BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu jenis perpustakaan. Untuk memperjelas pengertian perpustakaan perguruan tinggi, penulis mengutip beberapa pendapat tentang pengertian perpustakaan perguruan tinggi. Menurut Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (1994: 1), menyatakan bahwa “Perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga perguruan tinggi induknya, yang bersama – sama dengan unit kerja bagian lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda melaksanakan program Tri Dharmanya.” Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1991: 51), menyatakan bahwa “Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi atau badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu tercapainya tujuan perguruan tinggi”. 2.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.2.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi Setiap melaksanakan suatu kegiatan harus memiliki tujuan, begitu juga dengan perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi harus memiliki tujuan yang sesuai dengan lembaga perguruan tinggi dimana perpustakaan tersebut bernaung. Menurut buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan tinggi (1999: 4), bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah : 1. Dharma pertama yaitu pendidikan dan pengajaran dilaksanakan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan, dan menyebarluaskan informasi bagi mahasiswa dan dosen sesuai dengan kurikulum yang berlaku 2. Dharma kedua yaitu penelitian, dilakukan melalui kegiatan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan, dan menyebarluaskan informasi bagi para peneliti
Universitas Sumatera Utara
3. Dharma ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat, diselenggarakan melalui kegitan yang mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan, dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat Tujuan perpustakaan perguruan tinggi menurut Septiyantono dalam Hadi (2006: 2) adalah : 1. Memenuhi keperluan informasi pengajar dan mahasiswa. 2. Menyediakan bahan literatur rujukan pada semua tingkat akademis. 3. Menyediakan jasa peminjaman serta jasa informasi aktif bagi pemakai. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk memenuhi semua kebutuhan sivitas akademika akan informasi yang dibutuhkan yang sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. 2.2.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Setiap organisasi memiliki fungsi tertentu yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi. Demikian halnya dengan perpustakaan perguruan tinggi juga memiliki fungsi. Menurut Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (2004: 3), fungsi perpustakaan perguruan tinggi dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu : 1. Fungsi Edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran. 2. Fungsi Informasi Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi. 3. Fungsi Riset Perpustakaan merupakan fungsi bahan – bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai badan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya – karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.
Universitas Sumatera Utara
4. Fungsi Rekreasi Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermagna untuk membangun dan mengembangkan kreatifitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan. 5. Fungsi Publikasi. Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh karya perguruan tingginya yakni sivitas academik dan staf non academik. 6. Fungsi Deposit Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya. 7. Fungsi Interpretasi Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan Tri Dharmanya. Berdasarkan uraian di atas penulis dapat merumuskan bahwa perpustakaan perguruan tinggi berfungsi sebagai sarana kegiatan belajar mengajar, penelitian dan pengabdian masyarakat dalam melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi. 2.3 Kompetensi 2.3.1 Pengertian Kompetensi Kompetensi adalah kecakapan atau kemampuan. Konsep kemampuan mengandung suatu makna adanya semacam tenaga atau kekuatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan atau perbuatan baik yang bersifat fisik maupun yang bersifat mental. Pengertian ini menunjukkan pada adanya suatu kekuatan nyata yang dapat diperlihatkan seseorang melalui tindakan atau perbuatan, baik secara fisik maupun mental, yang umumnya diperoleh melalui latihan dan pendidikan. Dengan demikian hampir semua kemampuan diperoleh melalui latihan atau dipelajari. Peran pustakawan selama ini membantu pengguna untuk mendapatkan informasi dengan cara mengarahkan agar pencarian informasi dapat efisien, efektif, tepat sasaran, serta tepat waktu. Dengan perkembangan teknologi informasi maka peran pustakawan lebih ditingkatkan sehingga dapat berfungsi sebagai mitra bagi para pencari informasi. Pustakawan dapat mengarahkan pencari informasi untuk mendapatkan informasi yang sahih dan dapat
Universitas Sumatera Utara
dipertanggungjawabkan. Pustakawan dapat pula
menyediakan informasi yang
mungkin sangat bernilai, namun keberadaannya sering tersembunyi, seperti literatur kelabu (grey literature). Bahkan pustakawan dapat berfungsi sebagai mitra peneliti dalam melakukan penelitian. Suatu jabatan umumnya sangat terkait dengan masalah profesionalisme. Istilah profesionalisme biasanya dikaitkan dengan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam mengelola dan melaksanakan pekerjaan/tugas dalam bidang tertentu. Profesionalisme pustakawan tercermin pada kemampuan (pengetahuan, pengalaman, keterampilan) dalam mengelola dan mengembangkan pelaksanaan pekerjaan di bidang kepustakawanan serta kegiatan terkait lainnya secara mandiri. Kualitas hasil pekerjaan inilah yang akan menentukan profesionalisme mereka. Pustakawan profesional dituntut menguasai bidang ilmu kepustakawanan, memiliki keterampilan dalam melaksanakan tugas/pekerjaan kepustakawanan, melaksanakan tugas/pekerjaannya dengan motivasi yang tinggi yang dilandasi oleh sikap dan kepribadian yang menarik, demi mencapai kepuasan pengguna. Dengan demikian, kompetensi dan profesionalisme kepustakawanan itu bagaikan dua sisi dari satu mata uang yang sama. Menurut
Saleh
(2007),
kompetensi
adalah
kemampuan
untuk
melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan. Sedangkan menurut Abels dalam Special Libraries Association (2003), bahwa: Competencies represent a set of attitudes, skills and values that enable practitioners to work effectively and contribute positively to their organizations, clients and profession. These competencies range from being strong communicators, to demonstrating the value-add of their contributions, to remaining flexible and positive in an ever-changing environment. Menurut definisi ini, faktor-faktor kompetensi yang sangat penting bagi perseorangan maupun organisasi untuk mencapai keberhasilan, meliputi: pengetahuan teknis, sikap, pengkoordinasian pekerjaan, penyelesaian dan pemecahan masalah, komunikasi dan layanan, dan akuntabilitas. Beberapa definisi tentang kompetensi yang dirumuskan sejumlah ahli menambahkan unsur
