BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PUSAT PENGEMBANGAN KESENIAN JEGOG Pada bab ini berisi tentang tinjauan literatur, tinjauan terhadap fasilitas sejenis, dan spesifikasi umum proyek dari sebuah Pusat Pengembangan Kesenian Jegog. Pada tinjauan literatur akan dijabarkan beberapa hal berkaitan dengan kesenian, khususnya kesenian alat musik tradisional. Tinjauan terhadap terhadap fasilitas sejenis berisikan informasi mengenai pusat pengembangan maupun sanggar-sanggar pengembangan kesenian alat musik tradisional. Spesifikasi umum menjelaskan tentang spesifikasi umum dari perancangan sebuah pusat pengembangan kesenian jegog berdasarkan tinjauan dan kajian yang telah dilakukan. 2.1
Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pengertian Kesenian Kesenian merupakan salah satu bagian dari budaya yang merupakan sebuah sarana yang dioeruntukan mengekspresikan keindahan dari jiwa manusia. Kesenian juga mempunyai mitos, yang berfungsi untuk menentukan norma dari perilaku yang teratur serta meneruskan atau mewarisi adat dan nilai-nilai
7
kebudayaan. Kesenian juga dapat mempererat ikatan kekeluargaan suatu masyarakat. Adapun pengertian atau definisi kesenian menurut para ahli, yaitu : (a)
Menurut Sakri (1990:11), mengatakan bahwa kesenian adalah mutu suatu perbuatan serta hasilnya dibuat melibatkan kegiatan lahir batin.
(b)
Kamaril (1998:15) menyatakan bahwa seni adalah hasil proses kerja atau gagasan manusia yang melibatkan kemampuan kreatif, intuitif, kepekaan indera, kepekaan hati dan berpikir dalam menciptakan sesuatu yang indah dan selaras. Dalam hal ini, pada pembuatan kerajinan seni diperlukan ketrampilan-ketrampilan khusus dan teknik tertentu dalam menyusun unsurunsur seni baik secara fisik, warna, bidang, dan jenis.
(c)
Harsojo (1984:223) menegaskan bahwa meskipun kesenian bukanlah hal “luks” dalam kehidupan manusia tetapi adalah pokok dan penting bagi kehidupan kebudayaan. Kesenian merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan dan integritas, kreativitas kultural, sosial maupun individual. Dari beberapa pendapat yang dikatakan para ahli maka dapat diartikan
bahwa kesenian itu tidak hanya berupa wujud, akan tetapi juga sifat perbuatan pencipta atau penikmat kesenian atau seni terhadap karya seni, dan dalam seni terdapat juga moral dan etika. Dan sebuah kesenian tidak hanya di pandang keindahannya saja, tetapi kesenian erat dengan perasaan dan sifat unik, sehingga kesenian memiliki sifat monumental dan unik. 2.1.2 Macam-Macam Kesenian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesenian merupakan sesuatu yang diciptakan dengan memberikan keindahan tersendiri pada wujudnya, yang bisa dinikmati banyak orang. Terdapat berbagai macam kesenian yang ada di dunia, yaitu: (a)
Seni Rupa Seni rupa merupakan hasil penciptaan kualitas, ekspresi, atau setiap hal yang melebihi keaslian, juga mempunyai klasifikasi objektif maupun subjektif terhadap kriteria tertentu yang diciptakan menjadi sebuah struktur hingga dapat dinikmati oleh banyak orang.
8
(b)
Seni Musik Seni musik merupakan hasil ciptaan manusia yang menghasilkan bunyi, ritme, dan harmoni yang nikmat atau indah di dengar oleh banyak orang. Bunyi dan harmoni yang dihasilkan oleh seni musik seperti hasil dari suara manusia yang biasa disebut akapela, bisa juga dihasilkan dari sebuah ketukan terhadap sebuah benda yang biasa disebut perkusi, dan dapat dihasilkan dari alat bantu seperti gitar, keyboard atau piano dan alat musik lainnya.
(c)
Seni Tari Sebuah ciptaan manusia mengkreasikan gerakan tubuh yang menghasilkan keindahan bagi yang melihatnya. Dengan seni tari ini manusia menggunakan bagian tubuh mereka seperti tangan, kaki, mata dan seluruh anggota tubuh dalam mengekspresikan rasa dan bentuk suatu keindahan. Seni tari juga sering di padu padankan dengan seni musik maupun seni rupa.
(d)
Seni Teater Hasil ciptaan manusia dalam memberikan visualisasi imajinasi atau sebuah gambaran yang ada dalam pikiran yang berhubungan dengan kehidupan di bumi ini. Seni teater mirip dengan seni tari, dan bahkan pada seni teater ini sering disisipi seni tari, seni musik, maupun seni rupa, dan seni teater ini juga membawa pesan yang diinginkan dapat tersampaikan pada banyak orang yang menikmati seni tersebut.
