BAB II URAIAN TEORITIS 2. 1. Uses and Gratifications Approach Pendekatan uses and gratifications merupakan kritik dari teori jarum hipodermik. Pendekatan uses and gratification dijabarkan untuk pertama kalinya dalam sebuah artikel oleh Elihu Katz (1959) sebagai reaksi atas pernyataan Bernard Berelson (1959) bahwa bidang penelitian komunikasi sudah mati. Katz berpendapat bahwa bidang yang sedang sekarat adalah kajian komunikasi massa sebagai persuasi. 16 Pendekatan ini menekankan bukan pada apa yang dilakukan media pada khalayak (what media do to people) tetapi pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media (what people do to media). Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Pendekatan uses and gratifications merupakan perpanjangan dari teori kebutuhan dan motivasi. Dalam model ini yang ingin dilihat adalah apa yang dilakukan seseorang terhadap media, bukan apa yang dilakukan media pada diri seseorang. Pemirsa dilihat sebagai individu aktif dan memiliki tujuan, mereka bertanggung jawab dalam pemilihan media yang akan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka dan individu ini tahu kebutuhan mereka dan bagaimana memenuhinya. Media dianggap hanya menjadi salah satu cara pemenuhan kebutuhan dan individu bisa jadi menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan mereka, atau tidak menggunakan media dan memilih cara lain. 16
Severin dan Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 354.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pandangan uses and gratifications, khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif itu terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Sehingga khalayak secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Khalayak aktif dan sangat selektif menerima setiap terpaan dari media massa yang sampai kepadanya dan tidak begitu saja menerima semua terpaan itu. Sehingga pertanyaan utama dalam pendekatan bukan bagaimana media mengubah sikap khalayak, melainkan bagaimana media dapat mempertemukan kebutuhan sosial dan individual khalayak. Khalayak aktif berkaitan dengan terpaan selektif. Terpaan selektif artinya khalayak memilih media massa dan isi pesan yang mereka yakini paling sesuai dengan pandangan, pendapat dan pengalaman mereka. Dengan kata lain, khalayak akan menggunakan media yang berguna bagi dirinya dan akan cenderung menghindari media yang kurang bergunan bagi dirinya. Elihu Katz, Jay G. Blumler dan Michael Gurevitch, uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan. Blumler dan Katz (1974) merumuskan asumsiasumsi dasar dari uses and gratifications ini, yaitu : 6. Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
Universitas Sumatera Utara
7. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. 8. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas, bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada prilaku khalayak yang bersangkutan. 9. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 10. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak. Uses and gratifications ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi didalam melihat media. Artinya, manusia itu punya otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Blumler dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Sebaliknya, mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut pendapat model ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak bagi dirinya. Seperti kebanyakan teori yang berdasarkan motivasi manusia, pendekatan use and gratification dimulai dari mengklasifikasikan kebutuhan manusia kedalam
Universitas Sumatera Utara
beberapa kategori-kategori yang jelas dan dapat diuji secara teoritis. Katz, Gurevitch dan Haas (1973) memandang media massa sebagai suatu alat yang digunakan individu-individu untuk berhubungan dengan yang lain. Para peneliti tersebut membuat daftar 35 kebutuhan yang diambil dari literatur fungsi-fungsi sosial dan psikologis media massa, kemudian menggolongkannya ke dalam lima kategori: 17 6.
Kebutuhan kognitif (cognitive needs), yaitu memperoleh informasi, pengetahuan dan pemahaman. Kebutuhan ini berdasarkan pada hasrat untuk mengerti dan menguasai lingkungan, sehingga bisa memuaskan rasa ingin tahu khalayak.
7.
Kebutuhan afektif (affective needs), yaitu emosional, pengalaman menyenangkan, atau estetis. Inilah motivasi umum dari manusia dalam mengkonsumsi media.
8.
Kebutuhan integratif personal (personal integrative needs), yaitu memperkuat kredibilitas, rasa percaya diri, stabilitas dan status. Kebutuhan ini berangakat dari hasrat manusia untuk mempertahankan diri dilingkungannya.
