BAB II URAIAN TEORITIS
2.1
Kerangka Teori Teori merupakan faktor yang paling penting dalam proses penelitian. Teori
diperlukan untuk membantu peneliti menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatian. Teori merupakan himpunan konstruk atau konsep, definisi dan proporsisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan relasi yang terjadi di antara variabel sehingga dapat mempermudah dan memperjelas peneliti dalam menganalisis suatu masalah (Kriyantono, 2010: 43). Adapun teori-teori dalam penelitian ini adalah komunikasi, komunikasi massa, persepsi, youtube, dan efek komunikasi.
2.1.1
Komunikasi Seperti yang kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk hidup dan
makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri. Dalam kehidupannya, manusia pasti bergantung dengan orang lain karena kita saling membutuhkan dalam hal apapun yaitu melalui komunikasi. Mulai dari mahasiswa berdikusi dengan dosennya, kakak yang sedang berkelahi dengan adiknya. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama dalam arti maksudnya adalah sama makna. Menurut ahli sosiologi, ahli psikologi dan ahli politik di Amerika Serikat, Carl I. Hovland yang mengatakan bahwa ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Dalam definisi khusus Carl I Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan oleh seorang komunikator kepada audiens. Untuk memahami pengertian komunikasi di atas, para ahli komunikasi sering menambahkan paradigma yang dikemukakan oleh seorang ahli komunikasi
Universitas Sumatera Utara
juga yaitu Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik dalam menjelaskan komunikasi adalah: Who, Says What, In which channel, To whom, With what effect yang dapat diterjemahkan antara lain: a.
Komunikator (Communicator, source, sender)
b.
Pesan (message)
c.
Media ( channel, media)
d.
Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)
e.
Efek (effect, impact, influence) Berdasarkan paradigma Lasswell dapat ditarik kesimpulan bahwa proses
penyampaian pesan dari komunikator dapat disampaikan melalui media dan diterima oleh komunikan atau pendengar sehingga menimbulkan efek atau perubahan sikap dari setiap orang yang menerima pesan dari komunikator. Proses komunikasi menurut Lasswell merupakan proses yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan sangat sering dijumpai pada setiap interaksi seseorang melalui sebuah media komunikasi. Komunikasi terjadi apabila komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan dan pesan yang disampaikan melalui media dapat memberikan pengaruh perubahan sikap seseorang baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif, dalam arti bahwa komunikasi dapat memberikan dampak perubahan sikap seseorang baik individu maupun per kelompok (Effendy, 2005: 10). Proses komunikasi dalam pengertiannya mengatakan
bahwa proses
penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan media dan pesan dari komunikator memberikan dampak perubahan sikap terhadap komunikan atau pendengar maupun penonton yang menerima pesan komunikator. Komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam “bahasa”
komunikasi
pernyataan dinamakan pesan (message). Orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator sedangkan orang yang menerima pesan pernyataan diberi nama komunikan (audience). Untuk lebih jelasnya, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Jika dianalisis pesan
Universitas Sumatera Utara
komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan (the content of the message), kedua lambang (symbol). Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, lambang adalah bahasa (Effendy, 2003: 28). Komunikasi juga diartikan sebagai suatu hubungan kontak antar manusia baik secara individu maupun kelompok (Effendy, 2006: 12). Komunikasi dapat diartikan sebagai hubungan untuk menyampaikan informasi kepada pendengar individu maupun khalayak untuk memberikan pengaruh positif kepada yang mendengar dan melihatnya.
