perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Media Pengertian media meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan (siswa) sehingga proses pembelajaran menjadi jelas, menarik, interaktif, efektif, dan efisien serta dapat mengurangi pemahaman yang
abstrak pada diri siswa (Dayton,1985) dalam
Aristo Rohadi ( 2003:8). Menurut Aristo Rohadi (2003:9) ”Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi yang sering digunakan dalam bidang komunikasi dan termasuk ke dalam media meliputi teaching Aids, AVA dan media belajar atau sering disebut juga alat peraga”. Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan komponen dari sistem instruksional disamping pesan, orang, teknik, latar dan peralatan. Pengertian media ini masih sering dikacaukan dengan peralatan. Media atau bahan adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan peralatan.Sedangkan
peralatan
atau
perangkat
keras
mempergunakan (hardware)
sendiri
merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut. Adapun menurut Sudjana dan
Ahmad Rivai (1991:1-2) dalam Wono
Suselo (2011:7) mengatakan bahwa “Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya”. Ada beberapa alasan, mengapa media pengajaran dapat
mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama commit to user
6
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain: a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan motivasi belajar. b. Bahan
pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik. c. Metode menjagar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar secara parallel. d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, mendemostrasikan dan lain-lain. 2. Media Pembelajaran Gambar Yudi Munadi ( 2008:37 ) menjelaskan secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain. Selain itu didalam proses belajar mengajar perlu adanya konsep abstrak seperti diungkapkan Dale (1969) dikutip oleh Daryanto (2010:15), tentang kerucut pengalaman “pengalaman belajar seseorang 75% diperoleh melalui indera pandang (mata), 13% melalui indera dengar, dan melalui indera lain sekitar 12%”.
commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2.1 : Kerucut Pengalaman Dale( Heinich,et.al., 2002:11 ) (Sumber:Daryanto, 2010:15)
a. Definisi Media Pembelajaran Definisi media pembelajaran Aris S. Sadiman (2003: 6) menjelaskan bahwa media berasal dari katamedium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan, dilanjutkan lagi oleh Arief S. Sadiman (2003: 6) bahwa AECT (Association for Education Communication Technology)memberi batasan bahwamedia sebagai segala bentuk dan satuan yang digunakan orang untukmengeluarkan pesan atau informasi. Berdasarkan dari definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan komunikasi.Jadi, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Secara umum dapat dikatakan media mempunyai kegunaan, antara lain : 1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra. commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. 4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestiknya. b. Posisi Media Pembelajaran Posisi media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pmbelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran. Adapun posisi media pembelajaran sebagai komponen komunikasi ditunjukkan pada gambar 2.
Gambar 2.2 : Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran (Sumber: Daryanto, 2010:7) c. Fungsi Media Pembelajaran Selain itu media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi media dalam proses pembelajaran ditunjukkan pada gambar berikut:
commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2.3 : Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran (Sumber: Daryanto, 2010:8) 3. Penggunaan Google Sketchup Google Sketchup merupakan sebuah program pemodelan 3D yang dirancang untuk arsitek, game developer, dan profesi terkait. Ini juga mencakup fitur-fitur untuk memfasilitasi model penempatan di Google Earth. Aplikasi ini dirancang untuk menjadi lebih mudah digunakan dibandingkan program 3D lainnya. Sketchup dikembangkan oleh perusahaan startup @ Last Sofware, Boulder, Colorado yang dibentuk pada tahun 1999. Sketchup dirilis pada bulan Agustus 2000 sebagai tujuan umum alat pembuatan konten 3D. Pada tanggal 27 April 2006, Google mengumumkan Google Sketchup, yang bebasdownload versi Sketchup. Versi gratis ini beda dengan versi Sketchuppro, tetapi terpadu mencakup alat untuk mengupload konten ke Google Earth dan Google 3D Warehouse, Repositori model dibuat dalam Sketchup. Mereka juga menambahkan kotak peralatan baru di mana Anda dapat berjalan, melihat segala sesuatu dari sudut pandang seseorang, label untuk model, melihat-lihat alat, dan "Setiap poligon" bentuk alat. Sedangkan versi gratis dari GoogleSketchup 3D hanya dapat mengekspor ke SKP dan Google Earth. Kmz format file, versi pro bisa mengekspor dan memasukkan 3ds,Dae,DWG,DXF,Fbx,Obj,XSI , danwrl format file.Google Sketchup juga dapat menyimpan "screenshot" dari model. Bmp,Png,Jpg,Tif, dengan versi pro juga mendukungPdf,Eps,Epx,DWG, danDXF. a. Definisi Google Sketchup commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Google Sketchup adalah program 3 dimensi yang ditujukan untuk para desainer 3D ,seperti kalangan Arsitek, Sipil,Interior,dan desainer 3D lainnya. Berikut keunggulan program ini: 1) Google Sketchup merupakan program gratis yang dapat diunduh melalui internet. 2) Google Sketchup merupakan program yang relatif mudah dipelajari dibanding program 3D lainnya. 3) Google Sketchup program ringan. 4) Tampilan desain langsung terlihat bagus tanpa harus menunggu proses render. 5) Program ini dapat mengimpor type file seperti dwg ,jpg,dan semua type file gambar lainnya.
