BAB II METODE PERANCANGAN
2.1
Analisa Masalah Di zaman kontemporer ini cukup terlihat para penggemar seni tato yang sudah memiliki tato dengan motif tradisional khas suku Mentawai dan Dayak, namun lebih banyak ditemukan di daerah Yogyakarta. Ada tato tentu ada pula
juga yang membuatnya, masyarakat umum lebih
biasa
dengan
menyebutnya
sebutan
tattooist
yang
merupakan
kepanjangan dari tattoo artist. Di Jakarta terdapat 1 seniman tato yang menghidupakan kembali rajah (tato) purba, Aman Durga Sipatiti, dengan menggeluti pekerjaan seninya sebagai seniman tato tradisonal yang tentunya menggunakan alat manual dengan kayu membuatnya telah sampai ke Negara-negara maju, German, Amerika, Belgia dan Inggris dengan mempraktikkan tato tradisonal peninggalan suku Mentawai dan Dayak kepada para masyarakat luar negara Indonesia,
dan itu
merupakan salah satu bukti bahwa ternyata Indonesia meninggalkan banyak sejarah yang patut dibanggakan dan dihidupkan kembali ketika hampir punah. Berangkat dari sinilah kemudian penulis ingin merancang buku dengan esensi seni tato tradisional, penulis amat terinspirasi oleh gaya dari motif-motif tato zaman dahulu serta proses pembuatannya yang amat rumit dan memiliki keahlian khusus serta kesabaran sebagai syarat utama.
2.2
Batasan Masalah Keberagaman gambar tato di setiap pemilik tato, diyakini penulis bahwa tato sejatinya memang memiliki pesan tersendiri. Pesan atau arti dari tato yang dibuat si pemilik dapat menjadi bahan pengingat bagi dirinya atau pun orang lain. Pesan yang dengan sengaja dibuat melalui ukiran gambar tato yang dipermanenkan pada tubuh si pemilik tato sangat memiliki esensi dalam menyampaikan sesuatu. Sesuatu bentuk visual
yang secara penuh memiliki harfiah seharusnya sangat di mengerti dari si pemilik tato sebelum menato pada bagian tubuh. Namun setelah penulis melakukan penelitian yang tidak begitu dalam serta jangka waktu yang tidak panjang, melalui wawancara terhadap 10 orang pemilik tato, yakni pria, dengan hasil 7 dari 10 pemilik tato ternyata tidak paham betul secara harfiah maupun maksud dari gambar-gambar tato yang telah menghiasi tubuhnya, dan 3 dari 10 pemilik tato paham betul akan makna dari gambar tato mereka. Kegiatan komunikasi yang dipraktikkan pengguna tato melalui serangkaian objek tato dan elemen pendukungnya, seharusnya menjadi salah satu bagian yang dapat diintegrasikan oleh pemiliknya. Seperti pernyataan dari Pof. Drs. Onong Uchjana Effendy, MA. Seorang pakar dalam bidang komunikasi dan juga pengarang buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, pengertian pesan yang menunjukkan pemahamannya dalam paradigma Lasswell bahwa: “Pesan merupakan seperangkat lambang bermakna disampaikan oleh komunikator.” (Effendy, 2000: 18)
yang
Mengupas tentang tato bukan hanya mengharuskan penulis untuk mempelajari satu aspek permasalahan, tetapi melihat lebih lanjut pada adanya sudut pandangan keilmuan yang menjelaskan bahwa mempelajari tato lebih dalam melibatkan euforia tersendiri secara multiaspek. Berbicara masalah tato tentu juga mendeskripsikan akan nilai-nilai kebudayaan, historis, sosiologi, komunikasi, seni, desain, nilai gender, gaya hidup, politik, seksualitas, religiositas dan bahkan penilaian tato pun dapat diterapkan secara matematis.
2.3
Maksud dan Tujuan Perancangan 1.
Ekspektasi penulis terhadap perancangan buku dengan esensi tato tradisional untuk bisa memberikan banyak informasi akan seni Rajah Purba. Buku tato didedikasikan kepada khalayak bagi para pecinta seni tato (pengguna) dan juga sebagai penikmat pemandangan seni tato (personal yang tidak memiliki tato) guna sebagai pengetahuan
asal muasal hadirnya tato dan juga golongan-golongan (jenis-jenis) nya yang memang lahir dari berbagai suku-suku kuno yang berada di negara Indonesia sendiri dan juga yang berada di luar Negara Indonesia. 2.
Meluruskan citra tato terhadap pandangan masyarakat awam, bahwa tato kini bukan lagi ciri dari identitas kriminal, melainkan tato adalah karya seni tubuh yang merupakan lahir dari salah satu salah satu peninggalan budaya suku Mentawai dan juga suku Dayak yang merupakan berasal dari Indonesia.
2.4
Relevansi dan Konsekuensi Studi 2.4.1 Relevansi Studi Melakukan wawancara terhadap para pemilik tato (Mahasiswa Universitas Mercu Buana) untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan penulis guna kepentingan penelitian. Usai melakukan wawancara kemudian penulis melakukan pengambilan
gambar
tato
terhadap
para
pemilik
tato
(Mahasiswa Universitas Mercu Buana). Menentukan teknik cetak. Mempertahankan konsistensi jenis huruf dan ukurannya. Menetapkan warna dan konsitensinya. Menentukan letter spacing, word spacing dan leading.
