BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP
3.1 Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran yang dituangkan dalam penelitian ini berdasarkan bahwa seluruh puskesmas di Kabupaten Gianyar menjalankan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Seluruh puskesmas di Gianyar menjalankan sistem ini pada tahun 2011 sehingga dibutuhkan strategi yang tepat dalam mengelola manajemen BLUD di segala bidang baik bidang SDM, Operasional, maupun keuangan. Tidak hanya melihat faktor internal yang ada pada perusahaan, tetapi puskesmas dalam menjalankan BLUD juga harus memperhatikan faktor lingkungan eksternal. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat di setiap kecamatan masih belum dapat memberikan pelayanan yang lebih memadai. Penyebabnya sangat klasik yaitu masalah keterbatasan dana serta kuantitas, kualitas dan kualifikasi tenaga kerja yang dimiliki puskesmas sehingga tidak bisa mengembangkan mutu layanannya baik karena peralatan medis yang terbatas maupun kemampuan sumberdaya manusia (SDM) yang rendah. Perkembangan pengelolaan puskesmas baik dari aspek manajemen maupun operasional sangat dipengaruhi oleh tuntutan lingkungan, yaitu antara lain bahwa rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, biaya pelayanan kesehatan terkendali sehingga akan berujung pada kepuasan pasien.
55
56
Penelitian ini dilakukan berdasarkan kenyataan, seluruh Puskesmas di Kabupaten Gianyar akan menerapkan Badan Layanan Umum (Badan Layanan Umum) sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU). BLU adalah Instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan / jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari untung dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Dalam menerapkan BLU maka Puskesmas dituntut untuk menyedikan seluruh fasilitas, sarana dan prasarana sesuai dengan syaratsyarat BLU yaitu syarat teknis, syarat administratif dan syarat subtantif. Puskesmas yang dituntut untuk melaksanakan BLU tentu saja harus mempunyai strategi untuk merencanakannya. Penelitian ini diarahkan untuk mencari alternatif strategi agar pengelolaan puskesmas sebagai BLU dapat berjalan dengan baik dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Gianyar pada khususnya. Pihak perusahaan dalam memformulasi strateginya perlu melakukan pengamatan lingkungan. Studi literatur mengungkapkan bahwa formulasi strategi dipengaruhi oleh variabel lingkungan eksternal dan internal organisasi (Lim et al.,1996). Hasil penelitian yang dilakukan di Mesir menemukan bahwa pengamatan lingkungan secara signifikan berpengaruh terhadap strategi perusahaan (Lotayif, 2010). Hasil penelitian pada industri elektronik di Inggris, menyimpulkan bahwa perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang
57
melakukan analisis faktor lingkungan dalam proses formulasi strateginya (Analoui and Karami, 2001). Pihak perusahaan perlu melakukan pengamatan pengaruh lingkungan dalam dua dimensi waktu yaitu pengaruh lingkungan di masa kini dan di masa datang (Johnston et al.,2008). Pengaruh lingkungan di masa mendatang perlu juga dianalisis agar strategi yang disusun tetap mampu mengantisipasi perubahan lingkungan yang mungkin terjadi di masa datang. Hal ini penting untuk menjaga agar perusahaan tetap kompetitf sehingga bisa terus eksis. Variabel lingkungan pertama yang perlu dilihat adalah variabel lingkungan eksternal. Variabel lingkungan eksternal dapat memberikan peluang dan ancaman bagi perusahaan dalam mewujudkan visi dan misinya. Johnston et al. (2008) menyatakan bahwa setiap perusahaan menghadapi perubahan lingkungan eksternal yang akan berpengaruh langsung terhadap perusahan. Lingkungan bisnis eksternal yang mempengaruhi organisasi terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan industri yang dimaksud adalah daya tawar konsumen, daya tawar pemasok, masuknya pendatang baru, adanya produk subsitusi dan intensitas persaingan dalam industri. (Pearce dan Robinson, 2008:72). Perusahaan selain perlu memperhatikan faktor lingkungan eksternal, juga perlu memperhatikan faktor lingkungan internal yang terdiri atas aspek keuangan, pemasaran, sumber daya manusia dan operasi. (Suwarsono, 2008). Ini karena variabel lingkungan internal juga secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja organisasi (Appiah-Adu et al., 2001 dalam Wood, 2006). Variabel lingkungan
58
internal akan menghadirkan kekuatan dan kelemahan bagi perusahaan yang juga berpengaruh dalam pencapaian visi dan misinya . Faktor lingkungan eksternal dan internal ini kemudian dianalisis dengan menggunakan analisa SWOT sehingga diketahui apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan (faktor internal strategis) serta peluang dan ancaman (faktor eksternal strategis) bagi perusahaan. Dari analisis SWOT ini dilanjutkan dengan melakukan evaluasi faktor eksternal (External Factor Evaluation / EFE) dan faktor internal (Internal Factor Evaluation / IFE). Hasil dari EFE dan IFE ditransfer ke matrik IE (Internal Eksternal) untuk mengetahui posisi perusahaan sehingga dapat diformulasikan strategi bisnis. 3.2 Konsep Visi atau konsep bisnis perusahaan akan menentukan arah gerak perusahaan ke depannya. Sementara untuk menjabarkan visi secara tertulis agar mudah dimengerti atau jelas bagi seluruh staff perusahaan, dituangkanlah dalam bentuk misi. Menjalankan misi perusahaan akan mengarahkan perusahaan menuju tujuantujuan yang hendak dicapai. Visi dan misi BLUD akan menjadi landasan gerak puskesmas dalam dunia kesehatan dan sosial. Puskesmas dalam melayani kesehatan masyarakat, dipengaruhi tidak hanya oleh lingkungan eksternalnya, tetapi juga oleh lingkungan internalnya. Untuk menganalisis pengaruh lingkungan ini, digunakan analisis SWOT yang didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif diturunkan dari kesesuaian yang baik antara faktor internal perusahaan (kekuatan dan kelemahan) dengan faktor eksternalnya (peluang dan ancaman). Dari analisis
59
SWOT ini bisa diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Kemudian hasil analisis SWOT ditransfer ke matrik IE untuk mengetahui posisi perusahaan pada masa sekarang dan masa yang akan datang sehingga didapat strategi pengembangan BLUD puskesmas. Oleh karena Puskesmas di Gianyar hanya memiliki satu unit bisnis, maka strategi puskesmas juga menjadi strategi pengembangan BLUD. (Gambar 3.1)
Visi dan Misi BLUD Puskesmas
Faktor Lingkungan Internal
Faktor Lingkungan Eksternal
SWOT Puskesmas
Matrik Internal Eksternal (IE)
Strategi Pengembangan BLUD Gambar 3.1 Kerangka Konseptual