BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Haryanto Padmantyo (2005) dalam penelitiannya berjudul : “Pengaruh Kualitas Pelayanan (Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy) Terhadap Keputusan Konsumen pada Jhonny Andrean Bandung”. Universitas Padjajaran. Jawa Barat. Tujuan penelitian adalah mengetahui seberapa besar pengaruh dimensi service quality yang terdiri dari dimensi responsiveness (tanggapan), assurance (jaminan), tangibles (tampilan fisik) adalah fasilitas fisik yang dapat dilihat dari shampoo, peralatan salon modern, sarana, dan prasarana, empathy (perhatian), reliability (keandalan) terhadap keputusan konsumen di Jhonny Andrean Kota Bandung. Metode analisis data yang digunakan dengan metode regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis regresi dapat ditarik simpulan bahwa variabel dimensi service quality yaitu responsiveness, assurance, tangible, empathy, reliability berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen pada Jhonny Andrean di Kota Bandung. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis dapat diterima, pengaruhnya yang paling besar adalah variabel responsiveness diikuti empathy, tangible, assurance, reliability terhadap keputusan konsumen. Hasilnya adalah R sebesar 0,639 menunjukkan bahwa 63,9% variabel keputusan konsumen dapat dijelaskan oleh variabel service quality yaitu responsiveness, assurance, tangible, empathy, dan reliability sedangkan 36,1% lainnya dijelaskan variabel lain yang tidak termasuk dalam model penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
B. Pengertian Keputusan Konsumen Menurut Engel (2004:31) proses keputusan konsumen merupakan hal penting yang dilakukan konsumen dalam membeli suatu produk. Bagi konsumen, proses keputusan konsumen merupakan suatu kegiatan yang penting karena dalam proses tersebut memuat berbagai langkah yang terjadi secara berurutan sebelum konsumen mengambil keputusan. Proses pengambilan keputusan konsumen sebagai berikut : 1. Pengetahuan kebutuhan Konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan atau situasi yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan. 2. Pencarian informasi Konsumen mencari informasi yang disimpan di dalam ingatan (pencarian internal) atau mendapatkan informasi yang relevan dengan keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal). 3. Evaluasi alternatif Konsumen mengevaluasi pilihan berkenan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih. 4. Pembelian Konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau mengganti yang dapat diterima bila perlu. 5. Hasil Konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kotler (2004:153) faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian sebagai berikut : a. Budaya Faktor budaya memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku. Peran budaya, sub budaya, dan kelas sosial pembeli sangatlah penting. b. Sosial Sebagai tambahan atas faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status. c. Pribadi Keputusan pembeli juga dipengaruhi karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut adalah usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. d. Psikologis Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor psikologi utama, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan pendirian.
C. Tipe – tipe Keputusan Konsumen Ada 2 (dua) macam tipe keputusan produk maupun jasa yang dibuat oleh konsumen, yaitu : 1.
Konsumen harus mengambil keputusan tentang tipe – tipe produk dan jasa yang diperlukan oleh mereka, konsumen harus mengambil keputusan tentang merek tertentu dan bagaimana cara pencapaiannya.
Universitas Sumatera Utara
2.
Keputusan konsumen disebut juga assortiment decision sedangkan jenis kedua adalah keputusan yang berkaitan dengan pasar (Market Related Decision). Keputusan yang berhubungan dengan pasar bersumber pada hubungan –
hubungan keputusan yang akan diambil dengan produk atau jasa merek khusus yang diperlukan untuk mengimplementasikan sebuah strategi pemasaran yang baik.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Menurut Kotler (1998:167) faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian sebagai berikut : 1.
Budaya Faktor budaya memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku. Peran budaya, sub budaya, dan kelas sosial pembeli sangatlah penting.
