BAB II PROSES BISNIS 2.1 Proses Bisnis Utama PT. Pindad merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perindustrian, khusunya produk senjata dan produk‐produk pendukung lainnya. Kegiatan utama PT. Pindad ini adalah memproduksi barang‐barang berupa barang manufaktur. Rincian proses bisnis utama PT. Pindad dapat dilihat dalam Activity Relationship Chart dengan model standard flow chart, sebagai berikut:
Gambar 2.1 Activity Relationship Chart PT. Pindad (Persero)
Secara umum proses bisnis utama PT. Pindad (Persero) dapat dibagi menjadi 2 tipe, yaitu: 1. Job Order Type (tipe pesanan) untuk produk komersial Tipe ini merupakan produksi barang atau produk berdasarkan pesanan dari pihak‐pihak yang membutuhkan. Adapun Divisi‐divisi yang bergerak di bidang komersial adalah:
17
PROSES BISNIS
a. Divisi Mesin Industri dan Jasa Menghasilkan produk alat dan peralatan kapal laut, produk sarana kereta api, jasa pemesinan dan jasa pemeliharaan mesin listrik. b. Divisi Tempa dan Cor Memiliki kapabilitas dalam menghasilkan berbagai produk cor, tempa dan stamping. c. Divisi Rekayasa Industri Memiliki fasilitas fabrikasi, pengelasan, pemesinan, laboratorium uji dan kalibrasi serta rancang bangun. d. Unit Kendaraan Fungsi Khusus Menghasilkan produk kendaraan khusus untuk TNI, seperti tank dan panser. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa pada produksi produk komersial ini, terbagi dalam 4 divisi, yang mana masing‐masing divisi memiliki spesifikasi produk sendiri. Akan tetapi secara garis besar, proses bisnis yang dimiliki sama. Yang mana, melibatkan pelanggan, perencanaan dan pengendalian produksi (Rendalprod) pengadaan, produksi, pemasok, administrasi dan keuangan serta fungsi mutu. Pada Gambar 2.2 memperlihatkan salah satu proses bisnis di Divisi Mesin Industri dan Jasa. Penjelasan secara garis besar dari proses bisnis Divisi Mesin Industri dan Jasa, proses bisnis ini terjadi setelah adanya permintaan dari pelanggan untuk melakukan produksi sesuai dengan keinginannya. Proses berikutnya terjadi antara divisi mesin industri dan jasa dengan pemasok, serta unit‐unit terkait. Hal ini terjadi tentu dengan perencanan bisnis serta tidak lepas dari pemantauan dan pengendalian Top Manajemen. Sistem kontrol yang diterapkan sama dengan semua proses bisnis yang terjadi di semua divisi, berupa tinjauan dari manajemen dan audit mutu secara internal dan eksternal. Audit mutu internal meliputi pemeriksaan sistem
18
PROSES BISNIS
manajemen mutu pada setiap tahapan proses bisnis yang ada di PT. Pindad ini, dimulai dari perancangan desain produk sampai kepada produk akhir. Audit mutu eksternal dilakukan 6 bulan sekali yaitu pemeriksaan oleh pihak di luar PT. Pindad, untuk kemudian dilakukan tindakan‐tindakan perbaikan.
19
PROSES BISNIS
Komposisi SDM
PERENCANAAN BISNIS Draft Kualifikasi Personil
PERENCANAAN SMM
MANAJEMEN SDM
DIKLAT
Kebijakan Mutu & Sasaran Mutu
Data Approval Validasi Penelitian & Pengembangan
SPPH Hasil LitBang
PH
SPPH
BADAN SETRIFIKASI
SPK
PH
P E L A N G G A N
Company Profile
Permintaan Negosiasi
PMI
Penjelasan Jadwal Kedatangan
Surat Jalan/PMI ISI
Kontrak PO
Pembayaran Invoice
Draft Kontrak Keluhan/Kepuasan
PROSES BISNIS DIVISI MESIN INDUSTRI DAN JASA
SUPPLIER
BAPM Pengiriman Barang BRM BMM
Survey Keluhan/Kepuasan
PJP
SPB isi
BAG
SPB VALIDASI
BAG ISI PBP
Data Approval
BAG BAG ISI
Info Bukti Pembayaran
UNIT LAIN
GD. PUSAT
Nota Debet Invoice
Copy Tagihan
KEUANGAN PUSAT
Pengajuan Dana
Manajemen Sarana dan Infrastruktur
Manajemen Lingkungan Kerja
Manajemen Alat Ukur Uji
Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Audit Internal
Proses Pemantauan
Analisis Tindakan Perbaikan, Tindakan Pencegahan dan Peningkatan
Tinjauan Manajemen
Pengendalian Dokumen
Pengendalian Catatan
Gambar 2.2 Proses Bisnis Divisi Mesin Industri dan Jasa
20
PROSES BISNIS
