BAB II METODE PERANCANGAN
A.
Orisinalitas Ilustrasi merupakan salah satu jenis desain yang dipakai untuk mengkomunikasikan
suatu karya desain ke masyarakat atau pengguna. Dengan menggunakan ilustrasi kita dapat menjelaskan suatu keadaan dan ekspresi secara lebih efektif. Penyampaian informasi akan menjadi lebih menarik karena disampaikan secara visual dan diterapkan pada bentuk produk sehari-hari. Dari beberapa jenis Nozzle yang yang sudah ada sekarang yang biasa di gunakan oleh petugas pemadam kebakaran saat ini hanya memiliki satu pancaran air yaitu pada ujung Nozzle tersebut. Untuk itu Nozzle yang lebih spesifik penggunaannya pada kebakaran sampah dengan memiliki beberapa pancaran agar dapat mencapai pada titik – titik api yang sulit, sampai saat ini belum ada dan hanya memaksimalkan yang telah ada saja.
Gambar 01. Contoh Nozzle B. Kelompok Pengguna Produk Perancangan Nozzle sampah ini bertujuan untuk memudahkan petugas pemadam kebakaran dalam menangani kebakaran sampah dengan target yang dibagi berdasarkan empat kategori, yakni : 1. Demografis Secara demografi, Nozzle ini bisa dipakai hanya pada laki – laki dalam rentang usia 18 – 55 tahun. Namun pengguna yang ditujukan lebih spesifik yaitu hanya pada petugas Pemadam Kebakaran yang terlatih. Tanpa memandang suku, agama dan ras, lalu mempunyai pendidikan minimal SMU atau sederajat dan status jabatan yang dimiliki adalah pasukan atau fighter.
4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Geografis Secara geografi, segmentasi Nozzle ini untuk seluruh wilayah yang memiliki tempat pembuangan akhir sampah, bedeng pemulung, ataupun daerah yang memiliki tumpukan sampah yang tinggi / dalan volume yang banyak. Contoh kasus : Pada daerah Pasar Minggu tepatnya di belakang gedung VOLVO. 3. Psikografis Petugas Pemadam Kebakaran Yang terlatih dan memiliki kemampuan dalam pengoperasiannya. Yang dimaksud terlatih disini adalah memiliki kemampuan dasar atau skill basic (tingkat I) yang biasanya petugas itu sendiri di DIklatkan pada Diklatkar (pendidikan dan pelatihan kebakaran) di Ciracas Jakarta Timur, dan diberi pelatihan sekurang – kurangnya selama satu bulan. 4. Perilaku atau Kebiasaan Pada Petugas Damkar (Behavioural). Perilaku petugas Damkar pada saat melaksanakan pemadaman ialah harus mempersiapkan fisik dan mental yang prima, tidak diberkenankan dalam keadaan tidak sadar atau mabuk, dikarenakan pada saat melaksnakan pemadaman petugas dituntut fokus dan dapat bekerjasama dengan baik dengan petugas lainnya pada saat di TKP (tempat kejadian perkara) dimana pekerjaan sebagai petugas Damkar adalah pekerjaan yang menitikberatkan pada teamwork (kerjasama tim) yang solid agar pemadaman tersebut dapat cepat teratasi dengan baik, ketika jenis kebakarannya adalah kebakaran sampah maka petugas dituntut memiliki stamina harus lebih prima daripada kebakaran jenis lainnya dimana kebakaran sampah telah telat penanganannya maka bias dipastikan kebakaran tersebut akan belangsung lama, selain itu mereka pun harus siapa apabila dihadapkan dengan bau yang tidak sedap yang di timbulkan dari sampah tersebut. Disini petugas diharapkan dapat mengatur energi masing – masing agar dapat menyelesaikan pemadaman hingga tuntas, biasanya agar dapat berkelanjutan dikarenakan waktu pemadaman yang lama petugas yang memiliki tugas pada sumber air di putar kedepan menggantikan petugas yang tempur dan begitupun sebaliknya agar setiap petugas memiliki waktu rehat agar staminanya kembali lagi pulih dan dapat melanjutkan pemadamannya lagi. Selain itu petugas biasanya menggunakan masker untuk melindungi dari asap ataupun bau tidak sedap pada kebakaran sampah agar tidak terlalu mengganggu petugas dalam proses pemadaman sampah itu sendiri.
5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pada Kebakaran sampah memiliki prinsip kerja yaitu di banjiri, dengan maksud agar dapat mencegah dari titik – titik api baru dari efek radiasi yaitu dapat berpindahnya panas ke benda lain dan menyebabkan titik api lainnya. Dengan adanya Nozzle yang sengaja di desain untuk pemadaman sampah ini sudah di lengkapi sekop dan lubang – lubang tambahan yang berfungsi menjangkau titik api lain dari arah yang berbeda tidak hanya pada satu titik saja yaitu pada lubang utama saja. C.
Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Tujuan dari perancangan Nozzle sampah ini antara lain: a. Untuk memudahkan petugas dalam menangani kebakaran sampah. b. Untuk mempersingkat waktu dalam penanganan terjadinya kebakaran sampah. c. Sebagai peralatan penunjang alternatif yang sudah ada. 2. Manfaat Adapun manfaat dari tugas akhir adalah sebagai berikut : a. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan yang berkaitan dengan peralatan – peralatan penunjang yang ada di Dinas Pemadam Kebakaran. b. Bagi Institusi Membuat Dinas Pemadam Kebakaran memiliki alternative Nozzle yang sudah ada jika terjadi kebakaran sampah. d. Bagi Desainer Produk Tugas akhir ini sebagai media refrensi dalam pembuatan produk yang bertujuan memberikan solusi pada sebuah institusi yang memiliki bidang khusus.
