7
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok – pokok pikiran yang mengambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi,2001: 39). Berdasarkan hal tersebut, fungsi teori dalam riset atau penelitian adalah membantu peneliti menerangkan fenomena sosial dan fenomena yang dialami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konsep, defenisi, dan proporsi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala tersebut (Kriyantono,2008: 43). Dalam penelitian ini teori – teori yang di anggap relevan adalah :
2.1.1 Komunikasi Ada begitu banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli dari berbagai sudut pandang mereka masing – masing. Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang – lambang verbal) untuk mengubah prilaku orang lain (komunikan) (Mulyana, 2007: 68). Komunikasi merupakan dasar interaksi antar manusia. Kesepakatan atau kesepemahaman dibangun melalui sesuatu yang berusaha bisa dipahami bersama hingga interaksi bisa berjalan dengan baik. Kegiatan komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide dan gagasan. Secara sederhana kegiatan komunikasi dipahami sebagai kegiatan menyampaikan dan penerimaan pesan dari pihak satu ke pihak lain dengan tujuan mencapai kesamaan pandangan atas ide yang ditukarkan (Fajar, 2009: 30). Menurut Barnuld Komunikasi timbul didorong
7 Universitas Sumatera Utara
8
oleh kebutuhan – kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan dan memperkuat ego. Menurut Weaver komunikasi
adalah
seluruh
prosedur
melalui
pikiran
seseorang
dapat
mempengaruhi pikiran orang lain (Fajar, 2009: 30-31). Menurut Harold D. Lasswell, cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut; Who Says what In which Channel To Whom With What Effect? (Siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana?). (Wiryanto, 2004:6) Lasswell menghendaki agar komunikasi dijadikan objek studi ilmiah, bahkan setiap unsure diteliti secara khusus. Studi mengenai komunikator dinamakan control analysis; penelitian mengenai pers, radio, televisi, film, dan media lainnya disebut media analysis; penyelidikan mengenai pesan dinamai content analysis; audience analysis adalah studi khusus tentang komunikan; sedangkan effect analysis merupakan penelitian mengenai efek atau dampak yang ditimbulkan oleh komunikasi. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi.
8 Universitas Sumatera Utara
9
Komponen Komunikasi Gambar. 2.1
SUMBER
PESAN
MEDIA
PENERI MA
EFEK
LINGKUNGAN UMPAN
Sumber Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi, atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender atau encoder. Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atau information. Media Media yang dimaksud disini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massadapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, bulletin, hand out, poster, spanduk, dan 9 Universitas Sumatera Utara
10
sebagainya. Sementara itu, media elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording, komputer, electronic board, audio cassette, dan semacamnya. Penerima Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber. Efek Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. Tanggapan Balik Umpan balik sering dikatakan salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. Lingkungan Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat memengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu. Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder:
10 Universitas Sumatera Utara
11
1. Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikas iadalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaaan komunikator kepada komunikan. 2.
Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film yang merupakan media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
Model Komunikasi Lasswell
Model komunikasi Lasswell merupakan ungkapan verbal berikut ini: • Who • Says What •In Which Channel •To Whom •With What Effect Unsur sumber (who) mengundang pertanyaan mengenai pengendalian pesan. Unsur pesan (says what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi (in which channel) menarik untuk mengkaji mengenai analisis media. Unsur penerima (to whom) banyak digunakan untuk studi analis khalayak. Unsur pengaruh (with what effect) berhubungan erat dengan kajian mengenai efek
11 Universitas Sumatera Utara
12
pesanpada khalayak. Oleh karena itu, model Lasswell ini banyak diterapkan dalam komunikasi massa. Model Lasswell Gambar. 2.2
Who
In Which Channel
Says What
To Whom
With
Jika kita melihat hakikat komunikasi sebagai suatu sistem, gangguan komunikasi
bisa
terjadi
pada
semua
elemen
atau
unsur-unsur
yang
mendukungnya, termasuk faktor lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. Menurut Shannon dan Weaver (1949) gangguan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang mengganggu salah satu elemen komunikasi, sehingga proses komunikasi tidak dapat berlangsung secara efektif. Sedangkan rintangan komunikasi dimaksudkan ialah adanya hambatan yang membuat proses komunikasi tidak dapat berlangsung sebagaimana harapan komunikator dan penerima. (Cangara, 2006: 153). Dari defenisi – defenisi yang dikemukakan diatas, tentu belum mewakili semua defenisi para ahli. Namun gambaran dari defenisi yang dikemukakan diatas bahwa komunikasi dilakukan mempunyai tujuan yakni untuk mengubah dan membentuk prilaku orang – orang lainnya yang menjadi sasaran komunikasi (Fajar, 2009: 31-33).
2.1.1.2 Unsur Komunikasi Proses komunikasi terdiri dari berbagai macam unsur, cara pandang atau elemen yang mendukung proses tersebut dapat terjadi. Ada yang menilai bahwa terciptanya proses komunikasi cukup didukung oleh tiga unsur, sementara ada juga yang menambahkan umpan balik dan lingkungan selain kelima unsur yang telah disebutkan. Perkembanga terakhir adalah munculnya 12 Universitas Sumatera Utara
13
pandangan dari Joseph De Vito, K Sereno dan Erika Vora yang menilai faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung terjadinya proses komunikasi. Adapun unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut (Cangara, 2006: 22-26). a. Sumber Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebur source, sender atau Encoder. b. Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi yang isinya berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggrisnya biasa diterjemahkan dengan kata message, content atau information. c. Media Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca atau mendengarnya. Media dalam komunikasi masa dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni media cetak dan elektronik. Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, hand out dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain : radio, televisi dan sebagainya. d. Penerima Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk
13 Universitas Sumatera Utara
14
kelompok, partai atau negara. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan atau saluran. e. Pengaruh Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. f. Tanggapan balik Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. g. Lingkungan Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.
2.1.1.3 Gangguan dan Rintangan Komunikasi Jika melihat hakikat komunikasi sebagai suatu sistem, maka gangguan komunikasi bias terjadi pada semua elemen atau unsur-unsur yang mendukungnya, termasuk faktor lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. Menurut Shanon dan Weaver (dalam Cangara, 2006: 131). gangguan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang menganggu salah satu elemen komunikasi, sehingga proses tidak dapat berlangsung secara efektif. Sedangkan rintangan komunikasi dimaksudkan adalah adanya hambatan yang
14 Universitas Sumatera Utara
15
membuat proses komunikasi tidak dapat berlangsung sebagaimana harapan komunikator dan penerima (Cangara, 2006: 131). Gangguan atau rintangan komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan atas tujuh macam, yakni (Cangara, 2006: 131-134): a. Gangguan Teknis Gangguan teknis terjadi jika salah satu alat komunikasi yang digunakan dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi melalui saluran mengalami kerusakan (chanel noise), misalnya gangguan pada stasiun radio atau televisi sehingga suara menjadi berisik dan semacamnya. b. Gangguan Semantik Gangguan semantik adalah gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan. Gangguan semantik sering terjadi karena: i. Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu. ii. Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh penerima. iii. Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya, sehingga membingungkan penerima. iv. Latar belakang budaya yang berbeda sehingga menyebabkan salah persepsi terhadap simbol-simbol yang digunakan. c. Gangguan Psikologis Gangguan psikologis terjadi karena adanya gangguan yang disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu. Misalnya rasa curiga penerima kepada sumber, situasi berduka atau karena gangguan kejiwaan sehingga dalam penerimaan dan pemberian informasi tidak sempurna.
