BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Konseptual Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori sebelumnya maka model kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Variabel Independen
Variabel Dependen
Peran Manajer ( X1 ) Komunikasi ( X2 )
Kualitas SDM ( X3 )
Kinerja Unit (SKPD) ( Y) Pengelolaan Keuangan Daerah (Z)
Sarana Pendukung ( X4 )
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Kinerja SKPD (Y) diperkirakan baik secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh variabel independen (X) yaitu Peran Pimpinan (X1), Komunikasi (X2), Kualitas SDM (X3), dan Sarana Pendukung (X4) serta Pengelolaan Keuangan Daerah (Z) sebagai variabel moderating, dengan penjelasan berikut ini. a.
Semakin tinggi/rendah Peran Manajer, maka semakin tinggi/rendah kinerja SKPD; Peran Pimpinan merupakan langkah dalam melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Adapun prinsip-prinsip dalam
Universitas Sumatera Utara
good
governance,
yaitu
transparansi,
akuntabilitas,
keadilan
dan
responsibilitas. Untuk dapat menerapkan prinsip-prinsip dalam good governance tersebut tidak terlepas dari dukungan dan optimalisasi peran pemerintah dalam menjalankan tugas dan fungsinya, termasuk didalamnya peran pengelolaan keuangan daerah. b. Semakin tinggi/rendah Komunikasi, maka semakin tinggi/rendah kinerja SKPD; Tanpa adanya komunikasi yang baik antara pimpinan dan bawahan, maka pengelolaan keuangan daerah tidak akan berjalan dengan baik, dan sebaliknya..
c. Semakin tinggi/rendah kualitas SDM, maka semakin tinggi/rendah kinerja SKPD; Kualitas sumber daya manusia mempengaruhi pemahaman dan penerapan logika akuntansi untuk penyusunan laporan keuangan dengan standar yang ditetapkan pemerintah. Jika kualitas sumber daya manusia tinggi, maka kinerja dalam penyusunan laporan keuangan akan tercapai sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah, dan sebaliknya. d. Semakin baik/buruk sarana pendukung semakin baik/buruk kinerja SKPD; Sarana pendukung sangat diperlukan untuk pengukuran kinerja, yang dilakukan dengan mengolah data yang berhubungan dengan data laporan. e. Semakin baik/buruk Pengelolaan Keuangan Daerah semakin baik/buruk kinerja dari SKPD tersebut; Pengelolaan Keuangan Daerah yang diberikan berpengaruh sebagai pendukung pada bagian-bagian yang terlibat agar pencapaian target kinerja menjadi lebih baik lagi.
Universitas Sumatera Utara
3.2. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan penjelasan semenstara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Erlina dan Mulyani, 2007). Berdasarkan rumusan masalah, tinjuan pustaka dan kerangka konseptual, maka diajukan dua hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: H 1 : Peran Manajer, Komunikasi, Kualitas SDM dan Sarana Pendukung berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kinerja SKPD pada Pemerintahaan Kota Binjai. H 2 :Pengelolaan Keuangan Daerah dapat Memoderasi hubungan antara Peran Manajer, Komunikasi, Kualitas SDM dan Sarana Pendukung dengan Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintahan Kota Binjai.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian kausal (causal), yaitu untuk melihat hubungan beberapa variabel yang belum pasti. Umar (2008) menyebutkan desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat eksperimen dimana variabel independennya diperlakukan secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampaknya pada variabel dependennya secara langsung. Penelitian ini nantinya akan diketahui apakah Peran Manajer, Komunikasi, Kualitas SDM dan Sarana Pendukung sebagai variabel independen berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Kinerja SKDP sebagai variabel dependen dilingkungan pemerintahan kota Binjai dengan Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai variabel moderatingnya. 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada pemerintah Kota Binjai dengan jangka waktu penelitian satu tahun periode yaitu 2012 – 2013. dipilihnya SKPD pada lingkungan Pemerintah kota Binjai dikarenakan berdasarkan hasil pengamatan awal di lingkungan Pemerintah Kota Binjai masih terdapat beberapa SKPD yang belum dapat menerapkan Perubahan dengan adanya Regulasi Peraturan pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kota Binjai dengan jumlah 52 SKPD
Universitas Sumatera Utara
yang terdiri dari, 7 Badan, 16 Bidang, 15 Dinas, 9 Kantor Lembaga Teknis dan 5 Kantor Pemerintahan. Adapun SKPD yang menjadi objek penelitian ini tercantum pada table 4.2. Tabel 4.2. Daftar SKPD Kota Binjai No
Nama SKPD
No
1
Sekretariat Daerah
27
2
Bagian Pemerintahan Umum
28
3
Bagian Agraria dan Kerjasama
29
4 5 6
Bagian Kesejahteraan Rakyat Bagian Perekonomian Bagian Pembangunan
30 31 32
7
Bagian Produksi dan Industri
33
8
Bagian Pengolahan Data Elektronik Bagian Umum dan Perlengkapan
34
10
Bagian Hukum dan Perundang – Undangan
36
11
37
17
Bagian Organisasi dan Tatalaksana Bagian Hubungan Masyarakat (HUMASY) Bidang Hukum dan Politik Bidang Pemerintahan Bidang Pembangunan Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Bidang Ekonomi dan Keuangan
18
Dinas Pendidikan
44
19 20
Dinas Pemuda dan Olah raga Dinas Kesehatan
45 46
9
12 13 14 15 16
35
38 39 40 41 42 43
Nama SKPD Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Pemukiman Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Dinas Pertanian Dinas Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Linmas Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Badan Keluarga Berencana (KB) dan Pembangunan Kesejahteraan Rakyat (PKS) Badan Pendidikan dan Pelatihan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Badan Kepegawaian Daerah Inspektorat Kota Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kantor Pemberdayaan Perempuan Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kantor Penelitian dan Pengembangan
Universitas Sumatera Utara
21
Lanjutan tabel 4.2 Dinas Sosial
22 23 24
Dinas Tenaga Kerja Dinas Perhubungan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 25 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 26 Dinas Pekerjaan Umum Sumber: Pemko Binjai, 2014.
47 48 49 50
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kantor Camat Binjai Utara Kantor Camat Binjai Timur Kantor Camat Binjai Selatan
51
Kantor Camat Binjai Barat
52
Kantor Camat Binjai Kota
Selanjutnya masing-masing pejabat SKPD diberikan kuisioner yang diisi oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran dimasing-masing SKPD, dengan total anggota populasi yang diberikan kuisioner sebanyak 52 orang. Populasi dalam penelitian ini merupakan sampel sebanyak 52 orang sebagai responden, karena menggunakan metode sensus. 4.4. Metode Pengumpulan Data Sumber data merupakan faktor penting untuk mempertimbangkan penentuan metode pengumpulan data. Sumber data dalam penelitan ini adalah data primer. Data primer merupakan sumber data penelian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data mengenai Peran Manajer, Komunkasi, Kualitas SDM, Sarana Pendukung, Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kinerja SKPD dikumpulkan melalui responden menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dalam bentuk jawaban tertutup. Kusioner merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yaitu Peran Manajer replikasi dari kuisioner Hermaningsih (2009), Komunikasi, Kualitas SDM, Sarana Pendukung dan Kinerja SKPD replikasi dari kuisioner dari Warisno (2009) dan Pengelolaan Keuangan Daerah replikasi dari kuisioner Fitrie (2008).
