BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Konsep Petani Secara umum, petani didefinisikan sebagai orang yang bekerja di sektor
pertanian dan sebagian besar penghasilannya berasal dari sektor pertanian. Dalam batasan statistik, orang yang bekerja di sektor pertanian minimal satu jam seminggu, dapat disebut sebagai petani. Selain itu, orang yang tinggal di pedesaan dan secara psikologis menjadi petani, sering pula disebut sebagai petani. Akibatnya jumlah petani menjadi sangat banyak. Hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya produktivitas di sektor pertanian, karena jumlah petani merupakan faktor pembagi dalam pengukuran produktivitas. Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti sempit dinamakan pertanian rakyat sedangkan pertanian dalam arti luas meliputi pertanian dalam arti sempit, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Semua itu merupakan hal penting. Secara garis besar, pengertian pertanian dapat diringkas menjadi 1) proses produksi; 2) petani dan pengusaha; 3) tanah tempat usaha; 4) usaha pertanian ( farm business) (Soetriono, 2006: 1). Menurut Wahyudi (2006: 23), ada tiga macam kebiasaan mental petani yang penting bagi perkembangan pembangunan pertanian yaitu : 1. Kebiasaan mengukur, yaitu berpikir dalam mengukur penggunaan sarana produksi yang akan dipergunakan termasuk jumlah benda-benda. Dengan kebiasaan itu jangan puas dengan menyatakan panen baik atau hasil cukup, tetapi seharusnya dalam jumlah ton atau kilogram perhektar.
13 Universitas Sumatera Utara
2. Kebiasaan bertanya, biasanya dilakukan dengan pertanyaan, “mengapa tanaman ini lebih baik dari tanaman itu?” kenapa hasil di sini lebih buruk dari hasil yang disana? 3. Kebiasaan melihat atau mencari alternatif. Melihat dan mencari alternatif dari cara yang sudah dikenal dan dilakukan terhadap cara baru yang lebih baik. Adapun ciri-ciri kehidupan petani, yaitu sebagai berikut : 1. Masih ada hubungan saling mengenal dan bergaul antar warga 2. Secara umum hidup dari hasil pertanian 3. Berusaha mempertahankan tradisi yang sudah ada, sehingga orangtua pada umumnya memegang pedoman yang sangat penting 4. Tidak dijumpai adanya pembagian kerja berdasarkan keahlian, akan tetapi berdasarkan usia dan jenis kelamin 5. Kehidupan penduduk pedesaan sangat terikat oleh tanah, maka kepentingan pokoknya juga sama sehingga akan terjalin hubungan kerja sama (gotongroyong) Sektor pertanian dan pedesaan mempunyai empat fungsi yang sangat fundamental bagi pembangunan suatu bangsa, yaitu: 1. Penyedia lapangan kerja dan berusaha 2. Penyedia bahan baku industri 3. Sebagai penghasil devisa negara 4. Mencukupi pangan dalam negeri Indonesia kebanyakan petani merupakan petani kecil yang sebagian besar hasil pertaniannya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga atau subsisten, sehingga
lebih sesuai disebut dengan “peasant” mereka mengedepankan
semboyan “safetyfirst” atau dahulukan selamat. Kemiskinan identik dengan
14 Universitas Sumatera Utara
petani kecil, ciri-ciri petani kecil antara lain: memiliki lahan kurang dari 0,5 ha, berpendidikan rendah, bermodal lemah, dan kurang responsif terhadap inovasi baru. Persoalan lain petani di Indonesia harus mengusahakan usaha tani di lingkungan tropika yang penuh resiko misalnya, banyak hama, tidak menentunya curah hujan, para petani harus lebih berhati-hati dalam menerima inovasi karena kegagalan berarti penderitaan bagi seluruh keluarga. Hal tersebut menjadikan petani dalam posisi yang dilematis dimana untuk dapat survive petani harus berani mengambil resiko dalam berinovasi, namun jika inovasi ini gagal mereka harus siap menanggung sendiri akibatnya. Keunggulan pertanian sebagai sektor vital dalam pembangunan ekonomi diantaranya ditunjukan dalam krisis yang merundung perekonomian Indonesia beberapa waktu lalu, sektor pertanian yang menjadi peredam gejolak ekonomi dengan memberi sumbangan pada neraca perdagangan luar negeri (Dillon, 1999: 34)
2.2.