b. Kelebihan dan Kelemahan GoogleSketchup Selain itu Google Sketchup yang simple dan mudah digunakan ini pasti dibaliknya mempunyai kelemahan : Kelebihan Google Sketchup : 1) Interface yang menarik dan simple 2) Mudah digunakan oleh golongan pemula sekalipun 3) Banyak open source plugin yang mendukung dan melengkapi kinerja GoogleSketchup 4) Terdapat fitur import file ke ekstensi 3ds (untuk 3ds max), dwg (untuk autocad), kmz (untuk Google earth), pdf, jpg, bmp, dxf, dan lain-lain. Kelemahan Google Sketchup :
commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Karena kesederhanaan Sketchup menjadikan susahnya pemodelan tingkat lanjut meski memakai plugin sekalipun 2) Terjadi crash apabila terdapat banyak permukaan patch dan vertex (kasus ini terjadi apabila mengimpor model tingkat lanjut misal model manusia dari 3ds max ke GoogleSketchup. 4. Hakikat Bakat Sifat khas yang bersumber pada bakat merupakan besar peranannya dalam proses pendidikan, dan hal yang ideal kalau kita dapat memberikan pendidikan yang benar-benar sesuai dengan bakat para anak didik kita. Tentang bakat, masalahnya sudah sama tuanya dengan manusia sendiri. Sejak dahulu orang sudah berusaha menggarap masalah ini walaupun tentu saja kalau dipandang dari kacamata ilmu pengetahuan hasilnya masih sangat jauh dari memuaskan. Urgensi untuk menggarap masalah ini tetap ada sampai sekarang. Terlebih-lebih dalam hubungan dengan pendidikan dan pemilikan lapangan kerja. Suatu hal yang dipandang self evident ialah bahwa seseorang akan berhasil kalau dia belajar dalam lapangan yang sesuai dengan bakatnya. Demikian pula dalam lapangan kerja, seseorang akan berhasil kalau dia bekerja dalam lapangan yang sesuai dengan bakatnya. Dipandang dari segi pendidikan sangat mendesak sekali untuk mengenal bakat para anak didik seawal mungkin, tapi ini tidak mudah untuk dilaksanakan. Telah banyak usaha yang dilakukan, tetapi sampai sekarang belum ditemukan alat/cara yang benar-benar memadai. a. Definisi Bakat Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, bukan merupakan manipulasi lingkungan sesudah anak dilahirkan. William B. Michael yang dikutip oleh Ja’mal Makmur Asmani (2012:18) memberi definisi mengenai commit to userbakat sebagai berikut : An attitude
perpustakaan.uns.ac.id
13 digilib.uns.ac.id
may be defined as a person capacity or hypothetical potential, for acquisition of a certain more or less well defined pattern of behavior involved in the performance of a task respect to which the individual has had little or no previous training( Michael, 1960. P. 59 ). Jadi Michael meninjau bakat itu terutama dari segi kemampuan individu untuk melakukan sesuatu tugas yang sedikit tergantung kepada latihan mengenai hal tersebut. Bakat (aptitude) dimasukkan dalam kemampuan (ability). Menurut di ability mempunyai 3 arti yaitu : 1)
Achievement yang merupakan potensial actual ability yang dapat diukur langsung dengan alat atau tes tertentu.
2)
Capacity yang merupakan potencial ability yang dapat diukur secara tidak langsung dengan melalui pengukuran terhadap kecakapan individu.
