BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN 2.1 Proses Bisnis Utama Dalam proses bisnis utamanya, Pertamina merupakan keseluruhan rantai kegiatan utama perusahaan yang terdiri dari beberapa proses bisnis yang bersifat pencarian (eksplorasi), perencanaan pengembangan, produksi, pengiriman/ penyaluran, dengan dukungan pelayanan serta mempertimbangkan interaksi antara pemasok maupun pelanggan (internal dan eksternal) serta stakeholder lainnya yang saling terkait dan berkesinambungan. Kegiatan PERTAMINA dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan petrokimia, terbagi ke dalam dua sector, yaitu Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh kegiatan Anak‐Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan. Saat ini Pertamina sedang menuju pada penguatan kembali retailnya. Memperkuat brand di hilir. Saat ini Pertamina memasarkan dan mendistribusikan produk usaha hilirnya, yaitu : Bahan Bakar Minyak (BBM), Bahan Bakar Khusus (BBK), Non BBM dan Petrokimia, Gas, produk kilang lainnya, serta Pelumas. Untuk urusan SPBU, PT Pertamina selain membangun SPBU milik sendiridan dioperasikan sendiri, juga melakukan kerjasama dengan pemilik SPBU. PT Pertamina banyak melakukan investasi SPBU‐SPBU milik swasta. Misalnya dalam melakukan up grading SPBU.
14 14
2.1.1 Usaha Hulu Kegiatan usaha PT Pertamina hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak, gas, dan panas bumi. Untuk kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas dilakukan di beberapa wilayah Indonesia maupun di luar negeri. Pengusahaan di dalam negeri dikerjakan oleh Pertamina hulu dan melalui kerjasama dengan mitra sedangkan untuk pengusahaan di luar negeri dilakukan melalui aliansi strategis bersama dengan mitra. Untuk mendukung kegiatan intinya, Pertamina hulu juga memiliki usaha di bidang pemboran minyak dan gas. Aktivitas eksplorasi dan produksi dilakukan melalui operasi sendiri dan konsep kemitraan dengan pihak ketiga. Pola kemitraan dalam bidang minyak dan gas berupa JOB‐EOR (Joint Operating Body for Enhanced Oil Recovery), JOB‐PSC (Joint Operating Body for Production Sharing Contract), TAC (Technical Assistance Contract), BOB (Badan Operasi Bersama), penyertaan berupa IP (Indonesian Participation) dan PPI (Pertamina Participating Interest), serta proyek pinjaman; sedangkan pengusahaan panas bumi berbentuk JOC (Joint Operating Contract). Dalam hal pengembangan usaha, Pertamina telah mulai mengembangkan usahanya baik di dalam dan luar negeri melalui aliansi strategis dengan mitra. Pertumbuhan usaha hulu terutama akan dihasilkan melalui : • Peningkatan usaha dengan exploration campaign untuk perluasan resource base dan reserve replacement • Meningkatkan laba melalui peningkatan volume dan penurunan biaya produksi • Melakukan ekspansi ke dalam dan luar negeri • Meningkatkan penyertaan usaha melalui akuisisi, farm‐in, IP (Indonesian Participation)/PPI (Pertamina Participating Interest)
15 15
2.1.2 Usaha Hilir Usaha hilir merupakan integrasi Usaha Pengolahan (Pertamina memiliki tujuh Unit Pengolahan BBM , dua unit kilang LPG, dan dua unit kilang LNG & LPG, beberapa Unit Pengolahan BBM juga menghasilkan produk NBBM dan Petrokimia), Usaha Pemasaran dan Niaga (Kegiatan utama bidang pemasaran BBM, pelumas, LPG, LNG, aviasi, petrokimia, dan produk Non‐BBM lainnya di dalam negeri) dan Usaha Perkapalan (Pertamina memiliki armada angkatan laut untuk mengangkut minyak dan gas bumi, serta mendistribusikan produk BBM, non BBM, dan Petrokimia, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan kapal milik sendiri maupun kapal charter. Bidang Perkapalan juga melakukan kegiatan brokerage, ship agency, penyediaan crew kapal (crewing), dan lain‐lain), serta distribusi produk hilir baik didalam maupun keluar negeri yang berasal dari kilang Pertamina maupun impor yang didukung oleh sarana transportasi darat dan laut. Pengembangan usaha hilir akan terus memegang peranan yang sangat penting bagi kesinambungan dan pertumbuhan Pertamina. Ini akan dihasilkan melalui strategi‐strategi sebagai berikut : •
Mengintegrasikan proses bisnis Kilang‐Pemasaran yang didukung oleh kegiatan perkapalan untuk memperoleh optimalisasi, efisiensi dan efektivitas pengolahan, pemasaran, distribusi dan transportasi, sehingga secara keseluruhan tercapai biaya terendah atau sebagai cost leadership.
