BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal- hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya (Arikunto, 2002: 92). Jelas sekali tampak bahwa kedudukan kerangka teori ini penting dalam melaksanakan sebuah penelitian. Fungsi teori dalam penelitian adalah membantu peneliti menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah
himpunan
konstruk
(konsep),
definisi
dan
proposisi
yang
mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Kriyantono, 2007:45). Adapun teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah:
2.1.1 Komunikasi 2.1.1.1 Definisi Komunikasi Pengertian komunikasi secara etimologis atau menurut asal katanya berasal dari Bahasa Latin communicatio dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Communis artinya disini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Jadi komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung, dengan kata lain perkataan, hubungan antara mereka itu bersifat komunikatif (Effendy, 2004: 4). Kegiatan komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ideatau gagasan. Secara sederhana kegiatan komunikasi dipahami sebagai kegiatan penyampaian atau penerimaan pesan atau ide dari satu pihak ke pihak lain dengan tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan atas ide yang dipertukarkan
9
10
tersebut. Menurut Everett. M. Rogers dan Lawrence Kincaid ( dalam Fajar, 2009 : 30) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam. Ada begitu banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli dari berbagai sudut pandang mereka masing-masing. Menurut Carl I. Hovland (dalam Mulyana, 2008: 68) komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah prilaku orang lain (komunikan). Definisi Hovland tersebut menunjukkan bahwa komunikasi bukan hanya proses penyampaian informasi, tetapi komunikasi juga merupakan proses pembentukan pendapat khalayak atau masyarakat dan untuk mengubah perilaku mereka. Di dalam menyampaikan informasi kepada khalayak diperlukan komunikasi yang komunikatif, sehingga dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku khalayak yang menerima informasi tersebut. Agar dapat memahami lebih dalam mengenai proses komunikasi, Harold D Laswell (dalam Effendy, 2006 : 10) mengatakan bahwa cara terbaik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut: “who, says what, in which channel, to whom, with what effect ?”. Jadi Harold D Laswell menyimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu Banyak definisi komunikasi yang dikemukakan para ahli, tetapi dari sekian banyak definisi para ahli dapat disimpulkan secara lengkap dengan menampilkan maknanya yang hakiki yaitu komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media. Melalui definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi memiliki tujuan yakni memberi tahu atau mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion), atau perilaku (behavior) (Effendy, 2004 : 5).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
2.1.1.2 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Pentingnya komunikasi dalam kehidupan memiliki tujuan, sehingga dapat diketahui untuk apa komunikasi dilakukan. Secara umum, tujuan komunikasi (Effendy, 2003: 55) ialah: 1) Mengubah sikap (to change the attitude) 2) Mengubah opini/ pendapat/ pandangan (to change the opinion) 3) Mengubah perilaku (to change the behaviour) 4) Mengubah masyarakat (to change the society). Komunikasi dapat membentuk sikap seseorang serta bagaimana sikap itu dapat berubah, sebab melalui proses komunikasi dapat memengaruhi tindakan seseorang, misalnya seorang anak yang memiliki sikap tidak patuh dan suka melawan kepada kedua orang tuanya, namun bisa saja anak tersebut menjadi patuh dan taat terhadap orang tuanya, karena hasil belajar dari pengalaman dalam faktor lingkungan yang menyebabkan si anak memiliki perubahan dalam sikapnya (Effendy, 2002: 25). Sedangkan fungsi komunikasi menurut Harold D. Laswell (Effendy, 2002: 27) yaitu: 1) Manusia mengamati lingkungannya, baik lingkungan internal maupun eksternal untuk terhindar dari ancaman dan nilai masyarakat yang berpengaruh. 2) Terdapat
korelasi
unsur-unsur
masyarakat
dalam
menanggapi
lingkungannya 3) Penyebaran warisan sosial, dalam hal ini berperan sebagai pendidik dalam kehidupan rumah tangga maupun sekolah untuk meneruskan warisan sosial pada keturunan selanjutnya.Lebih singkatnya, fungsi komunikasi itu (Effendy, 2003 : 55) ialah: 1) 2) 3) 4)
Menginformasikan (to inform) Mendidik (to educate) Menghibur (to entertain) Mempengaruhi (to influence) Penjelasan dari fungsi-fungsi tersebut ialah komunikasi tentunya
memberikan informasi mengenai sesuatu hal yang kita inginkan, sehingga kita bisa mengetahuinya. Misalnya, di lingkungan sekolah, seorang guru menjelaskan mengenai pelajaran kepada murid-muridnya, sehingga dalam proses belajar mengajar tersebut para murid menjadi tahu tentang apa yang diterangkan oleh UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
gurunya. Secara langsung, guru telah mendidik sehingga memengaruhi para siswanya untuk rajin belajar, baik di rumah maupun di sekolah. Tujuan dan fungsi komunikasi tersebut memberi pengertian betapa komunikasi sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya dengan kedua penyiar program siaran Radio Prambors Desta and Gina In The Morning menjalankan fungsi komunikasi dalam hal menginformasikan berita-berita terbaruserta menjalankan fungsi menghibur masyarakat luas dengan menggunakan media massa.
2.1.2 Komunikasi Massa 2.1.2.1 Definisi Komunikasi Massa Joseph A. DeVito (dalam Ardianto, 2004 : 6) merumuskan definisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa, serta tentang media yang digunakannya. Ia mengemukakannya dalam dua item, pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan visual. Maka, dapat diartikan bahwa komunikasi massa adalah penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan. Pembaca surat kabar, pendengar radio, penonton televisi dan film, tidak tampak oleh si komunikator. Dengan demikian, maka jelaslah bahwa komunikasi massa atau komunikasi melalui media massa sifatnya “satu arah” (one way traffic) (Effendy, 2003:50).
