BAB II Pemahaman Terhadap Pusat Komunitas Fotografi 2.1
Pengertian Umum Pusat Komunitas Pada bagian ini akan menjelaskan tentang pengertian pusat komunitas,
komunitas fotografi di bali, fungsi dari komunitas, dan event yang pernah diadakan oleh komunitas fotografi. 2.1.1 Pengertian Pusat Komunitas Pengertian Pusat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tempat yg letaknya di bagian tengah atau sebagai pokok pangkal, sedangkan pengertian komunitas menurut Vanina Delobelle adalah sarana berkumpulnya orang-orang yang memiliki kepentingan bersama, komunitas yang dibentuk oleh 3 faktor: a) Keinginan untuk berbagi dan berkomunikasi di antara anggota sesuai dengan kepentingan bersama. b) Basecamp atau wilayah di mana mereka biasanya berkumpul. c) Berdasarkan kebiasaan di antara anggota yang selalu hadir.
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
7
Jadi pusat komunitas merupakan tempat untuk berkumpulnya orang-orang yang memiliki kepentingan bersama. 2.1.2 Komunitas Fotografi di Bali Di Bali ada banyak komunitas fotografi yang beraneka ragam tetapi yang akan dijabarkan hanya 2 komunitas yang terkenal di Indonesia : A.
PFB ( Perhimpunan Fotografi Bali ) Pada point ini akan menjelaskan bagaiaman sejarah, persratan untuk
bergabung dan struktur organisasi PFB tersebut. a)
Sejarah Komunitas Pada tahun 1983, jauh sebelum era digital, beberapa pecinta fotografi di Bali
menginisiasi terbentuknya wadah berkumpul para fotografer yang kemudiaan disebut Perhimpunan Fotografer Bali disingkat PFB.
Gambar 2.1 Lambang PFB Sumber : Perhimpunan Fotografer Bali
Dibentuk pada tanggal 10 Mei 1984, PFB menjadi klub foto pertama yang ada di Bali. Pada awal terbentuk, bergabung sekitar 29 fotografer dengan ketua terpilih bapak Ir. Nyoman Sutjipta. Semenjak berdiri komunitas ini, PFB mulai menunjukkan kiprah dan mencatatkan sejarah fotografi di Bali. Mengorganisir pameran dan lomba foto setiap pelaksanaan Pesta Kesenian Bali menjadi salah satu agenda rutinnya. Secara personal anggota seperti Oman JH, Chalie Suyata, Djaja Tjandra Kirana, K Sujana, Tan Sioe Lay, IB Putra Adnyana, Rio Helmi dan lainnya berhasil mencatatkan prestasi tingkat nasional dan internasional.
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
8
Gambar 2.2 Foto bersama PFB dan FPSI pada acara Salonfoto Indonesia 1993 di Bali. Sumber : Perhimpunan Fotografi Bali
Dalam perjalanan karirnya, PFB pernah dua kali menjadi pelaksana even nasional Salonfoto Indonesia tahun 1993 dan 2006. Bahkan Bali menjadi tempat pelaksanaan Salonfoto pertama di luar pulau Jawa. Pada kepengurusan periode 2010-2013 PFB mengalami penambahan jumlah anggota yaitu 192 orang. PFB rutin menyelenggarakan diskusi, workshop, latihan, pameran, pemutaran film, apresiasi, hunting, termasuk kegiatan sosial. Tujuan diadakannya kegiatan tersebut untuk membuka akses seluas mungkin bagi siapapun yang berminat pada fotografi. PFB juga menyediakan ruang bagi talentatalenta untuk berbagi pengetahuan dalam kebersamaan. Hal menarik lain, ketika banyak komunitas fokus pada kegiatan hunting bersama, PFB mencari format baru dengan menitik beratkan pada kegiatan pencerahan pengetahuan bagi anggota. Hunting bersama dilakukan sesekali sebagai fun gathering. Tujuannya agar materi yang dimiliki anggota beragam sehingga ada banyak hal yang bisa dibagi nantinya. Komunitas PFB ini tidak memfokuskan kepada 1 tema tetapi komunitas ini memfokuskan pada semua tema seperti : people, jurnalistik, culture, fashion, street, wedding, fine art dan lainnya. Wawasan dan karakter fotografer hanya bisa matang dengan keterbukaan berpikir serta pemahaman yang cukup tentang fotografi. Pada tahun 2010 PFB meraih penghargaan sebagai Best Local Club 2010 pada ajang International Salon of Art Photography (ISAP) di Jakarta. PFB bisa mendapatkan penghargaan Best Local Club 2010 karena dikancah fotografi nasional dan internasional PFB membuahkan puluhan penghargaan. Setiap tahun anggota PFB selalu mendapatkan penghargaan. Nama Bapak Anom Manik
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
9
Agung dan beberapa lainnya sudah sangat terkenal pada lomba foto nasional dan internasional. Hingga saat ini anggota PFB terdiri dari berbagai latar belakang mulai dari pelajar, pengusaha, penghobi hingga fotografer profesional. Beberapa diantaranya sudah memiliki rekam jejak dan pengakuan tingkat nasional maupun internasional. Perlahan beberapa anggota dari PFB mulai menemukan minatnya, termasuk celah pekerjaan sebagai seniman fotografi, pewarta hingga profesional di komersial fotografi. (Perhimpunan Fotografer Bali, 2015). b)
Persyaratan untuk bergabung dengan PFB Dari PFB sendiri syarat untuk gabung ke komunitas ini ada 2 syarat, pertama
mengisi formulir pendaftaran yang bisa diperoleh di sekretariat atau melalui
[email protected]. Lalu yang ke dua adalah membayar iuran anggota PFB Rp.200.000,-/tahun. Jika sudah mengisi formulir pendaftaran dan membayar iuran setiap tahun maka anggota baru akan mendapatkan kartu anggota PFB ( Perhimpunan Fotografi Bali ), mendapatkan kemudahan dan keringanan biaya untuk semua kegiatan PFB, mendapatkan informasi terbaru yang berkaitan dengan fotografi dan organisasi. Hingga saat ini di Perhimpunan Fotografi Bali memiliki anggota 200 orang tetapi yang aktif hanya 60. (Perhimpunan Fotografer Bali, 2015). c) Struktur Organisasi PFB Sekretaris 1 & 2
Seksi Humas & Publikasi Seksi Pameran & Edukasi
Wakil Ketua
Ketua
Bendahara 1 & 2 Penasehat
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PFB Sumber : Perhimpunan Fotografi Bali
B.
Seksi Lomba & Hunting Koordinator Anggota Muda
Lingkara PhotoArt Community Pada point ini akan menjelaskan bagaiaman sejarah, persratan untuk
bergabung dan struktur organisasi PFB tersebut.
