BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS
Gambar 1: Sumber: www.yuki-myst.deviantart.com Pada desain kursi ini mengutamakan kenyamanan dan kemudahan bagi pengguna. Kenyaman bentuk bersandar untuk penggunanya untuk membaca ataupun sekedar untuk bersandar istirahat. Kemudahan untuk mengambil buku atau majalah yang ditaruh diruangruang sekitar bangku tersebut memudahkan pengguna atau pembaca untuk mengambilnya, sehingga pengguna tidak berdiri dan berjalan lagi menuju lemari buku untuk mengambilnya dan kembail lagi ke kursi untuk membacanya. Jadi efisiensi waktu menjadi poin keunggulan dalam desain kursi ini. Pengembangan pada kursi ini adalah bagaimana caranya memberikan lampu atau cahaya agar penggunanya bisa membaca meski cahaya disekitar kurang terang. Dan juga bentuk dari ruang untuk menaruh buku berbentuk lebih baru.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2: Sumber: www.tovtov.com Pada desain kursi ini mempunyai keunggulan dalam bentuk sandarannya yangsetengah lingkaran, memberikan efek pijatan untuk tulang punggung dan juga memberikan efek relaksasi dengan bentuk dari sandarannya tersebut. Pengembangan pada kursi ini adalah desain dari ruang untuk buku tersebut yang berbentuk biasa saja dan juga pemilihan warna untuk kursi tersebut. Keperluan cahaya untuk pengguna juga dibutuhkan. Oleh karena itu pengembanganya adalah bentuk dari ruang tempat menaruh buku di perbarui dan pemilihan warna untuk dari desain futuristik yang cerah. Kursi ini cocok ditaruh di ujung ruangan, yang membuat kursi ini tidak memakan banyak ruang. Karena memikirkan suasana ruang juga penting. Bila kita mengolah serta menatanya dengan baik dan jeli, rumah atau ruangan idaman di dalam lahan yang terbatas bukan hal yang mustahil diwujudkan. Rumah atau ruangan harus kelihatan enak dipandang dan nyaman ditinggali.1
1
Imelda Sanjaya, Seni Menata Rumah: Rumah Mungil yang Sehat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996, hlm.7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3: Sumber: www.vellma.com Untuk desain kursi ini menugtamakan kenyamanan bagi pengguna. Bentuk yang sudah diukur untuk kebutuhan pengguna dalam bersandar di kursi tersebut. Pengembangan pada kursi ini adalah bagaimana membuat ruang untuk bukubuku tersebut. Namun untuk desain ini menjadi baik dan benar diperlukan pertimbangan seperti, yaitu: 1. Tujuan pemakaian 2. Keinginan pemakai 3. Fungsi perabot 4. Bentuk atau kesan atau penampilan luar 5. Bahan yang dipakai 6. Konstruksi 7. Cara pembuatan. 2
B. KELOMPOK PENGGUNA PRODUK Target dari pengguna produk penulis adalah anak-anak sampai orang dewasa, Pelajar dan Pekerja, umur 5 – 30 tahun, kelompok menengah ke atas, daya beli Rupiah, kebutuhan pengguna yang menyukai membaca.
