BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Uraian Teoritis A.
Outbound 1. Pengertian Pada tahun 1933, Dr. Kurt Hahn melarikan diri ke Inggris karena berbeda
pandangan politik dengan Hitler. Dengan bantuan Lawrence Holt, seorang pengusaha kapal niaga, ia mendirikan lembaga pendidikan outbound tersebut. Hahn memakai nama Outward Bound saat mendirikan sekolahan yang terletak di Aberdovey, Wales, pada tahun 1941. Di Indonesia, walau bukan berarti bahwa metode ini diketahui baru masuk pada tahun 1990 dengan nama outward Bound Indonesia. Outbound mulai dikenal sebagai metode pelatihan untuk pengembangan diri di dalam tim.Outbound merupakan metode pelatihan untuk pengembangan diri (personal development) dan tim (team development) dalam proses mencari pengalaman melalui kegiatan di alam terbuka. Adapun beberapa lokasi pelaksanaan outbound
yang sering digunakan
perusahan – perusahaan di Medan untuk di daerh sumatera Utara seperti Kampoeng Stakoetoe Outbound Sport Recreation Pancurbatu Deli Serdang, Sibolangit Outward Bound, kebun binatang medan yang seluas 30 hektar, kampong ladang di Jl. Tuntungan – Tanjung Anom, Pancur Batu, Deli Serdang, dan Bukit Lawang. Pelaksanaan outbound sendiri biasanya melalui sebuah tim penyelenggara atau sebuah lembaga penyedia training outbound, beberapa diantaranya yaitu quantum outbound management training, sibolangit outbound, Bukit Lawang outdoor, media alam lestari, gagana batubara, bumi outdoors, dan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Outbound tidak hanya dapat dilakukan oleh orang dewasa atau hanya di dalam dunia pekerjaan. Tetapi di Indonesia sekarang outbound sudah lebih dikembangkan lagi dengan pembelajaran untuk anak anak yang masih belia. Diharapkan dengan outbound, maka akan ‘pecah’ komunikasi karena anak merasakan adanya kehadiran orangtua dan orangtua sendiri merasa lebih dekat secara emosional dengan sang anak. Dalam outbound, anak akan diajak mengembangkan kemampuan ESQ (emotional and spiritual quotient), disamping juga IQ (intellegent quotient). Dalam kegiatan outbound yang diikuti oleh anak, untuk sementara orangtua yang ikut outbound bersama anak pun ia harus menanggalkan peran dan statusnya untuk sementara agar lebih efektif. 2. Klasifikasi Materi Outbound 1. Low Impact, bentuk permainan: a. Spider Net (Jaring Laba - laba), tujuan: 1)
Kerjasama team dan partisipasi terpadu.
2)
Membuat perencanaan yang matang.
3)
Efesiensi waktu dan memacu produktifitas.
4)
Menumbuhkan tanggung jawab.
b. Instalasi jembatan tali (High Roof), berjalan di atas jembatan yang terbuat dari tambang ataupun bilahan bambu, tujuan: 1)
Melatih keberanian mengambil resiko.
2)
Meningkatkan rasa percaya diri.
3)
Melatih kegigihan dalam mencapai tujuan.
4)
Kemandirian.
c. Truss fall, tujuan: Membangun rasa percaya terhadap rekan kerja dan diri sendiri
Universitas Sumatera Utara
d. Flying Fox, tujuan: 1) Melatih keberanian mengambil resiko. 2) Meningkatkan rasa percaya diri. e. Rappeling. f. Kayak yaitu mendayung sendiri perahu kecil (kayak), tujuannya : 1)
Untuk melatih kemandirian
2)
Yakin kepada diri sendiri
g. Panjat dinding yaitu memanjat dinding ataupun jalinan tambang yang dibentangkan dengan tegak seperti dinding, tujuannya :
3.
