BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN 2.1
Proses Bisnis PT TELKOM Secara Umum Perusahaan penyelenggara telekomunikasi terbesar di Indonesia yaitu PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (yang selanjutnya disebut PT TELKOM), saat ini mencoba untuk menjadi perusahaan informasi dan komunikasi (Infocom) yang menyediakan jasa dan jaringan telekomunikasi secara menyeluruh (fulservice and network provider). Aktivitas utama PT TELKOM adalah menyediakan jasa dan jaringan telekomunikasi. Penataan fungsi-fungsi dalam struktur organisasi PT TELKOM mengacu pada best-practice yang dilakukan oleh perusahaanperusahaan
telekomunikasi
kelas
dunia,
yaitu
e-TOM
(enhanced
Telecommunication Operation Maps) seperti yang dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.1 e-TOM sebagai acuan fungsi-fungsi dalam organisasi PT TELKOM10 10
The enhanced Telecom Operations MapTM (eTOM) Business Process Framework, Enrico Ronco, exp – volume 2 – n, 4 December 2002. Dikutip 11 Februari 2008 dari, http://exp.teleconitalialab.com
22
e-TOM merupakan sebuah framework yang dikembangkan oleh TeleManagement Forum, yang dapat digunakan oleh para service provider untuk mendefinisikan fungsi dalam setiap unit organisasinya. e-TOM berfokus pada dua area yakni : •
Business/Customer/Products
•
Solution/System/Implementation
Dalam kerangka fokus pada dua area di atas, e-TOM terbagi atas dua bagian vertikal yang masing-masing terdiri atas beberapa lapisan horisontal dan vertikal juga. Seperti yang ditunjukkan pada gambar sebelumnya, 2 bagian utama vertikal dalam e-TOM adalah : 1. Operations Fulfillment, Assurance and Billing (FAB) merupakan inti utama dari Operations. Ada beberapa pengelompokan proses fungsional pada bagian Operations yang terbagi atas berbagai area, seperti :
Customer Relationship Management, berkaitan dengan manajemen kebutuhan pelanggan, cara mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan bagaimana menjaga hubungan dengan pelanggan.
Service Management and Operations berhubungan dengan manajemen pelayanan yang ditawarkan kepada pelanggan.
Resource Management and Operations berhubungan dengan penanganan pemenuhan layanan yang ditawarkan kepada pelanggan.
Supplier/Partnership Relationship Management berhubungan dengan fungsi menjaga harmonisasi hubungan dengan partner atau supplier.
Keempat area di atas merupakan satu kesatuan, sehingga gangguan terhadap salah satu bagian akan mengakibatkan keterlambatan proses di bagian yang lain yang dapat mengakibatkan menurunnya service level terhadap pelanggan.
23
2. Strategy, Infrastructure & Products Bagian vertikal yang kedua adalah Strategy, Infrastructure dan Products (SIP). Strategy, Infrastructure & Product berhubungan dengan strategi dan proses lifecycle management. Bagian ini terdiri atas :
Marketing & Offer Management, terfokus pada pengembangan bisnis inti lewat strategi marketing, penawaran produk baru dan manajemen terhadap produk lama.
Service
Development
&
Management
terfokus
pada
perencanaan,
pengembangan dan penyampaian services ke area operasi.
Resource
Development
pengembangan
dan
&
Management
penyampaian
terfokus
resources
yang
pada
perencanaan,
dibutuhkan
untuk
menunjang pelayanan yang dilakukan pada area operasi.