C. TUJUAN DAN MANFAAT 1. TUJUAN Tujuan dengan menciptakan produk ini sebagai pengembangan ide tentan desain-desain furnitur modern dan futuristik dalam dunia industri Indonesia. Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat ide-ide terbaru dan membantu pertumbuhan industri Indonesia. Kursi ini mempunyai fungsi ruang khusus yang berfungsi sebagai tempat menaruh buku. Hubungannya adalaha dengan adanya ruang khusus untuk buku ini bisa meringkas dan memberikan efisiensi waktu untuk pengguna. Kursi ini mempunyai alas kaki yang bisa ditekuk atau di panjangkan sesuai keinginan 2
M. Gani Kristianto, Teknik Mendesain Perabot Yang Benar, Pendidikan Industri Kayu Atas, Semarang, 1993, hlm.1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pengguna. Bentuk kursi ini menyerupai bentuk kursi santai, hubungannya selain bisa sebagai kursi baca juga bisa menjadi kursi santai. 2. MANFAAT a) Pengguna Dengan adanya produk ini para pengguna yang menyukai membaca akan di berikan kemudahan dan kenyamanan. Kemudahan untuk mengambil buku yang akan dibaca, sehingga para pengguna tidak perlu berdiri dan berjalan menuju lemari buku yang berbeda dan kembali lagi ke kursi baca. Dan kenyamanan, dengan bentuk yang memberikan kenyamanan untuk bersandar, pembaca merasakan nyaman untuk membaca. b) Masyarakat Dengan adanya produk ini, masyarakat pengetahuan tentang produk furnitur modern
bisa
menambah
ilmu
D. RELEVANSI DAN KONSEKUENSI STUDI 1. LOGIKA DASAR PERANCANGAN Kebutuhan untuk pengguna akan sebuah kepraktisan atau juga kemudahan untuk membaca dan juga mengambil buku tersebut, menyingkat waktu dari pengguna dan mengindari lebih banyak waktu yang dipakai. Untuk membuat sebuah furnitur dibutuhkan pengetahuan tentang ergonomi dan antropometri. Ergonomi adalah ilmu tentang manusia dalam usaha untuk meningkatkan kenyamanan di lingkungan kerja.3 Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktifitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik.4 Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi-
3
Nurmianto Eko, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Guna Widya, Surabaya, 2008 Tarwaka, dkk, Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan dan Produktivitas, UNIBA PRESS.,Cetakan Pertama, Surakarta, 2004, Hlm. 35:97-101
4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal-optimalnya.5 Ergonomi adalah praktek dalam mendesain peralatan dan rincian pekerjaan sesuai dengan kapabilitas pekerja dengan tujuan untuk mencegah cidera pada pekerja.6 Kesatuan data dari beberapa bidang keilmuan tersebut, dalam ergonomi dipergunakan untuk memaksimalkan keselamatan kerja, efisiensi, dan kepercayaan diri pekerja sehingga dapat mempermudah pengenalan dan pemahaman terhadap tugas yang diberika serta untuk meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pekerja.7 Secara umum tujuan penerapan ergonomi, antara lain: a) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan bebab kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.8 b) Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif. c) Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. 9 Kemudian prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam perkerjaan tersebut terus berubah. Prinisp ergonomi adalah edoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja, dalam diktat kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu:10 a) Bekerja dalam posisi atau postur normal; b) Mengurangi beban berlebihan; c) Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan; 5