1)
Melatih keberanian
2)
Melatih mental
3)
Melatih kekuatan yang ada pada diri sendiri
Tujuan dan Manfaat Outbound Pengalaman dalam kegiatan outbound memberikan masukan yang positif
dalam perkembangan kedewasaan seseorang. Pengalaman itu mulai dari pembentukan kelompok. Kemudian setiap kelompok akan menghadapi bagaimana cara bekerja sama. Bersama - sama mengambil keputusan dan keberanian untuk mengambil risiko. Setiap kelompok akan menghadapi tantangan dalam memikul tanggung jawab yang harus dilalui. Tujuan utama kegiatan pelaksanaan outbound adalah melatih para peserta untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada dengan membentuk sikap professionalisme para peserta yang didasarkan pada perubahan dan perkembangan karakter, komitmen serta kinerja yang diharapkan akan semakin lebih baik. Sikap dan perilaku profesionalisme seperti ini meliputi : 1. Terbentuknya suatu komitmen yang utuh dari setiap peserta melalui 4C,
yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a.
peningkatan kompetensi (competency),
b.
pembentukan kosepsi (conception) pemikiran yang komprehensif,
c.
terjadinya hubungan (connection) yang semakin erat diantara para bawahan dan atasan, serta
d.
munculnya keyakinan akan kepercayaan ( confidence) diri akan kemampuan masing-masing pesera yang akan berpengaruh dalam membangun rasa memiliki dan bukan sekedar menjadi karyawan. Perubahan ini akan terlihat dari bertumbuh kembangnya rasa tanggung-jawab dalam melakukan tugas di unit kerjanya masing-masing.
2. Pola perilaku yang berkarakter dalam melakukan tugas-tugas kehidupan, berdisiplin, bertanggung jawab, berorientasi ke masa depan, mengutamakan tugas pengabdian, memiliki sikap, etika dan etos kerja yang tinggi. 3. Meningkatkan semangat kerja dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing, serta meningkatkan keberanian peserta dalam mengambil setiap resiko (risk taking) dari setiap tantangan yang dihadapi. 4. Team building yang solid yang didasarkan pada saling pengertian, kerja sama, koordinasi, menghargai perbedaan, sikap mengutamakan tugas daripada 5. Kepentingan pribadi. Dan meyakini bahwa keberhasilan merupakan buah dari kerjasama dan kebersamaan. 6. Peningkatan kematangan Emotional Question (EQ) melalui program Olah Rasa yang menjadi porsi perhatian outbound bahkan perhatiannya kepada pengembangan Spiritual Quotion (SQ) akan sangat membantu peserta dalam meningkatkan kematangan kemampuan menghadapi berbagai tantangan dan hambatan dalam setiap penyelesaian tugas-tugas yang dihadapi. Adapun manfaat dari kegiatan pelatihan outbound secara umum adalah :
Universitas Sumatera Utara
1.
2.
3.
Manfaat psikologis, yaitu a.
Menumbuhkan rasa percaya diri
b.
Meningkatkan pemahaman tentang konsep diri
c.
Meningkatkan harga diri
d.
Meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru
e.
Meningkatkan keberanian untuk menguji kemampuan diri
f.
Memberikan sensasi positif saat mencoba hal baru
Manfaat sosiologis a.
Mengembangkan sikap peduli pada orang lain
b.
Mengembangkan kemampuan komunikasi
c.
Mengembangkan rasa memiliki
d.
Mengembangkan kemapuan untuk memberi umpan balik positif
e.
Mengembangkan kemampuan untuk membangun persahabatan
f.
Mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan diri
Manfaat edukasional a.
Mengembangkan pengetahuan tentang pendidikan outdoor
b.
Meningkatkan pengetahuan tentang konservasi alam
c.
Meningkatkan kesadaran pentingnya daya dukung lingkungan dalam kehidupan
4.
d.
Meningkatkan tanggungjawab dalam melestarikan lingkungan
e.
Mengembangkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah
f.
Mengembangkan penguasaan akademis
g.
Meningkatkan kesadaran dan klarifikasi nilai kehidupan
Manfaat phisikal a.
Meningkatkan kesegaran jasmani
Universitas Sumatera Utara
5.
b.
Mengembangkan ketrampilan organ tubuh
c.
Mengembangkan kekuatan tubuh
d.
Melatih kemampuan koordinasi gerak tubuh
e.
Memberikan porsi latihan tambahan
f.
Mengembangkan keseimbangan tubuh
Manfaat spiritual a.
Meningkatkan keinginan selalu berbuat sebaik mungkin pada diri sendiri maupun orang lain
b.
Meningkatakn sikap berani, tangguh dan pantang menyerah dalam menghadapi setiap masalah yang ada
c.
