BAB II URAIAN TEORITIS 2.1
Kerangka Teori Dalam penyelesaian suatu permasalahan, diperlukan adanya suatu teori
dan gagasan agar dapat diterima kebenarannya oleh masyarakat. Teori berfungsi sebagai alat untuk mencapai satuan pengetahuan yang sistematis dan untuk bimbingan penelitian. Untuk menjelaskan dan mengembangkan variabel yang ada di dalam penelitian ini, maka peneliti menjabarkan beberapa teori yang dapat mendukung penelitian ini. Definisi teori adalah suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada abstraksi dengan kadar yang tinggi dan daripadanya proposisi bisa dihasilkan yang dapat diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi mengenai perilaku (Effendi, 2003). Kerangka teori adalah bagian dari penelitian tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel, atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya (Arikunto, 2005). Adapun teori-teori yang dipakai dalam menunjang pelaksanaan dan keberhasilan penelitian yang dilakukan ini yaitu : 2.1.1 Komunikasi Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan seharihari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau di 9 Universitas Sumatera Utara
mana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Dimana komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini mereka menganggap komunikasi sebagai suatu proses, bukan suatu hal. Menurut Louis Forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan, “communication is the process by which a system is established, maintained and altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah. Pada definisi ini komunikasi juga dipandang sebagai suatu proses. Kata signal maksudnya adalah signal yang berupa verbal dan nonverbal yang mempunyai aturan tertentu. Dengan adanya aturan ini menjadikan orang yang menerima signal yang telah mengetahui aturannya akan dapat memahami maksud dari signal yang diterimanya. Brent D. Ruben (1988) memberikan definisi mengenai komunikasi manusia yang lebih komprehensif, komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain. Pada definisi ini, komunikasi juga dikatakan sebagai suatu proses yaitu suatu aktivitas yang mempunyai beberapa tahapan yang terpisah satu sama lain, tetapi masih tetap berhubungan. William J. Seller (1988), memberikan definisi komunikasi yang lebih bersifat universal, yang mana dikatakan bahwa komunikasi adalah proses dengan
10 Universitas Sumatera Utara
mana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti. Kelihatannya dari definisi ini proses komunikasi yang sangat sederhana, yaitu mengirim dan menerima pesan tetapi sesungguhnya komunikasi adalah suatu fenomena yang kompleks yang sulit dipahami tanpa mengetahui prinsip dan komponen yang penting dari komunikasi tersebut. Menurut dr. Arni Muhammad (1989), komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim dan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Proses komunikasi ini dikategorikan dengan peninjauan dari dua perspektif, antara lain: a.
Proses komunikasi dalam perspektif psikologis Proses komunikasi perspektif ini terjadi pada diri komunikator dan
komunikan. Menurut Onong (2003) , ketika seorang komunikator berniat akan menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses. Pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, yakni isi pesan dan lambang. Isi pesan umumnya adalah pikiran, sedangkan lambang umumnya adalah bahasa, proses “mengemas” atau “membungkus” pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator itu dalam bahasa komunikasi dinamakan encoding. Hasil encoding berupa pesan itu kemudian ia transmisikan atau dikirimkan kepada penerima untuk diinterprestasi menjadi suatu isi pesan yang dapat dipahami secara jelas. b. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis Proses ini berlangsung ketika komunikator menyampaikan informasi dengan lisan, tulisan atau bahasa tubuh kepada komunikan. Penangkapan pesan dari komunikator oleh komunikan itu dapat dilakukan dengan indera telinga atau indera mata, atau indera-indera lainnya.
11 Universitas Sumatera Utara
Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis dapat diklasifikasikan menjadi proses komunikasi secara primer dan secara sekunder (Onong, 2003). 1) Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang (simbol) sebagai media atau saluran. Lambang ini umumnya bahasa, tetapi dalam situasi-situasi komunikasi tertentu lambang-lambang yang dipergunakan dapat berupa bahasa isyarat tubuh (gesture), yakni gerak angggota tubuh, gambar, warna, dan lain sebagainya. (Onong, 2003) 2) Proses komunikasi secara sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Komunikator menggunakan media kedua ini karena komunikan yang dijadikan sasaran komunikasinya jauh tempatnya atau banyak jumlahnya atau kedua-duanya, jauh dan banyak. Kalau komunikan jauh, dipergunakanlah surat atau telepon, jika banyak dipakailah perangkat pengeras suara, apabila jauh dan banyak, dipergunakan surat kabar, radio atau televisi. Komunikasi dalam proses secara sekunder ini semakin lama semakin efektif dan efisien karena didukung oleh teknologi komunikasi yang semakin canggih, yang dibantu pula oleh teknologiteknologi lainnya yang bukan teknologi komunikasi. (Onong, 2003).
12 Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran adalah salah satu kegiatan pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan atau mengingatkan pasar sasaran akan suatu produk agar bersedia menerima, membeli, dan setia kepada produk yang ditawarkan produsen. Pada kenyataannya tidak semua konsumen mengetahui bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhannya atau tidak menyadari adanya
produk
yang
mampu
mempermudah
proses
dalam
memenuhi
kebutuhannya. Konsumen mungkin akan aktif mencari informasi mengenai produk yang di butuhkan. Pada sisi lain, produsen menyadari situasi tersebut sehingga berusaha mengirim dan menyebarkanluaskan informasi tentang produk seperti informasi mengenai adanya produk baru, manfaat dan kegunaan produk, harga, dimana dan kapan dapat dibeli, dan sebagainya kepada mereka. (Lamb, Hair, McDaniel, 2001). Meskipun telah mengetahui informasi (well informed), belum tentu konsumen akan memilih atau membeli kembali produk perusahaan dengan alasan karena belum bersedia membeli sekarang, adanya produk lain yang sejenis, adanya barang pengganti, merasa harga terlalu mahal, kurang dapat memenuhi kebutuhan, dan sebagainya. Produsen dapat membujuk dan mengingatkan selalu mereka agar bersedia membeli maupun memilih kembali produk perusahaan. Untuk semua itu produsen perlu melakukan kegiatan promosi dengan berkomunikasi kepada konsumen. Karena kegiatan promosi pada dasarnya adalah proses komunikasi antara produsen dengan konsumen, maka pemahaman komunikasi bagi produsen sangat diperlukan.
