BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu Lidyawagiri (2008) melakukan penelitian mengenai “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Redaksi Majalah Swa Memilih Lokasi Untuk Membangun Gerai Majalah Swa” didapatkan hasil bahwa kedekatan dengan konsumen (X1), Transportasi (X2), dan Ketersediaan tenaga kerja (X3) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penentuan lokasi gerai Majalah Swa.
B. Wirausaha Menurut Holt (dalam Riyanti, 2003), kata Entrepreneur berasal dari kata kerja Enterprende. Kata ”wirausaha” merupakan gabungan kata ”wira” (gagah berani, perkasa) dan kata ”usaha”. Jadi wirausaha berarti orang yang gagah berani/perkasa dalam usaha. Menurut Zimmerer dan Schorborough (dalam Riyanti, 2003): ”an enterpreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit. And the growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources to capitalize of them”. Adam Smith (dalam Riyanti, 2003) melihat wirausaha sebagai orang yang memiliki pandangan yang tidak lazim yang dapat mengenali tuntutan potensial atas barang dan jasa. Dalam pandangan Smith, wirausaha bereaksi terhadap perubahan ekonomi, lalu menjadi agen ekonomi yang merubah permintaan menjadi produksi. Richard Cantillon (dalam Riyanti, 2003:23) berpendapat bahwa wirausaha adalah seorang inkubator gagasan
Universitas Sumatera Utara
baru, yang selalu berusaha menggunakan sumber daya secara optimal untuk mencapai tingkat komersial paling tinggi. Sementara Menger (dalam Riyanti, 2003:23) berpendapat bahwa wirausaha adalah orang yang dapat melihat cara-cara ekstrem dan tersusun untuk mengubah sesuatu yang tidak bernilai /bernilai rendah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Misalnya, dari terigu menjadi roti yang lezat. Pengertian wirausaha yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perpaduan definisi yang dikemukakan di atas sebagai berikut: ”wirausaha adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil resiko pribadi dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensipotensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.” Definisi ini hanya berlaku bagi mereka yang mengelola usaha sendiri dan mempekerjakan orang lain dalam menjalankan kegiatan usahanya. Ada enam hakekat penting kewirausahaan yaitu (Suryana, 2003), sebagai berikut: 1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan,siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
Universitas Sumatera Utara
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959). 3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996). 4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997). 5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih. 6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Kewirausahaan secara ringkas berdasarkan keenam konsep diatas dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif
Universitas Sumatera Utara
(create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko. Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif didalam mengembangkan ide dan pikiranya terutama didalam menciptakan peluang usaha didalam dirinya, dia dapat mandiri menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain, seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan sumbersumber yang ada disekitarnya,
mengembangkan teknologi baru,
menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Menurut
Geoffrey
G.
Meredith
(dalam
Suryana,
2003)
mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan Ciri-ciri (1) Percaya diri
Watak Keyakinan,
ketidaktergantungan,
individualitas, dan optimisme. (2) Berorientasi pada tugas dan hasil
Kebutuhan
untuk
berprestasi,
berorientasi
laba,
ketekunan
ketabahan,
tekad
kerja
dan keras,
mempunyai dorongan kuat, energik dan insiatif. (3) Pengambilan resiko dan suka tantangan (4) Kepemimpinan
Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar. Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saransaran dan kritik.
(5) Keorisinilan
Inovatif dan kreatif serta fleksibel
(6) Berorientasi ke masa depan
Pandangan ke depan, perspektif.
Sumber: Suryana, 2003
C. Lokasi Pengertian lokasi mempunyai fungsi yang strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan badan usaha. Disini sengaja dipakai istilah lokasi walau penulis lain banyak yang memakai istilah tempat kedudukan atau tempat kediaman. Lokasi lebih tegas berarti tempat secara fisik (Sriyadi, 2001). Lokasi adalah letak toko atau pengecer pada daerah yang strategis sehingga dapat memaksimumkan laba (Swastha, 2000). Lokasi adalah tempat toko yang paling
Universitas Sumatera Utara
menggantungkan yang dapat dilihat dari jumlah rata-rata halayak yang melewati toko itu setiap harinya, persentasi khalayak yang mampir ke toko. Persentasi mampir dan kemudian membeli serta nilai pembelian per penjualan (Kotler, 2007). Lokasi adalah tempat di mana perusahaan itu di dirikan (Manullang, 2001). Jadi lokasi disini adalah tempat yang berhubungan dimana perusahaan akan didirikan dan dilaksanakan. Dalam penelitian ini, yang dimaksud lokasi adalah letak Pajak Usu Medan. Dalam menentukan lokasi atau tempat usaha ini harus pula di ketahui jenis-jenis lokasi atau tempat usaha sebagai berikut: a. Jenis letak atau lokasi perusahaan sebagai berikut: 1. Letak perusahaan berdasarkan alam. 2. Letak perusahaan berdasarkan sejarah. 3. Perusahaan yang di tetapkan oleh pemerintah 4. Letak perusahaan yang di pengaruhi oleh faktor ekonomi (Manullang, 2001) Dalam menentukan lokasi usaha di lakukan penekanan pada rentabilitas usaha. Dan pemilihan mempertimbangkan pada tempat di mana akan tercipta keuntungan yang lebih besar. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi usaha menurut Manulang (2001) antara lain: 1. Lingkungan masyarakat. 2. Kedekatan dengan pasar atau konsumen. 3. Tenaga kerja.