P.K Suma’mur, Hygiene Perusahaan dan Keselamatan kerja, Cetakan kedua, CV.Haji Mas Agung. Jakarta, 1981 Osha, Ergonomics : The Study of Work, U.S. Department of Labour, 2000 7 David Oborne, Ergonomics at Work: Human Factor in Design And Development, England: John Wiley and Sons, 1995 8 http://merulalia.wordpress.com/2011/01/17/pengertian-ergonomi/ 9 Tarwaka, dkk, Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan dan Produktivitas, UNIBA PRESS.,Cetakan Pertama, Surakarta, 2004, Hlm. 35:97-101; 10 W Baiduri, Analisis Tingkat Risiko Pekerjaan Material Manual Handling terhadap Gejala Gangguan Otot Rangka Pada Pekerja di PT. Pantja Motor Isuzu Bekasi (Thesis), Depok: FKM UI, 2003 6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
d) e) f) g) h) i) j) k)
Bekerja sesua dengan ketinggian dimensi tubuh; Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan; Minimalisasi gerakan statis; Mencakup jarak ruang; Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman; Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja; Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti; Mengurangi stress
Dalam kenyamanan apabila dalam perhitungan salah dan tidak menggunakan standar-standar ukuran dan dimensi, bahwa bisa dipastikan desain furnitur tersebut telah gagal. Akibatnya bisa mengakibatkan gangguan secara fisik bagi siapa saja yang menggunakannya.11 Perhitungan untuk ukuran-ukuran dan dimensi sebuah furnitur tidak boleh salah. Karena, akibatnya akan dirasakan oleh pengguna. 12 Aspek-aspek yang terdapat dalam ergonomi akan bersentuhan langsung oleh pemakai furnitur.13 Contoh selain bersentuhan langsung adalah, tinggi antara mata pemakai dengan tinggi furnitur dan jarak pandangan mata ke furnitre masuk dalam aspek ergonomi yang bersifat kepraktisan sebuah furnitur. Sehingga bisa membantu pemakai mempercepat pemakaian.14 Namun selain permasalah ergonomi bahwa para pembuat furnitur di Indonesia kekurangan ilmu pengetahuan tentang desain dan ergonomi, mereka kurang mengetahui pembuatan furnitur yang mempunyai pemikiran kreatif dan inovasi-inovasi baru. 15
Sama seperti ergonomi, antropometri juga penting untuk pembuatan furnitur. Antropometri adalah ilmu yang mempelajari pengukuran dimensi tubuh 11
Syarif Beddu, RahmiAmin Ishak dan Effendy Rauf, Studi Kasus : Meja dan Kursi Di Jurusan Arsitektur, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2012, hlm.2 12 Syarif Beddu, Rahmi Amin Ishak dan Effendy Rauf, Studi Kasus : Meja dan Kursi Di Jurusan Arsitektur, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2012, hlm.2 13 Nurmianto Eko, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Guna Widya, Surabaya, 2008 14 M. Gani Kristianto, Teknik Mendesain Perabot Yang Benar, Pendidikan Industri Kayu Atas, Semarang, 1993, hlm.14 15 Yordanus, Kajian Material dan Motif Ragam Hias pada Kursi Tamu : Studi Kasus CV.Jepara Lestari Furnitur Art di Sanggau Ledo, Kalimantan Barat, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013, hlm.2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
manusia (ukuran, berat, volume, dan lain-lain) dan karakteristik khusus dari tubuh seperti ruang gerak. 16
2. TEKNOLOGI YANG DIBUTUHKAN a) Mesin Gergaji Belah dan Potong 1) Mesin Gergaji Belah (Mesin Gergaji Kayu)
Gambar 4 : Sumber : www.gongyou.com Mesin ini bekerja dengan sebuah mata pisau berbentuk lingkaran yang bekerja dalam poros. Mesin ini akan berputar otomatis dengan sebuah sabuk berjalan yang akan menghantarkan kayu untuk melewati pisau. Mesin ini digunakan untuk membelah kayu log atau papan kayu yang lebar. 2) Mesin Gergaji Potong (Mesin Potong Kayu)
Gambar 5 : Sumber : www.peralatanteknik.indonetwork.co.id
16
Antropometriindonesia.com
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Cara kerja mesin gergaji potong adalah menggunakan pisau berbentuk pita yang elastic dan bisa diatus sudut potonganya dengan fleksibel. Mesin ini bisa membuat bentuk khusus seperti potongan lurus, sudut, miring, penampang meja, dan sebagainya.