13 Universitas Sumatera Utara
Agar komunikasi pemasaran efektif, maka ada hal-hal yang harus diperhatikan untuk dipertimbangkan antara lain yaitu : a. Penetapan tujuan dan respons komunikasi. b. Penentuan sasaran komunikasi (target audiens). c. Rancangan pesan dan media komunikasi. d. Pengembangan promotional mix. e. Penyusunan anggaran. f. Evaluasi dan pengendalian komunikasi. (Lamb, Hair, McDaniel, 2001) Komunikasi pemasaran menurut Kotller (2005) merupakan penggabungan dari lima model komunikasi dalam pemasaran, yaitu : a.) Iklan : Setiap bentuk presentasi yang bukan dilakukan orang dan promosi
gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang telah ditentukan. b.) Promosi Penjualan : Berbagai jenis insentif jangka pendek untuk mendorong
orang mencoba atau membeli produk atau jasa. c.) Hubungan masyarakat dan pemberitaan : Berbagai program yang dirancang
untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya d.) Penjualan pribadi : Interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon
pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan memperoleh pemesanan. e.) Pemasaran langsung dan interaktif : Penggunaan surat, telepon , faksimili,
e-mail, atau internet untuk berkomunikasi langsung, meminta tanggapan, atau berdialog dengan pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
14 Universitas Sumatera Utara
Bauran komunikasi pemasaran ini selalu dikaitkan dengan penyampaian sejumlah pesan dan penggunaan visual yang tepat sebagai syarat utama keberhasilan dari sebuah program promosi. Tahapan-tahapan komunikasi dan strategi pesan disusun berdasarkan pencapaian kesadaran atas keberadaan sebuah produk atau jasa (awareness), menumbuhkan sebuah keinginan untuk memiliki atau mendapatkan produk (interest), sampai dengan mempertahankan loyalitas pelanggan. Dalam kajian komunikasi tahapan tersebut dikenal dengan rumusan AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, and Action ). Tujuan komunikasi secara umum adalah untuk mencapai sejumlah perubahan seperti, perubahan pengetahuan (knowledge change ), perubahan sikap ( attitude change ), perubahan perilaku (behaviour change ) dan perubahan masyarakat ( social change ) (Soemanagara, dkk, 2006). Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate. Dalam hal ini how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. (Mar’at, 2005). Hovland, Janis, dan Kelley (2000), yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yang harus diperhatikan, yaitu: a.
Perhatian
b.
Pengertian
c.
Penerimaan
15 Universitas Sumatera Utara
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap yakni sikap untuk membeli produk yang dipasarkan.
2.1.3 Sistem Komunikasi Pemasaran
Dalam upaya memasarkan produk, perusahaan dan promotor produk perlu menjalin komunikasi yang baik dengan konsumen melalui komunikasi pemasaran. Seorang promotor atau pemasar suatu produk harus memahami bagaimana komunikasi itu berlangsung. Secara umum, suatu model komunikasi pemasaran akan menjawab beberapa hal yang meliputi siapa pengirimnya, apa yang akan dikatakan (dikirimkan), saluran komunikasi atau media apa yang akan digunakan, ditujukan untuk siapa dan apa akibat yang akan ditimbulkannya. Dalam proses komunikasi, kewajiban seorang pengirim (komunikator) adalah berusaha agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima sesuai dengan kehendak pengirim. Model proses komunikasi dapat memberi gambaran kepada promotor atau pemasar bagaimana mempengaruhi atau mengubah sikap konsumen melalui desain, implementasi dan komunikasi yang bersifat persuasif. (Kottler, 2005).
Kottler (2005), mengembangkan delapan langkah dalam
program
komunikasi dan promosi total yang efektif. Dimana komunikator pemasaran harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
16 Universitas Sumatera Utara
1. Mengidentifikasikan audiensnya. 2. Menentukan tujuan komunikasi. 3. Merancang isi pesan. 4. Memilih saluran komunikasi. 5. Menentukan anggaran promosi. 6. Membuat keputusan atas bauran pemasaran. 7. Mengukur hasil promosi tersebut. 8. Mengelola
dan
mengkoordinasi
proses
komunikasi
pemasaran
yang
terintegrasi. Dari tahapan tersebut, diharapkan bahwa tanggapan terakhir dari audiens adalah berupa pembelian, kepuasan yang tinggi dan cerita dari mulut ke mulut yang baik.
2.1.4
Promosi Pemasaran Promosi penjualan terdiri dari semua kegiatan pemasaran, selain penjualan
pribadi, iklan dan hubungan masyarakat yang merangsang pembelian konsumen dan efektivitas strategi pemasaran yang dilakukan. Promosi penjualan biasanya merupakan alat jangka pendek yang digunakan untuk merangsang peningkatan permintaan secepatnya. (Lamb, Hair, McDaniel, 2001). Sasaran promosi penjualan biasanya lebih mempengaruhi perilaku dibandingkan dengan sikap. Pembelian segera adalah tujuan dari promosi penjualan, terlepas bentuk apa pun yang diambil. Karena itulah, kelihatannya lebih masuk akal ketika merencanakan suatu kampanye promosi penjualan untuk target pelanggan sehubungan dengan perilaku umum. Pada dasarnya promosi penjualan merupakan pemberian atau penggunaan insentif untuk mendorong
17 Universitas Sumatera Utara
penjualan produk yang ditawarkan oleh perusahaan baik itu berupa barang atau jasa. Menurut jurnal yang ditulis oleh Triatmanto (2003), mengatakan bahwa promosi juga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, hal ini dikarenakan promosi menjadi sarana pengenal produsen terutama mengenai produk-produk dan fasilitas yang dimiliki produsen. Selain itu, promosi juga merupakan media komunikasi antara produsen dengan konsumen, seorang konsumen memutuskan untuk membeli apabila mengetahui informasi lengkap yang bisa didapat melalui berbagai program atau media promosi. Adapun yang dimaksud dengan promosi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan, yang mana pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk dari komunikasi pemasaran. (Tjiptono, 2000). Sedangkan menurut Freddy Rangkuti dalam bukunya yang berjudul “Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communication” (2009), menjelaskan bauran promosi pemasaran (promotion mix) merupakan alat-alat komunikasi yang digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya dan membujuk konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut, dimana alat – alat tersebut adalah : periklanan (advertising), promosi penjual (sales promosition), hubungan masyarakat (public relation), penjualan personal (personal selling), serta melalui pemasaran langsung (direct selling).