9.
Kebutuhan integratif sosial (social integrative needs), yaitu memperkuat hubungan dengan keluarga, teman dan sebagainya. Kebutuhan ini dikarenakan adanya kebutuhan manusia untuk diakui dan merasakan kasih sayang dari lingkungannya.
10. Kebutuhan pelepasan ketegangan (escapist needs), yaitu pelarian dan pengalihan.
17
Severin dan Tankard, op. cit., h. 357.
Universitas Sumatera Utara
Untuk melihat unsur-unsur dan cara kerja pendekatan uses and gratifications, dapat diketahui dengan memahami model pendekatan ini dari bagan berikut 18: Nonmedia Sources of Need Satisfaction
Social Environment 5. Demographic characteristics 6. Group affilations 7. Personality characteristics
7. Family, friends 8. Interpersonal communication 9. Hobbies 10. Sleep 11. Drugs, etc
Individual’s Needs 7. Cognitive needs 8. Affective needs 9. Personal integrative needs 10. Social integrative needs 11. Tension-release needs
Mass Media Use 5. Media type— newspaper, radio, TV, movies 6. Media content 7. Exposure to media 8. Social context of media exposure
Media Gratificatons 5. Surveillance 6. Diversion/ entertainment 7. Personal identity 8. Social relationship
Gambar. 2 Bagan Uses and Gratifications Selain bagan diatas, bagan Rakhmat dibawah ini juga dapat membantu untuk memahami pendekatan uses and gratifcations 19: 18
Alexis Tan, Mass Communication: Theories and Research, (Grid Publishing, Inc: 1981), h. 299.
Universitas Sumatera Utara
Anteseden
Motif
Penggunaan
Efek
Media - Variabel
- Kognitif
- Hubungan
- Kepuasan
- Diversi
- Macam Isi
- Pengetahuan
- Personal Identity
- Hubungan dengan
- Dependensi
Individual - Variabel Lingkungan
Isi Gambar. 2 Model Uses and Gratifications Rakhmat 20 menjelaskan struktur model tersebut sebagai berikut. 1. Variabel Anteseden terbagi atas dua dimensi yaitu: a. Individual, dimensi ini menyajikan informasi perihal data demografis seperti usia, jenis kelamin dan faktor-faktor psikologis komunikan. b. Lingkungan, dimensi ini dapat terdiri atas data mengenai organisasi, sistem sosial, dan struktur sosial. 2. Variabel Motif terbagi atas tiga dimensi, yaitu: a. Kognitif, dimensi ini menyajikan informasi perihal data kebutuhan akan informasi, dan eksplorasi realitas. b. Diversi, dimensi ini menyajikan informasi perihal data kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan. c. Personal identity atau identitas personal, dimensi menyajikan perihal data tentang bagaimana penggunaan isi media untuk memperkuat atau 19
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005),
20
Ibid, 66-67
h. 66.
Universitas Sumatera Utara
menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri. 3. Variabel penggunaan Media terbagi atas tiga dimensi, yaitu: a. Jumlah waktu, dimensi ini menyajikan jumlah waktu yang digunakan dalam menggunakan media. b. Jenis isi media, dimensi ini menyajikan jenis media yang dipergunakan. c. Hubungan, dimensi ini menyajikan perihal hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. 4. Variabel Efek terbagi atas tiga dimensi, yaitu: a. Kepuasan, dimensi ini menyajikan informasi perihal evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan. b. Dependensi media, dimensi ini menyajikan informasi perihal ketergantungan responden pada
media dan
isi media untuk
kebutuhannya. c. Pengetahuan, dimensi ini menyajikan perihal persoalan tertentu.
2. 2. Komunikasi Massa 2. 2. 1. Pengertian Komunikasi Massa
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melaui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan inforamsi kepada khalayak luas. Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi, yaitu Gerbner (1967), yaitu: “ Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continous flow of message in industrial societies”. (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. 21 Dari
definisi
Gebner
tergambar
bahwa
komunikasi
massa
itu
menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus-menerus dalam jarak waktu yang tetap. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perseorangan, melainkan harus lembaga dan membutuhkan suatu teknologi tertentu. Ahli komunikasi Joseph A. Devito merumuskan definisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa, dan media yang dipergunakannya. Ia mengemukakan definisinya dalam dua item yaitu; Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini berarti khalayk itu besar dan agak sukar didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. 22
21
Elvinaro Ardianto & Lukiati Komala, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), h. 3-4. 22 Ibid., h. 6.
