Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir
BAB
II PEMAHAMAN TERHADAP PUSAT PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN BUDAYA Pada bab ini membahas tentang pemahaman pustaka/teori mulai dari pengertian pelestarian, pengertian pengembangan, pengertian budaya, pemahaman bangunan sejenis dan spesifikasi umum proyek.
2.1
Pemahaman Pustaka/Teori
2.1.1 Pengertian Pelestarian Beberapa pengertian tentang pelestarian yaitu : a) Pelestarian adalah menjaga hasil budaya ciptaan manusia atau alam yang memiliki nilai estetis ataupun sejarah sehingga dapat bertahan dalam perkembangan jaman. b) Pelestarian adalah upaya dinamis untuk mempertahankam keberadaan budaya dan nilainya dengan cara melindungi, mengembangkan dan memanfaatkannya. (UU no 11 tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya) c) Pelestarian adalah upaya untuk menjaga dan memelihara budaya serta nilai– nilai etika, moral dan merupakan inti budaya, agar keberadaannya tetap terjaga.
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bali di Denpasar
7
Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir
d) Pelestarian adalah mencakup semua aspek usaha melestarikan bahan pustaka, keuangan, ketenagaan, metode dan teknik serta penyimpanan koleksi. Usaha – usaha yang dapat dilakukan dalam pelestarian suatu budaya adalah sebagai berikut : a) Dalam dunia pendidikan formal memberikan suatu mata pelajaran atau mata kuliah umum tentang perkembangan budaya di Indonesia yang diberikan secara langsung oleh tokoh – tokoh atau pakar budaya. b) Kegiatan dalam masyarakat dengan terlibat langsung dalam kegiatan budaya melalui kelompok kesenian atau sanggar. c) Dokumentasi dan publikasi terhadap hasil seni budaya sehingga dapat tersebar luas dan dikenal oleh masyarakat luas. (Yoeti, Oka A. 1985. Melestarikan Seni Budaya Tradisional Yang Nyaris Punah:bacaan popular
untuk
perguruan
tinggi.
Universitas
Michigan:Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan)
2.1.2 Pengertian Pengembangan Beberapa pengertian tentang pengembangan yaitu : a) Pengembangan adalah peningkatan potensi nilai, informasi, dan promosi cagar budaya serta pemanfaatannya melalui penelitian, revitalisasi, dan adaptasi secara berkelanjutan serta tidak bertentangan dengan tujuan pelestarian. (UU no 11 tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya) b) Pengembangan adalah menyebarluaskan penemuan dibidang seni budaya kepada masyarakat untuk lebih dikenal dan menimbulkan rasa memiliki sehingga kelangsungan hidup seni budaya dapat mengakar dalam kehidupan masyarakat pendukungnya. (Sartini, Ni Made, Revitalisasi Sasana Budaya di Tabanan, Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir (Teknik Arsitektur Univ. Udayana: 2002), hal. 22) c) Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bali di Denpasar
8
Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir
terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002, Tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi).
2.1.3 Pengertian Kebudayaan Menurut Williams (1981,1983), kata culture (kebudayaan) pertama kali muncul sebagai kara benda, yaitu cultivation (pembudidayaan), yang berkaitan dengan proses pertumbuhan tanaman pangan. Pada abad ke -19 muncul yang lebih antropologis yang memandang kebudayaan sebagai “keseluruhan cara hidup yang khas” dengan penekanan pada “pengalaman sehari-hari”. Berikut pengertian kebudayaan, yaitu: a)
Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban, mengandung pengertian yang luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral hokum, adat-istiadat (kebiasaan), dan pembawaan yang diperoleh dari anggota masyarakat. (Sulaeman, Munandar. Ilmu Budaya Dasar: Eresko Bandung, Hal 10)
b) Menurut Koentjaningrat (1980), kata kebudayaan berasal dari kata Sanskerta budhayah, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan “hal-hal yang bersangkutan dengan akal”. Sedangkan “budaya” merupakan perkembangan majemuk dari “budi daya” yang berarti “ daya dari budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, dengan “kebudayaan” yang berarti hasil dari cipta, karsa dan rasa. (Sulaeman, Munandar. Ilmu Budaya Dasar: Eresko Bandung, Hal 12) c)
Menurut Koentjaraningrat budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar. (Sulaeman, Munandar. Ilmu Budaya Dasar: Eresko Bandung, Hal 12)
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bali di Denpasar
9
Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir
A.