Selalu mempunyai kesadaran bahwa apapun kesuksesan yang didapatnya selalu karena atas keterlibatan dan kemurahan Tuhan
4. Metodologi Pelatihan Outbound Dalam suatu kegiatan outbound training, ada beberapa tahapan yang biasa dilakukan. Agar pelatihan outbound training bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan atau sasaran yang diinginkan. Setiap proses pembelajaran dalam outbound training yang efektif memerlukan tahapan berikut ini, yaitu : a.
Tahapan pembentukan pengalaman (experience) Pada tahapan ini peserta dilibatkan alam suatu kegiatan atau permainan bersama orang lain. Kegiatan atau permainan outbound adalah salah satu bentuk pemberian pengalaman secara langsung kepada peserta pelatihan. Pengalaman langsung dalam outbound akan dijadikan wahana untuk menimbulkan pengalaman intelektual, pengalaman emosional dan pengalaman bersifat fisikal. Dengan adanya pengalaman tersebut setiap peserta siap untuk memasuki tahapan kegiatan berikutnya yang disebut dengan tahapan pencarian makna.
Universitas Sumatera Utara
b.
Tahapan perenungan pengalaman Kegiatan perenungan bertujuan untuk memproses pengalaman yang diperoleh dari kegiatan outbound yang dilakukan. Setiap peserta outbound dalam tahapan ini melakukan perenungan tentang pengalaman pribadi yang dirasakan disaat kegiatan berlangsung. Apa yang dirasakan secara intelektual, emosional dan fisikal. Dalam tahapan ini, fasilitator berusaha untuk merangsang para peserta untuk menyampaikan pengalaman pribadi masing-masing setelah terlibat di dalam kegiatan outbound tahap pertama. Dalam kegiatan perenungan outbound, peserta biasanya menceritakan pengalaman pribadinya masing-masing dalam berbagai tingkatan belajar.
c.
Tahapan pembentukan konsep Pada tahapan ini para peserta pelatihan outbound
mencari makna dari
pengalaman intelektual, pengalaman emosional dan pengalaman fisikal yang diperolehdari keterlibatan dalam kegiatan outbound. Pengalaman apakah yang ditangkap dalam suatu permainan outbound, dan apa arti permainan outbound tersebut bagi kehidupan pribadi maupun dalam hubungan dengan orang lain. Tahapan outbound ini dilakukan sebagai kelanjutan tahap perenungan, dengan menanyakan pada peserta pelatihan outbound apa hubungan antara kegiatan yang dilakukan dengan perilaku manajemen yang sesungguhnya. d.
Pengujian konsep Pada tahapan ini, para peserta pelatihan outbound diajak untuk merenungkan dan mendiskusikan sejauh mana konsep yang telah terbentuk di dalam tahapan tiga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari, baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, maupun kehidupan dalam pekerjaan di kantor. Fasilitator membantu para peserta pelatihan outbound dengan cara mengajukan
Universitas Sumatera Utara
beberapa pertanyaan yang menggiring peserta untuk melihat relevansi dari pengalaman selama pelatihan dengan kegiatan di dunia kerja sesungguhnya. B. Tim Kerja Karyawan 1.
Pengertian Tim Kerja Tingkat keeratan hubungan mempunyai pengaruh terhadap mutu dan
intensitas interaksi yang terjadi dalam suatu kelompok. Hubungan kerja sama tim kerja diantara para karyawan dalam melakukan pekerjaan baik secara individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan bersama mempunyai dampak positif terhadap kinerja individu maupun organisasi dalam mencapai tujuan. Dalam melakukan kerja sama di dalam tim kerja tentu kita membutuhkan komunikasi yang baik. Komunikasi dapat dilihat dan diamati melalui bahasa, pilihan kata, gerak, dan mimik. Kekhasan bentuk komunikasi yang menempatkan manusia sebagai unsur penting dalam organisasi yang terlihat dari pola komunikasi yang bijak. Dengan komunikasi yang baik, maka akan tericpta tim kerja yang baik pula. Menurut Daft ( 2003 : 132) komunikasi adalah sebuah proses dimana informasi dipertukarkan dan dimengerti oleh dua orang atau lebih, biasanya dengan maksud untuk memotivasi atau mempengaruhi perilaku. Menurut Sofo ( 2003 :289) tim adalah sekelompok kecil orang dengan keahlian pelengkap yang memiliki komitmen terhadap tujuan dan maksud, tujuan kinerja, dan penekatan yang sama, serta pertanggung jawaban secara mutual. Dari defenisi ini, maka didapatlah 6 elemen kunci dari tim kerja yaitu : 1.