18 Universitas Sumatera Utara
Dalam memasarkan produknya perusahaan perlu merangsang dan menyebarkan informasi tentang kehadiran, ketersediaan, ciri-ciri, kondisi produk, dan manfaat atau kegunaan dari produk yang dihasilkan. Kegiatan ini disebut sebagai promosi. Menurut Dharmamesta dan Askarini Damayanti (2006), tujuan promosi dalam perusahaan dapat dijelaskan dalam beberapa hal berikut, yaitu : 1. Modifikasi tingkah laku Dengan promosi, perusahaan berusaha menciptakan kesan yang baik tentang dirinya dan dengan demikian bisa mengubah tingkah laku serta pendapat konsumen tentang produk perusahaan sehingga mendorong pembelian produk. 2. Memberitahu Kegiatan promosi dilakukan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan perihal suatu produk yang dipasarkan, menjelaskan secara rinci mengenai spesifikasi dan keunggulan produk. 3. Membujuk Diarahkan terutama untuk mendorong pembelian, sering perusahaan tidak ingin mendapat tanggapan instan dari konsumen, tetapi lebih mengutamakan kesan positif dari konsumen terhadap produk yang ditawarkan, sehingga menarik konsumen untuk membeli produk tersebut. Proses pembujukan dilakukan dengan tatacara komunikasi yang persuasif, dalam hal ini penjual menunjukkan tindakan yang kooperatif kepada pembeli, sehingga pembeli merasa nyaman untuk bertanya segala sesuatu mengenai produk yang ditawarkan dan tertarik untuk membeli produk tersebut.
19 Universitas Sumatera Utara
4.
Mengingatkan Promosi ini dilakukan terutama untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa produk perusahaan masih ada dipasaran. Rossiter dan Percy (2002) mengklasifikasikan tujuan promosi sebagai efek
dari komunikasi sebagai berikut: 1.) Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category need). 2.) Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada konsumen (brand awareness). 3.) Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude). 4.) Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand purchase intention). 5.) Mengimbangi
kelemahan
unsur
bauran
pemasaran
lain
(purchase
facilitation). 6.) Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning)
2.1.5
Minat Beli Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu
merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Asssael, 2001). Mehta (1994) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Pengertian minat beli menurut Howard dalam Durianto dan Liana
20 Universitas Sumatera Utara
(2004), yang menjelaskan bahwa minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang. Sedangkan definisi minat beli menurut Kinnear dan Taylor (2003) adalah merupakan
bagian
dari
komponen
perilaku
konsumen
dalam
sikap
mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Rossiter dan Percy (1998) mengemukakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan (pemrakarsa), merekomendasikan (influencer), memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuuk melakukan pembelian. Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Albari (2002) menyatakan bahwa motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atau tidak.
21 Universitas Sumatera Utara
Minat beli merupakan kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada suatu produk tertentu (Winkell, 1999). Sedangkan Poerwadarminto (1995), mendefenisikan minat sebagai kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu yang mana merupakan keinginan seseorang untuk memiliki atau menikmati sesuatu tersebut. Dalam melakukan segala kegiatan, individu sangat dipengaruhi oleh minat terhadap kegiatan tersebut sehingga dengan adanya minat yang cukup besar akan mendorong seseorang untuk lebih mencurahkan perhatiannya (Rustam, 1987). Minat adalah motif yang menunjukkan arah perhatian individu kepada obyek yang menarik serta menyenangkan (Woodworth & Marquis, 1961). Sedangkan
menurut
Shalahuddin (1991),
minat
adalah perhatian
yang
mengandung unsur-unsur perasaan, maka minat menentukan sikap yang menyebabkan seseorang berbuat aktif dalam suatu pekerjaan, dengan kata lain bahwa minat dapat menjadi sebab dari suatu kegiatan. Minat membeli merupakan rasa ketertarikan yang dialami oleh konsumen terhadap suatu produk (barang atau jasa) yang dipengaruhi oleh sikap diluar konsumen dan di dalamnya konsumen itu sendiri. Hardjono (1998), menyatakan bahwa minat dibedakan menjadi dua bagian yaitu minat subyektif dan minat obyektif. Minat subyektif adalah perasaan senang atau tidak senang pada obyek yang didasarkan pada pengalaman, sedangkan minat obyektif merupakan reaksi menerima atau menolak pada obyek atau kegiatan di sekitarnya. Yang pada kesimpulannya ialah seseorang mau membeli suatu produk karena ia memiliki minat beli yang tinggi terhadap produk tersebut.
22 Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Media Promosi dalam Komunikasi Pemasaran Media Promosi merupakan suatu alat untuk mengkomunikasikan suatu produk/jasa/image perusahaan ataupun yang lain untuk dapat lebih dikenal masyarakat lebih luas. Media promosi yang paling tua adalah media dari mulut ke mulut. Media ini memang sangat efektif, tetapi kurang efisien karena kecepatan penyampaiannya kurang bisa diukur dan diperkirakan. Menurut Mustafa (1996) beberapa bentuk media promosi yang biasa dipakai oleh suatu perusahaan atau organisasi, antara lain yaitu : a.) Media cetak Yang dimaksud dengan media promosi berbasis cetak adalah media promosi yang dilakukan atau dibuat dengan menggunakan bantuan jasa percetakan dalam pembuatan media-media atau alat yang dipakai dalam berpromosi dan hasil akhir yang dijadikan sebagai media promosi tersebut adalah hasil dari proses percetakan. Misalnya iklan di media massa seperti majalah, pamflet, brosur, spanduk, dan sebagainya. b.) Media elektronik Seiring dengan perkembangan teknologi yang ada dan lebih modern sehingga menjadikan media-media promosi pun lebih berkembang lagi hingga merambah ke media elektronik dan digital. Media promosi elektronik/digital adalah media yang digunakan dalam berpromosi sebagai alat penyampai informasi dengan menggunakan jasa media elektronik/digital, media promosi ini biasanya digunakan untuk promosi yang penyebaran informasinya cukup luas. Misalnya melalui iklan di televisi, radio, dan internet.