3)
Attitude, yaitu kualitas yang hanya dapat diungkap / diukur dengan tes khusus yang sengaja dibuat untuk itu. Menurut Iskandar Junaidi yang dikutip oleh Daryanto (2010:21), bakat
adalah kegiatan yang disenangi anak-anak secara terus-menerus dan disertai minat yang kuat. Dalam wsite Universitas Bina Nusantara learning outcomes yang dikutip Daryanto (2010:21), dijelaskan beberapa pengertian bakat sebagai berikut: 1)
Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir.
2)
Bakat adalah suatu bentuk kemampuan khusus yang memungkinkan seseorang memperoleh keuntungan dari hasil pelatihannya sampai satu tingkat lebih tinggi.
3)
Bakat merupakan potensi dan bukan sesuatu yang sudah benar-benar nyata. Bakat merupakan kemungkinan yang masih harus diwujudkan.
4)
Bakat merupakan karakteristik unik individu yang membuatnya mampu melakukan suatu aktivitas dan tugas secara mudah dan sukses.
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa yang dimaksud commit to user dengan bakat adalah kemampuan-kemampuan khusus individu yang merupakan
perpustakaan.uns.ac.id
14 digilib.uns.ac.id
potensi dan dapat berubah menjadi prestasi melalui latihan-latihan yng dilakukannya. Menurut Sukardi dan Kusmawati (2009:108), “perwujudan dari potensi ini biasanya bergantung bukan saja pada kemampuan belajar individu dalam bidang tertentu, tetapi juga pada motivasi dan kesempatan-kesempatannya untuk memanfaatkan kemampuan ini”. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bakat Selanjutnya Ali dan Asrori (2009:81) mengungkapkan bahwa ada sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat, yang secara garis besar dikelompokkan menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal tersebut ialah : 1) Minat merupakan motif asli yang muncul dari dalam diri individu itu sendiri. 2) Motif berprestasi, anak-anak yang mumpunyai keinginan yang kuat menjadi seseorang yang berprestasi maka dengan dorongan dan latihan maka anak tersebut dapat mengoptimalkan bakat yang dia miliki. Sebaliknya meskipun anak tersebut mendapat dukungan dan latihan tanpa ada motif berprestasi maka pengembangan bakat yang ia miliki tidak akan maksimal. 3) Keberanian mengambil resiko, resiko adalah hal yang biasa dalam menjalankan suatau hal. Resiko bentuknya bermacam-macam. Contoh kita punya bakat dalam hal bela diri tapi kita takut mengambil resiko seperti patah tangan, bibir sobek kena pukul, dan sebagainya maka tidak akan pernah mungkin kita bisa jadi pesilat atau petarung yang baik. 4) Keuletan dalam menghadapi tantangan, ulet artinya pantang menyerah dan tidak takut gagal. Seseorang yang bisa menganggap bahawa kegagalan itu adalah hal yang biasa maka ia akan punya jiwa yang kuat untuk menghadapi segala masalah yang akan muncul. 5) Kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul, ini merupakan proses mengoptimalisasikan potensi yang ada dalam diri commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dimana seseorang semakin gigih dalam mengatasi kesulitan akan semakin bertambah proses dalam pemikirannya Adapun yang termasuk faktor eksternal : 1) Kesempatan maksimal dalam mengembangkan diri, tidak semua orang didunia ini bisa punya kesempatan untuk mengembangkan diri. Jika kita mau melihat sebenarnya banyak sekali anak-anak disekeliling kita yang berbakat dalam suatu hal, mereka juga memiliki minat dan motifasi yang kuat tapi tetap saja tidak jadi apa-apa. Salah satu hal yang menyebabkan itu terjadi karena tidak ada kesempatan atau tidak pernah mereka diberi kesempatan untuk mencoba. 2) Sarana
dan
prasarana,
merupakan
media
pendukung
didalam
mengembangkan bakat. 3) Dukungan dan dorongan orang tua/keluarga, sebagai media memotivasi diri agar lebih percaya diri. 4) Lingkungan tempat tinggal, dalam faktor bakat lingkungan tempat tinggal juga sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi bakat seseorang jika tempat tinggal baik dan banyak kegiatan bermanfaat maka bakat yang terbentuk didalam diri seseorang bersifat positif, begitu juga sebaliknya. 5) Pola asuh orang tua, bersifat situasional yang artinya pola asuh mana yang sesuai untuk diterapkan harus mempertimbangkan faktor situsionalnya. Faktor situsional yang dimaksud adalah kematangan (maturity). Pengaruh unsur genetik, khususnya yang berkaitan dengan fungsi otak bila dominan otak sebelah kiri , bakatnya sangat berhubungan dengan masalah verbal, intelektual, teratur, dan logis dan bila dominan dengan otak kanan berhubungan dengan
masalah
spasial,
non
verbal,
estetik,
artistik
serta
atletis.