2. Sosial Sebagai tambahan atas faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status. 3. Pribadi Keputusan pembeli juga dipengaruhi karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut adalah usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Universitas Sumatera Utara
4. Psikologis Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan pendirian. Pada akhirnya, keputusan konsumen untuk membeli tetap ditentukan oleh harga dan kualitas layanan yang diterimanya. Konsumen yang puas dengan dua hal ini tak akan berpaling ke pemain baru, kecuali kalau pemain baru itu bisa memberikan kepuasan lebih atas dua hal tersebut.
E. Pengertian Kualitas Layanan Definisi kualitas layanan menurut produsen adalah kesesuaian terhadap spesifikasi, dimana produsen memberikan toleransi tertentu yang dispesifikasikan untuk dimensi-dimensi kritis dan tiap bagian yang dihasilkan. Pada bidang jasa, kualitas layanan dipertahankan dengan memenuhi standar pelayanan. Dari sudut pandang konsumen, kualitas layanan berarti nilai yaitu seberapa baik suatu produk atau jasa menyajikan tujuan yang dimaksudkan dengan tingkat harga yang bersedia dibayar oleh konsumen. Menurut Tjiptono dan Chandra (2005) kualitas layanan merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Menurut Stanton (2000), pelayanan adalah kegiatan yang dapat didefinisikan secara tersendiri yang pada hakekatnya bersifat tak teraba (intangible), yang merupakan pemenuhan kebutuhan, dan tidak harus terikat penjualan produk atau jasa lain. Pelayanan adalah merupakan tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud
Universitas Sumatera Utara
fisik) dan tidak menghasilkan sesuatu. Produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Menurut Kotler (2004:83) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri. Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering. Menurut Tjiptono (2001:165) mengemukakan bahwa kualitas layanan merupakan tingkatan kondisi baik buruknya sajian yang diberikan oleh perusahaan jasa dalam rangka memuaskan konsumen dengan cara memberikan atau menyampaikan jasa yang melebihi harapan konsumen. Jadi, penilaian konsumen terhadap kualitas pelayanan merupakan refleksi persepsi evaluatif terhadap pelayanan yang diterimanya pada waktu tertentu. Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan/konsumen. Tjiptono (2001:158) mendefinisikan kualitas menurut konteks, persepsi customer dan kebutuhan serta kemauan customer, yaitu : 1. Kualitas bergantung pada apa yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh customer.
Universitas Sumatera Utara
2. Kualitas adalah penilaian subyektif customer. Penilaian ini ditentukan oleh persepsi customer dalam melihat serta merasakan apa yang sudah didapat terhadap produk atau jasa. Jadi yang penting adalah bagaimana produk atau jasa dipersepsikan oleh customer dan kapan persepsi customer berubah. 3. Kualitas tidak dapat didefinisikan apabila tidak dikaitkan dengan suatu konteks tertentu. Kualitas adalah suatu karakteristik atau atribut daripada sesuatu. Jadi untuk mendefinisikan kualitas terlebih dahulu harus menentukan sesuatu. Sistem kualitas modern dibagi kedalam 3 (tiga) bagian : a.
Kualitas konformans, kualitas ini mengacu kepada pembuatan produk atau pemberian jasa pelayanan yang memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya pada tahap desain itu. Kualitas konformans menunjukkan tingkat sejauh mana produk yang dibuat memenuhi atau sesuai dengan spesifikasi produk.
Pada
umumnya
bagian-bagian
produksi,
perencanaan
dan
pengendalian produksi, pembelian dan pengiriman memiliki tanggung jawab utama untuk kualitas konformans itu. b.
Kualitas pemasaran dan pelayanan purna jual, berkaitan dengan tingkat sejauh mana dalam penggunaan produk itu memenuhi ketentuan dasar tentang pemasaran, pemeliharaan dan pelayanan purna jual.
c.
Kualitas desain, pada dasarnya mengacu kepada aktivitas-aktivitas yang menjamin bahwa produk baru atau produk dimodifikasi didesain sedemikian rupa untuk memenuhi keinginan dan harapan-harapan pelanggan serta secara ekonomis layak untuk diproduksi atau dikerjakan.
