10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Fotografi sebagai media penyampai pesan dalam komunikasi
Manusia telah melakukan komunikasi sejak kecil. Komunikasi tersebut dilakukan terus - menerus selama proses kehidupan, dengan demikian, komunikasi dilakukan untuk menghubungkan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain.
Menurut Gerald R. Miller “Komunikasi adalah terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima”.
Adapun definisi ilmu komunikasi menurut pakar menurut Hovland ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas– asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Sedangkan Harold Laswell menjelaskan bahwa cara terbaik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan–pertanyaan sebagai berikut : “who says what in which channel to whom with what effect”. Pendapat lain dari Stoner dan Wankel tentang pengertian komunikasi yaitu komunikasi merupakan proses dimana
orang–orang
berusaha
untuk
memberikan
penyampaian pesan–pesan berupa lambang.1
2.2. Komunikasi Massa
1
Pengertian Komunikasi. Diakses pada tanggal 5 Februari 2014 dari http://chanprima666.student.umm.ac.id.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pengertian
melalui
11
Wright mengemukakan definisinya sebagai berikut: “This new form can be distinguished from older types by the following major characteristic: it is directed toward relatively large, heterogeneus, and anonymous audiences; messages aretransmitted
publicly,
often-times
to
reach
most
audience
member
simultaneously, and are transeint in character; the communicator tends to be, or to operate whitin, a complex organization thet may involve great expense” (Rakhmat seperti yang dikutip dalam Komala, dalam Karlinah. 1999).
Menurut Wright, bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas (khusus untuk media elektronik, seperti siaran radio siaran dan televisi). Seperti halnya Gerbner yang mengemukakan bahwa komunikasi massa itu akan melibatkan lembaga, maka Wright secara khusus mengemukakan bahwa komunikator bergerak dalam organisasi yang kompleks2.
Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikannya ke khalayak luas. Secara teori, pada satu sisi, konsep komunikasi massa mengandung pengertian sebagai suatu proses dimana institusi media massa memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas, namun pada sisi lain, komunikasi massa merupakan proses dimana pesan tersebut dicari,digunakan, dan dikonsumsi oleh audiens. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan
2
Komunikasi massa. Diakses pada tanggal 5 Februari 2014 dari http://alainoengvoenna.wordpress.com
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
oleh bittner, yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan media massa pada sejumlah orang.3
2.3. Analisis Semiotika
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda - tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, ditengah - tengah manusia dan ditengah - tengah manusia.
Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna (meaning) ialah hubungan antara suatu obyek atau idea dan suatu tanda (Littlejohn, 1996:64). Konsep dasar ini mengikat bersama seperangkat teori yang amat luas berurusan dengan simbol, bahasa, wacana dan bentuk-bentuk nonverbal, teori-teori yang menjelaskan bagaimana tanda berhubungan dengan maknanya dan bagaimana tanda disusun.4
Dengan tanda - tanda, kita mencoba mencari keteraturan di tengah - tengah dunia yang centang - perenang ini, setidaknya agar kita sedikit punya pegangan. “Apa yang dikerjakan oleh semiotika adalah mengajarkan kita bagaimana menguraikan aturan - aturan tersebut dan membawanya pada sebuah kesadaran, “ujar Pines (dalam berger,2000a:14).5 Beberapa jenis analisis semiotika secara umum adalah sebagai berikut, yaitu :
1.
Semiotika Analitik, yakni semiotika yang menganalisis sistem tanda.
3
Burhan Bungin, 2010 Sosiologi Komunikasi Edisi pertama cetakan ke 3, Jakarta : Prenada Media Group 4 Alex Sobur,2009, Semiotika Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, Hal 14 5 Ibid 15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
2.
Semiotika Deskriptif, yakni semiotika yang memperhatikan sistem tanda yang dapat kita alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dulu tetap seperti yang disaksikan sekarang.
3.
Semiotika Faunal (zoosemiotik), yakni semiotika yang khusus memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan.
4.
Semiotika Kultural, yakni semiotika yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu.
5.
Semiotik Normatif, yakni semiotika yang khusus menelaah sistem tanda yang dibuat oleh manusia yang berwujud norma - norma.
6.
Semiotik Sosial, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem ttanda yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik lambang berwujud kata dalam satuan yang disebut kalimat.6
2.4. Semiotika Charles Sanders Peirce
Peirce merupakan pakar semiotika yang berjasa karena teori tandanya. Seperti dipaparkan Lechte, bagi Peirce tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang. Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi oleh Peirce disebut ground.7 Tanda yang dikaitkan dengan ground dibagi menjadi 3 yaitu : 1.
Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, keras, lemah, lembut, merdu.
6
Wibowo, Indiwan Seto Wahyu, 2011, Semiotika Komunikasi, Jakarta : Mitra Wacana Media, hal:5 7 Ibid Hal: 41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
2.
Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai.
3.
Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya ramburambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia.
Berdasarkan objeknya, Pierce membagi tanda menjadi tiga yaitu : 1.
Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan; misalnya, potret dan peta.
2.
Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas ialah asap sebagai tanda adanya api.
3.
Tanda dapat pula mengacu ke denotatum melalui konvensi. Tanda seperti itu adalah tanda konvensional yang biasa disebut simbol. Jadi, Simbol
adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara
penanda dengan petandanya. Hubungan diantaranya besifat arbitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat.
Berdasarkan interpretant, tanda (sign atau representamen) dibagi atas rheme, dicent sign atau dicisign dan argument, berikut penjelasannya : 1.
Rheme
adalah tanda
yang memungkinkan
orang menafsirkan
berdasarkan pilihan. Misalnya, orang yang merah matanya dapat saja
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
menandakan bahwa orang itu baru menangis, atau menderita penyakit mata, atau mata dimasuki insekta, atau baru bangun, atau ingin tidur. 2.
Dicent sign atau dicisign adalah tanda sesuai kenyataan. Misalnya jika pada suatu jalan sering terjadi kecelakaan, maka di tepi jalan dipasang rambu lalu lintas yang menyatakan bahwa di situ sering terjadi kecelakaan.
3.
Argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu.
Selain itu Ada tiga elemen dari konsep dasar teori semiotika yang dikembangkan Charles Sanders Peirce atau yang terkenal dengan “triangle of meaning” atau segitiga makna, yaitu8 : 1.
Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain diluar tanda itu sendiri.
2.
Sedangkan acuan tanda ini disebut objek. Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.
3.
Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Hal terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi.
8
Rahmat Kriyanto. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2007 hal 263
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Berikut ini bagan Segitiga Makna (Gambar 1); Sign
Object
Interpretant
Sumber gambar 1 : Alex Sobur, Analisis Teks Media, 2009 hal 115.
2.5. Fotografi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa fotografi adalah seni atau
proses penghasilan gambar dan cahaya pada film. Pendek kata,
penjabaran dari fotografi itu tidak lain berarti “menulis atau melukis dengan cahaya”. Kata Fotografi diambil dari bahasa yunani yaitu kata Fotos yang berarti sinar atau cahaya dan Grafos yang berarti gambar. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses pembuatan lukisan dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum , fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka terhadap cahaya. Alat yang paling popular untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.9
Prinsip dalam fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang
9
Bagas Darmawan,.Belajar Fotografi Dengan Kamera DSLR. Yogyakarta. 2013 hal 2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
telah di bakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan. Medium itu adalah lensa. Kamera memiliki lensa dan mengambil pantulan cahaya terhadap suatu objek menjadi sebuah image. Sebuah kamera dapat merekam sebuah image ke dalam sebuah film dan hasilnya tidak hanya bisa dibuat permanen tetapi dapat pula diperbanyak dan diperlihatkan kepada orang lain sedangkan mata hanya dapat merekam image ke dalam memori otak dan tidak bisa dilihat secara langsung kepada orang lain.10.
Dalam Fotografi ada tiga hal yang harus kita perdalam, namun bukan teknik ataupun peralatan. Kita harusmenguasai “medan” sepenuhnya, kita harus memperkuat rasa, emosi, hingga refrensi. Fotografi adalah MINDSET, apa yang ada dalam benak kita dan bagaimana kita harus mengaturnya. Itulah syarat mutlak yang harus kita kuasai.11
Cahaya sangat penting di dalam fotografi dan cahaya merupakan elemen pokok yang harus ada, baik berupa cahaya alami maupun cahaya buatan. Pada dasarnya semua hasil karya fotografi dikerjakan dengan kamera berlensa, dan kebanyakan kamera memiliki cara kerja yang sama dengan cara kerja mata manusia. Selain itu kita juga harus menguasai tiga fundamental yaitu rasa, emosi, dan refrensi. Seorang fotografer akan kesulitan ketika dia tidak cukup banyak memiliki konsep yang kuat dan bagus, walaupun mempunyai peralatan yang mahal sekalipun. Fotografi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu :.
2.5.1 Jurnalism Photography 10 11
Bagas Darmawan,.Belajar Fotografi Dengan Kamera DSLR. Yogyakarta. 2012 hal 2-3 Frizareihan,. Women Photography. Jakarta.2011 hal 5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Foto jurnalistik yang dilakukan untuk penunjang bahan berita untuk diterbitkan melalui sebuah media dengan menciptakan gambar yang menceritakan sebuah kisah berita yang nyata dan realistis serta informatif.
2.5.2 Potrait Photography
Foto Potrait bertujuan untuk menampilkan wajah, expresi dan kepribadian seseorang melalui sebuah foto.
2.5.3 Wedding Photography
Foto pernikahan di buat untuk mengabadikan moment penting pengantin dalam acara pernikahan. Dalam melakukan foto pernikahan kita harus mengetahui setiap susunan acara pernikahan serta bergerak dengan cepat agar tidak tertinggal moment yang akan terjadi maupun yang sedang terjadi.