•
Meningkatkan kompetensi, kehandalan dan daya saing kilang melalui peningkatan mutu, ketepatan delivery, dan pelayanan sehingga memuaskan stakeholders.
16 16
•
Mengembangkan ”Brand” Pertamina yang didukung oleh peningkatan kompetensi produksi dan pemasaran.
•
Melakukan upaya aliansi dengan mitra strategis dalam dan luar negeri.
2.1.3 Produk PT.Pertamina Bahan bakar minyak : Premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, minyak bakar. Bahan bakar khusus : Aviation Gasoline (Avgas), Aviation Turbine Fuel (Avtul), Bio Solar, Pertamax, Pertamax Plus, Pertamax Dex. Non BBM : Aspal, Lube Base Oil, Solvent, Green Coke, Calcined Coke, Paraffin Wax, Slack Wax, Heavy Aromate, Sulphur. Gas : Liquid Petroleum Gas, BBG, Musicool. Petrokimia : Polytam, Purified Terephthalic Acid, Paraxylene, Benzene, Propylene. Pelumas : Pelumas Kendaraan Penumpang, Pelumas Mesin Bensin 2 Tak, Pelumas Mesin Diesel Tugas Berat, Pelumas Mesin Diesel Industri, Pelumas Transmisi dan Roda Gigi, Pelumas Bantalan Industri, Pelumas Roda Gigi Industri & Pelumas Transmisi & hidrolik, Refrigerating Oils (Grease).
17 17
2.2 PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran (Upms) III Cabang Bandung PT Pertamina memiliki 8 (delapan) Unit Pemasaran (Upms) yang mempunyai tugas untuk menyalurkan dan memasarkan produk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Non Bahan Bakar Minyak (NBBM). Kedelapan UPms tersebut yaitu : •
UPms I
: Sumatera Bagian Utara
•
UPms II
: Sumatera Bagian Selatan
•
UPms III
: Jawa Bagian Barat (merupakan lokasi penelitian)
•
UPms IV
: Jawa Bagian Tengah
•
UPms V
: Jawa Bagian Timur, Bali, NTB, NTT
•
UPms VI
: Kalimantan
•
UPms VII
: Sulawesi
•
UPms VIII
: Maluku, Papua
Wilayah kerja UPms III sangat luas yaitu di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Hal ini menyebabkan PT.Pertamina membuka cabangnya di Jawa Barat pada tahun 1985 dengan nama PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung. PT Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung pertama kali berlokasi di Samoja yang kemudian pada tahun 2000 berpindah lokasi ke Jalan Wirayudha No.1 dengan alasan kondisi gedung yang sudah tidak memungkinkan untuk ditempati. PT Pertamina UPms III Cabang Bandung memiliki dua wilayah kerja yaitu Kantor Cabang Bandung, DPPU Husein Sastranegara, dan memilki tiga depot di tiga wilayah yaitu Depot Ujung Berung, Depot Padalarang, dan Depot Tasikmalaya.
