BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Studi empiris penilaian terhadap harga saham sudah banyak dilakukan oleh berbagai pihak. Hasil penelitian Gordon membuktikan bahwa perubahan harga saham perusaham industri makanan dan industri mesin, periode penelitian tahun 1954-1958 dipengaruhi oleh deviden, pertumbuhan pendapatan, tingkat likuiditas, dan ukuran perusahaan. Keempat variabel ini mempunyai pengaruh yang positif sedangkan debt ratio dan standard deviasi dari pertumbuhan pendapatan mempunyai pengaruh yang negatif terhadap harga saham. (Natarsyah, 2002: 54) Penelitian Silalahi terhadap 38 perusahaan yang terdaftar di BEJ dengan periode penelitian tahun 1989-1990 mengungkapkan bahwa perubahan harga saham secara nyata dan simultan dipengaruhi oleh variabel-variabel return on assets, diveden pay out ratio, volume perdagangan saham, dan tingkat bunga deposito. ROA ternyata mempunyai pengaruh dominant. Hasil penelitian Sugeng Sulistiono pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEJ menunjukkan variabel ROA, dividen, financial leverage, tingkat penjualan, tingkat likuditas, dan tingkat bunga deposito secara simultan signifikan berpengaruh terhadap harga saham. ROA terbukti mempunyai pengaruh nyata secara parsial sedangkan variabel lain tidak berpengaruh (Natarsyah, 2002:54). Meader dan Sprencher dalam penelitiannya periode tahun 1930-1940 pada perubahan harga saham di NYSE menunjukkan bahwa nilai buku saham (book value) mempunyai pengaruh positif sedangkan dividen mempunyai pengaruh negatif. Penelitian ulang yang dilakukan periode tahun 1931-1939 membuktikan nilai buku
Universitas Sumatera Utara
saham dan dividen mempunyai pengaruh positif ( Natarsyah, 2002:54) Penelitian Simanjuntak “ Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman Di Bursa Efek Jakarta” periode tahun 1994-2002 menunjukkan ROE (Return On Equality), ROA (Return On Total Asset), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham secara bersama-sama. Secara parsial ROE, ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham Penelitian yang dilakukan penulis tidak jauh beda dengan penelitian terdahulu yakni meneliti variabel-variabel yang mempengaruhi harga saham. Namun yang menjadi perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah variabel-variabel yang diteliti yaitu Price to Book Value (PBV) dan Price/Earning Ratio (PER) serta penulis menggunakan sampel perusahaan asuransi yang tedaftar di Bursa Efek Jakarta, periode 2002-2006.
B. Analisis Kinerja Keuangan Kinerja adalah sejauh mana seseorang telah memainkan bagian dalam melaksanakan strategi organisasi, baik dalam merencanakan sasaran berhubungan dengan peranan perseorangan maupun dalam memperlihatkan kompetensi yang relevan bagi suatu organisasi dalam suatu peranan tertentu. (Gibson, 1998:103). Kinerja keuangan menggambarkan keadaan atau kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilihat dari informasi keuangan berupa laporan keuangan (Purba, 2002:56) Ketajaman hasil suatu analisis keuangan sangat bergantung pada bebarapa faktor antara lain : 3. Kelengkapan tingkat keterperincian data 4. Metode pengklarifikasian informasi
Universitas Sumatera Utara
5. Ketaatan terhadap ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan di dalam penyelenggaraan akuntasi, sehingga terdapat adanya konsistensi di dalam memperlakukan transaksi-transaksi pos-pos yang sama dari waktu ke waktu. Kinerja keuangan merupakan gambaran atau kondisi keuangan perusahaan dalam peranannya pada seluruh kegiatan perusahaan.Didalam mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan diperlukan suatu bantuan alat-alat analisis tertentu.Dengan diketahuinya kondisi keuangan perusahaan maka hal ini dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan untuk membuat suatu keputusan yang rasional. Adapun beberapa defenisi analisis kinerja keuangan adalah : 1. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan adalah analisis kinerja perusahaan berdasarkan data kauangan yang dipublikasikan pada laporan keuangan yang melibatkan
analisis
dampak
keuangan
kuulatif
dan
ukuran
komparatif.(Helfert,1996:67). 2. Analisis Kinerja Keuangan (Finansial Performance Analysis) adalah suatu alat untuk mengukur secara aktual pengelolaan perusahaan untuk menyediakan peluang
terbesar
untuk
menambah
nilai
bagi
kekayaan
perusahaan
(Eitmen,2003:125). 3. Analisis Kinerja Keuangan adalah evaluasi kinerja di masa yang lalu dengan melakukan berbagai analisis sehingga diperoleh posisi keungan perusahaan yang mewakili realitas perusahaan dan potensi-potensi kinerja yang akan berlanjut (Lesmana,2004:11). Berdasarkan evaluasi kinerja keuangan dimasa-masa yang lalu,maka dapat diprediksi kinerja perusahaan di masa yang mendatang sehingga evaluasi untuk nilai
Universitas Sumatera Utara
perusahaan dapat dilakukan untuk mengambil berbagai keputusan-keputusan investasi yang harus dilaksanakan pada saat itu.
