BAB II URAIAN TEORITIS A.
Penelitian Terdahulu Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-faktor
yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU Kampus Universitas Sumatera Utara)”. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel peluang dan variabel emosional serta pengaruh yang negatif dan tidak signifikan untuk variabel modal, pendidikan, dan pengalaman, terhadap memulai usaha kecil (Y). Ritonga
(2005)
melakukan
penelitian
dengan
judul
“Pengaruh
Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Mikro Non Makanan Di Lingkungan Pajak USU” Hasil penelitian diperoleh yaitu bahwa kewirausahaan bukan merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha mikro non makanan di Pajak USU atau dapat dikatakan tidak terdapat hubungan antara kewirausahaan dan keberhasilan usaha yang signifikan.
B. Kewirausahaan 1. Pengertian Kewirausahaan Wirausahawan (entrepreneur) adalah seorang yang mempunyai kombinasi unsur-unsur dan elemem-elemen internal yang memiliki kombinasi motivasi, visi, komunikasi, dan dorongan semangat, serta kemampuan untuk memanfaatkan peluang usaha. Dalam kontek bisnis wirausahawan merupakan seorang pengusaha, tapi tidak semua pengusaha adalah wirausahawan. Karena wirausahawan itu merupakan salah satu pelopor dalam bisnis, inovator,
Universitas Sumatera Utara
penanggung jawab resiko yang mempunyai visi kedepan dan memiliki keunggulan dalam berprestasi dibidang usaha (Suryana, 2006:11). Kewirausahaan merupakan semangat perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri atau pelayanan yang lebih baik terhadap pelanggan / masyarakat, dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, menyediakan produk yang lebih baik dan lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efesien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas, inovasi, serta kemampuan manajemen (Sutrisno, 2003:3).
2. Ciri – ciri Kewirausahaan Menurut Suryana, (2006 : 30) ciri-ciri seorang wirausahawan yang baik adalah sebagai berikut: a. Memiliki motif berprestasi yang tinggi. b. Memiliki perspektif ke depan. c. Memiliki kreativitas yang tinggi. d. Mememiliki sifat inovasi yang tinggi. e. Memiliki komitmen terhadap perkerjaannya. f. Memiliki rasa tanggung jawab.
Menurut Sulipan, (2005 : 123) memberikan kesimpulan bahwa ciri-ciri seorang wirausahawan yang baik adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1.
Mempunyai semangat dan kemampuan untuk mengatasi kesulitan dan permasalahan.
2.
Mempunyai kemampuan dalam menilai kesempatan-kesempatan di dalam berwirausaha.
3.
Mempunyai keberanian untuk mengambil resiko dalam menjalankan usahanya dalan mengejar suatu keuntungan.
4.
Mempunyai daya, kreasi, imajinasi dalam mengembangkan bidang usaha yang digeluti.
5.
Mempunyai cara menganalisa yang tepat, sistematis, dan metodologi dalam mengembangkan usahanya.
6.
Memiliki kemampuan, kemajuan, dan tekad bulat dalam mengembangkan bidang usahanya guna mencapai kemajuan dan tujuan.
7.
Membawa teknik baru dalam mengorganisasikan usahanya secara tepat guna, efektif, dan efesien.
8.
Berusaha tidak komsumtif dan selalu menanamkan kembali keuntungan yang diperoleh di dalam kegiatan bidang usahanya.
C. Cara Memulai Usaha Baru Menurut Suryana (2006 : 100) ada 3 (tiga) cara yang dapat dilakukan untuk memulai usaha baru, yaitu : 1. Merintis usaha baru, yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dapat dirancang sendiri.
Universitas Sumatera Utara
2. Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama dan organisasi yang sudah ada. 3. Kerja sama manajemen (franchising), yaitu kerja sama antara wirausaha dengan preusan besar dalam mengadakan persetujuan jual – beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha (waralaba).
