BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori Bab 2 ini akan diuraikan landasan teori yang merupakan variabel dalam penelitian, yang dilakukan yaitu hasil belajar dan motivasi, model pembelajaran kooperatif tipe (NHT) Numbered Heads Togrther. 2.1.1
Tinjauan Hasil Belajar Menurut Suprijono (2009:5-6) hasil belajar adalah pola- pola perbuatan,
nilai- nilai, pengertian- pengertian, sikap- sikap apresiasi, dan ketrapilan. Menurut Gagne Hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus- stimulus baru yang menentukan hubungan hubungan didalam dan diantara kategori- kategori (dalam purwanto, 2013:42). Hasil belajar adalah Perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya (Winkel, 2004:57). Menurut Soedijarto hasil belajar adalah sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh mahasiswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan (dalam purwanto 20013: 46). Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada siswa pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan dan ketrampilan. Perubahan tersebut terjadi peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingan dengan sebelumnya (Oemar Hamalik, 2011:155) Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik dan perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Menurut Bloom (Suprijono 2002:6) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
6
7
1) Dominan kognitif mencakup. a)Knowledge (pengetahuan, ingatan),b) Comprehensional (pemahaman, penjelasan, meringkas, contoh),c) Application (menerapkan),d) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan),e) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk hubungan baru),f) Evaluation ( menilai) 2) Dominan afektif mencakup: a) Receiving (sikap menerima),b) Responding (memberikan respon),c) Valuing (nilai),d) Organitation (organisasi),e) Characterization (karakterisasi) 3) Domain psikomotor mencakup : a)Initiatory,b) Pre-rautine,c) Routinized,d) Ketrampilan produktif, teknik, fidik, social, manajerial, dan intelektual. Menurut Bloom (Suprijono 2002:6) Tujuan Hasil Belajar: a. Tujuan Hasil Belajar: 1) Tujuan Umum: a) Menilai pencapaian kompetensi peserta didik,b) Memperbaiki proses pembelajaran,c) Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuanb belajar siswa. 2) Tujuan Khusus: a) Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa,b) Mendiagnosis kesulitan belajar,c) Memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar,d) Penentuan kenaikan kelas,e) Memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan. b. Fungsi penilaian Hasil Belajar Fungsi penilaian Hasil Belajar sebagai berikut: a)Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas,b) Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar,c) Meningkatkan motivasi belajar siswa,d) Evaluasi diri terhadap kinerja siswa. Hasil belajar yang dicapai siswa menurut Sudjana (2011:56), mellui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri-ciri sebagai berikut: a.
b.
Kepuasan dengan kebanggan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinstik pada diri siswa. Siwa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan dia akan berjuang lebih keras untuk memperbaiki atau setidaknya mempertahankan yang telah dicapai. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya dia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa dia
8
c.
d.
2.1.2
mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila dia berusaha sebagaimana mestinya. Hasilbelajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya, Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh, yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif, dan ranah psikomotorik, ketrampilan atau perilaku.
Motivasi Mc Donald (dalam Sardiman A.M 2012: 73) mendefinisikan motivasi
adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah sangat erat hubungannya dengan kebutuhan, sebab memang motivasi muncul karena kebutuhan. Seseorang akan terdorong akan bertindak mana kala dalam dirinya ada kebutuhan. Kebutuhan ini menimbulkan ketidak seimbangan. Yaitu keteganganketegangan, dan ketegangan itu hilang manakala kebutuhan itu terpenuhi.(Wina sanjaya 2008:251) (Suprijono 2011: 163) Hakikat motivasi adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku. Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi. Motivasi sebagai daya penggerak yang telah mnjadi aktif. Motivasi menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak yang positif atau tertentu. Dari pengertian motivasi yang dapat di ambil, maka dapat dijelaskan bahwa motivasi adalah perubahan energi diri pribadi dengan mendapat dorongan internal dan eksternal sebagai kebutuhan dengan apa yang kita capai dengan suatu tujuan tertentu
9
Fungsi Motivasi (dalam Sardiman 2012: 84-85) yaitu: 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jai sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dengan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatanperbuatan apa yang harus sdikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan- perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Komponen-komponen MotivasiMenurut Oemar Hamalik (2008: 107), motivasi memiliki dua komponen, yakni komponen dalam (inner component) dan komponen luar (outer component). 1. Komponen dalam (inner component) adalah perubahan dalam diri seseorang,keadaan mereka tidak puas dan ketegangan psikologis. 2. Komponen luar (outer component) adalah apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakukannya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa komponen dalam adalahkebutuhan-kebutuhan yang ingin dipuaskan, sedangkan komponen luar adalah tujuan yang hendak dicapai. Upaya membangkitkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa (dalam wina sanjaya 2008:261-262). Dibawah ini dikemukakan petunjuk: a) b) c) d) e) f)
Memperjelas tujuan yang dicapai. Membengkitkan minat siswa. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar. Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siwa. Berikan penilaian. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.