18 18
PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung General Manager Unit Pemasaran III
Manajer Penjualan
Kepala Cabang Pemasaran Bandung Tata Usaha
Wira Penjualan XII Bandung
Wira Penjualan XIII Bandung
Pengawas Ut. Administrasi
Komandan Sekuriti
Ast. Pemeliharaan Sarana Penunjang
Pws Adm. Pemasaran
Ast Adm. Pemasaran
Ast. Adm. SDM & Umum
Pws Adm. Keuangan
Ast Adm. Keuangan
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung
Catatan :
Koordinasi aspek penjualan
19 19
Dari struktur organisasi yang ada pada gambar 2.1 fungsi humas Pertamina (Hupmas) akan dijelaskan lebih lanjut karena fungsi ini terkait erat dengan topik dari tugas akhir ini. Humas Pertamina disebut Hupmas (Hubungan Pemerintah dan Masyarakat). Sebutan tersebut berdasarkan Keppres RI Nomor 11 Tahun 1990 tentang Pokok‐pokok Organisasi Pertamina. Adapun Hupmas dalam struktur organisasi PT Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung berada di bawah Pengawas Utama Administrasi. Tugas pokok Hupmas UPms III Cabang Bandung adalah : 1.) Menjembatani terjalinnya hubungan kerjasama yang harmonis antara PT Pertamina (Persero) Upms III Cabang Bandung dengan intansi Pemerintah (Sipil atau Militer) dan masyarakat intern maupun ekstern perusahaan di wilayah Jawa Barat. 2.) Membantu manajemen PT Pertamina Upms III dalam : •
Menyampaikan kebijakan dan tujuan perusahaan yang hendak dicapai.
•
Membina dan memelihara citra atau image yang baik serta pendapat khalayak (Public Opinion) yang menguntungkan bagi perusahaan.
•
Menghilangkan atau mengurangi kendala sosial psikologis yang berpotensi menghambat kelancaran kegiatan operasional perusahaan.
•
Sebagai narasumber sekaligus gerbang utama perusahaan dalam bidang pelayanan informasi kepada stakeholders.
3.) Tata Hubungan •
Meningkatkan kerjasama lintas fungsi internal PT Pertamina khusus Pertamina UPms III Cabang Bandung.
20 20
•
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang kegiatan operasional perusahaan, khususnya dalam bidang penyediaan dan penyaluran Bahan Bakar Minyak atau Non Bahan Bakar Minyak.
•
Memelihara dan meningkatkan hubungan kerjasama yang harmonis antara perusahaan dengan lembaga instansi, sipil atau militer, pejabat pemerintahan, mass media, dan seluruh lapisan masyarakat.
•
Menjamin kelestarian lingkungan hidup, terutama yang berada di sekitar area kerja perusahaan.
4.) Pembinaan Lingkungan (Community Development) •
Mendorong kemandirian masyarakat dalam melaksanakan pembangunan terhadap kondisi lingkungan.
•
Menumbuhkembangkan sikap sense of belonging masyarakat terhadap eksistensi industri migas.
•
Menyadarkan masyarakat bahwa dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya, industri migas bukan merupakan lembaga pemberi hadiah.
5.) Pembinaan Komunikasi Internal Hupmas PT Pertamina Cabang Bandung melakukan komunikasi internal melalui pelaksanaan kegiatan sosial seperti olahraga, seni dan budaya antara pekerja dan keluarga, serta pembinaan generasi muda. Hupmas PT Pertamina Cabang Bandung juga bertugas menyalurkan buletin dan majalah dari Hupmas PT Pertamina korporat dan Unit Pemasaran III Jakarta kepada para pekerjanya dan instansi‐instansi yang terkait.
21 21
6.) Pembinaan Pers Pembinaan pers yang dilakukan PT Pertamina adalah dengan mengadakan silaturahmi atau tatap muka secara berkala antara pihak manajemen PT Pertamina dengan pimpinan redaksi.
22 22