15 Universitas Sumatera Utara
16
d. Rintangan Fisik Rintangan fisik adalah rintangan yang disebabkan kondisi geografis misalnya jarak yang sangat jauh sehingga sulit dicapai, tidak hanya sarana kantor pos, kantor telepon, jalur trasportasi dan sebagainya. e. Rintangan Status Rintangan status adalah rintangan yang disebabkan karena jarak sosial diantara peserta komunikasi, misalnya perbedaan status antara senior dan junior atau antara atasan dan bawahan. f. Rintangan Kerangka Berfikir Merupakan rintangan yang disebabkan adanya perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam komunikasi. Ini disebabkan karena adanya latar belakang dan pengalaman yang berbeda. g. Rintangan Budaya Rintangan budaya adalah rintangan yang terjadi disebabkan karena adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses komunikasi
2.1.1.4 Fungsi dan Tujuan Komunikasi Pentingnya komunikasi dalam kehidupan memiliki tujuan, sehingga dapat diketahui untuk apa komunikasi dilakukan. Secara umum, tujuan komunikasi (Effendy, 2005: 8). 1) Mengubah sikap (to change the atitude) 2) Mengubah opini/ pendapat/ pandangan (to change opinion) 3) Mengubah prilaku (to change the behaviuor) 4) Mengubah masyarakat (to change the society)
16 Universitas Sumatera Utara
17
Komunikasi dapat membentuk sikap seseorang serta bagaimana sikap itu dapat berubah, sebab melalui proses komunikasi dapat mempengaruhi tindakan seseorang, misalnya seorang anak memiliki sikap tidak patuh dan suka melawan kepada orang tuannya, namun bisa saja anak tersebut menjadi patuh dan taat terhadap orang tuanya, karena hasil belajar dari pengalaman dalam faktor lingkungan yang menyebabkan si anak memiliki perubahan dalam sikapnya (Effendy, 2005: 25). Sama halnya dengan mengubah opini, prilaku dan mengubah masayarakat. Manusia dapat saling mengemukakan pendapatnya dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh masing – masing individu/kelompok, sehingga melalui komunikasi mereka dapat mengambil keputusan yang tepat serta mengubah prilaku mereka menjadi pribadi yang lebih baik. Namun tidak mudah untuk mengubah masayarakat, sebab perlu komunikasi yang lebih dekat dan menyeluruh seperti komunikasi penyuluhan mengenai Keluarga Berencana (KB) dalam sebuah desa, agar informasi – informasi mengenai hal tersebut dapat diterima seluruhnya oleh masyarakat bahwa pentingnya untuk ber-KB dalam sebuah keluarga. Begitu juga dengan kegiatan bergotong – royong di sebuah desa, dilakukan demi tercapainya hubungan yang harmonis antar penduduk desa dan menciptakan desa yang bersih nan indah. Adanya ilmu pengetahuan memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakt menyebabkan mereka sadar akan fungsi sosialnya sehingga menjadi aktif dalam masyarakat (Effendy, 2005: 26). Sedangkan fungsi komunikasi menurut Harold D. Laswell (Effendy, 2005: 27) yaitu : 1. Manusia mengamati lingkungannya, baik lingkungan internal maupun eksternal untuk terhindar dari ancaman dan nilai masyarakat yang berpengaruh 2. Terdapat korelasi unsur – unsur masyarakat dalam menanggapi lingkungannya. 3. Penyebaran warisan sosial, dalam hal ini berperan sebagai pendidik dalam kehidupan rumah tangga maupun sekolah untuk meneruskan warisan sosial pada keturunan selanjutnya. Lebih singkatnya, fungsi komunikasi itu (Effendy, 2005: 8) ialah :
17 Universitas Sumatera Utara
18
1. Menginformasikan (to inform) 2. Mendidik (to educate) 3. Menghibur (to entertein) 4. Mempengaruhi (to influence) Penjelasan
dari fungsi – fungsi tersebut ialah komunikasi tentunya
memberikan informasi mengenai sesuatu hal yang kita inginkan, seorang guru menjelaskan mengenai pelajaran kepada siswa – siswanya, sehingga dalam proses belajar mengajar tersebut para mahasiswa menjadi tahu apa yang terangkan oleh gurunya. Dan secara langsung, guru telah mendidik sehingga mempe ngaruhi para siswanya untuk rajin belajar, baik dirumah maupun disekolah. Acara komedia di radio maupun di televisi, buku cerita lucu, pertunjukan badut dan p[esulap di pesta ulan tahun dan sebagainya, itu semua dilakukan untuk penyegaran semata dan sebagai kesenangan individu maupun kelompok.
2.1.2 Komunikasi Massa Komunikasi massa (mass communication) merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu (Ardianto, 2004: 3). Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat – alat mekanik, yang mampu melipat gandakan pesan – pesan komunikasi (Wiranto, 2000: 1). Komunikasi massajuga dapat di definisikan sebagai proses penggunaan sebuah medium massa untuk mengirim pesan kepada audiens yang luas untuk tujuan memberi informasi, menghibur, atau membujuk (Vivian,2008: 450). Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para ahli komunikasi, tetapi sekian banyak definisi itu ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain, pada dasarnya komunikasi massa melalui media massa (cetak dan elektronik) terdapat sebuah definisi yang dikemukakan oleh W
18 Universitas Sumatera Utara
19
Gamble dan Teri Kwal Gamble, menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup (Nurudin, 2004: 16) : 1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang tersebar luas. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula, antara lain surat kabar,radio, televisi, film atau gabungan diantara media tersebut. 2. Komunikator dalam media massa dalam menyebarkan pesan – pesannya bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audiens dalam komunikasi massa inilah yang membedakan dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak mengenal satu sama lain. 3. Pesan adalah publik. Artinya bahawa pesan ini didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik publik. 4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini biasanya berorientasi pada keuntungan bukan organisasi suka rela atau nirbala. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper, artinya pesan – pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan oleh media massa. Berbeda dengan komunikasi antar pribadi, kelompok atau publik dimana yang mengontrol ikut berperan dalam membatasi, memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter, editor film, penjaga rubrik dan lembaga sensor lain dalam media bisa berfungsi sebagai gatekeeper. 6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Dalam jenis komunikasi lain umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya, dalam komunikasi antar personal dalamkomunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda. Media massa adalah alat – alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audiens yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding
19 Universitas Sumatera Utara
20
dengan jenis komunikasi lainnya adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu, bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tidak terbatas.