Perwujudan Kebudayaan Koentjaningrat mengemukakan bahwa kebudayaan dapat digolongkan menjadi dua wujud, yaitu : 1) Wujud pertama dari kebudayaan adalah wujud sistem budaya yang bersifat abstrak, tidak dapat dilihat, difoto, difilmkan yang disebut juga adat tata laksana yang mengatur, mengendalikan dan mengarahkan kelakuan dan perbutan manusia. 2) Wujud kedua dari kebudayaan disebut dengan kebudayaan fisik yang merupakan keseluruhan hasil fisik dari aktifitas manusia dalam masyarakat.
B.
Sifat-Sifat Kebudayaan Sifat hakiki dari kebudayaan yaitu : 1) Budaya terwujud dan tersalurkan dari prilaku manusia 2) Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu denerasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan. 3) Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya. 4) Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diizinkan. (Setiadi, Elly M., dkk.2007.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Hal 33)
C.
Unsur-Unsur Kebudayaan 1) Bahasa 2) Pengetahuan 3) Teknologi 4) Organisasi Sosial 5) Mata Pencaharian 6) Religi 7) Kesenian
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bali di Denpasar
10
Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir
Berdasarkan dari uraian tentang kebudayaan tersebut maka dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu : a) Kebudayaan adalah pengalaman dalam hidup sehari-hari : berbagai teks, praktek, dan makna semua orang dalam menjalani hidup mereka. b) Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks dari hal-hal yang dilakukan dan dihasilkan oleh manusia, sehingga kebudayaann meliput : 1) Kebudayaan bukan materiil (non material), yaitu semua kebudayaan yang meliputi hal-hal yang tidak dapat dilihat/diamati dan diraba. 2) Kebudayaan materiil, yaitu kebudayaan yang meliputi semua benda-benda ciptaan manusia, benda-benda peralatan dan perlengkapan hidup. c) Kebudayaan itu hanya mungkin didapat dengan pelajaran (dipelajari) bukan diwariskan secara biologis. Jadi, semua hal yang dilakukan manusia harus diperoleh dengan belajar dari orang lain. d) Kebudayaan itu diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa masyarakat sulitlah bagi manusia untuk membentuk kebudayaan, sebaliknya tanpa kebudayaan tidaklah mungkin bagi masyarakat dan individu dapat bertahan hidup.
2.2
Pemahaman Proyek Sejenis
2.2.1 Indian Cultural Centre, Bali (Embassy of India, Jakarta) A.
Sejarah Indian Cultural Centre Indian Cultural Centre berlokasi di Jl. Raya Puputan No. 42-44 Denpasar Bali.
Jl. Raya Puputan-Renon
U
Monumen Perjuangan Rakyat Bali
Indian Cultural Centre Bali. Jl. Raya Puputan No. 42-44 Denpasar Bali Gambar 2.1 Peta Lokasi Indian Cultural Centre Bali Sumber : Pengamatan Lapangan, Thn. 2011
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bali di Denpasar
11
Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir
Indian Cultural Centre (Pusat Kebudayaan India) diresmikan pada tanggal 26 Oktober 2004 oleh Dewa Beratha selaku Gubernur Bali dan Duta Besar India untuk Indonesia Hemant Khrishan Singh. Pusat Kebudayaan ini berada di bawah pengawasan penuh dari Kebudayaan India Jawaharlal Nehru, Jakarta (Jawaharlal Nehru Indian Culture Centre/JNICC) dan Kedutaan Besar India di Jakarta.
B.