Pengertian Lembaga Keuangan Petani
2.4.1. Defenisi Lembaga Keuangan Petani (LKP) adalah Sekumpulan orang yang berdisiplin tinggi dengan ikatan pemersatu yang bersepakat untuk menabung uangnya sehingga menjadi modal bersama yang digunakan mereka dengan system non bunga untuk tujuan produktif dan kesejahteraan bersama. Untuk mempermudah defenisi tersebut dapat dijelaskan dengan uraian sebagai berikut: 1. Sekumpulan orang: Sekurang-kurangnya 10 orang dalam satu kelompok Inti swadaya terdiri dari 2 kelompok kecil yang beranggota 5 orang ada sebanyak 40 orang dalam satu kelompok inti swadaya terdiri dari 8 kumpulan yang
15 Universitas Sumatera Utara
anggotanya 5 orang, yang nantinya akan menjadi pemilik, pelaksana dan pengontrol sendiri. 2. Berdisiplin tinggi: artinya ada ikrar yang dibuat mereka dan harus diikrarkan setiap awal dan akhir pertemuan mereka patuhi dalam setiap pelaksanaan kegiatan pendanaan mereka. 3. Dalam satu ikatan pemersatu adalah: a. Lingkungan yang dianggap khususnya petani dan umumnya masyarakat miskin b. Tempat tinggal di pedesaan/daerah miskin saling berdekatan diusahakan tidak ada ikatan kefamilian c. Ada wadah pemersatu mulai dari kelompok arisan sampai kelembaga dengan ini paling tinggi koperasi d. Ada pendidikan dan kegiatan ekstra kelompok 4. Berdasarkan untuk menabungkan uang mereka: bahwa sekumpulan orang dengan tanpa paksaan menabungkan uangnya (sisa hasil usahanya) dan masing-masing anggota bertanggung jawab untuk saling melayani dan percaya serta memanfaatkan tabungan untuk kemanjuan bersama. 5. Sehingga menjadi modal bersama mereka: berarti modal diperoleh dari tabungan dan bukan dari luar 6. Digunakan sesama mereka: ini berarti modal diperoleh dari tabungan dan bukan dari luar 7. Dengan sistem non bunga: artinya produk yang dibuat dalam kumpulan menggunakan metode bagi hasil/potong jasa sesuai denngan kemampuan anggota kelompok setempat
16 Universitas Sumatera Utara
8. Untuk tujuan produktif dan kesejahteraan: pinjaman hanya diberikan kepada anggota bagi usaha-usaha yang bisa meningkatkan hasil dan stabilitas kehidupan para anggota dan tidak untuk kebutuhan konsumtif dan spekulasi.
2.2.2.Ciri-ciri Lembaga Keuangan Petani Adapun cirri-ciri yang akan dipakai menjadi acuan model Lembaga Keuangan Petani adalah sebagai berikut: 1. Proses pembentukannya mudah demikian pula jika diperlukan izin,izin formalnya murah dan mudah dilakukan oleh rakyat desa petani. 2. Sumber daya manusia berdisiplin tinggi 3. Modal swadaya untuk keperluan kemajuan usaha lewat kerja sama kelompok, saling menguntungkan dan tidak eksploitatif. 4. Resiko
penggunaan
modal ditanggung
bersama
dengan pembagian
keuntungan dan kerungian dengan system bagi hasil sesuai dengan kesepakatan. 5. Peragaman produk dan unit usaha yang dikelola lembaga keuangan alternatif.
2.2.3.Prinsip-prinsip Lembaga Keuangan Petani Prinsip-prinsip yang menjadi pegangan dalam usaha mengembangkan LKP di masyarakat miskin: 1. Keanggotaan terbuka 2. Dikontrol dan diselenggarakan oleh anggota secara demokratis 3. Netral dalam keagamaan dan kebangsaan politik 4. Pendidikan secara terus-menerus 5. Pinjaman diberikan tanpa agunan dan agunan
17 Universitas Sumatera Utara
6. Pinjaman diberikan kepada masyarakat miskin 7. Prosedur memberikan kredit sederhana 8. Calon anggota membentuk kelompok kecil dan membentuk kelompok pusat 9. Pinjaman diberikan untuk kegiatan produktif, dan tanpa bunga 10. Pinjaman diberikan berurutan dengan mendahulukan anggota yang paling membutuhkan dan ketua mendapat bagian terakhir 11. Pinjaman diberikan kembali setelah pinjaman terdahulu telah lunas 12. Pembebasan hutang jika anggota meninggal dunia 13. Ada pembagian hasil ada balas jasa bagi anggota yang berjasa 14. Menjual barang dengan harga dibawah pasar 15. Bisa bekerjasama ditingkat lokal, nasional bahkan internasional
2.2.4.Tujuan Lembaga Keuangan Petani Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam usaha pengembangan Lembaga Keuangan Petani adalah sebagai berikut: 1. Membentuk kelompok usaha yang mudah mereka mengerti dan mereka jalankan 2. Meningkatkan kesejahteraan melalui proses pendidikan terus menerus 3. Menciptakan modal bersama 4. Menciptakan kesempatan kerja 5. Mengembangkan sikap bijaksana dalam menggunakan uang 6. Memotong penyebab lingkar kemiskinan 7. Menumbuhkan rasa giat menabung, swadaya modal, kerjasama yang tinggi dan rasa tanggung jawab untuk mencapai kesejahteraan bersama. 8. Menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa persaudara
18 Universitas Sumatera Utara