2.1.2
Tujuan dan Fungsi Komunikasi Pentingnya komunikasi dalam kehidupan memiliki tujuan, sehingga dapat
diketahui untuk apa komunikasi dilakukan. Secara umum, tujuan komunikasi (Effendy, 2005: 8) ialah: 1) Mengubah sikap (to change the attitude) 2) Mengubah opini/ pendapat/ pandangan (to change the opinion) 3) Mengubah perilaku (to change the behaviour) 4) Mengubah masyarakat (to change the society) Dengan adanya komunikasi dapat membentuk sikap seseorang serta bagaimana sikap itu dapat berubah, sebab melalui proses komunikasi dapat memengaruhi tindakan seseorang, misalnya seorang anak yang memiliki sikap tidak patuh dan suka melawan kepada kedua orang tuanya, namun bisa saja anak tersebut menjadi patuh dan taat terhadap orang tuanya, karena hasil belajar dari pengalaman dalam faktor lingkungan yang menyebabkan si anak memiliki perubahan dalam sikapnya. Sama halnya dengan mengubah opini, perilaku dan mengubah masyarakat. Manusia dapat saling mengemukakan opininya dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing individu/kelompok, sehingga melalui komunikasi mereka dapat mengambil keputusan yang tepat serta mengubah perilaku mereka menjadi pribadi yang lebih baik. Namun tidak mudah untuk mengubah masyarakat, sebab perlu komunikasi yang lebih dekat dan menyeluruh seperti komunikasi penyuluhan mengenai Keluarga Berencana (KB) dalam sebuah desa,
Universitas Sumatera Utara
agar informasi-informasi mengenai hal tersebut dapat diterima seluruhnya oleh masyarakat bahwa pentingnya untuk ber-KB dalam sebuah keluarga. Begitu juga dengan kegiatan bergotong-royong di sebuah desa, dilakukan demi tercapainya hubungan yang harmonis antar penduduk desa dan menciptakan desa yang bersih nan indah. Adanya ilmu pengetahuan memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat menyebabkan mereka sadar akan fungsi sosialnya sehingga menjadi aktif dalam masyarakat. Sedangkan fungsi komunikasi menurut Harold D. Laswell (Effendy, 2003: 27) yaitu: 1) Manusia mengamati lingkungannya, baik lingkungan internal maupun eksternal untuk terhindar dari ancaman dan nilai masyarakat yang berpengaruh. 2) Terdapat korelasi unsur-unsur masyarakat dalam menanggapi lingkungannya 3) Penyebaran warisan sosial, dalam hal ini berperan sebagai pendidik dalam kehidupan rumah tangga maupun sekolah untuk meneruskan warisan sosial pada keturunan selanjutnya. Lebih singkatnya, fungsi komunikasi itu (Effendy, 2005: 8) ialah: 1) Menginformasikan (to inform) 2) Mendidik (to educate) 3) Menghibur (to entertain) 4) Mempengaruhi (to influence) Penjelasan dari fungsi-fungsi tersebut ialah komunikasi tentunya memberikan informasi mengenai sesuatu hal yang kita inginkan, sehingga kita bisa mengetahuinya. Misalnya, dalam lingkungan sekolah, seorang guru menjelaskan mengenai pelajaran kepada siswa-siswanya, sehingga dalam proses belajar mengajar tersebut para siswa menjadi tahu tentang apa yang diterangkan oleh gurunya. Dan secara langsung, guru telah mendidik sehingga memengaruhi para siswanya untuk rajin belajar, baik di rumah maupun di sekolah. Acara komedi di televisi, buku cerita lucu, perform seorang badut dan pesulap dalam sebuah pesta ulang tahun dan sebagainya, itu semua dilakukan untuk penyegaran semata dan sebagai kesenangan individu maupun kelompok.
2.2
Komunikasi Massa
Universitas Sumatera Utara
Pengertian Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa baik media cetak maupun elektronik. Dengan demikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara bersamaan dan cepat kepada audiens yang berkelompok maupun individu. Bahkan media mampu menyampaikan pesan pada waktu yang bersamaan. Josep A Devito, (dalam Nurudin, 2011: 11), mendefinisikan komunikasi yaitu, “First, mass communication is communication addressed to masses, to an extremely large audience. This does not means that the audience includes all people or everyone who reads or everyone who watches television; rather it means an audience that is large and generally rather poorly defined. Second, mass communication is perhaps most easily and most logically defined by its forms, television, radio, news paper, magazines, films, books, and tapes.” Dari kutipan di atas dapat diterjemahkan bisa berarti, “pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar
audio atau visual. Komunikasi massa
barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurutnya bentuknya; televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita.
2.2.1
Fungsi Komunikasi Massa Secara
garis
besar
pengertian
fungsi
komunikasi
massa
adalah
menyampaikan pesan melalui media massa yang digunakan. Namun secara spesifik Burhan Bungin dalam bukunya “Sosiologi Komunikasi” (2008: 79) menjelaskan beberapa fungsi dari komunikasi massa, sebagai berikut: 1.