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
10
a)
Sejarah Komunitas Tahun 2010 tepatnya bulan Juni tmerupakan awal terbentuknya 'lingkar
community' sebuah komunitas yang mendekatkan diri ke dunia seni rupa berbasis fotografi kontemporer. Namun seiring waktu berjalan, komunitas ini menggantian namanya untuk sebuah arti dan filosofi yang lebih tajam dan lebih pasti serta mempunyai tujuan yang lebih jelas, yakni: Lingkara Photography Community. Berkarya rupa berbasis fotografi, adalah karakter dan ciri khas lingkara. Ide baru dan kreatif yang mengakomodir segala ragam melalui konvensi dalam fotografi, menjadikan hal biasa menjadi luar biasa dan bermakna, adalah sebuah keharusan di semua karya fotografer lingkara. Lingkara, adalah sebuah kemampuan melihat karya fotografi modern. Tidak ada batasan dalam karya-karya fotografi ini, selain mendapatkan apresiasi, lingkara adalah komunitas fotografi yang memiliki cara pandang dari sudut yang berbeda melalui media fotografi. Bagaimanapun, komunitas ini hanyalah sebuah wadah. Potensi dan profesionalisme karya personal adalah tanggung jawab individual masing-masing fotografer, bagaimana mengembangkan dan membuat prestasinya sendiri. Bukan sekedar menyandang nama komunitas Lingkara. Lingkara juga menjadi tempat berbagi dan berkolaborasi dengan seni yang lebih luas. (Lingkara Photoart Community, 2015)
Gambar 2.4 Lambang Lingkara Photoart Community Sumber : Lingkara Photoart Community
b)
Persyaratan untuk bergabung dengan Lingkara PhotoArt Community Persyaratan untuk mengikuti atau bergabung dengan komunitas ini juga
perlu mengisi formulir pendaftaran yang bisa didapatkan di renon tepatnya pada jalan merdeka IV, lalu yang kedua membayar iuran sebesar RP. 10.000, -/Bulan.
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
11
Jika sudah mendaftar dan membayar uang iuran maka anggota baru ini bisa langsung bergabung dengan komunitas ini dan mendapatkan beberapa kelebihan seperti mendapatkan keringanan biaya di beberapa tempat yang sudah dicantumkan oleh lingkara, mendaptakan informasi tentang fotografi dan bisa saling sharing, pada setiap exibiton yang diadakan oleh Lingkara anggota hanya perlu membawa softcopy foto yang akan di pajang dan bebas biaya untuk mencetak foto. Lingkara Photoart ini memiliki jumlah anggota yang tergolong sedikit yakni 32 orang saja. (Lingkara Photoart Community, 2015) c)
Struktur Organisasi Lingkara Photoart Community Lingkara Photoart Community ini tidak memiliki struktur organisasi, tetapi
hanya menggunakan 7 fonder pendiri pada awal terbentuknya komunitas ini. Di komunitas ini tidak ada yang namanya ketua dll, dikomunitas ini semua merupakan ketua. Ini kami buat ada tujuannya yaitu agar tidak adanya rasa sombong terhadap diri sendiri yang menjadi ketua dan komunitas ini juga masi menggunakan kebersamaan untuk mengakurkan 1 dengan yang lainnya. Jadi di komunitas ini kita semua adalah sama, begitu yang dikatakan olah bapak aris yang merupakan salah 1 dari ke 7 fonder yang ada di lingkara. Dan hingga saat ini komunitas ini tidak memiliki struktur organisai yang jelas. (Lingkara Photoart Community, 2015) 2.1.3 Fungsi Komunitas Dari ke 2 komunitas ini memiliki pengertian fungsi yang sama yaitu berfungsi sebagai tempat perkumpulan, membantu sesama, saling tukar ilmu, sebagai tempat untuk travelling bersama dan sharing kesenangan yang sama (Fotografi). Karena komunitas ini sangatlah penting maka, dengan adanya komunitas ini para pecinta fotografi bisa menambah teman dan kedepannya mereka bisa mengikuti lomba-lomba yang berbau fotografi bersama (Perhimpunan Fotografer Bali dan Lingkara Photoart Community, 2015). 2.1.4 Event yang Pernah Diadakan Oleh Komunitas A.
PFB atau Perhimpunan Fotografi Bali. Berikut beberapa event yang pernah diadakan oleh komunitas ini seperti
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
12
a)
HUT 31 Tahun lahirnya komunitas PFB Pada tanggal 10 mei 2015 PFB atau Perhimpunan Fotografi Bali resmi
berumur 31 acara tersebut berlokasi di Puri Agung Serongga, Gianyar, Bali. Pada acara Hut yang ke 31 ini PFB juga mengadakan beberapa acara seperti kegiatan sharing, member gathering, pemotretan, peringatan hari jadi, lounching website serta pesan dan kesan. Dan pada akhir acara komunitas ini mengadakan foto bareng bersama anggota PFB yang hadir pada saat itu.
Gambar 2.5 Foto Bersama Pada HUT ke-31 Sumber : Perhimpunan Fotografer Bali
Gambar 2.6 : Kegiatan Pada HUT ke-31 PFB Sumber : Perhimpunan Fotografer Bali
b)
Gathering dan fun hunting yang di support oleh DW Bali Productions dan Lingkar Art Space. Acara Gathering dan fun hunting ini adalah acara yang lebih mengutamakan
untuk para pecinta fotografi yang suka melakukan hunting foto secara outdoor, acara ini telah di support oleh DW Bali Productions dan Lingkar Art Space. Dalam acara ini ada sebuah workshop yang bertemakan "Muda Bicara" dengan
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
13
narasumber Agung Parameswara dan Putu Sayoga. Selain itu ada juga acara seperti
Sosialisasi
Asosiasi
Profesi
Fotografi
Indonesia
(APFI)
dan
mengumumkan hasil Kongres Fotografi Indonesia (KFI) oleh Andi Sucirta. Dilanjutkan
dengan
pameran,
pengumuman
pemenang
dan
penyerahan
penghargaan Bali Photo Awards 2014 - Portrait.
Gambar 2.7 Foto Bersama Pada Acara DW Bali Productions dan Lingkar Art Space Sumber : Perhimpunan Fotografer Bali
Gambar 2.8 Kegiatan Pada DW Bali Productions dan Lingkar Art Space Sumber : Perhimpunan Fotografer Bali
c)
Workshop oleh Sofyan Efendi Pada tanggal 19 Agustus 2015 seorang fotografer terkenal yang bernama
Sofyan Efendi, Sofyan Efendi merupakan fotografer professional dari Jakarta yang sering memenangkan beberapa lomba foto. Beliau berkesempatan hadir di sekretariat PFB untuk sharing pengalamannya dan memberikan beberapa tips tentang fotografi yang diharapkannya bisa menambah wawasan bagi fotografer di bali yang hadir pada saat workshop berlangsung.