2.2.5. Sistem Lembaga Keuangan Petani 1. Pendanaan a. Dana diperoleh dari sumbangan-sumbangan zakat, derma b. Menghimpun dana dari tabungan, deposito, iuran wajib anggota, dana silang pinjam antar kelompok, pinjaman dari luar asal tidak memenuhi 40% dari modal, iuran tanggungan resiko, bagi hasil
2. Pembiayaan Pembiayaan adalah penempatan dana pada aktiva produksi untuk membantu kesulitan modal. Baik untuk menambah modal kerja maupun investi. a. Potong jasa Administrasi secara bagi hasil: Pinjaman untuk diberikan kepada kelompok/anggota untuk menambah modal usaha. Dimana saat menyerahkan dipotong biaya operasional dan administrasi secara rata-rata (dihitung secara terbuka
para rembuk pusat). Angsuran
pinjaman ini harus dilunaskan lebih yang lebih besar dari pada pinjaman tahap pertama. b. Bagi hasil penyertaan modal: Dalam bagi hasil penyertaan modal ini terhadap dua bentuk. Bentuk yang pertama penyertaan modal dimana pemilik modal baik secara langsung maupun tidak langsung turut melakukan manajemen usaha. Bentuk yang kedua penyertaan modal dimana pemodal tidak ikut menjalankan manajemen usaha karena dipercaya pengusaha memiliki keahlian di bidang dan pemodal cukup membantu kekurangan modal yang dibutuhkan.
19 Universitas Sumatera Utara
c. Bagi hasil sytem jual beli: dalam system bagi hasil model jual beli terdapat dua bentuk yang pertama suatu bentuk jual beli dimana penjual (LKP)
menyebutkan harga pembelian. Kemudian ia
mensyaratkan atasnya laba dalam jumlah tertentu. d. Pinjaman yang diberikan kepada nasbah berupa barang antar uang dimana nasabah cukup mengembalikan uang sebesar dipinjamkan ditambah
sumbangan sukarela
atas
hutang
tersebut.
Bentuk
pembiayaan ini biasanya sumber dayanya berasal dari sumbangan (zakatdan infak bagi umat islam). Jadi wujud dari Lembaga Keuangan Petani adalah membela keperluan rakyat kecil. Mencapai keperluan hidup dengan biaya yang serendah-rendahnya, itulah yang dimaksud. Lembaga
keuangan Petani LKP tidak mengenyampaikan arti motif
ekonomi, motif ekonomi wujudnya mencapai hasil yang sebesar-besarnya dengan tenanga atau biaya yang sekecil-kecilnaya bahkan lebih sempurna karena menyingkirkan tingkat kehidupan yang berbeda jauh dalam kehidupan perekonomian dasn tidak mengejar kedudukan monopoli (Hatta, 1960).
2.3.
Lembaga Keuangan Petani Secara Umum Lembaga keuangan petani secara umum dalam dunia keuangan bertindak
selaku lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya, dimana pada umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi keuangan dari pemerintah. Fungsi lembaga ini menyediakan jasa sebagai peralatan alat pemilik modal dan pasar uang yang bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investor kepada perusahaan yang membutuhkan dana. Kehadiran lembaga keuangan inilah yang menfasiltaskan arus peredaran uang dan perekonomian, dimana uang dari individu investor
20 Universitas Sumatera Utara
dikumpulkan dalam bentuk tabungan sehingga resiko dari investor ini beralih dari lembaga keuangan yang demikian menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman utang kepada yang membutuhkan. Ini adalah merupakan tujuan dari utama lembaga penyimpanan dana untuk mengasilkan pendapatan.
2.3.1. Lembaga Keuangan Petani Sebagai Alat Motivasi Lembaga keuangan petani sebagai wadah manusia bukan modal saja harus mampu menarik dan mengarahkan anggotanya kearah pencapaian tujuan bersama. Untuk mencapai hal tersebut maka Lembaga keuangan Petani harus memiliki pengurus
yang
handal
sehingga
mampu
mengarahkan
anggotanya
untuk
menyampingkan kepentingan pribadi. Oleh karena itu saat pemilihan pengurus kelompok Lembaga Keuangan Petani terlebih dahulu menentukan orang-orang yang tepat untuk menduduki jabatan itu yang mampu mengarahkan anggotanya kearah yang positif. Jadi dikatakan Lembaga Keuangan Petani berhasil jika anggota yang masuk didalamnya berubah watak dan tingkah lakunya dari rasa mementingkan dirinya sendiri kearah kepentingan bersama. Artinya jika masih ada sebagian pengurus atau anggota yang masuk dalam Lembaga Keuangan Petani tetapi masih mementingkan dirinya atau untuk tujuan mencari keuntungan atau kekuasaan maka belum dikatakan Lembaga Keuangan Petani tersebut berhasil mengarahkan anggotanya. Untuk mencapai tujuan tersebut Lembaga Keuangan Petani menggunakan pendidikan secara terus menerus sebagai alat. Kenapa demikian suatu pesan perubahan pada seseorang sulit diterima jika penyampaiannya sekaligus. Maka pesan yang sampai akan sedikit sekali yang ditangkapnya. Tetapi jika pesan itu
21 Universitas Sumatera Utara
disampaikan sedikit demi sedikit maka kemungkinan besar akan bisa diterima seluruhnya (Lembaga Keuangan Petani, 1995: 23).
