BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembangunan Pertanian Pertanian rakyat dalam arti luas untuk sebagian meliputi perkebunan rakyat, perikanan, peternakan dan pencarian hasil-hasil hutan. Usaha tani seperti ini umumunya diusahakan dengan tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan hidup petani dengan keluarganya. Sedangkan faktor-faktor produksi atau modal yang dipergunakan sebagian besar berasal dari dalam usaha tani sendiri. Pengertian dalam arti sempit yaitu usaha pertanian keluarga dimana produksi bahan makanan utama seperti beras, palawija, dan tanaman holtikuktura (sayur-sayuran dan buah-buahan). Pertanian dalam arti ini diusahakan di atas tanah-tanah sawah, ladang, dan pekarangan. Pada umumnya penggunaan hasilhasil tanaman ini adalah keperluan konsumsi keluarga. Aspek pembangunan pertanian sangat urgen untuk dipersoalkan dalam suatu negara khususnya yang tergolong pada negara pertanian dimana peranan sektor tersebut cukup besar dalam total perekonomian. Konsekuensi dari keadaan tersebut adalah terdapatnya hubungan yang sangat erat atau saling terkait antara sektor pertanian dengan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian adalah sektor yang aktif dimana pembangunan pertanian didorong dari segi fungsi produksi melalui penelitian-penelitian pembangunan pertanian, pembangunan prasarana sosial dal ekonomi dalam investasi yang cukup besar. Fenomena di atas merupakan gambaran tentang betapa strategisnya peran
Universitas Sumatera Utara
sektor pertanian dalama pembangunan nasional. Peran sektor pertanian tentu akan lebih optimal jika didukung dengan sistem perencanaan yang terpadu, berkelanjutan dan diimbangi dengan penyediaan anggaran yang memadai. Untuk memperkuat sektor pertanian, maka ketersedian modal bagi pelaku usaha pertanian merupakan sebuah keharusan. Fungsi modal dalam usaha tani tidak hanya sebagai salah satu faktor produksi, tetapi juga berperan dalam peningkatan kapasitas petani dalam mengadopsi teknologi seperti benih bermutu, pupuk berimbang, atau teknologi pasca panen. Pada era teknologi pertanian yang semakin modern, pengerahan modal yang intensif baik untuk alat-alat pertanian maupun sarana produksi mungkin akan menjadi suatu keharusan. Bagi pelaku pertanian (khususnya petani), situasi tersebut dapat kembali memunculkan masalah karena sebagian besar petani tidak sanggup mendanai usaha tani yang padat modal dengan dana sendiri. Untuk menutupi kekurangan modal, petani umumnya mengajukan pinjaman ke lembaga pembiayaan di sekitar tempat tinggal mereka, baik formal maupun informal. Kredit formal dapat berupa kredit program maupun non program (kredit komersial). Kredit program umumnya terkait dengan pelaksanaan program pemerintah. Contoh kelembagaan kredit formal antara lain bank, koperasi dan pegadaian yang menerapkan persyaratan cukup ketat dalam pelayanan peminjaman. Sementara pada kredit informal, pada umumnya tidak memerlukan persyaratan yang rumit, akan tetapi memiliki sistem bunga yang sangat tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Dari segi ketersediaan dana, secara teoritis sebenarnya lembaga perbankan formal memiliki potensi besar untuk pembiayaan usaha pertanian. Namun demikian, perbankan yang mempunyai legalitas dalam menghimpun dana masyarakat dalam jumlah yang sangat besar ternyata belum maksimal dalam mendanai sektor pertanian. Untuk mendukung ketersediaan modal petani, pemerintah sejak masa awal orde baru telah meluncurkan kebijakan kredit program yang diawali dengan Bimas. Dari waktu ke waktu program kredit pertanian ini telah mengalami berbagai perubahan, baik yang terkait dengan prosedur penyaluran, besaran, dan bantuan kredit, bunga kredit maupun tenggang waktu pengembalian.
2.1.1
Peran Modal Dalam Pembangunan Pertanian
Modal adalah barang dan jasa yang bersama-sama dengan faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru. Barang-barang pertanian yang termasuk barang modal dapat berupa uang, tanah, pupuk, investasi dalam mesin, dan lain-lain. Biasanya semakin besar dan semakin baik kualitas modal yang dimiliki maka akan sangat mendukung terhadap peningkatan produksi yang dihasilkan. Masalah permodalan
merupakan suatu masalah utama yang dihadapi
petani. Pada umumnya petani terbentur dalam masalah modal yang akan digunakan dalam meningkatakan usaha pertanian. Meskipun banyak petani yang mempunyai kemampuan untuk meningkatakan hasil pertaniannya tetapi tidak mempunyai modal yang cukup sehingga petani tidak dapat mengembangkan
Universitas Sumatera Utara
pertaniannya lebih maju. Maka secara jelas bahwa modal merupakan faktor yang utama untuk menetukan arah perkembangan pertanian dikelola. Dalam membicarakan modal dalam pertanian orang selalu sampai pada soal kredit yang merupakan modal dari pihak luar atau lembaga keuangan. Dengan demikian modal dapat dibagi menjadi dua yaitu modal sendiri (equity capital) dan modal pinjaman (credit). Dalam proses produksi tidak ada perbedaan antara modal sendiri dengan modal dari pinjaman, masing-masing menyumbang secara langsung pada produksi. Bedanya pada bunga yang harus dibayar pada kreditur. Namun pelaku usaha tani yang bijaksana juga harus menghitung bunga modal yang dimilikinya sendiri, walaupun tidak perlu dibayar. Modal yang produktif adalah modal yang menyumbangkan hasil total lebih banyak dari biayanya. Esensi modal bagi pelaksanaan pembangunan pertanian menunjukkan peranan kredit pertanian sangat penting dalam pembangunan sektor pertanian. Kredit merupakan salah satu faktor pendukung utama pemgembangan adopsi tekologo usaha tani. Kredit pertanian bukan sekedar faktor pelancar pembangunan pertanian akan tetapi berfungsi pula sebagai satu titik kritis pembangunan pertanian. Peran kredit sebagai pelancar pembangunan pertanian antara lain : 1. Membantu petani kecil dalam mengatasi keterbatasan modal dengan bunga relatif ringan. 2. Mengurangi ketergantungan petani kepada pedagang perantara dan pelepas uang 3. Mekanisme transfer pendapatan untuk mendorong pemerataan.