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
14
Gambar 2.9 Foto Bersama Pada Acara Workshop oleh Sofyan Efendi Sumber : Perhimpunan Fotografer Bali
Gambar 2.10 Kegiatan Pada Saat Workshop Sumber : Perhimpunan Fotografer Bali
A.
Lingkara Photoart Community. Berikut beberapa event yang pernah diadakan oleh komunitas ini seperti :
a)
Showcase Showcase ini diadakan setiap bulan, showcase yang diadakan terakhir pada
bulan September yang bertemakan Hero dan Pada bulan sebelumnya lagi adalah bertemakan narsis. Acara showcase ini diikuti oleh peserta dari Lingkara Photoart dan hasil karya dari acara ini akan dipajang di Jalan merdeka 4 no 2 renon. Untuk showcase ini dibuka untuk umum dan batas acara ini hanya 1 bulan saja. Pada gambar 2.11 ini merupakan showcase yang bertemakan hero, jadi pada awal bulan September peserta showcase harus mengumpulkan hasil karya fotonya yang
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
15
bertemakan hero. Hasil tersebut nantinya akan diseleksi oleh founder dan akan dipajang selama 1 bulan di Lingkara Photoart Community
Gambar 2.11 Showcase yang Bertemakan Hero Sumber : Lingkara Photoart Community
Tema Showcase yang ada di Gambar 2.12 ini merupakan showcase yang diadakan pada bulan Agustus dan bertemakan narsis. Foto narsis itu sendiri adalah orang yang suka foto dirinya sendiri.
Gambar 2.12 Showcase yang Bertemakan Narsis Sumber : Lingkara Photoart Community
b)
Workshop Photography and art Exhibition Workshop Photography and art Exhibition ini merupakan acara seni
fotografi yang bertemakan tari-tarian Bali. Acara ini merupakan acara dari lingkara yang bertujuan untuk memperkenalkan seni fotografi yang bertemakan tarian bali dan mempelajari untuk melestarikan tarian yang ada di bali. Acara ini berlangsung selama 2 minggu di jalan prof. ida bagus mantra no. 88 ketewel gianyar bali. Acara ini merupakan acara yang bermanfaat bagi fotografer dan masyarakat bali yang ini mengetahui lebih dalam lagi mengenai seni fotografi yang bertemakan tarian bali. Pada acara ini juga terdapat beberapa hasil karya seni fotografi yang sangat menarik untuk di perkenalkan di kalangan pengunjung.
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
16
Gambar 2.13 Banner Acara Workshop Photography and art Exhibition Sumber : Lingkara Photoart Community
1.1
Pengertian Umum Fotografi Pada bagian ini akan menjelaskan tentang pengertian Fotografi dan
Videografi, sejarah fotografi di dunia, sejarah fotografi di Indonesia, sejarah dan perkembangan fotografi di Bali, tujuan fotografi, jenis-jenis fotografi, dan alat penunjang fotografi. 2.2.1 Pengertian Fotografi dan Videografi Kata fotografi berasal dari bahasa inggris yaitu “Photographic”. Kata photographic terdiri dari 2 unsur kata yaitu “Photo” dan “Graphic”. Photo yang artinya foto atau potret dan kata graphic yang artinya tulisan dengan atau tentang gambar. Menurut Soelarko, istilah fotografi mengarah pada teknik dan pengetahuan foto. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia fotografi merupakan seni dan proses penghasilan gambar dengan cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. Sedangkan videografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses merencanakan, merekam, dan menyunting rangkaian peristiwa (gambar). Pengertian videografi menurut Agus Arofi Firdian selaku videografi professional merupakan media untuk merekam suatu moment/kejadian yang dirangkum dalam sebuah sajian gambar dan suara yang dapat kita nikmati dikemudian hari baik sebagai sebuah kenangan ataupun sebagai bahan kajian untuk mempelajari apa yang sudah/pernah terjadi.
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
17
2.2.2 Sejarah Fotografi di Dunia Fotografi ialah lukisan melalui cahaya. Tanpa cahaya seni foto ini tidak akan berfungsi. Istilah Photography dicipta pada tahun 1839. Ketika teknologi seni foto terus berkembang bersama dengan kemajuan manusia, ilmu sangat penting bagi menjamin mutu kerja seorang seniman foto (Photografer). Menurut Alma Davenport, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura. Kamera mulai diperkenalkan ketika para pelukis menghadapi masalah untuk merekam gambar (potrait) sekitar abad 17 dan 18. Justru itu mereka telah mencipta kamera Obscura untuk kemudahan merekam gambar. Akhirnya, pada tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari jendela kamrnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah imaji yang agak kabur, berhasil pula mempertahankan gambar secara
Gambar 2.14 Joseph-Nicephore Niepce Sumber : https://duniaphotografi.files.wordpress.com/2012/05/louis_jacques_mandc3a9_daguerre_1844_na dar.jpg
permanent. Kemudian ia pun mencoba menggunakan kamera obscura berlensa, proses yang disebut ”heliogravure” pada tahun 1826 inilah yang akhirnya menjadi
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
18
sejarah awal fotografi yang sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS. Merasa kurang puas, tahun 1827 Niepce mendatangi desainer panggung opera yang juga pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) untuk mengajaknya berkolaborasi. Dan jauh sebelum eksperimen Niepce dan Daguerre berhasil, mereka pernah meramalkan bahwa: “fotografi akan menjadi seni termuda yang dilahirkan zaman.” Sayang, sebelum menunjukkan hasil yang optimal, Niepce meninggal dunia. Baru pada tanggal 19 Agustus 1839, Daguerre dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya: sebuah gambar permanen pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas mercuri (neon). Proses ini disebut daguerreotype. Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan garam dapur dan asir suling. Foto pertama dibuat pada tahun 1826 selama 8 jam. Louis Jacques mande Daquerre merupakan bapak fotografi dunia (1837). Kamera Obcura merupakan kamera yang pertama kali yang dipakai untuk menggambar kemudian memotret. Tahun 1900 seorang Juru gambar telah mencipta kamera Mammoth. Kamera ini amat besar ukurannya beratnya 1,400 pound. Lens seberat 500 pound. Sewaktu mengubah atau memindahkannya tenaga manusia sebanyaki 15 orang diperlukan! Kamera ini menggunakan film sebesar 4 ½ x 8 kaki dengan bahan kimia sebanyak 10 gallons digunakan ketika memprosesnya. Kamera Kodak (Eastmant Kodak) pertama kali ditemukan oleh Snapshooter 1888 di Amerika. Konstribusi fotografi ke dunia film pertama kali di pelopori oleh Eadward Muybridge. Flash atau lampu kilat pertama kali ditemukan oleh Harold E. Edgerton pada tahun 1938. Memotret benda-benda mati disebut dengan still life. Penemu negative film John Hendri Fox Talbot dari inggris. Negatif film tersebut di buat selama 40 detik dibawah terik matahari. Tahun 1950 mulai digunakan prisma untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex (SLR), dan pada tahun yang sama Jepang mulai