2.1.2.1 Sifat-Sifat Komunikasi Massa Ada beberapa sifat yang melekat dalam komunikasi massa dan sekaligus membedakannya dengan bentuk komunikasi yang lainnya. Sifat-Sifat yang dimaksud adalah (Fajar, 2009: 222-225). 1. Sifat Komunikator Sesuai dengan hakikatnya, didalam sifat pengunaan media atau saluran secara professional dengan teknologi tinggi melalui usaha-usaha industri maka kepemilikan media massa bersifat lembaga, yayasan, organisasi usaha yang mempunyai struktur dan penjelmaan tugas, fungsi-fungsi serta misi tertentu. Pesan-pesan yang terbit dari suatu media massa sesungguhnya bukan berasal dari perorangan, tetapi dari rembukan bersama, olahan redaksi atau keputusan kebijaksanaan organisasi yang menerbitkannya. 2. Sifat Pesan Pesan dalam komunikasi massa bersifat umum, universal tentang berbagai hal dari berbagai tempat di muka bumi. Sementara itu, isi media massa adalah tentang sebagai peristiwa apa saja patut diketahui oleh masyarakat umum. 3. Sifat Media Massa Salah satu ciri yang paling khas dalam komunikasi massa adalah sifat media massa. Komunikasi massa dampaknya lebih bertumbu pada andalan teknologi, hal ini berfungsi mengatur hubungan antara komunikator dengan komunikan yang dilakukan secara serempak dan menjangkau berbagai titik-titik pemukiman manusia di muka bumi pada waktu yang sama.
20 Universitas Sumatera Utara
21
4. Sifat Komunikan Komunikan dalam suatu komunikasi massa adalah masyarakat umum yang sangat beragam, heterogen dalam segi demografis, geografis maupun psikologis. 5. Sifat Efek Secara umum komunikasi massa mempunyai tiga efek. Berdasarkan teori hierarki efek yaitu: a. Efek kognitif, pesan komunikasi massa mengakibatkan khalayak berubah dalam pengetahuan, pandangan dan pendapat terhadap sesuatu yang diperolehnya. b. Efek afektif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu pada khalayak. c. Efek konatif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan orang mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Umpan balik dari komunikasi massa biasanya bersifat tertunda dari pada umpan langsung dalam komunikasi antar pribadi. Maksudnya adalah pengambilan reaksi terhadap suatu pesan kepada sumbernya tidak terjadi pada saat yang sama, melainkan ditunda setelah media itu beredar, atau pesannya itu memasuki kehidupan suatu masyarakat tertentu.
2.1.2.2 Fungsi Komunikasi Massa Bagi Masyarakat Fungsi Komunikasi massa menurut Jay Black dan federick C.whitney (Nurudin, 2004: 62) antara lain : 1. To Inform (Menginformasikan) Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam kaomunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita – berita yang disajikan. Fakta – fakta yang dicari wartawan di lapangan kemudian dalam tulisan juga tidak terkecuali sebagai informasi. Fakta yang dimaksud adalah kejadian yang benar benar terjadi di masyarakat.
21 Universitas Sumatera Utara
22
2. To Entertain (Memberi Hiburan) Fungsi hiburan bagi sebuah media elektronik menduduki fungsi paling tinggi dibandingkan dengan fungsi lainnya. Misalnya, masyarakat kita masih menjadikan media radio menjadi sebagai media hiburan. 3. To persuade (Membujuk) Banyak bentuk tulisan dalam media massa yang jikia diperhatikan sekilas hanya berupa innformasi, tetapi jika diperhatikan secara jeli ternyata terdapat fungsi persuasi seperti iklan pada radio, televisi dan surat kabar. 4. Transmission of culture (transmisi budaya) Transmisi budaya adalah salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit diperbincangkan. Menurut Alexis S. Tan fungsi komunikasi massa terdapat empat hal, yaitu: (Hidayat, 2007 : 65)
22 Universitas Sumatera Utara
23
Fungsi Komunikasi Massa Tabel 2.3 NO 1
Tujuan Komunikator
Tujuan Komunikan
Memberi Informasi
Mempelajari ancaman dan peluang, memahami lingkungan, menguji kenyataan, meraih keputusan. Memperoleh
2
Mendidik
pengetahuan
keterampilam
yang
memfungsikan
dirinya
efektif
dalam
dan
beguna secara
masyarakatnya,
mempelajari nilai, tingkah laku yang cocok agar diterima dalam masyarakatnya. Memberi
kepuasan
mengadopsi
nilai, tingkah laku, dan aturan yang 3
cocok
Mempersuasi
agar
diterima
dalam
masyarakat. Mengembirakan, urat 4
saraf,
mengalihkan
Menyenangkan, memuaskan
mengendorkan menghibur
dan
perhatian
dari
masalah yang dihadapi.
kebutuhan komunikan
2.1.2.2 Komponen komunikasi Massa
1. Komunikator Massa Jantung komunikasi massa adalah orang-orang yang memproduksi pesan yang disampaikan lewat media massa. Orang-orang ini mencakup jurnalis,
23 Universitas Sumatera Utara
24
penulis naskah film, penulis lagu, penyiar televisi, discjockey radio, praktisi public relations, dan orang-orang periklanan seperti copywriter. Komunikator massa (mass communications) berbeda dengan komunikator lain karena mereka tidak dapat melihat audiennya. Komunikasi dengan audien yang tak dilihat langsung inilah yang membedakan komunikasi massa dari bentuk komunikasi lain. 2. Pesan Massa Item berita adalah pesan massa (mass message), seperti film, novel , lagu, rekaman, dan iklan billboard. “Pesan” (message) adalah bentuk paling nyata dari hubungan kita dengan media massa. Kita memperhatikan media massa karena ingin mendapatkan pesannya. Kita tidak mendengarkan radio, misalnya, untuk memahami teknologi radio. Kita mendengarkan radio untuk mendengarkan musik. 3. Media Massa Media massa (mass media) adalah sarana yang membawa pesan. Media massa utama adalah buku, majalah, koran, televisi, radio, rekaman, film, dan web. Kebanyakan ahli teori menganggap media sebagai wahana yang netral dalam memuat pesan. 4. Audien Massa Jumlah dan diversitas audien massa (mass audience) menambah kompleksitas komunikasi massa. Komunikator massa tahu bahwa pesannya telah diterima melalui cara-cara tidak langsung. Komunikator massa tak pernah tau pasti berapa besarnya audien, apalagi efek dari pesannya. Audien massa berubah-ubah. Apa yang menarik perhatian pada suatu saat mungkin tidak akan menarik lagi di saat yang lain. Tantangan dalam melakukan komunikasi ke audien massa bahkan lebih kompleks karena orang berubah-ubah dalam memberi perhatian di sepanjang waktu mereka, dan ketika mereka sedang memerhatikan, perhatian itu pun bervariasi tingkst intensitasnya.
