7
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1.
Kerangka Teori
Dalam melakukan sebuah penelitian, seorang peneliti memerlukan teori sebagai landasan berpikir yang mendukung pemecahan masalah secara sistematis. Kerlinger menyebutkan bahwa teori adalah himpunan konstruk (konsep), defenisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2007: 6). Teori berfungsi untuk menjelaskan, memberikan pandangan, memberikan strategi dan meramalkan. Berikut beberapa teori yang digunakan oleh peneliti :
2.1.9. Komunikasi 2.1.9.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communis yang artinya “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005 : 40). Komunikasi merupakan dasar interaksi dasar antar manusia. Kesepakatan atau kesepahaman dibangun melalui sesuatu yang berusaha bisa dipahami bersama hingga interaksi berjalan dengan baik. Kegiatan komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan. Secara sederhana, kegiatan komunikasi dipahami sebagai kegiatan menyampaikan dan penerimaan pesan dari pihak satu ke pihak yang lain dengan tujuan mencapai kesamaan pandangan atas ide yang dipertukarkan (Fajar, 2008: 30). Menurut Harold D Laswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek 7 Universitas Sumatera Utara
8
tertentu (Effendy, 2007: 10). Sementara menurut pendapat Thomas M. Scheidel (dalam Effendy, 2004: 5), manusia berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan. Dari pengertian komunikasi di atas, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut : •
Komunikator (communicator) : orang yang menyampaikan pesan
•
Pesan ( message)
: pernyataan yang didukung oleh lambang
•
Komunikan (receiver)
: orang yang menerima pesan
Media (channel)
: sarana atau saluran yang mendukung pesan
•
bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya •
Efek (effect)
: dampak sebagai pengaruh dari pesan
Yang penting dalam komunikasi adalah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan (Effendy, 2004: 6). Gambar 2.1 Proses Terjadinya Komunikasi Sumber
Pesan
Media
Penerima
Efek
Umpan Balik Lingkungan Sumber: (Cangara,2007: 24) Sumber merupakan pengirim informasi dalam berkomunikasi atau biasa yang kita sebut dengan komunikator. Jumlahnya bisa satu orang, bahkan juga dalam bentuk kelompok seperti organisasi, partai dan lain-lain. Apabila lebih dari satu orang, relatif saling kenal dan memiliki rasa emosional yang kuat dalam kelompoknya maka dapat disebut sebagai kelompok kecil. Selanjutnya sumber
Universitas Sumatera Utara
9
mengirimkan pesan, baik secara tatap muka ataupun melalui media komunikasi. Pesan itu beragam sehingga pesan bersifat abstrak, misalnya informasi, hiburan, pujian atau yang lainnya. Dengan menggunakan lambang komunikasi, pesan dapat berwujud menjadi konkret, sehingga pesan dapat dibedakan menjadi pesan verbal (bahasa lisan dan bahasa tulisan) dan pesan nonverbal (isyarat, suara, sentuhan, raut wajah). Untuk sampai kepada penerima adalah melalui media atau saluran demi tercapainya
komunikasi.
Media
merupakan
alat
penghubung
dalam
menghantarkan pesan dari komunikator kepada komunikan, dalam hal ini media yang dimaksud ialah media komunikasi. Penerima atau yang biasa kita sebut dengan komunikan merupakan orang menerima pesan komunikasi, seperti individu (perorangan), kelompok, partai atau yang lainnya. Jika dalam konteks komunikasi massa, penerima dapat berupa sasaran, khalayak, pemirsa dan lainlain. Komunikan merupakan elemen penting dalam proses komunikasi, sebab komunikan sangat menentukan keberhasilan dari pesan komunikasi yang disampaikan oleh komunikator. Efek merupakan pengaruh yang ditimbulkan dari pesan komunikator kepada komunikan. Hal ini dapat terjadi pada pengetahuan, sikap, serta tindakan seseorang sebagai akibat dari proses penerimaan pesan. Maka dari itu terdapat tiga pengaruh dalam diri komunikan, yaitu kognitif (seseorang menjadi tahu mengenai sesuatu), afektif (sikap seseorang menyatakan setuju atau tidak setuju) dan konatif (tingkah laku dalam bertindak melakukan sesuatu). Umpan balik (feedback) sebagai jawaban atau tanggapan dari komunikan atas pesan dari komunikator. Komunikasi sulit terjadi jika tidak didukung oleh situasi yang tepat, waktu serta fasilitas yang memadai.
2.1.9.2. Fungsi Komunikasi Karlinah mengemukakan fungsi komunikasi secara umum adalah (Ardianto, 2004: 19):
Universitas Sumatera Utara
10
1.
Fungsi informasi Media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar, atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingan khalayak.
2.
Fungsi pendidikan Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara yang mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku pada pemirsa atau pembaca.
3.
Fungsi mempengaruhi Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel dan sebagainya.
4.
Fungsi proses pengembangan mental Untuk mengembangkan wawasan, kita butuh berkomunikasi dengan orang lain. Dengan berkomunikasi, manusia akan bertambah pengetahuannya dan berkembang intelektualitasnya. Hal tersebut diperoleh dari pengalaman pribadinya dan dari orang lain.
5.
Fungsi adaptasi lingkungan Setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan dunianya untuk bertahan hidup. Proses komunikasi membantu manusia dalam proses penyesuaian tersebut.
6.