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
19
Gambar 2.15 Kamera tahun 1950 Sumber : http://historiccamera.com/images2/tom/datasheet_1950_datasheet_image1.gif
Memasuki dunia fotografidengan produksi kamera NIKON. Tahun 1972 mulai dipasarkan kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin Land. Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film. Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran (Alma Davenport, 1991). 2.2.3 Sejarah fotografi di Indonesia Sejarah fotografi di Indonesia dimulai pada tahun 1857,pada saat 2 orang juru foto Woodbury dan Page membuka sebuah studio foto di Harmonie, Batavia. Masuknya fotografi ke Indonesia tepat 18 tahun setelah Daguerre mengumumkan hasil penelitiannya yang kemudian disebut-sebut sebagai awal perkembangan fotografi komersil. Studio fotopun semakin ramai di Batavia, dan kemudian banyak fotografer professional maupun amatir mendokumentasikan hiruk pikuk dan keragaman etnis di Batavia. Masuknya fotografi di Indonesia adalah tahun awal dari lahirnya teknologi fotografi, maka kamera yang adapun masih berat dan menggunakan teknologi yang sederhana. Teknologi kamera pada masa itu hanya mampu merekam gambar yang statis. Karena itu kebanyakan foto kota hasil karya Woodbury dan Page terlihat sepi karena belum memungkinkan untuk merekam gambar yang bergerak. Masuknya Jepang tahun 1942 juga menciptakan kesempatan transfer teknologi ini. Karena kebutuhan propagandanya, Jepang mulai melatih orang Indonesia menjadi fotografer untuk bekerja di kantor berita
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
20
mereka, Domei. Mereka inilah, Mendur dan Umbas bersaudara, yang membentuk imaji baru Indonesia, mengubah pose simpuh di kaki kulit putih, menjadi manusia merdeka yang sederajat. Foto-foto mereka adalah visual-visual khas revolusi, penuh dengan kemeriahan dan optimisme, beserta keserataan antara pemimpin dan rakyat biasa. Inilah momentum ketika fotografi benar-benar “sampai” ke Indonesia, ketika kamera berpindah tangan dan orang Indonesia mulai merepresentasikan dirinya sendiri. Banyak karya-karya fotografer maupun masyarakat awam yang dibuat pada masa awal perkembangan fotografi di Indonesia tersimpan di Museum Sejarah Jakarta. Seperti namanya, museum ini hanya menghadirkan foto-foto kota Jakarta pada jaman penjajahan Belanda saja. Karena memang perkembangan teknologi fotografi belum masuk ke daerah. (e-journal.uajy.ac.id/179/3/2TA13124.pdf) 2.2.4 Sejarah dan Perkembangan Fotografi di bali Menurut dr. IB.P Andi Sucirta, A.FPSI, EFIAP selaku penasehat dari PFB menyatakan bahwa perkembangan fotografi di Bali beberapa tahun terakhir ini tampak mengalami kemajuan, kemajuan ini terjadi karena banyakanya penggunaan kamera di kalangan masyarakat bali dan terlaksanakannya even-even yang berhubungan dengan fotografi. Pada tahun 80an di bali awalnya hanya ada 1 komunitas saja kemudiaan berkembang pesat menjadi sekitar 10 komunitas pada awal tahun 2010 ini. Prestasi
fotografer Bali secara konsisten meraih
penghargaan di tingkat nasional dan internasional. penghargaan inilah yang membuktikan awal dari perkembangan fotografi secara kualitas. Fotografi dari era Hindia Belanda hingga tahun 80an belum mengalami perkembangan berarti, pemanfaatan foto untuk kepentingan kepariwisataan Bali masih mendominasi seperti jasa pemotretan di studio dan objek wisata, postcard, buku, majalah dan brosur panduan wisata. Salah satu catatan penting ketika tahun 1912 seorang dokter Jerman Gregor Krause yang bekerja untuk pemerintah kolonial Belanda mendokumentasikan objek-objek tentang Bali yang kemudiaan diterbitkan
dalam
sebuah
buku
pada
tahun
1920.
Krause
banyak
mendokumentasikan keindahan bentuk tubuh orang Bali, alam dan kemeriahan upacara dalam citra foto yang menarik dan menawan. Dokumentasi foto juga banyak dibuat oleh seniman Arthur Fleischmann pada tahun 1930 dan seorang
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
21
fotografer keturunan Tionghoa Auw Kok Heng tahun 1930 sampai 1970. Pada tahun 1950 di bali fotografi dimanfaatkan untuk kepentingan media media dan ini diikuti dengan berkembangnya industri media di Bali Pada tahun 1982 beberapa fotografer yang lahir di Bali mulai mempelopori terbentuknya sebuah wadah berkumpul yang disebut Perhimpunan Fotografer Bali. Resmi terbentuk tahun 1984, organisasi ini berdiri di bawah naungan Federasi Perkumpulan Seni foto Indonesia dengan kegiatan pameran foto yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun. Objek-objek foto yang diangkat saat itu masih banyak tentang keindahan alam, budaya dan kegiatan manusia di Bali. Lalu siring berkembangnya fotografi di bali bidang fotografi yang dicakupnya sudah semakin luas sejalan dengan perkembangan pariwisata dan perubahan lingkungan sosial budaya di Bali. Pemotretan wedding dan prewedding, pemotretan interior dan eksterior villa, pemotretan produk, pemotretan makanan, dan pemotretan travel merupakan jenis-jenis pemotretan yang paling banyak dikerjakan. Bidang fotografi
tersebut
digemari
karena
menjanjikan
peluang
yang
lebih
menguntungkan secara ekonomi. Para fotografer di Bali mulain berani mencoba genre fotografi lain yang dulunya mungkin tidak terlalu populer seperti portrait, fashion, abstrak, fine art, hingga kontemporer. Genre yang dulunya kurang diminati oleh banyak orang kini genre tersebut dibuat berbeda segi teknik, komposisi, sudut pemotretan juga telah berkembang pesat. Perkembangan fotografi lainnya dapat dilihat dari terselenggaranya even fotografi yang makin variatif. Agar tetap berjalan pada alurnya maka kedepannya perlu mendapat dukungan seperti pameran foto, diskusi, seminar, workshop dan lomba foto yang dilaksanakan secara konsisten, kerjasama dan mensinergikan berbagai kegiatan fotografi di Bali, dan yang terakhir menjaga nilai budaya lokal sebagai nilai lebih membentuk karakter fotografi Bali. 2.2.5 Tujuan Fotografi Tujuan yang hakiki dari fotografi adalah komunikasi. Umumnya orang memotret sesuatu karena ingin fotonya dilihat oleh orang lain. Tidak banyak orang membuat gambar hanya untuk menyenangkan diri sendiri. Melalui foto kita bisa menjelaskan, mendidik, menghibur, mengubah atau mengungkapkan pengalaman kita kepada orang lain.
