BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Lemari penyimpanan yang beredar di indonesia kini sudah banyak sekali, mulai dari lemari ukuran besar, lemari super mini, tempat tidur yang memiliki fungsi ganda yang bisa di jadikan lemari, itu pun sudah sangat banyak,dalam ragam bentuk, model, dan fiture pun sudah banyak beredar di pasaran. Sudah berapa banyak manusia berkreasi dengan menuangkan kreasi nya ke dalam furniture lemari, dan sudah berapa ratus merk dagang yang ada di pasaran, mulai dari berbahan plastik, kayu, serat kayu dan lain nya. Penulis melihat dan memamhami contoh produk yang penulis gunakan untuk penyimpanan peralatan pribadi seperti tempat penyimpanan sepatu, dasi, peralatan pelengkap seperti kabel carger dll. lemari yang terbuat dari plastik dari salah satu brand furniture terkenal, lemari yang di buat memiliki fiture yang sederhana, akan tetapi memiliki material yang baik dalam komponen lemari yang di gunakan, lemari tersebut tentunya memiliki bobot yang sangat ringan, di karnakan memakai bahan plastik,mudah di bersihkan, dapat di bongkar pasang agar pembeli mudah dalam membawa pulang dan dapat di susun sendiri komponen yang sudah ada untuk di jadikan lemari pakaian. Akan tetapi dari susunan komponen lemari tersebut tidak dapat di susun seperti yang pembeli inginkan, karna setiap lemari yang di pesan sudah terdapat modul pemasangan sampai komponen lemari selesai di bentuk sesuai bentuk pabrikan. Maka dari itu penulis mengamati produk yang sudah ada dengan pengamatan bentuk,fungsi,fiture lemari sampai sistem pengancing komponen lemari agar dapat di susun sesuai dengan apa yang di dalam modul produk. Penulis membuat produk dengan rancangan berbeda dengan apa yang sudah ada di pasaran, dengan mengeksplorasi bentuk baru, sistem susunan suatu produk dengan menggunakan modul, dan juga penjualan produk dengan sistem terpisah pada masing masing ukuran bidang lemari. Itu adalah beberapa pengamatan penulis tentang lemari penyimpanan, di samping itu menjadian acuan penulis untuk membuat dan merancang pembuatan lemari penyimpanan berkonsep modular.
Gambar 2.1: Sketsa awal (Sumber : Penulis, 2016 3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Di atas adalah gambaran awal pada sketsa pembuatan lemari. Penulis merancang dengan sistem susunan hanya menumpuk dengan memanfaatkan kaki kaki sebagai kancing pada setiap bidang memiliki kaki-kaki yang dapat di bokar pasang, kaki-kaki tersebut memiliki dua fungsi, yang pertama adalah untuk bagian yang paling bawah fungsinya untuk menjadi alas lemari agar tidak langsung mengenai lantai, dan yang ke 2 (dua) kaki-kaki dapat menjadi kancing, yang fungsi nya untuk menyusun pada masing masing bidang kotak lemari.setiap bidang memiliki 4 kaki-kaki/pengancing.
Gambar 2.2: gambaran akhir (Sumber : Penulis, 2017 Dan di atas adalah gambaran akhir yang sudah dibuatkan 3d, untuk lebih melengkapi apa yang dibutuhkan dalam suatu tempat penyimpanan, di bandingkan dengan tempat penyimpanan yang menyediakan suatu bidang yang tidak memiliki nilai tambahan tempat penyimpanan dengan rapih. B. Klompok Pengguna Produk Produk di buat bertujuan untuk penyesuaian kebutuhan lemari yang akan di beli, seperti penyesuaian tinggi lemari dan kebutuhan jumlah bidang kotak yang di inginkan. Produk yang di buat meliputi golongan usia yang di tuju, daya beli serta kebutuhan khusus pengguna. Rata rata usia yang membutuhkan tempat kusus untuk menyimpan dan sudah memiliki kamar pribadi biasanya direntan usia 12 tahun ke atas, Di samping kebutuhan penggunaan lemari, ada juga daya beli yang mengimbangi suatu produk di desain dan di buat. Produk yang memiliki fungsi dan tujuan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, menjadi hal utama daya beli kebutuhan. Bawasanya lemari penyimpanan adalah kebutuhan sekunder yang menjadi kebutuhan pemakaian sehari-hari untuk menyimpan peralatan pribadi dengan rapih.
