keberdayaan Ekonomi Rumahtangga
Sikap (Attitude)
Indikator Kesejahteraan Masyarakat
Kesejahteraan Masyarakat
Gambar 3. Kerangka Berpikir Penelitian Perilaku masyarakat dalam berusaha sebagai peubah terikat (Y1) sangat ditentukan oleh berbagai peubah bebas seperti karakteristik individu anggota kelompok (X1), kualitas program pemberdayaan CSR (X2), kompetensi fasilitator (X3), kualitas dan kuantitas pendukung kegiatan usaha (X4), dan dinamika kelompok masyarakat (X5). Perilaku masyarakat dalam berusaha yang diharapkan dapat meningkatkan keberdayaan ekonomi rumah tangga (Y2) ditunjukkan dengan meningkatnya pendapatan keluarga, tingkat pemenuhan kebutuhan dasar dan tingkat kesejahteraan rumah tangga. Secara skematis hubungan antar peubah dalam merancang model pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam pengembangan usaha ekonomi rumah tangga melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan agroindustri di Provinsi Lampung, dapat dilihat pada Gambar 4.
58
X1 Karakteristik individu X2 Kualitas program CSR X2.1 Perencanaan X2.2 Proses / pelaksanaan X2.3 Kompatibilitas X2.4 Keberlanjutan
X5 Dinamika kelompok masyarakat X5.1 Tujuan kelompok X5.2 Struktur kelompok X5.3 Fungsi Tugas kelompok X5.4 Pembinaan & Pengembangan kelompok X5.5 Kekompakan kelompok X5.6 Ketegangan kelompok X5.7 Suasana kelompok X5.8 Efektiitas kelompok X5.9 Kepuasan kelompok
X1.1 Pendidikan formal X1.2 Jumlah tanggungan keluarga X1.3 Pengalaman berusaha X1.4 Persepsi terhadap CSR X1.5 Pemilikan lahan
Y1 Perilaku masyarakat dalam berusaha ekonomi produktif Pengetahuan Keterampilan Sikap
X3 Kompetensi fasilitator X3.1 kemampuan berkomunikasi X3.2 kemampuan mengajar X3.3 kemampuan memotivasi
Y2 Tingkat keberdayaan ekonomi rumah tangga Pengambillan keputusan Kemapanan usaha Pendapatan usaha
X4 Faktor pendukung kegiatan usaha X4.1 Ketersediaan sarana prasarana usaha X4.2 Keterjangkauan harga saprodi oleh masyarakat X4.3 Kepemilikan modal usaha X4.4 Ketersediaan pasar hasil produksi X4.5 Penyuluhan dinas terkait X4.6 Iklim usaha
Gambar 4. Hubungan antar Peubah yang Diteliti
Tingkat pemenuhan kebutuhan dasar pangan non pangan
Tingkat Kesejahteraan Masyarakat
59
Hipotesis Hipotesis yang diuji, dirumuskan sebagai berikut: (1) Karakteristik individu, kualitas program pemberdayaan CSR, kompetensi fasilitator, faktor pendukung kegiatan usaha, dan dinamika kelompok masyarakat
berhubungan
nyata
dengan
perilaku
masyarakat
dalam
berusaha. (2) Karakteristik individu, kualitas program pemberdayaan, kompetensi fasilitator, faktor pendukung kegiatan usaha, dan dinamika kelompok masyarakat berpengaruh terhadap perubahan perilaku masyarakat dalam berusaha. (3) Perubahan perilaku masyarakat dalam berusaha berpengaruh nyata terhadap peningkatan keberdayaan ekonomi rumah tangga