2.3.2. Pendidikan Dalam Lembaga Keuangan Petani Ada banyak hambatan yang akan muncul dalam pembentukan kelompok inti Swadaya Lembaga Keuangan Petani (LKP) misalnya adanya pelepasan uang, penghasilan yang terlalu sedikit, pengurus tidak becus, sikap mementingkan diri sendiri, saling tidak percaya (watak dan etika yang tidak benar). Namun hambatan yang paling besar adalah tentang prinsip-prinsip, cara-cara dan tujuan Lembaga Keuangan Petani (LKP) yang seharusnya melekat pada pikiran serta nurani setiap anggota serta pengurus kelompok Inti Swadaya Lembaga Keuangan Petani. Disamping itu prinsip, cara-cara serta tujuan Kelompok Inti Swadaya Lembaga Keuangan Petai juga harus diketahui oleh calon anggota dan masyarakat luas. Sasaran Pendidikan Lembaga Keuangan Petani (LKP) Yaitu: 1. Pengurus petani perempuan dan Laki-laki agar pengurus tumbuh lebih matang mendahului perkembangan kelompok. 2. Anggota petani perempuan dan laki-laki agar partisipasi anggota dalam usaha untuk menumbuhkan kegiatan jelompok Inti Swadaya serta dapat mengganti pengurus kelompok Inti Swadaya nantinya. 3. Calon-calon anggota yang harus menjadi anggota nantinya mendukung pada gerakan kelompok Inti Swadaya LKP yang ada didesanya. Metode Pendidikannya yaitu: 1. Pendidikan pengurus apabila kelompok Inti Swadaya mulai terbentuk, mungkin pengurus baru secara sepintas mengetahui tentang LKP.
22 Universitas Sumatera Utara
2. Pendidikan bagi anggota sekalipun sebelum menjadi anggota, pendidikan bagi mereka belumlah berhenti. 3. Pendidikan calon seringkali orang ikut menjadi anggota
kelompok Inti
Swadaya LKP hanya karena ikut-ikutan saja, karena tetangga ikut aku juga ikut, demikian pertanyaan. 4. Pendidikan bagi masyarakat pendukung pendidikan ini dilakukan dengan pendekatan langsung dari pribadi pengurus dangan anggota LKP.
2.4.
Program Lembaga Keuangan Petani oleh Serikat Petani Indonesia Lembaga keuangan Petani oleh Serikat Petani Indonesia salah satu lembaga
keuangan dimana banyak kegiatan yang dapat dijalankan didalamnya, walaupun pada intinya kegiatan yang dilakukan oleh serikat petani Indonesia yaitu kegiatan simpan pinjam adalah kegiatan yang paling utama didalam lembaga keuangan petani. Kegiatan dalam lembaga keuangan petani tidak dapat dijalankan oleh satu orang saja akan tetapi melibatkan orang lain yang dibentuk menjadi satu kelompok dimana orang-orang di dalamnya dituntut untuk memiliki rasa tanggung jawab, kerjasama dan sosial yang tinggi sehingga lembaga keuangan petani ini nantinya dapat berjalan dengan baik. Lembaga Keuangan Petani adalah salah satu lembaga keuangan dimana pengaturan operasional di dalamnya dimusyawarahkan secara bersama-sama oleh pelaku dan pelaksana lembaga ini sehingga kelompok-kelompok yang menjalankan lembaga keuangan petani ini benar-benar dapat mengatur sendiri anggaran dasar dan anggaran rumah tangga masing-masing kelompok. Lembaga Keuangan Petani bukanlah satu lembaga yang hanya dapat di jalankan oleh satu unsur masyarakat. Fleksibilitas lembaga keuangan petani ini
23 Universitas Sumatera Utara
menyebabkan lembaga ini dapat dijalankan oleh semua unsur masyarakat dan semua kelas kehidupan. Program Lembaga Keuangan Petani di desa Seilitur Meliputi: 1. Simpan pinjam 2. Usaha kelompok 3. Marketing hasil pertanian
2.4.1. Simpan Pinjam Simpan pinjam adalah untuk memberikan kesempatan kepada anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan bunga ringan. Simpan pinjam menghimpun dana para anggotanya yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya. Kegiatan simpan pinjam yang dilakukan untuk menghimpun dana yang menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dana
untuk
anggota
kopeasi
yang
bersangkutan
(Htpp://destypurwaningtyas.blogspot.com/2010/10/koperasi-simpan-pinjampengertian.html diakses pada tanggal 25 mei 2014 pukul 11.26 WIB). Simpan pinjam anggota petani lebih mudah untuk melakukan: a. Informasi b. Pengadaan pupuk c. Membuka usaha sendiri
2.4.2. Usaha Kelompok Sisa hasil usaha kelompok adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan biaya-biaya untuk operasional. Sisa hasil
24 Universitas Sumatera Utara
usaha berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan bukan anggota. Sisa hasil usaha dapat dibagikan untuk: a. Pelaksanaan kelompok usaha yang mereka jalankan b. Menciptakan modal bersama