Fungsi Pengawasan Fungsi pengawasan ini dapat berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif sebagai aktivitas preventif. Dalam hal ini ada upaya memberi reward dan punishment kepada masyarakat. Media massa dapat memberikan reward kepada masyarakat yang bermanfaat dan fungsional
Universitas Sumatera Utara
bagi anggota masyarakat lainnya, namun akan memberi punishment apabila aktivitasnya tidak bermanfaat bahkan merugikan fungsi sosial lainnya pada masyarakat. 2.
Fungsi Social Learning Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media adalah dengan melakukan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa berfungsi untuk memberikan informasi dan berita kepada masyarakat di mana
komunikasi
massa
sedang
berlangsung.
Komunikasi
massa
dimaksudkan agar proses informasi itu berlangsung efektif dan efisien dan sampai secara bersamaan di tengah-tengah masyarakat. 3.
Fungsi Penyampaian Informasi Komunikasi massa yang menggunakan media massa memiliki kegunaan utama yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada publik. Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik dapat sampai kepada masyarakat luas dalam waktu cepat sehingga fungsi informatif dapat sampai dalam waktu cepat.
4.
Fungsi Hiburan Komunikasi massa dapat digunakan sebagai media hiburan, karena komunikasi massa selalu menggunakan media massa sehingga fungsi hiburan yang ada pada media massa juga bagian dari fungsi komunikasi massa. Fungsi hiburan sebenarnya tidak lepas dari fungsi-fungsi lainnya dalam komunikasi massa.
2.2.2
Ciri-Ciri Komunikasi Massa Melalui definisi-definisi komunikasi massa tersebut, dapat diketahui ciri-
ciri komunikasi massa. Menurut Effendy setidaknya terdapat lima ciri dari komunikasi massa (Fajar, 2009: 226) adalah: 1) 2) 3) 4) 5)
Komunikasi massa berlangsung satu arah Komunikator pada komunikasi massa melembaga Pesan pada komunikasi massa bersifat umum Media massa menimbulkan keserempakan Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen
Universitas Sumatera Utara
Dalam komunikasi massa berlangsung satu arah (one-way communication) tidak terdapat arus balik atau arus balik tertunda (delayed feedback) kepada komunikator, karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Arus balik tidak dapat diketahui oleh komunikator dengan seketika, hanya dapat diketahui setelah proses komunikasi itu terjadi. Jika pun terdapat arus balik, maka hal ini jarang sekali terjadi, sehingga harus melakukan perencanaan dan persiapan.
2.2.3
Persepsi Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih,
mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita dan proses tersebut mempengaruhi perilaku (Mulyana, 2007: 179). Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa inggris perception berasal dari bahasa latin perception, dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil (Sobur, 2003: 445). Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangan dalam arti sempit ialah pandangan atau pengertian, sedangkan dalam artian luas ialah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Sobur, 2003: 445) Sementara Joseph A.Devito mendefinisikan persepsi sebagai proses yang memungkinkan kita sadar akan banyaknya yang mempengaruhi indra kita. Brian Fellows juga mendefinisikan persepsi sebagai proses yang memungkinkan kita memperoleh kesadaran menerima dan menganalisis informasi (Mulyana, 2007: 180). 2.2.1
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Persepsi Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja, tentu ada faktor-faktor yang
mempengaruhinya. David Krech dan Richard S, Crutchfield (1977) (dalam Rakhmat, 2001: 58) menyebutnya sebagai berikut : 1. Faktor Fungsional Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli tersebut. Dari sisi Krech dan
Universitas Sumatera Utara
Cruthfield merumuskan dari persepsi yang pertama yaitu: persepsi bersifat selektif. Ini berarti bahwa objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. 2. Faktor Struktural Faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Dari sisi Krech dan Cruthfield melahirkan persepsi yang kedua yaitu: medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. 3. Faktor Situasional Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal. Petunjuk prosemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik adalah beberapa dari faktor-faktor situasional yang mempengaruhi. 4. Faktor Personal Faktor personal terdiri atas pengalaman, motivasi dan kepribadian. Pengalaman bertambah melalui rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi. Sementara motivasi adalah faktor yang mempengaruhi stimuli yang akan diproses. Sedangkan kepribadian adalah ragam pola tingkah laku dan pikiran yang memiliki pola tetap yang dapat dibedakan dari orang lain yang merupakan karakteristik seorang individu.