2.5.4 Landscape Photography
Fokus dari foto landscape adalah pemandangan alam. Dari foto landscape tersebut dapat tergambar suasana suatu pemandangan alam yang sedang terjadi saat kita memotret untuk menampilkan kesan indah maupun seram dari tempat tersebut. Fotografi ini juga dapat dikombinasikan dengan manusia, hewan serta properti lainnya namun tetap foto terfokus terhadap pemandangan alam.
2.5.5 Food Photography
Foto makajan biasanya di lakukan untuk membuat kemasan suatu prodak, iklan maupun menu hidangan dalam sebuah restoran. Foto yang dihasilkan harus
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
memberi kesan menarik atau menggoda mereka yang melihat foto makanan tersebut.
2.5.6 Wildlife Photography
Foto ini dilakukan untuk mengambil gambar hewan yang menarik ketika mereka sedang melakukan aktivitas seperti makan, tidur, ataupun berkelahi.
2.5.7 Fashion Photography
Fotografi fashion dilakukan untuk memperlihatkan Pakaian dan aksesoris fashion lainnya untuk kegiatan promosi.12
2.5.8 Fine Art
Fine art adalah karya dari sebuah seni berdasarkan semata – mata pada visi dari seorang artis dan diciptakan didalam sebuah proses yang diperhatikan dengan teratur dalam membuat sebuah karya seni. Ketika kita mengunjungi sebuah website seorang fotografer yang berkaitan dengan karya fineart biasanya itu sebagai karya pribadi. Kita harus dapat membedakan hal tersebut dari “applay art” yaitu karya yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar atau untuk memenuhi permintaan klien. Fine art hanya mengekspresikan sebuah ide. Proses kreativitasnya hanya fokus kepada obyek karya seni itu sendiri, dan seni tersebut dibuat untuk kepentingan seni itu sendiri. Intinya karya seni itu dibuat untuk diri mereka sendiri bukan untuk orang lain.
12
El-Nino Irawan, Cara cepat bisnis fotografi. Bekasi. 2012 hal 14-34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
2.5.9 Nude
Kata Nude adalah suatu hal yang dapat digunakan untuk memberikan kesan bagaimana seharusnya orang – orang yang melihat dapat berfikir mengenai sebuah karya. Nude dapat digunakan dengan cara yang baik dan Nude juga sering digunakan untuk mendapat legalitas atas sebuah karya. Beberapa orang berfikir kata “Artistic Nude” mewakili sesuatu yang sangat spesifik dan pendekatan yang sempit. Sangat jelas bahwa hal ini tidak memiliki makna yang sama bagi setiap orang.
Pada beberapa tingkatan level, kebanyakan gambar nude menyangkut kecantikan, kesempurnaan, dan kesopanan. Semua hal itu berkaitan dengan keindahan. Kenneth Clark menulis di bukunya yang berjudul The Nude a Study In Ideals Form “ Setiap kali kita mengkritisi seseorang dengan mengatakan bahwa lehernya terlalu panjang, pinggulnya terlalu lebar, dadanya terlalu kecil, kita sedang mengakui secara jelas akan keberadaan dari kecantikan yang diidamkan”. Kenneth Clark beragumentasi bahwa nude bukanlah sebuah subyek dari sebuah seni melainkan bagian dari karya seni itu sendiri. Sebuah bentuk badan yang tanpa busana berfungsi sama halnya dengan pahlawan dalam sebuah gambar. Ketika kita berfikir nude sebagai sebuah aliran, kita dapat mengidentifikasi ada banyak sub bagian, termasuk kepribadian, simbol karya seni, abstrak, pemandangan dan pembelajaran lingkungan.13
13
Louis Benjamin, The Naked and The Lens. Burlington. 2011 hal 19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
2.6. Digital Image Processing
Digital image processing adalah proses pengolahan gambar dua dimensi oleh perangkat komputer digital (Jain, 1989, p1). Ada pun menurut Gonzalez dan Woods (2001,p2-3), digital image processing merupakan proses pengambilan atribut-atribut pada gambar dengan input dan output yang berupa gambar.
Digital image processing mempunyai banyak macam aplikasi pada berbagai bidang, seperti: penajaman gambar, pendeteksian objek pada gambar, pengurangan noise, konversi gambar berwarna ke grayscale dan sebaliknya, kompresi data pada gambar, dan sebagainya.
2.6.1. Macam-Macam Penerapan Digital Image Processing
Terlepas dari banyak dan luasnya penerapan dari image processing, penerapannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
a.
Representasi dan Pemodelan Gambar
Dalam representasi dan pemodelan gambar (image representation and modelling), gambar yang dihasilkan dari proses akan memberikan gambaran tentang objek dari suatu lokasi (hasil foto dari kamera), karakteristik dari tubuh manusia (gambar X-Ray), suhu dari suatu area (gambar infrared) atau gambaran posisi dari target di sebuah radar.
Hasil yang dapat dimengerti dan akurat merupakan hal yang paling penting dalam image representation. Dalam proses representasi dan pemodelan gambar, kuantitas dan karakter dari picture-element (pixel)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
menggambarkan suatu objek.
b.