Universitas Sumatera Utara
motivasi, sikap dan nilai kepribadian, serta kepercayaan diri. Kompetensi itu bisa diukur, dan dapat dikembangkan, misalnya melalui pendidikan dan pelatihan. Dari beberapa definisi tersebut dapat dirumuskan bahwa seseorang yang berkompeten adalah seseorang yang penuh percaya diri karena menguasai pengetahuan dalam bidangnya, memiliki kemampuan dan keterampilan serta motivasi tinggi dalam mengerjakan hal-hal yang terkait dengan bidang itu sesuai dengan tata nilai atau ketentuan yang dipersyaratkan. Pengertian kompetensi diatas senada dengan apa yang dinyatakan oleh Dewiyana (2006: 22) : Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, kemampuan, atau karakteristik yang berhubungan dengan tingkat kinerja suatu pekerjaan seperti pemecahan masalah, pemikiran analitik, atau kepemimpinan. Lebih dari itu kompetensi menawarkan suatu kerangka kerja organisasi yang efektif dan efisien dalam mendayagunakan sumber – sumber daya yang terbatas. Menurut Mirabile dalam Dewiyana (2006: 24), menyatakan bahwa kompetensi sebagai suatu pengetahuan, keterampilan, kemampuan atau hal – hal yang berhubungan dengan kinerja yang tinggi dalam pekerjaan, seperti penyelesaian masalah, pemikiran analitik, atau kepemimpinan. Aspey dalam Dewiyana (2006: 24) menambahkan bahwa : Pengertian kompetensi tidak hanya meliputi penguasaan keterampilan dan pengetahuan saja, tetapi juga termasuk penguasaan terhadap tugas dan motivasi dalam menjalankan tugas tersebut. Aspey juga mendefenisikan orang yang berkompeten sebagai orang yang menguasai pekerjaannya dan memiliki motivasi, keterampilan, serta pengetahuan, dan secara konsisten menjalankan tanggung jawab tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan suatu rangkaian yang berisi nilai, pengetahuan, keterampilan, pemikiran analitik, pengetahuan terhadap tugas yang harus diselesaikan, memiliki motivasi, tanggung jawab, serta kepercayaan. 2.3.2 Kompetensi Pustakawan Pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
Universitas Sumatera Utara
untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi instansi pemerintah dan atau unit tertentu lainnya. Pustakawan diakui sebagai suatu jabatan profesi dan sejajar dengan profesi-profesi lain seperti profesi peneliti, guru, dosen, hakim, dokter,dll. Karena pustakawan merupakan suatu profesi, maka untuk menjadi pustakawan seseorang harus memiliki kompetensi seperti beberapa ciri–ciri profesi menurut SulistyoBasuki (1993), menyatakan ada beberapa ciri dari suatu profesi. Yaitu : (1) adanya sebuah asosiasi atau organisasi keahlian, (2) terdapat pola pendidikan yang jelas, (3) adanya kode etik profesi, (4) berorientasi pada jasa, (5) adanya tingkat kemandirian. Kompetensi bagi beberapa profesi menjadi persyaratan penting terutama jika profesi ini menentukan nasib atau hidup orang lain yang menjadi objek atau klien dari profesi itu. Masalah kompetensi itu menjadi penting, karena kompetensi menawarkan suatu kerangka kerja organisasi yang efektif dan efisien dalam mendayagunakan sumber-sumber daya yang terbatas. Seseorang yang memiliki kompetensi dalam profesinya akan dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik serta efisien, efektif, tepat waktu, dan sesuai dengan sasaran. Menurut Sutarno (2005: 158), menyatakan kompetensi yang dimiliki pustakawan adalah kemampuan : 1. Mengaktualisasikan nilai-nilai kejuangan, pandangan hidup, semangat, dan pragmatisme yang menjadi sikap dan perilaku dalam penyelenggaraan layanan informasi. 2. Memahami paradigma pembangunan yang relevan dalam upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih dan mencapai tujuan perpustakaan. Kerena perpustakaan merupakan bagian dari sistem kehidupan masyarakat. 3. Merumuskan kebijakan program dan kegiatan sesuai dengan visi, misi dan strategi yang ditetapkan. Kemudian dijabarkan kedalam berbagai program dan kegiatan. 4. Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Good Coorporate Government dan Clear Government secara serasi dan terpadu. Konsep tersebut berlaku untuk semua organisasi, termasuk perpustakaan. 5. Memahami dan menjelaskan keragaman sosial budaya lingkungan. Dengan begitu dapat menyesusaikan dengan lingkungan di mana perpustakaan berada dan memberikan layanan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Wicaksono (2004), menyatakan bahwa pustakawan harus memiliki empat jenis kompetensi, sebagai berikut : 1. Skill Manajemen Informasi Yang termasuk dalam skill Manajemen Informasi: a. Mencari Informasi. Proses mencari informasi terbagi lagi dalam: - Mendefinisikan kebutuhan infomasi. Yaitu: mengidentifikasikan kebutuhan pemakai, mengenali beragan jenis penggunaan informasi oleh pemakai, menempatkan informasi yang dibutuhkan dalam suatu kerangka referensi (Who, what, when, where, how, why), menghubungkan informasi yang dibutuhkan dengan domain pengetahuan, dan mendefinisikan masalah informasi menggunakan beragam skill tanya jawab. - Melakukan penelusuran. Yaitu: mempunyai skill dasar penelusuran informasi, kemampuan navigasi sistem dan sumberdaya elektronis, dan pengetahuan dasar tentang beragam sumber informasi yang tidak tersedia bentuk elektronis seperti bentuk cetak, orang (people and colleagues), dan lain-lain. Mengetahui sumber-sumber informasi baik eksternal maupun internal, mengetahui sumber mana saja yang dapat diandalkan dan memberikan nilai tambah. - Memformulasikan Strategi Penelusuran. Mensyaratkan pengetahuan yang mendasar dan komperhensif yang sumberdaya informasi yang tepat termasuk strukturnya. Skill tentang suatu subjek juga perlu. Kemampuan lain yang dibutuhkan: mampu mendiskusikan ide-ide untuk mencari berbagai masukan, memilih alat penelusuran, mengidentifikasi katakunci, konsep, tajuk subyek, deksriptor, dan mengindentifikasi kriteria untuk meng-evaluasi sumber informasi. b. Menggunakan Informasi. Proses menggunakan informasi terbagi lagi dalam: - Evaluasi infomasi yang didapat. Yaitu: menentukan otoritatif, kebaruan, dan kehandalan, relevansi, kualitas. - Menilai informasi yang didapat. Yaitu: melihat secara cepat ide utama dan katakunci, membedakan antara fakta, opini, propaganda, sudut pandang dan bias, melihat kesalahan dalam logika. Akan lebih baik bila pustakawan juga punya skill dalam melakukan Framing Analysis yang akan sangat bergunakan melihat beragam sudut pandang media. - Meng-integrasikan informasi dari berbagai sumber berbeda. Yaitu: klasifikasi informasi, mengenali hubungan antar konsep, meng-identifikasi konflik dan kesamaan berbagai sumber. - Memilah informasi. Yaitu: kemampuan memilah dan membuang informasi yang dianggap tidak perlu.