Ukuran Adalah salah satu elemen erat yang terkait dengan elemen yang lain. Dengan semakin sedikit orang yang berada dalam tim kerja, kesempatan untuk dapat
Universitas Sumatera Utara
mengadopsi pekerjaan yang sama adalah lebih besar dan dianggap dapat dipertanggung jawabkan secara mutual. 2.
Keahlian anggota Hal ini terkait dengan hal saling ketergantungan yang mutual, yang mengimplikasikan pertukaran dua arah dengan dukungan yang mutual juga.
3.
Tujuan yang sama Adalah berarti gabungan dari tujuan individual. Tujuan yang sama harus memiliki arti.
4.
Pendekatan umum Mengandung 3 elemen yaitu individual, kelompok dan tugas. Dalam bidang ini pendekatan berada dalam review tetap yang dilakukan seiring dengan perkembangan tim kerja.
5.
Tujuan – tujuan kinerja Yang diinginkan dalam tim kerja adalah menciptakan suatu tim kerja yang sempurna, spesifik, dan terkait secara langsung dengan tujuan tim kerja.
6.
Pertanggung jawaban mutual Sebuah tim mensyaratkan anggotanya untuk memikirkan diri mereka sendiri secara keseluruhan. Sofo ( 2003 :289) Tingkat keeratan hubungan tim kerja mempunyai pengaruh terhadap mutu
dan intensitas interaksi yang terjadi dalam suatu kelompok. Hubungan kerja sama tim diantara para karyawan dalam melakukan pekerjaan baik secara individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan bersama mempunyai dampak positif terhadap kinerja individu maupun organisasi dalam mencapai tujuan. 2. Jenis – Jenis Tim Kerja
Universitas Sumatera Utara
Tim kerja dapat melakukan berbagai hal, seperti membuat produk, memberikan jasa, mengkoordinasi proyek tertentu, memberikan masukan, dan membuat keputusan. Dari berbagai hal ini, maka tim kerja dapat dibagi kedalam 4 jenis, yaitu: a. Tim Kerja Penyelesai Masalah Merupakan kelompok –kelompok yang terdiri dari 5 sampai 12 karyawan dari departemen yang sama yang bertemu selama beberapa jam setiap minggu untuk mendiskusikan berbagai cara peningkatan kualitas, efesiensi, dan lingkungan kerja b.
Tim Kerja Yang Mengelola Diri Sendiri Merupakan sebuah tim yang benar
benar otonom yang tidak hanya bisa
menyelesaikan berbagai masalah, tetapi juga mengimplementasikan berbagai solusi – solusi dan bertanggung jawab penuh atas hasil – hasilnya. c.
Tim Kerja Lintas Fungsional Merupakan karyawan yang berasal dari tingkat hirarki yang kurang lebih sama, tetapi dari berbabagi bidang pekerjaan yang berbeda, yang berkumpul untuk menyelesaikan sebuah tugas.
d.
Tim Kerja Virtual Merupakan yang menggunakan teknologi komputer untuk menyattukan anggotaanggota yang terpisah secara fisk guna mencapai tujuan bersama.(Robbins dan Judge 2008 :410-411)
3. Efektivitas Tim Kerja Tim kerja yang efektif memiliki rasa percaya diri dalam diri mereka. Mereka yakin bisa berhasil. Efektivitas tim kerja dapat dinilai melalui produktvitas tim kerja, tingkat kepuasan atasan dan kinerja tim kerja.
