19
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1
Deskripsi Lokasi Penelitian
3.1.1
Lahirnya PT. BPR PARO DANA BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya
dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR dengan Tingkat bunga yang ditetapkan.untuk tabungan tingkat bunga tabungan 10% pertahun, dan tingkat bunga deposito berjangka 1-12 bulan sebesar 10% sampai 12%. PT. BPR Paro Dana yang terletak di Jln. Raya Limboto, Desa Luhu, Kec. Telaga, Kab. Gorontalo merupakan kantor pusat dari kantor cabang yang berada di marisa dan kantor kuasa kas yang berada di desa boliyohuto kabupaten gorontalo merupakan salah satu lembaga keuangan yang didirikan dari hasil paket kebijaksanaan Pemerintah tanggal 27 Juli 2004, yang terhutang dalam Surat Izin Menteri Keuangan No. kep-521/KM.13/1990 tanggal 25 Oktober 1990. Kehadiran PT BPR Paro Dana tidak terlepas dari peranan masyarakat Gorontalo di perantauan serta bantuan dari Pemerintah Daerah Gorontalo yang senantiasa memberikan dukungan. PT BPR Paro Dana berusaha melakukan pelayanan jasa sebaik-baiknya terhadap nasabah dan juga melakukan promosi ke masyarakat. PT. BPR Paro Dana sebagai lembaga keuangan Mikro melaksanakan kegiatan usaha secara konvesional berusaha untuk mendorong pertumbuhan
20
perekonomian mayarakat pedesaan dan berusaha memasyarakat perbankan di pedesaan. Dalam proses pemberian kredit kepada pengusaha mikro/kecil dan menengah akan tetap berusaha meningkatakan mutu pelayanan dan berpedoman pada prinsip kehati-hati. 3.1.2 Gambaran Umum Lokasi PKL
Visi : Menjadi BPR yang Profesional, Tangguh dan Terpercaya dengan selalu mengutamakan kepuasan nasabah.
Misi : Menjalankan aktivitas BPR yang unggul dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil, menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi rakyat kecil. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang didukung oleh organisasi, manajemen dan sumber daya yang profesional,tangguh dan terpercaya. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pemegang saham, karyawan, nasabah dan pemerintah. Menyediakan dan mengembangkan pelayanan keuangan yang inovatif, berkualitas dan melebihi harapan masyarakat yang dinamik dengan hasil terbaik. Membina jaringan kerjasama saling menguntungkan yang dilandasi rasa saling percaya.
21
Adapun dalam melaksanakan usahanya, BPR berasaskan demokrasi dengan menggunakan prinsip kehati hatian. Demokrasi ekonomi adalah system ekonomi yang di jalankan sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 yang mempunyai 8 ciri positif sebagai pendukung serta melakukan pelayanan jasa sebaik- baiknya dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Fungsi Dasar Dari PT.BPR Paro Dana,Antara Lain : Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Memberikan kredit. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. SBI adalah sertifikat yang ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR apabila BPR mengalami over likuiditas.
Tujuan dari PT. BPR Paro Dana yaitu : Menunjang
pelaksanaan
pembangunan
nasional
dalam
rangka
meningkatkan pemerataan dan penumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat.