Universitas Sumatera Utara
Rakhmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa tersebut menjadi: “Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah besar khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat”. 23
2. 2. 2. Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi lainnya. Perbedaan itu meliputi
komponen-komponen
yangterlibat
didalamnya,
juga
proses
berlangsungnya komunikasi tersebut. Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut: 2. 2. 2. 1. Komunikator terlembaga Komunikasi massa menggunakan media massa baik cetak maupun elektronik. Komunikasi massa melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. 2. 2. 2. 2. Pesan bersifat umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu di tujukan untuk semua orang, bukan untuk sekelompok orang tertentu saja. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Pesan komunikasi massa yang dikemas adalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik bagi sebagian besar komunikan. 2. 2. 2. 3. Komunikannya anonim dan heterogen
23
Ibid., h. 7.
Universitas Sumatera Utara
Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa juga heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda. 2. 2. 2. 4. Media massa menimbulkan keserempakan Kelebihan komunikasi massa dibanding komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khlayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak. Bahkan, secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Keserempakan media massa itu ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut dalam keadaan yang terpisah. 2. 2. 2. 5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan. Sehingga penekanannya terletak pada “apa” yang disampaikan. 2. 2. 2. 6 Komunikasi massa bersifat satu arah Komunikasi massa dilakukan melaui media massa sehingga antara komunikator dan komunikan tidak terjadi kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog. Dengan demikian komunikasi massa itu bersifat satu arah. 2. 2. 2. 7. Stimulasi alat indera “terbatas”
Universitas Sumatera Utara
Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanyan melihat. Pada radio siaran,
khalayak
hanya
mendengar,
sedangkan
pada
televisi
khalayak
menggunakan penglihatan dan pendengaran. 2. 2. 2. 8. Umpan balik tertunda Komunikator tidak dapat melihat secara langsung feedback dari komunikan. Sehingga komunikator tidak dapat mengetahui pesan-pesannya dapat diterima atau tidak, dimengerti atau tidak oleh komunikan.
2. 2. 3. Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa menurut Joseph R. Dominick 24, antara lain: 2. 2. 3. 1. Pengawasan (Surveillance) Menurut Dominick bahwa surveillance mengacu pada peranan berita dan informasi dari media massa. Media mengadakan pengawasan dan mengumpulkan informasi dan berita yang tidak bisa kita peroleh untuk selanjutnya disampaikan kepada organisasi-organisasi media massa keseluruh jaringannya di dunia. Fungsi pengawasan dapat dibagi menjadi dua jenis: •
Pengawasan peringatan, pengawasan jenis ini terjadi jika media menyampaikan informasi kepada kita mengenai ancaman bencana alam, meningkatnya inflasi dan serangan militer. Peringatan ini dapat diinformasikan segera dan serentak.
•
Pengawasan instrumental, pengawasan jenis ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari.
24
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori & Praktek, (Bandung: PT Remaja Rodakarya, 2005), h. 29-31.