Universitas Sumatera Utara
Pilihan jawaban kuesioner menggunakan skala interval pengukuran interval dengan lima pilihan jawaban yaitu, Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kusioner dirancang berdasarkan indikator yang terdapat pada setiap variabel penelitian. Sebelum kuesioner diserahkan kepada respoden terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen. Kuisioner akan diuji coba kepada responden bukan sampel tetapi memiliki karakteristik yang sama. Uji coba instrument telah dilakukan di Kantor BPKP Provinsi Sumatara Utara dengan waktu pengisian kuesioner kurang lebih 30 menit. Tujuan pengujian instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat uji validitas dan uji reliabilitas kusioner sebelum dilakukan pengumpulan data melalui kuisioner kepada responden. Kuesioner yang sudah diuji coba dibagikan langsung oleh peneliti ke Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran yang menjadi sampel penelitian dan diberi waktu tenggang selama 2 (dua) minggu. Setelah 2 (dua) minggu kuesioner tersebut diambil kembali oleh peniliti, jika dalam waktu 2(dua) minggu tersebut kuesioner tersebut belum diserahkan, maka kuesioner dinyatakan tidak kembali. 4.5. Definisi Operasional dan Pengkuran Variabel Untuk menghindari kesalahpahaman atau memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional dan pengukuran variabel yang akan diteliti sebagai dasar dalam menyusun kuisioner penelitian. Definisi operasional dapat dijelaskan sebagai berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
4.5.1. Peran Manajer Peran Manajer dalam penelitian ini adalah Peran Manajer Pengguna Kuasa Anggaran (KPA) dalam bentuk aktivitas manajemen yang berkesinambungan dengan strategi perencanaan dan pengendalian keuangan SKPD. Adapaun indikator Peran Manajer adalah perencanaan tujuan dasar dan sasaran, perencanaan
operasional,
penganggaran,
pengendalian
dan
pengukuran,
pelaporan dan analisis yang diukur dengan skala interval. 4.5.2. Komunikasi Komunikasi adalah salah satu media dalam berinteraksi untuk mengemukakan suatu ide, gagasan ataupun pendapat yang berguna dalam menunjang pelaksaan tugas dan tanggung jawab yang diberikan pada SKPD. Adapun indikator Komunikasi adalah individualisme dan pengendalian emosi, jarak kekuasaan, kompleksitas kognitif, memberikan umpan balik, serta laporan lisan dan tertulis yang diukur dengan skala interval.
4.5.3. Kualitas SDM Kualitas
SDM
adalah
kemampuan
dari
anggota
SKPD
dalam
melaksanakan tugasnya berdasarkan latar belakang pendidikan, pelatihan yang diperoleh responden, pemahaman tentang tugasnya, kesiapan dalam melakukan perubahan dalam Pengelolaan Keuangan Daerah. Adapun indikator dari kualitas sdm adalah Produktivitas, sikap dan perilaku, komunikasi dan hubungan yang diukur dengan skala interval. 4.5.4. Sarana Pendukung Sarana pendukung adalah terpenuhinya suatu perangkat yang akan digunakan dalam melaksanakan tugas/pekerjaan seperti tersedianya unit komputer
Universitas Sumatera Utara
dan software yang berkaitan dengan kebutuhan SKPD. Adapun indikatornya Sarana Pendukung adalah kelengkapan dan kesiapan dari perangkan komputer seperti Hardware, Software dan Brainware yang diukur dengan skala interval. 4.5.4. Pengelolaan Keuangan Unit Satuan Kerja Pemerintah Daerah Pengelolaan Keuangan Unit Satuan Kerja Pemerintah Daerah adalah mekanisme atau cara suatu SKPD dalam mengelola kekayaan atau sumber – sumber dayanya dalam pencapaian tujuan SKPD. Adpaaun yang Indikatornya adalah 1) Perencanaan (Planing), 2) Penyusunan dan Penetapan APBD (activity of budget implementation),3)Pelaksanaan APBD (Activity budget implementation). 4)Pertanggung Jawaban (Budget monitoring and control) yang diukur dengan skala interval. 4.5.5. Kinerja unit Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kinerja unit satuan kerja pemerintah daerah yang dimaksud dalam penelitian adalah ukuran dalam menilai kinerja pegawai atau sumber daya manusia yang tersedia pada pelayanan publik SKPD. Indikatornya antara lain perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf, negosiasi, perwakilan dan kinerja secara keseluruhan yang diukur dengan skala interval. Adapun rangkuman defenisi operasional variabel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Penelitian Peran Manajer (X 1 )
Defenisi Operasional
Indikator
Merupakan Peran Manajer Pengguna Kuasa Anggaran dalam bentuk aktivitas manajemen yang berkesinambungan dengan strategi perencanaan dan pengendalian dalam keuangan pada SKPD. Salah satu media dalam berinteraksi untuk mengemukakan suatu ide, gagasan ataupun pendapat yang berguna dalam menunjang pelaksaan tugas dan tanggung jawab yang diberikan pada SKPD..
perencanaan tujuan dasar dan sasaran; perencanaan operasional; penganggaran; pengendalian dan pengukuran; dan pelaporan serta analisis Komunikasi adalah individualisme dan pengendalian emosi, jarak kekuasaan, kompleksitas kognitif, memberikan umpan balik, serta laporan lisan dan tertulis
Skala Interval
Kualitas Sumber Daya Manusia (X 3 )
Kemampuan dari anggota SKPD dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan latar belakang pendidikan, pelatihan yang diperoleh responden, pemahaman tentang tugasnya, kesiapan dalam melakukan perubahan dalam Pengelolaan Keuangan Daerah
Produktivitas, sikap perilaku, komunikasi hubungan
dan dan
Skala Interval
Sarana Pendukung (X 4 )
Terpenuhinya suatu perangkat yang akan digunakan dalam melaksanakan tugas/pekerjaan seperti tersedianya unit komputer dan software yang berkaitan dengan kebutuhan SKPD
kelengkapan dan kesiapan dari perangkan komputer seperti Hardware, Software dan Brainware
Skala Interval
Pengelolaan Keuangan Unit Satuan Kerja Pemerintah Daerah (Z)
mekanisme atau cara suatu SKPD dalam mengelola kekayaan atau sumber –sumber dayanya dalam pencapaian tujuan SKPD
1) Perencanaan (Planing),2) Penyusunan dan Penetapan APBD (activity of budget implementation),3) Pelaksanaan APBD (Activity budget implementation). Pertanggung Jawaban (Budget monitoring and control)
Skala Interval
Kinerja unit satuan kerja pemerintah daerah (Y)
Ukuran dalam menilai kinerja pegawai atau sumber daya manusia yang tersedia pada pelayanan publik SKPD
perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf, negosiasi, perwakilan dan kinerja secara keseluruhan
Skala Interval
Komunikasi (X 2 )
Skala Pengukuran Skala Interval
4.6. Instr umen Penelitian 4.6.1. Uji Validitas Uji validitas dimaksudkan untuk menilai sejauh mana suatu alat ukur diyakini
dapat
dipakai
sebagai
alat
untuk
mengukur
item-item
pertanyaan/pernyataan kuesioner dalam penelitian. Teknik yang digunakan untuk
mengukur
validitas pertanyaan/pernyataan kuesioner adalah Korelasi
Universitas Sumatera Utara
Product Moment dari Karl Pearson dengan ketentuan : jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka skor butir pertanyaan/ pernyatan kuesioner valid tetapi sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka skor butir pertanyaan/pernyataan kuesioner tidak valid. 4.6.2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur tingkat konsistensi antara hasil pengamatan dengan instrumen atau alat ukur yang digunakan pada waktu yang berbeda-beda. Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas pengamatan adalah dengan menggunakan koefisien cronbach alpha, yaitu instrumen dikatakan reliable jika memiliki nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6. Menurut Nunnally (1967) dalam Ghozali (2005) Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. 4.7. Metode Analisis Data Model dan teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan regresi linier berganda. Untuk keabsahan hasil analisis regresi berganda terlebih dahulu dilakukan uji kualitas instrumen pengamatan, uji normalitas data dan uji asumsi klasik. Model analisa regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : •
Persamaan struktur 1 adalah :
Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e •
Persamaan struktur 2 adalah :
Z |e|
= b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e …………….......(1) = b0 + b 1Y....………………………………………………(2)
Universitas Sumatera Utara
dimana : Y b0 b1,b2,b3,b4 X1 X2 X3 X4 Z e |e|
= Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) = Konstanta = Koefisien Regresi = Peran Manajer = Komunikasi = Kualitas SDM = Sarana Pendukung = Pengelolaan Keuangan Daerah = error term = regresi residual
4.7.1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif umumnya digunakan peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan data demografi responden. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif yang terdiri dari rata-rata, standar deviasi, minimum dan maksimum dari jawaban yang didapat dari kuisioner. 4.7.2. Uji Asumsi Klasik Oleh karena itu pengujian asumsi klasik perlu dilakukan. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikoliniearitas dan uji heterokedastisitas. 4.7.2.1.