Restorasi Gambar
Image restoration atau restorasi gambar adalah proses penghilangan atau minimalisasi degradasi kualitas yang terdapat pada suatu gambar. Hal ini termasuk perbaikan gambar atau foto yang buram, yang disebabkan oleh banyak hal, seperti keterbatasan kualitas sensor, usia gambar yang sudah tua, atau pun banyaknya noise pada gambar.
c.
Analisis Gambar
Proses analisis gambar (image analysis) mempunyai tujuan melakukan pengukuran dan perhitungan pada sebuah image untuk menghasilkan penjelasan dan deskripsi dari gambar tersebut.
Proses analisis gambar dapat diaplikasikan dalam bermacam-macam hal, mulai dari membaca barcode pada barang -barang di toko, menyortir suku cadang yang berbeda pada alur pabrik, sampai analisis orientasi dan besarnya sel darah pada gambar medis. Teknik analisis gambar melakukan pemgambilan dari fitur-fitur tertentu dari gambar untuk membantu mengidentifikasi objek yang diteliti.
d.
Rekonstruksi Gambar
Bidang rekonstruksi gambar atau image reconstruction bertujuan untuk membuat sebuah objek dua dimensi atau lebih yang di buat berdasarkan beberapa proyeksi satu dimensi. Setiap proyeksi didapatkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
dengan memproyeksikan X-Ray (atau radiasi lainnya) melalui objek yang akan direkonstruksi.
Contoh aplikasi dari rekonsruksi gambar adalah penggunaan Computer Topographic Scan (CT Scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk memproyeksikan gambar 2 dan 3 dimensi dari bagian tubuh manusia.
e.
Kompresi Data Pada Gambar
Data yang menyangkut informasi yang bersifat visual sangatlah besar sehingga memerlukan kapasitas penyimpanan yang sangat besar. Walaupun kemampuan beberapa media penyimpanan digital dapat memenuhi kebutuhan penyimpanan yang besar, umumnya kecepatan mengakses data pada media tersebut semakin lambat sebanding dengan makin besarnya kapasitas penyimpanan.
Kompresi data pada gambar (image data compression) bertujuan untuk mengurangi jumlah dari bit (satuan terkecil dari data) yang diperlukan untuk menyimpan gambar tanpa mengurangi informasi yang benar-benar diperlukan. Aplikasi kompresi data untuk gambar banyak digunakan terutama pada industri televisi dan media, karena banyak gambar yang harus dikirim antara dua tempat berjauhan. Karena itu dibutuhkan ukuran gambar yang relatif kecil dengan kualitas yang tetap terjaga.
f.
Perbaikan Kualitas Gambar
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Image Enhancement atau perbaikan kualitas gambar adalah aksentuasi atau penajaman elemen-elemen dari sebuah gambar seperti garis pemisah atau pembatas (edge and boundaries) atau tingkat kontras yang dapat membuat tampilan grafik dari gambar tersebut lebih berguna untuk dianalisis dan ditampilkan (Jain, 1989, p233).
Proses image enhancement tidak memperbaiki atau meningkatkan kualitas dari informasi dan data yang sudah ada pada gambar. Proses tersebut meningkatkan rentang dinamis (dynamic range) dari elemen yang dikehendaki pada gambar sehingga elemen tersebut dapat diperhatikan atau dilihat lebih jelas.
Image enhancement mencakup berbagai hal seperti: manipulasi kontras, pengurangan noise, penajaman garis batas (edge crispening and sharpening), interpolasi dan pembesaran gambar.
Kesulitan terbesar yang sering dialami dalam proses image enhancement adalah menentukan besaran nilai yang akan diterapkan dalam proses tersebut. Karena itu banyak teknik-teknik image enhancement yang bersifat empirikal (berdasarkan trial and error) dan memerlukan prosedur yang interaktif untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
2.7
Kamera DSLR ( Digital Singgle Lens Reflex Camera ) Kamera DSLR merupakan pengembangan dari kamera analog DSL yang
menggunakan singgle lens. Lensa pada kamera DSLR dapat diganti - ganti sesuai dengan kebutuhan. Fitur yang ditanamkan pada kamera ini sangat lengkap. Tenaga Elektri kamera ini menggunakan baterai recharge. Resolusi gambar yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
dihasilkan bisa sampai 20 megapixel. Oleh sebab itu, DSLR ini bisa digunakan oleh para fotografer profesional serta orang - orang yang memiliki kemauan kemuan tinggi dalam fotografi. Kamera ini memiliki optik bagian luar sehingga dapat menggunakan lensa yang dapat diganti – ganti, serta aksesoris yang beragam. Kamera ini juga mampu memproduksi bayangan dengan sudut pandang lensa.14 Kita dapat menjumpai para fotografer sekarang banyak yang menggunakan kamera DSLR tersebut baik penghoby maupun fotografer profesional.