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
22
Gambar adalah sarana fotografer, seperti kata-kata sarana bagi penulis untuk mengungkapkan apa yang diinginkannya. Jika penulis memilih menulis dibidangnya seperti di persurat kabaran, penulis biografi, periklanan, ilmu dan sebagainya, maka fotografer juga harus memilih pada bidang tertentu. Tiap-tiap bidang yang dipilih akan memiliki tujuan tersendiri. Feininger, mengungkapkan ada 6 tujuan bidang dalam fotografi, yakni : a) Penerangan bertujuan untuk mendidik, atau memungkinkan pengambilan keputusanyang benar. Contoh foto disurat kabar, majalah, buku petunjuk dan lain-lain. b) Informasi untuk tujuan tertentu bertujuan untuk menarik perhatian seseorang. c) Penemuan Bertujuan untuk membuka lapangan pekerjaan baru, memperluas cakrawaladan pandangan intelektual, serta meningkatkan taraf hidup. Contoh, foto untukkeperluan riset dan pengetahuan baru. d) Pencatatan untuk mengabadikan pengetahuan dan kenyataan. Contoh, foto katalog,reproduksi karya seni. e) Hiburan Untuk memunculkan kemungkinan sumber hiburan yang terbatas dan untukkesenangan. Contoh, foto perjalanan, pemoteretan amatir cerita bergambar dsb. f) Pengungkapan Pribadi hampir tiap obyek dapat di abadikan secara tidak terbatas dan berbeda-beda.Dengan gambar dapat diutarakan tentang dunia perasaan, ide dan pikiran-pikiran mereka 2.2.6 Jenis-Jenis Fotografi Dalam dunia fotografi bayak terdapat jenis-jenis fotografi spesifik yang dapat kamu dalami sesuai dengan passion. Masing-masing jenis fotografi memiliki teknik dan skill yang berbeda. Menurut Darwis Triadi ada 12 Jenis foto yaitu : a)
Landscape Fotografi Jika kamu mencintai fotografi dan memiliki kecenderungan untuk melihat-
lihat pemandangan indah yang ada di sekitar kamu atau traveling ke tempattempat yang indah kemudian mengabadikan foto alam tersebut. kamu pasti tertarik dengan landscape fotografi. Landscape fotografi banyak dicari oleh rumah media.
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
23
b)
Wildlife Fotografi Genre fotografi yang berfokus pada hewan dan habitat alami mereka disebut
fotografi Wildlife. Sebagian foto-foto ini dicetak dalam jurnal dan pemeran. Banyak orang berlatih jenis fotografi ini. Namun bukan hal yang mudah karena selain kamera yang canggih, lensa yang bagus, tripod yang kuat, kamu juga membutuhkan kesabaran ekstra untuk membidik foto yang menawan. c)
Aerial Fotografi (Foto Udara) Aerial fotografi adalah jenis fotografi di mana foto diambil dari udara
dengan menggunakan pesawat, balon udara, parasut atau diambil dari atas gedung pencakar langit. d)
Underwater Photography Fotografi bawah/dalam air biasanya digunakan oleh penyelam scuba.
Namun, biaya scuba diving ditambah dengan peralatan fotografi sering mahal dan berat di bawah air, membuat ini menjadi salah satu kekurangan umum pada fotografi bawah air.Demikian pula jika seorang amatir memiliki peralatan dan scuba, mengambil gambar bawah air dapat menjadi rumit, karena kacamata scuba yang diperbesar dan mendistorsi visi fotografer. Dalam fotografi bawah air, fokus yang ideal terjadi tiga / empat kaki di depan kamera. Karena refraksi air, dibutuhkan sedikit latihan untuk menentukan dengan tepat di mana hal ini. e)
Sports Fotografi Ini genre fotografi mengkhususkan diri dalam menangkap momen yang
menentukan dalam sebuah acara olahraga.Fotografi oelahraga adalah salah satu jenis fotografi yang sulit, karena membutuhkan banyak latihan dan peralatan yang memadahi. f)
Potrait Fotografi Salah satu jenis fotografi dengan umur paling tua adalah fotografi potrait.
Fotografi potrait adalah segala hal mengenai menangkap suasana hati seseorang dengan penakanan ekspresi. Jenis ini tidak perlu menggunakan model profesional, bisa memotret anggota keluarga. Ada banyak cara untuk membuat hasil foto potrait yang menajubkan.