Universitas Sumatera Utara
4.
Intensif bagi petani untuk meningkatkan produksi pertanian demi kesejahteraan petani itu tersebut.
2.2 Usaha tani Mosher (1968) dalam Mubyarto (1989) mendefinisikan usaha tani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh, tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah dan sebagainya. Usaha tani dapat berupa bercocok tanam atau memelihara ternak. Berkaitan dengan pendefinisian Mosher di atas dan fakta pertanian di Indonesia, maka menurut penjelasan Mubyarto (1989), ada perbedaan yang amat besar antara keadaan pertanian rakyat (usaha tani) dan perkebunan. Tidak hanya dalam
luasnya
usaha,
tetapi
juga
dalam
tujuan
produksi
dan
cara
mengusahakannya. Itulah sebabnya dikenal ilmu pengelolaan perkebunan (estatemanagement), di samping ilmu usaha tani (farm management). Jadi usaha tani tidak dapat diartikan sebagai perusahaan tetapi suatu cara hidup (way of life) dan perkebunan adalah perusahaan. Petani
akan
bertindak
sesuai
dengan
prinsip
ekonomi
yaitu
memperhitungkan antara hasil yang diharapkan diterima pada waktu panen (penerimaan) dengan pengorbanan (biaya) yang harus dikeluarkannya. Hasil yang diperoleh petani pada saat panen disebut produksi, dan biaya yang dikeluarkannya disebut biaya produksi. Penghitungan yang cermat akan menghasilkan aktivitas
Universitas Sumatera Utara
usaha tani yang bagus atau kita sebut sebagai usaha tani yang produktif dan efisien. Usaha tani yang produktif berarti usaha tani itu produktivitasnya tinggi. Pengertian produktivitas ini sebenarnya merupakan penggabungan antara konsepsi efesiensi usaha (fisik) dengan kapasitas tanah. Efisiensi fisik mengukur banyaknya hasil produksi (output) yang dapat diperoleh dari satu kesatuan input (Mubyarto, 1989). Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah gambaran bahwa dalam proses usaha tani, petani bertindak sebagai pengelola yang melakukan aktivitas manajemen terhadap sumberdaya yang dia kelola. Manajemen yang dilakukan petani tidak harus kompleks dan tertulis tetapi dia akan melakukan perhitunganperhitungan ekonomi dan keuangan terkait dengan keputusan-keputusan yang akan dia ambil. Keputusan tersebut berkenaan dengan pengalokasian sumberdaya yang dia kelola sebagai faktor produksi untuk mencapai usaha tani yang produktif dan efisien. Faktor produksi dalam pertanian yaitu tanah, modal dan tenaga kerja, disamping petani sebagai pengelola atau manajer usaha tani.
2.3 Pengertian Kredit Kata „kredit‟ berasal dari bahasa Yunani, yaitu „credere‟ yang artinya „percaya‟ (Prapto dan Achmad Anwari). Dalam arti luas, kredit diartikan sebagai kepercayaan, yakni si pemberi kredit percaya bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian dan si penerima kredit merupakan
Universitas Sumatera Utara
penerima kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu. Menurut Gatot
Supramono,
kredit
merupakan perjanjian pinjam
meminjam uang antar bank sebagai kreditur dengan nasabah sebagai debitur. Dalam perjanjian ini bank sebagai pemberi kredit percaya terhadap nasabahnya dalam jangka waktu yang disepakatinya akan dikembalikan (dibayar) lunas (Supramono, 1995). Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 7 tahun 1992 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan dan kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Di samping itu, lembaga intermediasi keuangan adalah proses pembelian surplus dana dari unit ekonomi yaitu sektor usaha lembaga pemerintahan dan individen rumah tangga untuk tujuan penyediaaan dan bagi unit ekonomi lain. Intermediasi keuangan merupakan kegiatan pengalihan dana bagi unit ekonomi surplus ke unit ekonomi defisit. Fungsi lembaga keuangan sebagai lembaga intermediasi adalah : 1.