2.1.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa Adapun karakteristik yang dimiliki oleh komunikasi massa antara lain adalah (dalam Ardianto, 2004:7-8) : 1. Komunikator Terlembagakan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
Komunikasi massa melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi kompleks, maka proses pemberian pesan yang diberikan oleh komunikator harus bersifat sistematis dan terperinci. 2. Pesan Bersifat Umum. Pesan dapat berupa fakta, peristiwa ataupun opini. Namun tidak semua fakta atau peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik. 3.
Komunikannya yang Anonim dan Heterogen. Komunikan yang dimiliki komunikasi massa adalah anonim (tidak dikenal) danheterogen (terdiri dari berbagai unsur).
4.
Media Massa Menimbulkan Keserempakan. Media massa itu adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.
5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa yang digunakan. Di dalam komunikasi antarpersonal, yang menentukan efektivitas komunikasi bukanlah struktur, tetapi aspek hubungan manusia, bukan pada “apanya“tetapi “bagaimana“, Sedangkan pada komunikasi massa menekankan pada “apanya”. 6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog. Dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah. 7. Stimulasi Alat Indra “ Terbatas “. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat, pada media radio khalayak hanya mendengarkan, sedangkan pada media televisi dan film kita menggunakan indra pengelihatan dan pendengaran. 8. Umpan Balik Tertunda ( Delayed)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
Hal ini dikarenakan oleh jarak komunikator dengan komunikan yang berjauhan dan katakter komunikan yang anonim dan heterogen.
2.1.2.3 Unsur-unsur Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian maka unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah komunikator, media massa, informasi, gatekeeper, khalayak dan umpan balik: a.
Komunikator dalam komunikasi massa adalah : 1.
Pihak yang mengandalkan media massa dengan teknologi telematika modern sehingga dalam menyebarkan suatu informasi akan cepat ditangkap oleh publik.
2.
Komunikator dalam penyebaran informasi mencoba berbagi informasi, pemahaman, wawasan dan solusi-solusi dengan jutaan massa yang tersebar dimana pun tanpa diketahui dengan kejelasan keberadaan mereka.
3.
Komunikator juga berperan sebagai sumber pemberitaan yang mewakili intuisi formal yang sifatnya mencari keuntungan dari penyebaran informasi itu.
b.
Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaram informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula.
c.
Informasi massa adalah informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi, dengan kata lain maka informasi massa adalah milik publik bukan ditujuakan kepada individu masing masing.
d.
Gatekeeper adalah penyeleksi informasi. Komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang dalam organisasi media massa (seperti wartawan, desk surat kabar, editor dan sebagainya) yang akan menyeleksi informasi yang akan atau tidak disiarkan. Mereka juga memiliki wewenang untuk memperluas, membatasi informasi yang akan disiarkan tersebut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15
e.
Khalayak adalah massa yang menerima informasi massa yang disebarkan oleh media massa, mereka ini terdiri dari publik pendengar atau pemirsa sebuah media massa.
f.
Umpan balik dalam komunikasi massa umumnya bersifat tertunda. Akan tetapi konsep umpan balik tertunda dalam komunikasi massa ini telah dikoreksi karena semakin majunya media teknologi, maka proses penundaan umpan balik menjadi sangat tradisional. Saat ini media massa juga telah melakukan berbagai komunikasi interaktif antara komunikator dan publik, dengan demikian maka sifat umpan balik yang tertunda ini sudah mulai ditinggalkan seirama dengan perkembangan teknologi telepon dan internet serta berbagai teknologi media yang mengikutinya (Bungin, 2006: 71-73).
2.1.2.4 Fungsi Komunikasi Massa Adapun fungsi dari komunikasi massa adalah : a.
Fungsi Pengawasan Media massa merupakan sebuah medium dimana dapat digunakan untuk pengawasan terhadap aktivitas masyarakat pada umumnya. Fungsi pengawasan ini bisa berupa peringatan dan control sosial maupun kegiatan persuasif. Media massa dapat memberikan penghargaan/reward kepada masyarakat yang bermanfaat dan fungsional bagi anggota masyarakat lainnya namun sebagainya akan memberikan hukuman/punishmentapabila aktivitasnya tidak bermanfaat bahkan merugikan fungsi-fungsi sosial lainnya di masyarakat.
b.
Fungsi Social Learning Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat dimana
komunikasi
massa
itu
berlangsung.
Komunikasi
massa
dimaksudkan agar proses pencerahan itu berlangsung efektif dan efisien dan menyebar secara bersamaan di masyarakat secara luas. c.
Fungsi Penyampaian Informasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga fungsi informatif dapat tercapai dalam waktu cepat dan singkat. d.
Fungsi Transformasi Budaya Fungsi ini lebih ditekankan kepda tugasnya yang besar sebagai bagian dari budaya global.Sebagaimana diketahui bahwa perubahan-perubahan budaya yang disebabkan karena perkembangan telematka menjadi perhatian utama semua masyarakat di dunia karena selain dapat dimanfaatkan utnuk pendidikan juga dapat dipergunakan untuk fungsi-fungsi lainnya seperti politik, perdagangan, agama, hukum, militer dan sebagainya. Jadi, tidak dapat dihindari bahwa komunikasi maasa memainkan peran penting dalam proses ini.
e.
Hiburan Komunikasi massa juga digunakan sebagai hiburan terutama karena komunikasi massa menggunakan media massa jadi fungsi-fungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa.
f.
Komunikasi Massa Sebagai Sistem Sosial Sistem sosial komunikasi massa yang digabungkan dengan berbagai komponen, membentuk sebuah sistem sosial yang berkembang, solid, mengalami pergerakan-pergerakan internal diantara anggota sistem, berevolusi dan akhirnya melahirkan sistem-sistem sosial yang baru dan lebih tangguh dan lebih sempurna. Bahkan apabila pergerakan internal membuat kerusakan pada sistem sosial yang tidak dapat diatasi , maka bisa jadi sistem sosial lama dalam sistem komunikasi massa akan hancur dan mati sama sekali (Bungin, 2006: 79- 85).