2.3 Youtube Youtube merupakan situs video yang menyediakan berbagai informasi berupa gambar bergerak dan bisa diandalkan. Situs ini memang disediakan bagi mereka yang ingin melakukan pencarian informasi video dan menontonnya langsung. Kita juga bisa berpartisipasi mengunggah video ke server youtube dan membaginya ke seluruh dunia (Baskoro, 2009: 58). Youtube adalah sebuah situs video-sharing paling popular saat ini. Para pengguna dapat memuat, menonton dan berbagi klip video secara gratis. Ibarat sebuah pedang yang sangat tajam, sisi baiknya youtube sangat menguntungkan, sedangkan sisi lain juga dapat merugikan para pengguna.
Universitas Sumatera Utara
Youtube diprakarsai oleh tiga orang mantan pegawai perusahaan Paypal yaitu Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim. Hurley merupakan alumnus design di University Indiana Pennsylvania, sedangkan Chen dan Karim alumnus ilmu komputer di University Illinois Urbana-Champaign. Nama domain Youtube.com sendiri diaktifkan pada 15 Februari 2005 dan pada bulan-bulan berikutnya Youtube mulai dibangun. Mereka mempublikasikan preview dari website tersebut pada Mei 2005 atau 6 bulan sebelum launching secara resmi (http://www.youtube.com).Youtube merupakan penyedia video online terbesar di AS dengan market share 43% dan lebih dari 6 miliar video dilihat di bulan Januari 2009 (http://www.comscore.com). Tingginya jumlah penonton dan video di Youtube, wajar jika Youtube menjadi bagian dalam budaya internet. Kebebasan setiap orang menikmati komputer pribadi mereka tanpa intervensi dari pemerintah mampu menyajikan berita dari sudut pandang yang lebih variatif. Semua orang dapat menyiarkan kabar di Youtube. Bahkan ada beberapa berita yang hanya disiarkan lewat Youtube dikarenakan bebasnya orang untuk meng-upload video mereka sendiri. Karena tujuan utama Youtube adalah sebagai tempat bagi setiap orang (tidak peduli tingkat keahliannya) untuk meng-upload dan membagikan pengalaman mereka kepada orang lain (Yogapratama, 2009: 3). Penggunaan situs youtube terbilang cukup mudah, bahkan bagi pengguna yang bukan anggota dari pembuat youtube tersebut. Dimulai dari kita membuka situs youtube, kita akan disambut oleh halaman youtube. Halaman youtube adalah langkah pertama untuk masuk ke dalam dunia youtube dan halaman ini berisikan video-video yang sedang dilihat saat ini, video-video yang dipromosikan dan video berfitur dan iklan-iklan bagus yang jumlahnya relative sedikit. Seperti yang kita ketahui, dari banyaknya isi dari youtube yang lagi diminati audience terdapat salah satu diantaranya adalah video parody yang sering dipublikasikan pengguna ke dalam youtube dan dilihat oleh masyarakat yang berisikan hasil dari berita mengenai tingkah laku artis yang diubah menjadi sebuah hiburan.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1
Efek Komunikasi Massa Efek komunikasi massa adalah jelas dan nyata. Kita dapat melihat pada
diri kita sendiri ada tedapat beberapa persen materi pembicaraan yang kita kemukakan setiap hari berasal dari atau didasarkan pada saluran komunikasi massa(radio, televise, majalah, surat kabar, internet, buku, kaset atau CD) dan beberapa persen juga yang tidak. Materi pembicaraan yang dilakukan lebih banyak berdasarkan informasi yang didapatkan dari saluran komunikasi massa.
2.3.1.1 Jenis-Jenis Efek Efek komunikasi massa bisa dibagi menjadi beberapa bagian. Secara sederhana Keith R Stamm dan John E Bowes (1990) membagi kedua bagian besar. Pertama, efek primer yang meliputi terpaan, perhatian dan pemahaman. Kedua, efek sekunder yang meliputi perubahan tingkat kognitif(perubahan pengetahuan dan sikap) dan perubahan perilaku (menerima dan memilih)(Nurudin : 193). a)
Efek Primer Contohnya adalah bagaimana persepsi atau pendapat khalayak saat pertama kali menonton video parody tersebut dan apakah reaksi mereka saat melihat isi dari video tersebut?
b)
Efek Sekunder Contohnya adalah bagaimana persepsi dan pendapat khalayak setelah
menonton video Vicky Prasetyo dan Zaskia Ghotic berulang ulang kali?