Fungsi memanipulasi lingkungan Memanipulasi lingkungan artinya berusaha untuk mempengaruhi. Setiap orang berusaha untuk saling mempengaruhi dunia dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Dalam fungsi manipulasi, komunikasi digunakan sebagai alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
11
2.1.10. Komunikasi Massa
2.1.10.1. Pengertian Komunikasi Massa Banyak defenisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Namun, dari sekian banyak defenisi itu ada benang merah kesamaan defenisi satu sama lain. pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Massa di sini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca. Media massa bentuknya antara lain media elektronik (televisi, radio), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), buku, dan film. Dalam komunikasi massa kita mebutuhkan gatekeeper (penapis informasi atau palang pintu) yakni beberapa individu atau kelompok yang bertugas menyampaikan atau mengirimkan informasi dari individu ke individu yang lain melalui media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio, video tape, compact disk, buku) . Dalam proses komunikasi massa di samping melibatkan unsur-unsur komunikasi sebagaimana umumnya, gatekeeper membutuhkan peran media massa sebagai alat untuk menyampaikan atau menyebarkan informasi. Media massa itu tidak berdiri sendiri. Di dalamnya ada beberapa individu yang bertugas melakukan pengolahan informasi sebelum informasi itu sampai kepada audience-nya. Mereka yang bertugas itu sering disebut sebagai gatekeeper. Jadi, informasi yang diterima audience dalam komunikasi massa sebenarnya sudah diolah oleh gatekeeper dan disesuaikan dengaan misi, visi media yang bersangkutan, khalayak sasaran dan orientasi bisnis atau ideal yang menyertainya (Nurudin, 2011: 3-7) Menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) sesuatu bisa didefenisikan sebagai Komunikasi Massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut (Nurudin, 2011: 8-9) : 1.
Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula
Universitas Sumatera Utara
12
antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan di antara media tersebut. 2.
Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan dengaan jenis komunikasi lain. bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain.
3.
Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu diartikan milik publik.
4.
Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi suka rela atau nirlaba.
5.
Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper ( penapis informasi ). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini berbeda dengan komunikasi antarpribadi, kelompok atau publik di mana yang mengontrol bukan sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi, memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter, editor film, penjaga rubrik, dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai gatekeeper.
6.
Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik antarpersonal. Dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langssung dilakukan alias tertunda ( delayed ). Dengan demikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang
bisa menyebarkan pesan secara serempaak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah
Universitas Sumatera Utara
13
ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas. Menurut Herbert Blumer (1939) yang disebut penerima dalam komunikasi massa itu paling tidak mempunyai (Nurudin, 2011: 10) : 1) Heterogenitas susunan anggotanya yang berasal dari berbagai kelompok lapisan masyarakat 2) Berisi individu yang tidak mengenal dan terpisah satu sama lain (tidak mengumpul ) serta tidak berinteraksi satu sama lain 3) Tidak mempunyai pemimpin atau organisasi formal. Bagi
Nabeel
(1983)
Jurdi
dalam
bukunya
readings
in
Mass
Communication disebutkan bahwa “in mass communication, there is no face-toface contact ( dalam komunikasi massa, tidak ada tatap muka antar penerima pesan ). Menurut Alexis S. Tan, dalam komunikasi massa itu komunikatornya adalah organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara serempak ke sejumlah orang banyak yang terpisah. Komunikator dalam komunikasi massa biasanya media massa (surat kabar, majalah atau penerbit buku, stasiun atau jaringan TV). Media massa tersebut di atas adalah “organisasi sosial”, sebab individu di dalamnya mempunyai tanggung jawab yang sudah dirumuskan seperti dalam sebuah organisasi. (Nurudin, 2011: 11) Sementara itu, menurut Jay Black dan Frederick C. Whithney (1988) disebutkan “Komunikasi massa adalah sebuah proses di mana pesan-pesan yang di produksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima yang luas, anonim, dan heterogen”. (Nurudin, 2011: 12) 2.1.10.2. Ciri-ciri Komunikasi Massa Ciri-ciri komunikasi massa (Nurudin,2011:19), yaitu : 1.
Komunikator dalam komunikasi massa melembaga
Universitas Sumatera Utara
14
Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang-orang. Artinya, gabungan antara berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem. Sebagaimana kita ketahui, sistem adalah sekelompok orang, pedoman dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai suatu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi. Komunikator dalam komunikasi massa itu lembaga disebabkan elemen utama komunikasi massa adalah media massa. 2.
Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/beragam. Artinya, penonton televisi itu beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial, ekonomi, punya jabatan yang beragam, punya agama atau kepercayaan yang tidak sama pula. Herbert Blumer pernah memberikan ciri tentang karakteristik audience/ komunikan, yaitu : 1) Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal dari berbagai kaelompok dalam masyarakat. 2) Bersisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Disamping itu, antara individu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung. 3) Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.
3.
Pesannya bersifat umum Pesan-pesan dalam komunikasi massa itu tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesan yang dikemukakannya pun tidak boleh bersifat khusus. Artinya, pesan itu memang tidak disengaja untuk golongan tertentu. Meskipun dalam televisi ada program acara yang dikhususkan pada kalangan tertentu, tetapi televisi perlu menyediakan acara lain yang sifatnnya lebih umum. Ini penting agar televisi tidak kehilangan ciri khasnya sebagai saluran komunikasi massa.
Universitas Sumatera Utara
15
4.
Komunikasinya berlangsung satu arah Komunikasi dalam komunikasi massa berlangsung satu arah. Artinya, komunikasi berlangsung dari media massa ke khalayak, namun tidak terjadi sebaliknya. Respon yang diberikan oleh khalayak tidak terjadi langsung pada saat komunikasi tersebut berlangsung. Meskipun terkadang terjadi dua arah, namun tidak kepada semua khalayak. Misalnya, telepon interaktif yang dilakukan pembawa acara dan khalayak.
5.
