BAB II PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman Kenyamanan adalah Konsep sentral tentang kiat Keperawatan. Donahue (1989) Meringkaskan melalui rasa nyaman dan tidak untuk mengupayakan kenyamanan. Perawat memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Berbagai teori Keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian Asuhan Keperawatan. Konsep Kenyamanan memiliki subjektivitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual, psikologis, dan kebudayaan yang mempengaruhi cara merekan menginterpretasi dan merasa nyeri dan merasakan nyeri. Kolcaba (1992) mendefenisikan kenyaman dengan cara yang konsisten pada pengalaman sunjektif klien. Kolcaba mendefenisika kenyamanan sebagai suatu keadaan telah terpenuhi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentaraman (Suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari) kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan teransenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri). Konsep keselamatan dan keamanan terkait dengan kemampuan seseorang dalam menghindari bahaya, yang ditentukan oleh pengetahuan dan kesadaran serta motivasi orang tersebut untuk melakukan tindakan pencegahan. Ada tiga faktor penting yang terkait dengan keselamatan dan keamanan, yaitu tingkat pengetahuan dan kesadaran individu, kemampuan fisik dan mental dalam memperaktikkan upaya pencegahan, serta lingkungan fisik yang membahayakan atau berpotensi menimbulkan bahaya (Roper, 2002).
4
Universitas Sumatera Utara
1. Pengkajian a. Biodata Biodata klien : nama, jenis kelamin, agama, penfifikan, pekerjaan, No. CM, tanggal masuk, tanggal pengkajian. Biodata penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, gama dan hubungannya dengan klien b. Riwayat Kesehatan 1. Keluhan utama Biasanya pada klien ganggren akibat diabetes mellitus yaitu nyeri pada daerah luka gangren, sering BAK, selalu lapar dan haus 2. Riwayat kesehatan sekarang Merupakan
lanjutan
dari
keluhan
utama
biasanya
tergantung
dari
ganas/tidaknya. Rasa sakit akan bertambah bila klien banyak aktifitas, bila klien istirahat maka rasa nyeri akan berkurang 3. Riwayat kesehatan dahulu Merupakan faktor pencetus menuju predisposisi dari penyakit klien yang sekarang sedang diderita oleh klien 4. Riwayat kesehatan keluarga Dalam keluarga biasanya ada yang menderita penyakit yang sama. c. Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum Dari keadaan inikita dapat mgetahui keadaan klien secara umum, apabila klien sakit ringan, sedang, berat. 2. Tanda-tanda vital Dapat ditemukan peningkatan system denyut nadi dan disritmia 3. Sistem kardiovaskuler Didapatkan dari palpasi dan disritmia 4. Sistem respirasi Pada penyakit ini tidak ditemukan kelainan 5. Sistem penglihatan Biasanya penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi kronik
5
Universitas Sumatera Utara
6. Sistem integument Pada pasien diabetes mellitus biasanya terdapat luka-luka basah, rambut halus, polidipsia 7. Sistem neurosensor Kadang didapatkan insomnia, konjngtiva merah 8. Sistem musculoskeletal Biasanya karena luka sudah menyebar maka dilakukan amputasi d. Kebutuhan aktifitas sehari-hari Klien biasanya mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas sehri-hari karena adanya kelemahan e. Data Psikologis Klien biasanya merasa cemas karena takut akan bertambah besar dan takut tidak akan disembuhkan f. Data sosial Adanya perubahan peran fungsi klien dan keluarga maupun lingkungan
2.
Analisa Data Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai kesehatan pasien,
kemampuan pasien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon pasien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap pasien. Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien. Selanjutnya, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalahmasalah pasien. pengumpulan data dimulai sejak hari pertama dinas (intial assasment), selama pasien masih di dilakukan pengkajian terus menerut (ongoing assasment) serta pengkajian ulang untuk penambahan data (re-assesment).