Tujuan Indian Cultural Centre Adapun tujuan dari Indian Cultural Centre yaitu : 1) Mempromosikan kebudayaan India secara umum untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan kebudayaan antara India dan Indonesia. 2) Menyebarkan informasi mengenai seni, budaya dan pendidikan India di Bali dan provinsi sekitarnya. 3) Membantu perkembangan hubungan yang lebih erat antara India di Bali dan Indonesia dengan secara khusus merujuk pada hubungan sejarah budaya antara India dan Bali melalui sejumlah pertukaran budaya yang mencakup pengadaan seminar, konferensi, program beasiswa, pertukaran kelompok pertunjukan buday dan tokoh-tokoh penting di bidang seni, pendidikan dan kebudayaan.
C.
Kegiatan Indian Cultural Centre Adapun kegiatan dari Indian Cultural Centre yaitu : 1) Sejak awal berdirinya Indian Cultural Centre telah membuka kelas tari Bharat Natyam (bentuk tari klasik India) dan yoga. 2) Indian Cultural Centre telah aktif berinteraksi dengan institusi-institusi buday dan pendidikan serta sekolah-sekolah yang ada di Bali. 3) Indian Cultural Centre menawarkan kegiatan yang melibatkan narasumber dari kalangan sendiri seperti dalam pertunjukan music dan tari, film tentang seni India, pendidikan, kebudayaan, serta workshop-workshop dan ceramah,
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bali di Denpasar
12
Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir
demikian juga halnya dengan penampilan kelas tari dari yoga di pusat kebudayaan ini. 4) Indian Cultural Centre saat ini memiliki dua orang staff pengajar yang member pelatihan bentuk seni tari Bharata Natyam dan Yoga. 5) Para tenaga pengajar di pusat kebudayaan ini turut berpartisipasi dalam berbagai event budaya dan pemeberian ceramah (workshop). 6) Indian Cultural Centre memiliki perpustakaan dengan koleksi yang cukup lengkap sebagai jendela sejarah budaya India dan sumber informasi yang berguna tentang India.
D.
Kursus-Kursus Yang Ditawarkan 1) Bharata Natyam Bharata Natyam bermula di India, asalnya dari sebuah tradisi dari tari kuil. Ciri-cirinya ditandai dengan gerakan-gerakan simetris dan tegas pada postur dasar setengah duduk dipadu dengan gerak tangan yang tepat : hastamudras. Bentuk seni ini juga merupakan media untuk menggambarkan emosi dan cerita epik seperti Ramayana dan Mahabrata. 2) Yoga Yoga berarti “penyatuan”, penyatuan raga, pikiran dan jiwa. Yoga merupakan warisan kuno budaya India dan salah satu sistem yang paling hebat dalam mengekspresikan diri. Yoga adalah ilmu terapan dari kombinasi fisik, mental dan perkembangan jiwa melalui berbagai teknik.
E.
Fasilitas Indian Cultural Centre Fasilitas yang terdapat di Indian Culture Centre yaitu : KETERANGAN 1. Merajan/Tempat Suci 2. Pos Satpam 3. Kanopi 4. Lobby 5. Ruang Tunggu 6. Ruang Tamu 7. Toilet 8. Receptionist
9. Ruang Latihan Tari 10. Kantor 11. Parkir 12. Ruang Latihan Yoga 13. Gudang 14. Perpustakaan 15. Penugun Karang
Gambar 2.2 Zoning Ruang Indian Cultural Centre, Bali Sumber : Pengamatan Lapangan, Thn. 2011
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bali di Denpasar
13
Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir
F.
Jadwal Kegiatan Tari Bharata Natyam Dan Yoga 1) Beginner/pemula : 3 bulan (seminggu 2 kali pertemuan selama 1 jam). 2) Intermediate/menengah : 6 bulan (seminggu 2 kali pertemuan selama 1 jam) 3) Advance/akhir : 1 tahun (seminggu 2 kali pertemuan selama 1 jam)
Gambar 2.3 Ruang Latihan Tari Indian Cultural Centre, Bali Sumber : Pengamatan Lapangan, Thn. 2011
Gambar 2.4 Ruang Latihan Yoga Indian Cultural Centre Sumber : Pengamatan Lapangan, Thn. 2011
Gambar 2.5 Perpustakaan Indian Cultural Centre Sumber : Pengamatan Lapangan, Thn. 2011