Latihan: Bakat adalah sesuatu yang sudah dimiliki secara alamiah, yang mutlak memerlukan
latihan
untuk
membangkitkan
dan
mengembangkannya.
Struktur tubuh mempengaruhi bakat seseorang. Seorang yang bertubuh atletis akan memudahkannya menggeluti bidang olah raga atletik. commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk itu, agar dapat berkembang baik, maka bakat harus disalurkan pada lingkungan yang mendukung terhadap bakat tersebut, selain itu juga, bakat harus didukung oleh minat pada bidang yang sesuai bakat tersebut, karena tanpa minat, seseorang yang berbakat dalam bidang tertentu akan sulit termotivasi dalam melakukan kegiatan atau bidang yang sesuai dengan bakatnya. c. Pengukuran Bakat Bakat seseorang dapat diketahui melalui pengukuran atau tes. Menurut Sukardi dan Kusmawati (2009:108) : “Bakat sangat kecil kemungkinannya untuk berubah dan karena bakat relatif tetap sepanjang waktu tertentu sehingga bakat dapat digunakan untuk membantu memprediksi keberhasilan dalam bidang kependidikan dan karir, serta memberikan suatu landasan untuk mengambil keputusan karir”. Untuk mendeteksi bakat, para ahli telah mengembangkan berbagai alat ukur kemampuan khusus yang disebut tes bakat. Ada beberapa jenis tes bakat, diantaranya yaitu: DAT (Differential Apitude Test), GATB (General Aptitude Test Battery, FACT (Flanagan Aptitude Classifiction Test), dan IST (Intelligent Structure Test). Tes bakat bertujuan membantu memberikan gambaran mengenai kemampuan seseorang di berbagai area minatnya di bidang-bidang tertentu, untuk kemudian merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan pendidikan atau pekerjaan. Melalui tes bakat diperoleh gambaran mengenai berbagai bidang kemampuan dan minat seseorang. Hasil tes bakat tidak dapat menentukan dengan mutlak pekerjaan atau karir apa yang harus dijalani, juga tidak untuk menjawab pertanyaan yang sangat khusus. Setiap orang mempunyai bakat-bakat tertentu, masing-masing dalam bidang dan derajat yang berbeda-beda. Guru, orang tua, pembimbing perlu mengenal bakat anak – anaknya sehingga dapat memberikan pendidikan dan menyediakan pengalaman sesuai dengan kebutuhan masing – masing. commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari berbagai alasan yang dikemukakan untuk mengukur bakat, 5 alasan paling penting untuk mengenali bakat : 1.
Pengayaan Tujuan utama tes kreatif adalah untuk mengidentifikasikan bakat kreatif anak. Keberbakatan diartikan sebagai mempunyai Intelegensi (IQ) tinggi dan tes intelengesi tradisional merupakan ciri utama untuk mengidentifikasi anak berbakat intelektual. Anak berbakat intelektual diizinkan loncat kelas atau masuk kelas khusus (advanced placement class) yg menuntut mereka harus bekerja lebih banyak dan lebih keras. Kesamaan antara Intelegensi dan talenta khusus adalah apa yg disebut precocity ( keadaan cepat menjadi matang). Precocity belum tentu berarti mencapai produktivitas yg orisinil. Kapasitas terakhir ini disebut prodigiousness . Child prodigy adalah seseorang yg prestasinya begitu luar biasa dan langka sehingga menakjubkan. Sebagai contoh adalah Mozzart yang sebagai anak-anak sudah mampu mengubah simfoni yg sampai sekarang masih sering dimainkan di orkes. Anak prodigy tanpa kecuali pasti kreatif, sementara ahli matematika yg prodigious belum tentu kreatif. Sebaliknya anak prodigious belum tentu IQ nya tinggi.