Universitas Sumatera Utara
Contohnya adalah berita harga barang kebutuhan di pasar, peluncuran produk-produk baru maupun informasi tentang film yang akan tayang di bioskop. 2. 2. 3. 2. Interpretasi (Interpretation) Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Contohnya adalah tahuk rencana surat kabar. Tajuk rencana merupakan pemikiran para redaktur media tersebut mengenai topik berita yang paling penting. Adakalanya fungsi interpretasi ini tidak berbentuk tulisan, terdakang dapat dibuat menjadi karikatur atau gambar-gambar lucu yang bersifat sindiran. 2. 2. 3. 3. Hubungan (Linkage) Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat didalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perseorangan. Ketika para pemuka partai politik muncul di suatu media maka serta merta para pengikutnya dan pengagum partai tersebut akan menggunakan media tersebut demi melihat tokoh idolanya. 2. 2. 3. 4. Sosialisasi Menurut Dominick, sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai yang mengacu kepada cara-cara dimana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok. Media massa menyajikan penggamabaran masyarakat; masyarakat yang membaca, melihat dan mendengarkannya akan mempelajari bagaimana khalayak berprilaku dan nilai-nilai apa yang penting. 2. 2. 3. 5. Hiburan
Universitas Sumatera Utara
Diantara jenis-jenis media massa, televisi termasuk media yang daya persuasinya paling kuat. Televisi memberikan berbagai variasi tayangan, terutama yang sifanya hiburan. Tayangan-tanyangan tersebut dikemas sedemikian rupa agar bisa menghibur penontonnya.
2. 3. Motif Penggunaan Media 2. 3. 1. Motif dan Pemuasan Kebutuhan Motif berasal dari bahasa Latin “movere” yang artinya bergerak. Motif berarti kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang mendorong untuk berbuat sesuatu/merupakan driving force. Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu. Motif adalah impuls atau dorongan yang memberi energi pada tindakan manusia sepanjang lintasan kognitif/perilaku kearah pemuasan kebutuhan. Motif merupakan suatu “keadaan perasaan”. Motif bukan hanya merupakan suatu dorongan fisik tetapi juga orientasi kognitif elementer yang diarahkan pada pemuasan kebutuhan. Ada tatanan yang erat “suatu hubungan dinamis antara motivasi dan tujuan” (Giddens, 1984). 25 Menurut Wahjosumidjo, motivasia adalah suatu proses psikolgi yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang untuk bertingkah laku dalam rangka memenuhi kebutuhan yang dirasakan 26 Perbedaan motif berlaku juga dalam proses pemilihan media. Perbedaan seseorang dalam menggunakan media menimbulkan perbedaan pula pada tingkat 25 26
James Lull, op. cit., h. 121-122. Http : //www.fe.unpad.ac.id/elearning/file112-XXIX-Desember-2000.PDF
Universitas Sumatera Utara
kepuasan kebutuhan yang didapat individu dalam menggunakan media. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motif, semakin besar pula kemungkinan komunikasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh komunikan. Menurut Mc Quail dkk, kebutuhan berasal dari “pengalaman sosial” dan media massa terkadang dapat membantu membangkitkan khalayak terhadap kesadaran akan kebutuhan tertentu yang berhubungan dengan situasi sosialnya. 27 Informasi atau hiburan bukan sebagai sesuatu yang dibutuhkan oleh seseorang, melainkan sebagai sesuatu yang digunakan untuk memuaskan suatu kebutuhan atau hasrat pribadi yang dalam. Motif timbul karena adanya motivasi. Motivasi adalah pernyataan dari dalam berupa gerakan yang sering muncul sebelum bertingkah laku, hubungan motivasi dan tingkah laku brdekatan. Konsep motivasi yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 3. Seseorang senang terhadap sesuatu, apabila ia dapat mempertahankan rasa senangnya maka akan termotivasi untuk melakukan kegiatan itu. 4. Apabila orang merasa yakin mampu menghadapi tantangan maka biasanya orang terdorong melakukan kegiatan tersebut. Sumber utama munculnya motif adalah dari rangsangan (stimulus) perbedaan situasi sekarang dan situasai yang akan datang, sehingga tanda perubahan tersebut tampak pada adanya perbedaan afektif saat munculnya motif dan saat usaha pencapaian yang diharapkan.
27
Ibid., h. 117.
Universitas Sumatera Utara
Dapat disimpulkan bahwa motif adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang mempunyai indikator sebagai berikut: 7. Adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan. 8. Adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan. 9. Adanya harapan dan cita-cita. 10. Penghargaan dan penghormatan atas diri. 11. Adanya lingkungan yang baik. 12. Adanya kegiatan yang menarik.
