BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Housekeeping Department 2.1.1 Pengertian Housekeeping Housekeeping berasal kata dari kata “house” yang artinya rumah, wisma, hotel dan kata “keep” yang artinya menjaga, merawat, atau memelihara. Arti Housekeeping adalah: bagian atau departemen yang mengatur atau menata peralatan, menjaga kebersihan, memperbaiki kerusakan, dan memberi dekorasi dengan tujuan agar hotel tampak rapi, bersih, indah, menarik, dan menyenangkan penghuninya. Pengertian lain mengenai housekeeping atau tata graha ialah salah satu bagian yang ada di dalam hotel yang menangani hal-hal yang berkaitan dengan keindahan, kerapian, kebersihan, kelengkapan, dan kesehatan seluruh kamar, termasuk area-area umum lain agar seluruh tamu maupun karyawan dapat merasa nyaman dan aman dalam hotel. Housekeeping department bagi sebagian besar hotel merupakan sumber pendapatan hotel yang paling besar. Tamu yang menginap tentu mengeluarkan uang lebih banyak untuk sewa kamar disbanding untuk membayar makanan dan minuman serta pengeluaran lain. Namun demikian, sekarang ada beberapa hotel yang mempunyai sumber pendapatan terbesar dari hasil penjualan makanan dan minuman atau fasilitas lain disbanding sewa kamar. Hal ini disebabkan karena
Universitas Sumatera Utara
persaingan hotel yang makin banyak sehingga para pemilik hotel tidak hanya mengandalkan penjualan kamar melainkan produk lain yang dapat memikat hati para tamu. Sebagai sumber pendapatan, Housekeeping harus ditangani oleh pekerja-pekerja yang profesional dan terampil, Kappa (1990: 21) mengatakan: Most Housekeeping Departements are responsible for cleaning the following areas : 1. Guest rooms 2. Corridors 3. Public areas, such as the lobby and public restrooms 4. Pool and patio areas 5. Managements offices 6. Storage areas 7. Leinen and sewing rooms 8. Laundry rooms 9. Back of the house areas, such as employee locker rooms. Untuk menjangkau seluruh area tugas tersebut Housekeeping Departement dibagi menjadi beberapa seksi, seperti floor section, houseman section, linen and uniform section and laundry section. Hal ini dapat menerangkan bahwa ruang lingkup housekeeping sangat luas.Berikut ini beberapa ruang lingkup yang merupakan bagian dari housekeeping, Rumekso (2002:7);Sulastiyono (1994:11), yaitu : 1. Seksi Kamar (Room section) 2. Seksi Uniform (Linen and Uniform section) 3. Seksi Kebersihan (Housman section) 4. Seksi Karangan Bunga (Flower Shop section) 5. Seksi Operasi Housekeeping (Housekeeping office section) 6. Seksi Pertamanan (Garden section).
Universitas Sumatera Utara
Sementara (Agusnawar, 2002:2) mengatakan: Untuk beberapa hotel, yang termasuk dalam ruang lingkup housekeeping adalah : 1. Meeting rooms 2. Dinning Rooms 3. Banquet rooms 4. Convention exhibit halls 5. Hotel operated shops 6. Game rooms 7. Exercise rooms Artinya setiap seksi mempunyai area tugas dan wewenang sendiri serta tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Walaupun demikian satu dengan yang lain harus bekerja sama, saling mengisi, saling mendukung, untuk mencapai kesejahteraan bersama.
2.1.2 Struktur Organisasi Housekeeping Adanya ruang lingkup housekeeping yang sangat besar dan luas mengakibatkan penanganan housekeeping itu sendiri harus terinci dan terorganisasi demi kelancaran operasionalnya. Agar lebih jelas tentang seksi-seksi yang ada dalamn Housekeeping Departement, berikut ini adalah susunan dan tugas yang terdapat dalam organisasi Housekeeping :
2.1.2.1
Executive Housekeeper
Executive Housekeeper merupakan bagian tertinggi yang terdapat dalam bagan organiosasi di mana tugas pokok Executive Housekeeping
adalah
Universitas Sumatera Utara
penanggung jawab semua operasional tata graha pada hotel dimana bertanggung jawab penuh mengordinir antara bagian tata graha sepenuhnya dengan dengan departemen lain,khususnya bagian kantor depan hotel, mengawasi, mengawasi para karyawan, perencanaan kerja, perlengkapan kerja, serta mengontrol operasional sehari-hari di tata graha sehingga dapat berjalan lancer, Agusnawar (2000:29) mengatakan: Tugas dan tanggung jawab seorang housekeeper adalah: 1. Merencanakan program kerja dan anggaran Departemen Tata Graha. 2. Menghubungi Front Office untuk mendapatkan informasi mengenai Today’s Expected Arrival List, Guest in The House List, VIP List, dan Expected Departure List, sebelum memulai tugasnya dan kemudian meneruskannya kepada setiap Room Supervisor. 3. Memberi perhatian khusus kepada tamu-tamu VIP 4. Mengkoordinasi bidang kerja seluruh karyawan dalam lingkungan housekeeping. 5. Mengerjakan pemeliharaan dan pencatatan terhadap barang-barang milik hotel yang hilang atau rusak. 6. Mengadakan pengawasan agar rencana kerja yang telah disusun dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. 7. Menampung, menelaah, dan bertindak sebaik-baiknya terhadap semua complaint dari tamu. 8. Mengadakan pelatihan dan memberikan petunjuk penggunaan metode kerja yang benar serta menciptakan suasana kerja yang harmonis di Housekeeping Departement. 9. Bertanggung jawab atas semua biaya untuk keperluan operasional housekeeping, menemui pembelian alat-alat dan obat-obat pembersih, lena guest supllies, guest amenties, dan lain-lain. 10. Membuat evaluasi kerja bawahan setiap bulan/pertahun. 11. Membina hubungan kerja yang harmonis dengan kepala departemen atau bagian lain. Sementara Kappa (1990:36) mengatakan: “…all the housekeeping operasional must be done by planning, organizing/coordinating/staffing, directing/controlling, and evaluating”. Artinya bahwa seorang executive housekeeper harus mampu menjalankan tugasnya mulai dari perencanaan kerja, pengorganisasian atau pengaturan karyawan, mengontrol serta memberikan