2.1.3 Radio 2.1.3.1 Sejarah Radio Sebelum tahun 1950-an ketika televisi menyedot banyak perhatian khalayak radio siaran, banyak orang memperkirakan bahwa radio siaran berada diambang kematian. Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaannya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan media lainnya.Radio telah beradaptasi dengan
perubahan
dunia
dengan
mengembangkan
hubungan
saling
menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya(Cangara, 1998:139). Radio mendapat julukan sebagai kekuasaan kelima (the fifth estate) setelah pers/surat kabar dianggap sebagai kekuasaan keempat.Televsi lebih sempurna dibandingkan dengan radio yang sifatnya hanya dapat didengar, sedangkan radio dapat dilihat dan didengar. Tetapi walaupun televisi melebihi radio dan umurnya lebih tua, sampai sekarang belum pernah diberi julukan “the sixth estate” (Effendy, 2003 : 137). 2.1.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Radio Radio memiliki beberapa keunggulan yaitu (dalam Fajar, 2009: 208): a.
Radio mempunyai suatu keuntungan yang unik, dibanding dengan media lain, yakni dari kecepatannya, terutama mengenai penyebaran atau penyiaran-penyiaran berita-berita.
b.
Pendengar-pendengar radio dapat membentuk dirinya sebagai suatu kelompok,
karena
secara
secara
serentak
para
pendengar
itu
menggabungkan diri dalam mendengarkan materi yang sama. Kemudian kelompok tersebut dapat mengembangkan dan memperkuat pendapat yang dikemukakan daripada khalayak itu. c.
Keunikan radio masih dapat ditambah lagi bahwa radio tidak mengenal rintangan geografis, seperti pada surat kabar atau film. Radio dapat diterima di mana saja, sehingga khalayak yang dicakup jauh lebih besar dibanding dengan surat kabar dan film.
d.
Kelebihan lainnya dari radio ialah bahwa ia dapat diterima oleh baik yang berpendidikan tinggi maupun oleh yang berpendidikan rendah. Hal tersebut tidak mengherankan karena radio dalam hal ini, dibanding dengan surat kabar, lebih banyak memberikan hiburan. Di samping kelebihan-kelebihannya, radio pun mempunyai kekurangan-
kekurangan yaitu bersifat einmalig atau sekali jalan.Ini berarti sekali pemberitaan itu disiarkan berarti sudah hilang dan tak dapat didengar lagi. Di samping itu juga terikat oleh waktu, artinya sekali aspek itu diucapkan berarti
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
sudah lepas dari sumbernya,dan tidak dapat dikoreksi lagi,serta mempunyai waktu-waktu tertentu dalam penyiarannya (Fajar, 2009: 209). 2.1.3.3 Karakteristik Radio Siaran Radio siaran memiliki cara tersendiri yang disebut dengan radio siaran style atau gaya radio siaran. Gaya radio siaran ini disebabkan oleh sifat radio siaran yang mencakup: 1.
Imajinatif. Karena hanya indra pendengaran yang digunakan oleh khalayak dan pesannya pun selintas, maka radio siaran dapat mengajak komunikannya untuk berimajiansi. Dengan kata lain, pendengar radio siaran bersifat imajinatif. Imajinasi pendengar akan semakin intensif dalam acara sandiwara radio siaran karena dalam sandiwara radio siaran suasana dibuat sedemikian rupa agar menyerupai keadaan yang sesungguhnya.
2.
Auditori. Sifat auditori itu sebagai konsekuensi dari radio siaran untuk didengar. Kemampuan mendengar manusia itu terbatas, maka pesan komunikasi melalui radio siaran diterima dengan selintas. Pendengar tidak akan mendengar kembali informasi yang tidak jelas diterimanya, karena ia tidak bisa meminta kepada penyiar untuk mengulang kembali informasi tersebut, kecuali ia merekamnya, atau apabila pendengar menemukan istilah yang tidak dapat dimengerti, selama ia mencari arti istilah tersebut, ia akan kehilangan informasi berikutnya.
3.
Akrab. Sifat radio siaran yang lainnya adalah akrab, intim. Sebagaimana kita lakukan sehari-hari, kita jarang mendengarkan acara radio siaran secara khusus duduk dan telinga kita didekatkan pada pesawat radio siaran. Pada umunya kita mendengarkan radio siaran sambil mengerjakan pekerjaan lainnya. Seorang penyiar radio seolah-olah berada di mana saja pendengarnya berada, maka dengan akrab dan cekatan ia menyajikan acara-acara yang bervariasi, mulai dari acara yang informatif sampai acara hiburan yang menggembirakan.
4.
Gaya percakapan. Sebagaimana dikemukakan diatas, komunikator radio siaran seolah-olah menemani pendengarnya dimana pun berada. Sekalipun pesannya didengar oleh ribuan orang, tapi pendengar berada di tempat yang terpisahkan dan bersifat pribadi. Dengan demikian materi siaran kata
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
radio siaran bergaya percakapan (conversational style). Karakteristik radio siaran
perlu
menyampaikan komunikator
dipahami pesan dapat
komunikator dengan
melakukan
agar
menggunakan penyesuaian,
dalam media
menyusun radio
sehingga
dan
siaran,
komunikasi
mencapai sasaran (Ardianto, 2004 : 123-124).