2.2.2 The Japan Foundation, Jakarta A.
Sejarah The Japan Foundation The Japan Foundation didirikan pada tahun 1972 sebagai sebuah badan hukum yang bertujuan untuk mempromosikan kegiatan pertukaran kebudayaan antara Jepang dengan negara-negara lain di dunia. Sebagai upaya untuk memperluas jangkauan kegiatannya, tahun 1979 didirikan Pusat Kebuadayaan Jepang di Jakarta. Pada tahun 1990, jangkauan kegiatan The Japan Foundation semakin meluas sekaligus meningkat, baik secara kuantitas maupun kualitas. The Japan Foundation mulai mengirimi dan mengundang para perupa, baik seni lukis seni grafis, ataupun seni instalasi. Kemudian pada tahun 1995, grafik kegiatan dalam bidang pertukaran intelektual meningkat tajam.
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bali di Denpasar
14
Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir
Summitmas I Lt. 3, Jl. Jend. Sudirman Kav. 61-62 Jakarta 12190, Telp. 021-5201266, Fax.021-525 1750, http ://www.jpf.or.id/
Gambar 2.6 Peta Lokasi Japan Foundation, Jakarta Sumber : http://www.jpf.or.id/tentang-kami/bahasa-indonesia.
Sejak 1 oktober 2003 The Japan Foundation secara resmi menjadi lembaga administratif independen dan menggunakan nama The Japan Foundation, Jakarta. Program-program pokok yang dijalankan tetap mengacu pada tujuan awal pendirian lembaga ini yaitu menjalin pengertian antar bangsa. Di Indonesia program-program pertukaran yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan Indonesia, bekerjasama dengan lembaga pemerintah, organisasi kebudayaan, lembaga pendidikan, LSM (lembaga swadaya masyarakat), dan individu terkait lainnya. Dengan adanya perubahan struktur organisasi The Japan Foundation, garis besar program yang dijalankan adalah : seni dan budaya, bahasa Jepang, studi Jepang dan pertukaran intelektual, dan program The Japan Foundation, Jakarta. (http://www.jpf.or.id/tentang-kami/bahasaindonesia. Akses 22 Oktober 2011, 11:46 Wita)
B.
Fasilitas The Japan Foundation Untuk mendukung kegiatan-kegiatannya, kantor The Japan Foundation Jakarta memiliki sejumlah fasilitas seperti : 1) Perpustakaan. 2) Bunkabihin (benda-benda kebudayaan, seperti yukata, papan logo, dan lainlain.
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bali di Denpasar
15
Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir
3) Serta sejumlah ruangan seperti Aula dan Galeri Mini di lantai 2, yang dapat digunakan untuk kegiatan pameran, pementasan, seminar dan lain-lain.
C.
Kegiatan The Japan Foundation Kegiatan The Japan Foundation akan dipusatkan pada empat area kegiatan, yaitu : 1) Pertukaran Kebudayaan Berupa pemberian bantuan dana terhadap penyelenggaraan pameran, pementasan, peminjaman ruang, peminjaman alat, dan lain-lain. 2) Pendidikan Bahasa Jepang The Japan Foundation juga membuka kursus bahasa Jepang untuk level menengah keatas. Kegiatan dalam bidang bahasa juga dilakukan melalui penyusunan dan penerbitan buku pengajaran bahasa Jepang. 3) Pertukaran intelektual dan pengembangan studi Jepang Program pengembangan studi Jepang dan pertukaran intelektual, umumnya diberikan dalam bentuk pendanaan kegiatan untuk penelitian, pengadaan acara seminar, diskusi atau lokakarya, dalam bidang ilmu sosial dan humaniora. 4) Pengoleksian dan penyediaan informasi yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan pertukaran internasional.
D.
Sumber Pendanaan The Japan Foundation Sebelumnya, sumber dana utama untuk kegiatan The Japan Foundation adalah dari pemerintah Jepang. Namun, setelah perubahan struktural tersebut, porsi dana dari pemerintah mulai dikurangi. Saat ini, pendanaan untuk aktivitas The Japan Foundation sebagian besar berasal dari dana abadi The Japan Foundation, sumbangan dan subsidi tahunan pemerintah, serta sumbangan dari sektor swata dan pribadi. Dengan cara ini, The Japan Foundation akan dapat lebih memastikan kemandirian dalam melaksanakan kegiatannya.