4.2.3. Marketing Hasil Panen Marketing hasil panen adalah suatu pemasaran kegiatan usaha/bisnis untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui distribusian suatu produk. Marketing hasil pertanian atau tata niaga pertanian merupakan serangkaian kegiatan ekonomi berturut-turut yang terjadi selama perjalanan komoditas hasil-hasil pertanian mulai dari produsen primer sampai ketangan konsumen. Marketing hasil pertanian berarti kegiatan bisnis dimana menjual produk berupa komoditas pertanian sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, dengan harapan konsumen akan puas akan mengkonsumsi komoditas tersebut. Marketing hasil pertanian dapat mencakup perpindahan barang atau produk pertanian dari produsen kepada konsumen
akhir,
baik
input
ataupun
produk
(http://pertanianstppmedan.blogspot.com/2012/11
pertanian
itu
sendiri
pemasaran-hasil-pertanian.html
diakses pada tanggal 4 juni 2014 pukul 18.56 WIB). Marketing hasil panen dapat dilakukan dengan: a. Pelaksanaan Marketing b. Alat transport c. Pemotongan biaya
25 Universitas Sumatera Utara
2.5.
Sosial Ekonomi Kata sosial menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang
berkenaan dengan masyarakat. Kegiatan sosial tidak terlepas dari tindakan-tindakan sosial dan interaksi sosial, tindakan sosial adalah hal-hal ynag dilakukan individu atau kelompok. Dalam interaksi adalah proses dimana individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok yang satu dengan yang lain. Melly G.Tan dalam Gunawan, Muktar mengatakan untuk melihat kedudukan sosial ekonomi adalah dengan melihat pekerjaan, penghasilan dan pendidikan seseorang. Berdasarkan ini masyarakat dapat digolongkan ke dalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang dan tinggi yaitu dengan : 1. Golongan masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu masyarakat yang menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat hidup minimal mereka perlu mendapatkan pinjaman dari orang lain. 2. Golongan masyarakat berpenghasilan sedang, yaitu pendapatan harga cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dan tidak dapat menabung. 3. Golongan masyarakat yang berpenghasilan tinggi, yaitu selain dapat memenuhi kebutuhan pokok juga dari pendapatan itu dapat ditabungkan untuk kebutuhan lain. Penggunaan tolok ukur ekonomi pada awalnya didasari dari pandangan para ekonomi yang melihat realitas perbedaan tingkat pendapatan masyarakat yang mencolok di negara-negara maju (develop) dengan negara-negara miskin/tertinggal (lessdeveloped). Pertumbuhan ekonomi telah dijadikan prioritas utama, sehingga pembangunan seringkali dikonotasikan dengan ekonomi. Kalau orang menggunakan
26 Universitas Sumatera Utara
kata pembangunan tanpa diikuti denga kata lain di belakangnya, maka akan selalu diinterprestasikan sebagai pembangunan ekonomi (Muktar, 2010: 9). Interprestasi pengertian pembangunan tersebut dipandang sebagai konsep pembangunan telah terdistorsi, artinya, keberhasilan pembangunan dapat dipahami sebagai kemajuan ekonomi. Berbagai kata yang mengikuti istilah pembangunan, tentunya akan berkaitan dengan tolok ukur yang digunakan untuk melihat kondisi. Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tolak ukur peningkatan sosial ekonomi dapat dilihat dari kondisi pendapatan, pangan, pendidikan maupun kesehatan. Keberhasilan dalam pembangun ialah apabila masyarakatnya sudah mengalami peningkatan ekonomi setiap tahunnya sesuai dengan kebutuhannya. Adapun tolok ukur tersebut secara rincinya ialah : 1. Produktivitas 2. Pendapatan 3. Kebutuhan pemenuhan pangan 4. Kondisi pendidikan anak 5. Rekreasi
2.5.1. Produktivitas Produktivitas mengandung pengertian filosofis, defenisi kerja dan teknis operasional, secara filosofis, Produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Keadaan hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan mutu kehidupan besok harus lebih baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas dan akan terus meningkatkan kemampuan kerjanya
27 Universitas Sumatera Utara
(htpp//www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-produktivitas-kerja-menurut.html diakses pada tanggal 15 mei pukul 09.30 WIB).