2. Remediasi Alasan kedua untuk melakukan pengukuran adalah untuk menemukenali mereka yg kemampuan kreatifnya sangat rendah. Karena bermacam-macam sebab, anak-anak berbakat ini sangat miskin dalam imajinasi. Padahal imajinasi sangat penting untuk pemecahan masalah. Program remedial dalam kreativitas masih sangat langka, bahkan di Indonesia rasanya belum ada. Salah satu sebab karena kita kurang mengetahui bagaimana melakukan hal ini 3. Bimbingan Kejuruan commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penggunaan tes kreativitas untuk membantu siswa memilih jurusan pendidikan dan karier masih pada tahap awal. Meskipun demikian informasi mengenai kemampuan ini berguna dalam menyarankan siswa mengikuti pendidikan dan kejuruan yang memuntut kemampuan kreatif. 4. Evaluasi Pendidikan Pendidik sering mengalami kesulitan untuk memutuskan apakah sekolah akan menggunakan program pengembangan kreativitas. Mereka khawatir hal itu dapat menyebabkan menurunya prestasi belajar siswa. Sayangnya kurangnya evaluasi hasil pendidikan menyulitkan untuk menentukan apakah programnya efektif atau tidak. 5. Pola perkembangan kreatif Pakar psikologi tertarik untuk mengetahui pola perkembangan kreativitas karena 2 alasan, yg pertama mereka ingin mengetahui bagaimana pertumbuhan dan penurunan kreativitas pada macam-macam tipe orang, dan kedua mereka ingin mengetahui apakah ada masa puncak dimana kreativitas sebaiknya dilatih. 5. Hakikat Prestasi Belajar a. Definisi Prestasi Belajar Kata prestasi menurut Poerwadarminta (2002:768) yang dikutip Wono Suselo (2011:14) adalah “hasil yang telah dicapai atau dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya”. Sedangkan menurut Winkel (1991:162) yang dikutip Wono Suselo (2011:14) “prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dicapai”. Belajar menurut Oemar Hamalik (2003:52) mengatakan belajar adalah modifikasi untuk memperkuat tingkh laku melalui pengalaman dan latihan serta suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya. commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seorang siswa setelah mengikuti pelajaran di sekolah sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dengan meliht hasil penguasaan, pengetahuan, dan keterampilan yng dikembangkan oleh guru setelh mngikuti penilaian dan evaluasi. Penilaian dan evaluasi ini digunakan untuk mengukur prestsi belajar menggambar siswa yng merupakan tujuan dari pembelajaran. b. Indikator Prestasi Belajar Menurut Muhibin Syah (2002:150) “kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan hasil belajar siswa adalah mengetahui garis-garis besar indikator dikaitkan dengan jenis prstasi yang hendk diungkapkan atau diukur”. Berikut ini jenis, indikator, dan cara evaluasi pretasi menurut Muhibin Syah (2002:151-152).
Tabel 2.1 : Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi Ranah/Jenis Prestasi
Indikator
Cara Evaluasi
A. Ranah Kognitif 1. Pengamatan
2. Ingatan
1. dapat menunjukkan
1. tes lisan
2. dapat membandingkan
2. tes tertulis
3. dapat menghubungkan
3. observasi
1. dapat menyebutkan
1. tes lisan
2. dapat menunjukan
2. tes tertulis
kembali commit to user
3. observasi
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Pemahaman
1. dapat menjelaskan
1. tes lisan
2. dapat mendefinisikan dengan
2. tes tertulis
lisan sendiri 4. Penerapan
1. dapat memberikancontoh
1. tes tertulis
2. dapat menggunakan secara
2. pemberiantugas
tepat 5. Analisis (pemeriksaan dan 1. dapat menguraikan pemilahan secarateliti) 6. Sintesis (membuat panduan baru danutuh)
3. observasi 1. tes tertulis
2. dapat mengklasifikasikan
2. pemberian tugas
1. dapat menghubungkan
1. tes tertulis
2. dapat menyimpulkan
2. pemberian tugas
3. dapat menggeneralisasi
B. Ranah Rasa/Afektif 1. Penerimaan
1. menunjukan sikapmenerima
1. tes tertulis
2. menujukan sikapmenolak
2. tes skala sikap 3. observasi
2. Sambutan
1. kesediaanberpartisipasi/terlibat 1. tes tertulis 2. kesediaan memanfaatkan 2. tes skala sikap 3. observasi