D. Manfaat Membuka Usaha Kebanyakan wirausahawan membuka usahanya untuk kepuasan diri. Rutinitas yang membosankan, kreasi yang dihambat-hambat, birokrasi yang panjang dan kaku, atau suasana kerja yang tidak menyenangkan. Budaya (cultur) perusahaan yang tidak cocok merupakan hal yang bisa menciptakan motif, dan mendorong orang untuk segera mencari kebebasan. Jika mereka bekerja sebagai orang gajian, maka semua yang mereka lakukan hanya untuk pimpinan perusahaan. Sedangkan, dengan berwirausaha maka semua pekerjaan yang dilakukan untuk dirinya sendiri. Ada beberapa keuntungan menarik yang bisa didapatkan dari membuka usaha sendiri (Sarosa, 2003:5) adalah sebagai berikut: 1. Pontensi penghasilan yang tak terbatas Membuka usaha berbeda dengan bekerja sebagai karyawan di perusahaan orang lain. Kalau bekerja sebagi karyawan, penghasilan adalah sebesar gaji (mungkin ditambah dengan tunjungan-tunjangan bila ada), di mana gaji dan tunjangan tersebut telah ditetapkan berdasarkan jabatan (masa kerja) oleh pemilik perusahaan. Dalam hal ini seseorang hanya bisa menerima keputusan yang dibuat oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya, bila membuka usaha sendiri
Universitas Sumatera Utara
maka penghasilan yang didapatkan bisa dalam jumlah yang lebih besar, bahkan tidak terbatas, tergantung dari kinerja dan pengolahan usaha. Seseorang wirausahawan bebas menentukan berapa yang akan didapatnya, potensi untuk menerima penghasilan yang tidak terbatas ini merupakan daya tarik yang mengiurkan bagi seseorang untuk berwirausaha. 2. Memaksimalkan kemampuan Kemampuan yang dimaksud bisa berupa ide ataupun kemampuan yang lain seperti menjual, bernegosiasi, dan lain-lain. Dengan memiliki usaha sendiri maka wirausahawan memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk bekreasi dengan ide-ide tersebut. Untuk bekerja dengan adanya batasan-batasan yang mungkin akan sering ditemui jika memilih untuk bekerja sebagai karyawan disuatu perusahaan. Sudah tentu dengan adanya kebebasan bekerja dan berkreasi secara maksimal maka semangat kerjapun tinggi. Semangat kerja yang tinggi inilah yang sangat diharapkan dapat membuahkan hasil yang maksimum bagi usaha sendiri, dengan berwirausaha seseorang bebas berkreasi, akan tetapi maju tidaknya usaha tersebut tergantung pimpinannya dalam mengelola usaha tersebut. 3. Bebas mengatur waktu kerja Dengan menjadi karyawan, sebenarnya seseorang telah melakukan suatu transaksi dengan perusahaan tempat bekerja, yaitu jual beli. Seseorang telah menjual waktu dan kemampuannya untuk digunakan oleh perusahaan. Jika bekerja sebagai karyawan maka ada keterbatasan untuk bisa mengatur waktu, sebagian besar waktu dihabiskan di luar rumah. Akan tetapi seseorang, dapat
Universitas Sumatera Utara
mengatur waktu kerjanya sendiri jika memulai membuka usaha, bahkan jika usaha tersebut di rumah. Wirausahawan adalah seperti orang bebas yang mempunyai tanggung jawab, semakin sukses seorang wirausahawan semakin banyak waktu luangnya. Seorang wirausahawan bukanlah seseorang yang makin sibuk jika usahanya mulai berkembang. 4. Sikap mental yang mandiri Sebagai seorang manajer dalam usaha sendiri, maka bersikap mandiri dalam menjalankan usahanya yang merupakan tuntutan yang harus dilakukan. Sikap mental yang kuat dan mandiri sangat dibutuhkan pada saat sedang menghadapi masalah yang berat sehingga menuntut untuk dapat mengambil tindakan yang cepat dan tepat. Pada situasi seperti ini tidak ada siapapun yang bisa diandalkan selain diri sendiri, karena setiap wirausahawan merupakan manajer pada usahanya. Justru wirausahawan tersebut yang diharapkan oleh para karyawan untuk dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Kemandirian dan sikap mental yang kuat dalam berbisnis dan kehidupan pribadi si pengusaha sangat berkorelasi dan saling mempengaruhi. Self manajemen (manajemen diri sendiri) merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh seorang wirausahawan untuk memberikan contoh bagi para bawahan atau karyawannya.