Universitas Sumatera Utara
-
Interpretasi informasi. Yaitu: meringkas dan identifikasi detail informasi yang relevan, organisasi dan analisa informasi, membandingkan dengan sumber permasalahan yang ingin dipecahkan dan menggambar sebuah kesimpulan atau konklusi. c. Membuat/Menciptakan Informasi. Output dari pembuatan informasi adalah produk yang bisa membantu pemakai dalam mengambil keputusan. Format yang digunakan bisa beragam tergantung preferensi pemakai. Dalam membuat informasi, skill yang penting adalah: Kemas Ulang Informasi (Information Repackaging). Dalam melakukan Kemas Ulang Informasi, hal-hal penting yang harus diperhatikan: - Menentukan tujuan kemas ulang informasi - Menentukan isi yang dianggap penting (key content) - Memilih format yang tepat (tertulis, oral, visual) tergantung audiens dan tujuan - Mengerti implikasi legal dari suatu proses kemas ulang informasi - Menyediakan panduan, dokumentasi dan referensi. d. Organisasi Informasi. Salah satu misi pustakawan adalah pemakai memanfaatkan informasi. Beberapa skill yang membantu pustakawan agar pemakai mudah dalam mencari dan menggunakan informasi adalah: - Melakukan abstraksi (abstracting). Kemampuan untuk menulis ringkasan sesuatu yang membuat pembaca bisa menangkap dengan jelas relevansi dan pentingnya informasi yang ingin disampaikan. - Melakukan peng-indeks-an (indexing). Menggunakan sistem klasifikasi atau taksonomi (tesaurus, tajuk subyek) yang ada. - Melakukan retensi, review termasuk pemberian informasi versi (versioning system) e. Berbagi/Penyebaran Informasi. Yaitu: - Kemampuan menyampaikan dan mempromosikan (marketing) ide-ide secara jelas dalam berbagai bentuk (tertulis, oral, presentasi). - Mendengar dan meng-evaluasi opini dan informasi dari orang lain. - Menggunakan berbagai perangkat TI yang punya unsur interaktifitas tinggi seperti Portal yang memudahkan berbagi informasi. - Memfasilitasi berbagai bentuk forum berbagi informasi (sharing knowledge forum) antar pemakai. 2. Skill Interpersonal Yaitu skill personal pustakawan yang berguna dalam berhubungan dengan pengguna dan sesama rekan kerja: a. Kemampuan berkomunikasi dengan efektif dan bisa mempengaruhi orang lain. Mampu memberikan presentasi dengan jelas,
Universitas Sumatera Utara
komunikasi tertulis, dengan ejaan, struktur dan isi yang jelas. Berkomunikasi dengan interaktif dan mampu memberikan pandangan dari beragam perspektif. b. Kemampuan mendengar. Mampu mendengarkan dan mendiskusikan pendapat orang lain dari beragam sudut pandang dan bisa mendapatkan ide dari pendapat orang lain. Serta mampu memberikan komentar yang konstruktif. c. Mampu memberikan feedback yang baik bagi beragam situasi yang dihadapi orang lain. d. Mampu mengatasi konflik dengan memberikan respon yang tepat dalam beragam situasi. Bisa memberikan alasan bila tidak setuju terhadap sesuatu, memahami posisi dan kepentingan dalam sebuah konflik dan bisa menghasil win-win solutions. e. Menggunakan mekanisme formal dan informal dalam menjaga hubungan baik dengan sesama staf maupun pemakai perpustakaan. Seperti membuat Focus Group Discussion, kuesioner, dan analisa komplain. f. Mampu membangun tim dan memotivasi orang lain. Seperti: menghargai kontribusi individu. g. Kemampuan untuk belajar mandiri (self-learning skill) h. Mau melakukan suatu inisiatif tanpa harus disuruh (self-initiation) i. Kemampuan untuk bekerjasama dalam sebuah tim. j. Cerdas dan mampu melakukan sesuatu terfokus. k. Punya jiwa Entrepreneurship. 3. Skill Teknologi Informasi Kemampuan untuk menggunakan berbagai perangkat Teknologi informasi untuk membantu semua proses kerja. Beberapa skill TI yang diperlukan: a. Desain Database dan Manajemen Database b. Data Warehousing c. Penerbitan elektronik d. Perangkat keras e. Arsitektur Informasi f. Sumber Informasi Elektronik g. Integrasi Informasi h. Desain Intranet/Extranet i. Aplikasi perangkat lunak j. Pemrogaman k. Workflow/Alur Kerja l. Pemrosesan Teks (Text Processing) m. Metadata n. Perangkat lunak untuk manajemen informasi (Information Management tools) 4. Skill Manajemen a. Administrasi. Mampu membuat sistem administrasi yang baik bagi berbagai kegiatan yang dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
b. Memahami proses kegiatan sebuah perpustakaan dan kegiatan lain yang terkait. c. Manajemen Perubahan. Mampu mengatur berbagai kemungkinan yang bisa timbul dari suatu perubahan. d. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang terkait. e. Kepemimpinan. mempunyai karakter kepemimpinan yang menonjol. f. Pengukuran. Mampu melakukan pengukuran terhadap kinerja dan dampaknya terhadap layanan perpustakaan. g. Manajemen Sumberdaya manusia. h. Manajemen Proyek. Mampu memimpin dan mengatur sebuah proyek. i. Relationship Management. Mampu menjaga hubungan baik dengan sesama pustakawan dan pemakai perpustakaan. j. Team Building. Mampu membangun tim kerja yang kompak dan bisa mencapai tujuan yang telah ditentukan. k. Manajemen waktu. l. Pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia. Mampu menganalisa skill yang dibutuhkan dan memberikan pelatihan yang diperlukan. m. Mampu melakukan perencanaan-perencanaan strategis dan implementasinya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan perguruan tinggi, pustakawan harus memiliki kemampuan dalam manajemen informasi, menciptakan memelihara hubungan yang baik dengan pengguna dan sesame rekan kerja, menggunakan berbagai
perangkat
elektronik
dalam
upaya
membantu
memudahkan
pekerjaannya, serta memiliki kemampuan manajemen yang baik. 2.3.3 Isi Kompetensi Isi kompetensi meliputi perilaku, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki seseorang dalam melaksanakan pekerjaan. Menurut Dewiyana (2006: 29-30), Isi kompetensi terdiri dari : 1.
Technology Skills and Network Management, meliputi ; a. Mampu menggunakan PC dengan level yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang biasa digunakan sehari – hari. b. Mampu menganalisis jaringan pengguna internal dan eksternal. c. Mampu menjadi gate-keeper teknologi informasi dan peralatannya. d. Menguasai penggunaan peralatan in-house guna pengumpulan, penyebaran, dan berbagi informasi.
Universitas Sumatera Utara
2.
3.
4.
5.
Media Management Storage and Retrieval, meliputi ; a. Pustakawan dan profesional bidang informasi harus memiliki pengetahuan tentang berbagai jenis sarana penyimpanan dan temu kembali yang baru muncul. b. Selalu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengantisipasi pengembangan dan perubahan bidang industri informasi di masa depan. Information Skills, meliputi ; a. Mempertemukan kebutuhan informasi dengan sumber informasi b. Memiliki keahlian tentang pencarian informasi c. Memiliki keahlian tentang sumber dan isi informasi d. Mampu mengidentifikas, mengevaluasi, dan merekomendasikan sumber informasi. e. Menyediakan sarana terbaik untuk akses informasi. f. Mampu menggunakan keterampilan tentang pengorganisasian informasi menjadi pengetahuan Communication and Customer Care, meliput i ; a. Mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan anggota organisasi secara individu, tim atau masyarakat b. Mampu menyampaikan ide secara lisan maupun tertulis dengan jelas c. Memprioritaskan kebutuhan pelanggan dan mewujudkannya dengan inisiatif yang tinggi d. Memperhatikan keperluan pengguna dengan belajar tentang pemasaran e. Selalu berdialog dengan pengguna informasi dalam memberikan layanan yang bernilai lebih Personal Behavior, meliputi; a. Proaktif b. Sabar c. Responsif d. Fleksibel e. Ramah f. Kreatif g. Percaya diri h. Sensitif i. Menyenangkan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa isi kompetensi meliputi beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pustakawan. Seperti kemampuan menggunakan teknologi serta mengikuti perkembangan informasi, mengetahui kebutuhan pengguna akan informasi, menjalin hubungan baik dengan pengguna, dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
2.3.4 Kompetensi Inti Kompetensi inti merupakan salah satu dari isi kompetensi. menurut Feng (2006) kompetensi inti bagi profesi informasi adalah: 1. Information Enabler a. Mentransfer kepemilikan penelusuran kepada pengguna. - Memiliki pengetahuan dasar mengenai infrastruktur teknologi informasi. - Mahir dalam pengembangan web. b. Melatih pengguna dalam penyebaran aplikasi. - Memilki kemampuan untuk mengajar keterampilan dalam berkomunikasi. - Mahir mengembangkan bahasa web. - Berpengalaman dan terbiasa dengan e-Learning. c. Menyebarkan informasi. - Mampu memperkenalkan dan menambah kegunaan sumber sumber informasi. - Menyesuaikan sumber – sumber informasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna. 2. Knowledge Creator a. Kesiagaan. - Mampu menenu – balikkan data yang dapat digunakan dengan tepat waktu. - Mampu menyebarkan data yang tepat kepada pengguna. b. Persaingan inteligensi. - Mengetahui dan memahami kondisi pasar dan pengaturannya - Mampu menciptakan inteligensi tindakan. c. Meningkatkan metode – metode dalam berbagi pengetahuan. - Mengetahui teknologi – teknologi pembagian pengetahuan yang terbaru. - Mampu mengaplikasikan dengan tepat seluruh teknologi untuk pengguna akhir. Special Libraries Association dalam Dewiyana (2006 : 24) membagi kompetensi inti menjadi dua bagian yaitu : 1. Menambah pengetahuan dasar mereka dengan praktik dan pengalaman yang terbaik, dan belajar terus – menerus tentang produk informasi, layanan, dan manajemen praktis sepanjang karirnya. 2. Menaruh kepercayaan pada keunggulan dan etika profesional, serta nilai dan prinsip – prinsip profesi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi inti pustakawan mencakup pada pengetahuan dasar dengan praktik dan pengalaman,