23 Universitas Sumatera Utara
c.) Media penyelenggara atau kerjasama (sponsorship) Selain dengan menggunakan media-media promosi yang tercantum diatas, promosi juga bisa dilakukan dengan berbagai macam cara penyebaran dan penyampaiannya seperti halnya promosi yang dilakukan secara langsung seperi penyelenggaraan berbagai macam kegiatan atau event, talkshow atau seminar, pameran dan sebagainya. (Mustafa, 1996). Media promosi yang klasik mungkin saja berupa brosur, poster, booklet, leaflet, pamflet, spanduk, baliho, billboard, neon box, standing banner, kartu nama, kop surat, seragam pegawai, jam dinding, poster di mobil/truk, piring/gelas, iklan di televisi, radio, iklan di media cetak, daftar menu, dan sebagainya. Tidak ada satupun media yang sangat tepat. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. (http : andy.web.id) Penyampaian pesan promosi menggunakan media tunggal sangat beresiko. Karena karakter media tersebut membatasi penyampaiannya kepada target yang hendak dituju. Banyak strategi pemasaran yang gagal karena membatasi penggunaan media promosi yang bervariatif. Ada dua alasan tidak memanfaatkan media promosi yang bervariasi yaitu karena ketidaktahuan dan hambatan anggaran. (http : sasyamsihd.blogspot.com). Menurut Terence A. Shimp dalam bukunya “Periklanan dan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu” (2003), menjelaskan bahwa berdasarkan ukurannya, media promosi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu media promosi berukuran besar, dan media promosi berukuran kecil. Media promosi berukuran besar yaitu :
24 Universitas Sumatera Utara
1.) Poster Poster yaitu desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas media berukuran besar. Biasanya ditempel pada dinding atau bidang datar dan dibuat menarik perhatian. Oleh karena itu, poster biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat. Desainnya dibuat agar orang bisa mudah membaca informasi walaupun dalam posisi bergerak, mungkin sedang berkendara atau berjalan kaki. Karena itu, poster biasanya dibuat menurut kaidah simpel, kontras, menarik perhatian, mempengaruhi, dan informasi cepat ditangkap. (Terence A. Shimp, 2003). Pada beberapa jenis poster, sisi “menarik perhatian” itu dimaksudkan untuk
mengundang
orang
mendekati
dan
mencermati
informasi
yang
disampaikan. Untuk jenis ini, biasanya dibuat dengan kualitas yang cukup baik. Poster sering pula digunakan untuk tujuan iklan. Secara luas bisa memuat pengumuman atau pengenalan suatu acara, mempromosikan layanan, jasa, atau produk, juga bisa menjadi sarana propaganda untuk membentuk opini publik. Definisi poster menurut Sudjana dan Rivai (2007), poster adalah sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatannya. Jadi poster dapat didefinisikan sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang. Prinsip desain poster menurut Ichal (2012) yang harus diperhatikan dalam pembuatannya, yaitu sebagai berikut:
25 Universitas Sumatera Utara
1) Keseimbangan/Balancing,
merupakan prinsip
dalam komposisi
yang
menghindari kesan berat sebelah atas suatu bidang atau ruang yang diisi dengan unsur-unsur rupa. 2) Alur baca/Movement, yang diatur secara sistematis oleh desainer untuk mengarahkan “mata pembaca” dalam menelusuri informasi, dari satu bagian ke bagian yang lain. 3) Penekanan/Emphasis, penekanan bisa dicapai dengan membuat judul atau illustrasi yang jauh lebih menonjol dari elemen desain lain berdasarkan urutan prioritas. 4) Kesatuan/Unity, beberapa bagian dalam poster harus digabung atau dipisah sedemikian rupa menjadi kelompok-kelompok informasi.
Gambar 2.01 Contoh media promosi dalam bentuk poster
26 Universitas Sumatera Utara
2.) Billboard Yaitu iklan luar ruang dengan ukuran besar. Saat ini, billboard masih termasuk model iklan luar ruang yang banyak digunakan, apalagi di perkotaan. Pemasangannya bisa menggunakan struktur mandiri yang permanen, maupun menempel pada konstruksi bangunan permanen. Pada perkembangan selanjutnya, muncul pula digital billboard berupa gambar atau running text (teks berjalan) yang menggunakan listrik sebagai daya hidup. (Terence A. Shimp, 2003) Ada pula billboard yang bersifat mobile atau sering disebut mobile billboard, misalnya dipasang pada badan bus atau kendaraan besar lainnya. Dahulu billboard sering disebut dengan istilah outdoor advertising. Kini istilah itu telah berubah menjadi out of home advertising atau dikenal juga dengan istilah OOH. Pengertian billboard menurut Sigit Santosa (2009) adalah semua iklan yang menjangkau konsumen ketika mereka sedang berada diluar rumah atau kantor. Jadi billboard membujuk konsumen ketika mereka sedang di tempattempat umum, dalam perjalanan, dalam ruang tunggu, dan juga ditempat-tempat terjadinya transaksi, terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan memilih billboard sebagai media penyebaran informasi dan promosi, alasan-alasan tersebut sebagai berikut : 1) Total reach, billboard memiliki jangkauan yang luas. Demikian juga jangkauan target pasarnya. Inilah media yang paling terlihat oleh siapapun yang beraktivitas, baik ke kantor, sekolah, ataupun hanya jalan-jalan
27 Universitas Sumatera Utara
2) High frequency, penampilan billboard tidak dapat dihentikan. Akibatnya billboard menghasilkan frekuensi yang tidak dapat dibandingkan dengan media lainnya. 3) Target potential, billboard tidak hanya meraih massa secara umum, tetapi juga dapat menyasar komunitas spesifik, grup etnis, umur, atau masyarakat dengan tingkat pendapatan tertentu. 4) Constant exposure, billboard dapat menghasilkan penampilan ulang pesan secara terus menerus selama 24 jam, tujuh hari dalam seminggu, 30 hari dalam sebulan dan seterusnya. 5) Flexibility, billboard dapat diletakan ditempat yang dapat menjangkau setiap orang yang lalu lalang di lokasi yang dipilih, atau tempat yang tepat dan daerah sasaran yang diinginkan 6) Low cost per thousand, billboard merupakan media yang paling murah karena dapat memberikan dampak, kesan, liputan, jangkauan, dan frekuensi yang lama.