Universitas Sumatera Utara
Efektivitas tim kerja di dasarkan pada hasil output yang produktif dan kepuassan pribadi. Kepuasan menyangkut kemampuan tim kerja untuk memenuhi kebutuhan pribadi anggotanya, sehingga mempertahankan keaggotaan dan komitmen. Output yang produktif menyangkut kualitas dan kuantitas output tugas seperti yang digariskan oleh tujuan tim kerja. Karakteristik tim kerja yang penting adalah jenis tim kerja, struktur tim kerja, dan komposisi tim kerja. Faktor- faktor seperti keberagaman tim kerja dalam gender dan ras seperti halnya pengetahuan, keterampilan dan sikap dapat memberi dampak sangat besar pada proses tim kerja dan efektivitas tim kerja. Krakteristik tim dapat mempengaruhi proses internal dalam tim, yang pada gilirannya berdampak pada hasil output dan kepuasan. ( Daft 2003 :172-173) Ketika mengembangkan catatan kinerja yang semakin membaik, suatu tim kerja juga meningkatoan keyakinan bersama bahwa usaha –usaha di masa depan akan menghasilkan keberhasilan. Manajer juga harus mempertimbangkan penyediaan pelatihan untuk meningkatkan berbagai keterampilan teknis dan antar personal para anggotanya. Menurut Billington (2004 : 31) terdapat 3 hal penting dalam sebuah tim yang efektif, yaitu : 1.
Komitmen ( commitment) Hal yang terpenting dalam sebuah tim kerja adalah deddikasi bersama dalam pencapain tujuan tim kerja. Tim yang terbaik adalah tim yang menggunakan waktu dlam jumlah yang sangat besar untuk merangkum sebuah tujuan yang selanjutnya akan dijadikan tujuan bersama. Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang membulatan hati dan tekad demi mencapai sebuah tujuan, sekalipun dia belum mengetahui hasil akhir dari
Universitas Sumatera Utara
tujuan
tersebut.
Komitmen
kerja
merupakan
sebuah
variabel
yang
mencerminkan derajat hubungan yang dianggap dimiliki oleh individu terhadap pekerjaan tertentu dalam organisasi. 2.
Kompetensi (competence) Ada 3 jenis kemampuan yang harus dimilki sebuah tim, yaitu : a. Kemampuan Memecahkan Masalah Merupakan kemampuan untuk mengatasi kebutuhan akan sebuah kerumitan masalah untuk dapat memberikan alternatif jalan keluar dan menyumbangkan pemikiran yang kreatif demi mendapatkan penyelesaian terhadap masalah tersebut. b. Kompetensi Teknis Merupakan kemampuan atau kecakapan untuk memahami pekerjaan dan tujuannya dan sewaktu – waktu mampu untuk merencanakan hal baru untuk meningkatkan efektivitas tim kerja. c. Kemampuan Hubungan Antar Personal Merupakan kemampuan untuk menjalin pembicaraan untuk menyampaikan ide ataupun pemikiran yang selaras dengan orang – orang yang berasal dari latar belakang disiplin ilmu yang sam dan berbeda untuk memberikan kontribusi positif terhadap kelangsungan pekerjaan. 3.
Tujuan Umum ( Common Goals) Tujuan umum sebuah tim kerja berbeda dengan misi perusahaan dan juga berbeda dengan rangkuman objektivitas pekerjaan individu. Tujuan umum berarti tujuan yang sama dalam satu tim kerja bukan tujuan individu. Tim kerja yang efektif akan menggunkan jangka waktu yang sangat panjang dn
Universitas Sumatera Utara
upaya yang gigih dalam mengkaji, mmeriksa, membentuk, menyetujui tujuan yang nantinya akan mereka jalani baik bersama – sama maupun perindividu. 2.2
Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Stanley ( 2009 )yaitu “ Pengaruh Tim Kerja Terhadap Kualitas Kerja Karyawan pada PT Bank SUMUT Cabang Utama Medan”, tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui adanya pengaruh tim kerja terhadap kualitas karyawan pada PT.Bank SUMUT canag utama Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tim kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas kerja karyawan sebesar 69,2% secara parsial. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rafael ( 2009 ) yaitu ” Pengaruh Pelaksanaan Out Bond Terhadap Efektivitas dan Tingkat Koordinasi Kerja Karyawan PT. Garuda Indonesia (Studi Kasus Pada Divisi Personalia),
yang
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Pelaksanaan Out Bond Terhadap Efektivitas dan Tingkat Koordinasi Kerja Karyawan PT. Garuda Indonesia (Studi Kasus Pada Divisi Personalia). Dari hasil kuesioner menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan hanya variabel materi out bond (X2) terhadap efektivitas kerja karyawan PT. Garuda Indonesia (Studi Kasus pada Divisi Personalia). Sedangkan variabel motivasi peserta out bond (X1), instruktur (X2), sarana dan prasarana (X4) tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan PT. Garuda Indonesia (Studi Kasus pada Divisi Personalia). 2.3