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bali di Denpasar
16
Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir
Auditor
President
Wakil President Eksekutif
Wakil President Adminsitratif
Dept. urusan umum
- Div. Bagian umum - Div. Personalia - Div. Perencanaan & Evaluasi
Dept. Perencanaan keuangan & akuntansi
- Div. Perencanaan keuangan - Div. Administrasi keuangan - Div. akuntansi
Dept. Perencanaan Kebijakan Luar Negeri
- Div. Perhubangan Luar Negeri - Div. coordinator program Luar Negeri
Kelompok Seni & Budaya
Dept. Urusan Budaya : - Div. Urusan Budaya - Div. Pemimpin Komunitas & Pertukaran Pemuda - Div. Pengembangan Proyek & Peresekutuan Dept. Seni: - Div. Seni Rupa - Div. Seni Pertunjukan - Div. Film, TV, & Publikasi
Kelompok Bahasa Jepang
Dept. Bahasa Jepang : - Div. Perencanaan & koordinasi - Div. Pengiriman dan bantuan Lembaga Bahasa Jepang : - Div. Pelatihan dan pendidikan - Div. Sumber Pengajaran
Kelompok Pertukaran Pelajaran & Intelektual Jepang
Dep. Pertukaran pelajaran & intelektual jepang : - Div. koordinator umum & Amerika - Div. Asia & Oceania - Div. Eropa, Timur tengah, dan Afrika
Kantor Cabang Luar negeri
Pusat Persekutuan Global : - Div. Pertukaran intelektual - Div. Pertukaran Grassroots
Diagram 2.1. Struktur Organisasi Japan Foundation, Jakarta Sumber : http://www.jpf.or.id/tentang-kami/bahasa-indonesia.
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bali di Denpasar
17
Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir
2.2.3 Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar A.
Sejarah Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar adalah sebuah lembaga pendidikan kesenian di bawah pembinaan Direkturat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. ISI Denpasar merupakan penggabungan dari dua lembaga pendidikan tinggi seni yang ada di Denpasar yaitu Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar dan Program Studi Seni Rupa dan Desain (PSSRD) Universitas Udayana. ISI Denpasar didirikan berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia NO: 33 Tahun 2003, tertanggal 26 Mei 2003. Peresmian ISI Denpasar dilakukan oleh Mentri Pendidikan Nasional R.I. Prof. Drs. Abdul Malik Fadjar tanggal 28 Juli 2003.
U Taman Budaya “Art Center”
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Jalan Nusa Indah, Wilayah Desa Sumerta Kelod, Kecamatan Denpasar Timur Gambar 2.7 Peta Lokasi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Sumber : Pengamatan Lapangan, Thn. 2011
Tujuan Pendidikan yang ingin dicapai adalah untuk menghasilkan tenaga akademis dan profesional dalam bidang seni serta mampu menangani masalahmasalah seni yang sifatnya umum secara mandiri dan secara rinci sehingga para lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mampu : 1) Memahami dasar-dasar ilmiah dan pengetahuan seni untuk menunjang keahlian di bidang studi masing-masing.
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bali di Denpasar
18
Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir
2) Menguasai pengetahuan dan ketrampilan serta mampu menghayati nilai-nilai dasar seni untuk mencapai profesionalisme dalam bidang studinya. 3) Mampu
menerapkan
dasar-dasar
ilmiah
dalam
bidang
seni
dan
mengungkapkannya dalam bidang karya seni dan karya tulis. 4) Mampu melaksanakan penelitian seni.
B.