2.1.3 Pengertian Kesenian Musik Tradisional Menurut Sedyawati (1992:23) pengertian musik tradisional adalah musik yang digunakan sebagai perwujudan dan nilai budaya yang sesuai dengan tradisi. Kesenian musik tradisional atau daerah adalah suatu karya seni yang menggunakan media suara dan bunyi-bunyian, yang hidup ditengah aturan-aturan daerah setempat yang di warisi secara turun temurun dan pembelajarannya pun di warisi secara turun temurun pula. Kesenian musik daerah merupakan warisan leluhur sehingga dari sekian banyak kesenian musik tradisional tidak di ketahui pasti penciptanya. Ada tiga
9
komponen yang saling mempengaruhi seni musik tradisional, yaitu seniman, musik itu sendiri dan para penikmat kesenian atau orang banyak. 2.1.4 Ciri Khas Kesenian Musik Tradisional Musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di suatu daerah tertentu dan diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Musik ini menggunakan bahasa, gaya, dan tradisi khas daerah setempat. Secara umum, musik tradisional memiliki ciri khas sebagai berikut. (a)
Dipelajari Secara Lisan Proses pengajaran atau pewarisan musik tradisional ini dilakukan secara lisan, generasi pendahulu mengajarkan komposisi kesenian musik daerah kepada generasi penerus, dan akan di teruskan lagi pada generasi mendatang secara lisan juga. Atau seseorang yang telah mahir memainkan instrument kesenian musik tradisional dan memberikan contoh kepada penerusnya untuk kemudian ditirukan. Orang yang menghafal harus melihatnya tanpa ada catatan.
(b)
Tidak Memiliki Notasi Proses pembelajaran kesenian musik tradisional yang berlangsung secara lisan ,membuat naskah musik menjadi suatu hal yang tidak terlalu penting. Oleh karena itu, kesenian musik tradisional daerah tidak memiliki naskah notasi tertentu. Walau demikian, ada beberapa daerah yang memiliki notasi musik seperti di Pulau Jawa dan Bali. Namun, notasi ini tetap tidak memiliki naskah khusus, tapi dipelajari secara lisan.
(c)
Bersifat Informal Kesenian musik tradisional ini digunakan sebagai bentuk suatu ekspresi yang dirasakan masyarakat. Kesenian musik tradisional ini banyak digunakan dalam kegiatan rakyat biasa sehingga bersifat sederhana atau santai. Namun jika digunakan atau di pentaskan di kalangan orang penting saja kesenian musik tradisional ini lebih bersifat kompleks atau serius.
(d)
Bersifat General Sistem yang dikembangkan pada proses pemblajaran kesenian musik tradisional biasanya bersifat generalisai. Seniman musik tradisional belajar untuk dapat memainkan sberbagai macam instrument yang ada dalam suatu
10
jenis musik tradisional. Pembelajaran ini akan dilakukan dimulai dari instrumen yang termudah hingga yang tersulit. Jadi nantinya seniman musik tradisional yang sudah mahir memiliki kemampuan untuk bermain semua instrumen musik tradisional tersebut. (e)
Melibatkan Alat Musik Tradisional dan Lagu Bahasa Daerah Kesenian musik tradisional biasanya diiringi dengan lagu-lagu yang menggunakan bahasa daerah tertentu dan diiringi dengan alat musik khas dari daerah-daerah itu sendiri, salah satunya jegog.
(f)
Bagian Dari Budaya Masyarakat Kesenian musik tradisional merupakan salah satu bentuk dari suatu kebudayaan yang berkembang di masyrakat. Melalui kesenian musik daerah ini dapat memperkenalkan daerah asal musik itu dan ciri dari budaya di masyrakatnya.
2.1.5 Pengertian Pusat Pengembangan Kesenian Menurut pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pusat memiliki arti yaitu pusar atau pokok pangkal yang menjadi pumpunan berbagai hal, urusan dan sebagainya. Dan menurut KBBI pusat kesenian adalah suatu tempat yang menjadi
sentral
pertunjukan
kegiatan
kesenian,
kegiatan
pengenalan,
pembelajaran, latihan, dan tempat berkumpul para seniman. Pengembangan berasal dari kata kembang. Pengertian pengembangan menurut KBBI yaitu upaya peningkatkan mutu terhadap sesuatu yang dianggap penting agar dapat dilestarikan dalam kehidupan masyarakat modern. Menurut pengertian KBBI, kesenian berasal dari kata seni dan memiliki arti keahlian membuat karya yang bermutu dan karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti tari, lukisan, musik. Pengembangan kesenian dan kebudayaan adalah sebuah proses peningkatan, memprtahankan atau melestarikan dan pewarisan sebuah kebiasaan atau budaya yang ada dimasyarakat. Jadi pusat pengembangan kesenian adalah suatu wadah, dimana menjadi sentral dari sebuah kebudayaan yang harus dilestarikan, diwariskan di promosikan agar mendapatkan ketertarikan dari generasi penerus dan dikenal di kalangan orang banyak.