Gambar 2.02 Contoh media promosi dalam bentuk billboard
28 Universitas Sumatera Utara
3.) Baliho Sepertinya istilah ini hanya ada di Indonesia. Biasanya digunakan untuk menyebut poster besar atau billboard yang dipasang pada tempat/kedudukan yang semi permanen. Karena dudukannya semi permanen, baliho ini berumur pendek. Oleh karena itu, model ini banyak digunakan untuk promosi jangka pendek atau bersifat insidentil misalnya pemilihan umum, pemilihan presiden, pemilihan calon legislatif, atau bisa juga digunakan untuk mempromosikan event tertentu seperti konser musik, audisi, dan sebagainya. (Terence A. Shimp, 2003). Baliho adalah salah satu media untuk mempromosikan barang/benda baru yang berkembang seiring dengan kemajuan teknologi digital printing dan merupakan media yang digunakan untuk luar ruangan. Baliho adalah sebuah media penyampai yang menjelaskan/mempertegas akan adanya suatu kegiatan/ aktivitas/event, jadi hampir sama dengan pemberitahuan seperti halnya spanduk, billboard dan lain-lain yang dicetak dalam ukuran yang sangat besar. (Fakhmi Praja Armasta, 2008).
Gambar 2.03 Contoh media promosi dalam bentuk baliho
29 Universitas Sumatera Utara
4.) Spanduk Bentuk ini sangat sering dijumpai di tempat-tempat umum terutama di jalanan, bahkan banyak pula yang dipasang melintang di atas jalanan terikat pada tali pada masing-masing sisinya. Bentuknya khasnya adalah memanjang. Biasanya terbuat dari bahan kain, namun sekarang banyak pula yang dibuat dari bahan plastik. (Terence A. Shimp, 2003). Jenis lain dari spanduk adalah backdrop yang biasa dipasang sebagai latar belakang panggung pada suatu acara tertentu, dan lebih banyak bersifat dekoratif dibandingkan media promosi. Pada perkembangannya, backdrop menjadi penting karena memuat informasi ringkas mengenai acara bersangkutan, bahkan sering pula disisipi iklan dari sponsor kegiatan tersebut.
Gambar 2.04 Contoh media promosi dalam bentuk spanduk 5.) Banner Dengan makin berkembangnya teknologi cetak format besar, berkembang pula berbagai jenis produk poster. Munculah format-format poster yang disebut banner. Biasanya, kualitas cetakannya cukup baik karena banner memungkinkan untuk dilihat dari jarak dekat. Model ini tak hanya ditempel di dinding, bisa juga dipasang pada dudukan yang ringan sehingga mudah dipindahkan. Karena ada model dudukan yang berbentuk huruf X, pada akhirnya dikenal pula yang namanya X-Banner. (Terence A. Shimp ; 2003)
30 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.05 Contoh media promosi dalam bentuk X-Banner
Dalam buku Terence A. Shimp “Periklanan dan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu” (2003), juga dijelaskan mengenai media komunikasi atau promosi pemasaran yangberukuran kecil, yaitu : 1.) Pamflet / Leaflet / Brosur Pamflet sering juga disebut sebagai brosur, yaitu terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Pamflet satu halaman bisa merupakan cetakan satu muka saja maupun cetakan dua muka atau bolak-balik. Tentu saja untuk cetakan dua muka, kualitas medianya pun lebih baik. Pada umumnya, pamflet dicetak dengan kualitas bagus karena dimaksudkan untuk membangun citra yang baik terhadap layanan atau produk yang diinformasikan dalam pamflet tersebut. (Terence A. Shimp, 2003).
31 Universitas Sumatera Utara
Brosur adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. (Wikipedia Bahasa Indonesia). Berbeda dengan poster yang didesain agar orang bisa mudah membaca informasi walaupun dalam posisi bergerak, pamflet atau brosur ditujukan agar dibaca secara khusus. Pada beberapa jenis, pamflet dimaksudkan agar orang menyimpannya agar sekali waktu digunakan bila membutuhkan informasi.
Gambar 2.06 Contoh media promosi dalam bentuk brosur
2.) Booklet Terdiri dari beberapa halaman dan seringkali memiliki sampul, halaman judul, dijilid baik secara sederhana menggunakan staples maupun dijilid dengan hiasan misalnya menggunakan ring. (Terence A. Shimp, 2003). Sejumlah produk
konsumen
seperti barang
elektronik
(misalnya
handphone), sering menyertakan booklet berisi spesifikasi produk atau penjelasan cara penggunaan (manual book) secara ringkas. Booklet yang menyertai barang elektronik kadang-kadang memiliki jumlah halaman yang banyak dan tidak untuk habis dibaca dalam satu kali kesempatan.
32 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.07 Contoh media promosi dalam bentuk booklet 3.) Katalog Katalog memiliki kemiripan dengan booklet, bersifat sebagai daftar, dan menginformasikan berbagai macam hal dalam topik tertentu. Media promosi ini biasanya memuat informasi yang cukup lengkap. (Terence A. Shimp, 2003). Katalog sangat tepat digunakan untuk mempromosikan produk dengan jumlah banyak dengan penjelasan spesifikasi dan gambar masing-masing produk. Katalog akan memudahkan konsumen untuk bisa memilih sendiri produk mana yang sesuai dengan keinginan dan anggaran biayanya. Terkadang produk-produk yang ditampilkan pada katalog disertai juga dengan info diskon agar lebih menarik calon konsumen.