2.5.2. Pendapatan Pengertian pendapatan dikemukakan oleh Dyckman (2002: 234) bahwa pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau penyelesaian kewajiban atau kombinasi dari keduanya selama satu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung. Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan. Pendapatan juga mengandung yang luas dimana dalam pendapatan termasuk pula pendapatan bunga, sewa, laba, pendapatan aktiva lainnya (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20567/3/Chapter%20II.pdfdiakses pada tanggal 14 April 2014, pukul 15.22 WIB).
2.5.3. Pangan Pengertian pangan menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 ialah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia. Adapun yang termasuk ke dalam bentuk pangan ialah bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman (www.pengertianahli.com/2013/11diakses
28 Universitas Sumatera Utara
pada tanggal 18 April 2014, pukul 16.11 WIB). Pangan olahan dibedakan lagi menjadi dua jenis, yaitu: a.
Pangan olahan tertentu: Pangan olahan yang diperuntukkan bagi kelompok tertentu, dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatan kelompok tersebut.
b.
Pangan siap saji: Makanan atau minuman yang sudah diolah dan bisa langsung disajikan ditempat usaha atau di luar tempat usaha atas dasar pesanan.
2.5.4. Pendidikan Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Defenisi di atas, ada tiga pokok pikiran utama yang terkandung di dalamnya, yaitu: 1. Usaha Sadar dan terencana, pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana menunjukkan bahwa pendidikan adalah sebuah proses yang disengaja dan dipikirkan secara matang 2. Mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya 3. Memiliki kekuatan spiritural keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
29 Universitas Sumatera Utara
2.5.5. Kesehatan Menurut Undang-Undang No. 29 Tahun 2004, kesehatan menurut Organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah situasi sejahtera dari tubuh, jiwa, serta sosial yang sangat mungkin tiap-tiap orang hidup produktif dengan cara sosial serta ekonomis. Menurut WHO, ada empat komponen utama dalam pengertian sehat yaitu: 1. Sehat Jasmani adalah komponen utama untuk dalam makna sehat sepenuhnya, bersosok manusia yang berpenampilan kulit bersih 2. Sehat Mental adalah senantiasa dikaitkan yang berarti jiwa yang sehat dan didalam badan yang sehat 3. Kesejahteraan Sosial adalah situasi kehidupan berbentuk perasaan aman damai dan sejahtera 4. Sehat Spiritural adalah komponen penambahan pada pengertian sehat oleh WHO serta mempunyai makna utama dalam kehidupan keseharian penduduk.
2.5.6. Sarana Perumahan Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, dapat merupakan kawasan perkotaan dan pedesaan. Berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Pemukiman dapat diartikan juga sebagai perumahan atau kumpulan rumah tangga dengan segala unsur kegiatan yang berkaiatan dan yang ada didalam pemukiman. Pemukiman dapat terhindari dari kondisi kumuh dan tidak layak huni jika membangun perumahan sesuai dengan standart yang berlaku, salah satunya dengan menerapkan persyaratan rumah sehat.
30 Universitas Sumatera Utara
2.5.7. Rekreasi Kata rekreasi berasal dari bahsa Latin, re-creare, yang secara harfiah berarti membuat ulang. Secara umum, pengertian rekreasi adalah sebuah kegiatan yang dilakukan seseorang selain pekerjaan. Kegiatan yang umum dilakukan untuk melakukan
rekreasi
adalah
parawisata,
olahraga,
permainan,
dan
hoby
(http://www.pengertianahli.com/2014/03/pengertian-rekreasi-dan-jenisrekreasi.htmldiakses pada tanggal 15 mei 2014 pukul 09.30 WIB).
2.6.
Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan sosial adalah suatu institusi atau bidang kegiatan yang
melibatkan aktivitas terorganisir yang diselenggarakan baik oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah, mengatasi atau memberikan kontribusi terhadap pemecahan, masalah sosial dan peningkatan kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat. Penjelasan mengandung pengertian bahwa masalah kesejahteraan sosial tidak bisa ditangani oleh sepihak dan tanpa terorganisir secara jelas kondisi sosial yang dialami masyarakat. Perubahan sosial yang secara dinamis menyebabkan penanganan masalah sosial ini harus direncanakan dengan matang dan berkesinabungan. Masalah sosial akan selalu muncul selama pemerintahan masih berjalan dan kehidupan manusia masih ada (Suparlan, 2009: 1). Kesejahteraan sosial dalam arti yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik. Sebagaimana batasan PBB, kesejahteraan soial adalah kegiatan-kegiatan yang terorganisasi yang bertujuan untuk membantu individu atau masyarakat guna
31 Universitas Sumatera Utara
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan meningkatkan kesejaheraan selaras dengan kepentingan keluarga dan masyarakat (Suharto, 2005: 1). Menurut Undang Undang No. 11 Tahun 2009, tentang kesejahteraan sosial tentang kesejahteraan sosial memuat defenisi kesejahteraan sosial sebagai berikut: kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spitural, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Istilah kesejahteraan sosial secara umum sering diartikan sebagai kondisi sejahtera (konsepsi pertama), yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidupnya. Misalnya, tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosial masyarakat. Kesejahteraan sosial juga dapat didefenisikan sebagai arena utama tempat dokter perperan atau pendidikan adalah wilayah di mana guru melakukan tugas-tugas profisionalnya. Pemaknaan kesejahteraan sosial sebagai arena menempatkan kesejahteraan sosial sebagai sarana atau alat (meas) untuk mencapai tujuan pembangunan (Suharto, 2005: 3).