11
2.1.6 Jegog Kesenian musik tradisional jegog adalah kesenian asli dari Kabupaten Jembrana, yang di populerkan pada tahun 1912 oleh seniman yang bernama Kiyang Geliduh. Jegog adalah kesenian musik tradisional
yang cara
memainkannya dengan cara di tabuh. Alat musik jegog ini di buat dari bambu yang memiliki diameter lebih besar daripada angklung, bambu yang digunakan adalah jenis bambu betung atau tiing betung. Jegog adalah alat musik tradisional yang berbahan dasar bambu yang memiliki ukuran paling besar di bali maupun di Indonesia. Jegog pada era sekarang sering di kolaborasikan dengan seni tari dan di padu padankan dengan alat musik tradisional lain. Seni tari yang sering di pentaskan bersama jegog adalah tari jegog, dan tari mekepung, itu merupakan seni tari asli dari Jembrana. Menurut Kepala Bidang Kebudayaan, Sutardi (2015) pada saat ini kesenian musik tradisional jegog ini sudah bersifat profan, karena jegog hanya bersifat hiburan dan sifatnya menunggu untuk disewa. Seperti saat ini kurangnya orang yang menyewa maka perkembangan jegog saat ini agak tersendat. Jegog sendiri sekarang sudah bisa dibilang sepi peminat dikarenakan juga kurangnya promosi yang di lakukan pemerintah kabupaten Jembrana terhadap kebudayaan atau kesenian ini, dan akibatnya kesenian jegog ini kurang terekspose. Dampak dari sepinya peminat ini juga sangat menjatuhkan ekonomi yang dirasakan sebagian sanggar dan seka tabuh jegog. Dari data yang ada pada Dinas Kebudayaan Kabupaten Jembrana dikatakan dulu awal tahun 2000-an terdapat 15 sanggar yang aktif dan 75 seka tabuh jegog. Namun karena permasalahan yang terdapat diatas pada tahun 2015 ini sanggar jegog yang aktif hanya 5 dan seka tabuh jegog aktif jika hendak di sewa, adapun nama-nama sanggar yang masih aktif saat ini, yaitu: Tabel 2.1. Sanggar Jegog di Jembrana Sanggar Pimpinan Desa Suar Agung Suentra Sangkar Agung Jegog Jati Jaya Suara Darnen Pancar Dawa Jegog Danu Suara Mastono Pangkung Manggis Jegog Surya Metu Reken Banyubiru Jegog Warga Tunas Mekar Sugarba Pangkung Jajang Sumber : Survey data Dinas Kebudayaan (7 oktober 2015)
12
Status Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif
Menurut Sutardi, Kepala Bidang Kebudayaan, lokasi pembuatan jegog yang masih aktif hingga saat ini hanya berada di desa Pancar Dawa yang di miliki oleh Darnen. Tempat pembuatan jegog ini juga berkerjasama dengan dinas kebudayaan untuk merawat jegog yang ada di dinas kebudayaan kabupaten Jembrana, dan juga sering merawat jegog yang di taruh di jepang, yaitu alat musik jegog yang berasal dari sanggar Suar Agung. Pembuatan jegog ini juga sudah mulai terbilang mahal, di karenakan minimnya perkebunan bambu betung di daerah Jembrana, harga sebatang bambu betung seharga Rp. 250.000 perbatangnya, ini juga di akibatkan oleh menurunnya jumlah kelompok atau seka dan sanggar jegog. Adapun susunan struktur formasi alat musik tradisional jegog, sebagai berikut.
Gambar 2.1 Struktur formasi alat musik kesenian jegog Sumber : https://tatabuhan.wordpress.com/ (6 Oktober 2015)
Adapun teknis dalam penyusunan formasi dalam alat musik tradisional jegog sesuai gambar di atas, sebagai berikut. (Dinas Kebudayaan Provinsi 1998:4)
13
a)
Baris depan tiga tungguh dinamakan barangan.
b) Baris tengah tiga tungguh dinamakan kantilan c)
Beris belakang terdapat dua buah pengapit jegog yang disebut undir, dan sebuah alat musik ditengah yang ukurannya paling besar adalah jegog itu sendiri. Adapun versi-versi yang terdapat pada alat musik kesenian jegog, yaitu:
(Dinas Kebudayaan Provinsi 1998:4) a)
Versi Genjor, merupakan versi dengan pertunjukan barung tabuh
b) Versi Suprig, merupakan versi yang di pentaskan dengan penari yang berwujud sebagai dayang-dayang dengan penambahan prtunjukan pencak silat dan akrobatiknya. c)
Versi Jayus, merupakan pementasan jegog dengan drama tari jegog. Dalam versi suprig dan versi jayus ditambah dan dilengkapi dengan dua
buah Gupekan, satu buah rebana, satu buah Gecek dan satu buah Tawa-tawa. Gamelan jegog memiliki delapan daun dengan sistem tonalitas empat nada. Umumnya, musik Bali menggunakan titi laras selendro atau pelog. Namun gamelan Jegog justru berada di tengah-tengahnya. Kalangan seniman Pulau Dewata menyebutnya wilayah titi laras jegog yang memiliki empat nada, yaitu dong, deng, dung, dan ding. Dua nada terakhir seakan melompat jauh. Mereka menyebutnya ngelangkahi gunung. Dari empat nada unik itulah justru muncul harmonisasi dan riuh-rendah tetabuhan yang sangat dinamis. Aryasa (1977:26) juga menyebutkan tentang asal usul laras ini, hal ini harus dihubungkan dengan istilah yang terdapat di masyarakat luas karena adanya sebutan “cubangkirang” atau “tembang-kirang” yaitu untuk menamakan suatu jenis barungan berlaras
salendro.