Universitas Sumatera Utara
penilaian bagi kelancaran hotel. Pendapat di atas membuktikan bahwa menjadi seorang executive housekeeper sangat dituntut untuk mengetahui bagaimana seluk-beluk hotel, karena tanpa memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugastugas yang dimaksud di atas otomatis operasional hotel tidak akan berjalan secara efektif dan efisien.
2.1.2.2 Assistant Executive Housekeeper Tugas
pokok
seorang
Assistant
Executive
Housekeeper
adalah
menjalankan tugas dan tanggung jawab Executive Housekeeper apabila yang bersangkutan berhalangan atau tidak dapat menjalankan tugasnya.
Seorang
Assistant Executive Housekeeper harus mampu melaksanakan semua tanggung jawab yang diberikan oleh atasannya (Executive Housekeeper), (Agusnawar 2000:30) mengatakan: Rincian tugas seorang Assistant Executive Housekeeper adalah 1. Membantu Executive Housekeeper membuat program pelatihan, petunjuk pelaksanaan tugas, dan merencanakan pelaksanaan program pelatihan karyawan. 2. Mengontrol hasil kerja bawahan, yang meliputi disiplin, hasil kerja, dan mutu pekerjaan. 3. Memonitor dan mengontrol situasi kamar yang ada hubungannya dengan check-in, check-out, room change, dan kamar yang harus diperbaiki (out of order) 4. Menghadiri pertemuan (meeting) antarpimpinan bagian bila Executive Housekeeper berhalangan hadir. 5. Mengotrol pemakaian alat-alat dan bahan pembersih serta perlengkapan tamu. 6. Menyelesaikan masalah yang timbul di Housekeeping Department. 7. Mengajukan permohonan pembelian alat-alat dan bahan pembersih, lena dan gusest supllies kepada Executive Housekeeper. 8. Memimpin dan membuat jadwal kerja Supervisor. 9. Mengkoordinasi kerja supervisor beserta bawahannya. 10. Mengadakan brefing dengan para penyelia.
Universitas Sumatera Utara
11. Ikut membina hubungan kerjasama dengan para kepala bagian tau departemen lain. Bertanggung jawab kepada Executive Housekeeper
2.1.2.3 Chief Floor Chief Floor mempunyai kedudukan di bawah Assistant Executive Housekeeper dan merupakan Floor Section. Dengan kata lain bahwa Chief Floor adalah merupakan kepala seksi yang bertanggung jawab penuh terhadap operasional
Floor
Section
ataupun
Room
Section
yang
dipegangnya,
(Sulastiyono, 1994:11) mengatakan: Sebagai kepala seksi, Chief Floor bertugas: 1. Mewakili Assistant Executive Housekeeper (apabila berhalangan datang), untuk menyampaikan instruksi dari atasan kepada para Floor Supervisor yang terkait dengan operasional floor section, khususnya dalam penangan kamar tamu. 2. Mengikuti brefing atau pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh manajemen. 3. Membuat Time Work Schedule bagi para Floor Supervisor maupun Room boy/Room attendant. 4. Membuat rencana kerja untuk para Floor Supervisor maupun Room boy/Room attendant tentang general cleaning, special cleaning, maupun daily cleaning terhadap kamar tamu, khususnya saat tingkat hunian kamar rendah. 5. Memberikan pelatihan (in house training) kepada Room boy/ Room attendant, baik tentang cara penggunaan mesin pembersih, maupun yang berkaitan dengan cara kerja para Room boy agar dapat bekerja secara efektif san efisien. 6. Memberikan pengarahan kepada para Floor Supervisor maupun Room boy untuk menghadapi dan menyelesaikan keluhan tamu di kamar (floor area) 7. Mengajukan permohonan kepada atasan untuk penambahan tenaga Room boy bila memang dierlukan. 8. Memberikan penilaian terhadap para bawahan, baik Floor Supervisor maupun Room boy. 9. Mengusulkan kepada manajemen, melalui Executive Housekeeper, agar para bawahan mendapatkan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi, serta reprimand atau punishment bagi yang melakukan pelanggaran yang merugikan perusahaan. 10. Membuat laporan bulanan tentang penggunaan guest supplies dan cleaning supplies kepada Assistant Executive Housekeeper agar dapat
Universitas Sumatera Utara