22
3.1.3 Stuktur Organisasi Organisasi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi perusahaan, organisasi dapat dinyatakan sebagai suatu tindakan menstrukturisasi individu yang proaktif , dilain pihak organisasi juga merupakan wadah sekelompok orang dan seperangkat komponen-komponen yang berintergrasi guna mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini tujuan perusahaan yaitu agar tetap hidup serta dapat mempertahankan keadaanya secara terus menerus. Oleh karenanya organisasi sangat berperan dalam menentukan sukses dan tidaknya perusahaan yang bersangkutan. Adapun sttuktur perusahaan pada PT. PARO DANA Kecamatan Talaga Kabupaten Gorontalo dapat digambarkan sebagai berikut :
23
24
3.1.4
Tugas Pokok dan Fungsi Sistem pelaporan dan pengawasan PT. BPR Paro Dana :
Sebagai salah satu jenis bank maka pengaturan pelaporan dan pengawasan BPR dilakukan oleh Bank Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia. Kewenangan pengaturan pelaporan
dan
pengawasan BPR oleh Bank Indonesia meliputi : kewenangan memberikan izin, kewenangan untuk mengatur, kewenangan untuk mengawasi, dan kewenangan untuk mengenakan sanksi. Pengaturan dan pengawasan BPR oleh Bank Indonesia diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi BPR sebagai lembaga kepercayaan masyarakat yang ikut berperan
dalam
membantu
pertumbuhan
ekonomi
terutama
diwilayah
pedesaan.Dengan demikian pengaturan dan pengawasan BPR yang dilakukan disesuaikan dengan karakteristikoperasional BPR namun tetap menerapkan prinsip kehati-hatian, agar tercipta sistem perbankan yang sehat. 1. Direktur Utama Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan No. kep-521/KM.13/1990 tanggal 25 Oktober 1990, direktur utama memilikii tugas bertanggung jawab penuh kepada Dewan Komisaris atas perkembangan operasional BPR yang dipimpinnya. Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, direktur Utama melaksankan fungsi-fungsi :
25
a. Melakukan pengawasan melekat (Waskat) terhadap pekerjaan staf dan petugas Bank yang berhubungan dengan penyelenggaraan tugas-tugas operasional maupun administrasi. b. Melakukan pembinaan terhadap nasabah inti, baik nasabah peminjam maupun nasabah penabung. c. Memimpin danh mengkoordinator seluruh bawahan untuk menjalankan tugas pekerjaan dengan sebaik-baiknya. d. Memonitor
perkembangan
perekonomian,
social
dan
budaya
masyarakat dalam lingkungan wilayah kerja BPR. e. Memeriksa dsan menandatangani laporan keuangan harian, laporan keuangan harian Kabag Keuangan, laporan keuangan harian kasir, dan laporan keuangan harian tabungan/deposito. 2. Direktur Operasional a. Bertanggung jawab kepada direktur utama atas pelaksanaan kehiatan operasional dan Adm. Bank b. Bekerja sama denga staf beserta karyawan dalam melaksanakan tugas pekerjaan untuk mencapai target/sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam rencana kerja dan anggaran yang disusun setiap tahun. c. Membuat perkembangan BPR setiap bulan semester, tahunan untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris dan BI. d. Bertanggung jawab penuh atas laporan yang telah disampaikan kepada BI dan Dewan Komisaris.
26
e. Bertanggung jawab penuh atas penyelesaian kredit macet baik melalui pendekatan secara kekeluargaan, jalur hokum maupun jalur lainnya. f. Membuat surat teguran/somasi/peringatan kepada debitur kredit yang bermasalah. 3. Kabag Kredit a. Bertanggung jawab penuh kepada direksi atas ketertiban dan kelancaran seluruh pekerjaan di bagian kredit b. Menentukan nilai transaksi barang jaminan c. Menginterview calon debitur sehubungan dengan permohonan kredit yang diajukan. d. Memantau/memonitor seluruh kredit yang telah diberikan, baik mengenai angsuran pokok dan bunga maupun usaha debitur. e. Mengadakan pertemuan secara rutin bersama seluruh pemasaran untuk membahas masalah perkreditan. f. Bersama-sama dengan pemasaran melaksanakan tugas penagihan kredit yang terlambat membayar angsuran maupun kredit yang bermasalah dalam rangka penanggulangan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. 4. Pemasaran a. Bertanggung
jawab
terhadap
Kabag
Kredit
atas
tugas-tugas
kredit
kemudian
pekerjaannya. b. Mengawasi
pengisian
formulir
ditandatangani pemohon/debitur.