kata
kirang
sendiri
dimaksudkan sebagai susunan nada yang kurang.
14
berarti
kurang
mungkin
Dong
Dong
Deng
Dung
Deng
Dung
Ding
Ding
Jong
Gambar 2.2 Sistem tonalitas pada alat musik kesenian jegog Sumber : https://tatabuhan.wordpress.com/ (6 Oktober 2015)
2.2
Tinjauan Objek Sejenis Dalam sub bab ini akan dijelaskan objek relevan yang berhubungan dengan
bangunan Pusat Pengembangan Kesenian Jegog. Objek relevan yang di jabarkan berdasarkan fungsi yang telah ditentukan yaitu pusat pengembangan, sanggar dan pelestarian kesenian dan kebudayaan. Penjabaran objek relevan yang menyangkut bangnan Pusat Pengembangan Kesenian Jegog, sebagai berikut.
15
2.2.1 Saung Angklung Udjo
Gambar 2.3 Saung Angklung Udjo Sumber : http://tempatwisatadibandung.info/ (10 Oktober 2015)
Nama Gedung : Saung Angklung Udjo Owner
: Udjo Ngalagena
Lokasi
: Jalan Padasuka No 118.
Fungsi
: Pusat pengembangan Alat Musik Tradisional Angklung
Tahun
: 1966
Saung Angklung Udjo, didirikan oleh budayawan sunda yang bernama Udjo Ngalagena bersama isterinya Uum Sumiati. Memiliki cita-cita memelihara serta mempertahankan alat musik tradisional khas sunda Angklung, serta didedikasikan sebagai salah satu tempat cagar budaya sunda di Jawa Barat. Memiliki sebutan lain Saung Angklung Mang Udjo, tempat wisata di Bandung ini adalah satusatunya tempat yang bisa dikatakan sebagai pioneer sekaligus menjadi pusat kesenian tradisional angklung yang menyajikan atraksi pagelaran memainkan Alat musik tradisional yang terbuat dari bambu beserta dengan proses pembuatannya dalam satu kawasan wisata. Tujuan dari mendirikan saung angklung Udjo ini sebagai pusat pendidikan dan juga penelitian kebudayaan Sunda khususnya Angklung, maka tempat ini mampu menarik minat banyak sekali wisatawan, baik wisatawan domestik apalagi Wisatawan Mancanegara. Hal itu bisa dibuktikan dengan selalu penuh dikunjungi wisatawan pada saung Udjo Bandung setiap kali ada pementasan kesenian musik angklung di tempat ini.
16
Adapun kegiatan pagelaran seni di lokasi ini, yaitu: (a)
Musik Angklung, dimainkan oleh anak-anak didik Saung Angklung Mang Udjo yang berusia masih muda, biasanya di bawah 10 tahun, namun memiliki keterampilan yang sangat luar biasa dan dijamin penonton akan takjub melihatnya.
(b)
Arumba, perpaduan antara musik tradisional khas sunda angklung mengiringi tarian khas sunda, menjadikan sebuah ritme musik yang sangat merdu dan indah.
(c)
Wayang Golek, kesenian asli urang sunda yang terkenal dengan si Cepot dan Dewala ini, akan disuguhkan selama 10-15 menit kepada penonton dengan konsep cerita rakyat yang lucu dan dijamin penonton akan tertawa.
(d)
Helaran, adalah Ritual syukuran tradisi khas budaya sunda.
(e)
Tarian Sunda seperti Jaipongan
Gambar 2.4 Pementasan angklung pada Saung Angklung Udjo Sumber : http://tempatwisatadibandung.info/ (7 Oktober 2015)
Dan yang pertunjukan pagelaran seni di Saung Angklung Udjo yang bisa jadi paling berkesan dan menantang adalah, ketika pengunjung diajak untuk ditantang memegang sekaligus memainkan alat musik tradisonal Angklung secara langsung. Tiap pengunjung diberikan 1 (satu) buah angklung,dan diberikan tugas untuk memainkan satu buah nada yang nantinya akan dimainkan dan dipadukan secara serempak dengan seluruh pengunjung yang telah diberi arahan untuk memainkan nada-nya masing-masing secara bersamaan.