dipakai sebagai masukan dalam pembuatan anggaran belanja Floor section. 11. Melaporkan kesediaan guest supplies dan cleaning supplies yang sudah menipis sehingga dapat dibuatka purchase request (permintaan pembeliaan barang) oleh Office Clerk/Housekeeping Secretary. 12. Menerima laporan dari para Floor supervisor mengenai kerusakan atau kehilangan barang-barang milik hotel yang ada di dalam kamar, serta menindak-lanjutinya. 13. Menerima laporan dari para Floor supervisor bila ada kehilangan barang milik tamu di dalam kamar, maupun penemuan barang-barang milik tamu yang tertinggal di dalam kamar serta menindak-lanjutinya. 14. Melaporkan kepada Assistant Executive Housekeeper apabila keluhan dari para tamu yang tidak bisa diatasi. 15. Menjalin kerja sama dengan seluruh seksi di Housekeeping Department maupun dengan seksi-seksi departemen lain. Menjadi seorang kepala bagian, Chief Floor dituntut untuk menjadi seorang pekerja yang lihai karena tugas dan tanggung jawabnya yang begitu luas, dimana seorang kepala bagian ini harus bisa mengontrol beberapa bagian kerja yang luas yang tentunya berada dalam ruang lingkup yang luas pula.
2.1.2.4
Housekeeping Secretary, Office Clerk, Order Taker
Di beberapa hotel, Housekeeping Office merupakan salah satu seksi tersendiri di dalam Housekeeping Department, Housekeeping Office merupakan pusat dari seluruh kegiatan tata graha. Housekeeping Office adalah kantor dari Executive Housekeeper, Assistant Executive Housekeeper, Chief Floor/Chief Housman, maupun Housekeeping Secretary dan juga merupakan pusat kegiatan administrasi di Housekeeping Department, (Darsono, 1995:70) mengatakan: Kegiatan di dalam Housekeeping Department administrasi meliputi dua kegiatan administrasi di mana administrasi intern meliputi: 1. Membuat Work Schedule untuk Floor Supervisor, Office clerk, maupun Room Boy/Attendant 2. Membuat laporan harian, mingguan, maupun bulanan atas penggunaan berbagai obat pembersih oleh Room Boy serta Houseman.
Universitas Sumatera Utara
3.
Menerima, mencatat, menyimpan, dan merawat barang-barang temuan milik tamu di area hotel. 4. Melayani permohonan izin untuk meninggalkan tugas, izin cuti, maupun extra day off housekeeping crew. 5. Melayani pertukaran kerja Room boy maupun Houseman. 6. Membuat pengumuman untuk Housekeeping crew 7. Mencatat dan melaporkan kepada Executive Housekeeper bila ada barang-barang milik hotel yang ada di dalam kamar yang kemudian dibawa tamu saat CO atau dirusakkan tamu. 8. Melaporkan kepada Executive Housekeeper bila ada complaint tamu yang tidak dapat diatasi oleh Floor Supervisor atau Chief Floor. 9. Membuat jadwal in house training bagi housekeeping crew. 10. Mengarsipkan surat keluar, surat masuk, time work schedule, maupun surat-surat izin seluruh karyawan Housekeeping. 11. Mengakses data tamu maupun Room Status ke dalam komputer. Housekeeping Office yang dipimpin oleh Housekeeping Secretary membawahi Office Clerk bertugas sebagai Order Taker. Kegiatan administrasi yang bersifat ekstern adalah sebagai berikut: 1. Membuat Work Order kepada Engineering Department untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang ada di dalam kamar tamu maupun areal lain untuk keperluan operasional Housekeeping Department. 2. Membuat Purchase Requisition kepada Purchase Department untuk pengadaan atau pembelian barang-barang kebutuhan Housekeeping Department. 3. Membuat Store Room Requisition untuk pengambilan barang-barang keperluan Housekeeping Department. 4. Membuat Housekeeping Report yang dikirimkan kepada FO department, F&B Department Accounting Department, maupun departemen lain yang memerlukannya. 5. Membuat Inter Office Communication yang ditujukan kepada semua departemen yang ada dalam hotel, yang terkait dengan operasional Housekeeping Department. 6. Menerima Banquet Event Order (BEO), atau Function Bulletin dari Banquet Manager, F&B Manager, atau dari Marketing Manager untuk ditindak-lanjuti. 7. Menerima Guest List, Expected Arrival List, Expected Departure List, VIP Notice, Treatment Requisition, House Count Information serta Discrepancy Report dari FO Department, dan menindak-lanjuti. 8. Membuat laporan lembur karyawan Housekeeping Deparment, agar mendapatkan haknya. 9. Membuat Get Pass (surat izin membawa barang-barang keluar hotel) kepada Security. 10. Membuat Lost and Damage Report kepada Purchasing Department atau Accounting Department atas barang-barang milik hotel yang hilang,
Universitas Sumatera Utara
dibeli tamu, ataupun rusak, sebagai laporan penyusutan barang dan sebagai bahan untuk pengadaan barang atau pembelian barang lagi. Adapun tugas-tugas Order Taker adalah sebagai berikut : 1. Menerima telepon dari seksi lain maupun departemen lain serta menindak-lanjutinya. 2. Menerima order atau permintaan tamu dari dalam kamar dan menyampaikannya ke Room boy atau petugas lain yang terkait untuk menindak-lanjutinya. 3. Menerima telepon dari luar dan menyampaikannya kepada yang dituju. 4. Menerima dan mencatat pesan-pesan dari tamu untuk disampaikan kepada Executive Housekeeper maupun staff yang lain. 5. Mencatat guest complaint yang disampaikan lewat maupun guest complaint slip untuk disampaikan kepada Executive Housekeeper agar ditindak-lanjuti. Menjadi sebuah pusat dari Housekeeping Department tentunya sebuah pekerjaan yang rumit di mana dalam kantor tersebut melakukan tanggung jawab yang berbeda-beda tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu menjalankan operasional tata graha.