permohonan
27
c. Mengevaluasi Meminta dokumen atau surat lainnya yang dianggap menjadi bukti pendukung atas identitas, karakter, dan usaha pemohon. d. permohonan kredit dan laporan hasil pemeriksaan/penilaian barang jaminan. e. Setiap pemasaran membuat laporan Bulanan atas kredit yang telah diberikan dan bertanggung jawab atas kebenarannya. 5. Administrasi Kredit a. Bertanggung jawab penuh kepada Direksi atas pelaksanaan tugas dan kebenaran data-data keuangan di bagian pembukuan. b. Menyimpan berkas-berkas mengenai identitas debitur dan dokumendokumen lainnya sekurang-kurangnya 10 tahun. c. Dokumen kredit yang belum lunas disimpan di brankas, sedangkan yang telah lunas, dokumen kredit disimpan di file cabinet atau lemari tersendiri. d. Mencatat dalam buku register kredit dengan selengkap mungkin datadata pinjaman kredit yang akan diberikan sesuai dengan keputusan direksi. 6. Petugas Bagian Pembukuan a. Melakukan opname persediaan setiap akhir bulan dan membuat PB biaya formulir dan biaya ATK. b. Bertanggung jawab atas pengarsipan surat masuk dan surat keluar. c. Menyiapkan data-data keuangan untuk membuat surat pemberitahuan masa serta membuat surat setoran pajak masa setiap awal bulan.
28
7. Kabag Keuangan/Kuasa Kas a. Bertanggung jawab kepada Direksi atas pelaksanaan dan ketertiban pekerjaan dibagian keuangan. b. Bertanggung jawab atas saldo fisik kas yang tersedia dan cukup untuk mendanai kegiatan operasional Bank dalam periode tertentu. c. Menyiapkan data-data keuangan yang diakui keabsahan dan kebenaran bila diminta direksi yang tepat waktu. 8. Kasir a. Bertanggung jawab kepada Kabag keuangan atas keamanan keabsahan saldo fisik kas setiap hari. b. Melayani setiap nasabah yang menyetor angsuran secara sopan dan ramah. c. Membuat laporan transaksi kas dan daftar gaji setiap akhir bulan. 9. Adm. Tabungan/deposito a. Bertanggung jawab penuh kepada Kabag Keuangan atas pelaksanaan tugas administrasi tabungan/deposito. b. Membuat daftar identitas nasabah yang lengkap dan terbaru untuk mempermudah pihak bank lebih mengenal semua nasabahnya
29
3.1.5
Aktivitas Operasional Perusahaan
A. kas 1. prosedur transaksi penerimaan kas Voucher penerimaan kas di buat oleh bagian penerimaan kas dokumen di lampiri dengan dokumen pendukung.selanjutnya di catatkan dalam sub rekening kas dalam buku besar kas. 2. prosedur transaksi pengeluaran kas Voucher pengeluaran kas di buat okeh bagian pengeluaran kas,selanjutnya di ajukan kepada direktur utama untuk di minta persetujuan transaksi pengeluaran kas. B. Kredit yang diberikan 1. Prosedur transaksi pencairan kredit Voucher pengeluaran kas dibuat oleh bagian pengeluaran kas untuk pencairan kredit kwitansi pembayaran selanjutnya dicatatkan dalam sub rekening pinjaman yang diberikan. 2. Prosedur transaksi penyetoran angsuran pinjaman Voucher penerimaan kas dibuat oleh bagian penerimaan kas atas penyetoran angsuran pinjaman.selanjutnya dicatatkan dalam sub rekening pinjaman yang diberikan. C. Tabungan 1. Transaksi penerimaan kas tabungan
30