17
Gambar 2.5 Pementasan angklung pada Saung Angklung Udjo Sumber : https://fotografibergerak.wordpress.com/ (7 Oktober 2015)
Dipimpin seorang dirigen yang berdiri di tengah panggung pertunjukan, dan ketika pengunjng lain paham tugasnya masing-masing, maka dijamin pengalaman pengunjung merasakan sensasi menjadi pemain angklung bak suguhan orchestra tradisonal menjadi sesuatu pengalaman yang tidak akan pernah bisa dilupakan.
Gambar 2.6 Layout Saung Angklung Udjo Sumber : http://tempatwisatadibandung.info/ (10 Oktober 2015)
18
Pada denah Saung Angklung Udjo ini di beritahukan bahwa ada beberapa fasilitas yang disediakan oleh pihak pengelola, yaitu: 1.
Pendopo Pertunjukan / Bale Karesmen Pendopo adalah panggung atau tempat pagelaran pertunjukan utama, disini pengunjung bisa menyaksikan pertunjukan para pemain angklung memainkan angklungnya. Dan disini pula pengunjung bisa memainkan angklung secara langsung dan bermain bersama para seniman yang sedang memberikan pertunjukan. Pengunjung akan di berikan arahan oleh dirigen yang berdiri di tengah-tengah panggung pertunjukan. Pada pendopo ini bisa menampung hingga 400 pengunjung dalam sekali pertunjukan.
Gambar 2.7 Suasana di dalam Pendopo Pertunjukan Sumber : http://tempatwisatadibandung.info/ (10 Oktober 2015)
2.
Souvenir Shop Pada Souvenir Shop ini adalah tempat penjualan souvenir-souvenir yang berhubungan dengan angklung, atau menjual angklung dengan berbagai ukuran. Ada juga berbagai kerajinan tangan yang di buat oleh pengerajin yang berada di Saung Angklung Udjo
Gambar 2.8 Suasana di dalam Souvenir Shop Sumber : http://tempatwisatadibandung.info/ (10 Oktober 2015)
19
3.
Guest House Guest house ini merupakan sebuah penginapan yang disewakan untuk pengunjung yang akan bermalam di Saung Angklung Udjo ini.
4.
Warung Hawu Warung Hawu adalah tempat berbelanja minuman ringan atau makanan ringan untuk bekal sambil berjalan-jalan.
5.
Mushola Tempat beribadah bagi umat islam.
6.
Dapur Angklung Dapur angklung merupakan restaurant yang di khususkan untuk pengunjung yang dating untuk berekreasi di Saung Angklung Udjo dan pengunjung yang menginap di Guest House.
7.
Pos Jagabaya Pos Jagabaya adalah pos security, menurut KBBI arti dari jagabaya adalah kepala keamanan desa yang berasal dari bahasa jawa.
8.
Produksi Angklung Produksi angklung adalah tempat pembuatan alat musik tradisional angklung dan souvenir kerajinan tangan yang akan di jual.
Gambar 2.9 Tempat Produksi Angklung Sumber : http://tempatwisatadibandung.info/ (10 Oktober 2015)
9.
Ruang Ganti Seniman Ruang ganti ini biasanya berfungsi sebagai area ganti para pemain angklung dan penari sebelum melakukan pementasan dan setelah melakukan pementasan.
20
10.
Saung Teh Walini Saung Teh Walini adalah fasilitas terbaru yang diberikan oleh Saung Angklung Udjo, pada Walini ini pengunjung bisa menikmati teh khas Jawa Barat dan pengunjung juga bisa menambah wawasan tentang teh yang di ekspor yang di kelola perkebunan teh walini. Pengunjung juga akan disajikan pengetahuan tentang manfaat meminum teh.
Gambar 2.10 Suasana dalam Saung Teh Walini Sumber : http://m.tribunnews.com/ (10 Oktober 2015)
11.
Yayasan Saung Udjo Pada yayasan ini mempunyai fungsi sebagai kantor yang mengurus bagian beasiswaseni yang akan di berikan untuk anak-anak yang kurang mampu namun memiliki bakat, beasiswa ini diutamakn untuk anak-anak yang tinggal disekitar Saung Udjo.
12.
Panggung Taman Belakang Panggung taman belakang ini berfungsi untuk menampilkan pementasan untuk para pengunjung Guest House dan pengunjung VIP. Pertunjukan biasanya dilakukan pada petang hari.
21
Gambar 2.11 Suasana di Panggung Taman Belakang Sumber : http://tempatwisatadibandung.info/ (10 Oktober 2015)
13.
Mushola Tempat beribadah bagi umat islam.
14.
Toilet Toilet ini di khususkan untuk pengunjung.
15.
Office Berfungsi sebagai kantor pengelola.
16.
Ruang Latihan Ruang latihan ini hanya boleh dimasuki oleh pengelola ataupun seniman angklung dibawah binaan Saung Angklung Udjo. Pada Saung Angklung Udjo ini terdapat struktur organisasi pengelola,
sebagai berikut.