C. Pengertian Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda atau bukti penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam perusahaan atau persero terbatas.Saham berwujud selebar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan dalam perusahaan (Darmadji, 2002:5). Saham merupakan sekuritas yang memberikan penghasilan tidak tetap bagi pemeliknya.Penghasilan yang diperoleh pemilik saham pada umumnya dibagi dua yaitu : 1. Dividen Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. 2. Capital Gain Capital Gain merupakan keuntungan yang diperoleh pemegang saham akibat fluktasi harga yang terjadi di pasar modal ketika pemegang saham tersebut menjual sahamnya,berbeda dengan Capital Gain merupakan daya tarik bagi pemegang saham yang berorientasi pada investasi jangka pendek.Capital Gain akan diperoleh pada jika harga saham saat penjualan lebih tinggi dibandingkan harga saham pada saat pembelian. Pemegang
saham
selain
mendapat
dua
keuntungan
tersebut,juga
dimungkinkan mendapatkan saham bonus (jika ada).Saham yang dibagikan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan kepada para pemegang saham yang diambil dari Agio saham,yaitu selisih antera harga jual terhadap harga nominal saham tersebut pada saat perusahaan melakukan penawaran umum dipasar perdana. Para pemegang saham selain mendapatkan keuntungan dari penanaman modalnya,juga dapat mengalami kerugian dalam waktu singkat akibat fluktuasi harga saham,karugian tersebut antara lain : 1. Tidak Mendapat Dividen. Potensi keuntungan pemodal ditentukan oleh kinerja perusahaan,jika operasi perusahaan tidak menghasilkan keuntungan,dengan kata lain perusahaan mengalami kerugian,maka perusahaan tersebut tidak dapat membagikan dividen. 2. Capital Loss Fluktuasi harga saham yang tidak terjadi hanya mengakibatkan pemegang saham memperoleh keuntungan (Capital Gain) namun dapat menyebabkan kerugian (Capital Loss)hal ini terjadi apabila harga pada saat penjualan saham lebih rendah dibandingkan harga pada saat pembelian saham tersebut. 3. Perusahaan Bangkrut atau Dilikuidasi. Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di bursa efek,maka jika suatu perusahaan bangkrut atau dilikuidasi maka secara otomatis,saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa (di-delist).Dalam kondisi tersebut,maka pemegang saham akan menempati posisi lebih terendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi dan jika masih terdapat sisa,baru dibagikan kepada para pemegang saham. 4. Saham Di-delist dari bursa (Delisting) Suatu saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami
Universitas Sumatera Utara
kerugian beberapa tahun dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan efek di bursa. Saham yang telah di-delist tentu saja tidak dapat lagi diperdagangkan di bursa dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga yang jelas dan tidak terjual biasanya dengan harga yang jauh dari harga sebelumnya. 5. Saham di-Suspend Saham di-suspend berarti saham tersebut dihentikan perdagangannya sementara oleh otoritas bursa, dan pemodal tidak dapat menjual sahamnya sampai suspend dicabut. Suspend biasanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika misalnya suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya dan berbagai kondisi lainnya yang mengharuskan otoritas bursa mensuspend saham perusahaan tersebut, sedemikian hingga informasi yang belum jelas tersebut tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspend atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan kembali seperti semula.
D. Konsep Analisa Saham Analisa saham secara teoritis ada (3) tiga cara, yaitu analisis fundamental, analisis teknikal dan analisis portofolio. Analisis fundamental menghitung nilai intrinsik dari suatu saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan (sehingga disebut juga dengan analisis perusahaan), ( Jogiyanto,
2002:89). Tujuan analisi
fundamental adalah mengetahui apakah nilai saham pada posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan undervalue bila harga saham di pasar lebih kecil dari nilai intrinsiknya
atau nilai yang seharusnya, demikian sebaliknya. Analisis
Universitas Sumatera Utara
fundamental dapat dibagi tiga ; analisis perusahaan (laporan keuangan), analisi ekonomi makro dan analisis industri. Analisis teknikal merupakan teknik analisis yang menggunakan data atau catatan pasar untuk mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Sasaran yang ingin dicapai dari analisis ini adalah ketepatan waktu dalam memprediksi harga (price movement) jangka pendek satu saham atau untuk menentukkan kapan harus dijual. Alat analisis yang utama digunakan adalah grafik atau chart yang sering disebut chartist. Analisis portofolio merupakan penyebaran (diversifikasi) investasi dalam berbagai kesempatan untuk mengurangi risiko. Portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor, baik perorangan maupun lembaga. Tujuan dari pembentukan suatu portofolio saham adalah bagaimana dengan risiko yang minimal mendapatkan keuntungan tertentu untuk memperoleh keuntungan investasi yang maksimal. Pendekatan portofolio menekankan pada psikologi pasar, yaitu hipotesis pasar efisiensi. Pasar efisiensi diartikan bahwa harga-harga saham akan merefleksikan secara menyeluruh semua informasi yang di pasar.