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
24
g)
Architectural Fotografi Fotografi arsitektur adalah fotografi yang berkaitan dengan mengambil foto
sebuah struktur rumah atau bangunan dari sudut yang berbeda. Tujuan utama dari fotografi arsitektur adalah untuk menciptakan dampak positif pada pembeli potensial real estate. h)
Wedding /Event Fotografi Dapat dikatakan bahwa para fotografer pendatang baru memulai karirnya
dengan berlatih memotret acara pernikahan atau event fotografi. Tapi hal ini bukan berati bahwa wedding photography tidak memerlukan keterampilan apapun. Apabila sudah terjun dalam wedding fotografi maka harus memiliki kecakapan yang baik soal editing. i)
Fashion Fotografi Fotografi fashion ialah memotret model dengan pencahayaan yang glamour
dan juga selain model fotografer memotret item fashion seperti tas, baju, sepatu, aksesoris, atau make up. Fotografi jenis ini biasanya banyak digunakan dalam dunia periklanan dan majalah fashion. j)
Macro Photography Fotografi makro adalah jenis fotografi di mana gambar dibidik dengan
kisaran lebih dekat untuk menampilkan rincian materi subjek yang ingin ditonjolkan. Subyek yang menarik dari fotografi makro adalah bunga, serangga, teksture dari sweater, atau keranjang. k)
Art Photography Fotografi artistik dapat merangkul berbagai mata pelajaran.Sementara
fotografer alam dapat menggunakan fotografi bawah air untuk membuat seni pertunjukan berdasarkan kehidupan laut, menunjukkan potret seorang fotografer mungkin fitur portraitures artistik hitam dan putih.Dalam semua kasus, foto-foto harus memiliki nilai estetika seni.Fotografi Seni Rupa juga dikenal hanya sebagai seni fotografi, mengacu pada cabang fotografi yang didedikasikan untuk memproduksi foto untuk tujuan murni, yaitu estetika. Seni fotografi baik bertempat di museum dan galeri, terutama berkaitan dengan menyajikan bendabenda yang indah atau benda biasa dengan cara yang indah untuk menyampaikan intensitas dan emosi. Banyak dari seni fotografi diproduksi dalam jumlah terbatas
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
25
dan digunakan dalam iklan atau majalah. Namun, karena setiap orang memiliki pandangan individu tentang apa yang merupakan keindahan, mengartikan apa yang atau tidak fotografi seni rupa adalah sepenuhnya subyektif. Tantangan lain dalam dunia fotografi seni rupa adalah kenyataan bahwa fotografi adalah media yang relatif seni, dibandingkan dengan lukisan atau musik. l)
Baby/Family Fotografi Fotografi Bayi / keluarga adalah jenis fotografi lain yang populer. Fotografi
Bayi / keluarga dilakukan ketika keluarga biasanya baru saja mendapatkan bayi yang baru lahir. Ekspresi berbeda bayi bersama dengan anggota keluarga yang dibidik dalam fotografi jenis ini. Seluruh keluarga datang bersama-sama untuk membekukan satu sesi pemotretan yang dapat dilakukan secara indoor atau outdoor 2.2.7 Alat Penunjang Fotografi Menurut Komang Sudarma dalam bukunya yang berjudul Fotografi, penunjang utama dalam Fotografi yaitu body kamera dan lensa. Sedangkan pendukungnya ada 6 item yaitu : a)
Tripod Tripod atau kaki 3 adalah alat untuk menyangga kamera. Fungsi tripod
adalah untuk mengatasi getaran atau goyangan pada kamera disaat kita memotret dengan kecepatan rendah atau tele. Alat penyangga lain yang dengan fungsi yang sama adalah monopod, bedanya monopod hanya memiliki 1 kaki dan pemotret harus memegangnya. Alat ini juga berguna untuk portrai photography, untuk memotret diri sendiri atau ketika anda mengutamakan aspek komposisi pada pemotretan anda.
Gambar 2.16 Tripod Sumber : http://4.bp.blogspot.com/-slpGnX7XrkY/VQljj7V715I/AAAAAAAAAdc/5F5T9GPwlk/s1600/Tripod.jpg
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
26
b)
Blitz atau lighmeter Blitz berfungsi memproduksi kilatan cahaya. Makin kuat blitz, makin kuat
dan terang cahaya kilatnya, maka makin jauh daya jangkauannya terhadap objek pemotretan, jika cahaya terlalu redup, blitz memberikan cahaya tambahan dan digunakan untuk5hampir semua situasi. Blitz built-in cukup memadai untuk tujuan khusus, tetapi manfaatnya kurang luas.Blitz berikut ini mudah menggunakan dan bisa dimasukan pada setiap jenis kamera.
Gambar 2.17 Blitz atau Flash Sumber : http://www.the-digital-picture.com/Images/Other/Canon-Flash-Comparison.jpg
Lighmeter atau detector cahaya, alat ini berfungsi untuk mengatur pencahayaan yang diperlukan untuk pemotretan. Pada alat tersebut tercantum ukuran diafragma dan kecepatan rana serta pencahayaan yang sedang berlangsung. Sebenarnya beberapa kamera sudah memiliki fasilitas pencahayaan (exposure meter) yang fungsinya hamper sama dengan lighmeter, walaupun tidak sesempurna lighmeter. Berikut ini contoh lighmeter atau detector cahaya blitz, berukuran kecil dan ringan. Akurat mendeteksi cahaya embient maupun cahaya blitz.
Gambar 2.18 Lighmeter Sumber : http://www.frankdoorhof.com/site/wp-content/uploads/2011/06/L758DR_DigitalMaster_thumb_mw_1498_h_875.jpg
c)
Reflector Reflector umumnya digunakan untuk pemotretan luar ruangan. Fungsinya
untuk memeratakan pantulan sinar dan mengurangi kepekatan bayangan yang Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
27
kuat pada objek foto. Penampang putih pada reflector akan memberikan pencahayaan lembut, namun jika berpenampang metalik, sinarnya akan lebih kasar. Juga terdapat reflector yang berwarna keemasan maka cahayanya pun keemasan dan berkesan kehangatanjika dipandang oleh mata. Reflector bagus untuk portrait photography. Ada yang berukuran besar sehingga anda perlu seorang asisten untuk memegangnya. Reflector juga ada yang mempunyai dudukan sehingga reflector tidak harus dipegang tangan ketika dipergunakan.
Gambar 2.19 Tipe-Tipe Reflector Sumber : http://www.hypop.com.au/hypop/ebay/products/43-inch-110cm-5-in-1-reflectordisc/43-inch-110cm-5-in-1-reflector-disc-silver-black-translucent-white-gold.jpg
d)
Motordrive Alat ini berfungsi suntuk memutar dan menggulung film secara otomatis dan
cepat. Motordrive membantu memotret objek dengan cepat, sehingga moment untuk memotret tidak sampai hilang. Umumnya kini motordrive sudah menyatu dengan kamera. e)
Kabel pelepas rana atau kabel release Kabel release berfungsi sebagai tombol kamera yang digunakan memotret
dengan kecepatan rana lambat. Kabel ini juga berfungsi untuk menghindari getaran atau goncangan pada kamera pada saat akan menekan tombol pemotretan. Sebab menyentuh bodi kamera untuk menekan tombol pemotretan bisa membuat kamera goyang. Biasanya kabel pendek sudah memadai namun jika memerlukan lebih panjang lagi.
Gambar 2.20 Kabel Release Sumber : http://3.bp.blogspot.com/N2T5C9T_mLw/UFavT1wpNzI/AAAAAAAAA3I/kLz1CMC1Fj0/s 1600/remote-shutter-release-kabel.jpg
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
28
f)
Filter Terbuat dari system optic yang dipasang pada penutup luar lensa, ada 3
gungsi filter yaitu untuk mengubah objek misalnya (1) filter yang berfungsi untuk melindungi lensa dari goresan, untuk itu setiap lensa disarankan menggunakan filter ini (2), filter yang bisa merubah objek, jenisnya sangat bervariasi. Misalnya filter coklat yang berfungsi memberikan kesan dramatis pada suasanya matahari terbenam. Filter soft untuk melembutkan objek foto, filter bintang untuk mendapatkan efek bintang pada sinar lampu dan (3) filter yang berfungsi mengoreksi objek, misalnya filter UV skylight untuk memperindah warna langit dan agar tidak memantulkan cahaya ke kamera pada saat outdor.