22
Gambar 2.12 Struktur Organisasi Saung Angklung Udjo Sumber : http.jbptunikompp-gdl-friskaanja-26366-7-unikom.pdf (11 oktober 2015)
2.2.2 Jegog Suar Agung
Gambar 2.13 Layout Yayasan Jegog Suar Agung Sumber : Suar Agung (11 oktober 2015)
Nama Gedung : Yayasan Jegog Suar Agung Owner
: I Ketut Suwentra
23
Lokasi
: Desa Sangkaragung
Fungsi
: Pusat Pegelaran dan Pembelajaran Kesenian Jegog
Tahun
: 1971
Gamelan bambu jegog pertama kali muncul pada tahun 1912, di barat Bali. Dari Desa Negara lalu menyebar ke seluruh Kabupaten Jembrana sebagai hiburan populer bagi warga desa terutama pertanian, yang kemudian diadopsi untuk menandai festival panen, perayaan, dan upacara keagamaan. Pada tahun 1940 pertunjukan jegog dilarang oleh penguasa Belanda yang berada di Bali, Belanda mewaspadai pertunjukan bambu dan khawatir bahwa tabung bambu dapat digunakan sebagai senjata pemberontakan terhadap mereka. Dengan kejadian itu jegog meredup selama 30 tahun sampai budaya jegog dihidupkan kembali di tahun 70-an dan penuh semangat dipromosikan oleh Pak Suwentra, dengan mendirikan Jegog Suar Agung Jegog Suar Agung didirikan pada tahun 1971 oleh dua bersaudara yang menjadi pemimpin saat ini, yaitu I Ketut Suwentra, dan Nyoman Jayus di desa Sangkaragung di Kabupaten Jembrana dari Bali barat. Yayasan Suar Agung, atau Suar Agung Foundation, bertujuan untuk mempromosikan musik Bali dan pertunjukan tari. Jegog Suar Agung adalah tempat wisata kesenian jegog yang paling terkenal untuk musik Jegog, sebuah gaya yang unik dari musik gamelan yang dimainkan pada instrumen bambu raksasa.
Gambar 2.14 Pendiri Suar Agung, Ketut Suwentra Sumber : Suar Agung (11 oktober 2015)
Menurut Suwentra atau yang lebih dikenal dengan Pekak Jegog , pada pasca kemerdekaan kebangkitan jegog telah memikat penonton di seluruh dunia dengan
24
musikalitas mempesona dan teknik gamelan sangat unik. Suar Agung pertama kali mengunjungi Jepang pada tahun 1975 dan telah melakukan tur disana setiap tahun sejak tahun 1984. Tokyo pernah menjadi tuan rumah untuk sebuah konser kolaborasi antara Suar Agung dan Senegal Doudou Ndiaye Rose yang dikenal di dunia pada tahun 1995. Suar Agung juga sudah melakukan pertunjukan di Eropa, seperti di Perancis, Swiss dan Jerman, termasuk pembukaan Piala Dunia antara Prancis dan Brazil pada tahun 1998.
Gambar 2.15 Pementasan Jegog oleh Jegog Suar Agung Sumber : Suar Agung (11 oktober 2015)
Suwentra mengatakan pada tahun 2006 diakui oleh Pemerintah Indonesia dengan penghargaan Kontribusi Budaya. Sebagai imbalannya, I Ketut Suwentra mengakui banyak warga desa yang telah bekerja dengan dia untuk memelihara jegog. Suar Agung melakukan pementasan yang di lakukan setiap kamis dan minggu, pementasannya dilakukan di Sanggar Suar Agung yang terletak di Desa Sangkaragung, Kabupaten Jembrana. Pementasan ini dilakukan oleh dua puluh delapan seniman jegog dan penari. Pementasan ini juga biasa disebut Konser Terbuka, dimana pengunjung mendapatkan kesempatan untuk melihat dan mendengarkan instrumen bambu terbesar didunia, yaitu jegog. Pengunjung yang menonton pertunjukan ini juga akan diajak mencoba memainkan alat musik Jegog di panggung yang telah disediakan.