Universitas Sumatera Utara
Kualitas desain adalah kualitas yang direncanakan. Kualitas desain itu akan menentukan spesifikasi produk dan merupakan dasar pembuatan keputusan yang berkaitan dengan segmen pasar, spesfikasi penggunaan, serta pelayanan purna jual. Kualitas desain pada umumnya merupakan tanggung jawab dari bagian riset dan pengembangan, rekayasa proses, riset pasar (marketing research) dan bagian-bagian lain yang berkaitan. Kualitas dalam organisasi jasa tertentu bukanlah sesuatu yang mudah didefinisikan, karena hal tersebut sangat berhubungan erat dengan pandangan konsumen. Secara umum dikatakan bahwa kualitas adalah karakteristik produk/jasa, yang ditentukan oleh pemakai dan diperoleh melalui pengukuran proses serta melalui perbaikan yang berkelanjutan.
F. Dimensi Kualitas Layanan Menurut Zeithaml (2003:93), dimensi kualitas layanan dibagi menjadi lima (5), yaitu: 1.
Reliability Kemampuan untuk diandalkan dalam menunjukkan layanan yang
dijanjikan dengan tanggung jawab dan akurat kepada konsumennya. Reliability berarti perusahaan menepati apa yang dijanjikan, baik mengenai pengantaran, pemecahan masalah dan harga. 2.
Responsiveness Kesadaran atau keinginan untuk cepat bertindak membantu tamu dan
memberikan layanan yang tepat waktu. Dimensi ini menegaskan perhatian dan kecepatan waktu dalam hubungannya dengan permintaan konsumen, pertanyaan, komplain, dan masalah yang terjadi. Responsiveness juga berhubungan dengan
Universitas Sumatera Utara
pelanggan mengenai berapa lamanya waktu yang diperlukan untuk menunggu pertolongan atau bantuan, menjawab pertanyaan atau memberikan perhatian untuk masalah. 3.
Assurance Pengetahuan karyawan dan keramahtamahan, serta kemampuan karyawan
untuk menerima atau membawa kepercayaan dan kenyamanan. Ciri-ciri dari dimensi ini yaitu berkompetensi untuk memberikan layanan, sopan dan memiliki sifat hormat terhadap tamu. Dimensi ini mungkin menjadi bagian penting dari layanan dimana konsumen merasa aman (secure) dan terjamin, bahwa konsumen akan dilayani oleh karyawan yang memiliki kemampuan dan pengetahuan yang baik tentang produk atau jasa yang dijual oleh produsen. 4.
Empathy Kemampuan untuk mengerti keinginan konsumen, serta memperhatikan
emosi atau perasaan konsumen dan juga tersedianya perhatian atau atensi untuk para konsumen. Dimensi empati ini memiliki ciri-ciri: kemauan untuk melakukan pendekatan, memberikan perlindungan dan usaha untuk mengerti keinginan, kebutuhan dan perasaan tamu. Pokok dari empati adalah menyampaikan bahwa konsumen itu unik dan spesial melalui jasa pribadi atau khusus. Konsumen mengerti betapa pentingnya perusahaan menyediakan layanan untuk mereka. Para karyawan dalam perusahaan layanan yang kecil seringkali mengenal nama pelanggan dan membangun hubungan yang merefleksikan pengetahuan dari para karyawan mengenai keperluan dan pilihan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
5.
Tangibles Tangible adalah faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dari segi
visual (berhubungan dengan lingkungan fisik). Tangible yang baik akan mempengaruhi persepsi konsumen. Pada saat yang bersamaan aspek tangible ini juga merupakan salah satu sumber yang mempengaruhi harapan konsumen. Karena tangible yang baik, maka harapan konsumen menjadi lebih tinggi, penting bagi suatu perusahaan untuk memberikan impresi yang positif terhadap kualitas layanan yang diberikan tetapi tidak menyebabkan harapan konsumen yang terlalu tinggi. Hal ini meliputi lingkungan fisik seperti exterior dan interior bangunan, penampilan personel yang rapi dan menarik saat memberikan jasa. Lingkungan fisik ini merupakan gambaran dari layanan dimana konsumen baru akan menggunakannya untuk mengevaluasi kualitas. Industri layanan yang menegaskan lingkungan fisik dalam strategi layanan, termasuk layanan dimana konsumen mengunjungi perusahaan untuk mendapatkan layanan seperti di restoran, hotel, toko dan perusahaan hiburan.