2.1.3.4 Program Radio Program radio harus dikemas sedemikian rupa agar menarik perhatian dan dapat diikuti banyak orang.Jumlah stasiun radio yang semakin banyak mengharuskan pengelola stasiun untuk semakin jeli membidik audiennya. Setiap produksi program harus mengacu pada kebutuhan audien yang menjadi target stasiun radio. Hal inilah yang pada akhirnya menentukan format stasiun penyiaran yang harus dipilih (Morissan, 2008: 220) Pringle-Starr-McCavitt(dalam Morrisan, 2008: 220) menjelaskan bahwa program sebagian besar stasiun radio didominasi oleh satu elemen isi atau suara yang utama yang dikenal dengan format. Format adalah penyajian program dan musik yang memiliki ciri-ciri tertentu oleh stasiun radio. Secara lebih sederhana dapat dikatakan format stasiun penyiaran atau format siaran radio dapat didefinisikan sebagai upaya pengelola stasiun radio untuk memproduksi program siaran yang dapat memenuhi kebutuhan audiennya. Setiap program siaran harus mengacu pada pilhan format siaran tertentu seiring semakin banyaknya stasiun penyiaran dan semakin tersegmennya audien. Format siaran diwujudkan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar tentang apa, untuk siapa, dan bagaimana proses pengolahan suatu siaran sehingga dapat diterima audien. Ruang lingkup format siaran tidak saja menentukan bagaimana mengelola program siaran (programming) tetapi juga bagaimana memasarkan program siaran itu (marketing) (Morissan, 2008: 220). Tujuan penentuan format siaran adalah untuk memenuhi sasaran khalayak secara spesifik dan untuk kesiapan berkompetisi dengan media lainnya di suatu lokasi siaran. Format siaran lahir dan berkembang seiring dengan tuntutan spesialisasi siaran akibat maraknya pendirian stasiun radio. Format siaran dapat ditentukan dari berbagai aspek, misalnya aspek demografis audien
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
seperti kelompok umur, jenis kelamin, profesi, hingga geografi. Berdasarkan pembagian tersebut, maka muncullah stasiun penyiaran berdasarkan kebutuhan kelompok tersebut (Morissan, 2008: 221). Menurut Joseph Dominick (dalam Morissan, 2008: 221) format stasiun penyiaran radio ketika diterjemahkan dalam kegiatan siaran harus tampil dalam empat wilayah yaitu : 1. Kepribadian penyiar dan reporter. 2. Pilihan musik dan lagu 3. Pilihan musik dan gaya bertutur (talk) 4. Spot atau kemasan iklan, jingle dan bentuk-bentuk promosi acara radio lainnya. 2.1.3.5 Khalayak Radio Khalayak adalah masyarakat yang menggunakan media massa sebagai sumber pemenuhan kebutuhan bermedianya. Riset khalayak adalah upaya untuk mencari data tentang khalayak sebagai pengguna media massa. Data yang dicari melalui riset khalayak dikelommpokkan ke dalam audience profile (profil khalayak), media exposure (terpaan media), audience rating (peringkat khalayak) dan efek komunikasi bermedia (Ardianto, 2004: 163). a.
Audience Profil (Profil Khalayak) Profil khalayak nencakup variabel-variabel: jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pendapatan, kedudukan/jabatan dan pemilikan media. Dari data tersebut dapat diketahui gambaran khalayak suatu media massa atau khalayak suatu acara tertentu. Dari berbagai variabel dalam profil khalayak ini dapat dikorelasikan dengan variabel-variabel lainnya sesuai dengan kepentingan riset sehingga tujuan riset dapat dicapai.
b.
Media Exposure (Terpaan Media) Terpaan media berusaha mencari data khalayak tentang penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan (longevitiy). Penggunaan jenis media meliputi media audio, audiovisual, media cetak, kombinasi medi audio dan media audiovisual, media audio dan media cetak, media audiovisual dan media cetak, serta media audio, audiovisual dan media cetak. Frekuensi penggunaan media mengumpulkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
data khalayak tentang berapa kali sehari seseorang menggunakan media dalam satu minggu (untuk meneliti program harian); berapa kali seminggu seseorang menggunakan dalam satu bulan (untuk progam mingguan dan tengah bulanan); serta berapa kali sebulan seseorang menggunakan media dalam satu tahun ( untuk program bulanan). Dari ketiga pola tersebut yang sering dilakukan adalah pengukuran frekuensi program harian (berapa kali dalam seminggu), sedangkan pengukuran variabel durasi pengunaan media menghitung berapa lama khalayak bergabung dengan suatu media (berapa jam sehari); atau berapa lama (menit) khalayak mengikuti suatu program (audience’s share on program). c.
Audience Rating (Peringkat Khalayak). Peringkat khalayak digunakan untuk mengetahui persepsi khalayak terhadap jenis media, jenis informasi, format acara dan komunikator yang menjadi favorit khalayak. Peringkat khalayak sangat baik dilakukan untuk mencari informasi yang paling dibutuhkan khalayak, media yang sering digunakan khalayak, format acara yang paling disenangi khalayak dan komunikator (seperti penyiar radio, atau pembawa acara di televisi) yang paling bagus dalam menyampaikan pesan-pesan.
d.