25
Gambar 2.16 Pengunjung mencoba bermain Jegog Sumber : Suar Agung (11 oktober 2015)
2.2.3 Taman Nusa
Gambar 2.17 Taman Nusa Sumber : http://www.taman-nusa.com/ (12 oktober 2015)
Nama Tempat
: Taman Nusa
Lokasi
: Jalan Taman Bali – Banjarangkan, Banjar Blahpane Kelod, Desa Sidan, Gianyar, Bali
Fungsi
: Pusat pelestarian kebudayaan dan rekreasi
Tahun
: 2013
Taman Nusa merupakan taman wisata budaya yang memberikan pengetahuan menyeluruh tentang budaya dari berbagai etnis Indonesia dalam suasana alam pulau Bali. Taman Nusa memiliki tujuan untuk menjadikan taman budaya sebagai sarana pelestarian dan rekreasi bagi para pengunjung baik lokal
26
maupun mancanegara agar pengunjung lebih memahami budaya Indonesia dengan cara yang menarik dan interaktif. Taman Nusa lebih menunjukkan arah perkembangan tradisi arsitektur budaya daerah yang ada di Indonesia. Adapun macam-macam arsitektur yang di tampilkan, misalnya seperti masa Hindu dan Buddha ditandai candi, bangunan batu yang dibuat di atas ruang bawah tanah dengan atap menyerupa piramida yang penuh ragam hias. Arsitektur Islam yang ditandai lambang-lambang Islami. Orang Belanda memadukan unsur arsitektur nusantara dengan arsitektur Belanda sehingga tercipta arsitektur kolonial yang dikenal sebagai Gaya Hindia. Pada Taman Nusa, pengunjung dapat berjalan kaki berkeliling menikmati panorama berkembangnya budaya bangsa Indonesia. Diawali dari jaman atau masa prasejarah yang memiliki ciri khas primitif, lalu melintasi masa perunggu, setelah itu menuju pada masa kerajaan yang ditandai dengan replika Candi Borobudur.
Gambar 2.18 Replika Candi Borobudur Pada Taman Nusa Sumber : http://www.taman-nusa.com/ (12 oktober 2015)
Setelah melintasi masa kerajaan, maka suasana akan berubah menjadi kawasan kampung budaya yang memiliki keanekaragaman budaya dari beragam kelompok etnis di Indonesia. Dimana nantinya dapat dirasakansuasana kehidupan di berbagai daerah, dan disana akan ditampilkan juga verbagai keterampilan serta pertunjukan seni tradisional dari berbagai daerah. Taman Nusa memiliki luas lahan kurang lebih 15 hektar.
27
Pada Taman Nusa terdapat juga masa Indonesia Merdeka, yang ditandai dengan figure dari bapak proklamtor Soekarno dan Hatta, dengan latar bagian belakang adalah teks proklamsi kemerdekaan Indonesia. Setelah masa Indonesia Merdeka, terdapat pula kawasan Indonesia masa kini yang ditandai dengan pembangunan sosial ekonomi melalui diorama miniature kereta api dalam suasana kota dan alam di Indonesia. Adapun gambaran masteplan dari Taman Nusa beserta fasilitas yang diberikan sebagai berikut.
Gambar 2.19 Masterplan Taman Nusa Sumber : http://www.taman-nusa.com/ (12 oktober 2015)
Taman Nusa memiliki beberapa fasilitas utama yang bisa dinikmati dengan cara menjelajah, yaitu: 1.
Masa Prasejarah Pada masa ini pengunjung akan disajikan panoramaciri khas primitive.
2.
Masa Perunggu Tata ruang yang disajikan sesaui pada keadaan dijaman perunggu.
28
3.
Masa Kerajaan Pada masa ini ditandai dengan adanya replika Candi Borobudur yang dibangun pada Dinasti Saylendra
4.
Kawasan Kampung Budaya Kawasan ini memiliki lebih dari 60 rumah tradisional, yang sebagian diantaranya sudah berumur hingga ratusan tahun. Pada kawasan ini pengunjung akan mendapatkan kesempatan mengenal berbagai etnis, budaya dan kerajinan serta kesenian yang ada di Indonesia.
Gambar 2.20 Berbagai macam Rumah Adat dari berbagai macam daerah Sumber : http://www.taman-nusa.com/ (12 oktober 2015)
5.
Masa Indonesia Awal Terdapat patung Mahapatih Gajah Mada, Candi Trowulan dan Gapura Sumpah Pemuda.
6.
Masa Indonesia Merdeka Terdapat patung Proklamator Bapak Soekarno dan Bung Hatta serta teks Proklamasi Indonesia Merdeka.
7.
Indonesia Masa Kini Indonesia masa kini ditampilkan dengan diorama miniatur kereta api dengan skala 1:87, di area seluas 200m2 dengan panorama alam dan kota yang berada di Indonesia. Miniatur ini dilengkapi dengan lebih dari 50 lokomotif
29
serta 300 gerbong barang dan gerbong penumpang yang dikendalikan menggunakan komputer. 8.
Harapan Indonesia Masa Depan Di wilayah bertema modern ini terdapat perpustakaan dan tiga museum yang menampilkan warisan budaya Indonesia, seperti: wayang, batik, tenunan dan sulaman.
Gambar 2.21 Museum Taman Nusa Sumber : http://www.taman-nusa.com/ (12 oktober 2015)
Pada Taman Nusa juga memiliki berbagai macam fasilitas pendukung, yaitu: 1.
Auditorium Bima Theater, sebagai tempat pementasan kesenian tradisional dari berbagai daerah yang ada di indonesia
Gambar 2.22 Bima Theater Sumber : http://www.taman-nusa.com/ (12 oktober 2015)
2.
Ruang Pameran, Ruang pameran ini bersifat komersil dikarenakan berfungsi jika ada pihak yang menyewa.
3.