2.3.1.2 Teori-Teori Efek Sejarah teori teori efek dimulai pada tahun 1930-an dengan munculnya motion picture(gambar bergerak) yang sampai saat ini, taksiran rentang waktu efek komunikasi massa beragam versi tetapi paling tidak dikenal tiga efek dalam komunikasi massa yaitu efek tak terbatas (unlimited effects), diikuti efek terbatas (limited effects) dan efek moderat (not so limited effects)( Nurudin : 200). Adapun rentang waktunya adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. 1930-1950 Efek Tak Terbatas 2. 1950-1970 Efek Terbatas 3. 1970-1980-an Efek Moderat Dugaan adanya efek komunikasi massa sebenarnya juga beragam. Ada sejumlah alasan yang melatarbelakanginya: (1) Jenis efek yang dipelajari telah berubah (2) Metode pelajaran yang telah berubah (3) Kondisi yang telah diubah. Sejarah awal studi tentang efek lebih cenderung melihat dari segi sikap dan perilaku.
1. Efek Tidak Terbatas Efek tidak terbatas ini bukan berarti benar tidak terbatas karena sebelumnya hanya digunakan untuk membagi rentang waktu efek komunikasi massa yang popular pada tahun 30an sampai tahun 50an. Efek ini mengatakan bahwa media massa punya efek yang besar ketika menerpa audience/penonton. Efek tak terbatas ini didasarkan pada teori atau model peluru atau jarum hipodermik. Menurut asumsi efek ini, media massa mempunyai kekuatan yang luar biasa. Inilah yang mendasari bahwa media massa mempunyai efek terbatas. Efek ini didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut: (1) Ada hubungan yang langsung antara isi pesan dengan efek yang ditimbulkan. (2) Penerima pesan tidak mempunyai sumber sosial dan psikologis untuk menolak upaya persuasif yang dilakukan media massa. Efek tak terbatas ini muncul dari perspektif psikologi dan sosiologi. Ilmu psikologi memandang individu sebagai makhluk yang tidak rasional dan dalam perilakunya secara luas dikontrol oleh instingnya. Sedangkan menurut ilmu sosiologi, masyarakat massa dianggap tidak melakukan hubungan antar personal. Adapun bukti yang memperlemah posisi efek tak terbatas ini salah satunya adalah studi yang diprakarsai oleh Hovland dan rekannya di Yale University yang menunjukkan bahwa komunikasi massa mempunyai variasi pengaruh dan bukan satu seperti yang diasumsikan efek tak terbatas.
Universitas Sumatera Utara
Efek tak terbatas masih diyakini punya pengaruh yang kuat dalam “membentuk” benak audience. Ada beberapa hal yang bisa dijadikan alasan, yaitu: a. Redundancy (pengulangan) Pengulangan sering dilakukan oleh iklan-iklan di televisi khususnya, artinya iklan itu diulang-ulang sampai tiga kali dalam durasi 30 detik. Harapan pemasang iklan itu agar iklan yag disiarkan berdampak pada diri penonton televisi dan juga tidak hanya pada tayangan iklannya, tetapi dialog yang dilakukan pemeran iklan tersebut. Pengulangan dilakukan agar terjadi efek nyata pada diri komunikan. Salah satu sisi, pengulangan menjadi bukti nyata bahwa komunikan tidak punya kekuatan untuk menolak pesan media massa sedangkan di sisi lain, media massa mempunyai kekuatan yang luar biasa. Jadi efek tak terbatas bisa terjadi karena terjadi pengulangan dalam pesan-pesan yang disebarkannya. b. Mengidentifikasi dan memfokuskan pada audience tertentu yang ditargetkan. Cara lain yang bsa dijadikan alasan munculnya efek tak terbatas adalah jika suatu media ditujukan pada sasaran tertentu dan akan merasa bahwa program yang disiarkan mewakili dirinya sehingga perlu ditiru.