4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Target Konsumen : Pria dan wanita Usia : 22 – 29 (Primer) 29 - 35 (Sekunder) Status Ekonomi : Menengah - Menengah keatas 1. Geografis Secara geografi, segmentasi dari produk rak dinding yang penulis buat adalah bagi para penduduk perkotaan yang modern dengan lingkungan tempat tinggal yang minimalis 2. Demografis Untuk segmen usia dari pengguna modular cabinet yang penulis buat adalah untuk kalangan usia 22 – 30 (primer) dan 31 – 35 (sekunder) karena di jenjang usia tersebutlah seseorang rata – rata sudah mapan dan memiliki daya beli untuk membeli sebuah produk dan di usia tersebut juga seseorang rata – rata sudah memiliki tempat tinggal sendiri. C. Tujuan Dan Manfaat Tujuan Tujuan dari pembuatan lemari penyimpanan modular yang saya buat ini adalah untuk memudahkan para pengguna lemari penyimpanan untuk memilih jumlah bidang yang di butuhkan dan ukuran tinggi bidang yang di butuhkan, sehingga mereka yang memiliki kebutuhan yang berbeda dapat memilih dan menempatkan pakaiyan dengan rapih dan baik, dengan pemilihan ukuran dan jumlah bidang lemari pakaiyan yang di butuhkan Manfaat Dengan adanya rancangan desain kotak lemari modular, pengguna tidak lagi memusingkan membeli lemari yang tidak sesuai dengan apa yang di butuhkan, kali ini pengguna bisa membeli lemari penyimpanan dengan jumlah bidang yang di butuhkan. bawasanya lemari susun yang di rancang memiliki bentuk yang lebih moderen dan lebih mudah dalam pembelian nya karna lemari yang dibuat memiliki sistem modular, pembelian terpisah pada masing masing bidang lemari. Dan isi dari masing masing bidang memiliki isi yang berbeda beda, seperti contoh nya bidang yang khusus untuk penytimpanan sepatu, handuk, pakaian dalam dan sebagainya. Dengan demikian kita tidak lagi membeli lemari yang sesuai dengan apa yang kita butuhkan. D. Relevansi Dan Konsekuensi Studi Logika Dasar Perancangan Masih banyaknya produsen lemari pakaiyan yang sejenis dengan penjualan lemari menggunakan modul yang sudah di tentukan dan pemakai sudah tinggal menyusun sesuai modul dengan ukuran yang sudah di tentukan. Dengan adanya
5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pembuatan lemari susun yang penulis buat, pengguna bisa membeli dengan terpisah sesuai kebutuhan pada masing masing susunan lemari. Teknologi Yang Di Butuhkan Pembuatan lemari modular lebih memanfaatkan pengrajin kayu yang fokus dalam pembuatan furniture seperti rak buku, lemari pakaiyan, cabinet dapur, dan sebagainya yang berkaitan dengan furniture, alat atau teknologi yang dibutuhkan dalam perancangan furniture lemari susun ini bermula dari sketsa yang nantinya akan di diskusikan kepada pengrajin untuk membayangkan gambaran yang ingin di buat. Rancangan akan di buat 3D agar proses gambaran lemari susun lebih mendetail, proses pembuatan 3D bermaksud untuk lebih mempertegas. Proses pembuatan 3D menggunakan sofware Sketcup/cinema 4D Material Yang Akan di Pergunakan Dari proses pembuatan lemari susun penulis benar-benar mengkaji dan berdiskusi tentang material yang akan di gunakan untuk proses pembuatan lemari. tentunya banyak bahan yang dapat di gunakan untuk pembuatan lemari susun, akan tetapi penulis lembih memfokuskan pembuatan lemari dari segi ketahanan bahan baku, proses pengerjaan yang propesional dan kehalusan pada akhir jadinya lemari susun, berikut adalah bahan baku yang di pergunakan dalam proses pembuatan lemari susun :