2. Mass Production Type (desain dan pemasaran produk militer) Proses bisnis pada tipe ini hampir sama dengan tipe job order, hanya berbeda pada proses awalnya saja. Pada proses ini, PT. Pindad membuat desain sendiri pada produknya. Pada pembuatan desain dan prototype, PT. Pindad banyak dipengaruhi oleh kebijakan militer pemerintah dan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Proses produksi barang militer di PT. Pindad melibatkan pelanggan, penjual, perencanaan dan pengendalian produksi (Rendalprod), pengadaan, produksi, pemasok, administrasi dan keuangan serta fungsi mutu. Produk yang dihasilkan biasanya memiliki spesifikasi tertentu yang harus dipenuhi, oleh karena itu Divisi Senjata dibagi ke dalam 12 departemen yang masing‐ masing berkonsentrasi untuk mendukung pembuatan produk yang memenuhi spesifikasi tersebut. Gambar 2.3 memperlihatkan proses bisnis di Divisi Senjata secara umum. Penjelasan secara garis besar dari proses bisnis Divisi Senjata, Top Manajemen melakukan penelitian dan riset pasar mengenai produk apa yang akan diproduksi untuk waktu kedepan. Bagian Perencanaan membuat rencana‐rencana bisnis yang selanjutnya akan diolah oleh LitBang (Desain & Development) menjadi sebuah produk prototype yang pendanaannya disetujui oleh bagian Anggaran. Produk prototype tersebut selanjutnya dikirim ke pelanggan untuk diuji coba. Apabila ternyata produk tersebut berhasil, maka direncanakan proses produksi massal. Order memasuki bagian Rendalprod, disini akan didesain produk yang terbaik, dan selanjutnya dilakukan uji proses terhadap produk tersebut. Proses selanjutnya yaitu melakukan uji proses terhadap prototype yang dihasilkan. Rancangan desain dikirm ke bagian Engineering untuk dirancangkan produk‐ produk pendukungnya (jig, fixture, program), disini pula bagian Mutu mulai membuat standar aplikasi untuk quality control. Lalu dari Engineering‐Mutu,
21
PROSES BISNIS
rancangan program langsung dikirimkan ke bagian produksi untuk di Install dan rancangan gambar lalu dikirimkan ke bagian PPC untuk dihitung waktu penjadwalan mesin dan material. PPC akan membuat jadwal mesin dan mengirimkannya ke bagian Pengadaan. Oleh bagian Pengadaan, semua material dan tool yang diperlukan akan dibeli, lalu kemudian disimpan digudang. Bagian Perkakas akan membuat peralatan pendukung produksi. Sebelum masuk ke bagian produksi, dilakukan incoming inspection. Produk yang dihasilkan akan disimpan di Gudang untuk selanjutnya diserahkan ke bagian Penjualan. Sistem kontrol yang diterapkan berupa tinjauan dari manajemen dan audit mutu yang dilakukan dengan dua sisi pemeriksaan yaitu internal dan eksternal. Audit mutu internal meliputi pemeriksaan sistem manajemen mutu pada setiap tahapan proses bisnis yang ada di PT. Pindad ini, dimulai dari perancangan desain produk sampai kepada produk akhir. Audit mutu eksternal dilakukan 6 bulan sekali yaitu pemeriksaan oleh pihak di luar PT. Pindad. Lalu dari sini akan dihasilkan tindakan‐tindakan yang perlu dilakukan untuk perbaikan.
22
PROSES BISNIS
PERENCANAAN BISNIS/USAHA
PERENCANAAN ANGGARAN
PENELITIAN & PENGEMBANGAN
PIMPINAN PUNCAK
KEBIJAKAN, SASARAN MUTU/BISNIS, KOMITMEN
PEMASARAN & PENJUALAN PANDUAN MUTU PROSEDUR
P E M A S O K
PENGEMBANGAN PRODUKSI
PENGADAAN RENDALPROD
QUALITY INSPECTION ENGINEERING
KEUANGAN
P E L A N G G A N
PRODUKSI
PEMELIHARAAN MESIN
LINGKUNGAN KERJA
INFRASTRUKTUR
SUMBER DAYA MANUSIA
TINDAKAN PERBAIKAN
TINJAUAN MANAJEMEN ANALISIS & EVALUASI AUDIT MUTU EKSTERNAL & INTERNAL
TINDAKAN PENCEGAHAN BERKESINAMBUNGAN
Gambar 2.3 Proses Bisnis Divisi Senjata secara umum
23
PROSES BISNIS
2.2 Proses Bisnis Pendukung Proses bisnis pendukung dalam PT. Pindad (Persero) adalah Manajemen Perubahan SDM. Untuk pengembangan SDM sendiri terdapat suatu proses yang tersendiri yaitu pada program perubahan kebudayaan yang dicanangkan oleh manajemen di PT. Pindad sejak tahun 2001. Pengembangan ini diarahkan kepada kemampuan SDM Pindad agar dapat terus bersaing di lingkungan bisnis yang semakin kompetitif. Untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam era persaingan bisnis yang semakin keras maka hal pertama yang perlu dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan pengkajian terhadap kekuatan dan kelemahan yang ada dalam perusahaan serta terhadap setiap peluang serta ancaman yang terdapat didalam lingkungan bisnisnya. Oleh karena itu, PT. Pindad merasa perlu untuk memotret budaya organisasi saat ini. Meskipun PT. Pindad pernah melakukan pengkajian yang hampir sama mengenai budaya perusahaan pada tahun 1997, akan tetapi karena nilai‐nilai dan persepsi bersifat dinamis, maka pengkajian budaya harus terus‐menerus dilakukan.
24