Supply Chain Development & Management terfokus pada usaha pemilihan supplier dan partner yang terbaik melalui mekanisme pemilihan yang efektif. Proses bisnis di PT TELKOM secara global yaitu meliputi Key Value
Creation Process, Functional Support, Product Owner, Delivery Channel Service, dan Customer. Key Value Creation Process memiliki fokus kepada beberapa hal yaitu: usaha mempertahankan bisnis existing yang sedang memasuki masa saturasi, pengembangan secara agresif bisnis yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi, dan persiapan platform bisnis masa depan yang berbasis internet dan mulitimedia. Kegiatan-kegiatan tersebut dijabarkan dalam suatu bisnis portfolio dan strategi, di mana hasilnya dapat dilihat dari bisnis performance yang merupakan tolok ukur keberhasilan implementasi bisnis portfolio dan strategi tersebut. Setelah itu, hasil ini diimplementasikan oleh tiap-tiap fungsi bisnis atau Functional Support untuk menjabarkan bisnis portfolio dan strategi PT TELKOM ke dalam setiap aktivitas, diwujudkan dengan tersedianya jasa telekomunikasi yang merupakan produk dari core business PT. TELKOM. Sesuai dengan struktur organisasi PT TELKOM yang berbasis pada customer-centric organization, maka dibentuklah Product Owner sebagai penghasil dan pemelihara produk jasa
24
telekomunikasi dan Delivery Channel sebagai pemasaran produk PT TELKOM kepada Customer. Product Owner sendiri tidak bertugas dalam penyaluran distribusi. Product Owner hanya memfokuskan pada masalah teknis produk dan tidak melakukan kegiatan pemasaran. Semua produk PT TELKOM disampaikan kepada customer melalui Delivery Channel sebagai jalur distribusi. Delivery Channel juga bertugas untuk mendapatkan informasi mengenai kepuasan serta kebutuhan customer, di mana customer PT TELKOM terdiri dari tiga segmen yaitu : 1. Segmen Personal/Retail, segmen ini menjadi tanggung jawab Divisi Regional (DIVRE). 2. Segmen Bisnis/Korporat, segmen ini menjadi tanggung jawab Divisi Enterprise Service (DIVES/ESC). 3. Segmen Operator (Other Licensed Operator, selanjutnya disebut dengan OLO), segmen ini menjadi tanggung jawab Divisi Carrier & Interconnection Service (DIVCIS).
25
Melalui proses bisnis ini, diharapkan PT TELKOM dapat mengembangkan bisnisnya sesuai harapan customer. Posisi Customer, Delivery Channel, Product Owner dan Functional Support di PT TELKOM bila diterjemahkan dalam framework e-TOM dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.2 Posisi Customer, Product Owner, Delivery Channel dan Functional Support PT TELKOM dalam framework e-TOM11
11
Firmansyah, Rinaldi. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Corporate Presentation on One Day Conference in Kuala Lumpur, disampaikan 01 Maret 2006
26
Gambar 2.3 Proses Bisnis Global PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.12
2.2
Ruang Lingkup Telkom Flexi13
2.2.1
Definisi Layanan Telkom Flexi Telkom Flexi atau dikenal dengan istilah Flexiphone CDMA adalah layanan jasa telekomunikasi suara dan data dengan kemampuan mobilitas terbatas (limited mobility phone) berbasis teknologi CDMA dengan frekuensi 800 MHz. Layanan ini dapat digunakan untuk menerima atau mengirim suara atau data, tidak hanya pada saat pelanggan berada di
12
Firmansyah, Rinaldi. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Corporate Presentation on One Day Conference in Kuala Lumpur, disampaikan 01 Maret 2006 13 Telkom, Format Perencanaan Bisnis Telkom Flexi, Dokumen yang tidak dipublikasikan, 2005
27
rumah tetapi juga pada saat di luar rumah dimana masih berada di dalam satu cakupan area pelayanan (homezone). Tarif layanan mengacu pada tarif layanan telepon tetap (PSTN) dengan penambahan biaya untuk fasilitas limited mobility, fitur-fitur lainnya seperti CLI, SMS, dan Voice Mail, dengan pilihan cara pembayaran secara prabayar (prepaid) maupun pasca bayar (postpaid).
2.2.2
Jenis Layanan Telkom Flexi Jenis layanan yang diberikan oleh Telkom Flexi sebagai upaya untuk memanjakan para konsumennya adalah sebagai berikut: (1)
Layanan Telephony (Voice, Faksimile) termasuk fiturfiturnya diantaranya adalah Call Forwarding, Call Barring, Call Hold, Call Waiting, Cancel Call Waiting, Calling Line Identification
Presentation
(CLIP),
Calling
Line
Identification Restriction (CLIR), Three Way Calling, Voice Mail, Message Waiting Indicator, Do Not Disturb, Calling Name Presentation, Call Control, Outgoing Call Allowance, Selective Call Acceptance, Activation Schedule Profile, Priority Access. (2)
Layanan Data Communication termasuk SMS, Web Service dan MMS.
(3)
Fitur mutasi otomatis secara terbatas.
(4)
Layanan Prabayar (Flexi Trendy) dan Pasca Bayar (Flexi Classy).
(5)
Service dan fitur lainnya yang mampu dilayani dengan menggunakan teknologi CDMA.