6
Universitas Sumatera Utara
Tujuan pengumpulan data adalah untuk memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien, menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien, menilai keadaan kesehatan pasien, membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah berikutnya.Tipe data terbagi dua, yaitu data subjektif dan data objrktif. Data subjektif adalah data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa di tentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide pasien terhadap status kesehatan lainnya. Sedangkan data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, sentuh,/raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, berat badan tingkat kesadaran.
3. Rumusan Masalah Rencana tindakan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005). Rencana asuhan keperawatan bersifat individual, bergantung kepada nyeri yang dialami klien. Berikut contoh rencana tindakan asuhan keperawatan pada klien dengan nyeri berdasarkan intervensi Nort American Nursing association International (NANDA) dengan diagnosa aman nyaman (nyeri). 1. Nyeri Defenisi: pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (international association for the study of pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan.
Kemungkinan Berhubungan dengan: Agens cedera (mis; biologis, zat kimia, fisik, psikologis)
7
Universitas Sumatera Utara
Kemungkinan Data yang Ditemukan: a.
Perubahan Selera Makan
b.
Perubahan Tekanan Darah
c.
Perubahan Frekuensi Jantung
d.
Perubahan Frekuensi Pernapasan
e.
Diaforensis
f.
Perilaku Distraksi
g.
Mengespresikan Perilaku
h.
Gangguan tidur
i.
Dilatasi Pupil
j.
Perubahan Posisi untuk Menghindari Nyeri
2. Infeksi, Risiko Definisi: Peningkatan risiko untuk terinvasi oleh organisme pathogen. Factor Risiko 1.
Prosedur Invasif
2.
Ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari paparan patogen
3.
Trauma
4.
Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
5.
Ruptur membran amnion
6.
Agen farmasi (imunosupresan)
7.
Malnutrisi
8.
Peningkatan paparan lingkungan pathogen
9.
Imunosupresi
10. Ketidakadekuatan imun buatan 11. Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb, Leukopenia, penekanan respon inflamasi) 12. Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi pH, perubahan peristaltik) 13. Penyakit kronik
8
Universitas Sumatera Utara
3. Defisit Perawatan Diri Mandi Definisi: hambatan kemampuan untuk melakukan atau memenuhi aktivitas mandi. Batasan karakteristik Objektif Ketidakmampuan untuk melakukan tugas-tugas berikut: 1.
Mengakses kamar mandi
2.
Mengeringkan badan
3.
Mengambil perlengkapan mandi
4.
Mendapatkan sumber air
5.
Mengatur suhu atau aliran air mandi
6.
Membersihkan tubuh atau anggota tubuh
Faktor yang berhubungan 1.
Penurunan motivasi
2.
Kendala lingkungan
3.
Ketidakmampuan untuk merasakan bagian tubuh
4.
Ketidakmampuan untuk merasakan hubungan spasial
5.
Gangguan muskuloskletal
6.
Kerusakan neuromuskular
7.
Nyeri
8.
Gangguan persepsi atau kognitif
9.
Ansietas hebat
10. Kelemahan
4. Perencanaan Tindakan Diagnosa 1: Ganguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan iskemik jaringan berhubungan dengan luka ganggren pada tungkai kaki bagian kanan. Kriteria hasil : 1.
Penderita secara verbal mengatakan nyeri berkurang/hilang .
2.
Penderita dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi atau mengurangi nyeri .
9
Universitas Sumatera Utara
3.
Pergerakan penderita bertambah luas.4. Tidak ada keringat dingin, tanda vital dalam batas normal. (S : 36,5C, N: 74 x /menit, T : 150/90 mmHg, RR : 22 x /menit).