Voucher penerimaan kas dibuat oleh bagian penerimaan kas dari rekening tabungan dengan dilampiri bukti pas pendukung dan kemudian di catat ke rekening buku besar tabungan. 2. Transaksi pengeluaran kas tabungan Voucher pengeluaran kas dibuat oleh bagian pngeluaran kas atas pembayaran tabungan dengan dilampiri bukti pendukung dan selanjutnya di ajukan kepada direktur utama untuk meminta persetujuan transaksi pengeluaran kas. D. Deposito 1. Prosedur pencatatan transaksi kas deposito Voucher penerimaan kas dibuat oleh bagian unit kerja yang terlibat dalam prosedur transaksi penerimaan kas dari rekening deposito dengan di lampiri bukti pendukung dan selanjutnya dicatatkan dalam sub rekening. 2. Prosedur pencatatan transaksi pengeluaran kas deposito Voucher pengeluaran kas di buat oleh bagian yang terlibat dalam prosedur transaksi pengeluaran kas atas pembayaran deposito dengan di lampiri bukti pendukung.selanjutnya di ajukan kepada direktur utama untuk meminta persetujuan transaksi pengeluaran . 3.1.6
Keadaan Pegawai Pegawai adalah pelakasaan pekerjaan pada suatu oraganisasi dengan
adanya pegawai maka suatu oraganisasi dapat mencapai tujuan dengan baik. Pegawai pada PT. PARO DANA Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo
31
memiliki latar belakang yang berbeda-beda seperti pendidikan, jenis kelamin dan identitas dapat dilihat pada table sebagai berikut : Tabel 1 Data pegawai berdasarkan jenis kelamin No
Jenis Kelamin
Jumlah
1
Laki-laki
17
2
Perempuan
10
Jumlah
27
Sumber data : pada PT. Paro Dana Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo
Tabel 2 Data pegawai berdasarkan kualifikasi pendidikan dan status pegawai No
Tingkat
Status
Jumlah
Pendidikan
PNS
HONORER
1
S2
0
0
0
2
S1
14
0
14
3
D3
4
0
4
4
D1
0
0
0
5
SMA
0
9
9
Total
27
Sumber data : Pada PT. Paro Dana Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo
32
3.2 Deskriptif Hasil Penelitian Berdasarkan Pengamatan yang ditemukan pada objek penelitian, secara umum menujukan bahwa disiplin pada PT. BPR PARO DANA Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo sudah dilaksanakan cukup baik secara maksimal, meskipun belum semua pegawai menujukan sifat disiplin tinggi dalam bekerja, sesuai hasil pengamatan dilapangan bahwa terdapat indikasi sebagai pegawai yang sering datang terlambat. Dalam mengimplementasikan pekerjaan sebagai pegawai terlihat kurang semangat dalam menjalankan tugas. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran karyawan, sehingga pekerjaan jadi menumpuk. Sesuai hasil penelitian diatas, disiplin pegawai haruslah didukung dengan keteladanan pemimpin agar menjadi contoh bagi bawahanya, upaya pimpinan dalam menerapkan disiplin kerja pegawai dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Teladan pimpinan Teladan pimpinan sebagai berperan dalam menentukan kedisiplinan pegawai , karena pimpinan dijadikan teladanan oleh bawahanya, pimpinan harus memberikan contoh yang baik, kedisiplinan bawahan pun akan ikut baik. Pimpinan note bene belum menerapkan disiplin bagi para pegawai, haruslah pimpinan yang secara bijaksana menerapkan aturan tersebut. Dari realitas ini, secara alamiah membuat para pegawai pada PT. PARO DANA kecamatan telaga kabupaten gorontalo akan melaksanakana aturan kerja yang telah ditetapkan. 2. Ketegasan Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengruhi kedisiplinan pegawai. Pimpinan harus berani dan tegas pimpinan yang bertindak
33