Efek Media Penelitian efek media massa terhadap khalayak bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kehadiran suatu media atau proses penyampaian pesan memengaruhi khalayak dalam berfikir, bersikap, dan berperilaku. Penelitan efek ini juga digunakan untuk mengetahui sejauhmana perubahan sosial terjadi, karena kehadiran media atau karena pesan media massa. Pada akhirnya dari data tentang khalayak tersebut, kita akan tahu profil khalayak, informasi yang dibutuhkan khalayak, teknik penyampaian pesan yang paling efektif, serta efek dan komunikasi bermedia (Ardianto, 2004: 164).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
2.1.4 Teori Uses and Gratification Sejarah perkembanngan teori uses and gratification dimulai pada tahun 1940-an ketika sejumlah peneliti mencoba mencari tahu motif yang melatarbelakangi audien mendengarkan radio dan membaca surat kabar. Mereka meneliti siaran radio dan mencari tahu mengapa orang tertarik terhadap program yang disiarkan (Morissan, 2010: 268). Herta Herzog (dalam Morissan, 2010: 268) dipandang sebagai orang pertama yang mengawali riset penggunaan dan kepuasan ini. Ia mencoba mengelompokkan berbagai alasan mengapa orang memilih media. Herzog mempelajari keinginan dan kebutuhan audien terhadap pilihan media. Penelitian Herzog merupakan langkah penting dalam perkembangan teori penggunaan dan kepuasan karenaia merupakan orang pertama yang memberikan penjelasan yang mendalam mengenai kepuasan media. Untuk memahami mengapa individu menggunakan media, Harold D. Laswell (dalam Morissan, 2010: 269) mengemukakan tiga fungsi utama media terhadap masyarakat: a. Media berfungsi untuk memberitahu audien mengenai apa yang terjadi di sekitar mereka. b. Melalui pandangan yang diberikan media terhdap berbagai hal yang terjadi maka audien dapat memahami lingkungan sekitarnya secara lebih akurat. c. Pesan media berfungsi menyampaikan tradisi dan nilai-nilai sosial kepada generasi audien selanjuntya. Teori penggunaan dan kepuasan disebut sebagai salah satu teori paling popular dalam studi komunikasi massa. Teori ini mengajukan gagasan bahwa perbedaan
individu
menyebabkan
audien
mencari,
menggunakan
dan
memberikan tanggapan terhadap isi media secara berbeda-beda yang disebabkan berbagai faktor sosial dan psikologis yang berbeda di antara individu audien (Morissan, 2010: 263) Teori penggunaan dan kepuasan memfokuskan perhatian pada audien sebagai konsumen media massa, dan bukan pada pesan yang disampaikan. Teori ini menilai bahwa audien dalam menggunakan media berorientasi pada tujuan, bersifat aktif sekaligus diskriminatif. Audien dinilai mengetahui kebutuhan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
mereka dan mengetahui serta bertanggung jawab terhadap pilihan media yang dapat memenuhi kebutuhan mereka tersebut (Morissan, 2010: 264). Katz, Blumer, dan Gurevitch (dalam Morissan, 2010: 264) menyatakan lima asumsi dasar teori penggunaan dan kepuasan yaitu a.
Audien aktif dan berorientasi pada tujuan ketika menggunakan media. Perspektif teori penggunaan dan kepuasan, audien dipandang sebagai partisipan yang aktif dalam proses komunikasi, namun tingkat keaktifan setiap individu tidaklah sama. Dengan kata lain, tingkat keaktifan audien merupakan variabel. Perilaku komunikasi audien mengacu pada target dan tujuan yang ingin dicapai serta berdasarkan motivasi; audien melakukan pilhan terhadap isi media berdasarkan motivasi, tujuan dan kebtuhuhan personal mereka. audien memiliki sejumlah alasan dan berusaha mencapai tujuan tertentu ketika menggunakan media.
b.
Inisiatif utnuk mendapatkan kepuasan media ditentukan audien. Asumsi kedua ini berhubungan dengan kebutuhan terhadap kepuasan yang dihubungkan dengan pilihan media tertentu yang ditentukan oleh audien sendiri, karena sifatnya yang aktif maka audien mengambil inisiatif. Kita memilih menonton program komedi di televisi karena kita menyukai acara yang dapat membuat kita tertawa atau menonton program berita karena kita ingin mendapatkan informasi. Tidak seorangpun dapat menentukan apa yang kita inginkan terhdap isi media. Jadi orang bisa saja mendapatkan hiburan dari program berita atau sebaliknya, mendapatkan informasi dari program komedi. Dengan demikian audien memilki kewenangan penuh dalam proses komunikasi massa. S.Finn (dalam Morissan, 2010: 265) menyatakan bahwa motif seseorang menggunakan media dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu proaktif dan pasif. Contoh penggunaan media secara proaktif adalah menonton program TV tertentu untuk mendapatkan informasi lebih banyak mengenai suatu masalah atau topik tertentu atau menggunakan internet untuk mendapatkan informasi untuk menyelesaikan tugas kuliah. Dengan kata lain penggunaan media secara aktif mencari informasi dari media berdasarkan atas kehendak, kebutuhan,dan motif yang dimilkinya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
Misalnya penggunaan media secara pasif yaitu menghidupkan televisi hanya sekedar untuk melihat saja, audien tidak secara aktif mencari informasi atau hiburan. Namun cara ini tidak berarti kita tidak terhibur dari media yang kita gunakan.
Penggunaan media secara pasif hanya
menjelaskan bawha kita tidak memulai pengalaman menonton dengan motif tertentu yang ada dalam pikiran kita. c.
Media bersaing dengan sumber kepuasan lain. Media dan audien menjadi bagian dari masyarakat yang lebih luas, dan hubungan antara media dan audien dipengaruhi oleh masyarakat. Media bersaing dengan bentukbentuk komunikasi lainnya dalam hal pilihan, perhatian dan penggunaan utnuk memuaskan kebutuhan dan keinginan seseorang. Misalnya di awal hubungan yang romantis banyak pasangan memilih nonton bioskop dari pada menonton TV di rumah. Pilihan personal dan perbedaan individu merupakan pengaruh kuat untuk mengurangi efek media. Individu yang tidak memiliki inisiatif diri yang cukup kuat akan mudah dipengaruhi media.
d.
Audien sadar sepenuhnya terhadap ketertarikan motif dan penggunaan media. Audien melakukan pilihan secara sadar terhadap media tertentu yang akan digunakannya.
e.
Penilaian isi media ditentukan oleh audien. Menurut teori ini isi media hanya dapat dinilai oleh audien sendiri. Misalnya seseorang yang membaca surat kabar tertentu tidak berarti ia merasa puas dengan surat kabar yang dibacanya karena mungkin hanya surat kabar itu saja yang tersedia, ia akan membaca surat kabar yang lain jika ia menemukan surat kabar yang lainnya.
Teori Uses and Gratification tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri seseorang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratification) atas kebutuhan seseorang (Ardianto, 2004 : 70).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
Teori uses and gratification jelas merupakan kebalikan dari teori peluru. Teori peluru media sangat aktif sementara audien berada di pihak yang pasif. Sementara dalam teori uses and gratification ditekankan bahwa audien aktif dalam memilih media mana yang harus dipilih untuk memenuhi kebutuhannya (Nurudin, 2007: 181). Menurut pendapat teori ini konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya. Penggunaan teori ini bisa dilihat dalam kasus selektivitas musik personal. Kita menyeleksi musik tidak hanya karena cocok dengan lagunya tetapi juga untuk motif-motif yang lain misalnya untuk gengsi diri, kepuasan batin atau sekedar hiburan (Nurudin, 2007: 182). Schramm dan Porter (dalam Nurudin, 2007: 182) pernah memberikan formula untuk menjelaskan bekerjanya teori ini, yaitu:
Janji imbalan
= Probabilitas seleksi.
