36
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Pembangunan sebagai upaya terencana untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan penduduk khususnya di negara-negara berkembang senantiasa mencurahkan perhatian terhadap peranan wanita. Peranan wanita dapat dianalisis melalui dua peranan yang dimiliki wanita. Pertama, status atau posisi sebagai ibu rumah tangga yang melakukan pekerjaan yang secara tidak langsung menghasilkan pendapatan tetapi memungkinkan anggota rumah tangga yang lain melakukan pekerjaan mencari nafkah.
Kedua, posisi sebagai pencari nafkah
(tambahan atau pokok), wanita melakukan pekerjaan produktif yang langsung menghasilkan pendapatan (Sajogyo, 1983).
Peranan wanita tersebut dilihat
sebagai individu dan sebagai anggota keluarga yang merupakan satuan unit analisis terkecil dalam masyarakat. Rosni (2003) menyatakan bahwa keluarga dianggap sebagai kesatuan sosial yang relevan. Secara operasional kesatuan rumah tangga merupakan unit analisis yang lebih tepat. Rumah tangga merupakan satu kesatuan sosial ekonomi karena terdiri atas sejumlah anggota pemberi tenaga kerja. Tenaga kerja itu terdiri atas pria, wanita dewasa, serta anak-anak yang dianggap mampu untuk melakukan sesuatu yang produktif. Setiap anggota rumah tangga mempunyai peranan masing-masing, seperti dalam suatu pembagian kerja antara wanita dan pria. Peningkatan kesejahteraan rumah tangga di perdesaan memerlukan berbagai macam usaha untuk meningkatkan produktivitas. Usaha tersebut memerlukan program terpadu, meliputi penggunaan teknologi, input ekonomi dan jasa-jasa pendukung yang sesuai untuk mengembangkan sumberdaya manusia. Sasaran perubahan itu adalah keluarga dan rumah tangga yang terdiri atas sejumlah anggota pemberi tenaga kerja dalam proses produksi dan lain-lain kegiatan mencari nafkah. Masyarakat perdesaan rata-rata masih memegang teguh norma yaitu pria sebagai kepala rumah tangga, sehingga pria mempunyai peranan penting sebagai tulang punggung dan pemimpin keluarga. Wanita tani yang merupakan isteri petani secara langsung maupun tidak langsung terlibat dan ikut bertanggung jawab dalam memilih kegiatan usaha serta kegiatan lainnya yang berhubungan
37 dengan upaya peningkatan kesejahteraan keluarganya. Guna mengoptimalkan peran wanita dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya agar peranan dan fungsinya lebih baik. Wanita dituntut keterlibatannya untuk mencurahkan pikiran dan tenaga bagi kelangsungan hidup rumah tangganya melalui keikutsertaan dalam usahatani keluarganya. Sumbangan kaum wanita tani cukup berarti terhadap kegiatan yang langsung memberikan penghasilan dan juga menanggung hampir semua pekerjaan rumah tangga yang tidak langsung memberikan imbalan, yaitu mengurus dan merawat anggota rumah tangga lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan produktif. Pekerjaan ini seharusnya diperhitungkan sebagai kegiatan bekerja produktif. Pertimbangannya adalah meskipun pekerjaan semacam itu tidak menghasilkan pendapatan secara riil, tetapi memberi dukungan bagi anggota rumah tangga lain untuk memanfaatkan peluang bekerja. Wanita yang turut bekerja di sektor usahatani tidak dianggap berprofesi sebagai petani, tetapi hanya sebagai isteri (anggota keluarga) petani yang wajib membantu segala pekerjaan suami (petani).
Pria dan wanita di perdesaan
layaknya kehidupan manusia, bersama-sama berdampingan bekerja di usahatani mereka, namun kesenjangan masih dihadapi wanita terutama dalam menggali potensi dan kemampuan mereka. Dampaknya adalah terjadinya marginalisasi kaum wanita tani, dimana kaum wanita tani selalu tertinggal dibanding kaum pria termasuk dalam kegiatan penyuluhan. Peranan wanita dalam usahatani kakao tidak saja pada kegiatan fisik tetapi juga dalam pemberian saran atau pertimbangan dalam melakukan suatu usaha atau kegiatan (perencanaan). Analisis peranan wanita dalam usahatani keluarga dan masyarakat perdesaan memerlukan pembaharuan secara terus menerus karena terjadinya perubahan berbagai faktor yang mempengaruhinya antara lain: kultural (budaya/sistem nilai), sosial, ekonomi dan politik (Sajogyo, 1983). Pada umumnya lebih miskin keluarga tani lebih besar keterlibatan wanita dalam proses produksi, kegiatan pasca panen dan buruh tani atau buruh lainnya. Menyikapi kondisi tersebut maka timbullah motivasi yang akan mendorong wanita untuk melakukan suatu aktivitas. Motivasi dapat timbul akibat dorongan
38 dari dalam dan dari luar wanita itu sendiri.