10
2.1.3 Pembelajaran Kooperatif Secara sederhan kata koopratif yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama- sama dengan saling membantu satu sama lainnya dalam satu kelompok atau satu tim (isjoni 2010: 8). Pembelajaran kooperatif ( menurut Suprijono 2011: 54) adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk- bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru . Menurut rusman ( 2011: 202) pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat empat atau lebih dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Roger, dkk (dalam miftahul huda 2012:29) pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip baha pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok- kelompok pembelajaran yang didalamdalamnya setiap pembelajaean bertanggung jawab atas pembelajaran sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota- anggotan yang lain. Dari
beberapa
pengertian
pembelajaran
kooperatif
yang
telah
disampaikan diatas bahwa pembelajaran kooperatif merupaka pembelajaran yang berkelompok, dalam kelompok siswa berasal dari kemampuan akademik, jenis kelamin, suku, latar belakang yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas siswa dalam kelompok saling bekerjasama dan membantu untuk memahami materi pelajaran. Sehingga setiap siswa memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompok dan diperlukan kerjasama antar anggota kelompok. Dari uraian diatas pembelajaran kooperatif
merujuk pada kerjasama
menyelesaikan masalah yang dihadapi dan membangkitkan semangat siswa dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran dalam kelompok yang terdiri dari empat atau lebih siswa secara heterogen yang kemampuan, jenis kelamin, latar belakang yang berbeda untuk menyelesaikan tugas kelompok
11
dimana setiap anggota kerjasama dan membantu memahami suatu bahan pembelajaran untuk mencapai tujuan bersama. Rogr dan David Johson (dalam Suprijono 2011: 54) mengatakan bahwa tidak semua belajar klompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan: a) b) c) d) e)
Positive interdependence (saling ketergantungan positif) Personal responsibility ( tanggungjawab perseorangan) Face to face promotive interaction ( interaksi promotif) Interpersonal skill ( komunikasi antar anggota) Groub processing (pemrosesan kelompok)
(Suprijono 2011: 65) Sintak model pembelajaran kooperatif terdiri dari enam fase dilihat pada tabel 2.1.
Fase- fase
Tabel 2.1 Fase Sintak Model Perilaku guru
tujuan pembelajaran dan Fase 1: present goals and Menjelaskan mempersiapkan peserta didik siap belajar set Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik Fase 2: Present Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal Information Menyampaikan informasi Fase 3: Organize studrnt into learning teams Mengorganisasi peserta didik kedalam tim- tim belajar
Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien
Fase 4: Assist team work Membantu tim- tim belajar selama peserta didik and study membantu mengerjakan tugasnya kerja tim dan belajar Fase 5: Test on the Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompokmaterials kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Evaluasi Fase 6: Provide Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha prestasi individu maupun kelompok recognition Memberikan pengakuan atau penghargaan
12
Menurut Rusman (2011: 207) karakteristik pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Pembelajaran secara tim
b.
Didasarkan pada manajemen kooperatif
c.
Kemauan untuk bekerja sama
d.