Gambar 2.08 Contoh media promosi dalam bentuk katalog
33 Universitas Sumatera Utara
4.) Flyer Bisa jadi nama ini terinspirasi dari penyebaran informasi melalui pesawat atau kendaraan yang disebarkan begitu saja di tempat umum. Media promosi ini melayang-layang sebelum diterima oleh target pembacanya. Walaupun begitu, cara penyebaran seperti itu sudah jarang sekali dilakukan. Namun, sesuai namanya, flyer biasanya hanya berupa cetakan satu muka. Kualitas cetakannya tidak harus bagus, bahkan seringkali berkualitas seadanya, sebab dibuat dalam jumlah besar dan berbiaya murah karena sudah diperkirakan bahwa banyak di antara flyer akan terbuang dalam waktu relatif singkat berganti fungsi menjadi sampah. Walaupun begitu, flyer yang baik akan didesain dengan memperhatikan kaidah yang menarik untuk dilihat dan dibaca. (Terence A. Shimp ; 2003). Pada perkembangannya, flyer seringkali tak beda dengan leaflet namun tidak dilipat, hanya merupakan selembar kertas saja dengan kualitas cetakan yang bagus dan berwarna-warni menarik. Di Indonesia, jenis ini sering disebut sebagai selebaran.
Gambar 2.09 Contoh media promosi dalam bentuk flyer (selebaran)
34 Universitas Sumatera Utara
5.) Kartu Nama Ada yang mengatakan bahwa kartu nama termasuk kategori pamflet, namun ada pula yang mengkategorikan tersendiri. Biasanya kartu nama berukuran kecil kurang dari 9x6 cm. Seperti namanya, kartu nama berisi perkenalan tentang seseorang. Informasinya bisa berisi nama, alamat, nomor kontak, institusi, dan lain sebagainya. Pada perkembangan selanjutnya, pada kartu nama sering pula disisipi gambar atau foto mengenai produk yang ditawarkan dengan adanya nama dan nomor kontak yang tertera bisa memudahkan konsumen apabila ingin bertanya mengenai informasi produk secara langsung dan mendapatkan informasi yang jelas mengenai spesifikasi produk yang ditawarkan. (Terence A. Shimp, 2003). Kartu nama dibuat dengan sederhana dan informatif pada media yang cukup tebal (100-400gram) agar tidak mudah rusak ketika dimasukkan ke dalam dompet atau tempat kartu nama. Memang tujuan pembuatan kartu nama agar si penerima
kartu
nama
tersebut
dapat
menyimpannya
dan
sesekali
menggunakannya apabila membutuhkan informasi yang digunakan untuk menghubungi si pemilik kartu nama.
Gambar 2.10 Contoh media promosi dalam bentuk kartu nama
35 Universitas Sumatera Utara
Media iklan diatas merupakan bagian dari media promosi pemasaran yang bersifat media cetak. Sedangkan selain dari media cetak, promosi pemasaran suatu produk dapat dilakukan dengan media elektronik dan sponshorship. A. Media Promosi Berbasis Elektronik 1.) Media Televisi Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar, yang berupa audio visual dan penyiaran videonya secara broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa yunani yaitu tele (jauh) dan vision (melihat), jadi secara harfiah berarti “melihat jauh”, karena pemirsa berada jauh dari studio televisi. (Ilham Z, 2010). Sedangkan menurut Adi Badjuri (2000), televisi adalah media pandang sekaligus media pendengar (audio-visual), yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau mengamati narasi dari gambar tersebut. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa televisi merupakan salah satu media massa elektronik yang dapat menyiarkan siarannya dalam bentuk gambar atau video serta suara yang berfungsi memberikan informasi dan hiburan kepada khalayak luas. Menurut Elvinaro (2007) terdapat tiga macam karakteristik televisi, yaitu: a.) Audiovisual Televisi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media penyiaran lainnya, yakni dapat didengar sekaligus dilihat. Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Maka dari itu televisi disebut sebagai media massa elektronik audiovisual. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari kata-kata, namun keduanya harus ada kesesuaian/balance secara harmonis.
36 Universitas Sumatera Utara
b.) Berpikir dalam gambar Ada dua tahap yang dilakukan proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi (visualization) yakni pertama menerjemahkan kata-kata yang mengandung
gagasan
penggambaran
yang
(picturization)
menjadi gambar yakni
kegiatan
secara individual. merangkai
Kedua,
gambar-gambar
individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. Dari semua media komunikasi yang ada, televisi merupakan media yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi adalah sebagai bagian dari teknologi audiovisual dan merupakan media paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. Unsur esensial dari teknologi televisi berupa penggunaan bahasa verbal dan visual, sekaligus dalam rangka menyampaikan sesuatu seperti pesan, informasi, pengajaran, ilmu dan hiburan. Kultur yang dibawa oleh televisi dengan sendirinya mulai tumbuh di masyarakat. (Wibowo, 2009). Menurut Sutisno dalam Nawiroh Vera (2010) ciri utama televisi adalah sifatnya yang audio visual, dimana stimulasi alat indera bukan hanya satu seperti dalam radio siaran, surat kabar dan majalah. Televisi dapat didengar sekaligus dapat dilihat. Secara lebih khusus karakteristik televisi adalah sebagai berikut : 1.) Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh rangsang penglihatan dan pengdengaran manusia. 2.) Dapat menghadirkan obyek yang sangat kecil atau besar, berbahaya, atau yang langka. 3.) Menyajikan pengalaman langsung pada penonton. 4.) Dapat dikatakam “meniadakan” perbedaan jarak dan waktu.
37 Universitas Sumatera Utara
5.) Mampu menyajikan unsur warna, gerakan, bunyi dan proses yang baik. 6.) Dengan mengkoordinasikan pemanfaatan berbagai media lain, seperti film, foto, gambar dengan baik. 7.) Dapat
menyimpan
berbagai
data,
informasi,
dan
serentak
menyebarluaskannya dengan cepat ke berbagai tempat yang berjauhan. 8.) Mudah ditonton tanpa perlu menggelapkan ruangan. 9.) Media ini membangkitkan rasa intim. (Sutisno dalam Nawiroh Vera, 2010).