24 Universitas Sumatera Utara
25
2.1.3 Radio Stasiun radio pertama kali muncul ketika seorang ahli teknik bernama Frank Conrad di Pittsburgh AS, pada tahun 1920 secara iseng – iseng sebagai bagian dari hobi, membangun sebuah pemancar radio di garasi rumahnya. Conrad menyiarkan lagu – lagu, mengumumkan hasil pertandingan olahraga dan menyiarkan instrumen musik yang dimainkan putranya sendiri. Dalam waktu singkat, Conrad berhasil mendapatkan banyak pendengar seiring dengan meningkatnya penjualan pesawat radio ketika itu. Stasiun radio yang dibangun Conrad itu kemudian diberi nama KDKA dan masih tetap mengudara hingga saat ini, menjadikannya sebagai stasiun radio tertua di Amerika dan mungkin juga dunia. Awalnya stasiun radio tidak terlalu mempersoalkan biaya produksi programnya, namun lama – kelamaan mereka merasakan bahwa anggaran untuk produksi program menjadi beban yang semakin berat. Kondisi ini menimbulkan gagasan untuk membangun siaran radio dengan sistem jaringan (Morissan, 2008: 3). Peran radio jaringan mulai menurun seiring munculnya televisi sebagai salah satu bentuk baru media massa. Jumlah stasiun radio lokal yang berfiliasi dengan stasiun radio jaringan turun tajam menjadi 50 persen pada tahun 1955 dari sebelumnya 97 persen pada tahun 1947. Stasiun radio lokal semakin banyak yang meninggalkan stasiun jaringannya ketika peran televisi sudah semakin nyata sebagai media baru dengan cakupan media luas. Terlebih lagi, stasiun televisi ketika itu juga mulai menerapkan sistem jaringan. Pemasangan iklan kini memindahkan dana iklannya ke televisi. Pada tahun 1960, seluruh program yang dibuat oleh radio jaringan dan sangat terkenal pada masa jayanya dulu, seperti program komedi dan drama yang dimainkan oleh bintang terkenal secara resmi berakhir (Morissan, 2008: 5). Akhir tahun 1945 di Indonesia sendiri, sudah ada sebuah organisasi yang menamakan dirinya PRAI (Persatoean Radio Amatir Indonesia).Dan pada periode tahun 1945 hingga 1949 banyak para amatir radio muda yang membuat sendiri perangkat radio yang dipakai untuk berkomunikasi antra Pulau Jawa dan Sumatera tempat pemerintah sementara Republik
25 Universitas Sumatera Utara
26
Indonesia berada. Antara tahun 1945 sampai dengan tahun 1950 amatir radio juga banyak berperan sebagai radio laskar (Morissan, 2008: 8). Radio adalah media massa elektronik pertama. Selain itu, radio juga merupakan medium penyiaran nasional pertama. Radio memproduksi jaringan, dan genre program (J. Baran, 2008: 253).
2.1.3.1 Keunggulan Radio dan Kelemahan Radio 1. Kunggulan Radio a. Cepat dan Langsung, Sarana tercepat, lebih cepat dari surat kabar maupun TV, dalam menyampaikan informasi kepada publik tanpa melalui proses yang rumit dan butuh waktu banyak seperti siaran TV atau sajian media cetak. Hanya dengan melalui telepon, reporter radio dapat secara langsung menyampaikan berita atau melaporkan peristiwa yang ada di lapangan. b.
Akrab. Radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya. Orang jarang sekali duduk dalam satu grup mendengarkan radio, tetapi biasanya mendengarkan sendirian, seperti di mobil, di dapur, di kamar tidur, dan sebagainya.
c. Personal. Jadi teman karena mampu menyentuh pribadi pendengar. Pembicaraannya langsung menyentuh aspek pribadi (interpersonal communications), dengan pendekatan pibadi (personal approach), sehingga radio menjadi teman pribadi yang setia. d. Hangat. Paduan kata-kata, musik, dan efek suara dalam siaran radio mampu mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan bereaksi atas kehangatan suara penyiar dan seringkali berpikir bahwa penyiar adalah seorang teman bagi mereka. e. Sederhana. Tidak rumit f. Tanpa batas. Jangkauan wilayah siarannya luas. Siaran radio menembus batas-batas
geografis,
demografis,
SARA
(Suku,
Agama,
Ras,
Antargolongan), dan kelas sosial. g.
Murah. Dibandingkan dengan berlanggananmedia cetak atau harga pesawat televisi, pesawat radio relatif jauh lebih murah.
26 Universitas Sumatera Utara
27
Pendengar pun tidak dipungut biaya bayaran sepeser pun untuk mendengarkan radio. Orang bisa mendengarkan aneka musik, hiburan, dan informasi, tanpa harus membayar. h. Bisa Mengulang. Radio memiliki kesementaraan alami (transient nature) sehingga berkemampuan mengulang informasi yang sudah disampaikan secara cepat. i. Fleksibel. Siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa mengganggu aktivitas yang lain, seperti memasak, mengemudi, belajar, dan membaca koran atau buku. Selain itu pesawat radio pun mobile atau portable, mudah dibawa ke mana saja.
2. Kelemahan Radio a. Selintas. Dapat diakses cepat dan seketika, juga cepat hilang dan gampang dilupakan. Pendengar tidak bisa mengulang apa yang didengarnya, tidak bisa seperti pembaca koran yang bisa mengulang bacaannya dari awal tulisan. b. Global. Sajian informasi radio bersifat global, tidak detil, karena angkaangka pun dibulatkan. Misalnya penyiar akan menyebutkan “seribu orang lebih” untuk angka 1.053 orang.
c. Batasan waktu. Waktu siaran radio relatif terbatas, hanya 24 jam sehari, berbeda dengan surat kabar yang bisa menambah jumlah halaman dengan bebas. d. Linier. Program disajikan dan dinikmati pendengar berdasarkan urutan yang sudah ada, tidak bisa meloncat-loncat. Beda dengan suratkabar, pembaca bisa langsung ke halaman tengah, akhir, atau langsung ke rubrik yang ia sukai. e. Mengandung gangguan. Seperti timbul tenggelam (fading) dan gangguan teknis “channel noise factor”. f. Lokal. Media radio bersifat lokal, hanya di daerah yang ada frekuensinya. (Morissan, 2008: 3-11) g.
27 Universitas Sumatera Utara
28
2.1.3.2 Program Radio Tingkat persaingan stasiun radio di kota-kota besar dewasa ini cukup tinggi dalam merebut perhatian audiens.Program radio harus dikemas sedemikian rupa agar menarik perhatian dan dapat diikuti sebanyak mungkin orang. Jumlah stasiun radio yang semakin banyak mengharuskan pengelola stasiun untuk semakin jeli membidik audiensnya. Setiap produksi program harus mengacu pada kebutuhan audiens yang menjadi target stasiun radio. Hal ini pada akhirnya menentukan format stasiun penyiaran yang harus dipilih. Kata “program” berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia dari pada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya (Morissan, 2008:199). Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audiens tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran. Pringgle-Starr-McCavitt (1991), menjelaskan bahwa: the programming of most station is dominatef by one principal content element or sound, known as format (program sebagian besar stasiun radio didominasi oleh satu elemen isi atau suara yang utama yang dikenal dengan format). Dengan kalimat lain dapat dikatakan bahwa format adalah penyajian program dan musik yang memiliki ciriciri tertentu oleh stasiun radio. Secara lebih sederhana dapat dikatakan format stasiun penyiaran atau format siaran radio dapat didefinisikan sebagai upaya pengelola stasiun radio untuk memproduksi program siaran yang dapat memenuhi kebutuhan audiennya (Morissan, 2008:220). Setiap program siaran harus mengacu pada pilihan format siaran tertentu seiring makin banyaknya stasiun penyiaran dan makin tersegmennya audiens. Format siaran diwujudkan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar tentang apa, untuk siapa, dan bagaimana proses pengolahan suatu siaran hingga dapat diterima audien. Pada stasiun penyiaran radio terdapat beberapa format, misalnya radio anak-anak, remaja, muda, dewasa, dan tua. Berdasarkan profesi, perilaku, atau gaya hidup ada radio berformat: profesional, intelektual, petani, buruh,
28 Universitas Sumatera Utara
29
mahasiswa, nelayan, dan sebagainya.