Universitas Sumatera Utara
4. Kedekatan dengan supplier. 5. Kedekatan dengan fasilitas tranportasi umum. c. Pertimbangan – pertimbangan yang cermat dalam menentukan lokasi menurut Tjiptono ( 2002) antara lain: 1. Kemudahan (Akses) atau kemudahan untuk dijangkau dengan sarana transportasi umum. 2. Visibilitas yang baik yaitu keberadaan lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan. 3. Lokasi berada pada lalu lintas (Traffic). Di mana ada dua hal yang perlu di pertimbangkan yaitu : - Banyaknya orang lalu lalang bisa memberika peluang terjadinya impulse Buying. - Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi hambatan, misalnya pelayanan polisi, pemadm kebakaran atau ambulan. 4. Tempat parkir yang luas dan aman. 5. Ekspansi, tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di kemudian hari. 6. Lingkugan, yaitu daerah sekitar yang mendukung barang dan jasa yang ditawarkan. Misalnya warung makan berdekatan dengan daerh kost, asrama mahasiswa, atau perkantoran. 7. Persaingan, yaitu lokasi pesaing. Misalnya dalam menentukan lokasi wartel perlu dipertimbangkan apakah dijalan atu daerah yang sama banyak pula terdapat wartel lain atu tidak.
Universitas Sumatera Utara
8. Peraturan pemerintah, yaitu miasalnya ketentuan yang melarang tempat reparasi (bengkel) kendaraan bermotor berdekatan dengan pemukiman penduduk. Pemilihan lokasi merupakan faktor bersaing yang penting dalam usaha menarik pelanggan (Kotler, 2007). Rantai toko serba ada, perusahaan minyak, penjual hak guna paten dalam bidang makanan tidak tahan lama akan berhati-hati sekali dalam memilih lokasi. Pertama yang dilakukan adalah memilih daerah dimana toko akan dibuka, kemudian kota tertentu, baru kemudian lokasinya. Para pengecer besar harus mengatasi masalah apakah menentukan beberapa toko kecil dalam banyak lokasi atau toko besar dalam lokasi yang sedikit jumlahnya. Pengecer seharusnya menempatkan sejumlah toko secukupnya disetiap kota untuk memungkinkan pengawasan dan penghematan distribusi, makin besar toko makin luas daerah atau jangkauan niaga mereka. Pengecer bisa memilih penempatan toko mereka di wilayah bisnis dipusat kota, dipusat pertokoan wilayah pinggiran kota, dipusat pertokoan komunitas, atau dijalan pertokoan. Dengan melihat trade-off besar kecilnya jumlah pengunjung dengan tinggi rendahnya uang sewa, pengecer harus memutuskan menempatkan toko-tokonya
pada
lokasi
yang
paling
menguntungkan
mereka
dapat
menggunakan berbagai metode untuk menaksir lokasi, termasuk menghitung jumlah pengunjung, mensurvai kebiasaan belanja konsumen, menganalisis lokasi yang bersaing, dan lain sebagainya. Beberapa cara untuk menempatkan lokasi yang tetap telah disusun. Pengecer dapat menaksir keefektifan toko tertentu dengan cara melihat ke empat indikator berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Jumlah rata-rata khalayak yang melewati toko itu setiap harinya. 2. Persentase khalayak yang mampir ke toko 3. Persentase khalayak yang mampir dan kemudian membeli. 4. Nilai pembelian per penjualan. Toko kurang begitu laris barangkali terletak dilokasi yang tidak begitu banyak dilewati khalayak, atau tidak banyak dikunjungi oleh khalayak atau hanya dilihat. Lihat saja oleh sebagian besar pengunjung, atau dikunjungi pembeli yang hanya membeli sedikit. Masing-masing keadaan ini dapat diatasi. Jumlah khalayak yang lewat dapat ditingkatkan dengan memperbaiki lokasi. Demikian juga dengan khalayak yang mampir dapat ditingkatkan dengan mendirikan etalase yang menawan dan memasang pengumuman-pengumuman tentang penjualan, dan jumlah pembeli, yang membeli serta nilai pembelian dapat ditingkatkan sebagian besar dengan meningkatkan mata produk, harga dan kemampuan wiraniaga. Menurut Mc. Charty, indikator dari lokasi adalah : 1. Saluran ditribusi 2. Jangkauan distribusi 3. Lokasi penjualan 4. Pengangkutan. 5. Persediaan. 