2.1.2.5
Floor Supervisor, Room Supervisor, Floor Captain
Room Supervisor adalah pengawas proses pekerjaan yang dilaksanakan Room boy, yaitu melaksanakan pembersihan, merapikan dan melengkapi kebutuhan tamu di kamar, seperti sabun mandi, handuk, dan keperluan-keperluan lain, Rutherfort (1990: 128) mengatakan: “…supervisor are team leaders, having several Room attendants and a section housekeeping aide reporting to them. They are assigned to specific divisions of the Room section of a property and are responsible for the quality of work performed in the several Rooms sections to which their Room attendants are assigne”. Artinya bahwa supervisor adalah kelompok atau tim yang bertugas sebagai pemimpin bagi Room boy/attendant.
Universitas Sumatera Utara
Tugas pokok Rooms Supervisor/Floor Supervisor adalah mengawasi dan mengontrol pekerjaan ppara Room boy sehingga dapat berjalan sebagaimana ditentukan dalam petunjuk pelaksanaan tugas atau Standard Operating Procedure yang berlaku di Housekeeping Department, khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pembersihan kamar tamu, Sulastiyono, (1999:124) mengatakan: Tanggung jawab seorang Room Supervisor adalah: 1. Mengadakan briefing dengan para Room boy mengenai hal-hal yang menyangkut keadaan tamu, misalnya mengenai tamu VIP, ON, tentang prioritas make up room dan pembagian tugas Room boy. 2. Menerima tugas dari Assistant Executive Housekeeper atau Chief Floor 3. Membagikan pass key atau room keys dan peralatan kepada masing-masing Room boy. 4. Membagikan cleaning material kepada Room boy sesuai dengan jumlah Room Occupancy. 5. Membuat Room Report sebagai sumber pembuatan Housekeeping Report. 6. Melporkan kehilangan atau kerusakan dalam kamar tamu ke Housekeeping Office agar segera dibuatkan Work Order oleh Office Clerk kepada Engineering Department untuk diperbaiki. 7. Mengecek dan meneliti hasil kerja para Room boy di dalam pembersihan kamar tamu. 8. Mengecek dan meneliti hasil pekerjaan Engineering Department. 9. Membuat laporan atas pekerjaan yang dilakukannya pada hari itu dan menulisnya di dalam log book. 10. Menerima kunci kamar atau pass key dari Room boy dan memeriksa Room boy trolley cart di setiap pergantian shift. 11. Mengawasi pekerjaan tugas-tugas bawahan, sambil membimbing, mengarahkan, melatih, dan memotivasi. 12. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait (seluruh seksi yang ada di Housekeeping Department), maupun seksi departemen lain. 13. Membantu bawahan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah yang terjadi. 14. Menerima dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan. 15. Selalu tampil rapi, bersikap ramah, sopan dan selalu siap membantu.
Universitas Sumatera Utara
Seorang supervisor memiliki fungsi dan peran untuk melaksanakan unsurunsur
atau
fungsi-fungsi
manajemen,
seperti
fungsi
perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Di dalam menggerakkan bawahan seorang supervisor harus dapat menjadi pemimpin yang menguasai prinsip-prinsip kepemimpinan dan harus dapat bekerjasama dengan para bawahan, mampu berkomunikasi serta memahami aspek-aspek hubungan manusia, Sulastiyono, (1994: 21) mengatakan: Pada pokoknya, fungsi dan peranan seorang supervisor adalah: 1. Menggunakan dan mengarahkan Sumber Daya Manusia melalui komandonya. Hal ini berarti memberikan motivasi kerja kepada para bawahan agar bekerja dengan senang dan semangat, menyenangi pekerjaannya, dan menunjukkan sikap baik dan positif. Hal tersebut akan memberikan dorongan, kesempatan untuk belajar dan berkembang serta bangga akan pekerjaannya. 2. Menggunakan, mengolah segala sumber daya yang tersedia. Seperti tenaga manusia, material, peralatan, dana, dan metode. 3. Menerapkan secara mantap peraturan dan kebijaksanaan peraturan perusahaan. 4. Melaksanakan hubungan kerja dengan seluruh karyawan, mulai dari atasan, teman sejawat, bawahan, serta tamu. Seorang supervisor yang baik akan selalu berusaha untuk mengembangkan semangat kerjasama yang efektif. 5. Melaksanakan penilaian kerja terhadap bawahan secara objektif. Para bawahan hendaknya diberi tahu seberapa baik prestasi mereka dalam melaksanakan pekerjaannya, dan dalam usaha meningkatkan efektifitas organisasi perusahaan, maka para penyelia harus melaksanakan penilaian prestasi kerja bawahannya. 6. Memberikan instruksi mengenai metode, prosedur, serta perilaku dalam menyelesaikan tugas pekerjaan 7. Memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan bawahan.