G. Karakteristik Kualitas Layanan Menurut Schneider dan White (2004:6), karakteristik kualitas layanan ada tiga, (3) yaitu: 1.
Intangible (Tidak dapat diraba atau dinyatakan) Kualitas layanan bersifat intangible tidak dapat diraba karena kualitas layanan adalah hasil bukan suatu produk. Kualitas layanan tidak dapat dilihat, disentuh atau disimpan dengan kata lain kualitas layanan tidak mempunyai manifestasi fisik. Kualitas layanan dapat diproses melalui pengalaman. Dan
Universitas Sumatera Utara
lebih menghasilkan pengalaman psikologi daripada menghasilkan posesi psikologi. 2.
Heterogeneous (Beraneka ragam) Kualitas layanan bersifat heterogeneous yaitu beraneka ragam karena hasil tergantung dari perbuatan yang dijalankan oleh individual yang terlibat, dari produsen ke konsumen yang mungkin tidak mempunyai ekspektasi yang sama. Heterogeneous dapat menyebabkan layanan lebih sulit untuk diukur dan dalam melakukan kontrol kualitas untuk menjamin kualitas layanan mempunyai standar yang seragam.
3.
Indivisible atau Inseparability (Tidak dapat dibagi atau dipisahkan) Kualitas layanan bersifat Indivisible atau Inseparability karena proses produksi dan konsumsi terjadi secara serempak. Schneider and White (2004:7), menyatakan bahwa fitur yang terpenting dari inseparability dari layanan adalah perusahaan harus berjuang untuk memastikan bahwa ketika layanan sedang diproduksi produsen harus mengetahui jumlah maksimal dari pelanggan yang akan memakai layanan tersebut. Hal ini dikarenakan ada beberapa layanan dalam satu waktu layanan yang tidak terpakai tidak bisa disimpan atau dipergunakan dalam kesempatan lain.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan The Queen’s Beauty Centre Medan merupakan perusahaan swasta dan nasional yang bergerak dalam bidang jasa salon dan kecantikan. Bentuk badan usaha dari The Queen’s Beauty Centre ialah badan usaha non badan hukum yang tertuang dalam bentuk surat izin usaha pariwisata di bidang salon dan kecantikan. The Queen’s Beauty Centre di Medan merupakan perusahaan keluarga dan termasuk dalam jenis perusahaan keluarga, Famlily Business Enterprise (FBE), karena The Queen’s Beauty Centre di Medan dimiliki dan dikelola oleh keluarga pendirinya. The Queen’s Beauty Centre berdiri pada tanggal 20 Desember 2008, yang diresmikan langsung oleh Bapak H. Syamsul Arifin selaku Gubernur Sumatera Utara. Dengan bermodalkan kemampuan dan ketrampilan, serta didasari adanya koneksi di dalam bidang tata rambut dan kecantikan, maka The Queen’s Beauty Centre merintis usaha ini yang terletak pertama kali Jln. Bambu II No. 22A Medan. Berkat kerja keras dan komitmen, serta usaha akhirnya bisnis ini membuahkan hasil, ternyata The Queen’s Beauty Centre cukup banyak diminati oleh masyarakat Medan. Akhirnya pada tahun 2009 The Queen’s Beauty Centre mulai berkembang sampai sekarang dan lebih dikenal sebagai The Queen’s Beauty Centre. Untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus bertambah dan tersebar hampir di seluruh Medan, sampai saat ini The Queen’s Beauty Centre belum membuka cabang di Medan.
Universitas Sumatera Utara
B. The Queen’s Beauty Centre sebagai Perusahaan Keluarga The Queen’s Beauty Centre Medan termasuk sebagai perusahaan keluarga karena bisnis salon tersebut dimiliki dan dikelola oleh tiap anggota keluarga. 1. Karakteristik The Queen’s Beauty Centre Medan sebagai Perusahaan Keluarga, terdapat beberapa karakteristik The Queen’s Beauty Centre sehingga termasuk dalam perusahaan keluarga, yaitu: a. Keterlibatan anggota keluarga anggota keluarga dilibatkan dalam pendirian The Queen’s Beauty Centre itu sendiri. b. Lingkungan pembelajaran yang saling berbagi Lingkungan pembelajaran untuk saling berbagi terdapat dalam berbagai kesempatan, misalnya ketika ada pertemuan keluarga, maka sedikit banyak pasti ada pembicaraan yang bertopik usaha salon yang sedang mereka jalani. Hal ini mempengaruhi jiwa bisnis mereka dan kurva pembelajaran menjadi lebih cepat. c. Kekuatan emosi Pemilik The Queen’s Beauty Centre yang memiliki sebuah ikatan keluarga, memiliki komitmen jangka panjang terhadap bisnisnya, dan cenderung loyal terhadap visi, misi, dan nilai-nilai.
C. Struktur Organisasi The Queen’s Beauty Centre saat ini dikelola oleh keluarga. Pemilik memiliki kedudukan sebagai Manajer, dimana seluruh karyawan bertanggung jawab langsung kepada Manajer, dan Manajer bertanggung jawab kepada The Queen’s Beauty Centre selaku pemilik tunggal The Queen’s Beauty Centre pusat.
Universitas Sumatera Utara
STRUKTUR ORGANISASI Presiden Komisaris (PresKom)
Direktur Utama Pengawas
Direktur Keuangan
Direktur Operasional
Manager Keuangan
Manager Operasional
Keuangan
Akuntan si
Petugas Counter
Kasir
Pengolahan Data
Petugas Counter
Direktur SDM
Supervisor Butik
Supervisor Kafe
Manager Umum/Personalia
Umum Petugas Counter
Supervisor Skin Care
Personalia
Supervisor Salon
Gambar 3.1 The Queen’s Beauty Centre Medan Sumber : Data The Queen’s Beauty Centre Medan (2010)
30 Universitas Sumatera Utara
D. Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab Adapun pembagian tugas dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi The Queen’s Beauty Centre Medan adalah sebagai berikut : 1. Presiden Komisaris (Pemegang Saham ) Tugas dan Wewenang Presiden Komisaris adalah : a. Mengangkat dan memberhentikan Direktur Utama b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penanggungan modal atas aset perusahaan dalam mencapai tujuan. c. Mengawasi Direktur Utama dalam melaksanakan tugas yang telah dibebankan kepadanya oleh pemegang saham. 2. Direktur Utama Bertanggung jawab kepada Pemegang Saham atau Presiden Komisaris 3. Pengawas Bertugas memantau dan mengawasi seluruh kegiatan dan kinerja seluruh bagian dan mengawasi seluruh perkembangan tentang perusahaan 4. Direktur Keuangan Bertanggung jawab kedalam kepada Direktur Utama, keluar kepada Pemegang saham dan Direktur Utama yang mengelola bidang pengadaan, keuangan dan akuntansi. 5. Direktur Operasional Bertanggung jawab dalam mengelola bidang, produksi, teknik, teknologi, pengolahan dan sarana lainnya yang berkaitan dengan fungsinya.