Asset transmutation Lembaga keuangan mempunyai asset berupa janji-janji untuk membayar atau dapat diartikan sebagai pinjaman kepada pihak lain dengan jangka waktu sesuai dengan kebutuhan peminjam. Dan lembaga keuangan dalam membiayai
Universitas Sumatera Utara
aset tersebut dananya dapat diperoleh dari penabung yang jangka waktunya menurut kebutuhan penabung. 2. Liquiditas Likuiditas berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh uang tunai pada saat
dibutuhkan
atau
diartikan
pula
kemampuan
bank
memenuhi
kewajibannya segera. 3. Income allocation Mengalokasikan penghasilan waktu sekarang untuk persiapan yang akan datang 4. Transaction Peran lembaga keuangan sebagai lembaga intermediasi adalah membentuk jasa agar terjadi transaksi moneter. Pada umumnya jika ditinjau dari aspek pendanaan kredit, kredit dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu : a. Kredit bersubsidi (kredit program), yakni kredit yang disediakan pemerintah dalam mebiayai berbagai program sektor ekonomi dengan bunga yang rendah dan persyaratan yang rendah. b. Kredit komersial, yakni kredit yang diberikan oleh perbankan dengan persyaratan-persyaratan yang berlaku umum atau yang berlaku di pasar.
2.3.1
Unsur-Unsur Kredit Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas
kredit adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Ada pihak yang besedia dan mempunyai kelebihan uang, dana, barang, dan jasa serta menawarkan kelebihan uang, dana, barang, dan jasa tersebut sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Pihak ini disebut kreditur atau pemberi kredit. b.
Ada pihak yang membutuhkan dana dan mengajukan permohonan untuk memperoleh uang, dana, barang, dan jasa tersebut sesuai dengan syarat-syarat yang diinginkannya. Pihak ini disebut debitur atau penerima kredit. Pemberi kredit biasanya dalam keadaan atau posisi yang lebih kuat
sehingga lebih memperhatikan dan memperhitungkan unsur-unsur : a. Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan memberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu/dimasa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya telah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah permohonan kredit. b. Kesepakatan Disamping unsur percaya, di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
c. Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. c. Risiko Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan kreditur (pemberi kredit), baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun risiko yang tidak disengaja. Misalnya, terjadi bancana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya. d. Balas Jasa Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut dikenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. Kelima unsur di atas, dalam setiap pemberian kredit harus benar-benar diperhatikan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. 2.3.2 Tujuan Kredit Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuam pemberian kredit ini tidak akan terlepasdari misi lembaga keuangan tersebut. Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain :
Universitas Sumatera Utara
a. Mencari keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh kreditur sebagai balas jasa biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Di sisi lain nasabah akan bertambah maju dalam usahanya. b. Membantu usaha nasabah Tujuan lainnya yakni membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. c. Membantu pemerinatah Bagi pemerintah, semakin banyak kredit yang disebarkan akan semakin baik, karena dengan kredit berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor. Keuntungan terseabila kredit yang diberikan berupa, penerimaan pajak, membuka kesempatan kerja, meningkatkan jumlah barang dan jasa, menghemat
devisa
negara
karena
mengurangi
impor
dan
bahkan
meningkatkan devisa negara apabila kredit yang siberikan untuk keperluan ekspor.
2.3.3
Jenis-jenis kredit Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain:
1. Dilihat dari segi kegunaan a. Kredit investasi
Universitas Sumatera Utara
Kredit ini biasanya digunakan untuk keperluan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi yang masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif sama. Contohnya, untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. b. Kredit modal kerja Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya, Misalnya untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biayabiaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksio perusahaan. 2. Dilihat dari segi tujuan kredit a. Kredit produktif Kredit yang digunakan utuk peningkatan usaha atau produkdi ataupun investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya menghasilkan barang, kredit pertanian akan menghasilkan peroduk pertanian dan kredit pertambangan akan menghasilkan bahan tambang atau industri lainnya. b. Kredit konsumtif Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secra pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barabg dan jasa yang dihasilkan, karen amemang untuk digunakan atau dipakai oleh sesseorang atau badan usaha. Sebagai contoh, kredit perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga dan kredit konsumsi lainnya. c. Kredit perdagangan
Universitas Sumatera Utara
Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini seiring diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalm jumlah besar. Contoh, kredit ekspor dan impir. 3. Dilihat dari segi jangka waktu a. Kredit jangka pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lam 1 tahun biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam, atau untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija. b. Kredit jangka menengah Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi. Sebagai contoh untuk pertanian jangka seperti jeruk, atau peternakan kambing. c. Kredit jangka panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang masa pengembaliannya di atas 3 atau 5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufakur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan. 4. Dilihat dari segi jaminan. a. Kredit dengan jaminan
Universitas Sumatera Utara
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b.
Kredit tanpa jaminan Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.
5. Dilihat dari segi sektor usaha terdiri dari: a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang. b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan dalam jangka panjang kambing atau sapi. c. Kredit Industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar. d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, timah, dan minyak. e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk mahasiswa. f. Kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para profesional, seperti dosen, dokter dan pengacara.