E. Keberhasilan Usaha Menurut Nasution dalam bukunya yang berjudul ”Pengembangan Wira Usaha Baru” (2001 : 15), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah,
Universitas Sumatera Utara
perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah. Sedangkan menurut Anoraga (2002), Apapun pilihan usaha baru yang diputuskan, untuk menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (Business Plan). Business plan merupakan dokumen yang disiapkan sercara seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha yang akan digeluti, sasaran dari entrepreneur dan rencana tindakan untuk mencapai sasaran serta keberhasilan dalam usaha. Suatu rencana usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi – fungsi operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran, produksi, keuangan dan fungsi ketenagaan atau sumber daya manusia. Secara garis besar seorang wirausahawan tentu akan memulai menyusun rencana dengan pertama – tama menyusun rencana pemasaran, kemudian rencana produksi, organisasi dan manajemen (yang berhubungan dengan personalia) dan rencana keuangan.
F. Strategi Untuk Mempertinggi Kesempatan Sukses Usaha Baru
Berbagai buku mendefinisikan manajemen strategi dengan kata-kata yang berbeda. Diantaranya, menurut Nawawi (2003), manajemen strategi merupakan perencanaan strategi yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang
Universitas Sumatera Utara
berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran organisasi.
Pengertian manajemen strategi begitu banyak didefenisikan, namun pada dasarnya manajemen strategi merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri dari visi, misi, tujuan dan strategi utama organisasi. Sedangkan komponen kedua adalah perencanaan operasional dengan unsur-unsurnya, sasaran dan tujuan operasional,
pelaksanaan
fungsi-fungsi
manajemen
berupa
fungsi
pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan situsional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.
Melaksanakan Manajemen strategi berarti entrepreneur juga harus membuat perencanaan dalam bentuk formulasi bisnis secara matang. Resnik dalam Certo dan Peter (1991) seperti dikutip I Putu Sugi Darmawan (2004), terdapat 10 formulasi strategi yang disarankan dirancang untuk mempertinggi kesempatan hidup dan sukses sebuah usaha kecil.
Adapun kesepuluh formulasi strategi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menjadi objektif. Angan-angan sendiri tidak memiliki tempat di dalam bangunan sebuah bisnis. Kejujuran, penilaian yang tenang dari kekuatan
Universitas Sumatera Utara
dan kelemahan perusahaan dan keahlian bisnis serta manajemennya adalah hal yang mendasar. 2. Membuat sederhana dan terfokus. Dalam usaha kecil, kesederhanaan adalah efektif. Usaha dan sumber daya, seharusnya dikonsentrasikan dimana dampak dan keuntungan adalah hal yang paling utama. 3. Fokus pada pasar yang menguntungkan. Kelangsungan hidup dan keberhasilan usaha kecil oleh persediaan barang dan jasa khusus yang menemukan
keinginan
dan
kebutuhan
dari
pemilihan
kelompok
pelanggan. 4. Mengembangkan rencana pemasaran. Usaha kecil harus memutuskan bagaimana untuk meraih dan menjual kepada pelanggan. 5. Memanajemen tenaga kerja secara efektif. Kesuksesan usaha kecil tergantung pada bangunan, pengaturan dan motivasi sebuah tim pemenang. 6. Membuat catatan keuangan yang jelas. Usaha kecil perlu untuk memiliki catatan asset, liabilitas, penjualan, biaya dan informasi akunting lainnya dalam urutan untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan. 7. Tidak pernah menghambur-hamburkan kas. Kas adalah raja di dalam dunia usaha kecil. 8. Menghindari perangkap yang berulang-ulang dari pertumbuhan yang cepat. Usaha kecil harus hati-hati melakukan ekspansi.
Universitas Sumatera Utara
9. Mengerti seluruh fase bisnis. Pengendalian usaha kecil dan kemajuan keuntungan usaha kecil , tergantung pada pengertian yang lengkap dari seluruh fungsi bisnis. 10. Merencanakan ke depan. Usaha kecil harus memformulasikan secara kritis dan menantang, pencapaian sasaran, tujuan dan mengubahnya menjadi aktifitas yang produktif.
Universitas Sumatera Utara