2.8
Nude Photograpy
2.8.1 Jenis-jenis Foto Nude
a. Fine Art Nude
Fine Art Nude adalah fotografi telanjang yang memiliki nilai estetika dari bentuk tubuh manusia. Dengan eksekusi foto dari berbagai angle (sudut pandang pengambilan), kombinasi atau pengaturan pencahayaan, serta proses editing, foto yang dihasilkan akan semakin “menarik”.
b. Body Part
Body Part adalah foto yang menampilkan bagian-bagian tubuh tertentu. Bagian tubuh yang memiliki keindahan tersendiri atau bagian tubuh si model yang paling menonjol dan menarik.
Dari penjelasan kedua jenis foto nude tersebut, dapat disimpulkan bahwa “Fine Art Nude sudah pasti Body Part, tetapi Body Part belum 14
Bagas Darmawan,.Belajar Fotografi Dengan Kamera DSLR. Yogyakarta. 2013 hal 10-11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
tentu Fine Art Nude”. Karena Fine Art Nude menampilkan seluruh tubuh si model dan dalam proses eksekusinya jarang ada model yang tetap memakai pakaian. Sedangkan Body Part, menampilkan bagian-bagian tubuh tertentu, seperti lipatan kaki, lekukan punggung, lekukan bentuk pinggang atau panggul, ruas-ruas jari, dan lain-lain. Bahkan dalam eksekusinya Body Part tidak selalu telanjang, karena yang dipotret hanya bagian-bagian tertentu, model sering mengenakan pakaian terbuka (pakaian dalam)15.
Nude Photography adalah gaya seni fotografi yang menggambarkan tubuh manusia telanjang sebagai sebuah objek. Nude fotografi harus dibedakan dari fotografi erotis, yang memiliki komponen bernada seksual. Nude fotografi juga harus dibedakan dari fotografi glamour, yang menempatkan lebih menekankan pada model dan memperlakukan model sebagai subjek utama.
Banyak fotografer mempertimbangkan seni foto telanjang untuk menjadi orang yang mempelajari tubuh manusia, daripada sosok orang tersebut. Foto-foto telanjang seringkali tidak menunjukkan wajah sama sekali. Sebagai bentuk seni, fotografi telanjang adalah gambaran bergaya dari tubuh telanjang dengan garis dan bentuk sosok manusia sebagai tujuan utama. Fotografer ekstrim kadang menggunakan cahaya dan
15
Jenis-jenis nude Photography Diakses pada tanggal 20 januari 2014 dari http://dininaoviani.blogspot.com/2013/01/fine-art-nude-body-part-pornografi-atau.html
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
bayangan, kulit diminyaki, dan bayangan jatuh di seluruh tubuh untuk menampilkan tekstur dan struktur tubuh.16
Jadi nude photography itu bukan hanya sekedar potret orang telanjang, Sebenarnya tujuan dari nude photography itu sendiri adalah memperlihatkan keindahan sosok makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, yaitu manusia.
2.8.2 Perbedaan Nude Photography dan Pornografi a. Nude Photography mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : (1)
Nude Photography seringkali tidak menunjukkan wajah sama sekali (walau terkadang ada juga yang menunjukkan wajahnya).
(2)
Umumnya Nude Photography tidak berupa foto snapshot / candid.
(3)
Terkadang menggunakan pengaturan cahaya dan bayangan untuk mendapatkan tekstur dan struktur tubuh yang diinginkan (untuk tingkat yang lebih ekstrim).
(4)
Nude Photography pada proses mengutamakan konsep berisi makna atau pesan tertentu, bahkan bisa dijadikan sebagai simbolis. Bukan sekedar menjual sensualitas dan erotic.
(5)
Nude
Photography
tidak
bertujuan
untuk
memancing
rangsangan biologis seseorang, namun semua penilaian kembali pada masing-masing penikmat foto tersebut. b. Pornografi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
16
Nude Photography Diakses pada tanggal 20 Januari 2014 dari http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2011/11/04/fotografi-atau-pornografi-407249.html
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
(1)
Pornografi umumnya mengekspose seluruh tubuh, serta menunjukan wajah objek foto.
(2)
Pornografi cenderung diambil secara terang-terangan dengan pengaturan cahaya yang flat.
(3)
Pornografi umumnya cenderung menggunakan model yang mempunyai tubuh “proporsional”.
(4)
Pornografi sering mengekspos bagian organ vital.
(5)
Pornografi bertujuan menjual sensualitas, bahkan bukan tidak mungkin Pornografi bertujuan untuk merangsang sensualitas seseorang.17
2.9 Pengertian Estetika Estetika berasal dari bahasa Yunani, αισθητική, dibaca aisthetike. Pertama kali digunakan oleh filsuf Alexander Gottlieb Baumgarten (1714 - 1762) pada 1735 untuk pengertian ilmu tentang hal yang bisa dirasakan lewat perasaan. Istilah estetika melalui beberapa uraian yang berkembang menjadi ilmu tentang keindahan. Keindahan adalah suatu kumpulan hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan pengamat (Dharsono, 2004: 4). Pemahaman secara umum tentang nilai estetika pada suatu karya seni ini adalah setiap pancaran nilai-nilai keindahan yang tercermin dari sosok karya seni yang memberikan kualitas dan karakter tertentu (Soedjono, 2007: 3). Di satu sisi, nilai estetis tersebut dapat menjadi suatu tujuan utama dalam proses penciptaan.