2.2.3
Value Added Telkom Flexi Selain memiliki fitur-fitur dan layanan seperti yang diutarakan di atas, Telkom Flexi memiliki beberapa value added service yang merupakan keunggulan dari produk Telkom Flexi, yaitu:
28
(1)
Kualitas komunikasi suara sekelas telepon kabel (wireline phone), bebas interferensi dan cloning.
(2)
Skenario Call dan Penomoran mengacu kepada ketentuan PSTN.
(3)
Fleksibilitas/limited mobility dalam area pelayanan/home zone (kurang lebih radius 15 km tergantung trafik).
(4)
Tarif usage/pulsa yang murah (mengacu tarif PSTN).
(5)
Dapat digunakan untuk komunikasi data (internet access, fax dll) dengan kecepatan sampai dengan 144 Kbps.
(6)
Fitur/layanan tambahan dengan standar fitur mobile phone (SMS, Voice Mail, CLI dll).
(7)
Pilihan terminal pelanggan/CPE berupa fix phone (cordless phone) atau terminal mobile phone (handphone) untuk yang menghendaki telepon yang lebih personalized.
(8)
Pilihan sistem pembayaran yaitu sistem prepaid dan sistem postpaid.
(9)
Ketersediaan dan kecepatan instalasi (service delivery).
Penyelenggaraan Fixed Wireless Access (FWA) CDMA pada frekuensi 800 MHz merupakan salah satu strategi PT TELKOM untuk pemenuhan salah satu demand layanan InfoCom yang mencakup penyediaan layanan voice dan komunikasi data. Untuk memberikan layanan tersebut diketahui bahwa teknologi wireless dapat memberikan solusi dengan percepatan pembangunan dan biaya yang paling optimal.
2.2.4 Sejarah Bisnis Produk Berdasarkan data dari demand line telepon cukup besar sehingga diperlukan penambahan line telepon sampai dengan tahun 2007 sebanyak 4.708.888 sst. Potensi jaringan yang ada saat ini sebanyak 8.113.998 sst yang sudah digunakan sebesar 7.381.079 sst, tersisa sebesar 732.919 sst. Untuk dapat melayani pelanggan sampai dengan tahun 2007 perlu
29
dilakukan pembangunan sebanyak 4.153.846 sst. Dari demand sebesar itu TELKOM mentargetkan untuk menyediakan 65% dari total demand atau sebesar 2.700.000 dan 60% atau sebesar 1.886.000 dilayani dengan teknologi wireless. Pertimbangan penggunaan teknologi wireless dibandingkan dengan teknologi wireline dalam memenuhi demand telepon adalah:
Potensi jaringan tidak sesuai dengan lokasi daftar tunggu dan demand yang secara geografis menyebar.
Pembangunan wireline memerlukan perijinan dan koordinasi berbagai pihak misalnya dinas PU, PLN, PGn, PT. KIA dan lain-lain.
Pembangunan infrastruktur wireline/jaringan kabel (bawah-tanah) memerlukan biaya dan waktu yang lama. Berdasarkan data di lapangan bahwa 1 (satu) sst memerlukan biaya kurang lebih sebesar 1.000 US$ dan memerlukan waktu selama kurang lebih 1,5 (satu setengah) tahun. Sedangkan
untuk
pembangunan
dengan
infrastruktur
wireless
memerlukan kurang lebih 250 US$ per 1 (satu) sst dimana relatif lebih optimal untuk daerah yang menyebar.
Teknologi jaringan kabel memerlukan biaya yang tinggi dalam operation and maintenance serta tingkat gangguan relatif lebih tinggi.
2.2.5 Sasaran Pertumbuhan dan Keuangan Pelanggan Flexiphone terdiri atas pelanggan postpaid dan prepaid. Diharapkan komposisi pelanggan postpaid dibanding prepaid adalah 38%:62% dengan ARPU pelanggan postpaid sebesar Rp. 251.263 terdiri atas abonemen sebesar Rp. 40.000 dan Usage sebesar Rp.211.263 dan ARPU pelanggan pre paid tahun 2002 sebesar Rp.94.378. Diharapkan ARPU akan tumbuh sebesar 8%/th. Jumlah pelanggan ditargetkan tahun 2002 sebesar 14.700, tahun 2003 adalah 584.000, tahun 2004 adalah 1,20 juta, tahun 2005 adalah 1,73 juta, dan mulai tahun 2006 semua kapasitas yang dibangun akan dipakai oleh pelanggan yaitu sebesar 1.89 juta pelanggan. Jumlah pelanggan rata-rata tumbuh sebesar
30
83%/tahun. Proyeksi pertumbuhan ini akan menghasilkan pendapatan pada tahun 2002 dengan masa operasi 3 bulan sebesar Rp. 4,9 Milyar, tahun 2003 sebesar Rp. 691,5 Milyar, tahun 2004 sebesar Rp. 2,1 Trilyun dan akan tumbuh rata-rata 23%/tahun sampai tahun 2010 dengan tingkat keuntungan (profit margin) adalah antara 20% sampai dengan 35%.