b) Mesin Ketam Kayu atau Serut
Gambar 6 : Sumber : www.peralatanteknik.indonetwork.co.id
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 7 : Sumber : www.indoteknik.com Mesin ini berfungsi untuk menghaluskan satu sisi dari sisi-sisi yang ada di sebuah kayu. Mesin ketam modern memiliki 4 mata kikir dan bisa menghaluskan 4 sisi kayu sekaligus dengan tingkat kehalusan yang mendekati amplas
c) Mesin Bor
Gambar 8 : Sumber : www.peralatanteknik.indonetwork.co.id
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Mesin bor termasuk mesin kayu konvensional yang sudah ada sejak lama. Fungsi dari mesin bor ini adalah membuat lubang sekrup, dowel atau pen. d) Mesin Profil Kayu
Gambar 9 : Sumber : www.klikglodok.com Mesin ini bekerja dengan membentuk profil pada sisi samping kayu. Untuk proses penggarapannya mesin ini menggunakan mata pisau berporos vertical yang akan mengiris dari samping. Hasil irisan dari mesin ini sangat halus dan lebih menyerupai hasi serutan dari mesin serut. Biasanya mesin ini masuk dalam bagian mesin finishing. e) Mesin Router Kayu
Gambar 10 : Sumber : www.gongyou.com
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Mesin router kayu adalah mesin yang bekerja menyerupai mesin bor. Bedanya, mesin ini memiliki mata pisau yang berbeda sehingga bisa digunakan sebagai peralatan bantu untuk membentuk alur dan ulir pada kayu. Mesin router biasanya memiliki kecepatan lebih tinggi dari mata bor. Hanya saja untuk masalah tingkat ketajaman, mesin router lebih rendah dari mesin bor. f) Mesin Amplas Kayu
Gambar 11: Sumber : www.mesintekniksupply.indonetwork.co.id Bila bahan kayu sudah menjadi bentuk seperti yang diharapkan, maka langkah terakhir yang harus dilakukan adalah mengamplas kayu tersebut dengan mesin amplas. Mesin amplas akan menghaluskan kayu sehingga menghasilkan kayu tanpa serat sama sekali pada permukaannya. Mesin ini juga menggunakan kertas ampas seperti biasanya, hanya mesin ini bekerja lebih cepat daripada tenaga manusia. 3. MATERIAL YANG DIPERGUNAKAN a) MATERIAL UTAMA Material utama yang digunakan adalah kayu. furnitur pada umumnya terbuat dari bahan kayu. Pemanfaatan kayu memang didasarkan pada alasan bahwa bahan tersebut mampu menjaga kelembaban da suhu ruangan, sehingga mencegah terjadinya penjamuran pada pakaian. Namun ada beberapa jenis kayu yang menjadi tempat untuk untuk tumbuh jamur ataupun rayap.17 17
Trisna Priadi, Dodi Nandika, Kurnia Sofyan, Achmad, Arif Budi Witarto, Biodeteriorasi Komponen Kayu Rumah Di Beberapa Daerah Yang Berbeda Suhu Dan Kelembabannya, Bogor
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1) Plywood, Multipleks, tripleks, dan lain-lain
Gambar 12 : Sumber : www.hommeusdesign.blogspot.com Plywood adalah Kayu lapis yang biasa disebut tripleks atau multipleks, sesuai dengan namanya kayu lapis terbentuk dari beberapa lapis lembaran kayu, jenis kayunya pun bervariasi tergantung dari harga dan mutu yang kita inginkan baik kayu sengon,kayu meranti dan lain-lain. Lembaran-lembaran lapis kayu tersebut direkatkan dengan tekanan tinggi dan menggunakan perekat khusus. Kayu lapis yang terdiri dari tiga lembar lapis kayu disebut tripleks. Sedangkan yang terdiri dari lebih dari tiga lembar kayu disebut multipleks.Ketebalan kayu lapis bervariasi, mulai dari 3mm, 6mm, 9mm, 15mm dan 18mm dengan ukuran penampang standart yaitu 120cm x 240cm. Kayu lapis bisa digunakan sebagai material untuk kitchen set, tempat tidur, lemari, atau meja. Plywood juga memiliki banyak pilihan motif, biasanya kerap digunakan sebagai pelapis lemari ataupun kitchen set, antara lain motif jati, sungkai, nyatoh, dan lain-lain. Masing-masing motif mempunyai ciri khas dan warna tersendiri, umumnya plywood dilapisi oleh lapisan bermotif ini difinishing dengan cara plitur dan melamik.