2.7.
Kerangka Pemikiran Dengan Adanya Lembaga Keuangan Petani, para petani yang dibawah binaan
Serikat Petani Indonesia (SPI) masih terus merintis program-program rutin yaitu berupa Simpan pinjam untuk membantu kelompok petani agar dapat membeli yang mereka butuhkan seperti membeli pupuk, membuka usaha tani yang mereka inginkan ataupun untuk kebutuhan individu mereka masing-masing. Usaha kelompok untuk membentuk kelompok yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi bersama akan membawa pengaruh terhadap orang-orang yang ada didalam kelompok, yang tujuan setiap kelompok mengurangi rasa tak mampu, mengurangi
32 Universitas Sumatera Utara
rasa pintar sendiri, meningkatkan kemampuan kerjasama dalam kelompok dan mengendali rasa pintar sendiri, meningkatkan kemampuan kerjasama dalam kelompok dan mengendali kemampuan diri sendiri serta kawan setujuan serta dalam meningkatkan pengadaan bibit seperti contoh menanam ubi dan lainnya. Penjualan hasil tani bertujuan untuk kebutuhan petani ini melakukan reclaiming lahan ataupun reformasi agrarian. Program Lembaga Keuangan Petani yang untuk menangani kemiskinan yang terjadi di Indonesia khususnya untuk para petani. Selain itu Program Lembaga Keuangan Petani (LKP) mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam hubungan antar manusia yang menjiwai segala kegiatan dalam Lembaga Keuangan Petani (LKP) yaitu Mengurangi rasa tak mampu, Mengurangi rasa ointar sendiri, dan meningkatkan kerja sama ekonomi masyarakat petani Didesa Seilitur Tasik Kecamatan Sawit seberang Kabupaten Langkat,dan memiliki peningkatan sosial ekonomi. Dengan adanya program Lembaga Keuangan Petani
Para petani yang
dibawah binaan Lembaga Serikat Petani Indonesia (SPI) masih terus merintis program-program rutin berupa pendampingan rutin yaitu pendapingan pertanian kepada kelompok Tani, mengadakan diskusi tingkat Paguyuban, membangun jaringan dengan lembaga-lembaga ditingkat paguyuban dibidang pertanian, memfasilitasi para petani untuk mendapat dukungan program dari pemerintah. Adapun keseluruhan program yang dilakukan oleh Lembaga Serikat Petani Indonesia untuk membantu para petani, selanjutnya peneliti akan mencoba melihat sejauh mana pengaruh lembaga keuangan petani dalam upaya meningkatkan peningkatan kondisi sosial ekonomi di Sumatera Utara umumnya masyarakat petani di Desa Seilitur Tasik kecamatan sawit Seberang Kabupaten Langkat.
33 Universitas Sumatera Utara
Maka dari tujuan pokok program memiliki peningkatan sosial ekonomi bagi kelompok petani dilakukan dengancaraperilaku petani dalam bertani dan akhirnya memberikan perubahan dalam kehidupan petani dimana dapat terpenuhi kebutuhan mereka.
34 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. 1 Bagan Alur Pikir Petani
Lembaga Keuangan Petani Seilitur
Program Lembaga Keuangan Petani Seilitur 1. Simpan Pinjam 2. Usaha Kelompok 3. Marketing hasil panen
Peningkatan Sosial Ekonomi 1. Produktivitas 2. Pendapatan 3. Kondisi Pendidikan 4. Kesehatan 5. Sarana Perumahan 6. Rekreasi
35 Universitas Sumatera Utara
2.8.