Menurut Joseph Dominick (2001)
format stasiun penyiaran radio dalam kegiatan siaran harus tampil dalam empat wilayah, yaitu (Morissan, 2008:221) :
1. Kepribadian (personality) penyiar dan reporter 2. Pilihan musik dan lagu 3. Pilihan musik dan gaya bertutur (talk) 4. Spot atau kemasan iklan, jinggel, dan bentuk-bentuk promosi acara radio lainnya
2.1.3.3 Radio Siaran Radio siaran adalah “makanan” telinga, untuk didengarkan, hal-hal yang dapat dipahami melalui indera telinga. Karena itu apa yang disajikan untuk dibaca belum tentu dapat dimengerti apabila dihidangkan melalui radio siaran. Susunan berita untuk surat kabar tidak akan mencapai tujuannya apabila dibacakan di depan mikrofon radio siaran. Susunan kata-kata untuk pidato dalam rapat di alunalun tidak akan sukses jika dibacakan di depan mikrofon radio. Untuk radio siaran terdapat gaya tersendiri, yakni yang disebut “radio style” atau “gaya radio”. Di Amerika Serikat, tempat lahirnya radio style sudah terdapat ketentuan ketentuan mengenai bentuk dan susunan kalimat untuk radio siaran, kata-kata yang boleh dipergunakan dan yang harus dihindarkan pemakaiannya. Bahkan telah diselidiki kata-kata mana yang lebih besar daya penerimaannya dan yang mudah ditangkap pengertiannya oleh rata-rata pendengar. Selain itu, ditentukan pula bagaimana cara membawakannya suatu acara, sehingga apa yang diucapkan oleh penyiar-penyiar tidak hilang sewaktu tiba ditelinga pendengar. Kata-kata disusun menjadi daftar yang panjang untuk menjadi pegangan penyiar, dimana ditentukan kata-kata yang ringan untuk diucapkan.
29 Universitas Sumatera Utara
30
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya “radio style” ialah: 1. Sifat Siaran Radio a. Auditif Sifat radio siaran adalah auditif, untuk didengar, karena hanya untuk didengar, maka isi siaran yang sampai di telinga pendengar hanya sepintas lalu saja. b. Mengandung gangguan Radio siaran tidak merupakan media sempurna. Komunikasi melalui radio siaran tidak akan sesempurna seperti komunikasi antara dua orang secara berhadapan. Kalau tidak bersifat alamiah, maka gangguan itu bersifat teknis. Gelombang radio yang ditimbulkan oleh pancaran pemancar radio mendapat pengaruh sinar matahari. Akibatnya ialah isi siaran tidak dapat dipancarkan oleh gelombang yang mendukungnya secara leluasa. Gangguan teknis dapat berupa “interferensi”, yakni dua atau lebih gelombang yang berdempetan, sehingga membuat isi siaran sukar dimengerti. c. Akrab Radio siaran sifatnya akrab, intim. Seorang penyiar radio seolah-olah berada dikamar pendengar yang dengan penuh hormat dan cekatan menghidangkan acara-acara yang menggembirakan kepada penghuni rumah. 2. Sifat Pendengar Radio a. Heterogen Pendengar adalah massa, sejumlah orang yang sangat banyak yang sifatnya heterogen, terpencar-pencar di berbagai tempat.Dan mereka berbeda dalam jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan taraf kebudayaan. b. Pribadi Karena pendengar berada dalam keadaan heterogen, terpencar-pencar di berbagai tempat dan umumnya di rumah-rumah maka sesuatu isi pesan akan dapat diterima dan dimengerti, kalau sifatnya pribadi
30 Universitas Sumatera Utara
31
(personal) sesuai dengan situasi di mana pendengar itu berada. Penyiar harus berbicara seperti bicaranya seorang teman yang datang bertemu. c. Aktif Wilbur Schramm, Paul Lazarsfeld dan Raymond Bauer, para ahli komunikasi di Amerika Serikat, mereka sama-sama berpendapat bahwa pendengar radio sebagai sasaran komunikasi massa jauh daripada pasif. Mereka aktif. Apabila mereka menjumpai sesuatu yang menarik dari sebuah stasiun radio, mereka aktif berpikir, aktif melakukan interpretasi. Mereka bertanya-tanya pada dirinya, apakah yang diucapkan oleh seorang penyiar radio, benar atau tidak. d. Selektif Pendengar sifatnya selektif. Ia dapat dan akan memilih program radio siaran yang disukainya. Begitu banyak stasiun radio siaran, tidak terhitung sudah, dengan aneka jenis acara siarannya yang masingmasing berlomba untuk memikat perhatian pendengar. Oleh karena itu maka dalam proses komunikasi massa, unsur pendengar banyak diteliti, karena sasaran yang kompleks ini menyangkut berbagai segi sosiologis, psikologis, edukatif, kultural, dan bahkan juga politis dan ekonomis. (Effendy, 2005: 87-92).
2.1.4 Audiens Pada hakikatnya audiens bersifat dualis, dalam arti merupakan kolektivitas sebagai tanggapan terhadap isi media dan didefinisikan berdasarkan perhatian pada isi media itu, sekaligus ini merupakan sesuatu yang sudah ada dalam kehidupan sosial yang kemudian berhubungan dengan media tersebut (Riswandi, 2013: 127). Audiens merupakan faktor penentu keberhasilan komunikasi. Ukuran keberhasilan upaya komunikator yang ia lakukan adalah apabila pesan – pesan yang disampaikan melalui saluran/medium yang diterima sampai pada khalayak sasaran, dipahami dan mendapatkan tanggapan positif dalam arti sesuai dengan yang diharapkan komunikator (Riswandi, 2013: 127).
31 Universitas Sumatera Utara
32
Willbur Schramm (Riswandi, 2013: 127) mengatakan seorang perancang komunikasi yang baik tidak akan melalui upaya dari apa yang harus dikatakan, saluran yang akan dipergunakan, atau bagaimana cara mengatakannya, melainkan terlebih dahulu mempertanyakan siapa yang akan menjadi sasaran penyampaian pesan. Dalam proses komunikasi massa, implikasi dari pernyataan Schramm tersebut diatas adalah bahwa sebelum komunikator mempengaruhi khalayak melalui pesan – pesan yang disampaikannya, khalayak terlebih dahulu mempengaruhi komunikator. Itulah sebabnya komunikator akan berusaha mengumpulkan data dan informasi mengenai karakteristik dari individu atau kelompok, atau warga khalayak yang akan menjadi sasaran. Atas dasar hal inilah komunikator akan dapat menentukan apa yang akan disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya.