2. 3. 2. Motif Diversi dan Tayangan Hiburan Industri film dan penyiaran sejak awal lebih dianggap sebagai media hiburan. Daya tarik hiburanlah yang membuat orang menonton tayangan televisi yang menampilkan artis terkenal. Ini mereka dilakukan untuk dapat melepaskan sejenak kesibukan dan rutinitas. Itulah motif yang melatarbelakanginya. Salah satu motif dalam pendekatan uses and gratifications adalah motif diversi. Motif diversi adalah motif yang meliputi kebutuhan atau pelepasan diri dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan.
Motif diversi dapat diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut:
5. Melepaskan diri dari kegiatan rutin. 6. Melupakan masalah yang ada meski hanya untuk sesaat. 7. Melepaskan/mengurangi ketegangan dan emosi yang sedang dirasakan. 8. Mengisi waktu luang.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Zillman dan Bryant pilihan-pilihan dalam dalam hiburan dibuat ”mendadak” atau secara spontan. Orang memilih hiburan secara intutif, tergantung mood/selera mereka. Para peneliti itu mengatakan:
”Program-program syur lebih banyak menarik perhatian subjeksubjek yang mengalami kebosanan secara signifikan dibandingkan dengan subjek yang tertekan.... Program-program relaks lebih banyak menarik perhatian subjek yang tertekan dibandingkan subjek yang bosan.... Hampir semua subjek telah memilih materimateri yang membantu mereka secara efektif lari dari keadaan yang tidak diinginkan....”28 Secara keseluruhan isi media adalah hiburan atau sesuatu yang dimaksudkan sebagai hiburan. Salah satu cara apakah suatu acara hiburan atau bukan, adalah dengan menyimak isinya dan memperkirakan dampaknya. Ada pendapat bahwa sesuatu bersifat menghibur jika hal itu menjadikan kita gembira dan melupakan sejenak berbagai kesulitan dan masalah. Makna hiburan juga tergantung pada motivasi orang yang menggunakan media. Jika seseorang menjadikan televisi sebagai media hiburan, maka apa saja acaranya akan dianggap sebagai hiburan.
28
Severin dan Tankard, op. cit., h. 169-170.
Universitas Sumatera Utara
Dalam studi komprehensifnya mengenai dampak media massa, Joseph T. Kappler melaporkan bahwa orang-orang mencari hiburan acapkali karena mereka ingin melepaskan tekanan emosinya dari beratnya kehidupan sehari-hari. Mereka ingin menentramkan perasaan dengan membaca komik atau menonton televisi. Paling tidak, hiburan membantu seseorang merasa gembira. 29 Tentu saja hiburan tidak hanya membuahkan dampak positif, namun juga mengandung unsur negatif. Chalene Brown dari Universitas Stanford berkata:30
”Hiburan memang dibutuhkan setiap orang agar dapat rileks dan tahan menghadapi tekanan kehidupan modern.... Saya tidak ingin menyaksikan film-film yang hanya membuat saya sedih dan berlarut-larut memprihatinkan nasib dunia. Namun kenyataannya bioskop dan televisi acapkali gagal menghibur saya....” Penyataan diatas berkaitan dengan kenyatan bahwa terkadang taynagn hiburan gagal menghibur. Seperti istilah yang dikenal dalam pendekatan uses and
gratifications,
bahwa tayangan di televisi
disfungsional terhadap pemuasan kebutuhan hiburan. Pemberian informasi menimbulkan efek yang tidak diinginkan dan bukannya menghibur tetapi malah menimbulkan kekesalan atau ketegangan setelah menonton tayangan tersebut.
29
William L. Rivers dkk, Media Massa dan Masyarakat Modern, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 287. 30 Ibid., h. 282.