Hipotesis Secara etomologi istilah hipotesis berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari
dua kata yaitu hipo yang berarti sementara dan these yang berarti pertanyaan. Dengan demikian secara sederhana hipotesis dapat diartikan sebagai pertanyaan sementara (Siagian, 2011: 147). Mengemukakan bahwa hipotesis adalah suatu pertanyaan sementara yang menyertakan hubungan antara dua variable atau lebih variabel. Hipotesis yang baik harus menyatakan hubungan yang jelas dan tegas antara dua atau lebih variabel dan juga membenarkan, bahkan memerlukan pengujian atas kebenaran pertanyaan yang dirumuskan. Maka dapat kita simpulkan bahwa hipotesis adalah suatu pertanyaan yang menengaskan hubungan antara dua atau lebih variable dimana pertanyaan tersebut merupakan jawaban yang bersifat sementara atas masalah penelitian. Selain itu hipotesis adalah arahan sementara untuk menjelaskan fenomena yang diteliti (Siagian, 2011: 149). Adapun hipotesis dalam penelitian ini ialah: Ha : Ada pengaruh program Lembaga Keuangan Petani oleh Serikat Petani Indonesia terhadap sosial ekonomi di Desa Seilitur Tasik Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat. Ho : Tidak ada Pengaruh Program Lembaga Keuangan Petani oleh Serikat Petani Indonesia terhadap nsosial ekonomin petani di Desa Seilitur Tasik kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat.
36 Universitas Sumatera Utara
2.9.
Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional 2.9.1. Defenisi Konsep Defenisi Konsep adalah Pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang
dianut dalam suatu penelitian (Siagian, 2011: 138). 1. Pengaruh adalah suatu kekuatan atau daya dari Lembaga Serikat Petani Indonesia terhadap program Lembaga keuangan Petani (LKP) warga petani binaan di Desa Seilitur Tasik Kecamatan sawit seberang Kabupaten Langkat. 2. Lembaga Keuangan Petani (LKP) adalah
Sekumpulan orang-orang
berdisiplin tinggi dengan ikatan pemersatu yang bersepakat untuk menabungkan uangnya sehingga menjadi modal bersama yang digunakan sesame mereka dengan sistem non bunga untuk tujuan produktif dan kesejahteraan bersama. 3. Petani adalah sejenis proses produksi khas yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Para petani mengatur dan menggiatkan pertumbuhan tanaman dan hewan itudalam usahataninya. 4. Sosial ekonomi adalah suatu kebutuhan yangsaling berkaitan karena apabila kebutuhan ekonomi seseorang tidak terpenuhi maka akan terjadi dampak sosial yang terjadi. 5. Anggota Serikat Petani Indonesia adalah Sekompok atau orang-orang yang bekerja sama dalam kelompok tani yang merupakan sistem yang terorganisir dan pelayanan sosial yang dirancang untuk membantu individu ataupun kelompok agar dapat mencapai standart hidup dan kesehatan yang memuaskan.
37 Universitas Sumatera Utara
2.9.2. Defenisi Operasional Ditinjau dari proses atau langkah-langkah penelitian, dapat dikemukakan bahwa perumusan defenisi operasional adalah langkah lanjutan dari defenisi konsep. Jika perumusan defenisi konsep ditunjukan untuk mencapai keseragaman pemahaman tentang konsep-konsep, baik berupa objek, peristiwa maupun fenomena yang diteliti, maka perumusan operasional ditunjukan dalam upaya transformasi kedunia nyata sehingga konsep-konsep peneliti dapat diobservasi (Siagian, 2011: 141). Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini yaitu : A. Variabel bebas (independent variabel) dapat didefenisikan sebagain variabel atau sekelompok atribut yang mempengaruhi atau memberikan akibat terhadap variabel atau sekelompok atribut yang lain. Ada kalanya variabel bebas itu disebut dengan variabel pengaruh. Biasanya untuk variabel bebas diberikan simbol “x”, sehingga sering disebut variabel x (Siagian, 2011: 89). Adapun variable x nya ialah program Lembaga Keuangan Petani: 1. Simpan pinjam a. Informasi b. Pengadaan pupuk c. Mmembuka usaha sendiri 2. Usaha Kelompok a. Pelaksanaan kelompok usaha yang mereka jalankan b. Menciptakan modal bersama 3. Marketing Hasil Panen a. Pelaksanaan Marketing b. Alat transport c. Pemotongan biaya
38 Universitas Sumatera Utara
B. Variabel terikat (dependent variabel) secara sederhana dapat diartikan sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Melihat kedudukannya, maka variabel terikat sering juga disebut variabel terpengaruh. Biasanya untuk variabel terikat ini diberi notasi “y”, sehingga disebut sebagai variabel y (Siagian, 2011: 90). Variabel terikat dalam penelitian ini ialah Sosial Ekonomi masyarakat dengan indikator sebagai berikut : 1. Produktivitas a. Status kepemilihan lahan b. Teknologi untuk pengelolaan lahan 2. Pendapatan a. Hasil sisa pendapatan setelah mengikuti program b. Dimana disimpan hasil tabungan 3. Kebutuhan pemenuhan pangan a. Rata-rata makan dalam sehari b. Berapa kali mengkonsumsi lauk pauk dalam satu minggu 4. Kondisi pendidikan anak a. Jumlah anak yang bersekolah 5. Kesehatan a. Pengobatan 6. Perumahan a. Status kepemilihan rumah/tempat tinggal 7. Rekreasi a. Liburan
39 Universitas Sumatera Utara