Universitas Sumatera Utara
g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian rumah. 2.3.4
Prinsip-prinsip Pemberian Kredit Sebelum memberikan suatu fasilitas kredit, maka kreditur harus merasa
yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara, prosedur, dan kriteria yang telah ditetapkan sebagai standar penilaian setiap kreditur. Biasanya, kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P kredit. Adapun analisis singkat 5C kredit adalah sebagai berikut : a. Character Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang yang akan diberi kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat pribadi seperti pola hidup, keadaan keluarga, hobby, dll. Ini semua merupakan ukuran kemauan membayar. b. Capacity Untuk melihat nasabah ddalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu juga dalam kemampuannya dalam menjalankan usahanya, termasuk ketentuan
Universitas Sumatera Utara
yang ia miliki. Pada akhirnya terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang di salurkan.
c. Capital Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi). Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini. d. Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. e. Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekrang dan kemungkinan untuk dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta diakibatkan dengan prospek usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yangbaik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. Penilaian dengan analisis 7P kredit adalah : a. Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
Universitas Sumatera Utara
b. Party Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. c. Purpose Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam, apakah untuk modal kerja,konsumtif, produktif, dan lain sebagainya. d. Prospect Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah akan menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. e. Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah dimasa yang akan datang apakah akan menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. f. Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang diperolehnya. g. Protection
Universitas Sumatera Utara
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jmainan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. 2.3.5
Jaminan Kredit
Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon debitur adalah sebagai berikut : 1) Dengan Jaminan a. Jaminan Benda Yaitu barang-barang yang dapat dijadikan jaminan seperti : Tanah, kebun, sawah, bangunan, rumah, pabrik, kendaraan bermotor, mesinmesin/peralatan, barang dagangan, tanaman,/kebun/sawah,dll. b. Jaminan surat-surat berharga Yaitu benda-benda yang merupakan surat-surat yang dijadikan jaminan seperti: sertifikat saham, sertifikat obligasi, sertifikat tanah, sertifikat deposito, rekening tabungan yang dibekukan, rekening giro yang dibekukan, wesel, bukti pemilikan kendaraan bermotor (BPKP), dan lainlain. c. Jaminan orang Yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredit tersebut macet maka orang yang memberikan jaminan itulah yang menanggung resikonya.
Universitas Sumatera Utara
2) Tanpa Jaminan Kredit tanpa jaminan yaitu, kredit yang diberikan bukan dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan untuk perusahaan-perusahaan yang menang benar-benar bonafit dan profesional, sehingga kemungkinan kredit tersebut macet sangat kecil. Dapat pula kredit tanpa jaminan hanya dengan penilaian terhadap prospek usahanya atau dengan pertimbangan untuk pengusaha-pengusaha ekonomi lemah.
2.4 KOPERASI KREDIT 2.4.1
Pengertian Koperasi Dilihat dari asal katanya, istilah koperasi berasal dari bahasa inggris
cooperation yang
berarti usaha bersama. Secara umum, koperasi dipahami
sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan
peningkatan
kesejahteraan
ekonomi
mereka,
melalui
pembentukan sebuah perusahaan yang dikelola secara demokratis. Menurut pasal 1 UUD No.25/1992, yang dimaksud dengan koperasi di Indonesia adalah : “Badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan”.
Universitas Sumatera Utara
Berikut adalah dua pengertian Koperasi sebagai pegangan untuk mengenal koperasi lebih jauh : Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurahmurahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan (Hatta, 1954). Koperasi adalah suatu perkumpuloan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung resiko serta menerima imblan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan (ILO, 1996, Edilius dan Sudarsono,1993). Bila dirinci lebih jauh, beberapa pokok pikiran yang dapat ditarik dari uraian mengenai pengertian koperasi tersebut adalah sebagai berikut : 1) Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka. 2) Bentuk kerjasam dalam koperasi bersifat sukarela 3) Masing-masing anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang sama. 4) Masing-masing anggota koperasi berkewajiban untuk mengembangkan serta mengawasi jalannya usaha koperasi. 5) Risiko dan keuntungan usaha ditanggung dan dibagi secara adil.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Tujuan Koperasi Menurut pasal 3 UU No.25/1992, tujuan koperasi Indonesia adalah sebagai berikut Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan prekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,adil dan makmur, berlandaskan pancasila dan undang-undang dasar 1945. Berdasarkan bunyi pasal 3 UU No. 25/1992 itu dapat disimpulkan bahwa tujuan koperasi Indonesia dalam garis besarnya meliputi 3 hal sebagai berikut : 1) Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya 2) Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat 3) Turut serta membangun tatanan prekonomian nasional 2.4.3