Uji Normalitas Pengujian Normalitas data bertujuan untuk mengetahui distribusi data
dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Pada penelitian ini, untuk mengetahui normalitas data dengan menggunakan uji statistik. Uji Statistik yang dilakukan pada penelitian ini dengan menggunkan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan kriteria: 1.
Jika nilai signifikansi atau probabilitasnya > dari 0,05 maka distribusi data adalah normal.
Universitas Sumatera Utara
2.
Jika nilai signifikansi atau probabilitasnya < dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal.
4.7.2.1.
Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji, apakah ditemukan atau
tidak korelasi diantara variabel independen. Jika terjadi korelasi antar variabel independen maka akan ditemukan adanya masalah multikoliniertas. Suatu model regresi yang baik harus tidak menimbulkan masalah multikolinieritas. Untuk itu diperlukan uji multikolinieritas terhadap setiap data variabel bebas yaitu dengan : 1. Melihat angka collinearity Statistics yang ditunjukkan oleh Nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika angka VIF lebih besar dari 10, maka Variabel bebas yang ada memiliki masalah multikolinieritas (Santoso, 2002) 2. Melihat nilai tolerance pada output penilian multikolinieritas yang tidak menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,1 akan memberikan kenyataan bahwa tidak terjadi masalah multikolinieritas. 4.7.3.3. Uji Heterokedastisitas Menurut Ghozali (2009:125), uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varaians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Menurut Hanke & Reitsch (1998:259) dalam Kuncoro (2007:96), Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya. Artinya, setiap observasi mempunyai reliabilitas yang berbeda akibat perubahan dalam kondisi yang melatar belakangi tidak
Universitas Sumatera Utara
terangkum dalam spesifikasi model. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Secara statistik uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji park, yaitu dengan melakukan transformasi logaritma terhadap residual. 4.7.3. Pengujian Hipotesis Penelitian Pada penelitian ini pendekatan analisis yang dilakukan dengan metode analisis regresi berganda. Metode analisis regresi berganda bertujuan untuk melihat secara langsung pengaruh beberapa variabel terikat tersebut. Sedangkan untuk menguji variabel moderating Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan dengan melakukan uji residual. Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat nilai signifikansi dan koefisien parameter. Jika nilainya signifikan dan koefisien parameter negatif, maka variabel termasuk adalah variabel moderating. 4.7.3.1. Uji Signifikansi Simultan (Uji – F) Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam metode mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Kuncoro,2003:219). Hipotesis alternatifnya (Ha), tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, maksudnya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Ha : β 1 ≠ β 2
≠
β 3 ≠ β 4 ≠ 0, artinya Peran Manajer, Komunkasi, Kualitas
SDM, Sarana Pendukung secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah . Kriteria pengambilan keputusan terhadap uji F, adalah sebagai berikut: 1. Jika, probabilitas < 0.05, Ha diterima dan 2. Jika, probabilitas > 0.05, Ha tidak dapat diterima
Universitas Sumatera Utara
4.7.3.2. Uji Signifikansi Parsial (Uji –t) Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikansi individual. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (Kuncoro,2003:218). Hipotesis alternatifnya (Ha), parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, maksudnya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Ha : β 1 ≠ 0 , H 0 :β 2 ≠ 0, H 0 :β 3 ≠ 0, H 0 :β 4 ≠ 0, artinya Peran Manajer, Komunkasi, Kualitas SDM, Sarana Pendukung secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah. Kriteria pengambilan keputusan terhadap uji t, adalah sebagai berikut: 1. Jika, probabilitas < 0.05, Ha diterima dan 2. Jika, probabilitas > 0.05, Ha tidak dapat diterima. 4.7.3.3. Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model
dalam
menerangkan
variasi
variabel
terikat
(Kuncoro,2003:220). Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu ( 0 ≤ R2 ≤ 1). Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksikan variasi variabel dependen, dan apabila nilai R2 semakin kecil mendekati nol, berarti variabel-variabel independen hampir tidak memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Menurut Ghozali (2009:87), kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat
Universitas Sumatera Utara
mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. 4.7.3.4. Uji Residual Menurut (Sekaran, 2006) Variabel pemoderasi adalah variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang kuat dengan hubungan variabel terikat dan variabel bebas. Selanjutnya menurut (Rusiadi, 2013) Uji moderating yang dilakukan dengan metode uji residual agar dapat meminimalisasi dampak multikolinearitas yang akan menyalahi uji asumsi klasik daladm regresi ordinary least square (OLS). Analisis residual menguji pengaruh deviasi (penyimpangan) dari suatu model. Fokusnya adalah ketidakcocokkan (lack of fit) yang dihasilkan dari deviasi hubungan linear antar variabel independen. Lack of fit ditunjukkan oleh nilai residual didalam regresi. Persamaan regresi yang kedua nantinya menggambarkan apakah akan menjadi variabel moderating yang ditunjukkan dengan hasil signifikan dan nilai koefisiennya negatif. Menurut Ghazali (2005) kriteria yang digunakan untuk menyimpulkan apakah suatu variabel dapat dikatakan variabel moderating yaitu: a. Jika koefisien parameter dependen variabel negatif, dan b. Jika Hasilnya signifikan atau lebih kecil dari 0,05
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskriptif Data Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan satu tahap, yaitu dengan cara memberikan sebanyak 52 (Lima Puluh Dua) kuesioner kepada responden meliputi 52 SKPD di lingkungan pemerintah Kota Binjai, yang terdiri dari 7 Badan, 16 Bidang, 15 Dinas, 9 Kantor Lembaga Teknis dan 5 Kantor Pemerintahan. Kemudian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, kuesioner dijemput kembali. Dari 52 (Lima Puluh Dua) kuesioner yang dikirim/dibagikan yang kembali sebanyak 46 (Empat Puluh Enam) dan yang cacat tidak ada, Jadi kuesioner yang bisa digunakan untuk melakukan analisis data sebanyak 46 (Empat Puluh Enam). sebagaimana dapat dilihat pada tabel 5.1 Tabel 5.1. Distribusi Kuisioner No
Keterangan
Instansi
Sebar
Kembali
Tidak Kembali
1
Badan
7
7
Baik 6
Rusak 0
2
Bidang
16
16
13
0
3
3
Dinas
15
15
14
0
1
4 5
Kantor Lembaga Teknis Kantor Pemerintahanan Jumlah
9 5 52
9 5 52
8 5 46
0 0 0
1 5 6
1
Sumber: BKD Pemko Binjai, 2014 5.1.1. Deskripsi Lokal Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kota Binjai dengan jumlah 52 (Lima Puluh Dua) kuesioner kepada responden meliputi 52 SKPD di lingkungan pemerintah Kota Binjai, yang terdiri dari 7 Badan, 16 Bidang, 15 Dinas, 9 Kantor
Universitas Sumatera Utara
Lembaga Teknis dan 5 Kantor Pemerintahan. Sebelum berstatus kotamadya, Binjai adalah ibukota Kabupaten Langkat yang kemudian dipindahkan ke Stabat. Binjai berbatasan langsung dengan Kabupaten Langkat di sebelah barat dan utara serta Kabupaten Deli Serdang dan saat ini status pemerintahaanya menjadi Pemerintah Kota. Secara geografis Kota Binjai Terletak antar 03°03'40" 03°40'02" LU dan 98°27'03" - 98°39'32" BT dengan Ketinggian rata-rata adalah 28 meter di atas permukaan laut.