2. Efek Terbatas Efek terbatas awalnya diperkenalkan oleh Joseph Klaper yang pernah menulis disertasi dan mempublikasikannya dengan judul “Pengaruh Media Massa” pada tahun 1960. Klaper menyimpulkan bahwa media massa mempunyai efek terbatas berdasarkan penelitiannya pada kasus kampanye publik, kampanye politik dan percobaan pada desain pesan yang bersifat persuasif. Dalm pandangan Klaper, hasil dari semua penelitian ini bisa dikemukakan dalam satu kesimpulan yaitu ketika media menawarkan isi yang diberitakan ternyata hanya sedikit yang bisa mengubah pandangan dan perilaku audience. Joseph Klaper dalam buku The Effect of Mass Commmuncation(1960) menunjukkan faktor psikologis dan sosial ikut berpengaruhi dalam proses
Universitas Sumatera Utara
penerimaan pesan dari media massa. Faktor tersebut antara lain proses seleksi, proses kelompok, norma kelompok dan keberadaan pemimpin opini. Ada dua alasan yang bisa dikemukakan mengapa efek terbatas bisa terjadi, yaitu rendahnya terpaan media massa dan perlawanan.
3. Efek Moderat Model efek moderat ini mempunyai implikasi positif bagi pengembangan studi media massa. Bagi para praktisi komunkasi, akan menggugah kesadaran baru bahwa sebelum sebuah pesan disiarkan perlu direncanakan dan diformat secara matang dan lebih baik. Sebab bagaimanapun juga, pesan tetap mempunyai dampak tetapi pesan juga tidak serta merta diterima audience dengan begitu saja. Artinya ada banyak variabel yang ikut mempengaruhi proses penerimaan pesan. Ini artinya efek dipunyai media massa, tetapi penerimaan efek itu juga dipengaruhi faktor lain (tingkat pendidikan, lingkungan sosial, kebutuhan, sistem nilai yang dianutnya). Jadi bisa dikatakan bahwa semakin tinggi pendidikan inividu semakin selektif untuk menerima pesan-pesan yang berasal dari media massa.
2.3.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efek Wujud efek bisa berwujud dalam tiga hal yaitu efek kognitif, efek afektif dan efek behavioral. Dalam perkembangan komunikasi saat ini, proses pengaruh tersebut tidak dapat berdiri sendiri(Nurudin : 214). Dengan kata lain, ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi proses penerimaan pesan. Ada 2 faktor utama yang bisa diperbincangkan yakni faktor individu dan faktor sosial, yaitu: a. Faktor Individu Faktor individu yang ikut berpengaruh pada proses penerimaan pesan lebih banyak dipengaruhi oleh pemikiran psikologi. Seorang psikologi akan melihat faktor pribadi sesorang ikut menentukan proses efek yang terjadi. Ada banyak faktor pribadi yang ikut mempengaruhi proses komunikasi antara lain
Universitas Sumatera Utara
selection attention, selective perception, selective retention, motivasi dan pengetahuan, kepercayaan, pendapat, nilai dan kebutuhan, pembujukan, kepribadian dan penyesuaian diri. b. Faktor Sosial Seperti yang kita ketahui kalau psikolog melihat faktor pribadi yang ikut mempengaruhi efek media massa yang terjadi diri audience lain dengan sosiolog. Sosiolog lebih melihat individu sebagai gejala sosial. Artinya, bagaimana individu tersebut berhubungan dengan orang lain. Ada faktor yang ikut mempengaruhi proses penerimaan pesan adalah umur dan jenis kelamin, pendidikan dan latihan, pekerjaan dan pendapatan, agama dan tempat tinggal.
2.3.1.4 Efek Pesan Media Massa Penelitian tentang efek pesan ini menjadi pusat perhatian berbagai pihak baik para praktisi maupun para teoretisi. Mereka berusaha untuk mencari dan menemukan media yang paling efektif untuk mempengaruhi orang banyak. Efek pesan
media
massa
meliputi
efek
kognitif,
efek
afektif
dan
efek
behavioral(Ardianto,2004 : 51). a. Efek Kognitif Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif ini membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya.
b. Efek Afektif Efek ini bisa dikatakan lebih tinggi dari efek kognitif dikarenakan tujuannya bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu dan khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah. Contohnya adalah setelah mendengar dan menonton video parodi Vicky Prasetyo dan Zaskia Ghotic, maka muncullah perasaan lucu, kesal atau emosi. Dari banyaknya perasaan yang digunakan dalam efek ini, para peneliti berhasil menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas ransangan emosional pesan media massa, yang antara lain: suasana emosional, skema
Universitas Sumatera Utara
kognitif, suasana terpaan, predisposisi individual dan identifikasi khalayak dengan tokoh dalam media massa.