Prinsip-Prinsip Koperasi
a. Peranan Prinsip Koperasi Secara garis besar, peranan prinsip-prinsip koperasi adalah sebagai berikut : 1) Sebagai pedoman pelaksanaan usah koperasi dalam mencapai tujuannya 2) Sebagai ciri khas yang membedakan koperasi dari bentuk-bentuk perusahaan lainnya a. Prinsip Koperasi Rochdale. Sejarah prinsip koperasi bermula dari prinsip-prinsip koperasi yang dikembangkan oleh: 1) Barang-barang yang dijual bukan barang palsu dan dengan timbangan yang benar 2) Penjualan barang dengan tunai
Universitas Sumatera Utara
3) Harga penjualan menurut harga pasar 4) Sisa hasil usaha (keuntungan) dibagikan kepada para anggota menurut perimbangan jumlah pembelian tiap-tiap anggota ke koperasi 5) Masing-masing anggota mempunyai satu suara 6) Netral dalam politik dan keagamaan 7) Adanya pembatasan bunga atas modal 8) Keanggotaan bersifat sukarela 9) Semua anggota menyumbang dalam permodalan (saling tolong untuk mencapai penyelamatan secara mandiri) b. Prinsip Koperasi Menurut ICA (International Cooperation of Association) Adapun prinsip-prinsip koperasi menurut ICA, yaitu : 1) Keanggotaan bersifat terbuka 2) Pengawasan dilakukan secara demokratis 3) Pembagian sisa hasil usaha didasarkan atas partisipasi masing-masing dalam usaha koperasi 4) Bunga yang terbatas atas modal 5) Netral dalam politik dan agama 6) Tataniaga dijalankan secara tunai 7) Menyelenggarakan pendidikan 8) Prinsip-prinsip koperasi di Indonesia 9) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka 10) Pengelolaan dilakukan secara demokratis
Universitas Sumatera Utara
11) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota 12) Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal 13) Kemandirian
2.4.4 Jenis-Jenis Koperasi Dalam garis besarnya sekian banyak koperasi tersebut dapat kita bagi menjadi 5 golongan yaitu : 1) Koperasi Konsumsi Koperasi konsumsi adalah koperasi yang berusaha dalam bidang konsumsi yang dibutuhkan oleh anggotanya. Jenis konsumsi yang dilayani oleh suatu koperasi konsumsi sangat tergantung pada latar kebutuhan anggota yang hendak dipenuhi melalui pendirian kperasi yang bersangkutan. Misalnya, koperasi konsumsi dalam lingkungan daerah pertanian, selain menjual barangbarang kenutuhan pokok, sering juga menjual bibit semprotan, serta alat-alat pertanian. Koperasi konsumsi di lingkungan para buruh, misalnya menjual barang-barang kebutuhan pokok seperti makanan, sandang, dan barang-barang keperluan sehari-hari lainnya. 2) Koperasi produksi Koperasi produksi adalah koperasi yang kegiatan utamanya melakukan proses bahan baku menjadi barang jadi atau barang setengah jadi. Koperasi produksi biasanya juga bergerak dalam bidang pemasaran barang-barang yang diproduksinya. Tujuan utama dari koperasi produksi adalah untuk menyatukan
Universitas Sumatera Utara
kemampuan dan modal para anggotanya, guna menghasilkan barang-barang tertentu melalui suatu perusahaan yang mereka kelola dan miliki sendiri. 3) Koperasi Jasa Koperasi jasa yaitu koperasi yang berusaha di bidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum. Misalnya, koperasi Angkutan, Koperasi Perencanaan dan Kontruksi Bangunan, Koperasi Jasa Audit, Koperasi Asuransi Indonesia, Koperasi Perumahan Nasional, Koperasi Jasa untuk mengurus dokumen-dokumen seperti SIM, STNK, Paspor, Sertifikat Tanah dan lain sebagainya. 4) Koperasi Serba Usaha/Koperasi Unit Desa (KUD) Dalam meningkatkan produksi dan kehidupan rakyat di daerah pedesaan, pemerintah menganjurkan pembentukan koperasi-koperasi unit desa (KUD). Yang menjadi anggota KUD adalah orang-orang yang bertempat tinggal dan menjalankan usahanya di wilayah Unit Desa itu yang merupakan daerah kerja KUD. Beberapa fungsi KUD meliputi : a. Penyediaan dan penyaluran saran produksi pertanian dan keperluan hidup sehari-hari. b. Pengelolahan serta pemasaran hasil pertanianc. c. Pelayanan jasa-jasa dan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya 5) Koperasi Kredit Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam
bidang pemupukan simpanan dari para anggotanya, untuk
kemudian di pinjamkan kembali kepada para anggota-anggotanya yang
Universitas Sumatera Utara
memerlukan bantuan modal. Selain bertujuan untuk mendidik anggotanya untuk berhemat serta gemar menabung, koperasi kredit juga bertujuan untuk membebaskan para anggotanya dari jeratan para rentenir. Dengan menabung serta memperoleh modal dari perusahaan yang mereka miliki sendiri, para anggota-anggota koperasi kredit tidak hanya akan menikmati hasil simpanan serta hasil usaha perusahaannya, akan tetapi mereka juga akan memiliki peluang untuk memperoleh modal dengan biaya yang murah. Fungsi pinjaman koperasi adalah sesuai dengan tujuan-tujuan koperasi pada umumnya, yaitu untuk memperoleh kehidupan para anggota. Misalnya : a. Dengan pinjaman itu seorang petani dapat membeli pupuk, benih unggul, pacul, dan alat-alat pertanian lainnya yang akan membantu meningkatkan hasil usaha taninya. b. Dengan uang pinjaman, maka nelayan akan dapat membeli jaring penangkap ikan yang baik sehingga diharapkan pendapatannya akan bertambah. c. Dengan uang pinjaman maka seorang buruh atau karyawan akan dapat membeli barang yang tak dapat dibeli dari upah atau gajinya sebulan (misalnya mesin jahit,radio, sepeda motor, dll) dengan mengangsur pinjaman itu setiap bulan ia akan memiliki baeang-barang itu untuk perbaikan hidupnya.
Universitas Sumatera Utara
2.4.5 Tujuan Koperasi Kredit Adapun tujuan dari koperasi kredit adalah sebagai berikut: a. Membantu keperluan kredit para anggota, yang sangat membutuhkan dengan syarat-syarat ringan. b.
Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara teratur sehingga membentuk modal sendiri.
c.