Gambar 2.21 Filter Kamera Sumber : http://www.genuinememorycards.com/wp-content/uploads/2015/01/lens-filter.jpg
2.3
Hubungan Fotografi dengan Arsitektur Fotografi dan arsitektur, dua hal yang berhubungan erat. Demikianlah
fotografi arsitektur mengabadikan subyek-subyek arsitektur dalam bungkus estetika fotografi. Tak hanya menonjolkan subyek arsitektural, tapi juga mengindahkan kaidah-kaidah fotografi. Terpenting dalam fotografi arsitektur, dan cabang-cabang fotografi lainnya, adalah cahaya. Cahaya bisa menampilkan wujud dan bentuk, yang bermuara pada visualisasi dimensi. Cahaya melahirkan bayangan, yang jangan dihilangkan, melainkan dimainkan dengan cantik. Permainan bayangan tak kalah ampuh untuk juga menampilkan wujud, bentuk dan dimensi. Panjang pendek bayangan dan keras lembut cahaya memegang peranan penting dalam pencahayaan fotografi arsitektur. Kerap kali ada kendala beda kontras tinggi, semisal dalam foto interior, yang bisa diatasi dengan pemahaman mumpuni tentang pencahayaan. Demikian pula dengan karakter material bangunan dan interior, yang bisa tampil baik dengan pemahaman pencahayaan yang baik pula.
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
29
Selain kaidah-kaidah pencahayaan, fotografi arsitektur patut menempatkan komposisi fotografi pada posisi penting. Elemen-elemen titik, garis, bentuk dan wujud dalam karya arsitektur mudah dimengerti jadi menghasilkan komposisi yang bagus. Komposisi berhadapan dengan persepsi, dan persepsi berdiri di atas imajinasi. Demikianlah fotografi arsitektur berdiri kokoh di atas pemahaman estetika visual. Karya arsitektur mudah dijumpai dan merupakan hal menyenangkan untuk mengabadikannya dalam karya foto, fotografi arsitektur tak hanya bersubyek bangunan, melainkan juga pemukiman, kawasan dan kota. 2.4 Tinjauan Objek Sejenis 2.4.1 Mata Photography Mata Photography terletak di Jalan Suli no. 83. Mata photography ini sebagai wadah untuk melakukan kegiatan foto keluarga, foto wedding dan pre wedding ( indoor atau outdoor ). Pada Mata Photography ini juga setiap bulannya menerima mahasiswa yang mengambil jurusan Photography untuk melakukan kerja praktek. Pada saat melakukan kegiatan foto di Mata Photography ini pengunjung akan difoto oleh 3 Fotografer professional. Fasilitas yang ada di Mata Photography ini meliputi : a) Resepsionis b) Ruang tunggu c) 1 studio indoor d) Ruang editing e) Ruang cetak foto f) Ruang ganti dan make up g) Ruang alat dan furniture pendukung foto
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
30
Gambar 2.22 Plang Mata Photography Sumber : Hasil Observasi, 7 Oktober 2015
pada gambar 2.22 merupakan tampilan Mata Photography dari jalan raya. Lalu pada gambar 2.23 merupakan sebuah studio foto indoor yang bernuansa wedding dan prewedding, jika difungsikan sebagai foto keluarga maka studio tersebut akan didesain sedemikian mungkin agar sesuai dengan keinginan konsumen.
Gambar 2.23 Tampilan Studio Sumber : Hasil Observasi Tanggal 7 Oktober 2015
2.4.2 Photo Studio Pose Photo Studio Pose ini merupak studio foto terbaik di Jakarta timur dan terlengkap, tepatnya di jalan Paus no. 92A Rawamangun Jakarta timur. Photo Studio Pose ini berpada tahun 1994 dan hingga sekarang studio foto ini masih mempertahankan kualitasnya di Jakarta timur, pelayanan yang disediakan dari Pose Studio ini adalah: Foto bayi, foto formal, foto keluarga, foto graduation, foto kelompok, liputan candid dan dokumentasi, pas foto, foto wedding dan prewedding, foto portrait dan foto profil. Di Photo Studio Pose ini dilayani oleh 5 fotografer professional, jadi hasil dari foto tersebut akan sangat maksimal. Fasilitas yang ada pada Photo Studio Pose yaitu : a) Resepsionis b) Ruang tunggu c) 8 studio indoor d) 2 studio indoor besar e) Ruang editing f) Ruang cetak foto
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
31
g) Ruang ganti dan make up h) Penyewaan pakaian i) Ruang alat dan furniture pendukung foto j) Tempat penjualan acesoris kamera Pada gambar 2.25 merupakan tampilan interior studio foto yang ada di B&M Photo. Studio ini memiliki banyak wallpaper yang nantinya akan digunakan pada saat berlangsungnya sesi foto dengan tema yang berbeda.
Gambar 2.24 Eksterior Studio Photo Pose Sumber : https://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.photostudiopose.com/
Gambar 2.25 Studio Photo Pose Sumber : https://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.photostudiopose.com/
2.4.3 Kesato & Co Photo Studio Studio foto ini berlokasi di jalan seminyak, Kuta-Bali. Studio ini melayani : foto portrait, foto keluarga, foto graduation, liputan candid dan dokumentasi, pas foto, foto produk, foto wedding dan pre-wedding. Kesato ini juga menyediakan fotografer professional di bidang fotografi dan edting foto yang sudah professional.