2.1.4.1 Timbulnya Audiens Pada awalnya, sebelum media massa ada audiens adalah adalah sekumpulan penonton drama, permainan dan tontonan yaitu penonton pertinjukan. Audiens biasanya besar, dibandingkan dengan keseluruhan populasi dan berbagai perkumpulan sosial yang biasa. Audiens adalah pertemuan publik, berlangsung dalam rentang waktu tertentu, dan terhimpun bersama oleh tindakan individual untuk memilih secara sukarela sesuai dengan harapan tertentu. Audiens telah direncanakan sebelumnya dan ditentukan tempatnya menurut waktu dan tempat khusus untuk memaksimalkan kualitas penerimaan. Setelah ada kegiatan komunikasi massa, audiens sering diartikan sebagai penerima pesan-pesan media massa (Riswandi 2013 : 128). Suasana lingkungan bagi audiens (teater, aula, rumah ibadah) sering kali dirancang dengan indikasi peringkat dan status. Audiens adalah pertemuan publik, berlangsung dalam rentang waktu tertentu, dan terhimpun bersama oleh tindakan individual untuk memilih secara sukarela sesuai dengan harapan tertentu. Audiens juga dapat dikendalikan oleh pihak yang berwenang dan karenanya merupakan bentuk prilaku kolektif yang dilembagakan (Riswandi 2013 :128).
32 Universitas Sumatera Utara
33
2.1.4.2 Konsep Alternatif Tentang Khalayak/Audiens McQuail (2011) menyebutkan beberapa konsep alternatif tentang audiens sebagai berikut: 1. Audiens sebagai kumpulan penonton, pembaca, pendengar, pemirsa. Konsep
audiens
diartikan
sebagai
penerima
pesan-pesan
dalam
komunikasi massa, yang keberadaanya tersebar, heterogen, dan berjumlah banyak. 2. Audiens sebagai massa Konsep audiens diartikan sebagai sekumpulan orang yang berukuran besar, heterogen, penyebaran, dan anomitasnya serta lemahnya organisasi sosial dan komposisinya yang berubah dengan cepat serta tidak konsisten. 3. Audiens sebagai kelompok sosial atau publik Diartikan sebagai suatu kumpulan orang yang terbentuk atas dasar suatu issue, minat, atau bidang keahlian. Audiens ini aktif untuk memperoleh informasi dan mendiskusikannya dengan sesama anggota audiens. 4. Audiens sebagai pasar konsep audiens diartikan sebagai konsumen media dan sebagai audiens (penonton, pembaca, pendengar atau pemirsa) iklan tertentu.
2.1.4.2 Audien Penyiaran Strategi merebut pasar audiens terdiri dari serangkaian langkah yang berkesinambungan yang menurut Kottler (1980) terdiri atas tiga tahap yaitu segmentasi, targetting, dan positioning. Segmentasi audiens pada dasaranya adalah suatu srategi untuk memahami struktur audiens. Sedangkan targeting atau target audiens adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi, dan menjangkau audiens sasaran. Setelah audiens dipilih, maka proses selanjutnya adalah melakukan positioning yaitu suatu strategi untuk memasuki jendela otak konsumen. Positioning biasanya tidak menjadi masalah dan tidak dianggap
33 Universitas Sumatera Utara
34
penting selama tingkat persaingan media penyiaran tidak begitu tinggi. Positioning baru akan menjadi penting bilamana persaingan sudah tinggi (Morissan, 2008:166). Segmentasi merupakan satu kesatuan dengan targetting dan positioning. Targeting atau menetapkan target audiens adalah tahap selanjutnya dari analisis segmentasi. Produk dari targeting adalah target audiens yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan iklan. Segmentasi pasar audiens adalah suatu konsep yang sangat penting dalam memahami audiens penyiaran dan pemasaran program. Eric Berkowitz dan rekannya mendefinisikan segmen pasar, membagi suatu pasar ke dalam kelompok-kelompok yang jelas yang memiliki kebutuhan yang sama dan memberikan respons yang sama terhadap suatu tindakan pemasaran. Dengan demikian, jika ditinjau dari perspektif audiens penyiaran, maka segmentasi pasar adalah suatu kegiatan untuk membagi-bagi atau mengelompokkan audiens ke dalam kotak-kotak yang lebih homogen (Morissan, 2008:167).
2.1.5 Uses and Gratifications Uses and garatification model (Model Kegunaan dan Kepuasan) tertarik apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratification) atas kebutuhan seseorang (Ardianto dan Erdinaya, 2004: 70). Gratifikasi yang sifat nya umum antara lain pelarian dari rasa khawatir, peredaan rasa kesepian, dukungan emosional, perolehan informasi, dan kontak sosial (Nurudin, 2004: 183). Uses and gratification model meneliti asal mula kebutuhan masnusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber – sumber lain dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan (Ardianto dan Erdiyana, 2004: 70). Gagasan bahwa penggunaan media bergantung pada kepuasan, kebutuhan, keinginan, atau motif yang dirasakan dari anggota khalayak. Cara pemikiran ini 34 Universitas Sumatera Utara
35
mulanya berawal dari pecarian akan penjelasan mengenai daya tarik yang besar dari konten media pokok tertentu. Hal ini, pada gilirannya, mengandaikan bahwa individu juga menggunakan media untuk tujuan yang berkaitan, misalnya panduan pribadi, relaksi, penyesuaian, informasi, dan pembentukan identitas (McQuail, 2011: 174b
).
Teori ini merupakan kebalikan dari teori peluru yang menyatakan media sangat aktif dan sangat powerfull sementara khlayak berada di pihak yang pasif dan hanya dapt menerima apa yang disampaikan oleh media. Dalam teori ini ditekankan bahwa audience itu aktif untuk memilih mana media yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya, karena audience berada pada pihak yang aktif. Teori uses and gratification ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi di dalam melihat media. Artinya, manusia itu punya otonomi, wewenang untuk memperlakukan media (Nurudin, 2004: 181).