Mendidik anggota hidup hemat, dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka.
d. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian. Untuk memperbesar modal koperasi, maka sebagian keuntungan koperasi tidak dibagikan kepada anggota dan dicadangkan. Bilamana modal koperasi besar, kemungkinan pemberian kredit kepada anggota dapat diperluas. Pemerintah memberikan fasilitas kepada Koperasi Simpan Pinjam dan koperasi lain untuk memperkuat modal melalui Lembaga Jaminan Kredit Koperasi (LJKK), berdasarkan SK nomor 99/KPTS/Mentranskop/1970 tanggal 1 juli 1970.
2.4.6 Koperasi Kredit Sebagai Perangsang Kemajuan Ekonomi Pemberian kredit oleh suatu koperasi kredit diharapkan dapat menjadi perangsang kemajuan ekonomi, dimana keberhasilan suatu kredit terletak pada tercapai atau tidaknya sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, yakni apabila kredit tersebut dapat membawa pengaruh terhadap keadaan sosial ekonomis penerima, pemberi, negara, dan rakyat.
Universitas Sumatera Utara
Bagi penerima kredit, realisasi suatu kredit di katakan berhasil apabila dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dan dapat menampung tenaga kerja yang lebih banyak, dengan demikian kedua belah pihak mengalami perkembangan usaha yang terus meningkat. Bagi negara kredit dapat dikatakan berhasil jika ia memperoleh tambahan penerimaan negara yang berupa pajak penghasilan (PPh) perseorangan/ badan usaha serta kemunmgkinan adanya peningkatan ekspor.Sedangkan bagi rakyat, manfaat kredit yakni dengan berkembangnya usaha dari penerima dan pemberi kredit, semakin terbuka kesempatan kerja, dan meningkatkan pendapatan. 2.5 Pengertian Teori Produksi Produksi adalah proses mengubah input menjadi output sehingga nilai barang tersebut bertambah. Input dapat terdiri dari barang atau jasa yang digunakan dalam proses poduksi dan output adalah barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu proses produksi (Fauzi 2007 : 90). Produksi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menciptakan atau menambah nilai guna atau manfaat baru. Guna atau manfaat mengandung pengertian kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi produksi meliputi semua aktifitas menciptakan barang dan jasa. Sesuai dengan pengertian produksi diatas, maka produksi pertanian dapat dikatakan sebagai suatu usaha pemeliharaan dan penumbuhan komoditi pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pada proses produksi pertanian terkandung pengertian bahwa guna dan manfaat suatu barang dapat diperbesar melalui suatu
Universitas Sumatera Utara
penciptaan guna bentuk yaitu dengan menumbuhkan bibit sampai besar dan pemeliharaan.. 2.5.1
Faktor Produksi Faktor produksi sering disebut dengan korbanan produksi untuk
menghasilkan produksi. Faktor produksi diistilahkan dengan input. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dibedakan menjadi 2 kelompok (Sukirno:2011), antara lain: a. Faktor biologi, seperti lahan pertanian dengan macam-macam tingkat kesuburan, benih, varitas pupuk, obat-obatan, gulma dsb. b. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat pendidikan, status pertanian, tersedianya kredit dan sebagainya. Input merupakan hal yang mutlak, karena proses produksi untuk menghasilkan produk tertentu dibutuhkan sejumlah faktor produksi tertentu. Proses produksi menuntut seorang pengusaha mampu menganalisa teknologi tertentu dan mengkombinasikan berbagai macam faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu seefisien mungkin. Berikut adalah penjelasan tentang beberapa faktor yang mempengaruhi produksi pertanian. a) Lahan Lahan pertanian banyak diartikan sebagai tanah yang disiapkan untuk diusahakan usahatani misalnya sawah, tegal dan pekarangan. Sedangkan tanah
pertanian
adalah tanah yang belum tentu diusahakan dengan usaha pertanian.
Universitas Sumatera Utara
Ukuran luas lahan secara tradisional perlu dipahami agar dapat ditransformasi ke ukuran luas lahan yang dinyatakan dengan hektar. Di samping ukuran luas lahan, maka ukuran nilai tanah juga diperhatikan (Sukirno:2011). b) Benih Benih tomat adalah gabah yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus untuk disemaikan menjadi pertanaman. Kualitas benih itu sendiri akan ditentukan dalam proses perkembangan dan kemasakan benih, panen dan perontokan, pembersihan, pengeringan, penyimpanan benih sampai fase pertumbuhan di persemaian. Sumber benih yang digunakan hendaknya dari kelas yang lebih tinggi. Untuk mengetahui keadaan benih yang baik dapat dilihat dari keadaan fisik benih dan kemurnian benih. Benih yang bersertifikat atau berlabel dapat diperoleh pada kios-kios atau toko pertanian maupun penyalur benih. Benih tersebut merupakan benih sebar (extension seed) yang dihasilkan dan disebarkan oleh para penangkar benih atau kebun-kebun benih. Varietas yang ditanam hendaknya selain disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, memperhatikan pula aspek kecocokan lahan, umur tanaman dan ketahanan terhadap lama serta penyakit. c) Pupuk Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang maksimal, tanaman memerlukan bahan makanan berupa unsur hara, baik unsur hara makro maupun unsur hara mikro. Jika tanah untuk media tumbuh tidak tersedia cukup unsur hara yang diperlukan, maka harus diberikan tambahan unsur-unsur tersebut ke dalam tanah.