Rencana tindakan : 1. Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien. Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien. 2. Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri. Rasional: pemahaman pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi akan mengurangi ketegangan pasien dan memudahkan pasien untuk diajak bekerja sama dalam melakukan tindakan 3. Ciptakan lingkungan yang tenang. Rasional: Rangasanga yang berlebihan dari lingkungan akan memperberatrasa nyeri 4. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi. Rasional: Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien. 5. Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien. Rasional: Posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan padaotot untuk relaksasi seoptimal mungkin. 6. Lakukan massage dan kompres luka dengan BWC saat rawat luka. Rasional: massage dapat meningkatkan vaskulerisasi dan pengeluaran pussedangkan BWC sebagai desinfektan yang dapat memberikan rasa nyaman. 7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik. 8. Rasional : Obat –obat analgesik dapat membantu mengurangi nyeri pasien
Diagnosa 2: Potensial terjadinya penyebaran infeksi (sepsis) berhubungan dengan tinggi kadar gula darah dan luka pada tungkai kaki bagian kanan. Kriteria Hasil : 1. Tanda-tanda infeksi tidak ada. 2. Tanda-tanda vital dalam batas normal (S : 36 – 37,50C) 3. Keadaan luka baik dan kadar gula darah normal.
10
Universitas Sumatera Utara
Rencana tindakan : 1. Kaji adanya tanda-tanda penyebaran infeksi pada luka. Rasional: Pengkajian yang tepat tentang tanda-tanda penyebaran infeksidapat membantu menentukan tindakan selanjutnya 2. Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan diriselama perawatan. Rasional: Kebersihan diri yang baik merupakan salah satu cara untukmencegah infeksi kuman 3. Lakukan perawatan luka secara aseptik. Rasional: untuk mencegah kontaminasi luka dan penyebaran infeksi. 4. Anjurkan pada pasien agar menaati diet, latihan fisik, pengobatan yang ditetapkan. Rasional: Diet yang tepat, latihan fisik yang cukup dapat meningkatkandaya tahan tubuh, pengobatan yang tepat, mempercepat penyembuhan sehingga memperkecil kemungkinan terjadi penyebaran infeksi. 5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotika dan insulin. Rasional: Antibiotika dapat menbunuh kuman, pemberian insulin akan menurunkan kadar gula dalam darah sehingga proses penyembuhan.
Diagnosa 3: Defisit perawatan diri (personal hygiene, BAB & BAK) berhubungan dengan aman dan nyaman Keluarga dapat memainkan peranan penting dalam pembelajaran bagaimana untuk memeriksa rongga mulut klien terhadap perubahan dan memberikan higiene mulut meliputi sebagai berikut : a. Klien akan memiliki Mukosa Mulut utuh yang Terhidrasi baik; b. Klien mampu melakukan sendiri perawatan Higiene- Mulut dengan benar; c. Klien akan mencapai rasa Nyaman; d. klien akan memahami Praktik Higiene-mulut. Kriteria Hasil: Hasil (NOC) yang mungkin diharapkan dengan indikator 5 pada setiap hasil berdasarkan prioritas masalah keperawatan yang telah dipilih melalui analisa data yaitu:
11
Universitas Sumatera Utara
Tindakan Keperawatan : Perawatan
Diri:
aktivitas Kemampuan untuk melakukan tugas
kehidupan sehari-hari (AKS)
fisik paling dasar dan aktivitas perawatan pribadi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
Perawatan diri: Mandi
Kemampuan untuk membersihkan tubuh sendiri secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
Perawatan Diri: Higiene
Kemampuan
untuk
mempertahankan
kebersihan pribadi dan penampilan yang rapi secara mandiri atau tanpa alat bantu Perawatan Diri: oral higiene
Kemampuan untuk perawat mulut dan gigi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
Perawatan diri: berpakain
Kemampuan untuk mengenakan pakaian sendiri secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
Perawatan Diri:Makan
Kemampuan untuk menyiapkan dan memakan makanan dan cairan secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
Perawatan Diri: Eliminasi
Kemampuan untuk melakukan aktivitas eliminasi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
Sumber: Mass, 2004,
12
Universitas Sumatera Utara
B. Asuhan Keperawatan Kasus pada Tn.A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar: Aman dan Nyaman di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas 1.
Pengkajian
I.
Biodata
Identitas Pasien Nama
: Tn. A
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Umur
: 60 Tahun
Status Perkawinan
: Sudah Menikah
Agama
: SLTA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kec.