Proses Uses and Gratification yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Model Uses and Gratification
Tabel 2. 4
Antesenden
Motif
Penggunaan Media
a. Variabel Individual b. Variabel Lingkungan
a. Kognitif b. Diversi c. Personal Identity
a. Hubungan b. Macam isi c. Hubungan dengan isi
Efek
a. Kepuasan b. Pengetahuan c. Depedensi Media
Sumber : Kriyantono, 2008: 210
35 Universitas Sumatera Utara
36
Penjelasan struktur model tersebut adalah sebagai berikut : 1. Variabel antesenden terbagi atas dua dimensi yaitu : a. Individual : dimensi ini menyajikan informasi prihal data demografis seperti usia, jenis kelamin dan faktor – faktor psikologis komunikan. b. Lingkungan : dimensi ini terdiri atas data mengenai organisasi, sistem sosial dan struktur sosial. 2. Variabel motif terbagi atas tiga dimensi yaitu : a. Kognitif : dimensi ini menyajikan informasi prihal data kebutuhan akan informasi dan surveillance atau eksplorasi realitas. b. Diversi : dimensi ini menyajikan informasi prihal data kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan. c. Personal identity : dimensi ini menyajikan prihal data tentang bagaimana penggunaan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri. 3. Variabel penggunaan media terbagi atas tiga dimensi yaitu : a. Hubungan : dimensi ini menyajikan prihal hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. b. Jenis isi media : dimensi ini menyajikan jenis media yang dipergunakan. c. Jumlah waktu : dimensi ini menyajikan jumlah waktu yang digunakan dalam menggunakan media. 4. Variabel efek terbagi menjadi tiga dimensi yaitu : a. Kepuasa : dimensi ini menyajikan informasi prihal evaluasi kemampuan media untuk memberi kepuasan. b. Pengetahuan : dimensi ini menyajikan prihal persoalan tertentu. c. Depedensi media : dimensi ini menyajikan informasi prihal ketergantungan responden pada media dan isi media untuk kebutuhannya.
36 Universitas Sumatera Utara
37
2.1.6 Minat Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan suatu kegiatan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya. Pengertian minat adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Minat merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak gerik. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Crow and crow mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dalam menjalankan fungsinya minat berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Adapun proses minat terdiri dari: a. Motif (alasan, dasar, pendorong). b. Perjuangan motif. Sebelum mengambil keputusan pada batin terdapat beberapa motif yang bersifat luhur dan rendah dan disini harus dipilih. c. Keputusan. Inilah yang sangat penting yang berisi pemilihan antara motifmotif yang ada dan meninggalkan kemungkinan yang lain, sebab tak mungkin seseorang mempunyai macam-macam keinginan pada waktu yang sama. d. Bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil (Purwanto, 1998:60). Keputusan kata hati merupakan perbuatan kemampuan untuk memilih dan mengambil keputusan dengan ciri-ciri: mempertahankan seluruh kepribadiannya, sifatnya irrasional, berlaku perseorangan dan pada suatu situasi dan timbulnya dari lubuk hati. Minat berhubungan dengan sesuatu yang menguntungkan dan dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Kesenangan merupakan minat yang sifatnya sementara. Adapun minat bersifat tetap (persistent) dan ada unsur memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan akan semakin kuat minat tersebut, sebaliknya minat akan menjadi pupus kalau tidak ada kesempatan untuk mengekspresikannya.
37 Universitas Sumatera Utara
38
Sifat-sifat dan Faktor-faktor minat: Minat memiliki sifat dan karakter khusus, sebagai berikut: 1.
Minat bersifat pribadi (individual), ada perbedaan antara minat seseorang dan orang lain.
2.
Minat menimbulkan efek diskriminatif.
3.
Erat
hubungannya
dengan
motivasi,
mempengaruhi,
dan
dipengaruhi motivasi. 4.
Minat merupakan sesuatu yang dipelajari, bukan bawaan lahir dan dapat berubah tergantung pada kebutuhan, pengalaman, dan mode.
Adapun faktor-faktor yang meliputi minat, sebagai berikut: 1.
Kebutuhan fisik, sosial, dan egoistis.
2.
Pengalaman (Jahja, 2011:63).
Menurut Super & Krites (Dewi Suhartini, 2001:25) mengklasifikasikan minat menjadi empat jenis berdasarkan bentuk pengekspresian dari minat: 1.
Expressed interest, minat yang diekspresikan melalui verbal yang menunjukkan apakah seseorang itu menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau aktivitas.
2.
Manifest Interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individu pada suatu kegiatan tertentu.
3.
Tested Interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau keterampilan dalam suatu kegiatan.
4.
Inventoried Interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat atau dasar aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan.
Menurut Umi Chulsum, dalam kamus bahasa indonesia, minat adalah keinginan yang kuat, gairah; kecendrungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan momen dari kecendrungan-kecendrungan yang terarah
38 Universitas Sumatera Utara
39
secara intensif kepada suatu objek yang dianggap penting. Pada minat ini terdapat pengenalan (kognitif), emosi (afektif) dan kemauan (konasi), baik dalam perubahan sikap maupun tindakan (Ahmadi, 2009: 65): a. Pengenalan (Kognitif) Sejak seseorang dilahirkan, sejak itu pula ia secara langsung berhubungan dengan dunia luarnya. Mulai saat itu ia meneriam stimulus atau rangsangan dari luar disamping menerima rangsangan dari dalam dirinya sendiri. Efek ini membahas bagaimana media massa dapat membantuk khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mngembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Agar ia dapat menyadari sesuatu, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi, yaitu : 1. Adanya objek yang diamati. 2. Alat indra atau reseptor yang cukup baik, yaitu merupakan alat yang menerima stimulus. 3. Untuk menyadari atau mengadakan pengamatan sesuatu diperlukan pula adanya perhatian. b. Emosi (Afektif) Perarsaan adalah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat subjektif. Afek merupakan peristiwa psikis yang dapat diartikan sebagai rasa ketegangan hebat dan kuat, yang timbul dengan tibatiba dalam waktu singkat, tidak disadari dan disertai dengan gejala jasmaniah yang hebat pula. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari pada itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, sedih, terharu, sedih, gembira, marah setelah menerima pesan dari media massa.
39 Universitas Sumatera Utara
40
c. Kemauan (Konasi) Kemauan merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia, dapat diartikan sebagai aktivitas praktis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan sesuatu tujuan. Dalam istilah sehari-hari, kemauan dapat disamakan dengan kehendak atau hasrat. Kehendak adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Dalam berfungsinya kehendak ini bertautan dengan pikiran dan perasaan. Kehendak di bagi atas: Dorongan Keinginan Kemauan Adapun ciri-ciri minat yang dapat dilihat dari uraian tersebut adalah: 1.
Minat tidak dibawa sejak lahir. Minat timbul dari perasaan senang terhadap suatu objek
2.
Minat dapat berubah-ubah (situasional dan temporer)
3.
Minat tidak berdiri sendiri, senantiasa mengandung reaksi dengan stimulus maupun objek.
4.
Objek minat itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan-kumpulan dari hal-hal tersebut.
Dari defenisi diatas, peneliti menyimpulkan bahwa minat adalah sikap yang menimbulkan perhatian, rasa ingin tahu dan hasrat untuk melakukan sesuatu dalam diri seseorang yang muncul akibat adanya objek tertentu.