Upaya yang diperlukan
Imbalan disini bisa berarti imbalan yang saat itu juga diterima atau imbalan yang tertunda. Misalnya seseorang akan menonton suatu acara pada televisi tertentu karena media tersebut menyediakan atau memuaskan orang tersebut akan kebutuhan informasi atau hiburan. Upaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sangat bergantung pada tersedia atau tidaknya media dan kemudahan memanfaatkannya. Bila kita membagi janji imbalan dengan upaya yang diperlukan, kita memperoleh probabilitas seleksi dari media massa tertentu. Kita bisa memahami interaksi orang dengan media melalui pemanfaatan media oleh orang itu (uses) dan kepuasan yang diperoleh (gratification). Gratifikasi yang sifatnya umum antara lain pelarian diri dari rasa khawatir, pereda rasa kesepian, dukungan emosional, perolehan informasi, dan kontak sosial. Mengapa pula khalayak aktif memiih media? alasannya adalah karena masingmasing orang berbeda tingkat pemanfaatan medianya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
Stasiun Televisi Metro TV tentu akan lebih banyak dipilih oleh mereka yang ingin mencari kepuasan dalam perolehan informasi dan berita dibanding dari khalayak yang ingin memperoleh suatu pelarian dari rasa khawatir. Orang yang suka menonton sinetron akan memanfaatkan media dan mencari kepuasan pada media yang bisa memberikan kebutuhannya daripada media yang lain. Hal ini berarti pemirsa menjadi pihak yang aktif dalam memanfaatkan media massa (Nurudin, 2007: 183). Teori uses and gratification meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial yang menimbulkan harapan tertentu dari media masa atau sumber-sumber lain dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan.Teori uses and gratification (kegunaan dan kepuasan) milik Blumer dan Katz mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Pengguna media berusaha untuk memcari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya.Teori uses and gratification mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya (Ardianto, 2004: 72). Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat disandingkan dengan fungsi media massa pada tingkatan individu dengan pendekatan fungsional yang diberi nama uses and gratification model. Setiap individu memiliki kebutuhan atau dorongan tertentu yang dipuaskan oleh sumber media dan non media. Khalayak aktif memilih media karena setiap orang memiliki tingkat pemanfaatan media yang berbeda-beda yang sesuai dengan pemuasan kebutuhan dirinya. Sejumlah peneliti mengklasifikasikan berbagai penggunaan dan kepuasan ke dalam empat kategori sistem, yaitu(dalam Ardianto, 2004: 28): a.
Cognition (kognisi/Pengetahuan) Kognisi yang mendasari tindakan seseorang untuk mengetahui sesuatu. Seseorang menggunakan media massa untuk memperoleh informasi tentang sesuatu, kemudian dia menggunakan media sebagai bagian dari kognisi. Lebih jauh, kognisi yang dimiliki individu dalam menggunakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
media secara langsung sama dengan fungsi pengawasan (surveillance function). b.
Diversion (Pelepasan/Hiburan) Kebutuhan dasar lainnya pada manusia adalah hiburan. Hiburan dapat diperoleh melalui beberapa bentuk yang dikemukakan para peneliti sebagai berikut: stimulation atau pencarian untuk mengurangi rasa bosan atau melepaskan diri dari kegiatan rutin, relaxation (santai) atau pelarian dari tekanan dan masalah dan emotional release dari perasaan dan energi yang terpendam.
c.
Social Utility (Kepentingan Sosial). Pakar psikologi mengidentfikasikan penetapan integrasi sosial mencakup kebutuhan untuk memperkuat hubungan dengan keluarga, teman dan yang lainnya dalam masyarakat. Kebutuhan ini diperoleh melalui pembicaraan atau diskusi tentang sebuah program radio siaran terbaru. Media menjadi conversational
currency
(pembicaraan
topik
yang
hangat).Media
memberikan kesamaan landasan utnuk pembicaraan masalah sosial. d.
Withdrawal (Pelarian). Orang menggunakan media tidak hanya untuk tujuan santai, tetapi juga sebagai pelarian. Orang menggunakan media massa untuk mengatasi rintangan antara mereka dan orang-orang lain atau untuk mengindari aktivitas lain.
2.1.5 Radio Prambors Awalnya Radio Pramborsmerupakan radio buatan sekelompok anak muda yang hanya dapat didengarkan di beberapa daerah di Jakarta. Namun kemudian Radio Prambors semakin meluas dan tersebar di beberapa wilayah Indonesia, yaitu a. b. c. d. e. f.
Prambors Jakarta 102.2 FM. Prambors Bandung 98.4 FM Prambors Semarang 102 FM Prambors Solo 99.2 FM Prambors Yogyakarta 95.8 FM Prambors Surabaya 89.3 FM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
g. h. i.