2.1.2.6
Room Boy, Room Attendant
Room boy adalah petugas yang mempersiapkan tempat tidur pada waktu pembersihan kamar. Harus diingat bahwa pada waktu tamu masuk kamar, pandangan pertamanya akan ditunjukkan pada kerapian tempat tidur. Mereka akan
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan kesan yang pertama secara keseluruhan hanya dengan melihat kerapian tempat tidur. Oleh sebab itu, tempat tidur harus dipersiapkan serapi mungkin sebelum tamu masuk ke kamarnya. Room boy (pramugraha) merupakan petugas Floor Section yang menjaga kebersihan, kerapian, keindahan, kenyamanan, dan kelengkapan kamar-kamar tamu. Pelaksanaan kebersihan kamar tamu itu juga harus ditunjang dengan penampilan petugas kamar itu sendiri, dimana room boy harus berpenampilan baik dan rapi, meliputi tingkah laku, kejujuran, sopan santun pada tamu, atasan maupun teman sejawat, Darsono (1995:53);Rumekso, (2002: 7). Jasa pelayanan bidang tata graha berkaitan dengan penyediaan kamarkamar untuk para tamu yang tidak hanya mengkehendaki kebersihan saja, melainkan juga kenyamanan dan rasa aman, sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik dan kebutuhan-kebutuhan social serta tujuan yang dikehendaki, Rumekso (2002:9) mengatakan: Tugas-tugas daripada Room Boy/Attendant adalah : 1. Datang ke hotel tepat pada waktunya. 2. Memasuki hotel melalui pintu masuk karyawan. 3. Mengenakan pakaian seragam. 4. Mencatat kedatangan pada time card stamping machine. 5. Hadir di area kerja 15 menit sebelumnya. 6. Memeriksa keadaan semua kamar pada permulaan shift dan menulis situasi kamar sesuai dengan stastus kamar kamar di dalam Work Plan. 7. Memeriksa kelengkapan kereta kerja, meliputi guest supplies, linen dupplies, dan cleaning material. 8. Melaksanakan pembersihan kamar tamu, meliputi penataan tempat tidur, melengkapi perlengkapan tamu, dan membersihkan kamar mandi. 9. Membuat laporan kamar yang sudah dibersihkan. 10. Melaporkan kerusakan dan kehilangan barang kepada penyelia kamar dan kepada Front Office Chasier. Apabila kerusakan dan kehilangan terjadi akibat kesalahan tamu, biaya ganti rugi dikenakan kepada tamu.
Universitas Sumatera Utara
11. Mengembalikan linen dan towel, baik yang kotor maupun yang bersih ke room boy station sesuai dengan jumlah yang diberikan kepadanya,. 12. Mengatur dan membersihkan kembali trolley cart. 13. Apabiala tamu yang check-out, Roomboy harus segera meneliti perlengkapan kamar, sehingga ada-tidaknya barang-barang milik hotel yang terbawa oleh tamu, atau barang-barang tamu yang ketinggalan di hotel segera diketahui. 14. Melaporkan kepada penyelia kamar apabila ada tamu yang pindah kamar atau sakit. 15. Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh atasan. 16. Melakukan kerjasama dengan seksi dan departemen lain, seperti: a. F O Chasier, pada saat tamu CO. b. Bell boy, saat tamu CI atau CO. c. Waiter/Waitress Room Service, ketika akan memasukkan fruit basket, untuk kamar-kamar yang akan dihuni oleh tamu VIP, memasang dinner set di Suite Room., mengambil alat-alat makan/minum yang habis dipakai oleh tamu di dalam kamar. d. Security, untuk keamanan di seluruh floor area di mana Room boy bertugas, apalagi bila ada tamu yang perlu mendapatkan perhatian khusus (seperti tamu VIP, tamu yang tidak membawa barang, dan tamu yang mencurigakan)
Menjadi seorang Room Boy/Attendant adalah sebuah pekerjaan yang tentunya merupakan suatu tanggung jawab besar karena bisa dikatakan, bersih tidaknya kamar hotel, adalah merupakan hasil kerja seorang Room boy, yang tentunya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan manajemen hotel.