3. Apresiasi (sikapmenghargai)
1. menganggap penting dan commit to user bermanfaat
1. tes skalapenilaian/sikap
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. menganggap indah dan 2. pemberian tugas harmonis 3. observasi 3. mengagumi 4. Internalisasi (pendalaman)
1. mengakui dan meyakini
1. tes skala sikap
2. mengingkari
2. pemberian tugas ekspresif (yang menyatakan sikap) dan proyektif (yang menyatakan perkiraan ramalan) 3. observasi
5.Karakteristik (penghayatan)
1. melembagakan atau meniadakan 2. menjelmakan dalam pribadi
1. pemberian tugas ekspresif dan proyektif 2. observasi
dan perilaku sehari-hari C. Ranah Karsa/Psikomotor 1. Keterampilan
1.mengkoordinasikan gerak mata, 1. observasi
bergerak dan
tangan, kaki dan anggota tubuh
bertindak
lainnya
2. Kecakapan
2. tes tindakan
1. mengucapkan
1. tes lisan
2. membuat mimik dan gerakan
2. observasi
ekspresi verbal dan nonverbal
jasmanicommit to user
3. tes tindakan
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(Sumber: http://blog.uin-malang.ac.id/fityanku/evaluasi-prestasi-belajar/) c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik dalam diri siswa maupun luar diri siswa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Muhibbin Syah (2008:132), yaitu: 1) Faktor internal (faktor dari dalam diri individu), meliputi keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. 2) Faktor eksternal (faktor dari luar diri individu), meliputi kondisi lingkungan sekitar siswa. 3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yaitu jenis upaya belajar siswa (kebiasaan) yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran. Faktor-faktor
diatas
saling
berinterkasi
secara
langsung
dalam
mempengaruhi prestasi belajar siswa, maka sangat diperlukan lingkungan yang baik dan kesiapan dalam diri siswa yang meliputi strategi, metode serta gaya belajar, agar dapat memberi pengaruh terhadap prestasi belajar yang akan dihasilkan. B. Penelitian Yang Relevan Dalam penelitian ini penulis menggunakan kajian beberapa penelitian yang telah dilakukan para penulis sebelumnya yang terdiri dari : 1.
Dian Posita, Universitas Negeri Malang ,2011, Skripsi yang berjudul : “Pengembangan Sumber Belajar Desain Interior 3D menggunakan GoogleSketchup Untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)”. commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menyimpulkan dari hasil belajar desain interior 3D GoogleSketchup merupakan media yang mudah digunakan dan cepat dalam pengembangan gambar 3D. 2.
I Wayan Santyasa, Universitas Pendidikan Ganesha,2007, Makalah yang berjudul : “Landasan Konseptual Media Pembelajaran”. Dalam penelitian ini mengangkat pentingnya Media Pembelajaran bagi guru-guru SMA Negeri Banjar Angkan. Media Pembelajaran memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa).
3.
Purnawan (2005) tentang “Korelasi Bakat Mekanik Dengan Prestasi Belajar Mata Program Diklat Produktif”, dengan mengmbil sampel penelitian sebanyak 100 orang yaitu siswa kelas dua salah satu SMK Negeri Bandung. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa siswa yang berbakat cenderung lebih tinggi prestasi belajarnya dibanding siswa yang kurang berbakat.
4.
Fety Marhayuni (2012). Pengaruh penggunaan media pembelajaran mulitimedia berbasis komputer dan media tiga dimensi terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Kecamatan Girimarto Wonogiri ditinjau dari gaya belajar siswa. Hasil penelitian disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh penggunaan media pembelajaran multimedia berbasis computer dan media tiga dimensi terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD di Kecamatan Girimarto Kabupaten Wonogiri. Hasil analisis data hasil tes belajar IPA menunjukkan bahwa dengan menggunakan multimedia berbasis computer diperoleh rata-rata yang lebih tinggi dari pada pembelajaran dengan menggunakan media tiga dimensi. C. Kerangka Berpikir
1.