Kerangka Konseptual Menurut
Sastrohadiwiryo
(2002:199),
pelatihan
merupakan
proses
membantu para tenaga kerja untuk memperoleh efektivitas dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan tentang pikiran, tindakan, kecakapan, pengetahuan dan sikap yang layak. Outbound
Universitas Sumatera Utara
merupakan salah satu program pelatihan untuk pengembangan kemampuan yang dimiliki oleh karyawan. Outbound berhubungan dengan efektivitas pekerjaan individu tenaga kerja dan hubungan antar tenaga kerja atau kerja sama tim kerja yang dikembangkan untuk memudahkan tujuan organisasi. Perusahaan itu terdiri dari sejumlah karyawan yang memiliki tingkat atau jabatan tertentu. Dalam suatu perusahaan, tingkat kerjsa sama tim kerja tentu menentukan pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Robbins dan Judge (2008 : 406) tim kerja (team work) adalah kelompok yang usaha - usaha individualnya menghasilkan kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masuk proses kerja seputar tim kerja. Penggunaan tim kerja yang secara ekstensif dapat menghasilkan sebuah potensi bagi sebuah organisasi untuk untuk membuahkan banyak hasil yang lebih besar tanpa peningkatan masukan. Berdasarkan teori – teori yang dikemukakan, maka dapat dirumuskan kerangka konseptual dari penelitian ini sebagai berikut : Outbound ( X) 1. Motivasi Peserta 2. Materi 3. Instruktur 4. Fasilitas
Tim Kerja Karyawan ( Y) 1. Komitmen 2. Kompetensi 3. Tujuan Umum
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber : Billington 2004, Hasibuan 2003
2.4
Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah : “ Pelaksanaan outbound berpengaruh signifikan terhadap tim kerja karyawan pada Bank Tabungan Negara (Persero ), Tbk Medan”.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Jenis Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis eksplanatory ( penjelasan),
dimana penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatnya yang didasarkan kepada tujuan dan objeknya. Pada tingkat eksplanasi penelitian termasuk kedalam penelitian asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh, yaitu pelaksanaan outbound terhadap tingkat koordinasi kerja karyawan BTN ( Persero ), Tbk Medan. 3.2
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di BTN ( Persero), Tbk seluruh cabang Medan.
Waktu penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dari bulan April 2011 sampai bulan Juni 2011. 3.3
Batasan Operasional Penelitian ini membahas dan menganalisis tentang pelaksanaan outbound
dan pengaruhnya terhadap tim kerja karyawan pada BTN (Persero ), Tbk Medan dengan responden penelitian adalah karyawan BTN (Persero), Tbk Medan yang mengikuti outbound secara rutin setiap tahunnya. 3.4
Defenisi Operasional Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana cara mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini definisi operasional dari variabel yang diteliti adalah sebagai berikut: a. Variabel Bebas ( X ) : Outbound
Universitas Sumatera Utara
Outbound merupakan metode pelatihan untuk pengembangan diri di dalam tim yang dilakukan lapangan terbuka dengan kegiatan di alam bebas. Indikator dari outbound ( variabel X) adalah : 1. Motivasi Peserta Para peserta harus mempunyai motivasi diri dalam mengikuti outbound yang merupakan program pelatihan yang diselenggarakan, tanpa adanya motivasi dari dalam diri untuk menyadari sepenuhnya manfaat dari outbound maka hasil yang diharapkan tidak akan optimal. 2. Instruktur Instruktur yaitu kualifikasi seseorang atau tim yang memberikan latihan dan pendidikan kepada para karyawan yang mengikuti outbound. 3.
Materi Materi yaitu rumusan pemikiran yang membicarakan dan menerangkan tentang suatu tema atau pokok bahasan dalam outbound.
4.
Fasilitas Fasilitas yaitu sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk kegiatan pelaksanaan outbound .
b.
Variabel Terikat ( Y) : Tim Kerja Karyawan Menurut Robbins dan Judge (2008 : 406) tim kerja (team work) adalah kelompok yang usaha - usaha individualnya menghasilkan kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masuk proses kerja seputar tim kerja. Indikator dari tim kerja karyawan (variabel Y), yaitu: a.