Universitas Sumatera Utara
Ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan produksi tanaman, hal ini dapat berpengaruh bila dosis yang diberikan tepat (Sukirno 2011). Penambahan unsur hara dapat dilakukan melalui pemupukan sehingga diharapkan dapat memperbaiki kesuburan tanah antara lain menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian atau erosi dan yang terangkut saat panen. Pemberian pupuk merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan produksi tanaman. d. Curahan Tenaga Kerja Menurut Payaman Simanjuntak (1995) yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah “Penduduk yang berumur 10 tahun atau lebih, yang sudah atau sedang mencari pekerjaan dan sedang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga.” Adapun menurut Butar-butar (2010) bahwa penggolongan tenaga kerja berdasarkan umur pada usahatani terdiri dari dua golongan yaitu tenaga kerja anak-anak (umur 10 - <15 tahun) dan tenaga kerja dewasa ( umur ≥ 15 tahun) dengan standar konversi 7 jam kerja efektif/ hari. Faktor tenaga kerja disini dapat dilihat dari jumlah curahan kerja. Dalam usahatani tenaga kerja dibedakan atas dua macam yaitu menurut sumber dan jenisnya. Menurut sumbernya tenaga kerja berasal dari dalam keluarga dan tenaga kerja dari luar keluarga. Sedangkan menurut jenisnya didasarkan atas spesialisasi pekerjaan kemampuan fisik dan keterampilan dalam bekerja yang dikenal tenaga kerja pria, wanita, dan anak-anak.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga dipengaruhi oleh skala usaha, semakin besar skala usaha maka penggunaan tenaga kerja cenderung semakin meningkat. Penilaian terhadap penggunaan tenaga kerja biasanya digunakan standarisasi satuan tenaga kerja yang biasanya disebut dengan “Hari Orang Kerja” atau HOK. Namun, tidak selamanya penambahan dan pengurangan tenaga kerja mempengaruhi produksi, karena walaupun jumlah tenaga kerja tidak berubah tetapi kualitas dari tenaga kerja lebih baik maka dapat mempengaruhi produksi (Sukirno 2011). 2.5.2 Fungsi Produksi Fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan (fungsional) antara tingkat output yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output yang dihasilkan. Pada umumnya setiap proses harus menggunakan fungsi produksi. Kegiatan produksi melibatkan dua variabel yang mempunyai hubungan fungsional atau saling mempengaruhi yaitu : a. Berapa output yang harus diproduksi b. Berapa input yang akan dipergunakan. Fungsi produksi secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut: Q + f (K, L, R.T) Dimana: Q = Output K = Kapital/ modal L = Labor/ tenaga kerja R = Resources/ sumber daya alam T = Teknologi Persamaan tersebut menjelaskan bahwa output dari suatu produksi merupakan fungsi yang dipengaruhi atau akibat dari input. Artinya setiap barang yang dihasilkan dari produksi akan tergantung pada jenis dari input yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan. Perubahan yang terjadi pada input akan menyebabkan terjadinya perubahan pada output ( Sukirno, 2011) 2.6 Tanaman Tomat Tanaman tomat (Lycoperscium ESculentum Mill), berasal dari daerah Peru dan Ekuador, kemudian menyebar keseluruh Amerika terutama ke wilayah yang beriklim tropic. Bangsa Eropa dan Asia mengenal tanaman tomat pada tahun 1523. Namun pada waktu itu tanaman tomat dianggap sebagai tanaman beracun,dan hanya ditanam sebagai tanaman hias dan obat kanker. Tanaman tomat di tanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda, hal ini menandakan tanaman tomat sudah tersebar di seluruh dunia, baik di daerah tropic maupun subtropic. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur pendek, artinya umur tanaman hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh manusia, karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Dalam buah tomat juga terdapat zat pembangun jaringan tubuh dan zat yang dapat meningkatkan energi. Tanaman tomat sangat dikenal dikenal masyarakat dan digemari karena rasanya yang manis-manis asam dapat memberikan kesegaran pada tubuh dan cita rasanya yang berbeda dengan buah-buahan lainnya. Bahkan kelezatan rasa buah tomat juga dapat menambah cita rasa dan kelezatan berbagai macam masakan. Kegunannya sebagai penyedap masakan hanya sedikit namun ketersediannya tetap di dambakan sepanjang masa.