Medan Amplas Golongan Darah
: Tidak diperiksa
Tanggal Pengkajian
: 20 Mei 2015
Diagnosa Keperawatan
: tidak dilakukan pemeriksaan
Genogram:
Keterangan: : laki-laki masih hidup : perempuan masih hidup : laki-laki yang sudah meninggal : perempuan sudah meninggal : pasien
13
Universitas Sumatera Utara
II. KELUHAN UTAMA Klien mengatakan merasa nyeri pada bagian tumit sebelah kanan kaki, kaki tidak dapat digerakkan. III.RIWAYAT KESAHATAN MASA LALU A. Penyakit Yang Pernah di Alami Klien mengatakan: “mengalami penyakit Diabetes militus” B. Pengobatan / Tindakan yang dilakukan: Klien mengatakan; “ pernah diopname di RSUD DR Pirngadi Medan” C. Pernah Dirawat/Dioperasi Klien mengatakan: “pernah di rawat di RSUD DR Pirngadi Medan” D. Lama di Rawat selama 1 minggu”. E. Alergi Tidak ada riwayat elergi IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang Tua Orang tua laki-laki klien meninggal karena penyakit Diabetes Militus B. Saudara Kandung Klien mempunyai 5 bersaudara C. Penyakit Keturunan yang ada Keluarga klien mempunyai penyakit keturunan Diabetes militus D. Anggota Keluarga yang Mengalami Gangguan Jiwa Tidak ada keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa E. Anggota Keluarga yang Meninggal Orang tua klien yang laki-laki sudah meninggal F. Penyebab Meninggal Penyakit Diabetes Militus. V. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. persepsi tentang Penyakitnya Klien mengatakan: “bahwa penyakitnya sudah mulai dapat disembuhkan karena sering mengemsumsi obat dari dokter”
14
Universitas Sumatera Utara
B. konsep Diri Gambaran Diri : Klien mengatakan: “merasa malu karen sebagian dari fungsi tubuhnya sudah tidak dapat digunakan dan Cuma bisa dapat menyusahkan orang lain” Ideal Diri : Klien berperilaku baik kepada orang lain Harga Diri: Klien mengatakan: “apa yang menjadi haknya harus kembali kepadanya” Peran Diri: Klien mengatakan: “saya berharap dapat bekerja kembali dan mencari nafkah untuk istri dan anak-anaknya” Identitas Diri : Klien menyadari keputusan mengakhiri hidup itu adalah salah dan ingin menjalani kehidupannya dngan baik. Keadaan Emosi: Labil , kadang klien merasa senang dan kadang merasa sedih Hubungan Sosial 1. orang yang berarti
: Orang tua klien
2. hubungan dengan Keluarga
: baik
3. hubungan dalam berhubungan dengan Orang lain
: Baik, klien suka
berinteraksi bersama tetangga dan orang lain. Spiritual Klien beragam islam dan mengerjakan sholat 5 waktu sehari semalam dan klien juga suka mengaji setelah selesai solat. VI. STATUS MENTAL a. Tingkat Kesadaran
: Compas mentis, pasien dalam keadaansadar ketika berkomunikasi
b. Penampilan
: Klien tampak berpakai kurang rapi dan acakacakan
c. Alam Perasaan
: Klien tampak putus asa
d. Pembicaraan
: Klien menjawab pertanyaan denganMenjawab cepat dan kurang jelas
1. Afek
: Labil, klien tampak sedih
2. Interaksi Selama Wawancara : Klien tidak mudah sedih ketika ditanyak masalah keadaannya
15
Universitas Sumatera Utara
3. Proses Piker
: Klien suka berbicara dengan perawat karena klien ingin cepat sembuh
4. Isi Piker
: Klien ingin cepat sembuh
VII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum Lemah, kaki sebelah kanan tidak dapat digerakkan, penampilan tidak rapi, badan berbau, kulit kepala kotor, luka pada tumit kaki sebelah kanan,luas luka 4 cm. B. Tanda-tanda Vital Suhu Tubuh