Prambors Medan 97.5 FM Prambors Makassar 105.1 FM. Prambors Manado 103.6 FM Radio Prambors Medan yang mengudara di gelombang 97,5 FM terletak
di Gedung Mandiri Building Lantai 3, Jalan Imam Bonjol Nomor 16D. Radio Prambors Medan dapat dinikmati para pendengar sekitaran daerah medan seperti Medan-Binjai-SerdangBedagai, sebagian timur Kabupaten Langkat, sebagian barat KabupatenSerdang
Bedagaidan
sebagian
selatan Kabupaten
Karo
(Wikipedia.org). Radio Prambors Medan sudah mengudara sejak tahun 2005. Awalnya siaran lokal untuk daerah medan masih ada yaitu dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB namun tidak diisi oleh penyiar. Sebelumnya Radio Prambors Medan memiliki penyiar, namun sekitar tahun 2013 atau 2014 sudah tidak menggunakan penyiar lokal karena survei yang sudah dilakukan yaitu bahwa dari jam 10.00 -16.00 wib merupakan rush hour yaitu dimana pada waktu tersebut banyak orang sedang beraktifitas dan kurang mendengarkan radio. Jadi hal ini merupakan kebijakan efisiensi dan efektivitas dari Radio Prambors Medan. Jika dipandang dari segi bisnis, Radio Prambors tidak perlu membayar penyiar tetapi orang hanya mendengarkan lagu-lagu saja, dirasa itu sudah cukup. Radio Prambors Medan sekarang hanya melakukan relay (siaran langsung dari Jakarta), seperti Desta and Gina in the Morning, atau pun program the dandees. Radio Prambors Medan sekarang lebih fokus pada event partnership, yaitu, ikut mendukung atau menjadi sponsor untuk acara yang ada di kota Medan, khususnya yang berkaitan dengan acara anak muda (wawancara dengan program director Radio Prambors Medan). Radio Prambors juga mengajak para pendengarnya untuk dapat merasakan menjadi Music Director Prambors dengan cara memilih lagu-lagu favorit para pendengar
di
www.yourdailyplaylist.com.
Radio
Prambors
FM
dengan
pengalaman lebih dari 40 tahun sebagai radio anak muda, Prambors tetap menjadi pilihan para pendengar. Radio Prambors juga dapat di akses melalui internet, baik melalui situs resmi Prambors (www.pramborsfm.com) ataupun melalui jaringan sosial seperti Twitter dan Facebook.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
Seiring perjalanan Radio Prambors sampai saat ini, semakin banyak beragam aktifitas dan berbagai radio komunitas anak muda, Radio Prambors tetap mampu bertahan menjadi radio favorit anak muda. Prambors sebagai Indonesia No. 1 Hits Music Station tetap setia menemani para pendengarnya dengan lagu terbaik dari artis internasional maupun nasional.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
Tabel 2.1 Program Siaran Radio Prambors FM Medan Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu KILAS SANTAI ASIA POP 40 DESTA AND GINA IN THE MORNING
Minggu KILAS SANTAI
HITS ON HITS ON THE THE WEEKEND WEEKEND
ALL ABOUT HITS
KILAS SANTAI TOP 40
THE DANDEES LN HOT 20 & JELI
LN HOT 20
ASIA POP 40
KILAS SANTAI
KILAS SANTAI
JAM 05.00 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00 23.00 00.00 01.00 02.00 03.00 04.00
TWIX MIX KILAS SANTAI
Sumber: Dokumentasi Pribadi Radio Prambors Medan
2.1.5.1 Program Siaran Desta and Gina in the Morning Desta and Gina In The Morning merupakan salah satu program siaran yang dimiliki oleh Radio Prambors. Frekuensi untuk Radio Prambors Medan yaitu 97,5 FM. Program acara ini disiarkan setiap hari Senin hingga Jumat, pukul 06.00-10.00 WIB. Radio Prambors hadir di delapan kota yaitu Jakarta, Bandung, Makassar, Medan, Semarang, Solo, Surabaya, Yogyakarta dan Manado. Kedua penyiar, Desta dan Nycta Gina, akan mengajak pendengar untuk larut dalam program acara yang mereka siarkan. Sesekali produser program siaran ini, Nadya Julia, juga akan ikut menemani para pendengar, ditambah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
dengan Mario Pratama yang akan ikut memberikan informasi terbaru dari dunia hiburan dan seputar lalu lintas dari sembila kota. Desta and Gina In The Morning dapat menjadi teman setia anak muda untuk memulai aktifitas di pagi hari. Pendengar juga dapat memberi komentar atas topik yang tengah dibahas, atau bisa berbagi mengenai masalah pendengar kepada Miss Dong-Dong, yang akan memberikan solusi yang unik. Juga ada Iseng Ah, dimana Desta yang akan mengerjai penyedia jasa (seperti tukang jahit dan lainnya) untuk memberikan pertanyaan iseng dan jahil yang akan memicu kekesalan sang narasumber. Pendengar akan terhibur dengan kelucuan yang tercipta di sela-sela siaran. Pendengar
juga dapat
menikmati lagu-lagu terbaru sesuai dengan tagline
Prambors “Indonesia No. 1 Hits Music Station”. Juga beringas (berita ringan tapi ganas) yang didalamnya berisi informasi dari selebriti nasional dan internasional, yang akan disampaikan dalam sebuah dialog yang akan diperankan oleh kedua penyiar sesuai dengan berita selebriti yang akan disampaikan. Sesuai dengan nama program siaran tersebut, Desta yang sudah lama menjadi penyiar radio dipadu dengan Nycta Gina dengan suaranya yang unik dan khas sangat memiliki kerja sama yang baik diantara kedua penyiar. Sering kali topik yang akan dibahas, sangat sesuai dengan pengalaman yang pernah dirasakan oleh para pendengar. Misalnya salah satu topik yang pernah dibahas adalah mengenai barang atau benda yang pertama kali dibeli oleh pendengar dengan menggunakan uang sendiri tanpa meminta dari orang tua. Para pendengar akan langsung merespon topik yang sedang dibahas tersebut dengan berbagai cerita yang menarik serta akan dibalas dengan lelucon yang diselipkan di sela-sela cerita. Pendengar dapat menyampaikan pengalaman mereka lewat telepon, sms atau media sosial seperti instagram, facebook atau twitter. Jika memiliki waktu yang cukup, maka semua pesan pendengar yang sudah disampaikan melalui sms atau media sosial akan dibacakan satu per satu.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
2.2
Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan kerangka berfikir yang bersifat teoritis serta
tersusun secara sistematis mengenai masalah yang diteliti (Adi, 2004 : 29). Sementara, Suwardi lubis mengemukakan bahwa kerangka konsep merupakan kemampuan peneliti menyusun konsep operasional peneliti yang bertitik tolak pada kerangka teori dan tujuan penelitian. Dalam kerangka konsep harus dapat menunjukkan sistematis variabel-variabel penelitian yang menunjukkan kerangka operasional (Lubis, 1993 : 110-111). Kerangka konsep dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Variabel (X) Mendengarkan Program Siaran Desta and Gina in the Morning
Variabel (Y) Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan (Diversion)
2.3 Variabel Penelitian James A Black dan Dean J Champion (2009 : 30) mengemukakan bahwa variabel merupakan jantung dalam penelitian sosial berupa unit-unit relasional dari analisis yang bisa memikul salah satu kumpulan nilai yang ditunjuk. Lebih lanjut lagi variabel merupakan abstraksi dari gejala atau fenomena yang akan diteliti (Adi, 2004 : 27). Variabel disebut juga sebagai atribut atau nilai atau sifat dari suatu orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah: 1.