2.2.6
Perencanaan Keuangan Untuk memenuhi demand sampai tahun 2007 sebesar 1,886,000 lines,
TELKOM membutuhkan dana investasi system CDMA sebesar Rp. 5,17 Trilyun. Pembiayaan Investasi ini direncanakan melalui penjualan obligasi (bonds), sedangkan sisanya akan didanai melalui vendor financing melalui pinjaman jangka panjang.
2.2.7 Struktur Organisasi PT TELKOM membentuk ProBis FlexiPhone agar implementasi bisnis ini dapat dilaksanakan secara lebih fokus dan membangun kompetensi PT TELKOM.
KAPROBIS TELKOMWIRELESS
PROBIS
SekProBis
Koor Bid Pelayanan & Pemasaran
Koor Bid Network
Koor Bid OSS
Koor Bid Pengembangan
Koor YanMasRegional 1 s/d 7
Koor NetRegional 1 s/d 7
Koor OSSRegional 1 s/d 7
Koor Project Regional 1 s/d 7
Koor Bid Payment & Hub Operator
Koor Bid Keuangan
Koor Bid Umum
DEPUTY Koor PaymentRegional 1 s/d 7
Koor Keuangan Regional 1 s/d 7
DIVRE
Gambar 2.4 ProBis Telkom Flexi14
14
Telkom, Format Perencanaan Bisnis Telkom Flexi, Dokumen yang tidak dipublikasikan, 2005
31
2.2.8
Analisis Pasar Sesuai dengan positioning produk Flexiphone yaitu di antara layanan fixed
phone dengan layanan mobile phone dilihat dari variabel pricing dan kapabilitasnya, pasar produk flexiphone ini dapat dikelompokkan menjadi 4 katagori yaitu: o
Calon pelanggan fixed phone atau mobile phone yang belum mendapatkan layanan
o
Pelangggan eksisting mobile phone yang menginginkan tarif lebih murah
o
Pelanggan eksisting fixed phone yang menginginkan kapabilitas layanan mendekati mobile phone
o
Pelanggan eksisting mobile dan fixed phone yang menginginkan konvergensi layanan. Comparative Product/Service Offering High
Quality 2) of Service
Cellular
TELKOM “Flexi Phone” (CDMA - FWA) TELKOM Fixed Lines
Low Low
Tariff / ARPU
High
Gambar 2.5 Telkom Flexi Service Offering15
Dengan positioning produk diantara fixed phone dengan mobile phone,
potensi
pasar
produk
Flexiphone
adalah
seluruh
pasar
telekomunikasi di Indonesia (dalam jangkauan area pelayanan BTS
15
Telkom, Format Perencanaan Bisnis Telkom Flexi, Dokumen yang tidak dipublikasikan, 2005
32
Flexiphone CDMA) baik sebagai produk retail (pelanggan / end customer / user) atau sebagai produk resale (wartel, warnet). Positioning ini akan mempertajam target market sesuai dengan 4 katagori segmentasi di atas. Selanjutnya perencanasan pasar disesuaikan dengan target pasar yang didefinisikan.
2.3 Analisis TOWS (Threats, Opportunities, Weakness, and Strength) Telkom Flexi16
THREATS Strategic Aspect
Telkom Group
Competition
Note
•
- Tingkat Churn Telkom Flexi meningkat.
Growth pelanggan esia sebesar 167% (dari 487 ribu menjadi 1,3 juta)
Telkom Flexi divre 2 dan divre 3 migrasi ke 800 MHz
Isat
Pada saat ini Esia mencoba mengikuti Flexi Combo dengan mengeluarkan produk sejenis dengan branding ”Esia GoGo” Tidak ada kompensasi dari regulator, PT TELKOM perlu mengeluarkan cost untuk hal ini.
Manuver
pesaing yang cukup agresif (esia) • Migrasi Frekuensi 1900MHz
•
Exelcomindo, selular
1616
Secara agresif meningkatkan coverage untuk memperkuat posisi layanan kepada konsumen Expand roaming 3G ke luar negri
Dengan dukungan modal yang kuat mulai tahun 2006 Excelcomindo memperlihatkan pertumbuhan yang positif, secara agresif mereka membangun infrastruktur untuk memperluas coverage mereka.