Kota Binjai terdiri dari 5 Kecamatan, 37
Kelurahan dan Desa. Binjai berbatasan langsung dengan Kabupaten Langkat di sebelah barat dan utara serta Kabupaten Deli Serdang di sebelah timur dan selatan. 5.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan, maka diperoleh data tentang responden penelitian yang terdiri dari : (1) Tingkat pendidikan, (2) Jabatan responden, (3) Pangkat dan golongan, dan (4) Lama bekerja. Tabel 5.2 sampai 5.5 menyajikan ringkasan demograpi responden. Tabel 5.2. Tingkat Pendidikan Responden No 1 2 3 4 5
Latar Belakang Pendidikan
SLTA D3 S1 S2 S3 Total Sumber: BKD Pemko Binjai, 2014
Frekuensi
Persentase
4 9 25 8 0 46
8,7 % 20 % 54 % 17 % 0% 100%
Tingkat pendidikan responden relatif sedang, karena hanya 13 orang atau 28,7% dari responden mempunyai tingkat pendidikan dibawah S1. Sedangkan yang memiliki tingkat pendidikan S1 ada sebanyak 25 orang atau 54%, dan ada 8
Universitas Sumatera Utara
atau 17% orang yang berpendidikan S2 17%. Selanjutnya responden juga diukur berdasarkan tingkat jabatan dengan rincian sebagai berikut:
No
Tabel 5.3. Jabatan Responden Latar Belakang Pendidikan Frekuensi
1 2 3
Kepala badan/Dinas/Instansi Sekretaris/Kabid/Kabag/Kasubdin Kasubid/Kasubag/Kasie Total Sumber: BKD Pemko Binjai, 2014
8 15 23 46
Persentase 17,4% 32,6% 50% 100%
Untuk jabatan responden meliputi 8 orang atau 17,4% menduduki jabatan eselon II (Kepala Badan/Dinas/Instansi), 15 orang atau 32,6% menduduki jabatan eselon III (Sekretaris/Kabid/Kabag/Kasubdin), dan yang 23 orang atau 50% lagi menduduki jabatan eselon IV ( Kasubid/Kasubag/Kasie). Ini terlihat bahwa dengan kesibukan dan padatnya kegiatan dan pekerjaan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai Pengguna Anggaran, sehingga hanya ada 5 orang Kepala SKPD yang bersedia mengisi langsung kuisioner sebagai responden dan 41 orang Kepala SKPD melimpahkan tanggung jawab pengisian kuesioner kepada pejabat dibawah jajarannya yang bertanggung jawab terhadap pengelola keuangan daerah.
No 1 2 3
Tabel 5.4. Pangkat/Golongan Responden Latar Belakang Pendidikan Frekuensi
Golongan IV Golongan III Golongan II Total Sumber: BKD Pemko Binjai, 2014
25 16 5 46
Persentase 54,3% 34,9% 10,8% 100%
Sementara untuk pangkat dan golongan dari responden termasuk dalam kategori sedang. Adapun responden yang berpangkat/Gol II sebanyak 5 orang atau 10,8%. Pangkat/Gol Responden meliputi 16 orang atau 34,9% berpangkat/Gol III,
Universitas Sumatera Utara
dan 25 orang atau 54,3% dari responden berpangkat/Gol III. Berikutnya diukur berdasarkan lamanya bekerja responden pada SKPD, dengan rincian sebagai berikut:
No
Tabel 5.5. Lama Bekerja Responden Lama Bekerja Frekuensi
1 2 3 4 5
1 – 5 tahun 6 – 10 tahun 11 – 15 tahun 16 – 20 tahun > 21 tahun Total Sumber: BKD Pemko Binjai, 2014
6 22 9 6 3 46
Persentase 13,1% 47,8% 19,5% 13,1% 6,5% 100%
Untuk Tingkat lama bekerja responden relatif sedang, untuk responden yang mempunyai lama Bekerja >21 tahun hanya 3 orang atau 6,5%. Ada 6 orang atau 13,1% orang memiliki lama bekerja 1-5 tahun, 22 orang atau 47,8% memiliki lama bekerja selama 6-10 tahun, sedangkan yang mempunyai lama bekerja 11-15 tahun sebanyak 9 orang atau 19,35% dan 6 orang atau 13,1% memiliki pengalaman bekerja 16-20 tahun. 5.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data Sebelum dilakukan pengujian data baik untuk deskripsi data penelitian maupun untuk pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis, maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas data. Uji ini perlu dilakukan karena jenis data penelitian adalah data primer. 5.2.1. Uji Validitas Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan software SPSS, nilai validitas dapat dilihat pada kolom Pearson Correlation. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel) maka instrumen tersebut dikatakan valid. Berdasarkan hasil uji validitas dapat disimpulkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
tidak seluruh item pernyataan untuk mengukur masing-masing variabel penelitian dinyatakan valid. Hal ini dapat dilihat bahwa tidak seluruh r hitung lebih besar r tabel. Dimana nilai r tabel untuk sampel sebanyak 46 adalah 0,291, sebagaimana dapat digambarkan pada tabel 5.7 dibawah ini. Tabel 5.6 Uji Validitas Variabel Variabel Peran Manajer (X1)
Butir Instrumen Peran Manajer1
Peran Manajer2 Peran Manajer3 Peran Manajer4 Peran Manajer5 Peran Manajer6 Peran Manajer7 Peran Manajer8 Peran Manajer9
r Hitung 0,752 0,268 0,478 0,485 0,692 0,247 0,691 0,677 0,752
R Tabel 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291
Ket Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid
Komunikasi (X2)
Komunikasi1 Komunikasi2 Komunikasi3 Komunikasi4 Komunikasi5 Komunikasi6 Komunikasi7 Komunikasi8 Komunikasi9 Komunikasi10 Komunikasi11 Komunikasi12 Komunikasi13 Komunikasi14 Komunikasi15
0,609 0,609 0,397 0,553 0,183 0,551 0,597 0,557 0,691 0,609 0,439 0,239 0,472 0,496 0,494
0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291
Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid
Kualitas SDM (X3)
Kualitas SDM1 Kualitas SDM2 Kualitas SDM3 Kualitas SDM4 Kualitas SDM5 Kualitas SDM6 Kualitas SDM7 Kualitas SDM8 Kualitas SDM9 Kualitas SDM10
0,404 0,394 0.532 0,471 0,676 0,475 0,462 0,423 0,684 0,479
0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sarana Pendukung (X4)
Sarana Pendukung1 Sarana Pendukung2 Sarana Pendukung3 Sarana Pendukung4
0,579 0,598 0,384 0,355
0,291 0,291 0,291 0,291
Valid Valid Valid Valid
Universitas Sumatera Utara
Pengelolaan Keuangan Daerah (Z)
Kinerja SKPD (Y)
Sarana Pendukung5 Sarana Pendukung6 Sarana Pendukung7 Sarana Pendukung8 Sarana Pendukung9 Sarana Pendukung10
0,693 0,332 0,717 0,471 0,452 0,246
0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291
Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
Pengelolaan Keuangan Daerah1 Pengelolaan Keuangan Daerah2 Pengelolaan Keuangan Daerah3 Pengelolaan Keuangan Daerah4 Pengelolaan Keuangan Daerah5 Pengelolaan Keuangan Daerah6 Pengelolaan Keuangan Daerah7 Pengelolaan Keuangan Daerah
0,404
0,291
Valid
0,585
0,291
Valid
0,538
0,291
Valid
0,451
0,291
Valid
0,619
0,291
Valid
0,526
0,291
Valid
0,538
0,291
Valid
0,422
0,291
Valid
Kinerja SKPD1 Kinerja SKPD2 Kinerja SKPD3 Kinerja SKPD4 Kinerja SKPD5 Kinerja SKPD6 Kinerja SKPD7 Kinerja SKPD8 Kinerja SKPD9
0,517 0,666 0,580 0,555 0,756 0,454 0,610 0,855 0,535