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
32
Fasilitas yang ada di dalam Lingkar Art Space ini yaitu : a) Resepsionis b) Ruang tunggu c) 3 studio indoor d) Ruang editing e) Ruang cetak foto f) Ruang ganti dan make up g) Ruang alat dan furniture pendukung foto
Gambar 2.26 Kesato & Co Studio Sumber : http://www.kesato.com/assets/img/slides/2016/photo-studio-bali.jpg
Gambar 2.27 Kesato Studio indoor dan ruang make up Sumber : http://www.kesato.com/assets/img/slides/2016/photo-studio-bali.jpg
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
33
2.4.4 Papyrus Photo Studio
Gambar 2.28 Tampilan Eksterior Papyrus Photo Studio Sumber : http://info.pikiranrakyat.com/ffarm/info/imagecache/large/image/2012/05/papyrus.jpg
Papyrus Photo Studio ini terletak di Jalan Bengawan No.29 Bandung, Papyrus Photo Studio memiliki fasilitas yang sangat nyaman ini bisa dilihat pada gambar 2.29 dan gambar 2.30, pada gambar tersebut ruang tunggu yang ada di Papyrus Photo Studio ini mengambil konsep vintage dan minimalis konsep ini dipilihnya untuk mendukung dari fungsi bangunan yaitu studio foto. Papyrus Studio ini mengambil job foto hamper semua genre dikarenakan Papyrus ini memiliki studio yang besar untuk mendukung genre foto yang memerlukan studio yang besar. Pada saat melakukan sesi foto, pengunjung akan difoto oleh fotografer professional. Studio foto di Papyrus ini juga bisa disewa oleh fotografer yang tidak memiliki studio pribadi. ( http://www.papyrusphoto.com ) Fasilitas: a) Foto and Vidio dokumentasi b) Cuci dan cetak foto c) Kursus Fotografi d) Wedding Division e) Prewed Photo Session f) Dokumentasi Pernikahan (foto dan video) g) Studio Indoor h) 2 Studio kecil i) 1 Studio besar (dapat menampung 100 orang)
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
34
j) 1 Studio anak k) Studio Outdoor / Studio Taman l) Tempat pameran foto
Gambar 2.29 Interior di resepsionis dan ruang tunggu Sumber : http://www.kitareview.com/studio-foto/papyrus-photo-studio
Gambar 2.30 Ruang Tunggu Studio Sumber : https://sebandung.com/wp-content/uploads/2015/06/Papyrus-Photo-Studio.jpg
2.4.5 Lingakara Photoart Community
Gambar 2.31 Logo Lingkara Photoart Community Sumber : Hasil Observasi Tanggal 7 Oktober 2015
Lingkaran ini merupakan tempat untuk showcase foto dan melakukan exhibition di tiap bulannya. Di lingkara ini tidak menerima job-job foto seperti di
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
35
studio pada umumnya. Lingkara Photoart Community ini terletak di jalan Merdeka 4 renon. Fasilitas yang ada di Lingkara ini yaitu : a) Ruang workshop b) Ruang exhibition dan Studio c) Ruang cetak foto Pada gambar 2.32 merupakan ruang exhibition yang sedang berlangsungnya sebuah exhibition foto yang bertemakan hero. Tempat exhibition ini memiliki nuansa yang sangat nyaman dan luas yang cukup untuk mengadakan exhibition.
Gambar 2.32 Ruang Exhibition Lingkara Photoart Community Sumber : Hasil Observasi Tanggal 7 Oktober 2015
2.5
Spesifikasi Umum Pada bagian ini akan menjelaskan bagaiamana pengertian pusat komunitas
fotografi secara umum, fungsi dan tujuannya, pelaku kegiatan, dan pengelolaan dan fasilitas. 2.5.1 Pengertian Pusat Komunitas Fotografi ini merupakan wadah untuk komunitas yang memiliki hobi dan menyukai fotografi di bali dan juga pusat komunitas fotografi ini bisa digunakan untuk tempat berkumpul pada event tertentu, saling berbagi ilmu dan tukar pendapat. Pusat komunitas ini juga diharapkan bisa menghasilkan karya-karya yang bisa dilombakan di kancah internasional. 2.5.2 Fungsi dan Tujuan Fungsi dari Pusat Komunitas Fotografi ini adalah sebagai tempat berkumpulnya pecinta fotografi. Dan pusat komunitas fotografi ini bisa digunakan
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
36
sebagai tempat untuk berbagi ilmu ke sesama pecinta fotografi sekaligus untuk menambah teman sesama pecinta Fotografi. Tujuan dari Pusat Komunitas Fotografi ini untuk meciptakan karya-karya yang menarik dan layak nantinya untuk dipajang di Pusat Komunitas Fotografi ini dan kedepannya hasil karya yang layak tersebut akan dibawa ke luar negeri untuk dilombakan jika ada event pada saat itu. 2.5.3 Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan dalam pusat komunitas fotografi ini secara umum dapat dikelompokan menjadi 3, yaitu : a) Pengunjung, terdiri dari pengunjung umum, yaitu pengunjung yang hanya sekedar untuk melihat-lihat karya yang nantinya dipajang dan hanya untuk berkumpul di tempat barnya. Dan pengunjung khusus yaitu pengunjung yang memiliki tujuan khusus seperti berkumpul dengan komunitas fotografinya dan memamerkan hasil karyanya ke teman-temannya. 2 pengunjung ini termasuk wisatawan local maupun internasiona. b) Pengelola, yaitu yang mengelola dan mengkoordinir Pusat Komunitas Fotografi ini. Pengelola ini lebih banyak diambil dari penduduk lokal yang ada di sekitar Pusat komunitas Fotografi tersebut. Untuk struktur organisasi pengelola ini nantinya akan disesuaikan dengan klasifikasi Pusat Komunitas Fotografi ini. Pusat Komunitas Fotografi ini akan dikelola oleh orang-orang yang paham dibidang fotografi dan paham mengenai kamera maupun aksesorisnya. c) Masyarakat atau penduduk lokal, yaitu masyarakat yang berada di sekitar lokasi Pusat Komunitas Fotografi nantintya. 2.5.4 Pengelolaan dan Fasilitas Pengelolaan Pusat Komunitas Fotografi ini akan dikelola oleh swasta yang dimiliki oleh perseorangan atau individu saja. Dan diharapkan nantinya Pusat Komunitas Fotografi ini mendapatkan dukungan dan respon yang positif dari masyarakat sekitar. Susunan pengelolaan pada Pusat Komunitas Fotografi ini sebagai berikut : A. Owner dari Pusat Komunitas Fotografi
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
37
B. Manager Pusat Komunitas Fotografi C. Bagian Administrasi a) Administrasi Umum b) Administrasi Keuangan c) Urusan Kepegawaian D. Bagian Fungsional Adapun fasilitas-fasilitas yang terdapat pada Pusat Komunitas Fotografi ini nantinya sebagai berikut : A. Fasilitas Utama a) Auditorium b) Ruang Exhibition c) Studio Foto (Indoor dan Outdoor) d) Ruang editing foto e) Ruang cetak Foto f) Ruang dealer dan service kamera g) Ruang Make up dan ganti pakaian B. Fasilitas Pengelola a) Ruang Owner b) Ruang Manager c) Ruang Administrasi d) Ruang pegawai C. Fasilitas Pendukung a) Ruang penyimpanan barang dan alat-alat fotografi b) Area ruang luar c) Tempat parkir d) Tempat suci D. Fasilitas Servis a) Toilet b) Gudang c) Ruang ME
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
38