2) Partikel Board
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 13: Sumber : www.hommeusdesign.blogspot.com Jenis kayu olahan yang satu ini terbuat dari serbuk kayu kasar yang dicampur dengan bahan kimia khusus, campuran tersebut kemudian disatukan dengan lem dan dikeringkan dengan suhu tinggi. Kayu partikel banyak digunakan sebagai material untuk berbagai furnitur. Namun, kayu partikel tergolong jenis kayu yang tidak tahan lama. Dalam kurun waktu tertentu, kayu partikel bisa berubah bentuk, terutama jika terkena air dan menahan beban terlalu berat. Di dalam dunia industri furnitur acapkali di gunakan tentunya dengan harga yang relatif murah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3) MDF ( Medium Density Fiberboard)
Gambar 14: Sumber : www.hommeusdesign.blogspot.com Kayu yang terbuat dari campuran bubur kayu dengan bahan kimia tertentu, cara pembuatannya mirip dengan kayu partikel. Kayu MDF merupakan material kayu olahan yang tidak tahan terhadap air dan kelembapan. akan tetapi memiliki keunggulan pada tingkat permukaannya yang rata dan cocok sekali jika di aplikasikan finishing veneer pelapis kertas ( tacon, supercon,dll ) . di dalam dunia industri furnitur acapkali di pakai untuk bahan dekorasi tambahan karena keunggulannya tesebut. Untuk daerah-daerah yang memiliki kelembapan tinggi, sebaiknya tidak menggunakan kayu MDF karena usia pakainya akan relatif singkat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4) Blockboard
Gambar 15: Sumber : www.hommeusdesign.blogspot.com Blockboard adalah balok-balok kayu berukuran 4cm-5cm dipadatkan menggunakan mesin, setelah itu diberi pelapis, sehingga hasil akhirnya berupa lembaran seperti papan kayu. Blockboard memiliki dua pilihan ketebalan, 15mm dan 18mm. Di dalam dunia industri furnitur biasanya juga di pakai untuk menenkan biaya produksi sehingga harga jual menjadi terjangkau. 5) Solid Wood ( kayu utuh )
Gambar 16: Sumber: www.hommeusdesign.blogspot.com Kayu utuh yang tidak dibentuk dari sambungan atau gabungan, kayu solid yang cukup populer di Indonesia yaitu; kayu jati, sungkai, nyatoh, ramin, jati belanda dll. Harga kayu solid dihitung berdasarkan kubikasi, panjang x lebar x tebal. Umumnya harga kayu solid cenderung lebih mahal, hal ini wajar karena kayu solid memang kayu utuh tanpa proses fabrikasi maupun campur tangan manusia dalam membentuknya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b) MATERIAL PELAPIS ATAU FINISHING 1. Lapisan Transparan I. Politur
Gambar 17: Sumber : www.blawpaints.com
Gambar 18: Sumber: www.blawpaints.com
II.
Biasanya berbentuk serpihan atau batangan yang dicairkan dengan alkohol. Tetapi ada juga yang siap pakai dengan komposisi alkohol yang tepat. Politur diaplilasilan dengan menggunakan kain yang di poles secara berkala pada permukaan kayu. Pengaplikasian politur dapat diulang secara berkala jika warnanya sudah memudar Nitro Cellulose
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 19: Sumber: www.propanraya.com Terbuat dai bahan resin NC dan tiner. Bahan ini akan membentuk lapisan film yang tahan air, namun belum kuat untuk menahan goresan maupun benturan fisik. NC di aplikasikan dengan cara semprot (spray) bertekanan udara atau memakai kuas. III.
Melamik
Gambar 20: Sumber: www.indonetwork.co.id Memberikan lapisan film yang lebih baik daripada NC. Permukaan kayu yang dilapis melamik menjadi sangat halus karena pori-pori kayu tertutup. Bahan ini lebih sulit untuk dilapis ulang dan akan berbau menyengat setelah aplikasi. Ada 2 pilihan finishing, yaitu matt dan glossy (mengkilat). Pengaplikasiannya dengan cara semprot atau memakai kuas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV.
Polyurethane
Gambar 21: Sumber: www.acehardware.com Merupakan jenis finishing yang paling tebal lapisan filmnya. Tampilannya menyerupai lapisan plastik sehingga membuat kayu tidak alami. Daya tahannya terhadap panas dan air sangat baik, membuat PU cocok untuk furnitur eksterior. V.