E. Penilai harga saham Pendekatan untuk menghitung nilai intrinsic saham dari sisi fundamental ada dua yaitu pendekatan nilai sekarang (present value approach) dan pendekatan PER (P/E ratio approach ), ( Jogoyanto, 2000:89). Pendekatan nilai sekarang disebut dengan metode kapitalisasi laba (capitalization of income method) karena melibatkan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang. Nilai perusahaan tergantung pada prospek perusahaan di masa mendatang. Prospek ini merupakan kemampuan untuk menghasilkan aliran kas di masa depan, maka nilai
Universitas Sumatera Utara
perusahaan dapat ditentukan dengan mendiskontokan nilai-nilai perusahaan dapat ditentukan dengan mendiskontokan nilai-nilai arus kas (cash flow) Arus kas merupakan kas yang diterima perusahaan (emiten), laba perusahaan (earning) dapat dipergunakan untuk menghitung nilai perusahaan, sebagialternatif arus kas. Laba dapat digunakan sebagai sumber dana internal (retained earning ) atau dibagikan dalam bentuk dividen. Arus dividen dianggap dianggap sebagai arus kas yang diterima oleh investor. Dengan alasan bahwa dividen satu-satunya arus pendapatan yang diterima investor, model diskonto dividen ( dividend diacount model) dapat digunakan sebagai pengganti model diskonto arus kas untuk menghitung nilai intrinsik saham. Model diskonto dividen untuk mnghitung nilai intrinsik saham adalah sebagai berikut , (jogiyanto,2000:91) : ∞
P0=
Dt
∑ (1 + k ) t −1
t
Keterangan : P 0 = Nilai sekarang dari perusahaan (value of the firm) Dt = dividen yang dibayarkan untuk period eke-t t = periode waktu k = suku bunga diskonto atau pengembalian yang diinginkan (required rate of return) Kasus yang ditemui dalam membayar, besasr nilai dividen dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu : membayar dividen dengan besarnya yang tidak teratur, membayar dividen dengan nilai konstan dari waktu ke waktu (dividen dengan pertumbuhan nol), dan membayar dividen dengan tingkat pertumbuhan yang konstan (constant - growth model).
Universitas Sumatera Utara
F. Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Harga Saham Pada umumnya faktor-faktor fundamental yang diteliti adalah nilai intrinsik, nilai pasar, Return On Total Asset (ROA),Return On Total Investment (ROI),Return On Equality (ROE), Book Value (BV), Debt Equality Ratio (DER),deviden earning,Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Deviden Payout Ratio (DPR), deviden yield dan likuiditas saham. Adapun variabel-variabel yang digunakan peneliti yang mempengaruhi harga saham pada penelitian ini adalah: a. Price to Book Value (PBV) Price to Book Value (PBV) merupakan rata-rata rasio harga pasar saham nilai buku terhadap nilai buku saham i pada periode t.Rasio ini menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan.Nilai buku persaham adalah jumlah per lembar saham biasa yang harus diterima jika semua aktiva perusahaan dijual pada nilai buku (akunting) dan jika hasil yang tersisa setelah membayar seluruh kewajiban (termasuk saham preferen) dibagi di antara pemegang saham biasa.Semakin tinggi rasio ini semakin besar kepercayaan pasar terhadap prospek perusaan tersebut (Tambunan:2007:249).
b. Nilai buku per Saham / Book Value per Share (BV) Nilai buku per saham menggambarkan perbandingan total modal (ekuitas) terhadap jumlah saham yang beredar.Total ekitas dapat dihitung dari selisih antara total aktiva dengan total hutang.Nilai buku per saham adalah jumlah perlembar saham biasa yang harus diterima jika semua aktiva perusahaan dijual pada nilai buku (akunting) dan jika hasil yang tersisa setelah membayar seluruh kewajiban (termasuk saham preferan) dibagi di antara pemegang saham biasa. Semakin
Universitas Sumatera Utara
tinggi rasio ini maka perusahaan akan cenderung menawarkan harga saham yang tinggi di pasar bursa (Tambunan:2007:249).
c. Price/Earning Ratio (PER) Pendekatan PER (price earning ratio) atau disebut dengan pendekatan earning multiplier. PER menunjukan rasio dari harga saham terhadap penghasilan. Rasio ini menjunjukkan seberapa besar investor menilai harga dari harga saham terhadap kelipatan dari penghasilan.
Universitas Sumatera Utara