0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Lampiran 2 Berdasarkan hasil uji validitas untuk variabel Peran Manajer dapat terdapat dua item tidak valid yaitu 2 dan 6 yang disebabkan nilai r hitungnya lebih kecil dari r tabel sehingga item tersebut tidak dimasukkan sebagai item pernyataan untuk mengolah data selanjutnya. Sedangkan untuk item nomor 1,3,4,5,7,8,9 dapat dikatakan valid karena nilai r hitungnya lebih besar dari r tabel sehingga semua item dapat digunakan dalam pengolahan data selanjutnya. Untuk hasil uji validitas Komunikasi dapat disimpulkan bahwa terdapat satu item tidak valid yaitu item 5 dan 12 yang disebabkan nilai r hitungnya lebih
Universitas Sumatera Utara
kecil dari r tabel sehingga item tersebut tidak dimasukkan sebagai item pernyataan untuk
mengolah
data
selanjutnya.
Sedangkan
untuk
item
nomor
1,2,3,4,6,7,8,9,10,11,13,14,15 dapat dikatakan valid karena nilai r hitungnya lebih besar dari r tabel sehingga semua item dapat digunakan dalam pengolahan data selanjutnya. Selanjutnya untuk uji validitas Kualitas SDM dapat disimpulkan bahwa dapat disimpulkan bahwa semua item dapat dinyatakan valid dikarenakan semua item nilai r hitung nya lebih besar dari r tabel sehingga semua item dapat digunakan dalam pengolahan data selanjutnya Berikutnya untuk uji validitas Sarana Pendukung dapat disimpulkan bahwa terdapat satu item yang tidak valid yaitu item nomor 10 dikarenkan nilai r hitungnya lebih kecil dari r tabel item tersebut tidak dimasukkan sebagai item pernyataan
untuk
mengolah
data
selanjutnya,
selanjutnya
untuk
item
1,2,3,4,5,6,7,8,9 dapat dinyatakan valid karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel sehingga semua item dapat digunakan dalam pengolahan data selanjutnya. Uji validitas terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah dapat disimpulkan bahwa semua item dapat digunakan karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel sehingga semua item dapat digunakan dalam pengolahan data selanjutnya. Terakhir uji validitas terhadap Kinerja SKPD dapat disimpulkan semua item pertanyaan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya karena nilai r hitung semua item pertannyaan lebih besar dari r tabel. 5.2.2. Uji Reliabilitas Setelah dilakukan uji validitas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas data yaitu dengan melihat nilai cronbach’s alpha. Jika nilai Cronbach’s
Universitas Sumatera Utara
alpha lebih besar dari 0.6 maka kuesioner penelitian tersebut dinyatakan reliabel. Hasil pengujian data menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian dinyatakan reliabel. Menurut Nunnally dalam Ghozali (1967) Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Tabel Uji Reabilitas Dapat dilihat pada tabel 5.7. Tabel 5.7 Uji Reliabilitas Variabel Variabel
Alpha Cronbach’s
Batas Reliabilitas
Ket
Peran Manajer (X1) Komunikasi (X2) Kualitas SDM (X3) Sarana Pendukung (X4) Pengelolaan Keuangan Daerah (Z) Kinjera SKPD (Y) Sumber: Lampiran 2
0,860 0,855 0,712 0,714 0,710 0,750
0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6
Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel
5.3. Statistik Deksriptif Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, maka diperoleh statistik deskriptif data penelitian yang tercantum pada tabel 5.6.
Variabel PM K KS SP PKD KSKPD Valid (listwise)
N 46 46 46 46 46 46 N
Tabel 5.8 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics Minimum Maximum Mean Std. Deviation 21 34 28,47 3,31 34 60 49,60 5,88 37 50 41,39 2,99 31 45 36,81 3,22 23 32 27,56 2,50 29 43 36,82 3,32
Median 28 50 41 36 28 36
46
Sumber: Lampiran 2
Universitas Sumatera Utara
Dari 46 (empat puluh enam) sampel yang disertakan pada penelitian ini maka diperoleh nilai rata-rata Peran Manajer sebesar 28,47 menunjukkan bahwa Peran Manajer berada diatas nilai median. Peran Manajer yang terendah adalah 21 diperoleh pada responden nomor 6 dan 36 sedangkan Peran Manajer tertinggi adalah 34 pada responden nomor 10,25,31 dan 41 dengan standar deviasi sebesar 3,31. Nilai rata-rata Komunikasi sebesar 49,60 menunjukkan bahwa rata-rata Komunikasi berada sama dengan nilai median. Komunikasi yang terendah adalah 34 diperoleh pada responden nomor 21 sedangkan Komunikasi tertinggi adalah 60 pada responden nomor 11 dengan standar deviasi sebesar 5,88. Kualitas SDM dengan nilai rata-rata sebesar 41,39 menunjukkan bahwa nilai rata-rata Kualitas SDM di atas nilai median. Kualitas SDM yang terendah adalah 37 diperoleh pada responden nomor 34,36 dan 45 sedangkan Kualitas SDM tertinggi adalah 50 pada responden nomor 41 sedangkan standar deviasi sebesar 2,99. Sarana pendukung dengan nilai rata-rata sebesar 36,81 menunjukkan bahwa nilai rata-rata sarana pendukung juga di atas nilai median. Sarana Pendukung yang terendah adalah 31 diperoleh pada responden nomor 4 dan 42 sedangkan Sarana Pendukung tertinggi adalah 45 pada responden nomor 41 dengan standar deviasi sebesar 3,22. Pengelolaan Keuangan Daerah dengan nilai rata-rata sebesar 36,82 menunjukkan bahwa Pengelolaan Keuangan Daerah juga di atas nilai median. Pengelolaan Keuangan Daerah yang terendah adalah 23 diperoleh pada responden
Universitas Sumatera Utara
nomor 5 dan 37 sedangkan Pengelolaan Keuangan Daerah tertinggi adalah 32 pada responden nomor 17 dan 32 dengan standar deviasi sebesar 2,50. Kinerja SKPD dengan nilai rata-rata 36,82 yang menunjukkan bahwa Kinerja SKPD diatas dari nilai median. Kinerja SKPD yang terendah adalah 29 diperoleh pada responden nomor 6 dan 21 sedangkan Kinerja SKPD tertinggi adalah 43 pada responden nomor 41 dengan standar deviasi sebesar 3,32. 5.4. Pengujian Asumsi Klasik Dalam analisis ini perlu dilihat terlebih dahulu apakah data tersebut bisa dilakukan pengujian model regresi. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menentukan model regresi dapat diterima secara ekonometrik. Pengujian asumsi klasik ini terdiri pengujian normalitas, multikolinearitas, dan pengujian heteroskedastisitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah crosssection. Oleh karena itu, pengujian autokorelasi tidak perlu dilakukan. 5.4.1. Pengujian Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan dengan melihat uji grafik dengan melihat signifikansi nilai Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0.05. dari hasil uji normalitas penelitian ini diketahui bahwa nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 0.867 dengan tingkat
signifikansi
sebesar
0.440
yang
menujukkan
signifikansi
nilai
Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa data mempunyai distribusi normal. Tabel Kolmogorov Smirnov dapat dilihat pada Tabel 5.9.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.9 Pengujian Normalitas Tests of Normality One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 46 a Normal Parameters Mean .0000000 Std. Deviation 1.38268997 Most Extreme Differences Absolute .128 Positive .128 Negative -.081 Kolmogorov-Smirnov Z .867 Asymp. Sig. (2-tailed) .440 a. Test distribution is Normal.