Gambar 2.3 : Material Multiplek (Sumber : Penulis, 2016) PLYWOOD – Multipleks Umumnya multypleks digunakan untuk membuat lemari pakaian, kitchen set, meja, tempat tidur, ataupun rak buku. Ketebalan kayu lapis dipasaran bervariasi, mulai dari 3mm, 4mm, 9mm, dan 18mm dengan ukuran standart yaitu 120cm x 240cm. Untuk plywood yang memiliki beberapa motif, diantaranya adalah motif jati, sungkai,nyatoh. Masing-masing motif mempunyai ciri khas dan warna 6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tersendiri. Untuk fungsinya, Papan plywood kerap digunakan sebagai pelapis bagian atas lemari ataupun kitchen set. Kali ini saya akan membuat lemari susun dengan material utama multyplek dengan ketebalan 3mm atau 4mm tergantung seberapa besar lemari yang di buat. Melaminto Ada pun pelapis untuk menutupi bahan baku yang di pergunakan di antara nya, Untuk Plywood yang polos atau tanpa motif, biasanya dilapisi dengan HPL, veneer PVC atau melaminto untuk memberikan motif/tekstur finishing pada permukaannya. Dalam pelapisan material utama, penulis menggunakan bahan HPL sebagai pelapis multiplek. HPL atau High Pressure Laminate adalah bahan pelapis yang digunakan sebagai lapisan paling atas (paling depan) furniture kayu. Penggunaannya langsung ditempel ke permukaan kayu, biasanya memakai lem Fox karena sudah pas dengan tingkat kekentalannya. HPL sendiri memiliki kelebihan dan kekurangan nya, tergantung apa kebutuhan kita dan bagaimana cara pemakaian prodak nya, berikut adalah penjelasan tentang kekurangan dan kelebihan nya. HPLituterdiri dari 3 lapisan yaitu:
Overlay paper( lapisan anti goresnya) . Pattern paper(design atau motif) Kraft paper ( seperti kertas untuk bungkus nasi)
Keungulan HPL:
Warna dan motif furniture akan sama, tidak beresiko belang-belang seperti jika menggunakan finishing cat duco. Memiliki banyaakkk sekali jenis, mulai dari motif kayu, warna solid, metalik, hingga motif seperti marmer dan granit. Pemakaian HPL lebih cepat selesai dibanding dengan finishing spray. Cocok untuk furniture dengan tampilan yang modern dan minimalis.
Kekurangan HPL:
Tampilan HPL tidak semewah Cat Duco Dibanding Decosit, HPL sedikit lebih mahal. Bagian edging harus difinishing lagi.
Contoh motif HPL :
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gamba 2.4 : HPL (Sumber : Penulis, 2016) Lem fox Lem fox berguna untuk menempelkan kayu bagian satu ke kayu bagian yang lainnya agar menyatu menjadi lembaran kayu.
Gambar 2.5 : Lem fox (Sumber : Penulis, 2016) Dempul Tentunya setiap permukaan yang di buat atau di custome memiliki texture yang kurang rata,Dempul kayu berguna untuk memberikan permukaan yang rata pada kayu,cara kerja dari dempul kayu adalah dengan menutup setiap lubang, sambungan bahkan pori – pori dari kayu sehingga memudahkan proses pengecatan dan finishing.
Gambar 2.6 : Dempul (Sumber : Penulis, 2016)
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Paku Kayu 4cm Paku kayu dengan diameter 4cm di gunakan untuk menjaga kedalaman dan di sesuaikan dengan kebutuhan ketebalan multiplek, bawasanya multiplek dengan ukuran 18mm memiliki tektur dan berbentuk lapisan, dengan menggunakan paku 4cm dirasa cukup dan tepat agar lapisan dari multiplek tidak pecah.
Gambar 2.7 : Paku kayu 4cm (Sumber : Penulis, 2016) Rel slowmotion/soft close Fungsi dari rel tersebut sangatlah penting, rel slowmotion memiliki fungsi untuk menjaga benturan keras saat menutup laci, rel slow motion ini di aplikasikan dalam modular produk saya agar laci memiliki kesan elegand dalam penutupan ataupupun membuka nya, produk rel tersebut sering dinamakan rel slow motion ataupun bisa di sebut soft close. Soft close memiliki beberapa ukuran di toko. Dengan panjang 45cm, memiliki ukuran 350mm,400mm,450mm,500mm.