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
D.
Relevansi dan Konsekuensi Studi 1. Logika Dasar Perancangan Untuk merancang Nozzle sampah ini, beberapa hal yang harus dilakukan, antara lain: a. Riset Konsep Pada tahap awal, penulis melakukan beberapa kali riset serta melakukan
pengumpulan data mengenai berbagi macam peralatanpenunjang pada Dinas Pemadam Kebakaran. b. Pra Produksi Pada tahapan selanjutnya yaitu melakukan persiapan pra produksi, dimana perancang mulai menyiapkan konsep untuk pembuatan desain dari Nozzle pemadaman sampah tersebut. c. Produksi Setelah segala persiapan sudah lengkap, maka proses selanjutnya adalah perancang melakukan tahap produksi dengan memulai membuat sketsa desain dan kemudian dilanjutkan pada proses produksi. d. Paska Produksi Tahapan selanjutnya sesudah desain telah selesai adalah proses finishing serta packing. 2.
Teknologi yang Dibutuhkan Dalam proses pembuatan Nozzle khusus pemadaman sampah ini, terbagi menjadi
teknik tradisional, dan teknik digital. Teknik digital terbagi menjadi dua, yaitu hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak). Perancangan Nozzle khusus pemadaman sampah antara lain: a. Teknik Tradisional 1. Pensil 2B 7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dalam proses kerja, hal pertama yang dilakukan adalah proses pembuatan sketsa, pensil 2B dipilih karena sifatnya tidak terlalu keras dan tidak terlalu lunak, selain itu dapat menggambar garis- garis tipis maupun tebal sesuai dengan tekanan pada kertas. 2. Penghapus Penghapus yang digunakan adalah penghapus yang memiliki tektur yang halus dan lentur, sehingga jika digunakan untuk menghapus maka hasilnya akan bersih tidak meninggalkan noda serta tidak merusak kertas. 3. Kertas HVS Dalam proses sketsa, digunakan kertas HVS ukuran A4 80gsm. Pemilihan kertas dengan ketebalan 80gsm untuk mengurangi resiko kertas rusak saat proses menghapus. Karena kertas dengan tebal dibawah 80gsm terlalu tipis untuk proses sketsa manual agar meminimalisir rusak karena terlalu sering menghapus. b. Teknik digital 1. Hardware ( perangkat keras )
Komputer / PC Dalam proses tracing ilustrasi dari manual ke digital, komputer merupakan paling
utama yang dibutuhkan. 2. Software ( perangkat Lunak )
Software berbasis editing foto Software untuk mengedit dengan basis bitmap ini digunakan dalam proses cropping
dan mengatur gelap terang dari hasil scanning.
Software berbasis vector Merupakan software untuk melakukan tracing terhadap hasil scan untuk selanjut
hasil tracing tersebut digunakan untuk menghasilkan gambar 2D.
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Material yang akan dipergunakan Material yang digunakan pada pembuatan Nozzle khusus sampah adalah berbentuk batangan timah babet ataupun berupa dari hancuran besi. Bahan ini terbukti cukup tangguh dan kuat dalam menahan kuatnya tekanan air yang didorong dari hydrant maupun dari unit mobil pemadam kebakaran dan tidak kalah penting lagi dapat menekan pada biaya produksi dikarenakan bahannya yang relatif terjangkau, Dalam proses produksi Nozzle khusus pemadaman sampah dengan cara dileburkan dan di bentuk sesuai modelling.
Gambar 02. Timah Babet
4. Biaya perancangan dan produksi Setiap perancangan dan pembuatan suatu produk pasti dibutuhkan estimasi biaya pembuatannya, berikut rincian estimasi biaya hingga produksi : a. Biaya Bahan Baku No.
Bahan
Jumlah
Harga Satuan
Total
1
Timah Babet
2kg
230.000
460.000
TOTAL
460.000
b. Biaya Lain-lain No.
Bahan
Jumlah
Harga Satuan
Total
1
Packaging
1
15000
15000
TOTAL
15000
c. Total Biaya Biaya bahan baku dan biaya lain-lain adalah : Rp 460.000,- + Rp 15000,-
= Rp 475.000,9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dengan total biaya satuan untuk satu produk Nozzle adalah : = Rp 475.000,d. Harga Jual Harga yang akan ditetapkan untuk 1 Nozzle adalah adalah Rp. 550.000 E. SKEMA PROSES KERJA Berikut ini adalah skema proses kerja yang dapat dijelaskan melalui bagan dibawah ini : 1. Pra Produksi Pra Produksi merupakan tahapan perencanaan. Secara umum merupakan tahapan persiapan sebelum memulai proses produksi. Hal ini mencakup menentukan ide sebuah produk, melakukan eksplorasi pada konsep. Tujuan pra produksi adalah mempersiapkan segala sesuatunya agar proses produksi dapat berjalan sesuai konsep dan menghasilkan hasil yang sesuai dengan harapan. Tahapan dari proses pra produksi berikut ini, yaitu: a. Idea Concept. b. Brainstorming. c. Branding. 2. Produksi Produksi merupakan tahapan produksi. Secara umum merupakan tahapan, melakukan eksekusi, setelah melakukan tahapan-tahapan pra produksi. Adapun tahapan dari proses produksi ini, yaitu: a. Sketsa. b. Proses digital (trace dan perencanaan warna). c. perancangan branding. 3. Pasca Produksi Pasca Produksi merupakan tahapan perencanaan. Secara umum merupakan tahapan finishing setelah melakukan proses produksi. Tahapan dari proses pasca produksi ini, yaitu: a. Proses Pembentukan desain. b. Pengelasan. Pewarnaan. d. Proses Pembuatan Packaging. 10
http://digilib.mercubuana.ac.id/