Keterlibatan wanita tani dalam
usahatani kakao dapat dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut. Motivasi internal yang diduga dapat mendorong partisipasi wanita tani antara lain: 1) untuk meningkatkan pendapatan keluarga, dan 2) untuk meningkatkan pengetahuan khususnya budidaya kakao. Sedangkan motivasi eksternal antara lain: 1) ajakan keluarga, 2) ajakan kerabat, 3) ajakan kelompok masyarakat, dan 4) ajakan sistem/permintaan pasar.
Kemauan wanita tani untuk berpartisipasi dalam
kegiatan usahatani kakao dipengaruhi oleh motivasi internal dan eksternal yang ada pada dirinya. Aspirasi merupakan tingkat perwujudan ataupun pencapaian sesuatu di masa yang akan datang yang menentukan dan mempolakan usaha-usaha seseorang untuk mencapai hal tersebut. Adanya aspirasi akan menentukan dan mempolakan petani untuk melakukan usaha-usaha untuk mencapai aspirasi tersebut, sehingga dengan demikian akan semakin tinggi pula kemauan wanita tani untuk ikut berpartisipasi. Karakteristik pribadi wanita tani kaitannya dengan partisipasi wanita dalam usahatani kakao, perlu juga diketahui. Karakteristik pribadi wanita yang diteliti meliputi: umur, tingkat pendidikan formal, besarnya jumlah keluarga dan pengalaman berusahatani kakao. Faktor eksternal seperti budaya/sistem nilai, penyuluhan, iklim usaha (terjaminnya pasar dan harga yang menguntungkan), serta sistem/peluang pasar diduga juga berkorelasi dengan tingkat partisipasi wanita tani. Faktor-faktor yang dikemukakan di atas merupakan bahan telaahan untuk melihat pengaruhnya terhadap tingkat partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao. Mengacu pada uraian-uraian di atas, faktor internal yang akan diteliti meliputi: umur, tingkat pendidikan, besarnya jumlah keluarga, pengalaman berusahatani, motivasi berusahatani, aspirasi, sifat kekosmopolitan, dan alokasi waktu (peran domestik dan peran produktif). Faktor eksternal meliputi: budaya/sistem nilai, penyuluhan, ketersediaan tenaga kerja, iklim usaha (terjaminnya pasar dan harga yang menguntungkan), sistem/peluang pasar dan peran/dukungan suami.
39 Partisipasi wanita tani yang dikaji dalam penelitian ini berdasarkan keikutsertaan wanita tani dalam tahapan kegiatan usahatani kakao, yaitu tahapan budidaya kakao, kewirausahaan dan pencatatan keuangan rumah tangga. Kegiatan budidaya kakao meliputi: pembersihan lahan atau pembebasan lahan dari semak belukar, penanaman pohon pelindung, pembibitan, penanaman kakao, sanitasi lahan, pemupukan, pemangkasan, pengendalian hama penyakit, panen pasca panen (belah, jemur, dan fermentasi), penyortiran dan pengepakan serta pemasaran. Faktor internal dan eksternal tersebut diduga berhubungan dengan tingkat partisipasi wanita tani dalam kegiatan usahatani kakao. Hubungan antar faktor tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. FAKTOR INTERNAL (X1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Umur Tingkat Pendidikan Besarnya Jumlah Keluarga Pengalaman Berusahatani Motivasi Berusahatani Aspirasi Sifat Kekosmopolitan Pengambilan Keputusan Alokasi waktu: - Peran Domestik - Peran Produktif
FAKTOR EKSTERNAL (X2) 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Budaya/Sistem Nilai Ketersediaan Tenaga Kerja Penyuluhan Iklim Usaha Sistem/Peluang Pasar Peran/dorongan Suami (Kepala Keluarga)
PARTISIPASI WANITA DALAM USAHATANI KAKAO (Y) 1. Budidaya: (Pembersihan Lahan, Penanaman Pohon Pelindung, Pembibitan, Penanaman, Sanitasi Lahan, Pemupukan, Pemangkasan, Pengendalian Hama Penyakit, Panen, Pasca panen (belah, jemur dan fermentasi), Penyortiran dan Pengepakan 2. Pemasaran 3. Kewirausahaan 4. Pencatatan /Pengaturan Keuangan
Produktivitas Kakao
Gambar 1. Kerangka Berpikir Hubungan antar Peubah Berkaitan dengan Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao.
40
Hipotesis Mengacu pada uraian-uraian di atas dan berdasarkan perumusan masalah serta kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, maka disusun hipotesis sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan nyata antara faktor-faktor internal wanita tani dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao (Teobroma cacao L). 2. Terdapat hubungan nyata antara faktor-faktor eksternal wanita tani dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao (Teobroma cacao L).