Waterbased lacquer
Gambar 22: Sumber: www.highlandwoodworking.com
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Menggunakan pencair air murni dan resin yang tertinggal dipermukaan kayu. Lapisannya tahan air dan goresan. Bahan ini lebih disukai oleh para konsumen dari Eropa. 2. LAPISAN NON TRANSPARAN I. Cat Duco
Gambar 23: Sumber: www.artomorocat.indonetwork.co.id
Adalah methode penyemprotan cat duco pada permukaan furnitur. Warnanya bervariasi seperti baturan dan warnawarna menyolok. Cocok untuk furnitur bernuansa modern, minimalis dan juga furnitur anak. Harganya relatif mahal dan bila sudah dicat, serat asli tidak bisa dikembalikan lagi. Pengaplikasiannya menggunakan semprot atau kuas. Dengan kemajuan tehnologi dan desain sekarang ini, berbagai motif dapat dibuat dari cat ini, seperti motif batu, marmer, motif pecah seribu maupun motif perak, tembaga dan emas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
II.
Laminate
Gambar 24: Sumber: www.dtfloors.ca Adalah methode penyemprotan cat duco pada permukaan furnitur. Warnanya bervariasi seperti baturan dan warnawarna menyolok. Cocok untuk furnitur bernuansa modern, minimalis dan juga furnitur anak. Harganya relatif mahal dan bila sudah dicat, serat asli tidak bisa dikembalikan lagi. Pengaplikasiannya menggunakan semprot atau kuas. Dengan kemajuan tehnologi dan desain sekarang ini, berbagai motif dapat dibuat dari cat ini, seperti motif batu, marmer, motif pecah seribu maupun motif perak, tembaga dan emas. III.
Veneer
Gambar 25: Sumber: www.theworkbench.com
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Terbuat dari serat tipis kayu asli. Motifnya tergantung jenis kayu ; ada motif jati, sungkai, nyatoh, kamper atau mahoni. Furnitur yang dibri lapissn ini mirip kayu asli sehingga tampilannya benar2 alami. Dijual dalam bentuk gulungan dengan lebar 10-20 cm, harganya relatif mahal. IV.
PVC ( Polyvinyl Carbonate )
Gambar 26: Sumber: www.archipidi.net Merupakan lapisan berbentuk lembaran dan terbuat dari plastik. Permukaannya lebih halus dibanding bahan dari plastik lain, seperti tacon dan decosif. Berbentuk lembaran ukuran 120 cm x 240 cm dan tebal 3 mm. Pilihan warna terbatas, hanya ada coklat dan warna turunannya. Harganya relatif murah. V.
Decosit
Gambar 27: Sumber: www.betrandmeubel.blogspot.com
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Terbuat dari bahan plastik, lebih tipis dari tacon. Berbentuk gulungan dengan tinggi 120 cm, tebal kurang dari 1 mm, sedang panjangnya tidak terbatas. Mempunyai variasi motif cukup banyak. Harganya paling murang dibanding jenis laminate lainnya. VI.
Tacon
Gambar 28: Sumber: www.bandunglautanfurnitur.wordpress.com Sama seperti Decosif, terbuat dari plastik. Berbentuk gulungan dengan tinggi 120 cm, tebal kurang dari 1 mm, sedang panjangnya tidak terbatas. Variasi motif cukup banyak dan permukaannya bertekstur. Harganya per meter lari.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
VII.
HPL ( High Pressure Laminate )
Gambar 29: Sumber: www.tokohpl.indonetwork.co.id Terbuat dari campuran Akrilik dan kayu. Lapisan luarnya menyerupai kayu dan mengandung serat-serat kayu, tapi bagian belakangnya akrilik. HPL biasanya berbentuk lembaran ukuran 120 cm x 240 cm dan tebal 3 mm. Variasi motif dan warna cukup banyak serta permukaannya bertekstur. Harga bervariasi tergantung merk dan motifnya. Warna polos relatif murah dan paling mahal warna silver. Keunggulan HPL adalah mengandung unsur kayu, cocok bagi yang ingin menampilkan warna-warna alami kayu. Bahan ini kuat (karena cukup tebal) dan elastis sehingga bisa ditekuk untuk melapisi bagian tepi furnitur. 4.