: 36,5°C
Tekana Darah
: 150/90mmHg
Nadi
: 74x/mnt
Pernafasan
: 22x/mnt
TB
: 160 cm
BB
: 60 kg
C. pemeriksaan Head to toe 1.
Rambut
a)
Tekstur
: Kasar, kusam, dan berketombe
b)
Warna
: Hitam
c)
Kebersihan
: Rambut terlihat kotor
d)
Distribusi
: Merata
e)
Kulit kepala
: Kulit kepala kotor
f)
Gatal
: Klien mengatakan kepala terasa gatal,
g)
Kebersihan
: Klien mengatakan sudah 5 hari belum cuci rambut,
2.
Gigi dan mulut
a)
Kelengkapan gigi : Sudah tidak lengkap dengan jumlah 29 buah
b)
Masalah gigi
: Gigi berlubang, kuning, dan kotor
c)
Kebersihan
: Gigi terlihat kuning, klien mengatakan sudah 2 hari belum gosok gigi.
d)
Bau mulut
: Ada, klien merasa malu bicara dengan orang lain karena mulutnya bau.
16
Universitas Sumatera Utara
Hidung Tulang Hidung dan Posisi Septum Nas : Normal Lubang Hidung
: Tidak ada pendarahan, kebersihan kurang
Cuping Hidung
: Tidak ada
Telinga Bentuk Telinga
: Normal dan simetris
Ukuran Telinga
: Dalam batas normal
Lubang Telinga
: Ada kotoran dan tidak ada infeksi
Ketajaman Pendengaran
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Mulut dan Faring Keadaan Bibir
: Dibatas normal
Keadaan Gusi dan Gigi
: Kuning, tidak ada pendarahan
Keadaan Lidah
: Tidak ada lesi dan Pendarahan pada lidah
Leher Posisi Trachea
: Normal
Thyroid
: Tidak ada pembesaran
Suara
: Klien dapat berbicara dengan jelas
Kelenjer Limfe
: Tidak ada pembesaran Kelenjer
Vena Jugularis
: Tidak ada pembesaran
Denyut Nadi Karotis
: Denyut nadi teraba
PERKEMIHAN-ELIMINASI URIN Masalah Kandung Kemih
: Sering
Produksi Urine
: ± 1000 ml/hari
Frekuensi
: ± 4 – 5 x/hari
Warna
: Kuning keruh dan berbuih
Bau
: Amoniak
BAB
: ± 1 x/hari, Tidak ada masalah
Obat Pencahar
: Tidak Ada
Lavemen
: Tidak Ada
BAK Pola BAK Karakter Urine
: Kuning pekat dan berbuih
17
Universitas Sumatera Utara
Nyeri/Rasa Terbakar
: Tidak ada
OTOT,TULANG, DAN INTEGUMEN 1. Otot dan Tulang Kemampuan pergerakan sendi lengan: bebas Tungkai bawah sebelah kanan tidak dapat digerakkan Kekuatan otot : 2 2. Integumen Warna Kulit
: Hiperpigmentasi
Akral
: Hangat
turgor
: Tidak Elastik
2. Analisa Data No 1.
Data
Etiologi
Ds: Tn. A mengatakan
Luka akibat Diabetes
nyeri dibagian
Masalah Nyeri
militus ↓
tungkai kaki bagian kanan
Ketidaknyamanan pada area luka
DO:
↓
1. Pasien tampak meringis Kesakitan
Skala Nyeri : 5 ↓
2.Skala Nyeri : 5 3.TTV : 150/90 mmHg
Nyeri
4.HR : 74 x/i 5.RR : 22 x/i 2.
DS: klien mengatakan jarang
Penurunan insulin tubuh
membersihkan luka pada tumit
↓
kakinya sebelah kanan
Risiko infeksi
Glukosa tidak dapat ditransfer ke jaringan
DO: luka tidak ditutup dengan perba.