Gambar 2.8 : soft close (Sumber : Penulis, 2016) 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Biaya Perancangan Dan Produksi
Gambar 2.9 : cost produksi karya (Sumber : Penulis, 2016)
Gambar 2.10 : Price kaya (Sumber : Penulis, 2016)
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
E. Skema Proses Kerja Skema proses kerja yang akan di jelakan adalah proses pengerjaan mulai dari pemilihan material sampai dengan hasil rancangan lemari penyimpanan, dengan adanya skema proses memungkinkan pembaca agar lebih mudah bagian bagian proses kerja yang akan di kerjakan dalam pembuatan Lemari penyimpanan modular. Berikut adalah bagan skema proses kerja,
Latar Belakang Masalah Pengumpulan Data
Observasi karya sebanding Pengembangan gagasan desain
Diskusi Dengan Pengrajin Furniture Eksplorasi Material
Jenis material Diskusi ketahanan material
Mock up Sketsa prototype
Produksi
membuat kontruksi dasar Finishing Hasil jadi Pameran
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Penjelasan skema proses kerja Hal pertama yang dilakukan penulis adalah dengan menelaah permasalahan – permasalahan apa saja dan kebutuhan apa saja yang ada pada desain lemari pakaiyan yang sudah ada, setelah menemukan permasalahan dan kebutuhan apa saja yang ada pada sebuah desain lemari penyimpanan, penulis mencari solusi dari permasalahan sekaligus menjawab kebutuhan yang ada di pasar, dari proses ini berlanjut ke proses perbandingan karya yang sebanding yang ingin di buat, dari proses tersebut penulis membuat sekema paparan yang nanti nya bisa di lihat dengan sesama dan dapat di bandingkan produk produk yang memiliki dasar daya tarik dan kelas-kelas pada masing masing produk yang sudah ada. Proses perbandingan karya Dalam proses nya perbandingan karya yang sudah ada, penulis mencari perbandingan dengan mengumpulkan 250 foto produk lemari yang sebanding dengan apa yang ingin di buat, setelah itu penulis menyatukan foto dengan menyamakan ukuran semua foto yang ingin di teliti, proses ipenyamaan ukuran foto agar foto tersebut memiliki ukuran yang sama dan lebih mudah untuk di tempelkan ke dalam skema, untuk lebih lanjut di teliti.
Gambar 2.11: potongan gambar perbandingan `
(Sumber : Penulis, 2016)
Setelah pengukuran dan di cetak, penulis memotong foto sesuai dengan ukuran yang telah di ukur.
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pembuatan skema prebandingan Proses pembuatan skema penulis membagi beberapa bagian yang di butuhkan dan kategori kelas pembeli yang berada di pasaran menjadi kategori dalam bagian praktis, tidak murah, tidak praktis dan murah. Dengan skema tersebut penulis tinggal menempatkan foto masuk dalam kategori mana. Dari skema itulah penulis baru mendapatkan produk yang di buat masuk dalam kategori atau kelas yang mana dalam pasaran yang ada.
Gambar 2.12: Skema perbandingan `
(Sumber : Penulis, 2016) Pengembangan gagasan desain. Dari situ lah apa yang sudah di pelajari dari proses skema perbandingan, penulis mencoba mengembangkan produk, yang di awali dengan sketsa produk yang ingin dibuat, sampai pembuatan 3D yang nanti nya akan lebih mempertegas detail dan warna pada produk yang ingin di buat. Proses pengembangan gagasan desain dilakukan dengan proses yang berulang ulang agar dapat hasil yang di butuhkan. Diskusi Dengan Pengrajin Furnitur Proses ini di jalankan agar pengrajin mendapatkan gambaran tentang produk yang akan di buat dan menambah masukan masukan yang nanti nya akan menjadi pertimbangan untuk di terapkan ke dalam produk yang di buat. Eksplorasi Material Proses eksplorasi material, penulis menggabungkan beberapa masukan dari diskusi diskusi yang di lakukan, adapun menerapkan dari proses skema perbandingan. Agar nantinya produk yang sudah jadi dan dibuat berkesinambungan dengan proses kerja yang sudah di pelajari. Eksplorasi material ini meliputi jenis material yang di gunakan dan diskusi material, untuk jenis material yang di gunakan penulis sudah memaparkan bahan baku pembuatan sampai jenis lapisan kayu yang di gunakan.
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/