2.2 Pengertian Prestasi Kerja Pengertian prestasi kerja disebut juga sebagai kinerja atau dalam bahasa Inggris disebut “performance”. Pada prinsipnya, ada istilah lain yang lebih menggambarkan kepada “prestasi” dalam bahasa Inggris yaitu “achievement“. Tetapi karena kata tersebut berasal dari kata “ to achieve” yang berarti “mencapai “, maka dalam bahasa Indonesia sering diartikan menjadi “pencapaian“ atau “apa yang dicapai “, Bernardin dan Russel (1993:378) mengatakan: “…performance is
Universitas Sumatera Utara
defined as the record of outcome produced on a specified job function or activity during a specified time period (Prestasi kerja didefenisikan sebagai catatan dari hasil-hasil yang diperoleh melalui fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama tempo waktu tertentu)”. Bisa dipahami defenisi diatas menerangkan bahwa prestasi kerja lebih menekankan pada hasil atau yang diperoleh dari sebuah pekerjaan sebagai kontribusi pada perusahaan. Prestasi kerja atau kinerja sebagai tingkat pelaksanaan tugas yang bisa dicapai oleh seseorang, unit, atau divisi, dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.2.1 Pengertian Penilaian Prestasi Kerja Pada uraian di atas telah dijelaskan mengenai prestasi kerja, namun bagaimanakah defenisi “penilaian”? Penilaian prestsi kerja dalam bahasa Inggris disebut sebagai performance yang merupakan suatu proses organisasi menilai performa individu dan merupakan sebuah evaluasi formal dan sistematis tentang seberapa baik
seseorang melakukan tugasnya dan memenuhi perannya yang
sesuai dalam organisasi. Muchinsky (1993: 217) mengatakan: “…a systematic review of an individual employee’s performance on the job which is used to evaluate the effectiveness of his or her work“. (Suatu peninjauan yang sistemnatis terhadap prestasi kerja individu karywan dalam pekerjaan yang digunakan untuk mengevaluasi efektifitas kerja), Blanchard dan Spener (1982: 100) mengatakan:
Universitas Sumatera Utara
Penilaian prestasi kerja merupakan proses organisasi yang mengevaluasi prestasi kerja karyawan terhadap pekerjaannya. Esensinya, supervisor dan karyawan secara formal melakukan evaluasi secara terus menerus. Kebanyakan mereka mengacu pada prestasi kerja sebelumnya dan mengevaluasi untuk mengetahuai apa yang akan dilakukan selanjutnya. Ketika prestsi kerja tidak memenuhi syarat, maka manejer atau supervisor harus mengambil tindakan,demikian juga apabila prestasi kerjanya bagus, maka perilakunya perlu dipertahankan. Belows, (1961:370) mengatakan: “…suatu penilaian periodik atas nilai seorang individu karyawan bagi organisasinya, dilakukan oleh atasannya atau seorang yang berada dalam posisi untuk mengamati atau menilai prestasi kerjanya.”. Beach, (1970:257), mengatakan: “…sebuah penilaian sistematis atas individu karyawan mengenai prestasinya dalam pekerjaannya dan potensinya untuk pengembangan”. Sedangkan Bernandin dan Russel (1992: 379) mengatakan: “…suatu cara mengukur kontribusi individu (karyawan) kepada organisasi tempat mereka bekerja.”, dan Cascio (1992: 267) mengatakan: “…sebuah gambaran atau deskripsi sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dengan pekerjaan dari seseorang atau kelompok…”. Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian prestasi kerja merupakan cara sistematis untuk mengevaluasi prestasi, kontribusi, potensi, dan nilai dari seorang karyawan oleh orang-orang yang diberi wewenang perusahaan sebagai landasan pengembangan dan sebagainya.