tegas untuk menerapkan saksi bagi para pegawai yang kurang disiplin akan disegani dan akan diakui kepimpinannya noleh bawahan. Oleh karena itu, ketegasan pimpinan sangatlah penting demi tercipta efektivitas dan efisiensi kerja pegawai. Hal ini dapat dilihat dari ketegasan pimpinan dalam memberikan teguran maupun memberiakan saknsi kepada pegawai atau pun karyawan yang melangar aturan. Dengan ketegasan ini, pegawai secara formal melakukan tugasnya secara maksimal. Jika ketegasan pimpinan tidak di terapkan, maka para pegawai akan melaksnakan pekerjaan kantor disesuaikan dengan kemauan personal bukan pedoaman kerja pegawai. 3. Keadilan Keadilan ini ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan pegawai, karena degan ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlukan sama dengan manusia lainya. Oleh karena itu, konsep keadilan yang diterapkan oleh pimpinan haruslah berupa pemberian balas jasa (tunjangan kerja) atau penghargaan yang akan merangsang kedisiplinan pegawai yang baik. Artinya, apabila ada pegawai yang menunjang hasil kerja yang baik maka pimpinan akan memberiakan balas jasa yang sesuai. Begitu pula sebaliknya, apabila ada pegawai yang melakukan tindakan yang tidak sesuai aturan, maka pimpinan berwenang auntuk memberikan sanksi yang sangat professional dan terciptanya kedisiplinan pegawai itu sendiri. 4. Hubungan kemanusian Hubungan kemanusian yang humoris antara sesama pewai ikut menciptakan kedisiplina yang baik pada suatu instansi. Pimpinan harus berusaha
34
untuk menciptakan hubungan kemanusian yang serasi mengikat, vertical maupun horizontal diantara semua pegawainya. Terciptanya human relationship yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasana kerja yang yama. Hal ini akan memotivasi kedisiplina yang baik pada instansi itu sendiri. Jadi, kedisiplinan pegawai akan tercipta apablia hubungan kemanusian dalam instansi tersebut berjalan dengan baik. Seperti halnya terjadi pada pegawai PT. PARO DANA Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo bahwa hubungan pegawai dan pegawai lainya terjalin dengan baik. Terlihat aktivitas mereka dalam melaksanakan pekerjaan kantor secara berkoelompok. 5. Sansi Hukuman Sanksi hukuman berperan penting dalam kedisiplinan pegawai. Dengan sanksi hukuman yang yang snagat berat, pegawai akan semakin takut melangar peraturan-peraturan perusahaaan, sikap dan perikalu indispliner pegawai akan berkurang. Hasil penelitian menujukan, pada kantor PT. BPR PARO DANA , khususnya pada karyawan-karyawanya memberikan sanksi sesuai dnegna aturan yang ada misalnya tidak masuk kantor sehari tampa ada alasan yang jelas akan ditegur secara lisan. Semakin besar pelanggaran semakin besar pula sanksi yang diberikan. 3.3 Pembahasan Kehidupan manusia dalam interaksi sosial tidak terlepas dari aturan-aturan yang mengikat untuk tidak berbuat sesuatu yang merugikan orang lain dan dirinya sendiri. Hal ini dilakukan bukan semata-mata hanya untuk menciptakan suasana
35
yang kondusif dan harmonis, saling menghargai dalam kehidupan masyarakat. Di dalam kemasyarakatan etika kehidupan mengadung arti bahwa setiap invidu memiliki tingakah laku yang berbeda-beda. Dengan tingkah laku, setiap invidu memiliki kebebasab untuk menjalakan potensi yang ada pada dirinya. Namun di sisi lain, dalam kebebasan dalam memiliki ini perlu mematuhi aturan-aturan yang harus dilakukan bagi setiap individu dalam interaksi sosialnya. Jadi seseorang diharapkan mengetahui dan dapat memeperhatikan etika dalam beraktivitas. Etika tersebut harus mengakar dalam kebiasaan, dan tidak menimbulkan ketenggangan bagi orang lain, dalam beraktivitas sehari-hari, yang salah satunya terbentuk melalui disiplin. Eksitensi kehidupan merupakan hal yang wajib untuk diterapkan segala unsure kehidupan, termaksut dalam kegiatan perkantoran. Keberhasilan kinerja pegawai dapat dilihat melalui kedisiplinan mereka terhadap aturan kerja. Apabila staf pegawai menghargai/mengikuti tata aturan yang telah