Universitas Sumatera Utara
6. Direktur SDM Bertanggung jawab kedalam Direktur Utama, yang mengelola bidang pembinaan dan pengembangan SDM, masalah hubungan antara kerja dan sosial. 7. Manager Operasional Berfungsi sebagai pembantu yang berhubungan administrasi dan operasional perusahaan. 8. Manager Keuangan Berfungsi sebagai mengelolah keuangan, pemasaran dan pengadaan serta memberikan saran-saran perbaikan. 9. Manager Umum dan Personalia Membantu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang mencakup kegiatan administrasi karyawan, pemenuhan sosial dan kesejahteraan serta hubungan antarkerja. Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam pengembangan sumber Daya Manusia yang mencakup kegiatan pendidikan dan latihan, keselamatan dan kesehatan kerja dan pelayanan kesehatan. 10. Keuangan Membantu Manager Keuangan dalam menyelenggarakan pengadaan sumber dan penggunaan dana. 11. Bagian Pengadaan Membantu
bagian
Keuangan
dalam
merencanakan
dan
mengawasi
pelaksanaan pengadaan barang-barang.
Universitas Sumatera Utara
12. Bagian Akuntansi Membantu bagian Keuangan dalam menyelenggarakan pengembangan manajemen dibidang akuntansi manajemen, verifikasi serta informasi dan kelengkapan pendukungnya.
E. Jasa yang ditawarkan The Queen’s Beauty Centre Medan Ada beberapa hal yang akan dibahas dalam aspek pemasaran, antara lain: a. Product Jasa-jasa yang ditawarkan The Queen’s Beauty Centre Medan adalah: 1. Cutting 2. Coloring 3. Blow & Styling 4. Make Up 5. Permanent Wave 6. Ion 7. Creambath 8. Manicure Pedicure 9. Facial 10. Reflexi 11. Hair Extinction 12. Mask 13. Spa b. Price
Universitas Sumatera Utara
Harga yang ditetapkan oleh tiap The Queen’s Beauty Centre Medan berbeda. Penetapan harga berdasarkan letak atau posisi, kondisi perekonomian daerah sekitar The Queen’s Beauty Centre Medan tersebut berada. Harga yang berlaku di The Queen’s Beauty Centre Medan dibagi menjadi 3, yaitu: tarif premium, tarif standar, dan tarif ekonomi. Tarif premium, tarif standar, dan tarif ekonomi diberlakukan di The Queen’s Beauty Centre Medan pusat. c. Place The Queen’s Beauty Centre Medan, yang berlokasi di Jln. Bambu II No. 22A Medan yang merupakan daerah bisnis yang cukup strategis untuk mengembangkan usaha ini serta mampu bersaing dengan kompetitor yang ada didaerah itu. d. Promotion The Queen’s Beauty Centre Medan melakukan promosi melalui koran, The Queen’s Beauty Centre Medan ingin melakukan promosi dengan cara independen, tetapi biasanya manajer yang ingin melakukan promosi akan konfirm ke pemilik yang ingin melakukan promosi, untuk menekan biaya promosi. Namun promosi yang dilakukan The Queen’s Beauty Centre Medan tidak terjadwal secara pasti. Dalam arti, The Queen’s Beauty Centre Medan tidak melakukan promosi 1 bulan sekali atau 2 bulan sekali. The Queen’s Beauty Centre Medan lebih mengutamakan promosi lewat koran jika ada jasa atau peralatan baru yang dapat menciptakan trend terbaru, seperti keriting botol yang pertama kali dipopulerkan di Medan oleh The Queen’s Beauty Centre. Nama The Queen’s Beauty Centre Medan sedemikian besar saat ini juga tak lain karena promosi dari mulut ke mulut (world of mouth) yang dilakukan oleh konsumennya. The Queen’s Beauty Centre
Universitas Sumatera Utara
Medan yang lain, misalnya paket murah keriting ion dan masker dengan harga yang miring. The Queen’s Beauty Centre juga melakukan promosi berupa kartu member dengan sistem ”paket” terhadap jasa-jasa yang ditawarkan The Queen’s Beauty Centre dengan strategi 10 jasa gratis 2. Dengan kartu member ini, setiap kali konsumen datang dan menggunakan jasa, konsumen tinggal menyebutkan nama, sehingga ia hanya memberi paraf dan tanggal kapan ia melakukan transaksi (jasa) dengan catatan pelunasan pembayaran dilakukan di depan, dengan catatan member yang berlaku di The Queen’s Beauty Centre.
Universitas Sumatera Utara