BIAYA PERANCANGAN Material Tukang Jasa Sewa
: Rp.700.000,: Rp.600.000,: Rp.200.000,-
Total
: Rp.1.500.000,-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
E.. SKEMA PROSES KERJA 1.Pengumpulan Data
2.Sketsa
3.Alat 4.Bahan
5.Merancang
6.Jasa
7.Produksi
8.Mengukur 9.Memotong kayu 10.Memasang
11.Finishing
12.Testing
13.Packaging
Tabel 1: Skema Proses Kerja Skema proses kerja : 1. Pengumpulan data adalah mengumpulkan data-data umum yang akan dipergunakan dan dipakai dalam pembuatan produk tersebut. Data-data ini masih bersifat umum, karena data-data ini akan dipakai lagi untuk mencari bahan yang tepat untuk produk. 2. Sketsa adalah proses dimana pembuatan bentuk-bentuk produk secara gambaran-gambaran kasar. Meskipun secara kasar, proses sketsa juga mempengaruhi untuk proses merancang akhir dip roses selanjutnya. 3. Proses untuk mencari data alat-alat yang akan dipakai dalam pembuatan furnitur.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Proses untuk mencari bahan-bahan yang tepat untuk pembuatan produk. 5. Proses merancang akhir untuk bentuk produk yang akan dibuat. 6. Proses mencari tukan pembuatan furnitur. 7. Proses siap untuk produksi 8. Proses ini bisa disebut Sawmilling. Setelah memillih jenis kayu, pada proses ini kayu diukur sesuai ukuran produk yang akan dipakai. Kayu yang sudah diukur akan mempermudah dalam proses pemotongan. 9. Proses memotong adalah proses memotong kayu yang sudah diukur pada proses sebelumnya. Ukuran kayu dipotong dan dibelah sesuai dengan ukuran produk yang dikerjakan. Apabila misalnya ukuran jadi sebuah kaki meja adalah 700 x 40 x 40 mm, maka komponen yang harus disiapkan adalah 720 x 45 x 45mm sehingga terdapat toleransi untuk proses serut dan amplas. Untuk mendapatkan ukuran ini tukang kayu akan mengambil lembaran-lembaran papan kering dengan ketebalan 45mm untuk dibelah di mesin gergaji atau ripsaw menjadi ukuran lebar 45mm. Dari proses tersebut akan diperoleh batangan/balok kayu ukuran 45x45mm. Setelah itu balok tersebut dibawa ke mesin cutting saw untuk dipotong dengan ukuran panjang 720mm. Balokbalok pendek tersebut kemudian dikirim ke mesin serut (planner, thicknesser atau lainnya yang sejenis) untuk mendapatkan ukuran jadi dengan permukaan yang halus tanpa garis gergaji. Selesai diserut (tergantung jenis produk juga), komponen tersebut dipindahkan ke mesin bor, atau mesin pen (tenoner & mortiser) untuk membuat konstruksi. 10. Memasang atau merakit adalah proses merakit bagian-bagian kau yang sudah dipotong. Secara umum proses perakitan dilakukan sebelum finishing agar pada saat komponen sudah halus tidak akan lagi cacat karena goresan. Perakitan menjadi salah satu kunci kualitas produk terutama pada kekuatan dan daya tahan produk. Proses ini memerlukan kesabaran agar penggunaan lem sangat tepat dan tidak terlalu berlebihan. Selain itu pula kualitas sambungan (rapat/terbuka) hanya akan bisa diperbaiki di proses ini. Dari keseluruhan proses furniture, perakitan merupakan salah proses yang relatif panjang dan rumit. Untuk produk yang 'fixed', pemasangan hardware juga menjadi bagian dari proses perakitan terutama untuk pemasangan engsel, kunci, dan alat pengikat lainnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11. Finishing merupakan proses pelapisan akhir permukaan kayu yang bertujuan untuk memperindah permukaan kayu sekaligus memberikan perlindungan furniture dari serangan serangga ataupun kelembaban udara. Dalam beberapa jenis dan tipe furniture, proses finishing harus dilakukan sebelum komponen dirakit. Hal ini dilakukan karena finishing lebih mudah dilakukan sebelum komponen dirakit. 12. Proses menguji kekuatan produk. 13. Packaging dibutuhkan untuk mencari tahu cara untuk pendistribusian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/