Universitas Sumatera Utara
serta kepercayaan pada keunggulan dan etika profesional. Pustakawan juga dituntut untuk dapat memperkenalkan sumber – sumber informasi serta keterampilan menggunakan teknologi informasi yang dibutuhkan pengguna. Sedangkan menurut Giesecke dan McNeil (2001: 55-58) menekankan bahwa kompetensi inti yang harus dimiliki oleh pustakawan adalah sebagai berikut : 1. Communication skills Mendengar dengan efektif, mengirimkan informasi dengan akurat dan dapat dipahami, dan aktif mencari umpanbalik yang bersifat membangun. 2. Creativity/Innovation Mencari kesempatan untuk menyusun dan menggunakan ide-ide baru, metode, desain, dan teknologi. 3. Expertise and Technical Knowledge Mendemonstrasikan pengetahuan yang luas, mendalam, dan up-to-date mengenai teknologi terbaru. 4. Flexibility/Adaptability Melaksanakan tugas – tugas, menanggapi perubahan di dalam pengarahan dan prioritas, dan menerima berbagai tantangan baru serta bertanggungjawab. 5. Interpersonal/Group skills Membagun kerjasama yang kuat dengan individu dan unit organisasi. 6. Ownership/Accountability/Dependability Bertanggung jawab atas semua tindakan, menerima hasil dan resiko, serta menyelesaikan pekerjaan. 7. Service Attitude/User satisfaction Memahami dan memenuhi kebutuhan pengguna dan mencatat apa yang diminati pengguna serta memperhatikan pengaruhnya. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan profesional
harus
memiliki
beberapa
kompetensi,
seperti
kemampuan
berkomunikasi, berinteraksi, kreatif, mampu beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungan perpustakaan, bertanggung jawab, serta memiliki integritas yang tinggi dalam pekerjaan. Menurut New Jersey Library Association (2006) kompetensi inti meliputi : 1. Menunjukkan komitmen yang kuat terhadap layanan yang baik bagi pengguna. 2. Memahami dan mendukung kebudayaan dan konteks perpustakaan. 3. Menunjukkan pengetahuan sistem perpustakaan dan profesi perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
4. Memahami konteks sosial, ekonomi dan politik, 5. Menunjukkan pengetahuan mengenai teori ilmu perpustakaan dan informasi, pembuatan informasi, organisasi informasi, dan pengiriman informasi. 6. Menunjukkan kemapuan kepemimpinan yang mencakup berpikir secara kritis, pengambilan resiko, dan kreativitas, tanpa memperhatikan posisi di dalam struktur manajemen. 7. Memonitor dan melakukan perubahan di dalam sistem teknologi dan informasi. 8. Membagi pengetahuan dan keahlian dengan para pengguna dan kolega. 9. Memperlihatkan kemampuan komunikasi yang baik yang dapat mempromosikan perpustakaan. 10. Mengenal jaringan kerja profesional dan berpartisipasi dalam asosiasi profesional. 11. Aktif mengikuti pertumbuhan kompetensi individu dan profesional melalui pendidikan yang berkelanjutan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi pustakawan meliputi komitmen terhadap pelayanan pengguna, memahami betul keberadaan perpustakaan dimana pustakawan tersebut bekerja, memiliki kemapuan kepemimpinan yang mencakup berpikir secara kritis, pengambilan resiko, dan kreativitas, memperlihatkan kemampuan komunikasi yang baik, dan lain-lain. 2.3.5 Kompetensi Profesional Kompetensi
profesional
berhubungan
dengan
pengetahuan
dan
kemampuan pustakawan dalam melayani kebutuhan informasi pengguna. Menurut Special Library Association (2003) menyatakan bahwa : Kompetensi profesional dapat dihubungkan dengan pengetahuan pustakawan khusus di dalam area sumber-sumber informasi, akses informasi, teknologi, manajemen dan penelitian, serta kemampuan untuk menggunakan area-area pengetahuan itu sebagai landasan dalam memberikan layanan perpustakaan dan informasi. California Library Association (2007) membagi kompetensi profesional menjadi sembilan kompetensi utama, yaitu : 1. Customer-Centered a. Memahami informasi yang lebih dibutuhkan oleh pengguna.
Universitas Sumatera Utara
2.
3.
4.
5.
6.
b. Menunjukkan perilaku yang menyenangkan dan melatih kemampuan berwawancara secara efektif untuk menentukan yang terbaik bagi kebutuhan pengguna. c. Memahami penelusuran informasi sehingga memudahkan pengguna memperoleh informasi yang dibutuhkan. d. Melatih pengguna perpustakaan terutama kemapuan dalam memperoleh informasi dan penelitian, termasuk bagaimana menggunakan dan mengevaluasi sumber – sumber informasi. e. Bertindak sebagai seorang penyokong pengguna selama pengembangan produk – produk dan sistem informasi. f. Menyesuaikan layanan dan produk informasi untuk mendukung kebutuhan organisasi. Assessment a. Menganalisis kebutuhan informasi pengguna pada saat ini dan di masa yang akan datang. b. Mengevaluasi dan memilih sumber – sumber informasi untuk memastikan kualitas, keakuratan, kegunaan, keaslian, dan mengirimkannya ke dalam bentuk yang sesuai. c. Mengevaluasi hasil penggunaan informasi dan melakukan penelitian yang berhubungan dengan penyelesaian masalah – masalah manajemn informasi. Organizational skills a. Mengorganisasi bahan pustaka dan sumber - sumbernya dengan menggunakan sistem akses yang tepat dan cocok dengan kebutuhan pengguna. b. Mendesain dan menghasilkan informasi dalam bentuk yang beragam. Knowledge of informastion sources a. Memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi bahan pustaka yang dibutuhkan dan dipahami oleh pengguna. b. Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami dan mengakses informasi diluar yang dihasilkan secara komersil oleh vendor. Information Management a. Melayani masyarakat dengan membuat dan menjaga pengiriman karya intektual dan pengatahuan masyarakat melalui jaringan lokal dan global. b. Mengembangkan dan mengelola informasi dengan sebaik – baiknya, memungkinkan akses informasi bagi pengguna dan biaya layanan informasi sehingga dapat mengembangkan dan mendukung misi dan strategi organisasi. c. Menggunakan pendekatan bisnis dan manajemen untuk menyampaikan nilai layanan informasi kepada pembuat keputusan dalam suatu organisasi. Advocacy
Universitas Sumatera Utara
a. Menganjurkan orang lain untuk selamanya menjadi pengguna perpustakaan dengan cara membantu mereka menjelajahi apa yang dimiliki perpustakaan dan cara memanfaatkan perpustakaan secara efektif. b. Mempromosikan membaca sebagai kemampuan fundamental. c. Mempromosikan kebebasan intelektual. 7. Collaboration a. Memahami dan menjalankan misi, nilai, dan visi organisasi b. Merupakan sebuah anggota yang efektif dari organisasi c. Berkolaborasi untuk meraih tujuan 8. Political awarenness a. Termasuk ke dalam organisasi dan berpartisipasi dalam kegiatan dalam memajukan perpustakaan dan pustakawan. b. Memungkinkan untuk mengidentifikasi dan memperoleh dukungan dari rekan untuk mengimbangi kekuatan dan kelemahan organisasi dan untuk memperoleh sumber daya dan bantuan untuk mendukung pencapaian tujuan bersama. 9. Administration a. Mengidentifikasi, mengembangkan, mengelola, dan mengevaluasi sumber daya internal dan eksternal untuk mendukung misi organisasi. b. Mengembangkan kebijakan – kebijakan dan prosedur – prosedur untuk menjalankan fungsi perpustakaan secara efektif dan efisien. c. Merupakan pengetahuan akan kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan tantangan di dalam organisasi. Special Library Association dalam Dewiyana (2006: 24-26) membagi kompetensi profesional menjadi empat kompetensi utama dan masing – masing ditambah dengan keterampilan khusus sebagai berikut. 1. Melaksanakan organisasi Informasi Keterampilan khusus : a. Menyesuaikan dan mendukung organisasi informasi dengan peraturan strategis organisasi induknya dan kelompok pelanggan utama melalui kerja sama dengan Stakeholders dan rekanan. b. Menilai dan mengkomunikasikan isi organisasi informasi, meliputi layanan, produk, dan kebijakan informasi kepada atasan, Stakeholders dan kelompok pengguna. c. Menyelenggarakan manajemen yang efektif, manajemen operasional dan keuangan yang memproses dan melaksanakan pertimbangan keuangan dan yang bernuansa bisnis dalam pembuatan keputusan dengan menyeimbangkan antara pertimbangan operasional dan pertimbangan strategis. d. Mendukung secara efektif strategi dan keputusan pimpinan manajemen tentang aplikasi informasi, peralatan teknologi, serta kebijakan untuk organisasi.