Komitmen ( commitment) Hal yang terpenting dalam sebuah tim kerja adalah dedikasi bersama dalam pencapain tujuan tim kerja. Tim yang terbaik adalah tim yang menggunakan
Universitas Sumatera Utara
waktu dlam jumlah yang sangat besar untuk merangkum sebuah tujuan yang selanjutnya akan dijadikan tujuan bersama. Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang membulatkan hati dan tekad demi mencapai sebuah tujuan, sekalipun dia belum mengetahui hasil akhir dari tujuan tersebut. Komitmen kerja merupakan sebuah variabel yang mencerminkan derajat hubungan yang dianggap dimiliki oleh individu terhadap pekerjaan tertentu dalam organisasi. b.
Kompetensi (competence) Ada 3 jenis kemampuan yang harus dimilki sebuah tim, yaitu : 1.
Kemampuan Memecahkan Masalah Merupakan kemampuan untuk mengatasi kebutuhan akan sebuah kerumitan masalah untuk dapat memberikan alternatif jalan keluar dan menyumbangkan
pemikiran
yang
kreatif
demi
mendapatkan
penyelesaian terhadap masalah tersbut. 2.
Kompetensi Teknis Merupakan kemampuan atau kecakapan untuk memahami pekerjaan dan tujuannya dan sewaktu – waktu mampu untuk merencanakan hal baru untuk meningkatkan efektivitas tim kerja.
3.
Kemampuan Hubungan Antar Personal Merupakan
kemampuan
untuk
menjalin
pembicaraan
untuk
menyampaikan ide ataupun pemikiran yang selaras dengan orang – orang yang berasal dari latar belakang disiplin ilmu yang sam dan berbeda untuk memberikan kontribusi positif terhadap kelangsungan pekerjaan. c.
Tujuan Umum ( Common Goals)
Universitas Sumatera Utara
Tujuan umum sebuah tim kerja berbeda dengan misi perusahaan dan juga berbeda dengan rangkuman objektivitas pekerjaan individu. Tujuan umum berarti tujuan yang sama dalam satu tim kerja bukan tujuan individu. Tim kerja yang efektif akan menggunkan jangka waktu yang sangat panjang dan upaya yang gigih dalam mengkaji, memeriksa, membentuk, menyetujui tujuan yang nantinya akan mereka jalani baik bersama – sama maupun perindividu. Tabel 3.1 Tabel defenisi variabel operasional Variabe l
Outbound (X)
Defenisi Operasional metode pelatihan untuk pengembangan diri di dalam tim yang dilakukan lapangan terbuka dengan kegiatan di alam bebas.
Indikator 1. Motivasi Peserta, (tanpa adanya motivasi dari dalam diri untuk menyadari sepenuhnya manfaat dari pelaksanaan outbound tersebut maka hasil yang diharapkan tidak akan optimal). 2. Materi, (materi harus mudah dipahami dan dilaksanakan serta sesuai dengan keadaan dan situasi kerja karyawan sehingga karyawan dapat menerapkannya dalam pekerjaannya sehari – hari). 3. Instruktur, (instruktur/pelatih merupakan orang yang memegang peranan sangat penting dalam pelaksanaan outbound untuk itu pelatih haruslah tenaga spesialis yang memiliki sertifikat sebagai pembuktian bahwa yang bersangkutan benar – benar mendalami materi). 4. Fasilitas, (fasilitas dalam kegiatan outbound merupakan suatu hal pendukung terlaksananya kegiatan outbound, pihak penyelenggara harus memperhatikan tempat dan peralatan sebagai penunjang
Skala
Liket
Universitas Sumatera Utara
Tim Kerja
Kelompok yang usaha – usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan ndividual.
(Y)
sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lebih optimal lagi). 1. Komitmen, (sesuatu yang membuat seseorang membulatkan hati dan tekad demi mencapai sebuah tujuan, sekalipun dia belum mengetahui hasil akhir dari tujuan tersebut). 2. Kompetensi, (kemampuan seorang individu dalam sebuah tim baik itu kemampuan teknis, kemampuan antarpersonal dan kemampuan mmecahkan masalah). 3. Tujuan umum, (sesuatu yang hendak dicapai tim kerja dalam satu kesatuan).
Likert
Sumber : Billington (2004), data diolah
3.5
Skala Pengukuran Variabel Pengukuran masing – masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseotang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan di ukur dijabarkan
menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item – item instrumen yang dapat berupa pernyataan ataupun pertanyaan (Sugiyono,2007 : 86 ). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban sebagai berikut: Tabel 3.2 Instrument skali Likert Skala Skor
No 1
Sangat Setuju
5
2
Setuju
4
3
Kurang Setuju
3
4
Tidak Setuju
2
5
Sangat Tidak Setuju
1
Sumber : Sugiyno, 2007
Universitas Sumatera Utara
3.6 Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti
untuk dipelajari (Sugiyono, 2005:72). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan BTN ( Persero), Tbk Medan yang pernah mengikuti outbound berjumlah 100 orang karyawan. b.
Sampel Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin ( Umar, 2008 : 65), yaitu :
n= Keterangan
:
n
=
Ukuran sampel
N
=
Ukuran populasi
e
=
Kelonggaran
dan
ketidaktelitian
karena
kesalahan
pengambilan sampel yang dapat ditoleransi, pada penelitian ini adalah 10%. Dengan menggunakan rumus diatas menghasilkan sejumlah sample sebagai berikut :
n
=
n
=
n
=
Universitas Sumatera Utara
n
=
50 orang
Karakteristik dari sampel yaitu karyawan BTN ( Persero ), Tbk Medan yang mengikuti outbound secara rutin setiap tahunnya. 3.7 Jenis dan Sumber Data a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh lngsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan dengan menggunakan kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan
mengenai variabel
penelitian. Dalam hal ini penulis memperolehnya langsung dari karyawan BTN ( Persero), Tbk Medan. b.
Data Sekunder Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan, majalah, informasi perusahaan, maupun dari internet yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.
3.8
Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : a.
Daftar pertanyaan ( quesioner ) Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan sejumlah daftar pertanyaan atau pernyataan yang tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
b.
Wawancara ( interview ) Peneliti mengajukan pertanyaan secara lisan kepada responden untuk memperoleh informasi.
c.
Studi dokumentasi
Universitas Sumatera Utara
Merupakan pengumpulan data dengan memperoleh dari sumber-sumber lain seperti buku-buku pendukung, situs internet, dan jurnal yang menjadi bahan referensi pendukung bagi peneliti. 3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas kuesioner dilakukan untuk menguji apakah suatu pernyataan (kuesioner) layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar. Uji validitas ini dilakukan kepada 30 responden di luar daripada sampel, tetapi memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel yang digunakan yaitu karyawan BRI Medan. Karyawan BTN ( Persero ), Tbk Medan di luar sampel merupakan responden yang dijadikan sebagai responden uji validitas dan reliabilitas. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah: a.
Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
b.
Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 17.0 for windows. Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan
menunjukkan konsistensi di dalam gejala yang sama. Peryataan yang telah ditanyakan valid dalam uji validitas maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut : a. Jika r alpha positif atau > dari r tabel maka pertanyannya reliabel. d.
Jika r alpha negatif atau < r tabel maka pertanyaan tida reliabel.
3.10 Teknik Analisis Penelitian ini menggunakan metode analisis data yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah metode penganalisaan yang dilakukan dengan cara menentukan data, mengumpulkan data dan mengintrepetasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi. Metode analisis deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu ( Umar, 2003:22). b. Metode Analisis Kuantitatif 1. Analisis regresi sederhana Metode regresi linier sederhana digunakan untuk mengukur pengaruh pelaksanaan outbound terhadap tim kerja karyawan BTN ( Persero ), Tbk Medan. Y = a + bX + e Dimana:
2.
Y
= Tim Kerja Karyawan
a
= Konstanta
b
= Koefisien regresi
X
= Pelaksanaan outbound
e
= Standar eror
Uji Signifikan Parsial (Uji - t) Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada didalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima. Kriteria pengambilan keputusan :
Universitas Sumatera Utara
H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5% Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5% 3.
Uji Signifikan Simultan ( Uji - F) Uji–F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel terikat. H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat (Y). Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel terhadap variabel terikat (Y). Kriteria pengambilan keputusannya yaitu :
H0 diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5% Ha diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5% 4.
Koefisien Determinasi ( R²) Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu ( ≤0 R Jika
2
≥ 1 ).
R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa
pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat.hal ini berarti digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara