BAB II PEMAHAMAN SEKOLAH FOTOGRAFI Pada bab ini akan diuraikan tinjauan teori mengenai pengertian sekolah fotografi yang akan dirancang. Dan melihat proyek sejenis untuk mendapatkan spesifikasi umum mengenai sekolah fotografi serta studi banding/kasus dari fasilitas-fasilitas yang sejenis.
2.1
PENGERTIAN SEKOLAH FOTOGRAFI
2.1.1 Sekolah Sekolah adalah tempat didikan bagi anak anak, Tujuan dari sekolah adalah mengajar tentang mengajarkan anak untuk menjadi anak yang mampu memajukan bangsa. Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa/murid di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib. Nama-nama untuk sekolah-sekolah ini bervariasi menurut negara. Universitas, sekolah kejuruan, perguruan tinggi atau seminar mungkin tersedia setelah sekolah menengah. Sebuah sekolah mungkin juga didedikasikan untuk satu bidang tertentu, seperti sekolah fotografi atau sekolah tari. Alternatif sekolah dapat menyediakan kurikulum dan metode non-tradisional.
11
Ada juga sekolah non-pemerintah, yang disebut sekolah swasta. Sekolah swasta mungkin untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus ketika pemerintah tidak bisa memberi sekolah khusus bagi mereka; keagamaan, seperti sekolah Islam, sekolah Kristen dan lain-lain, atau sekolah yang memiliki standar pendidikan yang lebih tinggi atau berusaha untuk mengembangkan prestasi pribadi lainnya. Sekolah untuk orang dewasa meliputi lembaga-lembaga pelatihan perusahaan dan pendidikan dan pelatihan militer. Dalam homeschooling dan sekolah online, pengajaran dan pembelajaran berlangsung di luar gedung sekolah. Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin: skhole, scola, scolae atau skhola yang memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengahtengah kegiatan utama mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu adalah mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni). Untuk mendampingi dalam kegiatan scola anak-anak didampingi oleh orang ahli dan mengerti tentang psikologi anak, sehingga memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada anak untuk menciptakan sendiri dunianya melalui berbagai pelajaran di atas. Saat ini, kata sekolah berubah arti menjadi: bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah. Kepala Sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah. Jumlah wakil kepala sekolah di setiap sekolah berbeda, tergantung dengan kebutuhannya. Bangunan sekolah disusun meninggi untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan fasilitas yang lain. Ketersediaan sarana dalam suatu sekolah mempunyai peran penting dalam terlaksananya proses pendidikan.
2.1.2
Jalur Pendidikan Jalur pendidikan adalah wahana
yang dilalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Dalam UU No. 20 tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, non-formal dan informal.
12
1. Pendidikan Formal Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolahsekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. 2. Pendidikan Non Formal a. Pengertian Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA atau Taman Pendidikan Al Quran, yang banyak terdapat di Masjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua Gereja. Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, kursus melukis atau bimbingan belajar dan sebagainya. b. Sasaran Pendidikan
nonformal
diselenggarakan
bagi
warga
masyarakat
yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau sebagai pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. c. Fungsi Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. d. Jenis Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan kesetaraan meliputi Paket A, Paket B dan Paket C, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik seperti: Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, majelis taklim, sanggar, dan lain sebagainya, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
13
3. Pendidikan Informal Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan. Alasan pemerintah menggagas pendidikan informal adalah: • Pendidikan dimulai dari keluarga.
• Informal diundangkan juga karena untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dimulai dari keluarga. • Homeschooling: pendidikan formal tapi dilaksanakan secara informal. • Anak harus dididik dari lahir.
Berikut Perbedaan Pendidikan formal, non-formal dan informal akan dijelaskan pada tabel 2.1.
Pendidikan formal
Pendidikan non-formal
Pendidikan informal
- Tempat pembelajaran di
- Tempat pembelajarannya bisa
- Tempat pembelajaran bisa
gedung sekolah.
di luar gedung.
di mana saja.
- Ada persyaratan khusus untuk
- Kadang tidak ada persyaratan
- Tidak ada persyaratan
menjadi peserta didik.
khusus. - Tidak berjenjang
- Kurikulumnya jelas. - Materi pembelajaran bersifat akademis. - Proses pendidikannya
- Umumnya tidak memiliki jenjang yang jelas.
- Tidak ada program yang direncanakan secara formal
- Adanya program tertentu yang khusus hendak ditangani.
- Tidak ada materi tertentu yang harus tersaji secara
memakan waktu yang lama
- Bersifat praktis dan khusus.
formal.
- Ada ujian formal
- Pendidikannya berlangsung
- Tidak ada ujian.
- Penyelenggara pendidikan
singkat - Tidak ada lembaga sebagai
adalah pemerintah atau swasta.
- Terkadang ada ujian
- Tenaga pengajar memiliki
- Dapat dilakukan oleh
klasifikasi tertentu.
pemerintah atau swasta
penyelenggara.
(Sumber: UU No. 20 tahun 2003 bab II pasal 3)
14
Jalur pendidikan di Indonesia meliputi jalur pendidikan formal, nonformal dan informal. Ketiganya memiliki perbedaan yang saling mengisi dan melengkapi. Seperti sudah dijelaskan bahwa jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Karenanya pemerintah mengundangkan jalur pendidikan. Pemerintah menggagas jalur pendidikan ini dikarenakan sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dimana yang menjadi peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu, tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan dan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. 2.1.3
Kurikulum Kurikulum adalah perangakat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga
pendidikan, perangkat mata kuliah mengenai bidang keterampillan khusus. Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar diperguruan tinggi. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232/U/2000 tentang penyusunan kurikulum pendidikan tinggi yang menjadi dasar penyelenggaraan program studi terdiri atas :
Kurikulum Inti Kurikulum inti merupakan kelompok bahan kajian dan pelajaran yang harus dicakup dalam suatu program studi yang dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku secara nasional. Kurikulum inti terdiri atas kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian, kelompok mata kuliah yang mencirikan tujuan pendidikan dalam bentuk penciri ilmu pengetahuan dan ketrampilan, keahlian berkarya,
sikap
berperilaku
dalam
berkarya
dan
cara
berkehidupan
15
bermasyarakat, sebagai persyaratan minimal yang harus dicapai peserta didik dalam penyelesaian suatu program studi.
Kurikulum Institusional Kurikulum institusional merupakan sejumlah bahan kajian dan pelajaran yang merupakan bagian dan kurikulum pendidikan tinggi, terdiri atas tambahan dan kelompok ilmu dalam kurikulum inti yang disusun dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas perguruan tinggi yang bersangkutan. Menurut Undang-undang No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
menyebutkan bahwa Diploma merupakan pendidikan vokasi yang diperuntukan bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat untuk mengembangkan keterampilan dan penalaran. Program diploma menyiapkan mahasiswa menjadi praktisi yang terampil untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang keahliannya. Program diploma terdiri atas DI, DII, DIII dan DIV atau sarjana terapan. Program diploma wajib memiliki dosen yang berkualifikasi akademik minimum lulusan program megister atau sederajat. Pada program diploma satu atau diploma dua dapat menggunakan instruktur yang berkualifikasi akademik minimum lulusan diploma tiga atau sederajat yang memiliki pengalaman. Lulusan program diploma berhak menggunkan gelar ahli atau sarjana terapan.
2.1.4 Pengertian Fotografi Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu “Photos”: cahaya dan “Grafo”: Melukis) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat. (Wikipedia.com) Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), Diafragma (Aperture), dan Kecepatan Rana (Speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai 16
pajanan (Exposure). Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.
2.1.4 Klasifikasi Fotografi Berdasarkan sejarahnya yang panjang serta pemanfaatan berbagai hasil fotografi sekarang ini di tengah-tengah masyarakat, secara global fotografi dapat digolongkan kedalam dua kelompok, yaitu fotografi murni (pure photography) dan fotografi terapan (applied photography). (Bacthiar, 2008) a. Fotografi Murni Jenis fotografi yang digolongkan ke dalam kelompok fotografi murni ini adalah jenis karya fotografer yang dibuat semata-mata karena hobi atau kesukaan sang fotografer. Karya tersebut tidak dibuat atas dasar pesanan/order juga tidak dimaksudkan sebagai ilustrasi suatu artikel, tetapi karya tersebut dibuat atas keharuan atau mood si pemotret terhadap suatu objek atau keindahan objek yang dilihatnya. Objek foto jenis ini sangat bervariasi dan luas, tergantung pada kesukaan dan minat sang pemotret, baik obyek-obyek tentang keindahan alam, tentang manusia, tentang pantai, tentang kemelaratan, tentang perang maupun foto-foto kreatif dan foto-foto eksperimental. b. Fotografi Terapan Jenis fotografi ini tidak jauh berbeda dengan apa yang sudah dibahas sebelumnya. Fotografi terapan mempunyai aturan-aturan tertentu yang harus ditaati dan ditepati. Kalau pada foto-foto yang dibuat untuk kepuasan pribadi para pemotret dapat mengembangkan subjektivitas dan kemauan perasaannya, maka pemotretan fotografi terapan ini para pemotret harus tunduk pada aturanaturan dan tugas yang dipikulnya. Ia harus berusaha menyajikan hasil yang seobjektif dan secermat mungkin. Ada banyak cabang disiplin ilmu dan profesi yang diabdi oleh fotografi terapan ini seperti fotografi sains dan teknik, fotografi medic dan forensic, fotografi astronomic, fotografi udara, fotografi olahraga, fotografi fashion, fotografi arsitektur, fotografi perkawinan, fotografi jurnalistik, fotografi dokumentasi dan lain-lain.
17
2.1.5 Jenis Fotografi Peran fotografi yang paling mendasar bagi masyarakat adalah sebagai sarana dokumentasi berbagai event atau kejadian. Fotografi identik dengan teknologi yang terkait dengan optic dan energy. Namun dalam proses perkembangan dan hasil visualnya, fotografi mempunyai pengaruh yang luar biasa, mencangkup hal eksistensi kepada hasilnya. Fotografi adalah sebuah bentuk seni yang luas, mencakup lebih dari sekedar landscape, potrait atau fotografi glamor saja, fotografer profesional dan amatir dapat mendukung tipe fotografi tertentu, sementara seorang fotografer profesional dapat bekerja dalam foto jurnalistik. Dalam dunia seni fotografi spesifikasi terbentuk seiring berjalannya perkembangan teknologi serta beragamnya pemanfaatan hasil fotografi dimasyarakat saat ini. Jenis-jenis fotografi antara lain: (Paulus, 2011) 1. Photo journalism Meskipun amatir bisa masuk ke bidang ini tanpa pelatihan formal, Photojournalism sering terbatas pada profesional. Salah satu alasan jurnalistik umumnya dipraktekkan oleh para profesional adalah bahwa photojournalistsm serius, harus yakin bahwa tembakan mereka mempertahankan integritas adegan asli. Photojournalism membutuhkan fotografer untuk menembak hanya fakta, tidak ada perubahan atau manipulasi pada foto. Gambar photojournalism sering melibatkan pemirsa dengan berita. Misi dasar photojournalism adalah mengambil gambar untuk menemani berita (apakah itu disiarkan atau diterbitkan di koran). Namun, gambar foto jurnalistik benar-benar hebat harus menceritakan kisah sebelum teks atau penyiar. Gambar Photojournalism mencoba untuk menangkap perhatian pemirsa dan emosi sekaligus membujuk pemirsa untuk terus mendengarkan atau membaca tentang cerita. Sebuah aspek kunci dari foto jurnalistik adalah untuk menyajikan gambar yang akurat yang tidak membahayakan integritas situasi aktual.
2. Documentary Photography Lewis Hine dan James Van DerZee adalah dua pelopor fotografi dokumenter. Foto dokumenter menceritakan kisah dengan gambar. Perbedaan utama antara foto jurnalistik dan fotografi dokumenter adalah bahwa fotografi dokumenter dimaksudkan untuk melayani sebagai dokumen sejarah era politik atau
18
sosial, sementara photojournalism adegan tertentu atau contoh, seorang fotografer dokumenter menembak serangkaian gambar dari pusat kota tuna wisma atau rentetan peristiwa pertempuran internasional. Setiap topik dapat menjadi subyek fotografi dokumenter. Seperti foto jurnalistik, fotografi dokumenter berusaha untuk menunjukkan kebenaran tanpa memanipulasi gambar. Fotografi Dokumenter mengacu pada bidang fotografi di mana gambar yang digunakan sebagai dokumen sejarah, bukan untuk melayani sebagai sumber seni atau kesenangan estetika, fotografi dokumenter sering digunakan untuk menghasut perubahan politik dan sosial karena kemampuannya untuk menangkap kebenaran sifat gambar atau lokasi.
3. Action Photography Action Photography biasanya dilakukan pada fotografi olahraga, mengambil object-object yang bergerak cepat dan fotografi jenis ini di golongkan pada fotografi yang paling menarik dari fotografi. Seperti halnya tindakan seorang fotografer olahraga yang baik harus tahu subjeknya cukup baik untuk mengantisipasi kapan harus mengambil gambar. Aturan yang sama berlaku untuk fotografer yang mengambil gambar aksi hewan di alam atau pesawat lepas landas.
4. Macro photography Macro photography menggambarkan bidang fotografi di mana gambar diambil dari jarak dekat. Setelah dibatasi untuk fotografer dengan peralatan canggih dan mahal, macro photography sekarang lebih mudah bagi amatir untuk berlatih dengan kamera digital dengan pengaturan makro. Subyek macro photography mungkin termasuk serangga, bunga, tekstur tenunan kain penghangat atau benda yang mengungkapkan detail yang menarik. Setiap benda kecil dapat menjadi subjek untuk macro photography. Sebuah foto makro yang baik mengungkapkan detail dan tekstur pada objek yang tidak dapat diamati dengan fotografi biasa atau oleh mata undiscerning. Menurut definisi, subyek “macro photography are endless”. Karena fotografi makro meningkatkan rincian dari subjek, alam berfungsi sebagai subjek yang sangat baik bagi mereka.
19
5. Glamour Photography Glamour adalah fotografi romantis yang dimaksudkan untuk menjadi erotis tanpa
pornografi.
Berfokus
pada
ketelanjangan
atau
pose
seram
dan
bergermelapan, glamour photography berusaha untuk menangkap subjek dalam pose yang menekankan kurva dan bayangan. Seperti namanya, tujuan glamour photography adalah untuk menggambarkan model dalam cahaya glamor. Tembakan glamor banyak membawa genit dan misterius. glamour photography didefinisi ulang oleh setiap generasi, tergantung pada arus sosial dan politik saat itu. Pada tahun 1940, foto-foto gadis “pinup” dianggap glamourous. Gambar Betty Grable, salah satu model glamor yang paling populer. Pada tahun 1960, model yang berpose untuk tembakan glamour dalam pakaian skimpier, pakaian renang kecil atau sebagian telanjang. Glamour photography bergantung pada kekuatan sugesti, menyinggung kurva dan zona erotis tanpa benar-benar menunjukkan detail grafis, akibatnya, foto glamour photography membawa nada misteri dan romantis, dan banyak daya tarik fisik.
6. Aerial Photography Aerial Photography atau fotografi udara biasa digunakan untuk keperluan pemetaan, survei, pengukuran tata ruang dan pertanian, atau untuk tujuan militer. Fotografer udara menggunakan pesawat, ultralights, parasut, balon dan pesawat remote control untuk mengambil gambar dari udara.
7. Underwater Photography Fotografi bawah/dalam air biasanya digunakan oleh penyelam scuba atau perenang snorkel. Namun, biaya scuba diving ditambah dengan peralatan fotografi sering mahal dan berat di bawah air, membuat ini menjadi salah satu kekurangan umum pada fotografi bawah air. Demikian pula jika seorang amatir memiliki peralatan dan scuba, mengambil gambar bawah air dapat menjadi rumit, karena kacamata scuba yang diperbesar dan mendistorsi visi fotografer. Dalam fotografi bawah air, fokus yang ideal terjadi tiga / empat kaki di depan kamera. Karena refraksi air, dibutuhkan sedikit latihan untuk menentukan dengan tepat.
20
8. Art Photography Fotografi artistik dapat merangkul berbagai mata pelajaran. Sementara fotografer alam dapat menggunakan fotografi bawah air untuk membuat seni pertunjukan berdasarkan kehidupan laut, menunjukkan potret seorang fotografer mungkin fitur portraitures artistik hitam dan putih. Dalam semua kasus, foto-foto harus memiliki nilai estetika seni. Fotografi Seni Rupa juga dikenal hanya sebagai seni fotografi, mengacu pada cabang fotografi yang didedikasikan untuk memproduksi foto untuk tujuan murni, yaitu estetika. Seni fotografi baik bertempat di museum dan galeri, terutama berkaitan dengan menyajikan benda-benda yang indah atau benda biasa dengan cara yang indah untuk menyampaikan intensitas dan emosi. Banyak dari seni fotografi diproduksi dalam jumlah terbatas dan digunakan dalam iklan atau majalah. Namun, karena setiap orang memiliki pandangan individu tentang apa yang merupakan keindahan, mengartikan apa yang atau tidak fotografi seni rupa adalah sepenuhnya subyektif. Tantangan lain dalam dunia fotografi seni rupa adalah kenyataan bahwa fotografi adalah media yang relatif seni, dibandingkan dengan lukisan atau musik.
9. Advertising Photography Karena fotografi memainkan peran penting dalam periklanan, fotografer profesional banyak mengabdikan karier mereka untuk fotografi iklan. Kebutuhan untuk menyalin iklan unik dan eye-catching berarti fotografer dapat bekerja dengan beberapa jenis fotografi, termasuk macro photography dan glamour photography.
10. Travel Photography Fotografi perjalanan dapat termasuk dalam beberapa kategori fotografi, termasuk iklan, film dokumenter atau fotografi vernakular yang menggambarkan rasa, terutama lokal atau historis. Seorang fotografer perjalanan dapat menangkap nuansa lokasi dengan baik landscape dan portrait.
11. Wedding Photography Fotografi pernikahan adalah campuran dari berbagai jenis fotografi. Meskipun fotografi pernikahan adalah sebuah film dokumenter dari hari pernikahan, foto pernikahan dapat retouched dan diedit untuk menghasilkan berbagai efek. Sebagai 21
contoh, seorang fotografer bisa mengobati beberapa gambar dengan toning sepia untuk memberi efek lebih klasik. Selain itu, seorang fotografer pernikahan harus memiliki kemampuan fotografi potret, dia juga mungkin harus menggunakan teknik fotografi glamour untuk menangkap gambar pengantin agar terlihat lebih baik. Fotografi pernikahan telah berkembang dan tumbuh sejak penemuan bentuk seni fotografi pada tahun 1826 oleh Joseph Nicephore Niepce.
2.2
Kebutuhan Ruang Fotografi Setelah mengetahui klasifikasi jenis kegiatan, selanjutnya dapat dijabarkan
kebutuhan ruang dari sekolah fotografi di Denpasar sesuai dengan jenis kegiatan yang sudah diklasifikasikan sebelumnya dan tinjauan dari referensi terkait dengan pengadaan sekolah fotografi di Denpasar.
2.2.1 Studio Fotografi Studio adalah suatu tempat dimana seorang seniman bekerja. Seniman, dalam konteks ini adalah berbagai pelaku seni misalnya fotografer , pelukis, artis, desainer, dan sebagainya. Studio bisa digunakan untuk banyak hal, misalnya membuat foto, film acara tv, musik dan sebagainya. Kata studio berasal dari bahasa latin stadium, yang berarti amat menginginkan sesuatu. (Wikipedia.com) Sedangkan dalam fotografi ada dua macam pemotretan, pemotretan di dalam studio ataupun di luar studio. Hubungannya dengan obyek yang dipotret, studio foto dibedakan menjadi: studio portrait, studio produk, studio fashion, studio kendaraan dan studio ruang luar. Setiap studio memiliki perlakuan yang berbeda, termasuk di dalamnya adalah mulai dari penerangan/pencahayaan, peralatan kamera yang digunakan aksesoris, serta besaran ruangan studio yang diperlukan. Idealnya, rancangan studio ini bisa berlaku jangka panjang atau mengantisipasi untuk perkembangan selanjutnya. Untuk tahap awal, ruangan 4x6 meter atau sebesar garasi sudah cukup. Studio profesional dengan jenjang yang lebih tinggi, misalnya untuk pemotretan mobil sampai truk, memiliki tinggi sekitar 7-8 meter, panjang 20-25 meter dan lebar 15 meter. Studio harus dibuat cyclorama, maksudnya dinding studio harus dibuat melengkung seperti mangkuk pada sudut-sudutnya, sehingga terkesan tiada batas. Perangkat lain yang harus menunjang studio adalah generator listrik dan sirkulasi air 22
khususnya di lingkungan studio produk. Pada waktu pemotretan seringkali model harus disiram-siram atau ada barang yang harus dicuci. Menurut Michael Freeman (1991), dalam fotografi terdapat banyak macam studio. Dari semuanya itu terdapat dua hal penting yang secara umum harus ada dalam sebuah pemotretan yaitu studio yang dipergunakan untuk still life dan people. Fungsi studio adalah untuk memenuhi kebutuhan akan kontrol dan cara kerjanya dengan memisahkan subyek. Masih menurut beliau, di bawah ini akan disebutkan macam-macam studio: 1. Basic studio 2. Daylight Studio 3. Portable Studio 4. Specialized Studio Lay outs a. Food Photography b. Fashion and Nude Photography c. Car Photography d. Room Set Photography
Sedangkan hal-hal dasar yang harus ada dalam merancang sebuah studio, yaitu: 1. Ruang gerak yang cukup luas. 2. Ketahanan cahaya. 3. Penerangan yang cukup. 4. Tenaga yang cukup. 5. Lantai yang cukup keras dan kokoh. 6. Aksesbilitas 7. Gudang Penyimpanan Peralatan. 8. Penghawaan, AC. 9. Fasilitas kamar gelap.
23
A. Berikut di bawah ini adalah layout studio yang sesuai dengan pendapat Michael Freeman, dapat dilihat pada gambar 2.1, 2.2 dan 2.3.
Gambar 2.1 Layout Studio Portrait
Gambar 2.2 Layout Car/Vihicle Studio
Sumber : Beazly, 1995
Sumber : Beazly, 1995
Gambar 2.3 Layout Food/Product Studio Sumber : Beazly, 1995
24
B. Peralatan dan Perlengkapan Studio Foto Berikut peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam ruang Studio, dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Proses Produksi Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam ruang studio, sebagai berikut: a. Ruang Studio
i.
Payung Studio
b. Kamera dan Lensa
j.
Softbox
c. Cable Release
k. Snoot
d. Electronic Flash Unit
l.
e. Kabel Syncronise
m. Tripod
f.
n. Alat pengukur cahaya
Slave Unit
Penyangga lampu (lightstand)
g. Pemicu (Trigger)
o. Alat pengukur suhu warna
h. Reflector
p. Latar Belakang (Background)
2. Proses Pasca Produksi Peralatan yang dibutuhkan dalam proses pasca produksi, baik pada proses analog yang melalui darkroom dan proses digital: Proses Analog (Dark Room)
Proses Digital (Light Room)
a. Safety Light
a. Personal Computer (PC)
b. Enlarger
b. Film Scanner
c. Timer
c. Large Format Printer
d. Film Roll
d. Film Printer
e. Bak Cuci f.
Chemical Mixing Tank
g. Film Hanger
Untuk penjelasan mengenai Dark Room atau kamar gelap merupakan bagian penting dalam proses fotografi konvensional. Di dalam kamar gelap inilah sebuah film diproses untuk dapat dicetak. Saat ini kamar gelap lebih banyak digunakan untuk mencetak film hitam putih, sementara film berwarna lebih banyak diproses di laboratorium foto.
25
2.2.2 Penataan Sistem Pencahayaan Studio Foto Cahaya adalah unsur paling penting dalam penataan studio foto. Tanpa cahaya tidak dapat dihasilkan sebuah foto. Jika jaman dahulu fotografi hanya memanfaatkan cahaya alami yang berupa cahaya matahari, di zaman modern seperti ini sudah banyak memanfaatkan lampu sebagai penerangan. Tidak hanya lampu biasa yang kita gunakan sehari-hari, tetapi juga lampu yang dimodifikasi. Fungsi dasar tata cahaya ada empat yaitu: - Penerangan Fungsi yang paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada ruangan dan setiap objek yang ada pada ruangan. Tingkat terang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan fotografer dan objeknya. - Dimensi Dengan tata cahaya kedalaman sebuah objek dapat ditekankan. Dimensi dapat diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga membantu perspektif fotografi. - Pemilihan Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang ingin disinari serta memberikan fokus perhatian pada area atau spot tertentu. - Atmosfir Fungsi tata cahaya sebagai pembangun suasana yang mempengaruhi suasana dan emosi yang terkandung pada objek fotografi.
Jenis Pencahayaan pada ruang studio: - Penerangan standar Digunakan saat sebelum pemotretan dan sebagai penerangan biasa sehingga dapat menerangi ruangan studio. - Penerangan tata lampu pada studio/latar/objek Tata lampu pada studio ada 2 jenis yaitu jenis tata cahaya studio standar dan tata cahaya ceiling rail system. Tata cahaya studio standard menggunakan penataan cahaya yang menggunakan alat-alat fotografi seperti light stand, flash dsb yang dapat dipindah-pindah, sedangkan ceiling rail system menggunakan sistem tata cahaya yang dipasang pada plafond ruang. Dapat dilihat pada gambar 2.5 dan 2.6.
26
Gambar 2.4 Penataan Tata Cahaya Studio Standard Sumber : www.lightsedgestudios..com
Gambar 2.5 Penataan Tata Cahaya Studio dengan Ceiling Rail System Sumber : www.lightsedgestudios..com
2.2.3 Penataan Ruang Kerja Studio Foto Setelah didapat kebutuhan dan keperluan dari ruang studio tersebut, maka ruangan studio ini juga didukung oleh ruangan-ruangan lain seperti ruang cuci cetak film untuk kamera analog, ruang printing dan sebagainya. Berikut ini merupakan contoh penataan lay out laboratorium fotografi (Chiara dan Callender, 1973:766) gambar 2.6.
27
Gambar 2.6 Penataan Ruang Kerja Fotografi Sumber : Beazly, 1995
2.2.4 Laboratorium Fotografi Laboratorium fotografi digunakan sebagai tempat proses pengeditan dan pencetakan hasil foto. Segala pengolahan foto dilakukan pada laboratorium fotografi. Pengolahan foto digital, peralatan kamera baik standar maupun digital. 2.2.5 Ruang Penyimpanan Alat Ruang penyimpanan peralatan ini digunakan untuk menyimpan peralatan yang dibutuhkan dalam fotografi seperti lampu, reflector, softbox, slave unit, kabel sinkronisasi dan lain sebagainya. Kamera harus dijaga agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Perletakan kamera sebaiknya ditempatkan pada tempat yang 28
sejuk (tidak lembab) dan tidak panas serta tidak berdebu. Lensa kamera merupakan bagian penting yang harus dilindungi terutama dari jamur, karena jamur dapat merusak dan mengotori lensa sehingga mengganggu kerataan masuknya cahaya. Umumnya kamera diletakkan dalam tempat tertutup untuk mencegah debu yang masuk serta diberi silica gel yang berfungsi menyerap uap air. Tempat khusus penyimpanan kamera yang melindungi kamera dari debu, jamur dan suhu udara disebut dengan almari kamera. Suhu yang diperlukan untuk menyimpan film yaitu 50 C–100 C, kelembaban 20 % - 40 %; penyimpanan perlengkapan foto pada suhu 300 C350 C, kelembaban 20 % - 40%.
Gambar 2.7 Dry Cabinet TECHNO TN550 (Tempat penyimpanan kamera)
2.2.6 Kamar Gelap Kamar gelap merupakan bagian penting dalam proses fotografi konvensional. Di dalam kamar gelap inilah sebuah film diproses untuk dapat dicetak. Saat ini kamar gelap lebih banyak digunakan untuk mencetak film hitam putih, sementara film berwarna lebih banyak diproses di laboratorium foto. Ukuran darkroom atau kamar gelap (kedap cahaya) yang ideal sulit dicari karena tergantung kepada jumiah orang yang bekerja di dalamnya dan ukuran foto yang akan dicetak. Untuk kamar gelap perorangan minimal dibutuhkan ruangan 2 x 3 meter. Hal penting mengenai keberadaan kamar gelap ini diantaranya adalah kebersihan yang tetap terjaga. Dalam artian ketika ada cairan kimia yang tumpah atau menetes harus segera dibersihkan (dilap dengan lap
29
basah) kelembaban udaranya pun dijaga minimal setiap hari. Ketika ruangan tidak digunakan pintunya dibuka selama 3 - 4 jam. Juga, tidak boleh makan minum apalagi merokok di dalamnya.
Gambar 2.8 Penataan Ruang Gelap (Sumber: Soerjanto, 2003)
Bekerja di kamar gelap, kita harus mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi. Sebuah darkroom ada baiknya terdiri dari dua bagian, wet area (area basah) dan dry area (area kering). Area basah, dimana segala proses kimiawi berlangsung, juga sebagai tempat penyimpanan semua obat kimia. Sedangkan daerah kering merupakan tempat enlarger diletakkan dan melakukan proses penyinaran (Iswanto Soerjanto, 2003).
Gambar 2.9 Penataan Ruang Gelap Standard (Sumber: Soerjanto, 2003)
30
Menurut Iswanto Soerjanto (2003) sebuah kamar gelap memiliki beberapa faktor yang harus ada, yaitu: 1.
Ventilasi Untuk menjaga sirkulasi udara di dalam kamar gelap, maka arus aliran udara ke dalam dan keluar harus baik. Dapat dilakukan dengan memasang exhaust van dengan model dulling (pipa). Exhaust van tersebut harus sering dibersihkan agar tidak ada debu yang menempel. Setidaknya tersedia 10,8 m udara untuk setiap individu dalam kamar gelap. ldealnya lagi, terdapat pendingin udara (AC), terlebih untuk daerah berudara panas seperti Jakarta dan Surabaya. AC sendiri berguna untuk menstabilkan suhu chemical yang digunakan. Seperti yang sudah direkomendasi sebelumnya dimana suhu obat haruslah 20°C, maka suhu ruangan sebaiknya sedikit lebih rendah dari suhu tersebut.
2.
Sink (Bak Cuci) Saluran air ledeng dan pembuangan air bak cuci haruslah baik. Untuk saluran air ledeng, sebaiknya dipasang filter sehingga air yang digunakan terbebas dari partikel atau bahan kimia lain. Pakailah filter yang bagus. Mengenai wadah cuci, sebaiknya menggunakan bahan porselen/stainless steel, yang memiliki permukaan licin. Karena, permukaan seperti ini mudah untuk dibersihkan.
3.
Ruangan Kedap Cahaya Ruangan
haruslah
benar-benar
kedap
cahaya.
Cara
termudah
untuk
mengetahuinya dapat dilakukan secara visual. Ketika berada di dalam kamar gelap dan dalam keadaan sudah gelap, tunggu beberapa saat, 3 - 4 menit untuk memberikan mata waktu untuk beradaptasi. Setelah itu Anda baru dapat 'mencari' bagian mana yang masih kemasukan cahaya. Untuk warna interior sebaiknya gunakan warna abu-abu karena tidak terlalu memantulkan cahaya tapi juga tidak terlalu menyerapnya. 4.
Interior Dindingnya sendiri haruslah solid, artinya bukan ruangan yang hanya disekat menggunakan pembatas. Penggunaan bahan pelapis dinding haruslah yang licin (teksur halus) juga karena mudah dibersihkan untuk menghindari debu yang menempel. Atau penggunaan cat dengan oil-base. Sedikit rekomendasi untuk plafon, tinggi minimal sekitar 2,6 m dan dilapisi dengan cat minyak. Untuk lantai, gunakanlah keramik dengan tekstur kasar, yang tahan terhadap bahan kimia.
31
Dasar pemikiran penggunaan bahan ini agar kita tidak tergelincir ketika bekerja. Ingat, kita bekerja dalam keadaan gelap. 5.
Pintu Jika memungkinkan pasanglah dua pintu. Dengan alasan, bila suatu saat kita harus keluar/masuk ruangan tetapi cahaya bingkai dan daerah sekitar pintu sebaiknya berwarna gelap. Kendala yang sering dijumpai, terbatasnya lahan. Dapat disiasati dengan mengganti pintu yang dalam dengan model sliding-door. Untuk beberapa daerah sekitar pintu, dicat dengan warna gelap untuk mengetahui bila terjadi kebocoran cahaya.
6.
Listrik Harus memiliki fasilitas listrik yang baik. Untuk penggunaan enlarger sebaiknya gunakan voltage stabilizer sehingga tegangan listrik tidak akan naik turun, yang mengakibatkan sinar lampu tidak stabil. Otomatis akan berpengaruh kepada hasil cetakan.
7.
Rak pengering Untuk rak pengering foto, dapat kita buat sendiri. Bisa dengan menggunakan kain kasa/kawat nyamuk. Dapat pula dengan meletakkan foto pada permukaan yang tidak licin.
2.2.7. Galeri Menurut Tusan (1996: 13) sebuah galeri pada umumnya melakukan tiga jenis kegiatan, yaitu: a. Mensponsori atau menyelenggarakan pameran-pameran berkala karya seni rupa. b. Menjual secara tetap karya seni rupa, dengan penataan yang baik, tidak ubahnya seperti menata pameran. Benda-benda untuk penjualan tetap ini akan diturunkan dari tempat pajangan kalau ada kegiatan pameran. c. Mengatur kedua jenis kegiatan tersebut sedemikian rupa, sehingga pameran atau penjualan tetap berjalan terus di ruangan tertentu dan di ruangan lain diadakan pameran berkala.
Galeri memiliki fungsi sebagai berikut: a.
Menjadi sponsor penyelenggaraan pameran-pameran karya seni rupa.
b.
Sebagai sponsor dan promotor tetap serta bertanggung jawab akan salah satu gaya seni rupa di tanah air. 32
c.
Memacu seniman dan artis untuk bersaing dalam mutu secara sehat.
d.
Memudahkan para seniman untuk memamerkan karyanya.
e.
Memudahkan para kolektor benda seni untuk mencari karya seni dari seniman yang diinginkan.
f.
Memperkenalkan dan memberikan kesempatan kepada masyarakat umum untuk mengetahui dan mengenal berbagai jenis seni rupa.
g.
Mempermudah mahasiswa dan pelajar untuk mempelajari dan mencari bahan tentang seni fotografi.
Cara penyajian benda-benda koleksi pada sebuah galeri memegang peranan penting, karena karya seni yang dipajang dan dipasarkan dapat memberikan informasi kepada pengunjung sehingga berpengaruh terhadap pemasaran karya seni. Berdasarkan Pedoman Tata Pameran di Museum (1994 : 11) terdapat beberapa prinsip tata pameran yang harus diperhatikan, yaitu: a.
Sistematika atau jalan cerita yang akan dipamerkan.
b. Tersedianya koleksi yang akan menunjang jalan cerita dalam pameran tadi. c. Teknik dan metode yang akan dipakai dalam pameran. d. Sarana dan prasarana yang akan dipakai, dana yang perlu disediakan.
Perawatan koleksi meliputi kegiatan pencegahan terjadinya kerusakan koleksi yang disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut ini merupakan pencegahan kerusakan koleksi seperti yang dikatakan Sutaarga (1983 : 52-62) dalam buku Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum, yaitu: 1. Faktor iklim dan lingkungan Kelembaban udara relatif yang sesuai bagi berbagai jenis benda koleksi yaitu antara 45% - 60% dengan suhu antara 200 C - 240 C. Alat untuk mengurangi tingkat kelembaban udara yaitu dehumidifyer sedangkan alat untuk mengurangi kekeringan udara disebut humidifyer. 2. Faktor cahaya Batu, logam dan keramik pada umumnya tidak peka terhadap cahaya. Bahanbahan organik seperti kertas, tekstil, koleksi ilmu hayat peka sekali terhadap pengaruh cahaya, contohnya cahaya yang mengandung unsur ultraviolet akan
33
dapat menimbulkan perubahan pada bahan dan warna. Pencegahannya dapat dilakukan dengan memasang dinding reflektor yang dicat dengan zick oxide atau titanium trioxide di atas lemari pameran hingga radiasi ultraviolet terserap. 3. Serangga Ada dua macam cara perawatan terhadap benda koleksi yaitu dengan insectisida dan fumigasi. Fumigasi menggunakan zat kimia yang dapat menguap pada suhu normal yang dilakukan pada ruang kedap udara dengan menggunakan zat paradichloro benze, carbon disulphide, carbon tetrachloride, dan metil bromide. 4. Mikro organisme Untuk mencegah tumbuhnya mikro organisme perlu adanya penjagaan kondisi ruangan yaitu temperatur dan kelembaban udara agar tetap ideal.
2.3
Studi Banding Berdasarkan pembahasan materi mengenai sekolah fotografi, tempat belajar
mengajar tentang ilmu fotografi dan fasilitas yang mewadahi semua kebutuhan aktifitas fotografi. Perlunya studi banding agar mendukung proses mendesain dan sebagai perbandingan. Objek studi banding ini merupakan tempat belajar mengajar di Denpasar dan di daerah lain sebagai pembanding sekolah fotografi di Denpasar. Adapaun objek studi banding yang diambil adalah Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Surabaya School of Photography, Lingkar Art Space (LAS) dan Darwis Triadi Photography School.
2.3.1 Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar A. Gambaran Umum Institut Seni indonesia (ISI) Denpasar merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan sekolah fotografi formal di Bali. Perguruan Tinggi ini berdiri sejak tahun 2003. Institut Seni Indonesia Denpasar adalah Perguruan tinggi seni yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Pendidikan Nasional. ISI Denpasar secara fungsional dibina oleh Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. ISI Denpasar didirikan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2003 tanggal 26 Mei 2003 yang merupakan
34
intergrasi dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar dengan program Studi Seni Rupa dan Desain (PSSRD). Pemda Bali dan masyarakat Bali maka mulai dipersiapkan mengintegrasikan dua lembaga kesenian STSI Denpasar dengan PSSRD Unud menjadi satu perguruan tinggi seni, sejak tahun 1993 dilanjutkan 1999. Pada tanggal 28 Juli 2003 Menteri Pendidikan Nasional ( Prof. Drs. Abdul Malik fadjar, M.sc) meresmikan pendirian ISI Denpasar, ditandai dengan penandatanganan prasasti bertempat di gedung Natya Mandala ISI Denpasar. Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar dapat dilihat pada Gambar 2.10.
Gambar : 2.10 Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar
Program studi Fotografi merupakan Embrio Fakultas Seni Media Rekam yang bertujuan menciptakan karya seni fotografi, Baik karya seni fotografi komersial, fotografi jurnalistik maupun fotografi seni/ekspresi. 1. Visi Menjadikan Program Studi Fotografi sebagai pusat pengkajian, penciptaan dan penyaji fotografi dengan kekuatan budaya lokal, yang memiliki peran strategis melalui pengembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni dalam persaingan global. 2. Misi
Menyelenggarakan proses pembelajaran dengan mengembangkan keilmuan fotografi berlandaskan potensi budaya lokal dalam persaingan global.
35
Melakukan penelitian unuk meningkatkan kemampuan pengkajian, penciptaan fotografi dengan mengembangkan wacana, gagasan estetis dan metode agar mampu bersaing pada era globalisasi.
Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan menerapkan sikap kritis, reflektif dan terbuka pada perubahan paradigma ilmu pengetahuan dan seni serta keprofesian fotografi dalam pemberdayaan masyarakat.
Memberdayakan tata kelola organisasi Program Studi Fotografi dalam meningkatkan kinerja dan produktivitas.
Meningkatkan dan mengembangkan kerjasama dalam dan luar negeri dalam bidang terkait secara berkesinambungan.
3. Tujuan Menghasilkan lulusan fotografi yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kemampuan akademik, berbudaya dan profesional dibidang fotografi. Meningkatkan proses belajar mengajar berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni bermuatan budaya lokal yang mengglobal secara kreatif, inovatif dan profesional melalui pengkajian, penciptaan dan penyaji fotografi. Mendorong civitas akademika untuk mengkaji dan mencipta beragam khasanah fotografi tradisional dan nusantara secara etis dan akademis. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat yang berorientasi kepada industri kreatif. 4. Sasaran Mempersiapkan
dan
memotivasi
staf
akademis
untuk
meningkatkan
pengetahuannya baik dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, mengikuti seminar dan menuangkan pikiran dalam bentuk penulisan pada jurnal baik yang bertaraf regional, nasional maupun internasional, melakukan penelitian yang kontinyu serta melakukan pengabdian kepada masyarakat yang relevan dengan kebutuhan sehingga dapat meningkatkan mutu proses belajar mengajar dan mutu lulusan. Mempersiapkan staf administrasi untuk bekerja secara profesional untuk mendukung kelancaran proses belajar mengajar. Memberikan kesempatan yang lebih besar kepada mahasiswa untuk turut serta dalam berbagai penelitian maupun pengabdian masyarakat sehingga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada mahasiswa. Mempersiapkan dan mengembangkan kurikulum pendidikan fotografi
36
yang kreatif sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat. Menyediakan dan meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai untuk dapat mendukung kelancaran proses belajar mengajar. Program Studi Fotografi merupakan Cabang Fakultas Seni Media Rekam yang bertujuan menciptakan karya seni fotografi, baik karya seni fotografi komersial, fotografi jurnalistik maupun fotografi seni/ekspresi. 5. Pengelolaan Ruang-ruang kuliah dan studio, ruang komputer dikelola langsung oleh jurusan/ps sedangkan ruang komputer dikelola oleh fakultas. Belum tersedianya pengelolaan infrastruktur yang baik serta kurangnya teknisi yang bertanggungjawab di dalam pengelolaan tersebut menyebabkan peralatan menjadi kurang terawat dan terjaga keamanannya. 6. Luas dan Jenis Ruang Jurusan / P.S Fotografi memiliki ruangan di satu gedung berlantai 2, 2 ruang untuk kuliah, satu kamar gelap, satu ruang untuk studio fotografi, dan satu ruang dosen / P.S fotografi. 7. Kurikulum Program Studi Fotografi ISI Denpasar memiliki beban 144 SKS, yang terbagi dalam VIII semester. Sebaran mata Kuliah Per-Semester Jurusan/ Program Studi S-1 Fotografi Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar bserta jadwal ruang kelas dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2. 8. Fasilitas Sarana dan prasarana untuk menciptakan proses interaksi mahasiswa dengan dosen masih sangat terbatas, seperti laboraturium dan fasilitas pendukungnya, walaupun demikian dalam upaya untuk mendorong dan meningkatkan kwalitas pembelajaran, berbagai upaya telah dilakukan misalnya dengan mengundang pakar dalam bidang fotografi untuk menularkan ketrampilan kepada mahasiswa. 9. Pengelolaan Ruang-ruang kuliah dan studio, ruang komputer dikelola langsung oleh jurusan/ps sedangkan ruang komputer dikelola oleh fakultas. Belum tersedianya pengelolaan infrastruktur yang baik serta kurangnya teknisi yang bertanggungjawab di dalam pengelolaan tersebut menyebabkan peralatan menjadi kurang terawat dan terjaga keamanannya.
37
10. Gedung, Ruang Kuliah, Laboratorium, Perpustakaan, dll. Gedung : Jurusan/PS Fotografi memiliki ruangan di satu gedung berlantai dua, 2 ruang untuk ruang kuliah, satu kamar gelap, satu ruang untuk studio Fotografi, satu ruang Dosen Jurusan / Ps Fotografi.
Ruang Kuliah : Jumlah ruang kuliah ada 4 ruangan dengan luas 120 m2 tersebar dalam 2 gedung dapat dilihat pada Gambar 2.11.
Gambar 2.11 : Ruang Kuliah ISI Denpasar
Laboratorium dan Studio : Terdapat satu ruang laboratorium, 1 ruang kamar gelap. Luas ruang studio Fotografi 4 m x 6 m terletak di lantai 2 Gedung Fotografi. 2 Ruang kuliah Fotografi, 1 di Lantai bawah 5 m x 5 m dan 1 lagi di Lantai 2, 3m x 2m.
Gambar 2.12 : Studio ISI Denpasar
Perpustakaan : Luas ruang perpustakaan 250 m2 (dua lantai) Merupakan ruang milik Institut (Lembaga Institut Seni Indonesia Denpasar). 38
Ruang Dosen dan Administrasi : Hanya terdapat 1 ruang dosen seluas 4 m x 4,5 m terletak di lantai 2 Gedung Fotografi,dan 1 ruang administrasi seluas 200 m2, masih berstatus bergabung dititipkan di Fakultas Seni Rupa dan Fotografi, dengan administrasi Fakultas Seni Rupa dan Fotografi dapat dilihat pada gambar.
Gambar 2.13 : Ruang Dosen Fotografi
Fasilitas Pendukung Pembelajaran dan Penelitian : Untuk mendukung proses belajar Ps Fotografi baru memiliki 1 buah LCD proyektor dalam kondisi yang baik yang bisa digunakan selama 6 hari kerja/minggu, Studio Fotografi dilengkapi dengan handlarger, meja, kursi, flash, almari table bayground lampu pencahayaan tenda bayground hitam dan putih, dalam dan perlengkapan lainnya dalam kondisi baik. Kecukupan : Rasio luasan ruang administrasi dan ruang akademik adalah 1:20 dan peruntukan luas ruangan kuliah terhadap jumlah mahasiswa yang masih aktif adalah 1:24 m2/mahasiswa. Dari rasio tersebut dapat dilihat bahwa fasilitas bangunan dan ruangan sudah memadai di dalam memenuhi kebutuhan aktivitas belajar mengajar. Jumlah kegiaatan setiap semester yang dapat diwadahi oleh laboratorium (studio dan ruang komputer) belumlah memadai. Kapasitas yang dapat ditampung, khususnya Studio Fotografi belum mencukupi dari yang seharusnya.
39
Kesesuaian : Laboratorium dan ruang kuliah yang tersedia, belum sesuai dengan kebutuhan, masih perlu diperluas, kualitas maupun kwantitas pendukungnya sehingga pemanfaatannya lebih optimal. Perpustakaan yang ada dikelola oleh fakultas, sebaiknya diserahkan kemasing-masing jurusan untuk memudahkan pengelolaan sehingga manfaatnya akan lebih dirasakan oleh staf akademik maupun mahasiswa.
LT 2 R. DOSEN WC
LT 1
Gambar 2.14 Denah Kampus ISI P.S Fotografi (Sumber : Observasi, 2013)
2.3.2 Surabaya School of Photography dan JK Lensa Surabaya school of Photography telah berdiri sejak tahun 1992. Sekolah fotografi ini mengajarkan pelatihan fotografi bagi aparat humas pemda, instansi, dan peminat fotografi di seluruh indonesia. Lembaga ini terletak di Jalan Kupang Jaya I/53 Surabaya, yang berada dibawah naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Disamping tempat belajar mengajar fotografi tempat ini juga menjual berbagai macam kebutuhan / alat yang dibutuhkan oleh sang fotografer. Dengan bangunan 3 lantai dimana lantai 1 difungsikan sebagai toko dan lantai 2 dan 3 difungsikan sebagai kelas mengajar. A. Tujuan Lembaga ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam bidang fotografi akbiat dari pengaruh teknologi yang semakin meningkat.
40
B. Struktur Organisasi Surabaya school of Photography dikelola oleh lembaga swasta murni dibawah naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan sifat bangunan komersial. Pimpinan Wakil Pimpinan Sekretaris
Bagian Pendidikan & Pelatihan
Bagian Administrasi
Seksi pendidikan teori & praktek Gambar 2.15 Struktur Organisasi Surabaya School of Photography
C. Pengajar 1. Bpk. Singgih (Pengajar tingkatan dasar dan Lanjutan) 2. Bpk. Jocob (Pengajar tingkat dasar Pemula) D. Jadwal Sabtu dan Minggu (Sabtu Maeteri Kelas, Minggu Materi Kelas + Praktik Lapangan) E. Tampak Bangunan dan Jenis Ruang
Gambar 2.16 bangunan eksterior Observasi, 04 oktober 2014
41
Gambar 2.17 Ruang Kelas Observasi, 04 oktober 2014
Gambar 2.18 toko Lantai 1 Observasi, 04 oktober 2014
2.3.3 Lingkart Art Space (LAS) Lingkar Art telah berdiri sejak 10 oktober 2004, Merupakan Usaha bergerak dalam bidang Seni khususnya fotografi. Tempat ini terlahir karena kecintaannya terhadap seni khususnya fotografi. Tempat yang berlokasi di Jl. Gatot Subroto timur no. 207 – Denpasar. A. Tujuan Menyediakan tempat/ruang alternative untuk mengapresiasikan seni dan memberikan ruang hijau ditengah padatnya kota Denpasar.
42
B. Struktur Organisasi Lingkar Art Space merupakan usaha swasta murni yang dimiliki oleh individu. Pendirinya memegang jabatan Owner . Ilustrasi pada gambar 2.19.
Gambar 2.19. Struktur Organisasi Lingkar Art Space Observasi, 11 oktober 2014
C. Jenis Ruang
Gambar 2.20. Ruang Pameran Observasi, 11 oktober 2014
Gambar 2.21 Ruang Santai Lingkar Art Cafe Observasi, 11 Oktober 2014
43
Gambar 2.22 Ruang Editing Observasi, 11 Oktober 2014
Gambar 2.23 Lanscape Lingkar Art Space Observasi, 11 Oktober 2014
2.3.4 Darwis Triadi School of Photography Dari pengalaman 25 tahun, A. Darwis Triadi mendirikan sekolah fotografi. Sekolah ini menggunakan metode pengajaran yang akan sangat mudah dimengerti oleh peserta, dengan menggunakan metode praktek dan teori secara interaktif, diskusi teknis dan non teknis, hunting dan evaluasi oleh Darwis Triadi pada akhir sesi disetiap tingkatan. Darwis Triadi School Of Photography memulai aktifitasnya pada awal 2003. Berlokasi di Jalan Pattimura No. 2, Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Didukung oleh tim managemen dan pengajar yang profesional yang menjunjung tinggi asas transparansi dan kekeluargaan dengan moto “ LEARN FROM THE BEST”.
44
A. Tujuan - Memajukan dunia fotografi secara umum. - Mengembangkan sumber daya manusia yang profesional. - Mewujdkan generasi muda yang creative, dinamis dan memiliki keahlian (seni fotografi). - Membantu pemerintah mencerdaskan anak bangsa melalui pendidikan informasi (seni fotografi). B. Struktur Organisasi Darwis Triadi School Of Photography dikelola oleh lembaga swasta murni dengan sifat bangunan komersial. Pimpinan Wakil Pimpinan Sekretaris
Bagian Pendidikan & Pelatihan
Bagian Administrasi
Seksi pendidikan teori & praktek Gambar 2.24 Struktur Organisasi Darwis School of Photography
C. Pengajar Darwis Triadi, Fery Ardiano, Iswanto Soeryanto, Eky Tandyo, Djoni Darmo, Rikin Djunaedi, Kristupa Saragih, Ridha Kusumabratha, Goenadi Haryanto, Gerald Adi, Ray Bacthiar, Edward Tigor Siahaan, Iwan Zahar, Pinky Mirror, Jimmy Yuwono, Dianti Andajani, Joe Markus, Toga Tampubolon, Arbain Rambey dan Moses Agustian. D. Jadwal, Kelas dan Materi. a. Kelas Reguler 1. Basic Rp 2.000.000 (Senin & Kamis, 9x pertemuan, jam: 15:00 s/d 17:00, 19:00 s/d 21:00) 2. Intemediate Rp 4.000.000 (Selasa & Jumat, 15x pertemuan, jam: 15:00 s/d 17:30, 18:30 s/d 21:00) 3. Advanced Rp 4.000.000 (Senin & Rabu, 15x pertemuan, jam: 18:30 s/d 21:00)
45
b. Kelas Non Reguler - Class Profesional Lighting for Model - Class Profesional Lighting for Product - Class Week-end (sabtu) - Class Liburan - Class For Kids.E. - Class “In House Training” (untuk para Pendidik) c. Materi BASIC Pengenalan dasar fotografi Teknik pencahayaan Praktek (available light) Dasar-dasar komposisi Praktek (moving object) Presentasi foto Hunting Quality of light Review & Evaluasi
INTERMEDIATE Studio lighting (teori & praktek) Model photography I (low key) (teori & praktek) Model photography II (high key) (teori & praktek) Model photography III (teori &praktek) Architecture & Interior Photography Pemotretan Product (Still life)(teori & praktek) Photography Travelling & bisnis Wedding Photography Hunting (Pre-Wedding) Review & Evaluasi
ADVANCED Commercial studio lighting (teori & praktek) Model photography (with fashion stylish) (teori & praktek) Product (food) photography (with food stylish) (teori & praktek) Lighting character (teori & praktek) Pemotretan Otomotif (teori & praktek) Photography jurnalistik Model art (teori & praktek) Manajemen photography Seni & kritik foto (teori & praktek) Review & Evaluasi
46
E. Tampak Bangunan dan Jenis Ruang
Gambar 2.25 Eksterior Bangunan Darwis Triadi School Photography Observasi, 28 September 2014
Gambar 2.26 Ruang Tunggu Darwis Triadi School Photography Observasi, 28 September 2014
Gambar 2.27 Kegiatan Darwis Triadi School Photography Observasi, 28 September 2014
47
2.3.5 Tabel Hasil Studi Banding Dari keempat objek studi banding inidapat terbilang kecil sampai tergolong besar, semuanya memiliki spesifikasinya masing-masing. Berikut ini adalah tabel perbandingan antara ketempat objek studi banding tersebut, lihat Tabel 2.2. Tabel 2.2 Kajian Studi Banding. No
1
Kriteria
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar
Surabaya School of Photography
Lingkar Art Space
Darwis Triadi School of Photography
Institut Seni Indonesia
Sekolah Fotografi non Formal
Bangunan Komersial
Sekolah Fotografi non Formal
Lokasi
Jalan Nusa Indah, Denpasar,
Jalan Kupang Jaya I/53 Surabaya
Jl. Gatot Subroto timur no. 207 – Denpasar.
Jl. Pattimura No. 2 (bunderan Senayan) Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Fungsi dan Peranan
Menyelenggaraka n proses pembelajaran fotografi (formal)
Menyelenggarakan proses pembelajaran fotografi (non formal)
Usaha bergerak dalam bidang seni khusunya fotografi
Menyelenggarakan proses pembelajaran fotografi (non formal)
Klasifikasi
2
3
4
Fasilitas Berhubungan dengan Proyek
R. Kuliah Laboratorium Studio R. Komputer Perpustakaan
1. 2. 3. 4.
R. Kelas Studio Bengkel fotografi Toko fotografi
1. R. Pameran 2. R. Santai 3. Kantin 4. R. Printing 5. R. Editing
1. R. Kelas 2. Studio 3. Studio Indoor
Eksterior
Menggunakan tampilan arsitektur Bali yang didominasi tempelan batu bata
Tampilan bangunan menggunakan arsitektur modern
Menggunakan tampilan arsitektur modern yang dikombinasi dengan sentuhan bali pada atap serta pemilihan material alam
Tampilan bangunan menggunakan arsitektur modern
Interior
Interior kelas seperti pada umumnya. Penyelesaian dinding memakai cat putih. Lantai menggunakan keramik.
Interior kelas seperti pada umumnya. Penyelesaian dinding memakai cat putih. Lantai menggunakan keramik.
Interior ruangan menggunakan material alam, agar mendukung tampilan eksterior banguan dan suasana pada ruangan.
Interior kelas seperti pada umumnya. Penyelesaian dinding memakai cat putih. Lantai menggunakan keramik.
5
6
1. 2. 3. 4. 5.
48
Konsep Penggunaan
Bangunan perguruan tinggi yang menyelenggaraka n sekolah fotografi formal
7
Bangunan komersial sebagai tempat pembelajaran seni fotografi
bangunan alternative untuk mengapresiasikan seni dan
Bangunan komersial sebagai tempat pembelajaran seni fotografi
memberikan ruang hijau ditengah padatnya kota Denpasar.
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa, bagian terpenting dari sekolah fotografi adalah adanya ruangan untuk menunjang segala kebutuhan aktivitas dari proses pembelajaran fotografi, antara lain adanya kelas yang memadai, studio foto indoor maupun outdoor. Tentunya dalam hal ini juga didukung oleh beberapa fasilitas pendukung untuk mendukung kenyaman civitas ketika menggunakan fasilitas tersebut. Dilihat dari segi fungsinya, Sekolah Fotografi (non formal) ini mendukung kreatifitas fotografer deng didukung fasilitas untuk menghasilkan sebuah karya yang menakjubkan. Aktif dan produktif dalam pola pikir ditekankan di sekolah ini. Semua kegiatan yang mendukung dalam meningkatkan keprofesionalisan dalam fotografi akan ditampung.
2. 4 Spesifikasi Umum Sekolah Fotografi 2.4.1 Pengertian Sekolah Fotografi adalah sebuah tempat proses belajar mengajar fotografi dengan didukung fasilitas yang memadahi bertujuan untuk memperkaya ilmu tentang dunia fotografi dalam teori maupun praktek. Meskipun dalam pembelajaran di era sekarang sudah dimudahkan dengan banyaknya informasi-informasi di dunia maya. Di tempat inipeserta didik langsung ditangani oleh para instruktur (profesional fotografer).
Sehingga dapat
mengoptimalkan ilmu teknologi dan seni yang
diterapkan.
2.4.2 Fungsi Fungsi
sekolah
fotografi
adalah
mewadahi
kegiatan-kegiatan
yang
berhubungan dengan dunia fotografi, baik berupa proses belajar mengajar yang optimal baik masyarakat umum maupun fotografer. Sedangkan untuk fotografer 49
mampu mengadakan pameran, workshop, atau diskusi mengulas foto yang diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dan kreatifitas para fotografer sehingga bisa memberi
edukasi
pada
masyarakat
umum
yang
ingin
mengembangkan
keterampilannya.
2.4.3 Tujuan Menyediakan sebuah fasilitas yang berhubungan dengan dunia fotografi yang terintegrasi. Yang diharapkan mampu menjadi sebuah fasilitas khusus bagi dunia fotografi.
2.4.4 Kegiatan Kegiatan yang diakomodasi pada sekolah fotografi ini dapat dibagi menjadi 4 kelompok yaitu: 1. Kegiatan Utama Yaitu yang meliputi kegiatan-kegiatan utama yang dilakukan pada sekolah fotografi ini, seperti proses belajar-mengajar teknik maupun praktek fotografi, workshop fotografi, pameran apresiasi fotografi dan seminar. 2. Kegiatan Penunjuang Merupakan kegiatan yang dapat mendukung kegiatan utama. 3. Kegiatan Pengelolaan dan Administrasi Merupakan kelompok kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan administrasi sekolah fotografi. 4. Kegiatan Servis Merupakan kelompok kegiatan yang berupa pemeliharaan dan servis terhadap sebuah fasilitas sekolah fotografi.
2.4.5 Ruang Lingkup Ruang lingkup untuk sekolah fotografi yaitu tempat yang menyelenggarakan proses belajar mengajar tentang ilmu teknologi dan seni.
50
2.4.6 Sistem Pengelolaan Sistem pengolahan pada sekolah fotografi ini akan dikelola oleh lembaga swasta yang berorientasi pada Ilmu teknologi dan seni.
2.4.7 Fasilitas Fasilitas yang ada pada sekolah fotografi yang akan membantu dalam proses sarana dan prasarana, yaitu: a. Ruang Kelas b. Ruang komputer c. Ruang Perpustakaan d. Ruang Praktek e. Ruang Editing f. Ruang Instruktur g. Ruang Pameran h. Ruang Serbaguna i. Studio Indoor j. Ruang Kostum k. Photography Shop l. Kamar Gelap m. Laboratorium Komputer n. Ruang digital printing o. Coffee Shop
51
9