Pengaruh Media Pembelajaran Gambar dengan GoogleSketchup Terhadap Prestasi Belajar Menggambar 3 Dimensi commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam penelitian ini pemakaian media pembelajaran non fisik berupa media pembelajaran gambar dengan Google Sketchup merupakan media yang mudah dioperasikan sebagai pengantar dari pesan guru ke siswa dalam menggambar dengan perangkat lunak yang menjelaskan secara teknis, media pembelajaran gambar dengan Google Sketchup berfungsi sebagai sumber belajar. Diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran gambar adalah pengantar pesan yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk 2 dimensi maupun 3 dimensi sebagai hasil dari pemikiran dan perasaan. Media pembelajaran gambar dapat digunakan guru untuk memberikan pengalaman-pengalaman siswa yang sulit didapat dengan media langsung. Prestasi belajar menggambar 3D
dipengaruhi banyak hal, antara lain
faktor media pembelajaran gambar kemungkinan sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar siswa. Guru yang dapat mendidik siswa-siswanya dengan memberikan pendidikan yang baik tentu akan berhasil dalam belajarnya. Berdasar uraian diatas, bahwa ada pengaruh Media Pembelajaran Gambar Dengan Google Sketchup Terhadap Prestasi Belajar Menggambar 3 dimensi. 2.
Pengaruh Bakat Terhadap Prestasi Belajar Menggambar 3 Dimensi Bakat merupakan kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang
masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, bukan merupakan manipulasi lingkungan sesudah anak dilahirkan. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan bakat adalah kemampuan-kemampuan khusus individu yang merupakan potensi dan dapat berubah menjadi prestasi melalui latihan-latihan yng dilakukannya. Guru yang profesional dituntut untuk bisa melihat dan tahu dalam mengembangan bakat siswa terutama dalam proses belajar mengajar agar siswa mampu belajar mandiri dan sadar akan kewajibannya sebagai siswa dalam belajar agar potensi yang ada diri mereka bisa optimal. commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Diambil kesimpulan bahwa bakat adalah kemampuan-kemampuan khusus individu yang merupakan potensi dan dapat berubah menjadi prestasi melalui latihan-latihan yang dilakukannya. Bakat yang dimiliki seseorang bisa menjadikan seseorang menjadi lebih apabila bakat yang dipunyai dilatih dan dikembangkan melalui beberapa tahap. Berdasarkan uraian tersebut bahwa ada pengaruh bakat terhadap prestasi belajar menggambar 3D. 3.
Pengaruh Antara Media Pembelajaran Gambar dengan GoogleSketchup dan Bakat Terhadap Prestasi Belajar Menggambar 3D. Faktor penentu prestasi belajar menggambar dapat berasal dari dalam
maupun luar diri siswa. Adakalanya siswa lebih baik menitik beratkan pada faktor dari dalam diri siswa, namun ada pula yang menitik beratkan pada faktor dari luar siswa. Ada juga siswa yang dapat menggabungkan dua faktor tersebut untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Dalam penelitian ini pengaruh dari luar adalah media pembelajaran menggambar dengan Google Sketchup, sedangkan pengaruh dari dalam adalah bakat yang dipunyai. Seperti dijelaskan diatas, pembelajaran menggunakan media gambar dengan Google Sketchup memberikan pengalaman yang tak terduga, menarik, menyenangkan, membuat siswa menjadi antusias, dan menyenangkan karena mudah digunakan. Mereka yang mempunyai bakat dalam menggambar kemudian dilatih menggunakan media pembelajaran gambar dengan Google Sketchup maka akan mencapai prestasi belajar menggambar 3D yang lebih baik. Sehingga ada pengaruh antara media pembelajaran gambar dengan GoogleSketchup dan bakat terhadap prestasi belajar menggambar 3D. Bertolak dari kerangka berpikir diatas, maka dapat dibuat bagan dalam bentuk paradigma penelitian sebagai berikut :
Media Pembelajaran GambarDengan Google
1 commit to user 3
Prestasi Belajar (Y) Menggambar 3 dimensi
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bakat (X2)
2
Gambar 2.4. Paradigma Penelitian
commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Rumusan Hipotesis Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan dalam kerangka berpikir, dikemukakan hipotesis sebagai berikut : 1. Ada pengaruh media pembelajaran gambar dengan GoogleSketchup terhadap prestasi belajar menggambar 3 dimensi. 2. Ada pengaruh bakat yang dipunyai siswaterhadap prestasi belajar menggambar 3 dimensi. 3. Ada pengaruh antara media pembelajaran gambar dengan Google Sketchup dan bakat terhadap prestasi belajar menggambar 3 dimensi.
commit to user