Komunikasi massa menimbulkan keserempakan Salah satu ciri komunikasi selanjutnya adalah bahwa dalam komunikasi massa itu ada keserempakan. Serempak disini berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut secara bersamaan.
6.
Komunikasi mengandalkan peralatan teknis Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik.
7.
Komunikasi massa dikontrol oleh Gatekeeper Gatekeeper atau yang sering disebut pentapis informasi/ palang pintu/ penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.
2.1.10.3.
Unsur-unsur Komunikasi Massa
Komunikasi massa terdiri atas unsur-unsur (source), pesan (message), saluran dan penerima (receiver) serta efek (effect). Harold D.Laswell mengatakan untuk memahami komunikasi massa dapat dipahami dengan bentuk pertanyaan yang dibuatnya, who says what in which channel to whom and with what effect: 1.
Who (sumber atau komunikan) Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga. Lembaga yang dimaksudkan
Universitas Sumatera Utara
16
adalah surat kabar, stasiun radio, televisi, studio film, penerbit buku dan majalah. 2.
What (pesan) Organisasi memiliki rasio keluaran yang tinggi atas masukannya dan sanggup melakukan encode terhadap pesan-pesan yang sama pada saat yang bersamaan. Pesan dalam komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang besar dan menjangkau audiens yang jumlahnya cukup banyak.
3.
Which (saluran atau media) Menyangkut pada peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Media itu bisa berupa televisi, surat kabar, majalah, radio, film dan internet.
4.
Whom (penerima atau mass audience) Unsur ini menyangkut sasaran komunikasi massa. Menurut Charles Wright, ada tiga karakteristik audiens, yaitu: (1) large, dimana besarnya mass audience yang relatif dan menyebar di berbagai lokasi tidak dilakukan dengan tatap muka dan tidak terikat di tempat yang sama; (2) heterogen, dalam hal ini
diartikan
sebagai
semua
lapisan
masyarakat
dengan
berbagai
keanekaragamannya; dan (3) anonim diartikan sebagai anggota-anggota dari mass audience, pada umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikator (vice versa). 5.
What (unsur efek atau akibat) Dalam komunikasi massa, jumlah umpan balik relatif sangat kecil dibandingkan dengan jumlah khalayak secara keseluruhan yang merupakan sasaran komunikasi massa dan sering tidak mewakili seluruh khalayak. Oleh karena itu, pengetahuan mass communication atau mass audience sangat terbatas dan cenderung terlambat atau delayed.
2.1.10.4. Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney tahun 1988 ( Nurudin, 2004: 62) antara lain: 1) To inform (menginformasikan)
Universitas Sumatera Utara
17
Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan. Fakta-fakta yang dicari wartawan di lapangan dan kemudian dituangkannya dalam tulisan juga tak terkecuali sebagai informasi. Fakta yang dimaksud adalah ada kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat. 2) To entertain (memberi hiburan) Fungsi hiburan bagi sebuah media elektronik menduduki posisi paling tinggi dibanding dengan fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita memang masih menjadikan media televisi sebagai media hiburan. 3) To persuade (membujuk) Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi persuasi. 4) Transmission of the culture (transmisi budaya) Transmisi budaya adalah salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit diperbincangkan.
2.1.11. Strategi komunikasi Para ahli komunikasi, terutama di negara-negara yang sedang berkembang, dalam tahun-tahun belakangan ini menumpahkan perhatian yang besar terhadap strategi komunikasi. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (Planing) dan management dalam mencapai tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya (Effendy, 2007: 32). Menurut R. Wayne Pace, Brent D Peterson dan M. Dallas Burnett dalam bukunya Technique for Effective Communication, menyatakan bahwa yang menjadi tujuan sentral strategi komunikasi meliputi to secure understanding, to acceptance dan to motive action. Artinya bahwa dalam kegiatan komunikasi seorang
komunikator
harus
memastikan
apakah
pesan
sampai
kepada
Universitas Sumatera Utara
18
komunikannya, setelah itu dibina dan didorong untuk melakukaan sesuatu baik mengubah ataupun melanjutkan apa yang diinginkan komunikator. Strategi tersebut harus memperhatikan beberapa hal berikut ini : •
Tujuan
•
Sasaran
•
Pesan
•
Instrumen dan kegiatan
•
Sumber daya
•
Skala waktu
•
Evaluasi dan perbaikan Seperti halnya dengan strategi dalam bidang manapun, strategi komunikasi
harus didukung oleh teori, sebab teori merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah diuji kebenarannya. Banyak teori komunikasi yang sudah dikemukakan oleh para ahli, tetapi untuk strategi komunikasi yang dijadikan pendukung strategi tersebut adalah apa yang dikemukakan oleh Harold Lasswell. Cara untuk menerangkan kegiatan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?”. Artinya bahwa siapakah komunikatornya, pesan apa yang disampaikan, media apa yang digunakan, siapa komunikatornya serta efek apa yang diharapkannya juga diperhitungkan. Menurut teori Cutlip dan Center, pesan meliputi berbagai hal yang dikenal dengan The 7C’s of Communication, yaitu (rosady, 2007: 122) : a. Credibility b. Context c. Content d. Clarity e. Continuity f. Consistency g. Capability
Universitas Sumatera Utara
19
1.
Credibility (Kepercayaan)
Komunikasi itu dimulai dari suasana saling percaya yang diciptakan oleh pihak komunikator secara sungguh sungguh untuk melayani publiknya yang memiliki keyakinan dan respek 2.
Contex (Konteks)
Menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan sosial, pesan yang harus disampaikan dengan jelas serta sikap partisipatif. 3.