↓ Peningkatan glukosa
Dan tidak dirawat
darah ↓
18
Universitas Sumatera Utara
Osmolaritas meningkat ↓ Nutrisi dan O2 tidak dapat disuplai ke jaringan perifer terutama ekstremitas kaki kanan ↓ Luka dapat menyebabkan nekrose pada luka yang tidak dirawat ↓ Risiko infeksi pada luka 3
DS:
Kelelahan fisik ↓
Klien mengatakan : 1. Kulit kepalanya terasa gatal.
Defisit perawatan diri
Kelemahan
2. Belum keramas selama 5 hari.
↓
3. Belum gosok gigi selam 2 hari.
Luka ganggren pada
4. Merasa tidak nyaman karena
tungkai kaki kanan ↓
badannya lengket dan bau. 5. Belum memotong kuku selama
Defisit perawatan diri
2 minggu. DO: Tercium bau mulut 2.
Rambut klien terlihat kasar, Kusam, berketombe, dan acakacakan
3. Gigi klien terlihat kuning 4. Badan klien tercium bau yang tidak sedap 6. Kulit klien lengket dan kusam
19
Universitas Sumatera Utara
3.
Rumusan Masalah Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan masalah apa yang
akan dicapai. Masalah keperawatan yang akan dicapai dilihat berdasarkan teori kebutuhan dasar dan hasil pengkajian kasus klien. Pada kasus teori kebutuhan dasar yang dibahas adalah kebutuhan dasar persona higiene. Masalah Keperawatan : 1. Nyeri; 2. Risiko infeksi; 3. Defisit perawatan diri Diagnosa Keperawatan 1.
Ganguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan iskemik jaringan berhubungan dengan luka ganggren pada tungkai kaki bagian kanan.
2.
Risiko infeksi berhubungan dengan tinggi kadar gula darah dan luka pada tungkai kaki bagian kanan.
3.
Defisit perawatan diri (personal hygiene, BAB & BAK) berhubungan dengan imobilisasi ditandai dengan terdapat luka gaggren pada tungkai kaki bagian kanan.
20
Universitas Sumatera Utara
4. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL No.
Diagnosa
Perencanaan Keperawatan
1. Ganguan rasa nyaman (nyeri)
Kriteria hasil :
berhubungan dengan iskemik
1. Penderita
secara
jaringan berhubungan dengan luka
mengatakan
ganggren pada tungkai kaki bagian
hilang.
kanan.
2. Penderita metode
verbal
nyeri
berkurang/
dapat atau
melakukan
tindakan
untuk
mengatasi atau mengurangi nyeri 3. Pergerakan penderita bertambah luas.4.
Tidak
ada
keringat
dingin, tanda vital dalam batas normal.(S : 36 – 37,50C, N: 74 x /menit, T : 150/90 mmHg, RR : 22 x /menit). Rencana Tindakan
Rasional
1. Kaji tingkat, frekuensi, dan 1. Untuk mengetahui berapa berat reaksi
nyeri
yang
dialami
nyeri yang dialami pasien.
pasien. 2. Jelaskan pada pasien tentang 2. Pemahaman sebab-sebab timbulnya nyeri.
pasien
tentang
penyebab nyeri
yang terjadi
akanmengurangi
ketegangan
pasien dan memudahkan pasien untuk diajakbekerjasama dalam melakukan tindakan. 3. Ciptakan
lingkungan
yang 3. Rangasanga yang berlebihan dari
tenang.
lingkungan
akan
memperberatrasa nyeri. 4. Ajarkan teknik distraksi dan 4. Teknik distraksi dan relaksasi relaksasi.
dapat mengurangi rasa nyeri yangdirasakan pasien.
21
Universitas Sumatera Utara
5. Atur posisi pasien senyaman 5. Posisi mungkin
sesuai
keinginan
pasien.
yang
nyaman
membantu
akan
memberikan
kesempatan
padaotot
untuk
relaksasi seoptimal mungkin. 6. Lakukan massage dan kompres 6. Massage
dapat
meningkatkan
luka dengan BWC saat rawat
vaskulerisasi dan pengeluaran
luka.
pussedangkan
BWC
sebagai
desinfektan
yang
dapat
memberikan rasa nyaman. 7. Kolaborasi dengan dokter untuk 7. Obat pemberian analgesik.