2.4.2
Konsekuensi Studi Membuat Thumbnails dalam bentuk sketsa Grid sebagai alat
bantu
yang
sangat
bermanfaat
dalam
me-layout.
mempermudah dalam menetukan di mana penulis meletakkan
elemen-elemen
layout
dan
Grid harus
mempertahankan
konsistensi. dan Elemen-elemen layout mempunyai peran yang berbeda-beda dan itu memliki relevan akan jenis huruf dan
ukurannya seperti judul, deck, byline, bodytext, subjudul dan peran-peran lainnya, dan masing-masing peranaan dalam elemen layout akan penulis jabarkan di pada bagian BAB III.
2.5
Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, penilaian secara subjektif, melakukan penelitian wawancara secara langsung namun tidak dilakukan secara mendalam dan hanya jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai (Mahasiswa Universitas Mercu Buana). Berangkat dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan penulis memperoleh informasi tentang kebutuhan untuk content
tato tradisional melalui wawancara yang
dilakukan secara chating oleh seniman tato tradisional satu-satunya yang berdomisili di Jakarta, kepadatan jam terbang beliau dalam profesinya sebagai tattooist tato kuno, dan posisi beliau yang sering berpergian ke luar
Indonesia
untuk
mempraktikkan
tato
tradisional
dan
juga
mengadakan seminar sehingga jarang menetap di studio tatonya yang berlokasikan di Cikini Raya Jakarta Pusat, dan alasan itu yang mengharuskan penulis mau tidak mau harus melakukan sesi tanya jawab terhadap mahasiswa lulusan Institut Kesenian Jakarta Aman Durga Sipatiti lewat media sosial akun facebook, serta mendapatkan izin untuk meminta dokumentasi foto-foto tato yang merupakan hasil pengerjaan dari beliau sendiri dan ditandai menjadi hak cipta. Sebagian data juga didapat penulis dari buku tato dan majalah tato, dan itu mengharuskan penulis untuk menterjemahkannya karena buku dan majalah tato yang diperoleh penulis merupakan karya para penulis luar (western), dan bantuan lain juga didapat melalui internet.
2.6
Sistematika Kerangka Berfikir Penulis akan mendeskripsikan bagaimana alur dalam pengerjaan perancangan buku dengan esensi tato tradisional. Runtutan dimulainya awal perancangan sampai dengan hasil akhir perancangan.
Sistematika Kerangka Berfikir Perancangan Buku Tato Tradisional
Wawancara Brief
Pengumpulan Data
Pengambilan gambar Informasi tato lewat buku
Pengerjaan halaman per halaman pada content buku
Membuat Thumbnails dalam bentuk Grid
Membuat Layout
Penempatan Konsep
Elemen Layout
Elemen Teks
Penerapan Elemenelemen layout
Invisible Elemen Elemen Visual
Mengkaji kembali informasi tato pada content, peletakkan elemen teks, elemen visual dan penetapan warna
Pengemasan Karya
Merancang Cover
Finishing Penjilidan
Menetapkan material kertas untuk content dan cover buku
Proses Cetak
Pengukuran ketebalan isi buku dengan jumlah ± 100 halaman agar dapat menetapkan ketinggian pada punggung cover buku.
Apresiasi Karya
2.8
Perkiraan Jadwal Pengerjaan (Asumsi 4 Bulan Efektif) Bulan I
No
Bulan II
Bulan III
Bulan IIII
Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Pengumpulan Data
2
Penetapan Konsep
3
Sketsa Layout (Thumbnails Grid)
4
Layout halaman per halaman pada content buku
5
Brainstorming dan cetak dummy
6
Mengkaji ulang content pada peletakkan elemen teks dan elemen visual
7
merancang untuk media pendukung
8
merancang untuk cover buku
9
Proses cetak karya
10
Finishing Penjilidan
11
Persiapan pra pameran
12
Apresiasi karya
2.9 No 1
Estimasi Rincian Anggaran Biaya Kegiatan
Harga Satuan
Banyak
-
-
± Rp 400.000
Cetak buku dengan material Matte Paper 150gr
Rp. 5.000
60 (A3+)
Rp. 300.000
Cetak sampul Art paper 150gr + Hard Cover (Art carton 260gr)
Rp. 12.000
1 (A3+)
Rp. 12.000
Pengumpulan Data Wawancara & pemotretan responden
2
Jumlah
Produksi karya TA
Laminasi doff pada cover depan dan belakang Rp. 10.000
2
Jilid dengan Lem panas + Hard Cover
Rp. 20.000 Rp. 95.000
3 Perlengkapan Pra Pameran Rp.
-
Rp. 250.000
Meja / Rak kecil (110 cm x 70 cm)
Rp
-
-
Rp 200.000
Mesin rotator untuk display karya utama
Rp.
-
-
Rp.150.000
Patung Tangan
Rp.
-
Rp. 250.000
Buku tamu material isi dengan HVS
Rp. 3.500
4 6 (A3+) HVS
Cover Buku Tamu (art carton 310gr)
Rp. 7.000
Sewa Stand (Meja dan Kursi + Kaos peserta TA)
4
5
1
Rp. 21.000 Rp.14.000
Media Promosi Pembatas Buku (art carton 310gr)
Rp . 5.000
4 (A3+)
Rp. 20.000
Stiker (Duratec)
Rp. 7.500
4 (A3+)
Rp. 30.000
Kaos
RP.130.000
1
RP.130.000
X-Banner (60cm x 160cm) Flexi Korea
Rp. 120.000
1
Rp. 120.000
Backdrop
Rp. 100.000
1
Rp. 100.000
Lain-lain Dana Tak terduga
Rp.
Total Jumlah Terbilang: DUA JUTA SERATUS DUA BELAS RIBU RUPIAH
Rp.
-
Rp. 2.112.000