Universitas Sumatera Utara
2.7 Penelitian terdahulu Penilitian yang dilakukan oleh Denni (2013) “Analisis Peranan Pemberian Kredit Oleh Cu.Budi Murni Terhadap Usaha Petani Kelapa Sawit Di Kabupaten Labuhan Batu Utara Dairi” Di dalam penelitian tersebut, teknis analisis yang digunakan adalah metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square) dengan tingkat signifikan α = 5%. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tiga variabel yaitu modal sendiri, modal kredit, luas lahan dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Dari hasil perhitungan koefisien regresi modal sendiri mempunyai pengaruh negatif terhadap perubahan tingkat pendapatan, namun tidak signifikan. Sedangkan dari hasil pengaruh modal kredit terhadap tingkat pendapatan berpengaruh positif dan Luas lahan berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan. Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Heristina
(2009)
dengan
judul
“Pembiayaan BRI unit terhadap peningkatan pendapatan petani salak di Kabupaten Tapanuli Selatan (studi kasus: Kecamatan Angkola Barat)” menyimpulkan bahwa yang mempengengaruhi kesejahteraan petani adalah modal. Di dalam penelitian tersebut, teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana,dengan tingkat signifikan α = 5%. Penelitian yang dilakukan oleh Nove (2009) dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan” menyimpulkan bahwa yang mempengaruhi hasil produksi kelapa sawit adalah luas lahan, tenaga kerja,penggunaan pupuk. Variabel luas lahan, pengeluaran pupuk, dan jumlah tenaga kerja secara serentak berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
secara signifikan terhadap tingkat produksi kelapa sawit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Ordinary Least Square (OLS) dalam bentuk regresi linier berganda. 2.8 Kerangka konseptual Jika kita melihat perkembangan pertanian di Indonesia maka akan kita jumpai tiga fase perkembangan pertanian, yaitu : 1. Pertanian tradisional (subsisten) Dalam pertanian tradisional, produk pertanian dan komsumsi sama banyaknya dan hanya satu atau dua macam jenis tanaman saja, yang satu merupakan sumber pokok makanan. Produk dan produktifitas rendah karena hanya menggunakan peralatan yang sangat sederhana (teknologi yang dipakai rendah). Penanaman atau penggunaan modal hanya sedikit sekali. Pada fase ini para petani biasanya hanya menggarap tanah hanya sebanyak yang bias digarap oleh keluarganya saja, sedangkan produktifitas hasil pertanian digunakan untuk dikonsumsi sendiri. 2. Pertanian tradisional menuju pertanian modern untuk mengenalkan tanaman perdagangan dalam pertanian tradisional sering kali gagal dalam membantu petani untuk meningkatkan tingkat kehidupannya, menggantungkan pada tanaman perdagangan bagi para petani kecil lebih mengandung resiko fluktuasi harga menambah keadaan menjadi lebih tidak menentukan.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu penganekaragaman pertanian (difersified farming) merupakan suatu langkah pertama yang cukup logis dalam masa transisi dari pertanian tradisional (subsisten) ke pertanian modern (komersial). 3. Pertanian modern Keadaan atau gambaran umum dari pertanian modern adalah titik beratnya pada salah satu jenis tanaman tertentu, dengan menggunakan intensifikasi modal yang memadai, serta memperhatikan skala ekonomis yang efisien (economics of scale) yaitu dengan cara meminimumkan biaya untuk mendapatkan keuntungan tertentu, dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan petani. (Mubyarto, 1970) Sesuai dengan dengan tujuan pemerintah, untuk memberdayakan ekonomi rakyat, merupakan hal yang penting dalam rangka pembangunan ekonomi nasional, karena ekonomi rakyat yang ditandai dengan skala yang kecil dan jumlah yang sangat banyak merupakan tujuan dan sekaligus strategi dalam mensejahterakan rakyat Indonesia umumnya dan peningkatan pendapatan petani khusunya. Pembangunan ekonomi pedesaan merupakan dasar pembangunan ekonomi secara nasional yang sedang kita laksanakan dewasa ini sebagaimana yang telah diterangkan dalam GBHN yang bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Oleh karena sebagian besar masyarakat Indonesia (±82%) bertempat tinggal di daerah pedesaan. Maka merekalah yang menjadi sasaran utama yang merupakan
basis
keutuhan
pembangunan
ekonomi
nasional.
Tetapi,
Universitas Sumatera Utara
perekonomian yang tumbuh dan berkembang belum merata antar daerah terutama daerah pedesaan yang mayoritas mata pencaharian penduduk adalah sector pertanian. Untuk mengatasi ketimpangan pendapatan masyarakat daerah pedesaan, perlu mendapat perhatian yang lebih khusus oleh pemerintah. Salah satu cara yang ditempuh oleh pemerintah yaitu secara langsung memotivator pengolahan pembangunan ekonomi masyarakat desa melalui pemberian dana kredit usaha tani. Sebagai tambahan modal yang dapat dipergunakan untuk berbagai kegiatan sarana ekonomi yang dapat membantu meningkatkan pendapatan petani. Dimana Koperasi Unit Desa (KUD) merupakan fasilisator untuk petani yang ditetapkan sebagai pusat pelayanan dalam membantu kebutuhan pokok usaha pertanian. Tugas KUD yang mula-mula menyalurkan sarana produksi pangan dan pemasaran hasil-hasil pertanian, kemudian diperluas meliputi berbagai kegiatan ekonomi pedesaan termasuk penyaluran kebutuhan Kredit Usaha Tani. Kesejahteraan petani sangat ditentukan dengan adanya kepemilikan modal. Modal dapat diperoleh oleh petani dengan berbagai cara, misalnya dengan modal yang dimiliki sendiri, maupun modal pinjaman dari kredit. Selain itu perlu juga diketahui hasil produksi agar dapat memberikan peningkatan kesejahteraan petani tersebut. Adapun gambaran secara ringkas dari penelitian ini dapat dijelaskan melalui kerangka konseptual di bawah ini:
Modal Sendiri
Universitas Sumatera Utara
Kebutuhan Modal Petani Tomat
Modal Kredit
Peningkatan Produksi
Luas Lahan
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.9 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah di atas maka hipotesis yang disimpulkan dalam penelitian ini adalah : 1. Terdapat pengaruh positif modal sendiri terhadap peningkatan produksi petani tomat. 2. Terdapat pengaruh positif modal kredit pertanian yang diterima oleh petani tomat tersebut terhadap peningkatan produksinya. 3. Terdapat pengaruh positif luas lahan yang diperoleh oleh petani tersebut terhadap peningkatan produksinya.
Universitas Sumatera Utara