Hartono, KJ, 2007, Spin Off Telkom Flexi Dalam Upaya Meningkatan Nilai Perusahaan PT TELKOM, Bandung.
33
OPPORTUNITIES Strategic Aspect
Telkom Group
•
Addresable Market Growth (G), Industri (I) (CAGR) - G: 17%, I: 2% • Fixed Wire line - G: 8%, I: • Fixed Wireless 38% - G: 17%, I: • Mobile very high
•
Competition Lanscape 2007
Forecast:
– 2011 • Fixed
34
Growth: 6%
• Fixed Wireless
FWA 33%
• Mobile
Mobile Growth 11,4%
Competition
Note Telkomsel menyumbang kurang lebih 60% dari keseluruhan revenue PT TELKOM. Hal ini menyebabkan ketergantungan PT TELKOM pada PT Telkomsel sangat tinggi Pertumbuhan pasar masih terbuka untuk Fixed, Fixed Wireless, dan mobile meskipun untuk pasar Fixed terlihat sudah mature.
WEAKNESS Strategic Aspect
Telkom Group
•
- Kontribusi mobile (Telkomsel) sebesar 55% 97%
Kontribusi revenue
• Target revenue 2006 • Marketing dan produksi - Fixed Wireline
- Flexi
- Produksi pulsa per LIS turun - Tingkat churn tinggi
Competition
Note Ketergantungan PT TELKOM pada PT Telkomsel sangat tinggi Target revenue tidak tercapai -Fixed wireline belum mampu memposisikan dirinya untuk bersaing dengan produk subsitusi -Berakhirnya promo GB3 mengakibatkan total net add pelanggan flexi berada pada niali minus, flexi kehilangan market share yang cukup besar.
35
STRENGTH Strategic Aspect •
Telkom Group 33%
EBITDA
• Operating
Competition ISAT 0,3% XL 46,9%
14%
ISAT 9,2% XL 50%
72% (Rp 41,8T)
ISAT 20% XL 5%
51%
ISAT 26,2% XL 16,6%
expenses (profitabilitas) • Revenue wireless • Market share seluler • Market
USD$20Billion
capitalization • Revenue growth
23,4%
ISAT 1,4% XL 54%
62,7%
ISAT -8,9%
YoY • Net income • Organisasi Dan SDM
36
- Kinerja
-
Meningkat
- Kepuasan
-
- Loyalitas
-
Relatif tinggi, ESI 80,7% & EDI 11,8% Tinggi
Note PT TELKOM lebih leluasa melakukan investasi dibandingkan kompetitornya, tercermin dari besarnya EBITDA Telkomsel growth revenue 1,65 kali growth operating expenses, ISAT 0,15 kali, dan XL 1 kali Revenue PT TELKOM jauh di atas pesaing PT TELKOM memimpn pasar jauh di atas pesaing Urutan ke 3 di kawasan regional, sesudah hina Mobile dan Bharti Air Secara absolut telkomsel 75% naik, naik 2 % diabnding 2005 Net income jauh diaatas pesaing Produktifitas meningkat seiring dengan bertumbuhnya perusahaan.
2.4
Pengelolaan Bisnis Telkom Flexi (Internal Isu)17
2.3.1
Budaya Organisasi Belum terlihat adanya paradigma shift mindset dari bisnis wireline ke
bisnis wireless dalam pengelolaan bisnis Telkom Flexi, yang dapat diindikasikan sebagai berikut: •
Policy marketing berada di tingkat corporate, sementara setiap divre (divisi regional) mempunyai regional policy yang berbeda dengan divre lain.
•
Standar nasional untuk CC (customer care) & billing system secara nasional belum diimplementasikan.
•
SLA (Service Level Agremeent) antara PO (Product Owner) yang dalam hal ini divisi FWN dan DC (Distribution Channel) dalam hal ini diwakili oleh divre tidak sepenuhnya dilaksanaakan, sehingga dukungan after sales service-nya sangat kurang.
Birokrasi di internal PT TELKOM menyebabkan response yang lambat dalam menghadapi manuver kompetitor.
Gambar 2.6 Existing Telkom Flexi Business Model18 17
Dari wawancara dengan perwakilan PT TELKOM.