Universitas Sumatera Utara
e. Membangun dan memimpin suatu tim layanan informasi secara efektif dan mengusahakan pengembangan profesional dan individu masyarakat yang bekerja dalam pengorganisasian informasi. f. Memasarkan layanan dan produk informasi secara formal dan informal, melalui web dan komunikasi fisik. g. Mengumpulkan keuntungan terbaik untuk mendukung keputusan – keputusan tentang pengembangan layanan dan produk baru, memodifikasi layanan terbaru atau menghilangkan layanan – layanan untuk memperbaiki tampilan layanan informasi yang ditawarkan. h. Memberi saran pada organisasi tentang hak cipta atau terbitan intelektual serta pelaksanaannya. 2. Mengelola Sumber Informasi Keterampilan khusus : a. Mengelola siklus hidup informasi secara penuh mulai dari penciptaan, pengadaan, sampai pemusnahannya. Termasuk mengorganisasi, mengkategori, mengkatalogisasi, mengklasifikasi, menyebarkan, membuat, dan mengelola taksonomi materi internet dan eksternet, tesaurus, dan lain – lain. b. Membangun suatu koleksi yang dinamik tentang sumber – sumber informasi berdasarkan pada pemahaman yang mendalam terhadap kebutuhan informasi pelanggan dan pembelajaran, pekerjaan dan atau protes bisnis mereka. c. Menggunakan pengetahuannya tentang isi dan format sumber informasi, termasuk kemampuan mengevaluasi secara kritis, menyeleksi dan menyaringnya. d. Menyediakan akses terhadap sumber – sumber informasi yang diterbitkan secara internal atau eksternal, dan mengembangkan isi melalui penggorganisasian dengan menggunakan perangkat akses informasi. e. Merundingkan pembelian dan lisensi produk dan layanan informasi yang dibutuhkan. f. Mengembangkan kebijakan – kebijakan organisasi yang diterbitkan secara internal maupun sumber – sumber informasi yang diciptakan secara eksternal dan memberi saran terhadap pelaksanaan kebijakan-kebijakannya. 3. Mengelola layanan informasi Keterampilan khusus : a. Mengembangkan dan memelihara portofolio layanan informasi yang cost-affictive bagi pelanggan, yang disesuaikan dengan aturan strategis organisasi pelanggannya. b. Memimpin riset pemasaran tentang perilaku informasi dan masalah – masalah mutakhir dan potensial kelompok pelanggan guna mengidentifikasi konsep – konsep ini ke dalam produk dan layanan informasi yang diberikan.
Universitas Sumatera Utara
c. Meneliti dan menganalisa, dan mensistesakan informasi ke dalam jawaban yang akurat atau informasi pelanggan yang diambil, dan menjamin pelanggan memiliki peralatan atau kemampuan untuk mempraktikkannya. d. Mengembangkan dan menggunakan matriks untuk memperbaiki kualitas dan nilai informasi yang ditawarkan, dan mengambil tindakan yang sesuai untuk menjamin setiap portofolio yang sesuai. e. Menggunakan manajemen yang berbasis keuntungan untuk menggambarkan nilai dan memperbaiki sumber dan layanan informasi secara berkelanjutan. 4. Menggunakan peralatan dan teknologi Keterampilan khusus : a. Memperkirakan, memilih, dan menggunakan peralatan – peralatan informasi yang terbaru dan menciptakan akses informasi dan menawarkan solusinya. b. Menggunakan pengetahuan tentang pangkalan data, pengindeksan, metadata, serta analisa dan sintesa informasi untuk memperbaiki penelusuran informasi dan menggunakannya dalam organisasi. c. Melindungi rahasia informasi pelanggan dan memelihara kesiagaan dan merespon peluang – peluang baru untuk kerahasiaan. d. Memelihara kesiagaan teknologi terbaru yang muncul, yang mungkin sekarang tidak sesuai tetapi mungkin cocok untuk sumber-sumber, layanan, untuk penggunaan informasi di masa yang akan datang. Berdasarkan uraian di atas, menjelaskan bahwa keterampilan yang harus dimiliki pustakawan yang memiliki kompetensi profesional adalah keterampilan dalam mengorganisasi informasi, mengelola sumber informasi, mengelola layanan informasi, serta pemenfaatan teknologi. 2.3.6 Kompetensi Individu California Library Association (2007), menyatakan kompetensi individu dibagi menjadi tujuh bagian utama : 1. Services commitment a. Memperhatikan tujuan pengguna dan memberikan bantuan kepada pengguna untuk memperoleh tujuannya. b. Menunjukkan sikap pengertian dan rasa hormat terhadap perbedaan. c. Menunjukkan tanggung jawab terhadap layanan pengguna. 2. Flexibility a. Menjaga perilaku yang positif selama dihadapi tantangan dan keterlambatan yang tidak diduga.
Universitas Sumatera Utara
3.
4.
5.
6.
7.
b. Mampu menyesuaikan diri dalam berbagai situasi. c. Memiliki keyakinan terhadap visi organisasi, memiliki kesabaran dalam menunggu sebelum mengambil tindakan d. Mengetahui dan mengatur perubahan secara efektif e. Bersedia menerima resiko. Leadership a. Menjadi teladan yang patut diikuti oleh orang lain. b. Menghargai kontribusi orang lain dan membantu mereka untuk memperoleh kemampuan. Ethics a. Menyenangkan bawahan, co-workers, pelanggan, saingan dan leveransir (suppliers) dengan kejujuran dan rasa hormat, dan sikap adil. b. Melindungi dan menilai pelanggan secara rahasia dan perlindungan terhadap organisasi. Vision Mampu memandang ke depan, mampu memberi pengarahan dengan jelas dan mendaftarkan orang lain untuk memperolehnya. Communication a. Berbagi apa yang telah dipelajari kepada orang lain. b. Berkomunikasi secara langsung dan terbuka. Self-motivation a. Bertanggung jawab dalam mengelola dan mengembangkan karir orang lain di dalam dan luar organisasi, termasuk tanggung jawab untuk mempelajari kemampuan pribadi secara berkala. b. Mengambil inisiatif dan menunjukkan inovasi. c. Mencari kesempatan untuk membantu tujuan pribadi orang lain dan organisasi.