–obat
membantu
analgesik
dapat
mengurangi
nyeri
pasien. 2.
Diagnosa
Perencanaan Keperawatan
Risiko infeksi berhubungan
Kriteria hasil:
dengan tinggi kadar gula darah
1. Tanda-tanda infeksi tidak ada.
dan luka pada tungkai kaki bagian
2. Tanda-tanda vital dalam batas
kanan.
normal (S : 36 – 37,50C) 3. Keadaan luka baik dan kadar gula darah normal.
Rencana Tindakan 1. Kaji
adanya
Rasional tanda-tanda 1. Pengkajian yang tepat tentang
penyebaran infeksi pada luka.
tanda-tanda penyebaran infeksi dapat
membantu
menentukan
tindakan selanjutnya. 2. Anjurkan kepada pasien dan 2. Kebersihan
diri
yang
baik
salah
satu
cara
keluarga untuk selalu menjaga
merupakan
kebersihan
untukmencegah infeksi kuman.
diriselama
perawatan. 3. Lakukan perawatan luka secara 3. Untuk mencegah kontaminasi aseptik.
luka dan penyebaran infeksi.
22
Universitas Sumatera Utara
4. Anjurkan menaati
pada diet,
pasien latihan
agar 4. Diet yang tepat, latihan fisik fisik,
pengobatan yangditetapkan.
yang cukup dapat meningkatkan daya tahan tubuh, pengobatan yang
tepat,
mempercepat
penyembuhan
sehingga
memperkecil
kemungkinan
terjadi penyebaran infeksi. 5. Kolaborasi dengan dokter untuk 5. Antibiotika pemberian
antibiotika
dan
insulin.
kuman,
dapat
menbunuh
pemberian
akanmenurunkan
insulin
kadar
gula
dalam darah sehingga proses penyembuhan. 3
Diagnosa
Perencanaan Keperawatan
Defisit perawatan diri (personal
Tujuan dan Kriteria Hasil:
hygiene, BAB & BAK)
Tujuan:
berhubungan dengan imobilisasi
Setelah dilakukan tindakan
ditandai dengan terdapat luka
keperawatan selama 2 x 24 jam.
gaggren pada tungkai kaki bagian
Personal hygiene rambut, mulut,
kanan.
kulit, dan kuku klien kembali terpenuhi. Kriteria hasil: a. Perawatan diri klien berubah atau tidak b. Klien tampak bersih Rencana Tindakan
Rasional
1. Kaji pola kebutuhan personal 1. Mengetahui data dasar dalam hygiene klien.
melakukan intervensi. a. Rambut klien bersih b. Rambut klien rapi c. Gigi klien bersih
2. Cuci
rambut
klien 2. Mengurangi resiko luka pada
menggunakan shampo selama
23
gusi
Universitas Sumatera Utara
1x 2 hari 3. Sisir rambut klien
3. emberi rasa nyaman pada klien
4. Bantu klien menggosok gigi
4. Menghindari resiko infeksi dan memberikan kenyamanan bagi klien
5. Ajarkan klien cara menggosok 5. Meningkatkan pengetahuan dan gigi yang benar
membuat
klien
lebih
kooperative. 6. Bantu
klien
mengganti 6. Melembabkan kulit klien.
pakaian. 7. Bantu klien dalam menjaga 7. Kuku klien pendek kebersihan badannya dengan cara memandikan klien 2x sehari. 8. Berikan pendidikan kesehatan 8. Membersihkan tentang kebersihan diri pada
kotoran
pada
ujung kuku
klien. 9. Beri lotion pada kulit klien. 10. Potong kuku klien 1x/minggu 11. Sikat kuku klien bila perlu
24
Universitas Sumatera Utara
5.
Pelaksanaan Keperawatan
No
1.