Variabel Bebas/ Independent Variable (X) Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel dependen/variabel terikat (Y) (Pohan dkk, 2012 : 12). Variabel bebas dari penelitian ini yaitu Mendengarkan Program Siaran Desta and Gina in the Morning.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
33
2.
Variabel Terikat/ Dependent Variable (Y) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel independen/bebas (X) (Pohan dkk, 2012: 12).Variabel terikat dari penelitan ini yaitu Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan (Diversion).
3.
Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan ciri-ciri pada responden yang akan
dijadikan sampel pada penelitian. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin, departemen dan usia responden. Adapun variabel operasional dapat dilihat pada tabel berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
Tabel 2. 2 Variabel Penelitian Variabel Teoritis Variabel Bebas (X) Mendengarkan Program Siaran
Variabel Operasional a.
Frekuensi/Intensitas
b.
Durasi/Lama
c.
Informasi/Materi
d.
Format Siaran
e.
Kualifikasi/Keterampilan
Kelancaran/Kejelasan Pengucapan
Desta and Gina in the Morning.
Variabel Terikat (Y)
a. Hiburan
Pemenuhan Kebutuhan
b. Mengurangi rasa bosan
Pelepasan (Diversion)
c. Melepaskan diri dari kegiatan rutin d. Bersantai sejenak e. Melepaskan diri dari tekanan yang dialami f. Melupakan sejenak masalah yang dialami g. Pelepasan
emosi(perasaan/energy
terpendam) h. Mengurangi
ketegangan
yang
dirasakan i. Menyegarkan pikiran Karakteristik Responden
a. Jenis kelamin b. Departemen c. Usia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
35
2.4 Definisi Operasional Definisi Operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabelvariabel. Definisi operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang sangat membantu penelitian lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Singarimbun,2008:46). 1. Variabel Bebas (X) (Program Siaran Desta and Gina in The Morning), yaitu : a.
Frekuensi/Intensitas yaitu tingkat keseringan dalam mendengarkan program siaran “Desta and Gina in The Morning”.
b.
Durasi/Lama, lamanya para responden mendengarkan program siaran “Desta and Gina in The Morning” dalam satu hari.
c.
Informasi/Materi, mengenai topik siaran atau berita yang disajikan pada program siaran “Desta and Gina in The Morning”..
d.
Format siaran, bentuk kemasan program siaran. Mengenai musik yang disajikan ataupun mengenai jingle yang ada.
e.
Kualifikasi/Keterampilan, kemampuan yang dimilki oleh penyiar radio dalam membawakan materi siaran. Kualifikasi yang dimiliki misalnya berupa pengucapan yang lancar dan jelas dalam menyampaikan materi siaran.
2. Variabel Terikat (Y) (Pemenuhan kebutuhan Pelepasan (Diversion)), terdiri dari : a.
Hiburan, yaitu responden mendapatkan hiburan setelah mendengarkan program acara “Desta and Gina In the Morning” di Radio Prambors.
b.
Mengurangi rasa bosan , yaitu responden dapat melupakan rasa bosan yang tengah di rasakan di tengah kegiatan setelah mendengarkan program acara “Desta and Gina In the Morning” di Radio Prambors.
c.
Melepaskan diri dari kegiatan rutin, yaitu responden bisa meninggalkan sejenak kegiatan rutin dengan mendengarkan dan bergabung pada program acara “Desta and Gina In the Morning” di Radio Prambors.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36
d.
Bersantai sejenak , yaitu responden bisa merasakan sejenak bersantai dari rutinitas yang dilakukan setelah mendengar program acara “Desta and Gina In the Morning” di Radio Prambors.
e.
Melepaskan diri dari tekanan yang dialami, yaitu pelepasan ketegangan dari dalam diri responden setelah mendengarkan dalam program acara “Desta and Gina In the Morning” di Radio Prambors.
f.
Melupakan sejenak masalah yang dihadapi, yaitu keinginan responden untuk melepaskan diri dari keadaan yang tidak menyenangkan dengan bergabung dan mendengarkan program acara “Desta and Gina In the Morning” di Radio Prambors..
g.
Pelepasan emosi, yaitu responden bisa menyalurkan/ mencurahkan keadaan atau reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, tekanan, kecintaan, keberanian yang bersifat subjektif) yang terpendam dalam hatinya pada acara “Desta and Gina In the Morning” di Radio Prambors.
h.
Mengurangi
ketegangan
yang
dirasakan,
yaitu
responden
dapat
mengurangi ketegangan jiwa (seperti rasa cemas, atau khawatir) yang dirasakan setelah mendengarkan program acara “Desta and Gina In the Morning” di Radio Prambors. i.
Menyegarkan Pikiran, yaitu responden dapat menyegarkan kembali pikiran yang dimiliki setelah mendengar program program acara “Desta and Gina In the Morning” di Radio Prambors.
3.
Karakteristik Responden
a.
Jenis kelamin : Jenis kelamin responden.
b.
Departemen
: Departemen dari setiap mahasiswa FISIP.
c.
Usia
: Usia responden dari setiap mahasiswa angkatan 2013.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA