47
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Keberhasilan pelaksanaan pelatihan dapat ditunjukan dari manfaat yang diperoleh peserta pelatihan setelah mengikuti pelatihan. Harapan peserta pelatihan dapat diperoleh pada pelatihan dan dapat diaplikasikan dalam kehidupannya sesuai bidangnya masing-masing. Peranan fasilitator menurut Nitisemito (1982) sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu pelatihan. Arif (1997) mengemukakan bahwa peran utama pelatih (fasilitator) adalah memperlancar atau memberikan kemudahan agar setiap peserta pelatihan merupakan sumber yang efektif bagi yang lain. Tujuan seorang fasilitator menurut Cain dan Comings (1977) adalah: (1) memaksimalkan partisipasi peserta pelatihan; (2) membantu peserta pelatihan melihat seluruh masalahnya dalam proses pengambilan suatu keputusan; dan (3) memberikan keahlian teknis yang dibutuhkan peserta pelatihan dalam memproduksi bahan ajar. Menurut Susilowati (1989) agar menjadi fasilitator yang baik, maka seseorang harus: (1) mengetahui alasan mengapa ideide baru yang diterapkan dapat berhasil, (2) terampil/dapat menjawab pertanyaanpertanyaan peserta, (3) dapat memotivasi peserta melalui praktek lapangan dan sarana belajar. Keberhasilan pelaksanaan pelatihan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan fasilitator dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Fasilitator akan mampu melaksanakan tugas pembelajaran jika mempunyai kompetensi yang memadai sesuai dengan materi yang diajarkan meliputi seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh fasilitator dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Tugas keprofesionalan fasilitator adalah mendidik, mengajar dan melatih peserta pelatihan. Kompetensi yang harus dimiliki oleh fasilitator meliputi kompetensi (1) pengelolaan pembelajaran, (2) kepribadian, (3) sosial, dan (4) substantif. Kompetensi dalam pengelolaan pembelajaran adalah kemampuan dalam merencanakan, menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan mengenai tingkah laku dalam melaksanakan tugas jabatannya yang dapat diamati dan dijadikan teladan bagi peserta pelatihan. Kompetensi sosial
48
adalah kemampuan dalam melakukan hubungan dengan lingkungan kerjanya. Kompetensi substantif adalah kemampuan di bidang keilmuan dan keterampilan dalam mata diklat yang diajarkan. Kompetensi
fasilitator
harus
tetap
dipelihara,
dikembangkan
dan
ditingkatkan. Peningkatan kompetensi menurut Sheal (2003) dilandasi oleh beberapa faktor seperti (1) kecepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, (2) tuntutan tugas yang harus dilaksanakan fasilitator, (3) kurangnya keterampilan-keterampilan
langsung
dan keterampilan-keteranpilan
jangka
panjang dalam pelaksanaan tugas, (4) perubahan-perubahan terhadap harapanharapan pemangku kepentingan (stakeholders) saat ini dan masa yang akan datang, (5) komposisi angkatan kerja, dan (6) kompetensi dan tekanan pasar demi peningkatan kualitas produk maupun jasa. Oleh karena itu kompetensi fasilitator harus terus ditingkatkan dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut. Peningkatan kompetensi fasilitator dibatasi pada pendidikan formal, pelatihan, kegiatan pertemuan ilmiah, magang industri, dan pemanfaatan sumber belajar. Peningkatan kompetensi fasilitator perlu didukung oleh lingkungan kerja baik fisik maupun non fisik. Dalam kaitannya dengan peningkatan kompetensi fasilitator maka lingkungan kerja yang mendukung peningkatan kompetensi tersebut dibatasi pada ketersediaan program pengembangan kompetensi, sistem penghargaan, supervisi dan evaluasi, ketersediaan kegiatan pelatihan, sarana dan prasarana, dan peluang pengembangan karir. Lingkungan kerja disamping berkaitan dengan kompetensi fasilitator juga berkaitan dengan kinerja fasilitator. Peningkatan kompetensi fasilitator selain terkait dengan lingkungan kerja juga terkait dengan motivasi dan karakteristik individu fasilitator. Motivasi fasilitator adalah unsur-unsur yang mendorong atau menggerakan fasilitator meningkatkan
kompetensi
dan
kinerjanya
yaitu
meningkatkan
karir,
meningkatkan pendapatan, melaksanakan tugas, meningkatkan ilmu pengetahuan dan pengalamam, dan dorongan pengamalan ilmu. Motivasi dapat berasal dari dalam diri fasilitator maupun dari luar diri fasilitator. Motivasi fasilitator pelatihan dalam meningkatkan kompetensi dan kinerja fasilitator dalam penelitian ini meliputi memperluas hubungan kerja, mengembangkan kemampuan bidang ilmu, dan melaksanakan tugas pembelajaran.
49
Peningkatan kompetensi dilakukan melalui pendidikan formal, pelatihan, kegiatan pertemuan ilmiah, magang industri, dan pemanfaatan sumber belajar dengan didukung oleh lingkungan kerja, motivasi dan karakteristik individu. Semakin besar dan positif dukungan faktor-faktor tersebut maka kompetensi fasilitator semakin meningkat, selanjutnya akan meningkatkan kinerja fasilitator dan pada akhirnya kompetensi dan kinerja fasilitator diharapkan akan meningkatkan kinerja alumni pelatihan. Kinerja fasilitator dalam penelitian ini meliputi kualitas dan kuantitas pelaksanaan pembelajaran. Kuantitas pelaksanaan pembelajaran berkaitan dengan mutu yang diukur dari hasil penilaian alumni pelatihan pada akhir kegiatan penilaian. Sedangkan kuantitas pelaksanaan pembelajaran adalah banyaknya pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh fasilitator yang diukur dari jumlah kegiatan dan jumlah jam mengajar. Selanjutnya kinerja fasilitator dikonfirmasikan kepada alumni pelatihan sebagai pembanding kinerja menurut persepsi fasilitator sendiri. Kinerja alumni pelatihan dalam penelitian ini dibatasi pada tingkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki setelah melaksanakan pelatihan dan penerapannya dalam pekerjaan atau kegiatan usaha alumni pelatihan. Berdasarkan pada penjelasan pengaruh antar faktor di atas yaitu karakteristik individu, keterlibatan dalam proses belajar, lingkungan kerja dan motivasi terhadap kompetensi dan kinerja fasilitator pelatihan, maka kerangka berpikir disajikan pada Gambar 2.
50 Karakteristik (X1) X11. Umur X12. Pendidikan formal X13. Pengalaman kerja X14. Jabatan dan golongan ruang
Keterlibatan dalam Proses Belajar (X2) X21. Mengikuti pelatihan X22. Berpartisipasi dalam kegiatan ilmiah X23. Mengikuti magang industri X24. Melaksanakan unit produksi X25. Memanfaatkan sumber belajar Lingkungan Kerja (X3) X31. Sistem pemberian penghargaan X32. Sistem evaluasi pelaksanaan tugas pembelajaran X33. Ketersediaan sarana/ prasarana X34. Sistem pengembangan karir X35. Sistem pelaksanaan kegiatan pelatihan
Motivasi Fasilitator (X4) X41. Memperluas hubungan kerja X42. Mengembangkan kemampuan bidang ilmu X43. Melaksanakan tugas pembelajaran
Kompetensi Fasilitator Pelatihan (Y1) Y11. Penguasaan Substansi Materi Menguasai keilmuan Menguasai keterampilan praktik Y12. Perencanaan Pembelajaran Menyusun rencana pembelajaran Menyusun modul pembelajaran Menyusun evaluasi pembelajaran Menyusun bahan presentasi Y13. Pelaksanaan Pembelajaran Menerapkan pembelajaran orang dewasa Menggunakan metode pembelajaran Melakukan komunikasi efektif dengan peserta Memotivasi semangat belajar Y14. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Melaksanakan dan menganalisis hasil pre test Melaksanakan dan menggunakan hasil post test Melaksanakan penilaian hasil praktik Y15. Kerjasama Membina hubungan dan kerjasama dengan sesama fasilitator Melaksanakan kerjasama dengan panitia pelatihan Komitmen dalam melaksanakan tugas
Persepsi Alumni Pelatihan Terhadap Kinerja Fasilitator Pelatihan (X5.1) X511. Menyusun perangkat pembelajaran X512. Melaksanakan pembelajaran X513. Menggunakan metode pelatihan
Kinerja Fasilitator Pelatihan (Y2) Y21. Menyusun perangkat pembelajaran Y22. Melaksanakan pembelajaran Y23. Menggunakan metode pelatihan
Y24. Melakukan komuni kasi efektif dengan peserta pelatihan Y25. Memotivasi semangat belajar Y26. Komitmen dalam menjalankan tugas
X514. Melakukan komunikasi efektif dengan peserta pelatihan X515. Memotivasi semangat belajar X516. Komitmen dalam menjalankan tugas
Kinerja Alumni Pelatihan X521. Pengetahuan X522. Keterampilan X523. Sikap X524. Kemanfaatan
Meningkatkan Kesejahteraan Alumni Pelatihan
Gambar 2. Kerangka Berpikir Analisis Kompetensi dan Kinerja Fasilitator Pelatihan (sebagai Model Hipotetis Penelitian)
51
Hipotesis Hipotesis Umum Karakteristik, keterlibatan dalam proses belajar, lingkungan kerja, dan motivasi berpengaruh terhadap kompetensi fasilitator pelatihan, dan secara langsung dan tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja fasilitator pelatihan.
Hipotesis Kerja (1)
Kompetensi fasilitator pelatihan dipengaruhi secara positif dan nyata oleh karakteristik, keterlibatan dalam proses belajar, lingkungan kerja, dan motivasi fasilitator pelatihan.
(2)
Kinerja fasilitator pelatihan dipengaruhi secara positif dan nyata oleh karakteristik, keterlibatan dalam proses belajar, lingkungan kerja, motivasi, dan kompetensi fasilitator pelatihan.