Universitas Sumatera Utara
2. 4. Televisi dan Tayangan Televisi 2. 4. 1. Televisi Televisi sebagai media komunikasi massa, berasal dari dua suku kata yaitu tele yang berarti “jarak” dalam bahasa Yunani dan visi yang berarti “citra atau gambar” dalam bahasa Latin. Jadi, kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang bejarak jauh. Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya yaitu memberi informasi pada audiens, mendidik dengan memberikan informasi-informasi bagi audiens, dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi. Umumnya tujuan khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh informasi. 31 Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asian Games ke-4 dari stadion utama Gelora Bung Karno pada tanggal 24 Agustus 1962 pukul 14.30 wib. Undang-Undang Penyiaran di Indonesia membagi jenis stasiun penyiaran ke dalam empat jenis. Keempat jenis stasiun penyiaran ini berlaku untuk televisi dan radio. Keempat jenis stasiun penyiaran itu adalah stasiun penyiaran swasta, stasiun penyiaran berlangganan, stasiun penyiaran public dan stasiun penyiaran komunitas. Stasiun penyiaran swasta adalah lembaga penyiaran yang bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran radio dan televisi. 32 Saat ini terdapat sepuluh stasiun televisi swasta di Indonesia yaitu, RCTI, TPI, SCTV, Metro TV, Indosiar, 31 32
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala, op. cit., h. 123. Pasal 13, Undang-Undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002.
Universitas Sumatera Utara
ANTV, Trans TV, Trans 7, Global TV dan Tv One. Khusus Metro Tv dan Tv One adalah stasiun televisi berita. Jika dihubungkan dengan penggunaan media, motif seorang anggota khalayak adalah untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan fungsi media itu sendiri. Adapun fungsi media yang sesuai dengan pendekatan uses and gratification adalah 33: 5. Informasi •
Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.
•
Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.
•
Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.
•
Belajar, pendidikan sendiri.
6. Identitas diri •
Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.
•
Menemukan model prilaku.
•
Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (media).
•
Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.
7. Integrasi dan interaksi sosial •
Menemukan bahan percakapan dan interaksi social.
•
Memperoleh teman.
•
Memperoleh pengetahuan tentang orang lain empati.
33
Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 72.
Universitas Sumatera Utara
8. Hiburan •
Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.
•
Bersantai dan memperoleh kenikmatan jiwa
Motif diversi dalam diri seseorang menjadikan fungsi hiburan televisi begitu dominan. Seseorang sering mengaku menghabiskan waktu dengan menonton televisi sebagai pelarian dari rutinitas maupun masalah. Setelah menonton tayangan hiburan di televisi seseorang berharap akan mendapatkan kepuasan berupa adanya perasaan terhibur atau lebih jauh lagi bisa mendapatkan jawaban untuk memecahkan masalahnya.
2. 4. 2. Tayangan Televisi Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sanagt banyak dan beragam jenis. Pada dasarnya apa saja bias dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audiens, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hokum, dan peraturan yang berlaku.. Berbagai jenis program itudapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu, program informasi (berita) dan program hiburan (entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan; dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gossip dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu musik, drama permainan (game show) dan pertunjukkan.
Universitas Sumatera Utara
Selain pembagian jenis program diatas, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat factual atau fiktif. Program factual antara lain meliputi program berita, documenter atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain drama atau komedi.
2. 4. 2. 1. Infotainment Infotainment adalah salah satu kemudian
menjadi
istilah
populer
jenis penggelembungan untuk berita ringan
yang
bahasa yang menghibur
atau informasi hiburan. Infotainment kependekan dari istilah Inggris informationentertainment. Infotainment di Indonesia identik dengan acara televisi yang menyajikan berita selebritis dan memiliki ciri khas penyampaian yang unik. 34 Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (selebitis) dank arena sebagian besar dari mereka bekerja pada industri hiburan seperti pemain film/sinetron, penyanyi, dan sebagainya maka berita mengenai mereka disebut juga infotainment. Infotainment adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan. Dewasa ini, infotainment disajikan dalam program berita sendiri yang terpisah dan khusus menampilkan berita-berita mengenai kehidupan selebritis. 35 Infotainment pada dasarnya adalah produk jurnalisme. Berbicara tentang infotainment yang pertama kali terbayang di benak audiens adalah selebriti dan gosipnya. Infotainment adalah informasi yang ringan dan aktual seputar dunia
34
(http://id.wikipedia.org/wiki/Infotainment), diakses pada tanggal 12 Maret 2010
35
Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 27.