2.) Media Radio Menurut Sutisno dalam Nawiroh Vera (2010) ciri utama radio adalah sifatnya yang hanya berupa audio, dimana stimulasi yang disampaikan hanya menuju alat pendengaran tidak mencakup dalam hal visual atau penglihatan. Namun sama halnya dengan televisi radio juga memiliki kelebihan, antara lain, yaitu : a) Menjangkau jumlah khalayak sasaran yang besar pada waktu yang bersamaan. b) Menjangkau individu atau kelompok masyarakat yang hidup terpencil dan terpencar-pencar karena biasanya sinyal radio lebih kuat dibandingkan dengan televisi. c) Cepat menyampaikan pesan sehingga dapat memberikan informasi mutakhir yang berguna. d) Mengatasi berbagai kendala geografis. e) Mudah dimengerti, tidak memerlukan kemampuan membaca atau melihat karena sifatnya yang hanya bersifat audio.
38 Universitas Sumatera Utara
3.) Media Internet Menurut Strauss Frost (2003), internet adalah seluruh jaringan yang saling terhubung satu sama lain, beberapa komputer- komputer dalam jaringan ini menyimpan file, seperti halaman web, yang dapat diakses oleh seluruh jaringan komputer. Menurut O`Brien (2003), internet merupakan jaringan komputer yang berkembang pesat dari jutaan bisnis, pendidikan, dan jaringan pemerintahan yang saling berhubungan dengan jumlah penggunanya lebih dari 200 negara. Sedangkan menurut Allan (2005), internet adalah sekumpulan jaringan komputer yang saling terhubung secara fisik dan memiliki kemampuan untuk membaca dan menguraikan protokol komunikasi tertentu yang disebut Internet Protocol (IP) dan Transmission Control Protocol (TCP). Protokol adalah spesifikasi sederhana mengenai bagaimana komputer saling bertukar informasi. Pemasaran produk dengan memanfaatkan media internet disebut dengan ecommerce. Pemasaran melalui internet (e-commerce) merupakan segala usaha yang dilakukan untuk melakukan pemasaran suatu produk atau jasa melalui atau menggunakan media internet atau jaringan WWW (World Wide Web). Kata e dalam e-commerce ini berarti elektronik (electronic) yang artinya kegiatan pemasaran yang dimaksud dilaksanakan secara elektronik lewat internet atau jaringan syber. (Wikipedia Bahasa Indonesia). Seperti yang tercantum dari sebuah artikel di (www.haribest.com, 2009), beberapa keunggulan pemasaran melalui e-commerce atau pemasaran melalui internet, antara lain yaitu :
39 Universitas Sumatera Utara
a.) Hemat biaya Dibandingkan dengan media promosi yang lain, bisa dibilang media promosi melalui internet ialah media promosi yang paling hemat dan terjangkau, bahkan hampir semua media sosial seperti facebook, twitter, path, dan sebagainya dapat dipakai oleh pengguna secara gratis tanpa biaya. b.) Lebih efisien Dengan adanya berbagai fasilitas gratis dan pemanfaatan media sosial yang ada di internet, tentunya akan menjadikan sebuah pemasaran lebih efisien dengan mengeluarkan budget atau anggaran yang relatif kecil namun dapat melakukan hal yang besar bahkan dapat bersaing dengan perusahaan yang memiliki kapasitas lebih besar dan meningkatkan kemampuan menyeimbangkan persaingan dalam melakukan suatu strategi pemasaran produk. c.) Orientatif Walaupun pemasaran melalui media internet ini bersifat umum dan global tapi bentuk pemasaran yang dilakukan tentunya lebih terorientasi sehingga target pasar yang anda inginkan dapat mengenai sasaran dengan tepat dan lebih spesifik. Dengan melakukan startegi pemasaran yang telah dimiliki oleh masing masing pengelola bisnis yang sedang dipasarkan. d.) Lebih mudah bagi konsumen Hal inilah yang diinginkan oleh masyarakat modern yaitu selalu menginginkan berbagai hal yang mudah. Mereka cenderung akan malas untuk datang langsung mengunjungi tempat bisnis konvensional. Dengan melakukan pemasaran secara online maka akan memberikan kesempatan kepada masyarakat modern dalam bentuk kemudahan untuk mendapatkan produk yang dipasarkan
40 Universitas Sumatera Utara
melalui media online dengan hanya duduk saja di depan monitor dan berkomunikasi secara digital. e.) Memiliki jangkauan yang sangat luas Media internet tidak mengenal batas tempat dan waktu, karena pada dasarnya jaringan internet hampir bisa diakses dimana saja, dan sebagian besar orang
telah
mampu
untuk
memanfaatkan
jaringan
internet
tersebut.
(www.haribest.com, 2009).
4.) Media Sponsorship Para ahli memberikan definisi yang berbeda mengenai sponsorship disebabkan karakateristik situasi yang berbeda dalam memberikan bantuan (finansial dan nonfinansila) kepada organisasi penyelenggara sebuah kegiatan. Menaghan (1983) dan Speed Thompson (2000) mengatakan sponsorship sebagai segala bentuk bantuan bersyarat yang diberikan oleh organisasi komersial baik dalam bentuk finansial dan/atau lainnya dalam sebuah kegiatan dengan maksud untuk mencapai tujuan – tujuan komersil. Definisi lainnya menyebutkan sponsorship sebagai hubungan bisnis antara penyedia dana, sumber daya atau layanan, sebuah kegiatan atau organisasi yang menawarkan hubungan saling menguntungkan dan sebuah asosiasi yang dapat digunakan untuk keuntungan komersil. (Sleight dalam Brown, 2000). Menanggapi perbedaan definisi tersebut, Ferrand (2007) meletakkan sponsorship dalam tiga basis strategi, yaitu cara – cara komunikasi yang digunakan, asosiasi sebuah perusahaan dengan kegiatan budaya dan olahraga, dan
41 Universitas Sumatera Utara
sebuah hubungan ekonomi antara organisasi yang disponsori dengan pemberi sponsor. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sponsorship merupakan suatu bentuk pemberian bantuan baik berupa bantuan finansial (keuangan) atau nonfinansial (perlengkapan, tempat, konsumsi, dan lainnya) yang diberikan oleh perusahaan atau pengusaha kepada suatu organisasi, badan, atau komunitas dalam melaksanakan suatu event atau kegiatan, yang mana biasanya menimbulkan hubungan yang saling menguntungkan kepada kedua belah pihak yang bersangkutan,
seperti perusahaan akan
mendapatkan kesempatan dalam
memasarkan produknya dalam event atau acara tersebut, seperti adanya label atau merek produk yang terdapat dalam media promosi event atau acara (spanduk, flyer, backdrop, baliho, dan sebagainya), atau bahkan mendapatkan kesempatan untuk berbicara langsung memasarkan produk tersebut ketika acara sedang berlangsung, dan membuka stand penjualan pada saat acara dilaksanakan, sedangkan pihak pelaksana event atau acara mendapatkan bantuan dari perusahaan baik dalam bentuk finansial maupun nonfinansial.