Diagnosa
Implementasi
Evaluasi
Keperawatan
(SOAP)
Ganguan rasa nyaman 1. Mengkaji tingkat,
S: klien
(nyeri)
berhubungan
frekuensi, dan reaksi
mengatakan
dengan
iskemik
nyeri yang dialami
tungkai kaki
pasien.
kanannya terasa
jaringan
berhubungan
dengan luka ganggren 2. Menjelaskan pada
tungkai
bagian kanan.
kaki
pada nyeri.
pasien tentang sebab- O: sebab timbulnya nyeri. 3. Menciptakan lingkungan yang tenang. 4. Mengajarkan
2. Klien menerima dan
teknik
distraksi dan relaksasi. 5. Mengatur posisi pasien senyaman
1. Skala nyeri 5
mungkin
sesuai keinginan pasien.
mengerti penjelasan yang
sudah
diberikan 3. Lingkungan
6. Melakukan massage dan
klien
kompres luka dengan
tidak
BWC saat rawat luka.
mendukung.
7. Menganjurkan kolaborasi
klien dengan
tampak
4. Klien mengikuti
dokter untuk pemberian
teknik
analgesik.
sudah diajarkan 5. Klien
yang
dapat
mengatur posisinya senyaman mungkin dengan
posisi
semipoler
25
Universitas Sumatera Utara
6. Luka
sudah
dikompres, dengan kompres hangat 7. Klien
telah
melakukan pengobatan. A: masalah belum teratasi P: intervensi dilanjutkan 2.
Risiko
infeksi
berhubungan
dengan
tinggi kadar gula darah
1. Mengkaji adanya tanda- S: tanda
penyebaran mengatakan
infeksi pada luka.
dan luka pada tungkai 2. Menganjurkan kaki bagian kanan.
klien
yang
luka
terdapat
kepada ditungkai
kaki
keluarga kanannya
tidak
untuk selalu menjaga diperban
dan
pasien
dan
kebersihan diri selama tidak dirawat. perawatan.
O:
3. Melakukan
perawatan
luka secara aseptik. 4. Menganjurkan
1. Luka
teraba
hangat pada
merah
pasien agar menaati diet,
2. Klien
latihan fisik, pengobatan
menjaga
yang ditetapkan.
kebersihan
5. Melakukan dengan
kolaborasi
dokter
pemberian dan insulin.
untuk
antibiotika
dan
sulit
rumahnya 3. Luka
telah
dibersihkan oleh perawat 4. Klien menaati anjuran
26
yang
Universitas Sumatera Utara
sudah diberikan 5. Klien meminum obat dari dokter. A: masalah belum teratasi P: intervensi dilanjutkan 3
Defisit perawatan diri
1. Mengkaji
(personal hygiene,
kebutuhan
BAB & BAK)
hygiene klien.
berhubungan dengan
pola S: klien personal mengatakan: “badannya terasa
2. Mencuci rambut klien gatal-gatal, lengket
imobilisasi ditandai
menggunakan shampo dan berbau”
dengan terdapat luka
selama 1x 2 hari
O:
gaggren pada tungkai
3. Menyisir rambut klien
kaki bagian kanan.
4. Mengajarkan klien cara
1. Klien tampak belum mampu
menggosok gigi yang
melakukan
benar
perawatan
5. Membantu klien
pada dirinya
mengganti pakaian.
2. Klien mau
6. Membantu klien dalam
untuk
menjaga kebersihan
rambutnya
badannya dengan cara
dicuci
memandikan klien 2x sehari.
3. Klien tampak menyisir
7. Memberikan
rambut
pendidikan kesehatan
4. Klien mengerti
tentang kebersihan diri
cara mengosok
pada klien.
gigi
8. Memotong kuku klien 1x/minggu
27
5. Klien mampu menganti
Universitas Sumatera Utara
pakaian 6. Klien mau menjaga kebersihan badannya 7. Klien mendengarkan dan melakukan perawatan yang sudah diajarkan 8. Klien mau memotong kukunya. A: masalah belum teratasi P: intervensi dilanjutkan
28
Universitas Sumatera Utara