Visi, Misi dan Tujuan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Visi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar adalah sebagai pusat unggulan dalam bidang penciptaan, pengkajian dan informasi kesenian yang bersumber dari pada nilai budaya luhur. Secara substansial pengejawantahan visi tersebut mengacu kepada terciptanya keunggulan dengan memanfaatkan sumberdaya dan potensi yang dimiliki untuk dapat menghasilkan kelulusan yang bermoral, cakap, kreatif, berwawasan ke depan serta memiliki kemampuan mandiri. Dengan demikian lulusannya diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pasar kerja yang ada baik pada tingkat lokal, nasional, maupun global. Untuk merealisasi visi tersebut di atas diperlukan perencanaan dan penataan serta optimalisasi pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki. Dengan memperhatikan visi yang telah ditetapkan dalam proses mengantarkan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dari keberadaan saat ini pada visinya, misi itu dirumuskan sebagai berikut : 1) Menyelenggarakan
pendidikan
dan
penelitian
yang
mendukung
pembangunan nasional. 2) Menyelengarakan pengabdian kepada masyarakat yang selaras dengan tujuan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. 3) Membina kehidupan akademik yang sehat, serta mengembangkan temuan ilmu pengetahuan, teknologi dan karya cipta seni, dengan mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya yang tersedia. Untuk dapat dilaksanakan visi dan misi dijabarkan kedalam suatu tujuan pengembangan yang sekaligus merupakan pernyataan sasaran antara yang ingin dicapai dalam tahapan perencanaan strategis. Tujuan pengembangan menjadi landasan kokoh dalam upaya pencapaian visi dan misi.
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bali di Denpasar
19
Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir
Tujuan itu adalah : 1) Peningkatan kualitas dan kuantitas sumberdaya yang dimiliki untuk menyelenggarakan
pendidikan,
penelitian,
dan
pengabdian
kepada
masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. 2) Penciptaan suasana akademik yang kondusif bagi pembinaan pelestarian dan pengembangan seni budaya nusantara dengan prinsip otonomi yang lebih luas untuk penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi. 3) Peningkatan partisipasi seluruh komponen masyarakat akademik untuk memupuk rasa memiliki, menyamakan visi dilandasi kesehatan organisasi dan manajemen intern.
C.
Fasilitas Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Fasilitas yang terdapat pada Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar yaitu : Arena pertunjukan outdoor Nretya Mandala
Gedung pertunjukan indoor Candra Metu
Gedung Seni Rupa dan desain Gedung pertunjukan indoor Natya Mandala
Wantilan umum sebagai tempat latihan
Ruang kelas Studio tari Ketut Reneng Gambar 2.8 Kelompok Fasilitas Institut seni Indonesia (ISI) Denpasar Sumber : www.isidenpasar.ac.id.
1)
Gedung Seni Pertunjukan Jurusan Seni Tari Fasilitas-fasilitas yang dimiliki adalah dua buah ruang kelas ruang kelas ini berfungsi sebagai tempat pembelajaran teori, memiliki luas 64 m2 pada tiap kelasnya, memiliki fasilitas berupa: 30 kursi, 1 buah meja, 1 papan tulis, proyektor, 20 meja rias, dan toilet yang terletak di luar ruangan.
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bali di Denpasar
20
Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir
Gambar 2.9 Ruang Kuliah Jurusan Tari Institut Seni Indonesia ISI Denpasar Sumber : Pengamatan Lapangan, Thn. 2011
2)
Panggung Pagelaran Terbuka “Nretya Mandala” Panggung ini dipergunakan sebagai tempat gladi ataupun pergelaran kesenian dari para mahasiswa. Memiliki 1 buah stage yang berbentuk persegi lengkap dengan fasilitas tempat gamelan di kiri dan kanannya, 1 buah gudang, 1 buah ruang kontrol lampu, dan tribun penonton berkapasitas 700 orang dengan pengunjung rata-rata 200 orang dengan jumlah pengunjung tertinggi 420 orang.