Universitas Sumatera Utara
selebritis dan orang-orang terkenal yang dikemas dalam bentuk hiburan, contohnya tentang profil selebritis. Kalaupun mencari fakta, infotainment sering tidak ada hubungannya dengan kepentingan publik yang luas. Tayangan
infotainment
berkembang
sangat
pesat.
Infotainment
menyodorkan kenyataan baru, sekalipun bukan nilai kebaruan. Tayangan ini menyorot sisi-sisi pribadi selebritis dan public figure. Teknik jurnalisme dalam tayangan ini hanya meminta statement atau mengkonfirmasikan statement orang lain berkaitan dengan dirinya. Infotainment biasanya menempatkan aris sebagai tokoh utamanya, sehingga tayangan ini menjadi penting di dunia hiburan. Saat ini, hampir semua televisi swasta memiliki tayangan infotainment. Berikut daftar infotainment yang ditayangkan dibeberapa stasiun televisi swasta: 36 •
Trans TV: Insert Pagi, Insert Siang dan Insert investigasi.
•
Trans 7: I-Gosip
•
RCTI: Go Spot, Silet, Kabar Kabari, Cek & Ricek
•
SCTV: Was-was, Ada Gosip, Kasak-kusuk, Hot Shot
•
ANTV: Expresso
•
GLOBAL TV: Obrolan Seputar Selebriti (Obses)i, Genie
•
TPI: Go Show dan Kassel
•
Indosiar: KISS
36
(http://www.radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=67) diakses tanggal 19 Maret 2010.
Universitas Sumatera Utara
2. 5. Teori Gender Gender adalah segala sesuatu yang diasosiasikan dengan jenis kelamin seseorang, termasuk juga peran, tingkah laku, preferensi, dan atribut lainnya yang menerangkan kelaki-lakian atau kewanitaan di budaya tertentu (Baron&Byrne, 1979). Pada beberapa kepentingan, norma sosial mengacu pada norma tradisional dan perilaku yang sesuai dengan jenis kelaminnya diharapkan oleh masyarakat, dimana laki-laki lebih diharapkan lebih kuat, dominan, asertif, sementara perempuan seharusnya mempunyai sifat merawat, sensitif, dan ekspresif. Jika situasinya sesuai dan nyaman, maka akan sangat memuaskan untuk mengikuti dan bertingkah laku sesuai norma sosial tersebut, namun jika tidak sesuai, maka tingkah laku dapat disesuaikan dengan kondisi. 37 Menurut Narwoko,38 Gender adalah perbedaan yang tampak pada laki-laki dan perempuan apabila ditinjau dari nilai dan tingkah laku. Gender juga dapat dipandang sebagai konsep kultural, berupaya untuk membuatperbedaan dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Gender mempunyai beberapa peranan, salah satunya adalah menjadi sebuah paradigma atau kerangka teori lengkap dengan asumsi dasar, model dan konsep-konsepnya. Menurut Umar dalam Narwoko, 39 bahwa gender sebagai suatu konsep untuk mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dengan perempuan dilihat dari segi sosil budaya. Dalam satu masyarakat wanita dikaitkan dengan beberapa
37
(http://psychemate.blogspot.com/2007/12/teori-gender.html) diakses tanggal 27 Februari 2010. 38 Dwi J. Narwoko, Sosiologi : Teks dan Pengantar, (Jakarta : Prenada Media Group, 2004), h. 314. 39
Ibid., h. 320.
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan rumah seperti mendidik anak, mengelola dan merawat kebersihan dan keindahan rumah tangga, memasak, dan mencuci. Sedangkan laki – laki dikaitkan dengan urusan-urusan yang ada di luar rumah seperti bekerja dan mencari nafkah. Dalam beberapa pandangan budaya, wanita dianggap sebagai makhluk yang lemah lembut, emosional, dan keibuan, sedangkan laki-laki dianggap sebagai makhluk yang kuat, rasional dan perkasa. Pandangan seperti ini akhirnya berimbas pada jenis-jenis pekerjaan ataupun aktivitas yang cocok untuk laki-laki ataupun perempuan.
Universitas Sumatera Utara