Content (Isi)
Pesannya menyangkut kepentingan orang banyak/ publik sehingga informasi dapat diterima sebagai sesuatu yang bermanfaat secara umum bagi masyarakat. 4.
Clarity (Kejelasan)
Pesan harus disusun dengan kata-kata yang jelas, mudah dimengerti, serta memiliki pemahaman yang sama antara komunikator dan komunikan dalam hal maksud, tema dan tujuan semua pihak. 5.
Continuity and Consistency (Kontinuitas dan Konsistensi)
Komunikasi merupakan proses yang tidak pernah berakhir, oleh karena itu dilakukan secara berulang-ulang dengan berbagai variasi pesan. Dengan cara demikian untuk mempermudah proses belajar, membujuk dan tema dari pesanpesan tersebut hasrus konsisten 6.
Channels (Saluran)
Mempergunakan saluran media informasi yang tepat dan terpercaya serta dipilih oleh khalayak sebagai target sasaran. Pemakaian saluran media yang berbeda akan berbeda pula efeknya. Dengan demikian seorang komunikator harus dapat memahami perbedaan dan proses penyebaran informasi secara efektif. 7.
Capability of the Audience (Kapabilitas Khalayak)
Memperhitungkan kemampuan yang dimiliki oleh khalayak. Komunikasi dapat menjadi efektif bagi masyarakat bila berkaitan dengan faktor-faktor yang bermanfaat seperti kebiasaan dan peningkatan kemampuan membaca dan pengembangan pengetahuan.
Universitas Sumatera Utara
20
2.1.12. Televisi sebagai Media Massa Istilah televisi terdiri dari dua suku kata, yaitu “tele” yang berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Televisi adalah salah satu bentuk media komunikasi massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, musik dan sound effect, juga memiliki keunggulan yang lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan pesan yang mendalam bagi pemirsanya (Effendy, 2004: 192). Sedangkan menurut sosiolog Marshall Luhan yakin bahwa media cetak tidak menjauhkan manusia dari dunia dan sesamanya sementara media elektronik membuat kita lebih bergantung dan menciptakan kembali dunia dalam gambaran sebuah “Perkampungan Global” (Fidler, 2003: 146). Televisi merupakan salah satu dari sejumlah media massa yang ada sekarang ini. media massa yang satu ini memiliki daya tarik yang cukup kuat dibandingkan dengan media massa yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya unsur kata-kata, musik serta sound effect sehingga televisi mampu menarik perhatian khalayak lebih baik. selain itu, televisi juga mempunyai keunggulan lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pemirsanya. Dalam usaha untuk mempengaruhi khalayak dengan mengubah emosi dan pikiran pemirsanya, maka televisi memiliki kemampuan yang lebih menonjol dibandingkan dengan media massa lainnya. Televisi mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut (Effendy, 2007: 27): a.
Fungsi Penerangan (The Informational Function) Ada dua faktor yang mampu menyiarkan informasi yang memusatkan. Faktor yang pertama adalah faktor immediacy (langsung dan dekat) dan faktor yang kedua adalah realism (kenyataan). 1.
Immediacy (Kesegaran) Pengertian ini mencakup langsung dan peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsanya pada saat peristiwa itu berlangsung.
2. Realism (Kenyataan) Ini berarti televisi menyiarkan informasinya secara audio dan visual melalui perantaraan mikrofon dan kamera sesuai dengan kenyataan.
Universitas Sumatera Utara
21
b.
Fungsi Pendidikan (The Educational Function) Televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan yang sifatnya menambah pengetahuan khalayak.
c.
Fungsi Hiburan (The Entertainment Theory) Televisi juga menyuguhkan acara yang bersifat hiburan kepada masyarakat. Tayangan-tayangan yang bersifat hiburan misalnya sinetron, kuis, film, komedi dan lain sebagainya. Pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan dan selajutnya untuk memperoleh informasi. acara yang ada di televisi dapat digolongkan menjadi beberapa kategori, antara lain: a) Buletin berita nasional, seperti : siaran berita atau buletin berita regional yang dihasilkan oleh stasiun-stasiun televisi swasta lokal. b) Liputan-liputan khusus yang membahas berbagai masalah aktual secara lebih mendalam. c) Program-program acara olahraga, baik olahraga di dalam atau di luar ruangan, yang disiarkan langsung atau tidak langsung dari dalam negeri atau luar negeri. d) Program acara mengenai topik khusus yang bersifat informatif seperti: acara memasak, berkebun, kuis, feature, dan magazine. Acara drama, terdiri dari: sinetron, sandiwara, komedi, film, dan sebagainya. e) Acara musik, seperti konser musik pop, rock, dangdut, klasik, maupun penayangan video musik. f) Acara bagi anak-anak seperti film kartun dan dongeng televisi. g) Acara keagamaan, seperti siraman rohani, mimbar agama, acara yang berhubungan dengan hari besar keagamaan, dan sebagainya. h) Program acara yang membahas tentang ilmu pengetahuan dan pendidikan. i) Acara bincang-bincang atau sering disebut talkshow.