Toko Souvenir, menjual berbagai souvenir yang berhubungan dengan taman nusa 30
4.
Restaurant Dapur Nusa, restaurant ini menyajikan masakan khas Nusantara.
Gambar 2.23 Restaurant Dapur Nusa Sumber : http://www.taman-nusa.com/ (12 oktober 2015)
5.
Restaurant Royal Sidan, Restaurant ini menyajikan masakan Internasional.
Gambar 2.24 Restaurant Royal Sidan Sumber : http://www.taman-nusa.com/ (12 oktober 2015)
6.
Sanggar, sebagai tempat pelestarian dan pembelajaran kebudayaan tradisional seperti seni karawitan dan tari-tarian.
2.3
Spesifikasi Umum Pusat Pengembangan Kesenian Jegog Dalam Spesifikasi Umum Proyek ini akan membahas tentang definisi,
fungsi, tujuan, sistem pengelolaan, fasilitas dan lokasi dari Pusat Pengembangan Kesenian Jegog. 2.3.1 Pengertian Pusat
Pengembangan
Kesenian
Jegog
merupakan
wadah
untuk
mempromosikan, melestarikan dan pewarisan sebuah kesenian tradisional khas daerah Jembrana, yaitu jegog yang berorientasi pada kebutuhan dan keperluan
31
sarana pementasan, pembuatan, pameran, pendidikan atau edukasi dan pencetakan seniman-seniman muda yang berbakat, sehingga nantinya kesenian jegog ini lebih di kenal di kancah nasional maupun internasional dan tidak punah dimakan jaman. 2.3.2 Fungsi dan Tujuan Fungsi dari Pusat Pengembangan Kesenian Jegog ini adalah sebagai pusat pegelaran, pembelajaran dan pembuatan jegog itu sendiri, sehingga nantinya jegog akan menjadi kebudayaan yang di kenal banyak orang, dan bisa di lestarikan oleh generasi-generasi penerus. Tujuan dari Pusat Pengembangan Kesenian Jegog adalah mewujudkan sebuah wadah pelestarian dan pengembangan khusus yang bisa memberikan edukasi tentang kebudayaan jegog dan informasi pengenalan jegog kepada orang banyak. 2.3.3 Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan dalam pusat pengembangan ini secara umum dapat dikelompokan menjadi 3, yaitu: a.
Pengunjung, terdiri dari pengunjung umum, yaitu pengunjung yang sekedar berekreasi dan ingin tahu cara memainkan jegog. Dan pengunjung khusus, yaitu pengunjung yang memiliki tujuan untuk melakukan penelitian dan mempelajari jegog secara mendalam atau serius. 2 jenis pengunjung ini termasuk wisatawan lokal maupun internasional.
b.
Pengelola, yaitu yang mengelola dan mengkordinir Pusat Pengembangan Kesenian Jegog ini. Pengelola disini lebih banyak diambil dari penduduk atau masyarakat setempat. Struktur organisasi pengelolaan ini nantinya di sesuaikan dengan klasifikasi pusat pengembangan. Pengelola ini juga sudah termasuk guru atau seniman yang mengajar di sanggar yang sudah ada di dalam pusat pengembangan.
c.
Masyarakat atau penduduk lokal, yaitu masyarakat di sekitar lokasi pusat pengembangan.
2.3.4 Pengelolaan dan Fasilitas Pengelolaan pusat pengembangan ini nantinya diserahkan kepada pihak swasta dengan adanya dukungan pemerintah daerah yaitu dinas kebudayaan dan
32
pariwisata Kabupaten Jembrana, dan yang terpenting dengan dukungan dari masyarakat lokal yaitu masyarakat. Adapun susunan pengelolaan sebagai berikut: 1.
Pemerintah pusat maupun pemerintah Kabupaten Jembrana
2.
Kepala Pusat Pengembangan
3.
Bagian Administrasi (a) Administrasi Umum (b) Administrasi Keuangan (c) Urusan Kepegawaian
4.
Bagian fungsional. Adapun fasilitas-fasilitas yang terdapat pada Pusat Pengembangan Kesenian
Jegog secara umum, yaitu: A.
B.
Fasilitas Utama 1.
Sanggar
2.
Panggung pertunjukan
3.
Kantor pengelola
4.
Toko Souvenir
5.
Tempat Pembuatan Jegog
6.
Restaurant
Fasilitas Pendukung 1.
Ruang Administrasi
2.
Ruang Penyimpanan
3.
Gudang
4.
Toilet
5.
Area ruang luar
6.
Temat Parkir
7.
Tempat Suci
2.3.5 Prinsip Umum Prinsip umum penetapan lokasi diberikan persyaratan yang harus terpenuhi, yakni tapak harus memiliki akses yang jelas, mudah dikenal, mudah dicapai, memiliki jaringan utilitas yang sangat memadai, daerah yang landai, jauh dari wilayah pabrik, dan yang paling penting berada dekat dari pusat kota dan pusatpusat kesenian.
33