ditetapkan, maka efektifitas pegawai dapat diraih secara indisipliner Menurut hasibuan (2006:194) bahwa indicator dari disiplin adalah ketaatan pada aturan, sikap bertanggung jawab dan pengedalian diri. Jika ini dihubungan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disiplin kerja pegawai pada PT.PARO DANA Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo belum menujukan hasil yang maksimal. Pada dasarnya memang para pegawai telah bekerja secara`maksimal sesuai dengan pedoman kerja dan tata aturan yang telah ditetapkan, akan tetapi
ada beberapa kekurangan yang intinya hanya
persoalan/individu pegawai. Untuk lebih jelasnya, peneliti dapat mengabarkan
36
indikasi disiplin kerja pegawai yang terjadi pada PT.PARO DANA kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. 1. Ketaatan pada aturan Ketaaantan pada aturan merupakan hal yang sangat penting unruk diterapkan, karena dengan adanya aturan yang indisipliner akan memberikan dampak positif terhadap hasil dari suatu pekerjaan. Seperti hal yang terjadi pada pegawai pada PT.PARO DANA Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo bahwa situasi para pegawai dalam menjalankan tugasnya belum memperhatikan aturan yang telah diterapkan. Artinya sikap mereka yang belum suka rela menaati semua peraturan dan belum sadar akan tugas yang diberikan sehingga semua pekerjaan yang dibebankan belum terselesaikan tepat pada waktunya. Ketaatan pada aturan tersebut, juga dapat dilihat pada frekuensi keja yang dibebankan, dimana jadwal kerja kantor yang ditetapkan mulai hari senin sampai jumat pada pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 wita. Dari jadwal tersebut, sesuai hasil pengamatan memang secara mayoritas kehadiran dan frekuensi kerja pegawai sudah baik akan tetapi, masi ada beberapa person pegawai yang belum menaatinya. 2. Sikap bertanggung jawab Disiplinan yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja semangat kerja, demi terwujudnya tujuan instasi yang bersangkutan. Oleh karena itu, setiap pimpinan selalu berusaha agar para bawahaanya mempunyai disiplin yang baik. Sesuai dengan hasil penelitian, bahwa kinerja
37
pegawai yang telah dibebankan merupakan anjuran yang diberikan oleh pimpinan secara rasional dan profesional. Dengan beban semacam ini, sikap bertanggung jawab pegawai terhadap pekerjaan tersebut belum dapat dilakukan secara akuntabel. Para pegawai selalu melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan mekanisme kerja perkantoran. 3. Pengendalian Diri Disiplin diri sendiri, adalah suatu disiplin yang timbul dari dalam diri, mebatasi serta mengharukan dia untuk berusaha dalam setiap usaha dan tingakah lakunya. Hal tersebut sesuai dengan yang dikekakan oleh siahan (1996:9) bahwa disiplin diri sendiri adalah “ kesadaran bagaimana mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa ada perasaan ancaman oleh hukum dan ganjaran bentuk apapun”. Dari pendapat tersebut dapat dilihat dimana suatu disiplin diri, tumbuh karena adanya motivasi dari dalam diri tanpa ada paksaan dari pihak lain. Kaitan dengan konsep tersebut seharusnya dapat diterapkan pada situasi kerja yang dilakukan oleh pegawai pada PT. PARO DANA Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dimana secara internal, para pegawai seharusnya antusia terhadap pekerjaan yang terlah dibebankan, karena pada peride sekarang memang paradigm sebagai pelayanan baik sesama pegawai maupun sesama masyarakat berdasarkan realitas tersebut belum maksimal.