Sumber : Lampiran 2
Hal ini juga didukung dengan grafik pada gambar 5.1. dimana data mengikuti garis diagonal.
Gambar 5.1. Histogram
Gambar 5.2. Normal P-P Plot Of Regression Standardized Residual Sumber: Lampiran 3
Universitas Sumatera Utara
Dilihat pada grafik histogram pada gambar 5.2, data distribusi nilai residual menunjukkan berdistribusi normal, hal ini dinyatakan pada gambar berbentuk bel yang hampir sempurna (simetris). Demikian juga pada norma probability plot, data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya. Hal ini menunjukkan residual berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 5.4.2. Pengujian Multikolinearitas Berdasarkan hasil uji korelasi diantara variabel independen, dapat dilihat bahwa korelasi diantara variabel tersebut relatif tidak tinggi. Pengujian terlihat dengan nilai VIF yang relatif kecil, yaitu tidak yang lebih besar dari 5. Tabel 5.10 Uji Multikolinieritas Collinearity Statistics Tolerance VIF
Model 1
(Constant) PeranManajer (X 1 ) Komunikasi (X 2 ) KualitasSDM (X 3 ) SaranaPendukung (X 4 ) a. Dependent Variable: KinerjaSKPD Sumber: Lampiran 2
0.297 0.448 0.335 0.285
3.367 2.231 2.815 3.507
Hasil uji statistik pada tabel. 5.10 menunjukkan nilai Tolerance variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0.05, dan demikian juga hasil perhitungan Variance Infllation Factor (VIF) menunjukkan nilai VIF lebih kecil dari 5, berarti menunjukkan bahwa keempat variabel independen tidak mengalami masalah multikolinieritas karena nilai VIF seluruh variabel bebas yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai VIF lebih kecil dari 5. Selanjutnya dari hasil korelasi antarvariabel independen dapat dilihat pada tabel 5.11
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.11. Cavariance Matrix Coefficient Correlationsa Sarana Pendukung
Model 1
Correlations
Komunikasi
KualitasSDM
PeranManajer
SaranaPendukung
1.000
-.351
-.472
-.267
Komunikasi KualitasSDM PeranManajer
-.351 -.472 -.267
1.000 .159 -.401
.159 1.000 -.393
-.401 -.393 1.000
.015 -.002 -.007 -.004
-.002 .003 .001 -.003
-.007 .001 .015 -.006
-.004 -.003 -.006 .014
Covariances
SaranaPendukung Komunikasi KualitasSDM PeranManajer a. Dependent Variable: KinerjaSKPD
Sumber: Lampiran 2 Korelasi antara variabel Sarana Pendukung dengan variabel Peran Manajer sebesar -0.267 (26.70%), variabel Komunikasi dengan variabel Peran Manajer sebesar -0.401 (4.1%), variabel Kualitas SDM dengan variabel Peran Manajer sebesar -0.393 (39,3%), akan tetapi masih jauh dibawah tingkat kepercayaan 95%. Dari hasil Collinearity Statistics dan Covariance Matrix dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antarvariabel independen dalam model regresi. 5.4.3. Pengujian Heteroskedastisitas Pengujian asumsi heterokedastisitas menyimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heterokedastisitas. Dengan kata lain terjadi kesamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Kesimpulan ini diperoleh dengan melihat penyebaran titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil pengujian heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 5.3
.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.3. Scatterplot Sumber : Lampiran 3 Dari grafik Scatterplot dan uji park dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas karena gambar diatas menunjukkan bahwa model regresi ini bebaas dari masalah heteroskedastisitas. Kemudian kita akan melihat uji heterokedastisitas dilihat dari tabel uji park 5.11. Tabel 5.12. Uji Park Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model Std. B Error 9.072 3.228 1 (Constant) .730 .117 PeranManajer (X 1 ) .139 .055 Komunikasi (X 2 ) .245 .121 KualitasSDM (X 3 ) .247 .121 SaranaPendukung (X 4 ) a. Dependent Variable: Kinerja SKPD
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta .743 .246 .221 .247
2.811 6.243 2.540 2.026 2.035
.008 .000 .015 .049 .048
Hasil uji park menunjukkan bahwa koefisien beta (variabel independen) pada persamaan regresi semua signifikan secara statistik. Koefisien beta yang signifikan secara statistik Peran Manajer = 0.000 < α = 0.05, Komunikasi = 0.015
Universitas Sumatera Utara
< α = 0.05, Kualitas SDM = 0,49 < α = 0.05, Sarana Pendukung = 0,48 < α = 0.05. Maka asumsi homokesdastisitas pada model regresi tidak dapat ditolak. Dari grafik Scatterplot dan uji park dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. 5.5. Pengujian Hipotesis Penelitian Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa model sudah dapat digunakan untuk melakukan pengujian analisa regresi berganda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. 5.5.1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji F untuk menguji pengaruh simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun asumsi dalam pengambilan keputusan untuk uji F adalah sebagai berikut: •
Ho : b1 = 0, Peran Manajer, Komunikasi, Kualitas SDM, Sarana Pendukung tidak berpengaruh secara simultan terhadap Kinerja SKPD pada Pemerintah Kota Binjai di Sumatara Utara.
•
Ho : b1 ≠ 0,
Peran Manajer, Komunikasi, Kualitas SDM, Sarana
Pendukung berpengaruh secara simultan terhadap Kinerja SKPD pada Pemerintah Kota Binjai di Sumatara Utara. Tabel 5.13 Uji statistik F ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Regression
df
Mean Square
412.576
4
103.144
86.032
41
2.098
Residual
F 49.155
Sig. .000
Total
498.609 45 a. Predictors: (Constant), SaranaPendukung, PeranManajer, KualitasSDM, Komunikasi b. Dependent Variable: KinerjaSKPD Sumber : Lampiran 2
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil output tabel 5.13 diatas, maka hasil uji anova diperoleh F-hitung sebesar 49,155 lebih besar dari F-tabel
(41;0.05)
= 2.59 ,tingkat probabilitas sig =
0.000 < α = 5%, Dengan demikian hipotesis H 1 diterima, berarti menyatakan Peran Manajer, Komunikasi, Kualitas SDM dan Sarana Pendukung secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja SKPD. 5.5.2. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) Selanjutnnya dilakukan pengujian secara parsial dengan menggunakan uji t, dengan asumsi sebagai berikut: •
Ho : b1 = 0, Peran Manajer, Komunikasi, Kualitas SDM, Sarana Pendukung tidak berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja SKPD pada Pemerintah Kota Binjai di Sumatara Utara.
•
Ho : b1 ≠ 0,
Peran Manajer, Komunikasi, Kualitas SDM, Sarana
Pendukung berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja SKPD pada Pemerintah Kota Binjai di Sumatara Utara. Tabel 5.14 Hasil Regresi Uji-t Coefficients(a) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model Std. B Error Beta 9.072 3.228 1 (Constant) .730 .117 .743 PeranManajer (X 1 ) .139 .055 .246 Komunikasi (X 2 ) .245 .121 .221 KualitasSDM (X 3 ) .247 .121 .247 SaranaPendukung (X 4 ) a. Dependent Variable: Kinerja SKPD Sumber: lampiran 2
t 2.811 6.243 2.540 2.026 2.035
Sig. .008 .000 .015 .049 .048
Dari hasil tabel 5.14 diatas, hasil uji Statistik t dapat diuraikan penjelasannya sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Variabel Peran Manajer : t-hitung sebesar 6,243 > t-tabel 2.0103 Kemudian nilai signifikan 0,000 < 0,005 sehingga Ha diterima, artinya Peran Manajer signifikan mempengaruhi Kinerja SKPD. 2. Variabel Komunikasi : t-hitung sebesar 2,54 > t-tabel 2.0103, Kemudian nilai signifikan 0,015 < 0,05 sehingga Ha diterima, artinya Komunikasi signifikan mempengaruhi Kinerja SKPD 3. Variabel Kualitas SDM : t-hitung sebesar 2.026, > t-tabel 2.0103. Kemudian nilai signifikan 0,049 < 0,05 sehingga Ha diterima, artinya Kualitas SDM signifikan mempengaruhi Kinerja SKPD 4. Variabel Sarana Pendukung : t-hitung sebesar 2,035 > t-tabel 2.0103. Kemudian nilai signifikan 0,048 < 0,05 sehingga Ha diterima, artinya Sarana Pendukung signifikan mempengaruhi Kinerja SKPD Dari uji signifikansi parsial diperoleh kesimpulan bahwa semua variabel independen secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen. Artinya Peran Manajer, Komunikasi, Kualitas SDM dan Sarana Pendukung secara parsial berpengaruh positif terhadap variabel dependen Kinerja SKPD dengan persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = 9,072 + 0,730(X 1 ) + 0,139(X 2 ) + 0,245(X 3 ) + 2,47(X 4 ) 5.5.3 Uji Koefisien Determinasi Pengujian Berikutnnya adalah Uji Koefisien Determinasi yang dapat dilihat pada nilai R. Nilai R pada intinya untuk mengukur seberapa besar hubungan antara independen variabel dengan dependen variabel. Adapun hasil pengujian koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 5.15
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.15. Uji Koefisien Determinasi Adjusted R Std. Error of the Square Estimate a 1 .910 .827 .811 1.44857 a. Predictors: (Constant), Sarana Pendukung, Peran Manajer, Kualitas SDM, Komunikasi b. Dependent Variabel : Kinerja SKPD Sumber : lampiran 2 Model
R
R Square
Berdasarkan hasil tabel 5.15 diatas dapat diperoleh nilai R sebesar 0.910 hal ini menunjukkan bahwa variabel Peran Manajer, Komunikasi, Kualitas SDM dan Sarana Pendukung mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan kinerja SKPD. Berdasarkan hasil nilai Adjusted R Square diketahui nilainya 0,811 atau 81,1% yang artinya variabel independen (Peran Manajer, Komunikasi, Kualitas SDM, Sarana Pendukung) mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen (Kinjera SKPD) sebesar 81,1% sedangkan sisanya 18,9% dijelaskan variabel lain yang tidak termaksud dalam model penelitian. 5.5.4. Uji Residual Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis yang kedua yaitu “Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah Memoderasi hubungan variabel Peran Manajer, Komunikasi, Kualitas SDM dan Sarana Pendukung terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pemerintah Kota Binjai”. Dalam variabel moderating menggunakan uji residual dengan tujuan untuk meminimalisasikan dampak dari multikolinieritas yang akan menyalahi uji asumsi klasik dalam regresi ordinary square (OLS). Menurut Ghozali (2005) analisis residual menguji pengaruh deviasi (penyimpangan) dari suatu model. Fokusnya adalah ketidakcocokkan (lack of fit I)
Universitas Sumatera Utara
yang dihasilkan dari deviasi hubungan linier antar variabel independen. Lack of fit ditunjukkan oleh nilai residual didalam regresi. Tabel 5.16. Tabel Uji Residual Persamaan I Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
PeranManajer (X 1 ) Komunikasi (X 2 ) KualitasSDM (X 3 ) SaranaPendukung (X 4 )
Std. Error
5.251 .097 .081 .388
4.291 .155 .073 .161
.013
.161
Standardized Coefficients Beta
T
Sig.
.131 .191 .462
1.224 .623 1.118 2.408
.228 .537 .270 .021
.017
.080
.936
a. Dependent Variable: PengelolaanKeuanganDaerah
Sumber : Lampiran 2 Berdasarkan tabel 5.16 diatas dapat diperoleh persamaan moderatingnya adalah sebagai berikut: Z = 5,251 + 0.097 X1 + 0.081 X2 + 0.388 X3+ 0.013 X4 Dari persamaan diatas kemudian dicari nilai residual untuk persamaan tersebut agar bias dicari nilai absolute (ABS) dari residual. Regresi persamaan kedua tersebut untuk mengambarkan apakah Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan variabel moderating. Menurut Ghozali (2006) syarat agar variabel dikatakan moderating adalah apabila memiliki nilai koefisien parameter negative dan signifikan (α = 5%).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.17 Uji Residual Persamaan II Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 2.658 1.505
Model 1 (Constant) PengelolaanK euanganDaera -.059 h a. Dependent Variable: ABSRES_1 Sumber: lampiran 2
.054
-.162
t 1.766
Sig. .084
-1.091
.281
Berdasarkan hasil pengujian moderating pada tabel 5.17 diatas menunjukkan koefisien parameter negatif sebesar -0,059 tetapi tidak signifikan karena sig 0.281 > α = 0,05. Hasil tersebut disimpulkan bahwa pengelolaan keuangan daerah dinyatakan tidak sebagai variabel moderating. 5.6. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menemukan bahwa Peran Manajer, Komunikasi, Kualitas SDM, Sarana Pendukung secara simultan dan parsial terdapat pengaruh nyata terhadap kinerja SKPD. Dan Pengelolaan Kuangan Daerah tidak dapat memoderasi Hubungan antara Peran Manajer, Komunikasi, Kualitas SDM dan Sarana Pendukung dengan Kinerja SKPD pada Pemerintah Kota Binjai. Selanjutnya pembahasan yang dibahas adalah tentang hasil penelitian dikaitkan dengan hasil penelitian terdahulu dan Teori-teori mengenai Peran Manajer, Komunikasi, Kualitas SDM dan Sarana Pendukung yang mempengaruhi Kinerja SKPD Teori Peran Manajer Menurut Rohman (2007) menyebutkan bahwa peran manajer memungkinkan tercapainya kinerja dan mekanisme penyelenggaraan
Universitas Sumatera Utara
pemerintahan yang efisien dan efektif. Desentralisasi memberikan kesempatan bagi manajer untuk mendorong kreatifitas dalam pengelolaan keuangan daerah terutama dalam penganggaran. Individu yang terlibat dan diberi tanggung jawab dalam penyusunan anggaran akan bekerja lebih keras untuk mencapai tujuan, sehingga kinerja organisasi akan semakin tinggi. Hal ini juga didukung dari penelitian sebelumnya Septrya (2013) bahwa Peran manajer dalam penganggaran berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja SKPD Pada Kota Padang dan pada penelitian Nurwati, dkk (2012) mengindikasikan bahwa kepemimpinan yang baik dapat meningkatkan kinerja pegawai dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti budaya organisasi, komitmen organisasi dan perilaku bekerja dimasingmasing SKPD. Teori Komunikasi menurut Suranto (2005) menyebutkan Dengan komunikasi yang baik maka seluruh komponen dalam SKPD dapat secara sistimatis bekerja dalam satu arah yang sama yaitu untuk meningkatkan produktifitas instansi dan teori ini juga didukung dari penelitian sebelumnya oleh Sibagariang (2013) yang menyebutkan bahwa Komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD pada Pemerintahan Kota Sibolga. Hal ini juga didukung pendapat Suranto (2005) yang menyatakan bahwa dengan komunikasi yang baik maka seluruh komponen dalam SKPD dapat secara sistematis bekerja dalam satu arah yang sama yaitu untuk meningkatkan produktivitas instansi. Teori Kualitas SDM menurut Nasution (2008) Manusia sebagai asset yang akan mengelola sumber daya yang ada dalam organisasi memerlukan manusia yang baik kualitasnya. Selanjutnya teori yang dikembangkan Nasution tersebut menjelaskan sumber daya manusia yang ditinjau dari segi kualitasnya
Universitas Sumatera Utara
dikategorikan memiliki dua kemampuan, yaitu:1) Hard Skill yaitu kemampuan teknis yang dimiliki seseorang. 2) Soft Skill yaitu kemampuan menyesuaikan dengan lingkungan terutama dalam dunia kerja / organisasi. Teori ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Azhar (2007) tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Penerapan Permendagri No.13 Tahun 2006 Pada Pemerintah Kota Banda Aceh menyimpulkan bahwa kualitas SDM berpengaruh signifikan positif terhadap penerapan Permendagri No.13 Tahun 2006. Semakin tinggi kualitas SDM, maka semakin tinggi kinerja SKPD dan sebaliknya semakin rendah kualitas SDM, maka semakin rendah juga kinerja SKPD Sarana Pendukung menunjukkan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan Kinerja SKPD. Dapat diartikan bahwa semakin tingginya sarana pendukung digunakan maka dapat meningkatkan Kinerja SKPD. Untuk Variabel sarana pendukung tentunya hal ini sejalanya dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ilmiha (2013) yang menyatakan bahwa secara parsial Sarana Pendukung berpengaruh nyata pada Kinerja SKPD Kabupaten Asahan Provinsi Sumatara Utara dan hasil ini juga didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Wibowo (2007) yang menyatakan bahwa terdapat 7(tujuh) indikator dalam mengukur kinjera aparatur pemerintah yang salah satunya adalah sarana pendukung. Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut, menunjukkan secara parsial sebagian variabel independen seperti Peran Manajer, Komunikasi dan Kualitas SDM telah mampu mempengaruhi Kinerja SKPD di Pemerintah Kota Binjai sesuai dengan Permendagri No. 59/2007 tentang Perubahan Atas Permendagri No.
Universitas Sumatera Utara
13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, karena Pengelolaan Keuangan Daerah di Kota Binjai yang telah optimal yang dapat dilihat dari Peran Manajer, Komunikasi, Kualitas SDM dan Sarana Pendukung yang baik sehingga Kinerja pada setiap SKPD telah berjalan secara Optimal. Selanjutnya Pengelolaan Keuangan Daerah tidak sebagai variabel moderating karena tidak dapat memoderasi hubungan antara Peran Manajer, Komunikasi, Kualitas SDM dan Sarana Pendukung terhadap Kinerja SKPD pada Pemerintahan Pemko Binjai. Menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah disebutkan Pemerintah Daerah dalam mengelola keuangan daerah harus dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan bukti-bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Demikian juga dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 100, yang menetapkan bahwa pelaksanaan akuntansi dan pelaporan keuangan dilakukan ditingkat SKPD sebagai entitas akuntansi dan Pemda sebagai entitas pelaporan.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Secara Simultan Peran Manajer, Komunikasi, Kualitas SDM, Sarana Pendukung berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kota Binjai. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Warisno (2009). Sedangkan hasil Penelitian ini secara parsial menyatakan bahwa: a. Peran Manajer secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja SKPD Kota Binjai. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Septrya (2013). b. Komunikasi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja SKPD Kota Binjai. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Sibagariang (2013). c. Kualitas SDM secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja SKPD Kota Binjai. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Kartika, dkk (2013). d. Sarana Pendukung secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja SKPD Kota Binjai. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Mustafa, dkk (2010). 2. Pengelolaan Keuangan Daerah tidak dapat memoderasi hubungan antara Peran Manajer, Komunikasi, Kualitas SDM, Sarana Pendukung dengan Kinerja
Universitas Sumatera Utara
SKPD di Pemerintah Kota Binjai. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Fitrie (2008). 6.2. Keterbatasan Penelitian Adapun yang menjadi keterbatasan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel independen yang dominan seperti
Peran Manajer, Komunikasi, Kualitas SDM dan Sarana Pendukung sehingga dapat mempengaruhi perubahan kinerja SKPD dalam jumlah yang cukup besar dan Pengelolaan Keuangan Daerah belum dapat dapat memoderasi variabel independennya. Selain itu, masih terdapat faktor–faktor lain yang mungkin berpengaruh yang tidak termaksud dalam model penelitian ini. 2. Penelitian ini dilakukan hanya pada satu pemerintahan di Sumatera Utara,
yaitu SKPD yang ada di Kota Binjai sehingga hasil penelitian ini belum dapat digeneralisasi ke semua objek Pemerintah Daerah di Provinsi Sumatara Utara. 6.3. Saran Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah: 1. Kepada Peniliti selanjutnya agar melakukan penelitian keseluruhan SKPD yang ada di Provinsi Sumatera Utara dan menambah variabel lain seperti Faktor Kultur Budaya, Demografi atau faktor-faktor lainya yang memungkinkan dapat mempengaruhi kinerja SKPD. Disarankan juga menggunakan metode eksperimen sebagai tambahan metode kuesioner agar hasil yang didapat lebih maksimal. 2. Bagi instansi pemerintah kota Binjai diharapkan agar dapat meningkatkan
kinerjanya dalam Pengelolaan Keuangan Daerah dengan terus meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia disetiap SKPD yang berkaikan dengan kelembagaan. Selain itu diharapkan adanya peningkatan peran manajer dalam
Universitas Sumatera Utara
Pengelolaan Keuangan Daerah yaitu Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) di masing-masing SKPD. Komunikasi sangat berperan dalam peningkatan Kinerja SKPD, dan tersedianya sarana pendukung yang memadai diseluruh SKPD.
Universitas Sumatera Utara