6. Pergudangan (dalam Swastha, 2000) Dan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengangkutan, jangkauan distribusi dan lokasi penjualan. Sedangkan untuk saluran ditribusi, pesediaan dan pergudangan dirasa tidak sesuai dengan penelitian ini karena Pajak USU Medan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan satu saluran distribusi, yaitu pembeli datang langsung ke Pajak USU. Sedangkan untuk persediaan ada dalam gudang sehingga tidak diketahui oleh konsumen. Indikator lokasi dalam penelitian ini adalah : 1. Lokasi Penjualan. Lokasi penjualan merupakan bagian penting dalam saluran distribusi. Lokasi yang baik menjamin tersedianya akses dengan cepat, dan sejumlah besar konsumen dan cukup kuat untuk mengubah pola berbelanja dan pembelian konsumen. Sejalan dengan semakin banyaknya persaingan dengan pasar tradisional, toko pengecer yang menawarkan produk yang sama, perbedaan yang sangat tipis sekalipun pada lokasi dapat berdampak pada pangsa pasar dan kemampulabaan sebuah usaha. 2. Jangkauan Ditribusi Jangkauan yang dimaksud disini adalah adanya jarak yang diperlukan oleh konsumen dalam berkunjung dan berbelanja di Pajak USU. Jarak bisa berupa jarak geografis yang di sebabkan oleh perbedaan lokasi Pajak USU dengan tempat konsumen. 3. Pengangkutan. Untuk memungkinkan kelancaran dalam kegiatan berbelanja maka fungsi pengangkutan atau transportasi sangatlah penting bagi Pajak USU dan konsumen. Pengangkutan atau transportasi merupakan factor yang penting dalam kegiatan berbelanja menuju Pajak USU. Fungsi pengangkutan ini tercermin dalam :
Universitas Sumatera Utara
a. Kelancaran kegiatan berbelanja. b. Efisiensi waktu dan biaya angkutan.
D. Penentuan Lokasi Perencanaan lokasi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu bisnis. Perusahaan yang ingin mengembangkan usahanya harus mampu menentukan lokasi yang terbaik dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Lokasi mempunyai pengaruh besar pada biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel sehingga akan berdampak laba yang akan diperoleh perusahaan. Biaya lain yang bisa dipengaruhi letak lokasi di antaranya adalah pajak, upah, biaya bahan baku, dan sewa. Sekali manajemen terikat untuk beroperasi di suatu lokasi tertentu, banyak biaya yang timbul dan sulit untuk dikurangi. Lokasi merupakan kunci bagi kemampuan perusahaan menarik para pelanggan agar tidak kalah dalam persaingan dan dapat memperoleh laba yang sebesar-besarnya.
E. Hal–Hal yang Dibutuhkan untuk Keputusan Lokasi Dalam mengambil keputusan mengenai penentuan lokasi, suatu perusahaan hendaknya memperhatikan beberapa hal sebelum menentukan lokasi, antara lain : 1. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran yang diterapkan hendaknya sejalan dengan strategi perusahaan yang telah ditetapkan. Melalui strategi pemasaran, suatu perusahaan dapat menentukan pasar sasaran yang ingin ditujukan dalam
Universitas Sumatera Utara
menjual produknya. Dengan demikian, perusahaan akan menentukan lokasi yang cenderung lebih dekat dengan pasar sasaran agar produk mereka lebih mudah dijangkau. 2. Biaya yang Dikeluarkan dalam Melakukan Bisnis Penentuan lokasi sangat berkaitan dengan biaya yang akan dikeluarkan perusahaan selama melakukan kegiatan bisnisnya. Biaya–biaya tersebut mencakup biaya tenaga kerja, bahan baku, pajak, penyusutan, termasuk biaya transportasi bahan baku dan barang jadi serta pembangunan pabrik merupakan unsur – unsur biaya lokasi keseluruhan. 3. Pertumbuhan Dalam jangka panjang suatu perusahaan akan berusaha untuk semakin mengembangkan bisnisnya. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah perluasan usaha dengan mendirikan atau membuka cabang baru pada lokasi yang strategis. Oleh karena itu, penentuan lokasi perlu memperhatikan faktor pertumbuhan usaha, sebagai contoh perusahaan yang ingin mendirikan pabrik baru di area luar kota karena perusahaan melihat lokasi tersebut profitable bagi bisnisnya. 4. Kehabisan Sumber Daya Sumber daya merupakan faktor yang penting dalam menjalankan suatu bisnis terutama dalam proses produksi. Oleh karena itu, perusahaan yang bisnisnya sangat mementingkan penggunaan sumber daya hendaknya menentukan lokasi yang dekat dengan keberadaan sumber daya yang dibutuhkan, seperti minyak bumi, hasil hutan, dsb.
Universitas Sumatera Utara