2.2.2 Standar Penilaian Prestasi Kerja Setiap hotel mempunyai standar dalam pelaksanaan kerja untuk patokan dalam pelaksanaan kerja. Perusahaan maupun organisasi menggunakan penilaian prestasi kerja bagi para karyawan atau individu mempunyai maksud tertentu bagi
Universitas Sumatera Utara
perkembangan karyawannya Secara administratif, perusahaan atau organisasi dapat menjadikan penilaian prestasi kerja sebagai acuan atau standar di dalam membuat keputusan yang berkenaan dengan kondisi pekerjaan karyawan, termasuk untuk promosi pada jenjang karir yang lebih tinggi, pemberhentian, dan penghargaan atau penggajian. Sedangkan untuk pengembangannya adalah cara untuk memotivasi dan meningkatkan keterampilan kerja, termasuk pemberian evaluasi pada perilaku karyawan dan menindak-lanjuti dengan pengadaan training. Arti standar dijelaskan oleh W.J.S
Poeraudramita (1976: 960),
mengatakan: “… Sesuatu yang dipakai sebagai contoh atau dasar yang sebagai ukuran, takaran, dan timbangan, sesuatu yang tetap nilainya, sehingga dapat dipasai sebagai suatu ukuran “. Oleh karena itu untuk membantu para personalia melakukan penilaian prestasi kerja, maka formulir sangat dibutuhkan untuk membantu proses penilaian prestsi kerja karyawan. Formulir adalah merupakan surat isisan atau belangko yang harus diisi. Rao, (2002: 210) mengatakan: “…Standard formulir penilaian prestsi kerja sangatlah penting untuk mendukung bagian departemen personalia dalam menilai prestasi kerja karyawan pada hotel”.Menurut pendapat Fllipo (1993: 251) yang mangatakan: “…dalam formulir serangkaian pertanyaan disajikan sehubungan karyawan yang menjadi subyek dan perilakunya. Penilai memeriksa untuk menunjukkan apakah jawaban terhadap sesuatu pertanyaan tentang karyawan tersebut jawabannya “ya” atau “ tidak , nilai dari setiap pertanyaan dapat diberikan bobot”. Sementara Handoko (2000: 139) mengatakan: “…evaluasi prestasi kerja memerlukan performance standars ‘standarstandar pelaksanaan kerja’, dengan mana prestasi kerja diukur. Agar
Universitas Sumatera Utara
efektif, standar hendaknya berhubungan dengan hsil-hasil yang diinginkan pada setiap pekerjaan, lebih lanjut evaluasi juga memerlukan performance measure ‘ ukuran-ukuran yang dapat diandalkan’. Dimensi lain, ukuranukuran prestasi kerja adalah bersifat objektif atau subjektif. Ukuran kerja Objektif adalah ukuran yang dapat dibuktikan atau diuji oleh orang lain. Sedangkan ukuran subjektif adalah ukuran yang tidak dapat dibuktikan atau diuji oleh orang lain. Defenisi-defenisi di atas menyatakan bahwa sebuah standar dapat dianggap sebagai pengukur yang ditetapkan, di mana standar itu merupakan sesuatu yang harus diusahakan, atau sebuah sistem yang harus memiliki pertimbangan dalam menjalankannya serta alat untuk membandingkan antara satu hal dengan hal yang lain.
2.2.3 Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Dalam pencapaian hasil manajemen yang diinginkan, diperlukan langkah yang sangat baik untuk melaksankan penilaian prestasi kerja. Pelaksanaan ini bertujuan untuk mempermudah para penilai (atasan) dalam menilai para kaywanannya. Model penilaian prestasi kerja yang mencakup tiga aspek, antara lain : identification, measurement, dan management mengenai prestsi kerja karyawan di dalam organisasi.
2.2.3.1
Identification
Pada tahapan identifikasi, dapat disebut sebagai langkah pertama penilaian prestasi kerja karena mengidentifikasi karakteristik (trait) yang ada pada diri seseorang (karyawan yang akan dinilai). Suatu sikap terhadap penilaian prestasi kerja pada saat melakukan aktivitas pekerjaan di organisasi atau perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Sistem penilaian akan terfokus pada prestasi kerja yang mempengaruhi keberhasilan organisasi. Dimensi ini langkah awal yang penting di dalam proses penilaian. Apabila dimensi yang signifikan itu gagal, moril karyawan yang diinginkan untuk mendapatkan tipe karyawan yang bekerja dengan baik pada dimensi tersebut tidak akanditerima dan dihargai. Apabila sudah tidak relevan, dan dimensi tersebut tidak dihiraukan, maka karyawan merasa bahwa proses penilaian tidak memiliki arti secara keseluruhan, (Flippo, 1995:253),
2.2.3.2
Measurement
Pengukuran (measurement) merupakan bagian tengah dari sistem penilaian, guna membentuk managerial judgment prestasi kerja karyawan yang mamilah hasil baik-buruknya. Pengukuran prestasi kerja yang baik harus konsisten melalui organiasasi. Sehingga seluruh manajer di dalamnya diharuskan menjaga standar tingkat perbandingannya. Pengukuran prestasi kerja karyawan melibatkan sejumlah ketetapan untuk merefleksikan perilaku karyawan pada pengenalan beberapa karakteristik maupun dimensi. Secara tehnis, sejumlah ketetapan itu seperti halnya predikat exellent (sempurna)., good (baik), average (cukup), dan poor (kurang) dapat digunakan dengan pemberian nomor dari 1 hingga 4 untuk tingkatan prestasi kerja karyawan. Dari segi alat pengukuran, Gomez dan Meizia (2001: 227), mengatakan: “…format penilaian yang diklasifikasikan pada 2 cara : (1) the type of judgment that is required relative or absolute), dan (2) the focus of the measure (trait, behaviour, or outcome)”.