2.1.13. Talkshow 2.1.13.1. Pengertian Talkshow Program talkshow atau perbincangan adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh
Universitas Sumatera Utara
22
seorang pembawa acara (host) (Morrissan, 2008: 28). Istilah talkshow adalah aksen dari bahasa Inggris di Amerika. Di Inggris sendiri, istilah talkshow ini biasa disebut
chat
show.Mereka
yang
diundang
adalah
orang-orang
yang
berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang ditengah dibahas. Program informasi dalam katagori berita keras atau hard news dapat dibedakan dengan berita lunak atau soft news berdasarkan sifatnya sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut ini: Tabel 2.1 perbedaan Hard news dan soft news Hard News
Soft news
Harus ada peristiwa terlebih dahulu
Tidak mesti ada peristiwa terlebih dahulu
Peristiwa harus aktual (baru terjadi)
Tidak mesti aktual
Harus segera disiarkan
Tidak bersifat segera (timeless)
Mengutamakan informasi terpenting Menekankan pada detail saja Tidak
menekankan
sisi
human Sangat menekankan segi human
interest
interest
Laporan tidak mendalam (singkat)
Laporan bersifat mendalam
Teknik penulisan piramida tegak
Teknik penulisan piramida terbalik
Ditayangkan dalam program berita
Ditayangkan
dalam
program
lainnya Sumber : Morrisan 2008 Acara talkshow ini biasanya diikuti dengan menerima telepon dari para pendengar/penonton yang berada di rumah, mobil, ataupun di tempat lain. Talkshow sering kali disiarkan secara siaran langsung (live). Namun ada juga beberapa program acara talkshow mengandalkan taped talk program, artinya direkam dahulu baru disiarkan (Pane, 2004 : 80).
Universitas Sumatera Utara
23
2.1.13.2. Jenis-jenis Talkshow Dilihat dari gayanya, talkshow dapat dibedakan menjadi dua tipe utama yaitu light entertainment dan serius discussion (Lusia, 2006). Berikut adalah pemaparan tentang kedua jenis talkshow tersebut: 1.
Light Entertainment Ada jenis talkshow yang dinilai dengan acara mewawancarai selebriti, seperti bintang film atau politisi. Dalam acara seperti ini, pemandu acara duduk di belakang sebuah meja dan mewawancarai tamu acara tersebut. Acara ini selalu memiliki atmosfer positif, nyaman, ceria dan disiarkan pada malam hari. Pertunjukan lain yang tergolong light entertainment menitikberatkan pada unsur sensasi dan drama. Mereka menampilkan orang-orang yang tidak dikenal sebagai tamu dengan permasalahn mereka yang sering kali kontroversial. Para penonton juga mengambil bagian dalam program acara tersebut dengan cara mengajukan pertanyaan maupun mengajukan komentar kepada tamu.
2.
Serious Discussion Acara talkshow jenis ini lebih spesifik jika ditinjau dari materinya. Isinya berkonsentrasi pada topik khusus di bidang politik atau sosial pada seseorang yang sedang menjadi incaran berita.
2.1.14. Presenter Pembawa acara (host), pembaca berita (presenter) atau sering juga disebut anchor, menjadi citra dari suatu stasiun televisi (Morrissan, 2008: 47). Banyak orang yang lebih suka memilih program informasi pada stasiun televisi tertentu karena alasan pembawa acaranya. Suatu hasil survei yang pernah penulis terima, menunjukkan alasan penonton memilih suatu program berita yang satu dibandingkan yang lain adalah karena penyiarnya. Kredibilitas presenter dapat menjadi aset penting suatu stasiun televisi. Di negara maju, memilih penyiar berita adalah sama pentingnya dengan memilih acara yang akan diproduksi. Wajah yang rupawan dan suara yang bagus, belumlah cukup untuk menjadi presenter yang baik. ada dua pandangan mengenai syarat seseorang dapat
Universitas Sumatera Utara
24
menjadi presenter berita. sebagian kalangan menyarankan agar pembaca haruslah juga reporter atau jurnalis, namun sebagian ahli lainnya mengatakan bahwa ketrampilan menjadi pembaca berita atau presenter adalah hal yang berbeda dengan menjadi repoter yang membuat liputan berita. dengan demikian, tidak ada aturan pasti mengenai syarat menjadi presenter. Menurut Herford, keuntungan merekrut seorang reporter menjadi presenter adalah ketika terjadi sesuatu peristiwa besar yang harus terus-menerus ditayangkan secara langsung. Dalam situasi seperti itu, tidak ada naskah tertulis yag dapat dibaca presenter berita. Stasiun televisi membutuhkan reporter yang dapat membawakan siaran langsung dan memandu liputan berkelanjutan atas peristiwa tersebut. Makna Master of Ceremony (MC) yang juga biasa disebut dengan presenter adalah seseorang yang memiliki keterampilan seni dalam bidang improvisasi untuk menghantarkan acara dengan teratur, baik, dan memiliki karakteristik yang khas. Seorang presenter harus mampu membaca situasi, menciptakan suasana sesuai dengan karakteristik acaranya, dan memungkinkan adanya dialog dengan audience (Rumpoko, 2013: 90). Adapun fungsi dari presenter sendiri yakni orang yang bertugas memandu acara dan bertanggung-jawab atas lancar dan suksesnya acara. Seringkali fungsi ini ditampilkan dan diaktualisasikan ketika acara-acara hiburan yang menuntut kreativitas dan improvisasi sesuai dengan jenis acaranya (Rumpoko, 2013: 91). Menurut Larry King, ciri-ciri seorang komunikator/presenter yang baik adalah : (King, 2007, 47-48) 1.
Memandang suatu hal dari sudut baru, mengambil titik pandang yang tak terduga pada subjek yang umum.
2.
Mempunyai cakrawala yang luas.
3.
Antusias, menunjukkan minar besar pada apa yang mereka perbuat dalam kehidupan mereka.
4.
Tidak pernah membicarakan diri sendiri.
Universitas Sumatera Utara
25
5.
Sangat ingin tahu, mereka bertanya “Mengapa?”, mereka ingin lebih mengetahui tentang apa yang anda katakan.
6.
Mempunyai selera humor dan mereka tidak keberatan mengolok-olok diri mereka sendiri.
7.
Mempunyai gaya bicara sendiri.
2.1.15. Minat Menonton Minat adalah sebagai sebab, yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktivitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu objek, atau karena berpartisipasi dalam suatu aktivitas . Minat merupakan kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan (Effendi, 2003: 103). Minat terjadi dari perhatian dari objek yang dianggap menarik atau berharga bagi dirinya, dan tidak hanya berlangsung sekali. Dengan kata lain, kecenderungan untuk menyelidiki apa yang dilakukan oleh seseorang lama kelamaan akan menimbulkan minat (Iskandar, 2010: 48). Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Seseorang yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong proses belajar selanjutnya (Slameto, 2010: 103). Menurut Umi Chulsum, dkk dalam Kamus Bahasa Indonesia, minat ialah keinginan yang kuat, gairah; kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan momen dari kecenderungan–kecenderungan yang terarah secara intensif kepada suatu objek yang dianggap penting. Pada minat ini
Universitas Sumatera Utara
26
terdapat pengenalan (kognitif), emosi (afektif) dan kemauan (konasi), baik dalam perubahan sikap maupun tindakan (Ahmadi, 2009: 65) Menurut Kamus Umum Besar Indonesia, menonton adalah melihat pertunjukan gambar hidup dan sebagainya. Sedangkan menurut Partowisastro, menonton merupakan perhatian yang spontan dari diri individu dimana individu berada di tengah-tengah layar putih dan apa yang dilihatnya seolah-olah terjadi di depan mata dan bukan bersifat bayangan saja. Minat menonton adalah suatu keadaan dimana dalam diri individu timbul ketertarikan terhadap suatu objek.
2.1.16. Teori S-O-R S-O-R ini merupakan singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Teori ini mula-mula dikemukakan oleh para psikolog seperti Parlov, Shiner dan Hull. Teori ini dilandasi oleh suatu anggapan bahwa organism menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu. Dalam proses perubahan sikap, maka sikap komunikan akan berubah jika stimulus yang menerpanya benar-benar melebihi dari apa yang pernah dialaminya. Teori S-O-R ini yang semula berasal dari psikologi yang kemudian menjadi teori komunikasi. Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi, unsur-unsur dalam teori S-O-R adalah a)
Stimulus (S)
: pesan
b)
Organism (O)
: komunikan
c)
Response (R)
: efek
(Effendy,2004 : 254)
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap, tampak bahwa sikap yang dapat berubah hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Hovland, Janis dan Kelley mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru, ada tiga variabel yang penting, yaitu : a)
Perhatian
b) Pengertian c)
Penerimaan
d) (Effendy, 2004: 254-255)
Universitas Sumatera Utara
27
Organism :
Stimulus
• • •
Perhatian Pengertian Penerimaan
Response
Gambar 2.2 Model S-O-R Bagan di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya, komunikan mengerti, setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. 2.2.
Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis
dalam memperkirkan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dapat mengantar penelitian pada rumusan hipotesis (Nawawi, 2001: 33). Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1.
Variabel bebas (X) Variabel bebas adalah variabel yang menjadi pendahuluan atau penyebab dari variabel lain, atau yang mempengaruhi munculnya variabel lain (Y) Variabel X dalam penelitian ini adalah presenter tayangan talkshow Mata Najwa.
Universitas Sumatera Utara
28
2.
Variabel terikat (Y) Variabel terikat adalah Variabel yang muncul setelah adanya variabel bebas (X) yang mana merupakan gejala yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel Y dalam penelitian ini adalah Minat menonton mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2.3.
Variabel Penelitian Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan
diatas, maka untuk memudahkan penelitian, perlu dibuat variabel penelitian sebagai berikut :
Variabel Bebas (X)
Variabel Bebas (Y)
Talkshow Mata Najwa
Minat Menonton Mahasiswa FISIP USU
Karakteristik Responden
Gambar 2.3 Variabel Penelitian
Universitas Sumatera Utara
29
Operasional Penelitian Variabel Talkshow Mata Najwa (X)
Dimensi 1.
Indikator
Credibility (Kepercayaan) 1. Untuk menjadi seorang Komunikasi itu dimulai dari suasana saling percaya yang diciptakan oleh pihak komunikator secara sungguh sungguh
presenter, Najwa Shihab merintis karirnya sebagai reporter sampai pada akhirnya dipercayakan menjadi presenter sebuah talkshow
untuk melayani publiknya 2. Status Najwa Shihab dari yang memiliki keyakinan
reporter kemudian berubah
dan respek (dalam rosady
menjadi presenter MetroTV
2007: 122)
membuat masyarakat mengenalnya sebagai sosok Jurnalis Senior yang handal dibidangnya. 3. Latar belakang pendidikan Najwa Shihab menjadi salah satu faktor penonton (komunikan) mengakui keberadaannya ditambah lagi dengan kemampuannya di dalam menghadapi bintang tamu pada saat menjalankan tugasnya sebagai presenter. Najwa Shihab merupakan alumni Fakultas Hukum UI tahun 2000. 4. Najwa shihab membuat bintang tamu nyaman menjawab pertanyaan-
Universitas Sumatera Utara
30
pertanyaannya contohnya dengan mengajukan pertanyaan disertai mimik dan gestur yang sesuai. 5. Najwa sihab mempunyai wawasan yang luas. 6. Najwa Shihab antusias dalam membawakan acaranya. 7. Najwa Shihab mempunyai gaya bicara sendiri. 8. Najwa Shihab memiliki penampilan yang menarik. 2.
Contex (Konteks) Menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan sosial, pesan yang harus disampaikan dengan jelas serta sikap partisipatif. (dalam rosady 2007: 122)
1. Thema yang dihadirkan setiap episode biasanya berbeda. Semua disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang mana tidak hanya mengikuti topiktopik yang menjadi sorotan masyarakat melainkan juga berhubungan dengan khalayak ramai. 2. Tamu yang dihadirkan di talkshow Matanajwa disesuaikan dan berhubungan dengan thema yang dibuat. Agar informasi yang diperoleh benar adanya dan tidak mengada-ada.
Universitas Sumatera Utara
31
3.
Content (Isi) Pesannya menyangkut kepentingan orang banyak/ publik sehingga informasi dapat diterima sebagai sesuatu yang bermanfaat secara umum bagi masyarakat.
1. Talkshow Mata Najwa menghadirkan bintang tamu yang ada kaitannya dengan kepentingan umum contohnya pejabat negara. Sehingga informasi yang diperoleh juga dapat diterima sebagai kepentingan umum.
(dalam rosady 2007: 122) 4.
Clarity (Kejelasan) Pesan harus disusun dengan kata-kata yang jelas, mudah dimengerti, serta memiliki pemahaman yang sama antara komunikator dan komunikan dalam hal maksud, tema dan tujuan semua pihak. (dalam rosady 2007: 122123)
1. Pertanyaan-pertanyaan Najwa Shihab diajukan dengan kalimat yang jelas sehingga hampir seluruh bintang tamu dapat memahami apa yang ditanyakan oleh Najwa Shihab terbukti dari mampunya bintang tamu menjawab dan terjadi interaksi yang menghasilkan adanya informasi yang baru. 2. Sikap kritis yang dimiliki Najwa shihab menghadirkan jawaban-jawaban yang menarik dari bintang tamu yang dihadirkan setiap kalinya.
5.
Continuity and
1. Pertanyaan-pertanyaan yang
Consistency (Kontinuitas
diajukan oleh Najwa Shihab
dan Konsistensi)
kepada bintang tamu
Komunikasi merupakan
berhubungan dengan thema
Universitas Sumatera Utara
32
proses yang tidak pernah berakhir, oleh karena itu dilakukan secara berulang-ulang dengan berbagai variasi pesan. Dengan cara demikian untuk mempermudah
acara. 2. Pertanyaan yang dijawab oleh bintang tamu akan disambung kembali dengan pertanyaan yang erat kaitannya dengan topik yang dari awal dibahas.
proses belajar, membujuk 3. Najwa memulai perbincangan dan tema dari pesan-pesan
dengan hal umum ke khusus
tersebut hasrus konsisten
namun tidak menutup
(dalam rosady 2007: 123)
kemungkinan akan mengkaitkan kembali dengan apa yang sudah dijawab bintang tamu untuk menguatkan informasi yang dibutuhkan penonton (komunikan)
6.
Channels (Saluran) Mempergunakan saluran media informasi yang tepat dan terpercaya serta dipilih oleh khalayak sebagai target sasaran. Pemakaian saluran media yang berbeda akan berbeda pula efeknya. Dengan demikian seorang komunikator harus dapat
1. Talkshow Mata Najwa merupakan salah satu program unggulan MetroTV. Yang mana MetroTV merupakan salah satu media yang dipercayai oleh penonton terutama dalam menayangkan berita-berita aktual. Dengan kata lain MetroTV sudah mendapat tempat dihati masyarakat sebagai TV berita.
memahami perbedaan dan 2. Talkshow Matanajwa memiliki proses penyebaran
ratting yang baik.
Universitas Sumatera Utara
33
informasi secara efektif. (dalam rosady 2007: 123) 7.
Capability of the
Yang menjadi segmentasi
Audience (Kapabilitas
Talkshow Mata Najwa adalah
Khalayak)
orang-orang yang membutuhkan
Memperhitungkan kemampuan yang dimiliki oleh khalayak. Komunikasi dapat menjadi efektif bagi masyarakat bila berkaitan dengan faktor-faktor yang bermanfaat seperti kebiasaan dan peningkatan kemampuan
informasi yang berhubungan dengan politik, ekonomi, budaya, pendidikan dan biasanya itu pada kalangan yang memiliki pengetahuan yang luas. Contohnya pejabat pemerintah, pegawai negri sipil, pengusaha, dan mahasiswa. Namun ada juga selain kelompok diatas tertarik menonton acara ini.
membaca dan pengembangan pengetahuan. (dalam rosady 2007: 122123) Minat menonton Mahasiswa FISIP USU (Y)
1.
Perhatian Perhatian, terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indra dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indra yang lain
Secara visual dan audio MetroTv mengkemas talkshow MataNajwa dengan baik sesuai porsinya dilengkapi juga dengan pemberitahuan jadwal acara ini di sela-sela program acara lain.
(Rakhmat, 2005: 52).
Universitas Sumatera Utara
34
2.
Persepsi, Persepsi memberikan makna pada stimuli indrawi (Rakhmat, 2005: 51).
Persepsi timbul setelah penonton melihat 1. Penampilan presenter menarik. 2. Gaya bicara Najwa Shihab yang khas. 3. Penguasaan materi dan berwawasan luas. 4. Pertanyaan yang diajukan tepat sasaran. 5. Mampu menguasai panggung talkshow, narasumber, dan peserta talkshow.
3.
Keinginan : Keinginan adalah usaha seseoang untuk mencapai tujuan (Rakhmat, 2005 : 43).
Setelah tertarik menyaksikan talkshow Mata Najwa timbul keinginan untuk menonton lagi pada episode selanjutnya dan akhirnya menjadi rutinitas.
Karakteristi a.
Usia : tingkatan umur dari
Yang menjadi responden berusia
k
responden.
17-21 tahun dan 21 tahun ke atas
Jenis Kelamin : yaitu laki-
Yang menjadi responden terdiri
laki dan perempuan.
dari laki-laki dan perempuan
Angkatan : yaitu tahun
Yang menjadi responden
dimana responden
adalah mahasiswa angkatan
dinyatakan diterima sah
2013
Responden
2.
3.
Universitas Sumatera Utara
35
sebagai mahasiswa USU. 4.
Departemen : jurusan
Yang menjadi responden terdiri
dimana responden
dari departemen
dinyatakan diterima sah sebagai mahasiswa USU
1. Antropologi 2. Komunikasi 3. Administrasi Negara 4. Kesejahteraan Sosial 5. Sosiologi 6. Ilmu Politik 7. Administrasi bisnis
5.
Kepemilikan media :
Media yang digunakan oleh
apakah televisi sebagai
responden milik pribadi atau
media untuk menonton
tidak.
tayangan milik pribadi atau tidak. Tabel 2.3 Variabel Operasional 2.4.
Defenisi Operasional Dalam penelitian lapangan konsep yang relevan dan berkedudukan sentral
dalam penelitian terlebih dahulu harus dibuat operasional. Pengarahan yang tepat atas produsedur penelitian, menuntut ketegasan apakah gugus realita yang akan diteliti, sebagaimana digambarkan menurut konsepnya memang betul-betul ada. Defenisi operasional tidaklah mungkin ditetapkan jika konsep itu tidak merujuk sama sekali pada suatu realitas tertentu. Sebuah konsep baru akan disebut konsep yang operasional jika konsep itu sudah menyatakan secara eksplisit konsekuensi metode operasinya (Suryanto, 2005 : 50-51). Adapun defenisi operasional variabel dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.
Variabel bebas (X) tentang presenter tayangan talkshow Mata Najwa.
Universitas Sumatera Utara
36
1. Credibility (Kepercayaan) Komunikasi itu dimulai dari suasana saling percaya yang diciptakan oleh pihak komunikator secara sungguh sungguh untuk melayani publiknya yang memiliki keyakinan dan respek (dalam rosady 2007: 122) 2. Contex (Konteks) Menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan sosial, pesan yang harus disampaikan dengan jelas serta sikap partisipatif. (dalam rosady 2007: 122 3. Content (Isi) Pesannya menyangkut kepentingan orang banyak/ publik sehingga informasi dapat diterima sebagai sesuatu yang bermanfaat secara umum bagi masyarakat. (dalam rosady 2007: 122) 4. Clarity (Kejelasan) Pesan harus disusun dengan kata-kata yang jelas, mudah dimengerti, serta memiliki pemahaman yang sama antara komunikator dan komunikan dalam hal maksud, tema dan tujuan semua pihak (dalam rosady 2007: 122123) 5. Continuity and Consistency (Kontinuitas dan Konsistensi) Komunikasi merupakan proses yang tidak pernah berakhir, oleh karena itu dilakukan secara berulang-ulang dengan berbagai variasi pesan. Dengan cara demikian untuk mempermudah proses belajar, membujuk dan tema dari pesan-pesan tersebut hasrus konsisten (dalam rosady 2007: 123) 6. Channels (Saluran) Mempergunakan saluran media informasi yang tepat dan terpercaya serta dipilih oleh khalayak sebagai target sasaran. Pemakaian saluran media yang berbeda akan berbeda pula efeknya. Dengan demikian seorang komunikator harus dapat memahami perbedaan dan proses penyebaran informasi secara efektif (dalam rosady 2007: 123) 7. Capability of the Audience (Kapabilitas Khalayak) Memperhitungkan kemampuan yang dimiliki oleh khalayak. Komunikasi dapat menjadi efektif bagi masyarakat bila berkaitan dengan faktor-faktor
Universitas Sumatera Utara
37
yang bermanfaat seperti kebiasaan dan peningkatan kemampuan membaca dan pengembangan pengetahuan (dalam rosady 2007: 122-123) 2.
Variabel terikat (Y) tentang minat menonton. a. Perhatian, terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indra dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indra yang lain (Rakhmat, 2005: 52). b. Persepsi, memberikan makna pada stimuli indrawi (Rakhmat, 2005: 51). c. Keinginan : usaha seseoang untuk mencapai tujuan (Rakhmat, 2005 : 43).
3.
Karakteristik responden terdiri dari : a. Usia : tingkatan umur dari responden. b. Jenis Kelamin : yaitu laki-laki dan perempuan. c. Departemen : yaitu departemen dimana responden diterima sah sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik d. Angkatan : yaitu tahun dimana responden dinyatakan diterima sah sebagai mahasiswa USU. Seluruh responden terdiri dari angkatan 2013. e. Kepemilikan media : apakah televisi sebagai media untuk menonton tayangan milik pribadi atau tidak.
2.5.
Hipotesis Hipotesis dipandang sebangai kongklusi yang sifatnya sementara atau
jawaban sementara bagi masalah yang dihadapi. Hipotesis juga mempunyai fungsi sebagai pengarah yang memberikan batasan-batasan mengenai macam-macam data yang harus dikumpulkan, cara-cara pengumpulan data, dan model analisis yang digunakan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan yang menyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih, yang memerlukan pembuktian secara empiris. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ho : Tidak terdapat hubungan antara presenter tayangan talkshow Mata Najwa dengan minat menonton.
Universitas Sumatera Utara
38
Ha : Terdapat hubungan antara presenter tayangan talkshow Mata Najwa dengan minat menonton.
Universitas Sumatera Utara