2.1.7
Perkembangan Produk Smartphone Berbasis Android di Indonesia Android merupakan sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk
perangkat seluler layar sentuh seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android awalnya dikembangkan oleh Android Inc. Dengan dukungan finansial dari Google, yang kemudian membelinya pada tahun 2005. Sistem operasi ini dirilis secara resmi pada tahun 2007, bersamaan dengan didirikannya Open Handset Alliance, konsorsium dari perusahaan-perusahaan perangkat keras, perangkat
42 Universitas Sumatera Utara
lunak, dan telekomunikasi yang bertujuan untuk memajukan standar terbuka perangkat seluler. Ponsel android pertama mulai dijual pada bulan Oktober 2008. (Wikipedia Bahasa Indonesia). Saat ini produk smartphone android semakin berkembang pesat di Indonesia, ditandai dengan banyaknya merek-merek smartphone android yang dipasarkan di Indonesia dan menjadi pilihan masyarakat Indonesia sebagai telepon genggam canggih yang membantu memenuhi kebutuhan untuk mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan sekaligus menjadi media komunikasi yang terbilang mewah dan elegan. Ada beberapa hal yang mendukung mengapa android dapat berkembang secara pesat di Indonesia, antara lain yaitu : 1. Update rutin Android selalu melakukan update secara terus menerus, melakukan perbaikan perbaikan berbagai aplikasi dan penambahan fitur yang menjadikan sistem operasi android semakin lebih bagus dari versi sebelumnya. 2. Open source Android adalah OS (Open Source) yang gratis, jadi dilihat dari segi harganya akan lebih murah daripada smartphone yang tidak berteknologi android, disamping itu sistem operasi android memungkinkan para programmer untuk mengembangkan atau membuat aplikasi berbasis android. 3. Didukung oleh Vendor Kelas Atas Dukungan penuh dari vendor-vendor kelas atas dalam menghasilkan smartphone yang berkelas akan membantu menaikkan pamor android. Dukungan vendor kelas atas ini ialah perusahaan yang bergerak dalam memproduksi dan memasarkan smartphone yang berbasis android yaitu Google.
43 Universitas Sumatera Utara
4. Merek Google Reputasi Google yang tidak diragukan lagi menjadi keunggulan tersendiri bagi Android. Hal ini membuat konsumen yakin bahwa operating system Android adalah operating sistem yang benar benar bagus dan berkualitas. 5. User Friendly (Touch Screen) Teknologi layar sentuh, membuat mudah dalam penggunaannya serta didukung oleh tampilan yang menarik. (Philosophy and Goals. “Android Open Source Project”, 2012) Popularitas android terus bertumbuh, bukan hanya dari jumlah perangkat yang mengadopsi sistem ini, tetapi juga para operator telekomunikasi yang mulai memberikan fokus yang lebih pada sistem open source yang dikembangkan Google ini. Model bisnis ini bisa menjadi hal yang serius bagi para pengembang, produk yang dikembangkan oleh para pengembang tentu harus diganti dengan pemasukan untuk membiayai produksi pengembangan aplikasi lain, model usaha yang biasanya dijalankan oleh pengembang antara lain yaitu melalui penggunaan aplikasi yang bersifat gratis yang bisa berperan sebagai portofolio untuk mengejar proyek yang didasarkan dari keahlian para pengembang atas aplikasi yang mereka kembangkan atau dengan sistem mobile advertising. (www.updateteknologi.com) Smartphone android memiliki pangsa konsumen yang besar di Indonesia. Pada saat ini, perkembangan android di Indonesia dipengaruhi oleh banyaknya smartphone android yang telah beredar di Indonesia dan keinginan berbagai produsen smartphone tersebut untuk memangkas biaya produksi sehingga menghasilkan produk smartphone yang berkualitas dan mempunyai harga jual yang lebih terjangkau daripada merek yang lainnya. Persebaran smartphone
44 Universitas Sumatera Utara
berbasis android di Indonesia yang besar memungkinkan smartphone yang murah dan mempunyai fitur yang lengkap akan dapat terjual dengan mudah, sesuai dengan
karateristik
dari
masyarakat
Indonesia
yang
konsumtif.
(www.smartphoneinfo.com). Pangsa pasar yang besar di Indonesia ini yang menarik para produsen android berlomba-lomba untuk memasarkan produk smartphone android andalannya untuk dipasarkan di Indonesia, terlebih ditambah lagi dengan karakter masyarakat Indonesia yang memiliki sifat konsumtif semakin memungkinkan omset penjualan smartphone android ini akan meningkat dari waktu ke waktu. Masyarakat Indonesia yang memakai produk smartphone android pastinya semakin meningkat dari waktu ke waktu dengan semakin gencarnya para pengusaha smartphone android mengadakan promosi pemasaran yang besarbesaran guna menarik minat beli dari masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia memandang smartphone android bukan hanya sebagai telepon genggam yang pintar dan canggih, melainkan juga lebih mengarah kepada life style atau gaya hidup sosialita yang mengikuti perkembangan proses globalisasi dan modernisasi, yang mana smartphone android ini selain dapat memenuhi kebutuhan sebagai alat canggih dalam berkomunikasi dan mengakses berbagai informasi secara mudah dan cepat dengan berbagai fitur yang lengkap dan menarik, serta sebagai sarana hiburan dengan berbagai aplikasi hiburan seperti games, media sosial, dan sebagainya, smartphone android juga menjadi pilihan gaya hidup (life style) masyarakat yang hidup dalam era pesat modernisasi.
45 Universitas Sumatera Utara