Gambar 2.10 Panggung Terbuka Nretya Mandala Sumber : Pengamatan Lapangan, Thn. 2011
3)
Gedung pagelaran tertutup “Candra Metu dan Natya Mandala” Gedung Candra Metu berbentuk segi enam, merupakan tempat untuk melakukan pagelaran tugas akhir dari mahasiswa. Gedung ini memiliki fasilitas toilet, 1 buah ruang kostum, selasar sebagai tempat pameran, ruang ganti, ruang audio visual, 1 buah stage berbentuk segi 6 dengan tempat gamelan, tribun penonton dengan kapasitas 500 orang. Untuk konstruksi menggunakan konstruksi baja pada atapnya. Gedung Natya Mandala memiliki fungsi yang tidak jauh berbeda dengan gedung Candra Metu. Hanya saja, selain untuk pagelaran gedung ini juga seringkali dijadikan tempat mengadakan suatu jamuan. Adapun fasilitasnya meliputi stage dengan bentuk segi empat, layar proyektor pada kiri dan kanan
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bali di Denpasar
21
Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir
stage, serta latar yang dapat diubah-ubah dengan sistem katrol. Selain itu gedung ini juga memiliki fasilitas lighting yang cukup baik, ruang rias, ruang kostum, toilet, ruang audio visual, dan tribun yang memiliki kapasitas 500 orang penonton. Menggunakan konstruksi baja pada bagian atapnya.
Gambar 2.11 Gedung Candra Metu Sumber : Pengamatan Lapangan, Thn. 2011
Gambar 2.12 Gedung Natya Mandala Sumber : Pengamatan Lapangan, Thn. 2011
4)
Wantilan Wantilan ini memiliki luas 144 m2, tidak memiliki tempat gamelan. Atap menggunakan konstruksi kayu. Studio tari difungsikan sebagai tempat latihan menari. Dilengkapi dengan dengan cermin yang lebar untuk mempermudah proses pengajaran. Selain itu studio ini juga dilengkapi oleh ruang ganti dan toilet. Ukuran studio tari ini cukup luas, yaitu 8 x 12 m.
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bali di Denpasar
22
Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir
Gambar 2.13 Wantilan Sumber : Pengamatan Lapangan, Thn. 2011
5)
Studio Tari Ketut Reneng Waktu pelatihan bergantung dari waktu perkuliahan yakni antara pukul 08.00 – 14.00 WITA. Namun jika ada acara tertentu, pada waktu malam hari masih tetap ada kegiatan
Gambar 2.14 Ruang Studio Ketut Reneng Sumber : Pengamatan Lapangan, Thn. 2011
6)
Gedung Seni Rupa dan Desain Fasilitas yang dimiliki yaitu berupa ruang kelas, studio, laboratorium komputer.
Gambar 2.15 Gedung Seni Rupa dan Desain Sumber : Pengamatan Lapangan, Thn. 2011
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bali di Denpasar
23
Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir
Diagram 2.2 Struktur Organisasi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Sumber : www.isidenpasar.ac.id.
2.2.4 Kesimpulan Pemahaman Proyek Sejenis Tabel 2.1 Kesimpulan Pemahaman Proyek Sejenis No
Kriteria
1.
Klasifikasi
2.
Lokasi
3.
Fungsi dan tujuan
KESIMPULAN STUDI BANDING PROYEK SEJENIS Indian Cultural Centre, The Japan Foundation, Jakarta ISI Denpasar Bali - Lembaga kebudayaan - Lembaga administratif - Sekolah formal bidang India independen kesenian - Jl. Raya Puputan 42-44 - Pusat Kota - Jalan Nusa Indah, Denpasar Renon, Denpasar Bali - Mempromosikan kebudayaan India. - Menyebarkan informasi mengenai seni, budaya dan pendidikan India - Membantu perkembangan hubungan India di Bali dan Indonesia - Pertukaran budaya : pengadaan seminar, konferensi, program beasiswa, pertukaran kelompok pertunjukan buday dan tokoh-tokoh penting di bidang seni, pendidikan dan
- Memperkenalkan Jepang di Luar negeri agar masyarakat di luar Jepang memahami Jepang dari sudut pandang kebudayaan dan kehidupan masyarakatnya
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bali di Denpasar
- Sekolah formal bagi para seniman untuk memperoleh gelar sarjana di bidang seni
24
Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir
kebudayaan.
4.
Kegiatan
5.