c. Efek Behavioral Efek behavioral adalah akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
2.4
Kerangka Konsep Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang
bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai. Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama untuk menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti (Bungin, 2005: 57). Konsep juga merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus (Lubis, 1998: 10). Kerangka konsep dari suatu gejala sosial yang memadai diperlukan untuk menyelesaikan masalah penelitian dengan cara yang jelas dan dapat diuji, karena variabel-variabel yang penting harus didefinisikan dengan jelas (Rakhmat, 2004: 12). Adapun komponen yang digunakan dalam penelitan ini adalah: Persepsi mahasiswa FISIP USU terhadap video parodi Vicky Prasetyo dan Zaskia Ghotic karya Eka Gustiwana di Youtube. Berdasarkan komponen tersebut, maka terbentuklah suatu skema model teoritis penelitian, sebagai berikut:
Gambar 2 Kerangka Konsep
Persepsi Mahasiswa FISIP USU
Video Parodi Vicky Praseyto dan Zaskia Ghotic karya Eka Gustiwana di Youtube
Universitas Sumatera Utara
2.5 Operasional Konsep Konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Tayangan Video Parodi Vicky Prasetyo dan Zaskia Ghotic karya Eka Gustiwana di Youtube
2.
Persepsi mahasiswa FISIP USU.
3.
Karakteristik responden. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, departemen, angkatan dan frekuensi menonton. Agar konsep penelitian dapat diukur maka konsep penelitian harus
dijelaskan ke dalam konsep operasional serta dijelaskan parameter atau indikatorindikatornya. Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan, maka untuk lebih memudahkan penelitian perlu dibuat operasionalisasi konsep sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2 Konsep Operasional Konsep Operasional 1. Video Parodi Vicky Prasetyo dan
Operasionalisasi Konsep 1) Efek Kognitif
Zaskia Ghotic karya Eka Gustiwana di2) Efek Afektif Youtube
2. Persepsi Mahasiswa FISIP USU
3) Efek Behavioral
1) Faktor Fungsional 2) Faktor Struktural 3) Faktor situasional 4) Faktor Personal
3. Karakteristik Responden
1) Jenis kelamin 2) Departemen 3) Angkatan 4) Frekuensi menonton video
2.6 Definisi Operasional Definisi Operasional merupakan suatu penjabaran yang lebih lanjut mengenai konsep-konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Untuk memudahkan peneliti dalam meletakkan konsep-konsep dalam dataran operasional maka dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut: 1.
Video parodi Vicky Prasetyo dan Zaskia Ghotic a. Efek kognitif adalah pengetahuan yang diterima oleh mahasiswa mengenai video tersebut b. Efek Afektif adalah sesuatu yang dirasakan oleh mahasiswa setelah melihat video tersebut. c. Efek Behavioral adalah efek yang akan terjadi pada mahasiswa setelah menonton video tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.
Persepsi Mahasiswa FISIP USU a. Faktor Fungsional adalah karakteristik mahasiswa yang menjadi objek penelitian dalam memberikan respon setelah melihat video tersebut. b. Faktor Struktural adalah pendapat dan pemikiran mahasiswa setelah melihat isi video parodi tersebut. c. Faktor Situasional adalah reaksi mimik atau ekspresi mahasiswa terhadap video parodi tersebut. d. Faktor Personal adalah pendapat yang melatar belakangi video tersebut.
3. Karakteristik Responden a. Jenis kelamin dari mahasiswa FISIP USU, yaitu perempuan dan laki – laki. b. Departemen Program Reguler S1 yang ada di FISIP USU, yakni Administrasi Negara, Antropologi, Ilmu Komunikasi, Ilmu Politik, Kesejahteraan Sosial, Sosiologi dan Administrasi Niaga/Bisnis. c. Angkatan yaitu mahasiswa FISIP USU angkatan 2012 d. Frekuensi menonton video yaitu frekuensi mahasiswa FISIP USU yang pernah menonton video parodi
Universitas Sumatera Utara