Universitas Sumatera Utara
Relative judgment merupakan format penilaian yang menganjurkan supervisor untuk membandingkan prestasi kerja sesame karyawan yang satu dengan yang lain pada jenis pekerjaan yang sama. Sedangkan absolute judgment menyangkut format penilaian yang menganjurkan supervisor untuk membuat penilaian mengenai prestasi kerja karyawan berdasarkan standar. Sistem pengukuran prestasi kerja dapat diklasifikasikan dengan bentuk data yang terfokus pada : trait (karakteristik) data, behaviour (perilaku) data, dan outcome (hasil) data. Trait Apprasial instruments (penilaian sifat atau karakter) menjadi tugas supervisor untuk membuat penilaian-penilaian mengenai karakterkarakter pekerja yang cenderung konsisten dan berlangsung lama. Sistem kedua dari pengukuran prestasi kerja adalah behavioural appraisal instrument (penilaian perilaku) terfokus pada aspek penilaian perilaku karyawan. Penilaian yang berorientasi pada hasil kerja karyawan adalah hasil kerja karyawan itu sendiri.. Bentuk penilaian ini menurut mengharuskan secara khusus dalam bentuk hasil yang dapat diukur, disepakati sebelumnya oleh atasan dan bawahan, (Bittel, 1996: 222)
2.2.3.3
Management
Penilaian prestasi kerja karyawan memberikan alat penting bagi manajemen untuk digunakan dalam menjelaskan tujuan-tujuan dan standarstandar kerja serta memotivasi karyawan di masa berikutnya. Hal ini dapat dipahami sebagai suatu tahapan yang dirancang untuk memperbaiki keinerja
Universitas Sumatera Utara
perusahaan secara keseluruhan melalui perbaikan prestasi kerja karyawan oleh manajer. Pelaksanaan penilaian karyawan dipengaruhi oleh aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan itu. Adapun unsur-unsur yang biasa harus dinilai dalam pelaksanaan penilaian adalah : keseteiaan (kesediaan karyawan menjaga dan membela organisasi di dalam maupun di luar perusahaan), prestasi kerja (hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dapat dihasilkan untuk karyawan tersebut berdaasarkan uraian pekerjaan.), keujujuran. (penilai dan yang dinilai harus memiliki kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya memenuhi perjanjian baik bagi diri sendiri maupun orang lain), kedisplinan (mengerjakan pekerjaan sesuai dengan intruksi yang diberikan kepadanya), kreatifitas (kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreatifitas untuk menyelesaikan pekerjaannya).
2.2.4 Manfaat Penilaian Prestasi Kerja Perusahaan maupun organisasi menggunakan penilaian prestasi kerja bagi para karyawan atau individu mempunyai maksud sebagai langkah administratif dan pengembangan. Secara administratif, perusahaan atau organisasi dapat menjadikan penilaian prestasi kerja sebagai acuan atau standar di dalam membuat keputusan yang berkenaan dengan kondisi pekerjaan karyawan, termasuk untukpromosi pada jenjang karir yang lebih tinggi, pemberhentian, dan penghargaan atau penggajian. Sedangkan untuk pengembangannya adalah cara untuk memotivasi dan meningkatkan keterampilan kerja, termasuk pemberian
Universitas Sumatera Utara
evaluasi pada perilaku karyawan dan menindak-lanjuti
dengan mengadakan
training. Cherrington (1995: 276). Menambahkan tujuan lainnya antara lain untuk mengidentifikasi kebutuhan training untuk kepentingan karyawan agar tingkat kemampuan dan keahliannya pada suatu pekerjaan dapat ditingkatkan pada level yang lebih tinggi. Kemudian diintegrasikan pada perencanaan sumber daya manusia yang dihubungkan pada fungsi-fungsi SDM. Penilaian karyawan secara luas digunakan untuk mengidentifikasi karyawan yang akan dipromosikan. Manfaat adalah guna atau faedah. Departemen personalia maupun para karyawan memerlukan umpan-balik atas upaya-upaya mereka melakukan praktek. Para manejer departemen-departemen lainnya sering tidak memahami pentingnya manfaat penilaian prestasi kerja, Handoko (2002: 96) mengatakan: Kegunaan penilaian prestasi kerja dapat dirincikan sebagai berikut: Perbaikan prestasi kerja, yaitu : umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer, dan departemen personalia membetulkan kegiatan-kegiatan mereka unutk memperbaiki prestasi. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi, yaitu : penilaian prestsi kerja membantu para pengambil keputusan dalam menentukan kenaikan upah, pemberian bonus dalam bentuk kompensasi lainnya. Keputusan-keputusan penempatan, yaitu : promosi dan transfer biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa lalu, atau antisipasinya promosi biasanya bentuk penghargaan prestasi kerja masa lalu. Kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan, yaitu : prestasiprestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan demikian juga prestasi yang baik mungkin mencerminkan prestasi yang harus dikembangkan. Perencanaan dan pengembangan karir, yaitu : umpan balik prestasi mengarahkan keputusan-keputusan karir, yaitu tentang jalur karir yang diteliti. Penyimpangan-penyimpangan proses staffing, yaitu :prestasi yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan proses staffing departemen personalia.
Universitas Sumatera Utara
Ketidak akuratan informasi, yaitu : prestasi yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan dalam informasi jabatan rencana. Kesalahan disain pekerjaan, yaitu : prestasi yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan dalam desain pekerjaan. Kesempatan kerja yang adil, yaitu : penilaian prestasi yang akurat akan menjamin keputusan-keputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi. Tantangan-tantangan eksternal, yaitu : kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor di linkungan kerja seperti keluarga, kesehatan, financial, atau masalah-masalah lainnya.
Universitas Sumatera Utara