Fasilitas
- Membuka kelas tari - Aktif berinteraksi dengan institusi-institusi budaya dan pendidikan serta sekolah-sekolah yang ada di Bali. - Menawarkan kegiatan dalam pertunjukan music, tari, film tentang seni India, pendidikan, kebudayaan, serta workshop-workshop dan ceramah. - Berpartisipasi dalam berbagai event budaya - Ruang kelas yang luas dan ber-AC - Perpustakaan dengan buku-buku yang terkait berbagai bidang di India - Instruktur professional dan berkompeten dari India
- Pertukaran kebudayaan - Pendidikan Bahasa jepang - Pertukaran intelektual dan pengembangan studi Jepang - Penyediaan informasi yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan pertukaran internasional.
- Kegiatan belajar: dasar-dasar ilmiah dan pengetahuan seni untuk menunjang keahlian di bidang studi masing-masing. - melatih ketrampilan dan pengetahuan serta mampu menghayati nilai-nilai dasar seni untuk mencapai profesionalisme dalam bidang studinya. - Pelaksanakan penelitian seni.
- Perpustakaan - Bunkabihin (benda-benda kebudayaan, seperti Yukata, papan logo, dan lain-lain - Aula Galeri Mini di lantai 2, yang dapat digunakan untuk kegiatan pameran, seminar, dan lain-lain.
-
6.
Sistem pngelolaan
Sistematis, di bawah Dinas Kebudayaan India
- Lembaga Independen
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bali di Denpasar
Gedung rektorat Ruang kelas Studio Seni Lukis Panggung terbuka Nretya Mandala kapasitas 700 org Gedung Candra Metu kapasitas 500 org Gedung Natya Mandala kapasitas 500 org Wantilan seluas 144 m2 Studio tari Ketut Reneng 8 x 12 m. Gedung seni Rupa & desain Studio Lukis Tempat parkir Pos satpam
Sistematis, di bawah lembaga Dinas Pendidikan
25
Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir
2.3
Spesifikasi Umum Proyek Dari berbagai kajian teoritis dan studi banding terhadap proyek sejenis, maka dapat diambil kesimpulan spesifikasi umum tentang Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya, sebagai berikut :
2.3.1 Pengertian Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya merupakan sebuah wadah untuk kegiatan organisasi (pelaku kegiatan) dalam hal menjalani tugas bertujuan melestarikan dan mengembangkan Budaya.
2.3.2 Fungsi Fungsi dari pengadaan Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya adalah sebagai wadah organisasi untuk melestarikan dan mengembangkan budaya.
2.3.3 Tujuan Tujuan dari pengadaan Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya adalah melestarikan dan mengembangkan budaya melalui informasi dan pembinaan bidang budaya.
2.3.4 Kegiatan Kegiatan dan aktivitas dalam Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : a) Kegiatan utama yang dilakukan dalam Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya, yaitu pelaku utama/pengelola dalam memberikan pelayanan umum dibidang kebudayaan. b) Kegiatan penunjang merupakan kegiatan yang memberikan pelayanan pada kegiatan utama yaitu berupa pemberian informasi budaya, diskusi dan seminar yang sepenuhnya digunakan untuk pengembangan dan pemahaman materi-materi kebudayaan. c) Kegiatan servis dalam Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya merupakan kegiatan yang berkaitan dengan utilitas.
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bali di Denpasar
26
Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir
2.3.5 Fasilitas Untuk mendukung kegiatan tersebut, fasilitas-fasilitas yang disediakan adalah sebagai berikut : a) Fasilitas utama/pengelola, merupakan fasilitas yang mewadahi kegiatan utama dimana berupa kantor dan ruang kerja dari masing-masing staff. b) Fasilitas penunjang merupakan fasilitas yang mewadahi kegiatan penunjang yaitu terdiri dari fasilitas seminar, informasi budaya dan sarana fasilitas seperti lobby, cafeteria, toilet, taman dan lain-lain. c) Fasilitas servis merupakan fasilitas yang mewadahi kegiatan servis yang berkaitan dengan utilitas bangunan.
2.3.6 Sistem Pengelolaan dan Pembiayaan Prinsip umum pengelolaan dan pembiayaan Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya, yang direncanakan ini sepenuhnya ditanggung oleh pihak pemerintah.
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bali di Denpasar
27