37
2.3.2
Business Strategic
o Strategic Focus •
Disamping Telkom Flexi, PT TELKOM mengelola portofolio bisnis yang lain (Fixed Multimedia), sementara kompetitor fokus pada bisnis wireless.
•
Telkom Flexi tidak dikelola secara end to end sehingga sulit dikontrol, karena melibatkan beberapa unit lain yang tidak hanya menyediakan resources untuk Telkom Flexi.
o Business Model Sampai saat ini positioning Telkom Flexi belum didefinisikan secara jelas, sehingga beberapa kasus sering terjadi konflik dengan produk PT TELKOM lainnya. o Resourcess Allocation Resources harus dialokasikan keseluruh area bisnis dan sulit untuk dibagi secara proporsional serta tepat sasaran. •
Divre mengalokasikan anggaran marketing yang terbatas untuk seluruh produk termasuk Telkom Flexi, sehingga sulit untuk mencapai target yang optimal.
•
Jumlah SDM yang mempunyai kompetensi yang memadai sangat terbatas, dan harus dialokasikan pada seluruh area bisnis.
2.3.3
Financial Kebutuhan modal Telkom Flexi selama 5 tahun ke depan memerlukan investasi yang besar, sementara itu PT TELKOM juga harus mengalokaskan anggaran investasi untuk bisnis lainnya (Speedy, FWL, Multimedia).
18
Telkom & A T Kearney, Positioning Telkom Flexi for Future, Dokumen yang tidak
dipublikasikan, 2005
38
2.4 Kontributor Nilai Saham PT TELKOM Portofolio bisnis PT TELKOM saat ini terdiri atas fixed phone (PSTN & FWA Telkom Flexi), multimedia dan mobile (PT Telkomsel). Dari harga saham PT TELKOM per tanggal 25 Desember 2005 sebesar Rp. 5.950,- jika di breakdown maka nilai saham ini akan dikontribusiakn oleh19: •
Bisnis PSTN, FWA Telkom Flexi dan Multimedia (PT TELKOM unkonsolidasi dan anak perusahaan lain selain PT Telkomsel) sebesar 42% atau senilai Rp. 2.500,- dari total nilai saham PT TELKOM.
•
Bisnis seluler (melalui PT Telkomsel) berkontribusi sebesar 58% atau senilai Rp. 3.450,- dari total nilai saham PT TELKOM.
Secara umum dapat diketahui bahwa kontribusi bisnis seluler sangat jauh dominan dia atas saham PT TELKOM. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan investor terhadap bisnis PT TELKOM non gabungan (FWL, FWA Telkom Flexi, dan Multimedia) lebih kecil jika dibandingkan dengan prospek bisnis seluler di PT Telkomsel. 2.6 Market Share20 Market share pelanggan Fixed Wireless Access (Telkom Flexi) sampai dengan Desember 2006 mengalami penurunan yang cukup signifikan dari 7,85% pada posisi akhir tahun 2005 menjadi 6,14% pada Desember 2006 dalam lingkup industri wireless secara keseluruhan. Sedangkan dalam lingkup industry fixed wireless, market share Flexi menurun sangat signifikan (hamper 14%) dari 84,62% pada posisi akhir 2005 menjadi 70.85% pada Desember 2006. Meskipun sampai dengan Desember 2006 jumlah pelanggan Flexi mengalami kenaikan sebesar 3% dibandingkan dengan Desember 2005, namun pertumbuhan pelanggan operator lain lebih tinggi dari Flexi sehingga terjadi penurunan market share pelanggan Flexi yang cukup signifikan.
19
Komposisis Valuasi Saham PT Telkom oleh Citigroup 10 November 2005 TELKOM Laporan Tahunan 2006, Dikutip 23 Maret, 2008 dari www.telkom.co.id/hubunganinvestor/laporan-keuangan.html 20
39
Produk operator lain yang mengalami penurunan market share pada Desember 2006 hanyalah StarOne dan Indosat GSM, sedangkan di Industri ratarata mengalami kenaikan jumlah market share pelanggan seperti : Telkomsel meningkat 4,4%, Esia meningkat 1,2%, XL meningkat 0,74% dan Mobile-8 meningkat 0,26% posisi sampai dengan Desember 2006.
XL 14.20%
Indosat 23.20%
Flexi 6.10%
Esia 2.10% StarOne 0.40%
Telkomsel 51.30%
Fren 2.60%
Gambar 2.7 Market Share Wireless
Esia 24.50%
StarOne 4.70%
Flexi 70.90%
Gambar 2.8 Market Share Fixed Wireless
40