Masing-masing
pustakawan
layanan
sirkulasi
haruslah
memiliki
kompetensi individu, kompetensi individu berdasarkan California Library Association dibagi berdasarkan 7 bagian utama, yaitu ; komitmen pada pelayanan, fleksibel, memiliki jiwa kepemimpinan, etika yang baik, memiliki visi yang jelas, mampu berkomunikasi dengan baik, mampu memotivasi diri. Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 28), menyatakan kompetensi yang harus dimiliki pustakawan meliputi : 1. Memiliki komitmen untuk memberikan layanan yang terbaik. 2. Mampu mencari peluang dan melihat kesempatan baru, baik di dalam maupun di luar perpustakaan. 3. Berpandangan luas. 4. Mampu mencari mitra kerja. 5. Mampu menciptakan lingkungan kerja yang dihargai dan dipercaya. 6. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif.
Universitas Sumatera Utara
7. Dapat bekerjasama secara baik dalam suatu tim kerja. 8. Memiliki sifat kepemimpinan. 9. Mampu merencanakan, memprioritaskan dan memusatkan pada suatu hal yang kritis. 10. Memiliki sifat positif dan fleksibel dalam menghadapi perubahan. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi individu yang harus dimiliki oleh pustakawan profesional yaitu mencakup sikap pustakawan atau pelayanan terhadap pengguna, mampu berkomunikasi dengan baik, fleksibel terhadap perkembangan yang terjadi di lingkungan perpustakaan, serta bertanggung jawab terhadap setiap kebijakan.
2.3.7 Kompetensi Penilaian Penilaian merujuk pada proses pengkonfirmasian bahwa seseorang telah mencapai kompetensi. Ini adalah proses pengumpulan bukti dan membuat kebenaran pada
kemajuan menuju kepemuasan kriteria kinerja yang disusun
dalam standart atau keluaran pembelajaran. Pada poin yang sesuai, suatu pembenaran disusun untuk menentukan apakah kecakapan telah dicapai atau tidak. Penilaian di tempat kerja memiliki keahlian dan pemahaman pembelajaran pekerjaan, dengan tekanan tertentu pada standar kompetensi untuk penilaian. Penilaian, dalam pendekatan berbasis kompetensi terhadap pembelajaran adalah krietria yang direferensikan. Ini berarti mengidentifikasi pencapaian apa saja pada pustakawan tentang keluaran yang telah ditetapkan, dan tidak berkaitan dengan kinerja mereka terhadap orang lain. Dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai penilaian tempat kerja, seseorang harus menunjukkan kompetensi terhadap kriteria penilaian semua keluaran pembelajaran dari unit kompetensi yang disyaratkan. Tingkatan kompetensi dapat diharapkan dari penilaian berkompeten di tempat kerja. Tingkatan ini memberikan pendekatan terencana dan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Menurut Sofo, (1999: 151) penilai adalah orang-orang yang memberi pembenaran kehlian staf lain dalam perpustakaan. Mereka perlu diberi
Universitas Sumatera Utara
perlengkapan untuk memainkan peran utama dalam memberi penilaian dan meningkatkan tingkat kompetensi dalam perpustakaan. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa diperlukan adanya penilaian dari orang – orang yang memberi pembenaran kehlian staf lain dalam perpustakaan. Tujuan dari penilaian adalah untuk dapat meningkatkan prestasi kerja pustakawan pada perpustakaan perguruan tinggi. 2.3.8 Jabatan Fungsional Pustakawan Jabatan fungsional Pustakawan di Indonesia mulai diterapkan sejak tahun 1988 yaitu dengan terbitnya SK Menpan nomor 18/1988. Penerapan jabatan fungsional ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai sekaligus untuk menetapkan dan mengukur kompetensi pegawai perpustakaan melalui sistem penilaian pelaksanaan pekerjaan. Jenjang jabatan diukur berdasarkan prestasi yang dimilikinya yang dicerminkan dengan nilai kredit kumulatif yang dicapai oleh pegawai yang bersangkutan. Dengan demikian maka seseorang yang menduduk i jabatan tertentu ia telah memiliki kompetensi untuk jabatan tersebut. Jabatan fungsional pustakawan saat ini diatur dalam Keputusan Menpan nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Menurut KepMenpan tersebut jabatan fungsional pustakawan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri. Sedangkan yang dimaksud dengan pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi di instansi pemerintah dan atau unit tertentu lainnya. Pustakawan terdiri dari Pustakawan Tingkat Terampil adalah pustakawan yang memiliki dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama kali serendah – rendahnya Diploma II (DII) perpustakaan, dokumentasi dan informasi atau
Universitas Sumatera Utara
Diploma bidang lain yang disetarakan, dan Pustakawan Tingkat Ahli adalah pustakawan yang memiliki dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama kali serendah – rendahnya Sarjana perpustakaan, dokumentasi dan informasi atau Sarjana bidang lain yang disetarakan. Sedangkan yang dimaksud dengan Unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi adalah unit kerja yang memiliki sumber daya manusia minimal seorang pustakawan, ruangan/tempat khusus dan koleksi bahan pustaka sekurang-kurangnya 1.000 judul dari berbagai disiplin ilmu yang sesuai dengan jenis dan misi perpustakaan yang bersangkutan serta dikelola menurut sistem tertentu. KepMenpan
132/KEP/M.PAN/12/2002
ini dikenal
dua kelompok
pustakawan yaitu: (1) Pustakawan Tingkat Terampil yang terdiri dari 3 (tiga) jenjang jabatan seperti pustakawan pelaksana, pustakawan pelaksana lanjutan, dan pustakawan penyelia; dan (2) Pustakawan Tingkat Ahli yang terdiri dari 4 (empat) jenjang jabatan seperti pustakawan pertama, pustakawan muda, pustakawan madya, dan pustakawan utama. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa jabatan fungsional pustakawan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri. Pustakawan tersebut haruslah memiliki pendidikan serendah – rendahnya Diploma II
(D-II).
Menurut Badan Kepegawaian Negara (2004), standar kompetensi jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) meliputi : 1. Kompetensi dasar (threshold competency) adalah kompetensi yang wajib dimiliki oleh setiap pejabat. 2. Kompetensi bidang (differentiating competency) adalah kompetensi yang diperlukan oleh setiap pejabat fungsional sesuai dengan bidang pekerjaannya. Menurut Peraturan Pemerintah nomor : 13 tahun tahun perwujudan tujuan pembangunan nasional memerlukan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang netral, mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, professional dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas serta penuh kesetiaan dan ketaatan pada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan pemerintah Republik
Universitas Sumatera Utara
Indonesia, sejalan dengan itu, perlu memperhatikan kualitas profesionalisme dalam memberikan pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan dan keinginan pengguna perpustakaan. Menurut Badan Kepegawaian Negara, 2004, konsep profesionalisme mempunyai ciri-ciri yaitu : 1. Menguasai bidang pengetahuannya 2. Komitmen pada kualitas 3. Dedikasi pada kepentingan masyarakat 4. keinginan untuk membantu masyarakat. Berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa pustakawan merupakan pegawai negeri sipil yang harus terus menerus meningkatkan kompetensinya sebagai pustakawan, baik baik kompetensi dasar maupun kompetensi bidang masing – masing.
2.4 Pustakawan 2.4.1 Pengertian Pustakawan Pustakawan adalah seseorang yang bekerja di perpustakaan, melaksanakan kegiatan perpustakaan dan
merupakan tenaga
profesional,
sebagaimana
dinyatakan oleh Sulistyo-Basuki (1991: 159), “Pustakawan adalah tenaga profesional yang dalam kehidupan sehari-hari berkecimpung dengan dunia buku”. Sedangkan menurut Suhernik (2006: 73) menyatakan bahwa, “Pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan”. Definisi yang lebih jelas terdapat dalam Buku Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya (2006: 3) menyebutkan bahwa : Pejabat Fungsional Pustakawan yang selanjutnya disebut Pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi instansi pemerintah dan atau unit tertentu lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Untuk dapat disebut sebagai pustakawan harus memenuhi beberapa persyaratan. Pustakawan Indonesia yang ideal harus memiliki beberapa persyaratan. Menurut Suhernik (2006: 73) ada beberapa persyaratan antara lain sebagai berikut : 1.
2.
Aspek Professional. Pustakawan Indonesia berpendidikan formal ilmu pengetahuan. Pustakawan juga dituntut gemar membaca, trampil, kreatif, cerdas, tanggap, berwawasan luas, berorientasi ke depan, mampu menyerap ilmu lain, objektif (berorientasi pada data) generalis di satu sisi, tetapi memerlukan disiplin ilmu tertentu di pihak lain, berwawasan lingkungan, mentaati etika profesi pustakawan, mempunyai motivasi tinggi, berkarya di bidang kepustakawanan dan mampu melaksanakan penelitian dan penyuluhan. Aspek Kepribadian dan Perilaku. Pustakawan Indonesia harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral Pancasila, mempunyai tanggung jawab sosial dan kesetiakawanan, memiliki etos kerja yang tinggi, mandiri, loyalitas yang tinggi terhadap profesi, luwes, komunikatif dan bersikap suka melayani, ramah dan simpatik, terbuka terhadap kritik dan saran, selalu siaga dan tanggap kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi, berdisiplin tinggi dan menjunjung tinggi etika pustakawan Indonesia.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pustakawan merupakan tenaga professional yang melaksanakan kegiatan perpustakaan juga sebagai Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi instansi pemerintah dan atau unit tertentu lainnya.
2.4.2 Jenjang Jabatan dan Pangkat Pustakawan Pustakawan dapat menduduki jenjang jabatan dan pangkat pustakawan dalam suatu organisasi sesuai dengan pengetahuan dan tingkat pendidikan yang dimilikinya. Definisi jabatan fungsional pustakawan dalam Buku Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya (2006: 5) adalah, “Jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah berstatus sebagai Pegawai
Universitas Sumatera Utara
Negeri Sipil”. Selanjutnya dalam Buku Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya (2006: 7) dijelaskan pada lampiran. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa jabatan fungsional pustakawan merupakan jabatan fungsional yang terdiri dari dua tingkatan : 1. Pustakawan Tingkat Terampil yang terdiri dari Pustakawan Pelaksana Pustakawan Pelaksana Lanjutan dan Pustakawan Penyelia. 2. Pustakawan Tingkat Ahli yang terdiri dari Pustakawan Pertama, Pustakawan Muda, Pustakawan Madya dan Pustakawan Utama. 2.4.3 Pekerjaan atau Tugas pustakawan Pustakawan yang setiap harinya di perpustakaan melaksanakan tugas kepustakawanan untuk pengembangan perpustakaan. Pekerjaan kepustakawanan yang terdapat dalam Buku Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka kreditnya (2006: 4) adalah : Pekerjaan Kepustakawanan adalah kegiatan utama dalam lingkungan unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang meliputi kegiatan pengadaan, pengolahan dan pengelolaan bahan pustaka/sumber informasi, pendayagunaan dan pemasyarakatan informasi baik dalam bentuk karya cetak, karya rekam maupun multimedia, serta kegiatan pengkajian atau kegiatan lain untuk pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi, termasuk pengembangan profesi. Sedangkan dalam melaksanakan kegiatan kepustakawanan, masingmasing pustakawan memiliki tugas pokok yang harus dikerjakan. Tugas pokok pustakawan dapat di rinci berdasarkan jabatan fungsional pustakawannya. Seperti yang terdapat dalam Buku Jabatan Fungsional Pustakawan, sebagaimana dinyatakan Buku Jabatan Funsional Pustakawan dan Angka Kreditnya (2006: 5) sebagai berikut : 1. Tugas pokok Pustakawan Tingkat Terampil meliputi pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi, pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi. 2. Tugas pokok Pustakawan Tingkat Ahli meliputi pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi, pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi serta pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Buku Jabatan Funsional Pustakawan dan Angka Kreditnya, pustakawan layanan sirkulasi haruslah memiliki tugas pokok sesuai dengan tingkat dan jabatannya, yaitu tingkat terampil dan tingkat ahli.
2.5 Prestasi Kerja 2.5.1 Pengertian Prestasi Kerja Penilaian tentang prestasi kerja individu pustakawan semakin penting ketika perpustakaan akan melakukan reposisi pustakawan. Artinya bagaimana pustakawan harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi prestasi kerja tersebut. Hasil analisis akan bermanfaat untuk membuat program pengembangan sumber daya manusia sacara optimum. Pada gilirannya prestasi kerja individu akan mencerminkan derajat kompetensi suatu perpustakaan. Menurut Soeprihanto (2001 : 7), prestasi kerja seorang pustakawan pada dasarnya adalah hasil kerja seorang pustakawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target, sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Menurut Hasibuan (2002 : 93), prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas – tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Menurut Ilyas (1999 : 55), prestasi kerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Prestasi kerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Agar mempunyai prestasi kerja yang baik, seseorang harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui pekerjaannya. Dengan kata lain, prestasi kerja individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Prestasi kerja individu dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya. Perasaan ini berupa suatu hasil penilaian mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhannya.
Universitas Sumatera Utara
2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Pustakawan Menurut Sulistiyani dan Rosida (2003: 200), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja pustakawan yaitu : 1.
2. 3. 4. 5.
Pengetahuan, yaitu kemapuan yang dimiliki pustakawan yang lebih berorientasi pada intelejensi dan daya pikir sertab penguasaan ilmu yang lebih luas yang dimiliki karyawan. Keterampilan, kemampuan dan penguasaan teknis operasional di bidang tertentu yang dimiliki pustakawan. Abilities, yaitu kemampuan yang terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang pustakawan. Attitude, yaitu suatu kebiasaan yang terpolakan. Behavior, yaitu perilaku kerja seorang pustakawan dalam melaksanakan berbagai kegiatan atau aktivitas kerja.
Kelima faktor di atas sangat diperlukan untuk mengetahui tingkat prestasi kerja, baik dalam pengetahuan, keterampilan, sikap, perilaku, serta kemampuan yang terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh pustakawan.
2.5.3 Penilaian Prestasi Kerja Setiap
perpustakaan
perlu
melakukan
penilaian
prestasi
kerja
pustakawannya. Penilaian yang dilakukan secara objektif akan memberikan banyak manfaat bagi pimpinan maupun bagi pustakawan itu sendiri. Penilaian prestasi kerja perlu dilakukan untuk mengukur hasil yang telah di capai seorang pustakawan dengan ketentuan yang diberikan. Menurut Hasibuan (2002: 86), penilaian prestasi adalah kegiatan manajer untuk mengevaluasi prestasi kerja pustakawan serta menetapkan kebijakan selanjutnya. Pendapat di atas hamper sama dengan yang di nyatakan Menurut Soeprihanto (2001: 7), bahwa Penilaian prestasi kerja adalah suatu sistem yang digunakan untuk menilai daan mengetahui apakah seorang pustsakawaan telah melaksanakan pekerjaannya masing – masing secara keseluruhan. Sedangkan menurut Handoko (1997: 135) bahwa : Penilaian prestasi kerja adalah sebuah proses melalui mana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja pustakawan. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pernyataan di atas bahwa penilaian prestasi kerja sangat diperlukan untuk menentukan tingkat prestasi kerja serta kompetensi pustakawan sebagai tenaga fungsional pada perpustakaan, terutama pada 5 Perpustakaan Perguruan Tinggi Kota Medan.
2.5.4 Tujuan dan Kegunaan Penilaian Prestasi Kerja Pustakawan Penilaian prestasi pustakawan berguna untuk perpustakaan serta harus bermanfaat bagi pustakawan. Menurut Hasibuan (2002: 88), tujuan dan kegunaan penilaian prestasi pustakawan sebagai berikut : 1.
Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi, demosi, pemberhentian, dan penetapan besarnya balas jasa. 2. Untuk mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana pustakawan bisa sukses dalam pekerjaannya. 3. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan di dalam perpustakaan. 4. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihandan keefektifan jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja, dan peralatan kerja. 5. Sebagai indikator untuk menentukan akan latihan bagi pustakawan yang berada di dalam organisasi. 6. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja pustakawan sehingga dicapai tujuan untuk mendapatkan performance kerja yang lebih baik. 7. Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan (supervisor, managers, administrator) untuk mengobservasi perilaku bawahan (subordinate) supaya diketahui permintaan dan kebutuhan bawahan-bawahannya. 8. Sebagai alat untuk bisa melihat kekurangan atau kelemahankelemahan di masa lampau dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya. 9. Sebagai kriteria di dalam menentukan seleksi dan penempatan pustakawan. 10. Sebagai alat untuk mengidentifikasi kelemahan-kelemahan personel dan dengan demikian bisa sebagai bahan pertimbangan agar bisa diikutsertakan dalam program latihan kerja tambahan. 11. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan pustakawan. 12. Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian pekerjaan (job description).
Universitas Sumatera Utara
Dapat disimpulkan bahwa tujuan dan kegunaan penilaian prestasi sangat diperlukan tidak hanya bagi pustakawan selaku tenaga fungsional, tetapi juga bagi perpustakaan untuk dapat mengetahui tingkat kompetensi serta kinerja yang dimiliki oleh pustakawan tersebut.
2.5.5 Faktor-Faktor dan Standar Penilaian Prestasi Kerja Menurut Saydam (2005: 462), penilaian prestasi kerja mencakup faktor – faktor antara lain: 1. 2.
3.
Pengamatan, yang merupakan proses menilai dan menilik perilaku yang ditentukan oleh sistem pekerjaan. Ukuran, yang dipakai untuk mengukur prestasi kerja seorang pustakawan dibandingkan dengan uraian pekerjaan yang telah ditetapkan untuk pustakawan tersebut. Pengembangan, yang bertujuan untuk memotivasi pustakawan mengatasi kekurangannya dan mendorong yang bersangkutan untuk mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada pada dirinya.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian prestasi kerja meliputi faktor pengamatan, ukuran prestasi kerja terhadap uraian pekerjaan yang ditetapkan oleh perpustakaan, serta pengembangan potensi pustakawan dalam meningkatkan kemampuan dan potensi yang ada pada dirinya. Penilaian terhadap pustakawan/tenaga kerja hendaknya memberikan suatu gambaran mengenai prestasi kerja karyawan. Untuk mencapai tujuan tersebut, sistem-sistem penilaian
harus
mempunyai
hubungan
dengan
pekerjaan,
mempunyai standar berbagai ukuran dalam menilai prestasi kerja. Menurut Flippo (1995: 246) sistem penilaian prestasi kerja terdiri dari : 1. Penetapan Peringkat (ranking) Sestem penilaian ini adalah yang paling lama dan paling sederhana, sistem ini membandingkan seseorang dengan semua orang lain dengan maksud untuk menempatkan mereka dalam urutan peringkat nilai yang sementara.
2. Pembandingan antar perorangan Salah satu usaha pertama untuk menguraikan prestasi seseorang dan menganalisa komponen – komponennya adalah sistem penilaian antar perorangan factor – faktor tertentu seperti kepemimpinan dan inisiatif. 3. Penggolongan mutu
Universitas Sumatera Utara
4.
5.
6.
7. 8.
Dalam sistem penggolongan mutu kategori-kategori nilai tertentu ditentukan sebelumnya dan dirumuskan, terdapat 3 kategori personalia: luar biasa, memuaskan, dan tidak memuaskan. Skala grafik Pendekatan ini serupa dengan sistem pembandingan antar perorang, kecuali bahwa patokan pembending untuk skala faktor dalam hal ini dimiliki oleh defenisi-defenisi bukan orang-orang penting. Pertanyaan Untuk mengurangi beban penilai, sistem daftar pertanyaan dapat digunakan. Penilai tidak mengevaluasi prestasi karyawan. Uraian dengan pilihan paksa Salah satu sasaran dasar pendekatan pilihan paksa adalah untuk mengurangi atau menyingkirkan kemungkinan berat sebelahnya penilai dengan memaksakan suatu pilihan antara pernyataan – pernyataan deskriptif yang kelihatannya mempunyai nilai yang sama. Skala penilaian yang berdasarkan perilaku Ceritera (essay)
Sedangkan, menurut Soeprihanto (2001: 95) unsur - unsur dalam penilaian prestasi kerja adalah: 1. Pengetahuan dan keterampilan, memiliki pengetahuan dan menguasai seluk beluk pekerjaan serta mampu menyelesaikan permasalahan kerja dengan baik. 2. Metode kerja 3. Inisiatif dan kesungguhan kerja 4. Pemanfaatan waktu kerja 5. Hasil kerja Menurut Saksono (1996: 123), bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penilaian prestasi kerja pustakawan : 1. Pendidikan yang berpengaruh dalam prestasi kerja sehingga adanya pendidikan yang merupakan dasar bagi pekerjaan yang dilakukan seseorang. 2. Lingkungan, dimana dapat memepengaruhi seseorang secara langsung untuk bekerja sehingga orang tersebut dapat meningkatkan prestasi kerjanya. 3. Motifasi bekerja, merupakan langkah awal untuk meningkatkan prestasi kerja karena dengan tingginya motifasi bekerja akan mempengaruhi prestasi kerja. 4. Adanya bonus atau jasa yang diberikan oleh organisasi sehingga akan merangsang pegawai dalam meningkatkan prestasi kerjanya, termasuk gaji yang merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan prestasi kerja.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pernyataan di atas bahwa penilaian prestasi kerja didasarkan atas beberapa faktor. Menurut Soeprihanto, unsur-unsur penilaian prestasi kerja pustakawan meliputi : pengetahuan, metode kerja, inisiatif, pemanfaatan waktu, serta hasil kerja. Sedangkan menurut Saksono yang menambahkan bahwa tingginya motifasi bekerja, serta adanya bonus atau jasa yang diberikan perpustakaan merupakan salah satu inikator dalam meningkatkan prestasi kerja pustakawan.
Universitas Sumatera Utara