17
Perbedaan Nude Photography dengan Pornography Diakses pada tanggal 5 Februari 2014 dari http://dininaoviani.blogspot.com/2013/01/fine-art-nude-body-part-pornografi-atau.html
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
2.10 Estetika Fotografi Secara keindahan,
sederhana, bagaimana
estetika bisa
adalah
terbentuk,
ilmu dan
yang
membahas
bagaimana
tentang
seseorang
bisa
merasakannya. Herbet Read dalam bukunya The Meaning of Art merumuskan keindahan sebagai suatu kesatuan arti hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan inderawi (Dharsono, 2004: 10). Dalam buku Kisah Mata salah satu karya Seno Gumirah Ajidarma tertulis, bahwa pada tahun 1764 dalam buku yang diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, Notes on Painting , Francesco Algarotti dari Venesia menulis
”Biarlah para pelukis muda, karena itu, mulai seawal mungkin untuk mempelajari gambar-gambar Ilahiah ini, jika ia tidak akan pernah merenungkannya... Pelukis harus menggunakan camera obscura seperti para naturalis dan astronom memanfaatkan mikroskop dan teleskop; dimana segenap peralatan ini samasama membuat alam diketahui dan dihadirkan kembali.” (Ajidarma, 2003: 1).18
18
"The Camera Obcsura" oleh Shirley http://irinaovery.com/?tag=camera-obscura.
Stock
diakses
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pada
3
juli
2015
dari
30
Gambar II.1. "The Camera Obcsura" oleh Shirley Stoc Dari kutipan paragraf diatas, menceritakan bahwa kamera adalah sebuah mesin untuk melihat, yang membantu pelukis mengambar potret wajah atau melukis pemandangan dalam studio (Ajidarma, 2003: 1).
Camera obscura merupakan alat bantu menggambar para seniman Renaissance pada abad
ke
15
yang
kemudian
berkembang
dengan
kelengkapan berbagai apparatus (lensa, diafragma, pengatur asa, light-meter, dll) untuk menjadi kamera fotografi yang dikenal saat ini (Soedjono, 2007: 8). Fungsi awal dari camera obscura memang diarahkan sebagai alat bantu menggambar pada saat itu, kemudian berkembang menjadi kamera pada saat ini yang menjadi suatu bagian dari seni itu sendiri yaitu seni fotografi. Foto memang merupakan usaha untuk meyakinkan, bahwa apa yang dipotret dapat hadir kembali dalam hasil karya berupa foto, persis seperti mata manusia melihatnya (Ajidarma, 2003: 2) Fotografi memiliki bermacam-macam manfaat dengan tujuan baik untuk dokumentasi penelitian, maupun sebagai media dalam ranah estetika. Estetika fotografi meliputi dua tataran, estetika pada tataran ideational dan estetika pada tataran technical (Soedjono, 2007: 8). Tataran ideational yaitu nilai estetika yang berhubungan dengan gagasan, ide atau suatu konsep. Sedangkan tataran technical yaitu penggalian nilai estetika melalui teknik pemotretan.
2.11 Estetika Pada Tataran Ideational
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Secara ideational, dalam konteks fotografi ini ditinjau bagaimana manusia menemukan sesuatu ide dan mengungkapkannya dalam bentuk konsep, teori ataupun sebuah wacana. Dari ide dan konsep tersebut dapat dikembangkan dan ditindaklanjuti sehingga menghasilkan suatu karya yang memiliki nilai estetika (Soedjono, 2007: 8). Fotografi menjadi suatu wadah untuk berolah kreatif bagi fotografer yang ingin menyampaikan pesan sesuai ide dan konsep fotografer tersebut melalui suatu karya fotografi. Semua fotografer akan mengemas karya-karya fotografinya dengan ide dan konsep yang ditunjang dengan pemilihan objek dan trik-trik kreatif atau berbagai teknik untuk mendukung ideational-nya. Kajian utama dalam tataran ideational ini adalah bagaimana seorang fotografer mengembangkan berbagai ide kemudian membuatnya menjadi suatu konsep yang digunakan yang nantinya akan digunakan sebagai dasar pembuatan suatu karya. Konsep dalam fotografi adalah suatu ide yang dituangkan dalam suatu karya fotografi oleh fotografer atau dari sekitarnya. Banyak karya fotografi yang dibuat dengan suatu konsep yang cukup sederhana sehingga orang dapat dengan mudah menangkap pesan yang terdapat pada foto tersebut. Namun ada juga foto yang membutuhkan suatu pemikiran yang mendalam sebelum menangkap pesan yang terdapat pada foto tersebut. Pada karya nude photography, pembuatan suatu konsep sangat diperlukan karena pemaknaan dalam suatu karya nude memerlukan pemikiran yang mendalam karena objek foto dalam suatu karya nude ditampilkan tanpa busana. Konsep pada suatu karya nude harus dipikirkan secara matang sebelum kemudian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
dieksekusi, agar apa yang ingin fotografer tunjukan melalui sebuah karya foto tidak menjurus kearah pornografi.
2.12 Estetika Pada Tataran Technical Wacana estetika pada fotografi juga meliputi hal-hal yang berkaitan dengan teknis pengambilan suatu foto. Macam-macam teknik fotografi yang ada ternyata menghadirkan berbagai pengertian dan pemahaman istilah yang memiliki keunikan tersendiri (Soedjono, 2007: 14). Hal tersebut terjadi karena dalam setiap teknik yang digunakan berkaitan dengan peralatan yang ada dan digunakan dalam pengambilan suatu foto. Adapun masalah teknikal tersebut variannya meliputi teknik pemotretan dan tahap penampilan atau pengemasan hasil fotografi sesuai dengan kebutuhannya. Fotografer memiliki peran yang sangat penting dalam pemilihan teknik yang digunakan. Hal ini membutuhkan kemampuan dan penguasaan berbagai teknik pada fotografer tersebut. Meskipun peralatan fotografi yang digunakan dalam pengambilan suatu foto cukup lengkap, tetap dibutuhkan seorang operator yang dalam hal ini fotografer itu sendiri yang memiliki kemampuan teknis dengan kepekaan estetis dalam mengimplementasikan semua peralatan fotografi tersebut dalam menciptakan suatu karya fotografi yang bagus dan memiliki nilai estetika. Semua pemanfaatan secara teknikal dapat disesuaikan dengan fungsi dan tujuan fotografer masing-masing, contohnya seperti pemilihan background atau latar
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
belakang, angle atau sudut pandang pengambilan objek foto, dan lighting atau pengolahan tata cahaya atau pencahayaan. A. Background Background adalah latar belakang yang digunakan dalam proses pengambilan suatu foto. Pemilihan background pada foto yang dilakukan secara indoor didalam suatu ruangan studio dapat berupa sebuah gambar atau dinding dibelakang objek foto. Sedangkan pada suatu sesi foto yang dilakukan outdoor, background juga dapat berupa lingkungan perkotaan atau alam sekitar objek. B. Angle Salah satu unsur yang membangun sebuah keindahan suatu foto adalah angle atau sudut pengambilan objek foto. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Setiap fotografer mempunyai cara yang berbeda dalam mengambil suatu angle, itu semua tergantung dari konsep, tujuan dan hasil yang diharapkan oleh fotografer. 1. Normal angle Normal angle adalah sudut umum pengambilan suatu foto karena pada posisi ini kamera yang dipegang oleh fotografer sejajar dengan objek foto. 2. Bird eye view atau eagle eye angle Angle ini merupakan suatu angle dimana fotografer berada disuatu ketinggian tertentu, oleh karena itu diistilahkan sebagai sudut pandang mata elang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Ini biasanya dilakukan dalam melakukan landscape photography dimana angle yang kita tuju adalah keluasan ruang dengan objek yang berada dibawah fotografer.
3. Low angle Low angle adalah sudut pengambilan suatu foto dimana seorang fotografer berada lebih rendah dari objek foto. 4. High angle High angle adalah kebalikan dari low angle. Sudut pengambilan suatu foto dimana seorang fotografer berada lebih tinggi dari objek foto. 5. Frog eye angle Frog eye angle adalah sudut pengambilan suatu foto dimana angle yang sangat rendah, bahkan lebih rendah dari low angle. Angle ini menuntut seorang fotografer untuk mengambil posisi kamera yang dipegang sangat dekat dengan tanah. Bahkan tidak sedikit fotografer mencapai angle ini dengan posisi tiarap. C. Lighting Lighting adalah suatu istilah untuk pengolahan cahaya atau pencahayaan yang digunakan dalam fotografi. Pencahayaan merupakan unsur dasar dari fotografi. Tanpa pencahayaan yang optimal, suatu foto tidak dapat menjadi sebuah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
karya yang baik. Pengetahuan tentang pencahayaan harus mutlak dikuasai oleh seorang fotografer. Ada 2 jenis teknik pencahayaan, yaitu : 1. Available light Available light atau cahaya alami adalah sumber cahaya alam berasal dari matahari. Cahaya alami biasa digunakan dalam pemotretan luar ruangan atau outdoor. Untuk teknik pencahayaan ini, yang mempengaruhi kualitas cahaya matahari adalah posisi matahari, keadaan awan, dan cuaca. 2. Artificial Lighting Artificial Lighting adalah cahaya buatan yang sumber cahayanya yang berasal dari alat-alat fotografi yang menghasilkan suatu cahaya. Contohnya seperti lampu kilat elektronik atau dikenal dengan istilah flash. Cahaya buatan biasa digunakan untuk pemotretan diluar maupun didalam ruangan studio. Cahaya buatan digunakan pada saat pemotretan diluar ruangan ketika fotografer membutuhkan cahaya tambahan atau disekitar objek minim pencahayaan. 2.13 Antara Estetika dan Pornografi Pada Nude Photography Pornografi berasal dari bahasa Yunani yaitu πορνογραφία atau pornographia yaitu “porne” yang berarti pelacur dan “grape” yang berarti tulisan atau gambar, yang secara harfiah berarti tulisan tentang atau gambar tentang pelacur. Kadang kala pornografi juga disingkat menjadi porn atau porno. Menurut situs Kamus Besar
Bahasa
Indonesia
http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
atau
KBBI,
di
pornografi
artinya
adalah
36
penggambaran tubuh manusia atau perilaku seksual manusia secara terbuka (eksplisit), dengan tujuan membangkitkan birahi atau gairah seksual. Jadi pengertian pornografi sebenarnya lebih menunjuk pada segala karya baik
yang
dituangkan dalam bentuk tulisan atau lukisan yang menggambarkan pelacur (Armando, 2003: 1). Dalam pornografi, sang model akan ditampilkan sangat erotis dan porno, bahkan dapat mengundang birahi bagi yang melihat, tetapi dalam nude photography tentu saja tidak demikian, karena dalam nude photography sekalipun, setiap karya foto memiliki batasan atau aturan-aturan tertentu agar hasil karya tidak ditampilkan sisi erotis. Nude photography memang menampilkan objek foto manusia dalam keadaan telanjang namun nude photography berbeda dengan pornografi. Nude photography lebih menampilkan unsur keindahan pada karyanya. Terkadang orang salah menafsirkan antara nude photography dengan pornografi. Setiap individu pasti memiliki latar belakang dan pola pemikiran yang berbeda-beda. Pro dan kontra pasti akan timbul terhadap suatu karya apabila hasil karya tersebut merupakan foto objek manusia tanpa busana atau telanjang. Pandangan terhadap suatu karya pasti berbeda-beda, ada yang menilai suatu karya foto dari sisi pornografinya, namun ada individu lain baik itu seniman foto atau fotografer yang menilai suatu karya dari sisi keindahan seninya, entah itu lekukan tubuh atau hanya sekedar siluet dari bagian tubuh.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
Tidak ada
parameter yang pasti terhadap pornografi. Pornografi
dipersepsikan dengan cara yang beragam. Setiap orang memberi batasan yang berbeda-beda terhadap pornografi itu sendiri. Orang bebas mengartikan pornografi dengan cara yang tidak sama (Wulandari, 2010: 2). Itu menjadi suatu masalah karena tidak ada standar yang jelas seperti apa pornografi itu karena pandangan setiap orang terhadap pornografi itu berbeda-beda. Dalam dunia fotografi, beda antara seni dan pornografi sangat tipis. Perbedaan tersebut terletak dihati nurani sang fotografer (Triadi, 2003: 1). Dengan kata lain fotografer sangat berperan dalam pembuatan suatu karya, tergantung bagaimana seorang fotografer memahami antara seni dan pornografi. Konsep dan teknik pengambilan suatu objek foto adalah tolak ukur terhadap hasil karya. Karya nude photography memiliki batasan tertentu, foto telanjang dalam kacamata seni umumnya ketelanjangan itu tidak ditampilkan porno. Dalam situs Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
atau
KBBI,
di
http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php, porno memiliki arti yang sama cabul yaitu keji dan kotor; tidak senonoh atau melanggar kesopanan dan kesusilaan. Sang model dalam foto telanjang masih menutupi bagian-bagian tubuhnya yang sangat vital. Atau kalau pun tidak, maka akan ditampilkan dengan efek-efek khusus pencahayaan (lighting) dalam foto, sehingga kesan vulgar dihilangkan. Berbeda dengan foto telanjang yang bukan mengutamakan segi artistiknya. Dalam pornografi, sang model akan ditampilkan sangat erotis dan porno, bahkan dapat mengundang birahi bagi yang melihat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
Akan tetapi meskipun awalnya sesuatu yang indah dapat dinilai dari aspek teknis dalam pembentukan suatu karya, namun perubahan pola pikir dalam masyarakat akan turut memengaruhi penilaian terhadap keindahan dari suatu karya khususnya karya fotografi. Persoalan yang berkenaan dalam masalah seni disebabkan bahwa dalam kenyataan karya seni tidak hanya berupa objek-objek estetik (karya yang indah), tetapi berbagai perwujudan dari ungkapan perasaan yang memiliki nilai seni (Dharsono, 2004:10). Seorang fotografer memang sangat berperan penting dalam hasil akhir sebuah karya foto. Konseptualitas dan teknik pengambilan suatu objek foto adalah tolak ukur terhadap hasil karya. Dari konsep, teknik dan hasil tersebut dapat dinilai suatu karya apakah merupakan suatu karya yang mengandung nilai estetika atau
karya
berbau
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pornografi
11
8 http://digilib.mercubuana.ac.id/