2.1.7 Prambors FM Prambors sampai sekarang terus menemani kawula muda dengan programprogram seru. Prambors menyajikan hiburan musik yang terkini sesuai dengan segmentasinya. Prambors juga mengajak kawula muda untuk merasakan jadi Music Director Prambors dengan cara memilih lagu-lagu favorit mereka di www.yourdailyplaylist.com untuk jadi playlist di Prambors. Kawula muda dengan playlist paling menarik, akan diputar playlistnya di Prambors 102.2 FM. Dengan pengalaman 40 tahun (sejak 1971) tahun sebagai radio anak muda, Prambors selalu menjadi Tempat Anak Muda Mangkal. Prambors dan
40 Universitas Sumatera Utara
41
kreativitasnya tidak hanya bisa dijangkau kawula mudanya melalui radio, tapi juga melalui internet, baik melalui situs resmi Prambors (www.pramborsfm.com) ataupun melalui berbagai macam social networking anak muda seperti Twitter dan Facebook. Sarana mobile gadget seperti handphone, smartphones, ataupun notebook juga jadi salah satu sarana anak muda untuk mengakses Prambors. Prambors sudah hadir di 8 kota di Indonesia, yaitu di Prambors Jakarta, Prambors Bandung, Prambors Semarang, Prambors Solo, Prambors Yogyakarta, Prambors Surabaya, dan Prambors Makassar, Prambors Medan. Secara keseluruhan program direlay langsung dari Jakarta. Secara garis besar, hadirnya Prambors diberbagai kota memiliki program dan struktur yang sama. Adapun daerah pemasaran Prambors FM yaitu :
Prambors Jakarta: FM 102.2 MHz
Prambors Surabaya: FM 89.3 MHz
Prambors Bandung: FM 98.4 MHz
Prambors Medan: FM 97.5 MHz
Prambors Semarang: FM 102 MHz
Prambors Makassar: FM 105.1 MHz
Prambors Yogyakarta: FM 95.8 MHz
Prambors Solo: FM 99.2 MHz Meskipun penggolongan acara siaran didasarkan atas maksud dan tujuan,
namun dalam penyajiannya terdapat berbagai bentuk yang unsur-unsurnya terdiri dari kata-kata (spoken words), musik (music) dan efek suara (sound effects). Sebuah pogram siaran lazimnya dilengkapi “format clock” yang harus ditaati penyiar. Format Clock yaitu semacam diagram berupa alokasi waktu, detik demi detik atau menit demi menit, untu memutarkan lagu, iklan, dan bicara, termasuk menerima telepon dan membacakan sms yang masuk. Umumnya, siaran terdiri dari tiga elemen program itu, lagu (song), iklan (commercials break), dan waktu bicara (talk time). Ketiga elemen itu pula isi “format clock” pada umumnya.
41 Universitas Sumatera Utara
42
2.1.6.1 Program Prambors Radio Senin-Jumat Program Prambors Radio Tabel 2.5 JAM SIARAN
PROGRAM
06:00
Desta & Gina in the Morning
10:00
Siaran lokal
12:00
Siaran lokal
14:00
Siaran lokal
16:00
The Dandees
20:00
Late Night Hot 20 Countdown
22:00
Jeli
22:00
Twix Mix w/ Justin Case
42 Universitas Sumatera Utara
43
Sabtu-Minggu Program Prambors Radio Tabel. 2.6 JAM SIARAN
PROGRAM
06:00
Asia Pop 40
06:00
Prambors' Top 40 (relay)
09:00
Siaran lokal
10:00
Siaran lokal
13:00
Siaran lokal
14:00
Siaran lokal
16:00
Prambors' Top 40
17:00
Asia Pop 40 (relay)
20:00
Siaran lokal
22:00
Twix Mix w/ Justin Case
Adapun format siaran Program Hiburan Musik Prambors FM: 5.
Nama Acara Prambors Top 40 Asia Pop 40
6.
Durasi talk (Lama bicara): Reguler max: 30 detik
7.
Perbandingan bicara dan lagu: 2-1 lagu sekali bicara
8.
Frekuensi bahasa: Indonesia 80%, Inggris 20%
43 Universitas Sumatera Utara
44
9.
Materi siaran: Informasi yang diangkat seputar kuliner, traffic light, wisata, dan prestasi Indonesia.
10. Format musik : 70% (International / Worldwide best hits) 30% (Indonesia / Best of the best hits) 11. Basic content:
70% Music
15% Entertainment (Info/ News) 15% Commercial.
2.2 Kerangka Konsep Kerangka adalah hasil pemikiran rasional yang merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan menghantarkan peneliti pada perumusah hepotesa. Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang di bentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta – fakta yang diperoleh dari pengamatan. Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada hepotesis (Nawawi, 2001: 40).
Kerangka Konsep Tabel. 2.7 Antesenden
Hiburan Musik Prambors FM
Motif
Efek
44 Universitas Sumatera Utara
45
2.3 Variabel Penelitian Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dibuat operasional variable untuk mempermudah proses penelitian, yaitu sebagai berikut : Variabel Penelitian Tabel. 2.8 Variable
Indikator
1. Antesenden
a. Jenis Kelamin b. Usia c. Stambuk d. Jurusan
2. Motif
a. Kognitif b. Diversi c. Personal Identity
3.
Hiburan Musik Prambors FM
a. Waktu Siaran b. Durasi Siaran c. Jenis Musik d. Penyiar
4. Efek
a. Kepuasan b. Pengetahuan c. Ketergantungan
2.4 Defenisi Operasional Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara – cara untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu penelitian lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (singarimbun, 20011: 46). Maka definisi opersaional dalam penelitian ini adalah: 1. Antesenden : a. Jenis Kelamin : Jenis kelamin responden ( laki – laki atau perempuan) yang dijadikan sampel.
45 Universitas Sumatera Utara
46
b. Usia : Tingkatan usia dari responden. c. Stambuk : Angkatan tahun masuk mahasiswa dari Fakultas Sosial dan
Politik Universitas Sumatera Utara.
d. Jurusan : Jurusan dari Fakultas Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara . 2. Motif a. Kognitif: Dimensi ini menyajikan pengenalan responden terhadap acara Hiburan Musik Prambors FM. b. Diversi : dimensi ini menyajikan informasi prihal data kebutuhan terhadap Hiburan Musik Prambors FM. c. Personal identity : dimensi ini menyajikan prihal data tentang bagaimana penggunaan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting untuk
memicu minat
mendengar terhadap Hiburan Musik Prambors FM. 3.
Hiburan Musik Prambors FM : a. Waktu Siaran : Intensitas penayangan acara Hiburan Musik di Prambors FM dalam satu minggu. b. Durasi Siaran : Rentang waktu penayangan acara Hiburan Musik di Prambors FM. c. Jenis Musik : Jenis - jenis musik yang diputar dalam acara Hiburan Musik di Prombors FM. d. Penyiar : Gaya bahasa penyiar dalam membawa acara Hiburan Musik di Prambors FM.
4. Efek a. Kepuasan:
dimensi
ini
menyajikan informasi
prihal evaluasi
kemampuan media untuk memberi kepuasan terhadap pendengar. b. Pengetahuan : dimensi ini menyajikan prihal persoalan tertentu dimana pengetahuan pendengar terhadap Hiburan Musik Prambors FM. c. Ketergantungan : Dimensi ini menyajikan prihal ketergantungan untuk mendengar terhadap Hiburan Musik Prambors FM.
46 Universitas Sumatera Utara