Ketrampilan bekerja sama Menurut Rusman (2011: 208) unsur- unsur pembelajaran
kooperatif: 1) Siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka hidup sepenanggungan bersama 2) Siswa bertanggung jawab atas segala hal sesuatu didlam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri 3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama 4) Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya 5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/ penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok 6) Siswa berbagi kepemimpiannya dan mereka dan mereka membutuhkan ketrampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya 7) Siswa diminta untuk mepertanggungjawabkan secara individu materi yang ditanganinya dalam kelomok kooperatif Menurut Rusman (2011: 208) ciri- ciri yang terjadi pada kebanyakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif, adalah sebagai berikut: a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi pembelajaran b. Kelompok dibentuk dan siswa memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dan ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda- beda d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu
13
Ada tiga bentuk ketrampilan kooperatif sebagaimana diungkapkan oleh Ludgren (dalam Rusman 2011: 207): 1. Ketrampilan kooperatif tingkat awal meliputi: a) menggunakan kesempatan, b) menghargai kontribusi, c)mengambil giliran dan berbagi tugas, d)berada dalam kelompok, e)berada dalam tugas, f) mendorong partisipasi, g) mengundang orang lain untuk berbicara, h) menyelesaikan tugas pada waktunya, dan i) menghormati perbedaan individu. 2. Ketrampilan kooperatif tingkat tengah meliputi : a) menunjukkan penghargaan dan simpati, b) mengungkapkan ketidak setujuan dengan cara yang dapat diterima, c) mendengarkan dengan aktif, d) bertanya, e) membuat ringkasan, f) menafsirkan, g)mengatur dan mengorganisir, h) menerima tanggungjawab, i) mengurangi ketegangan 3. Ketrampilan kooperatif tingkat akhir meliputi : a) mengelaborasikan, b) memeriksa dengan cermat, c) menanyakan kebenaran, d) menetapkan tujuan, e) berkompromi. Tabel 2.2 Tahap dan Tingkah Laku Guru Tahap
Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pembeljaran dan menekankan Menyampaikan tujuan dan motivasi pentingnya topik yng akan dipelajari dan memotivasi siswan belajar siswa Tahap 2 Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jala n demontrasi atau melalui bahan bacaan
Tahap 3
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membimbing Mengorganisasikan siswa kedalam setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien kelompokkelompok belajar Tahap 4 Membimbing
Guru membimbing kelompok- kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
14
kelompok dan belajar Tahap 5 Evaluasi Tahap 6 Memberikan penghargaan
bekerja Guru mengevaluasi hasil belajar teny]tang materi yang telah dipelajari atau masing- masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupbelajar individu dan kelompokun hasil
(Rusman 2011: 212-213 )Prosedur ataun langkah- langkah pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap yaitu: 1.
2.
3.
4.
2.1.4
Penjelasan materi, tahap ini merupakan tahap penyampaian pokok- pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok Belajar kelompok, tahap ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok. Pengakuan tim, adalah peetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberi penghargaan atau hadia, dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi.
Tinjauan Numbered Heads Together (NHT) Hamdani (2011: 89) (NHT) Numbered Head Together adalah metode
belajar dengan cara setiap siswa diberi nomor dan dibuat satu kelompok, kemudian secara acak, guru memanggil nomor dari siswa. Spences Kagan (dalam Isjoni, 2012:13) Numbered Head Together (NHT) adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide- ide atau pertimbangan jawaban yang paling cepat. Selain itu teknik ini mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Soleh Hamid ( 2011: 218-219 ) dalam (NHT) Numbered Head Together hal yang ingin disampaikan adalah bagaimana siswa mampu menerima berbagai pendapat yang diterima dan disampaikan oleh orang atau kelompok lain, kemudian menganalisisnya bersama, sehingga memunculkan pendapat yang paling ideal, atau bahkan tidak mendapatkan pendapat
15
yang paling ideal. Ini sebenarnya esensi dari perbedaan pendapat. Selanjutnya guru memberikan kesimpulan terhadap jalannya pembahasan materi. Pada dasarnya (NHT) Numbered Heads Together merupakan varian dari diskusi kelompok. Teknik pelaksanaanya hampir sama dengan diskusi kelompok. Pertama- tama, guru meminta siswa duduk berkelompok- kelompok. Masing- masing anggota diberi nomor. Setelah selesai, guru memamnggil nomor (baca anggota) untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru tidak memberikan dan tidak memberitahukan nomor berapa yang akan memastikan semua siwa benar- benar terlibat dalam diskusi. Menurut Salvin (dalam Miftahul huda, 2011: 130). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkanbahwa Numbered Head Together (NHT) adalah proses pembelajaran berkelompok untuk melakukan belajar diskusi kemudian setiap siswa diberi nomor, setelah selesai guru memamnggil nomor (baca anggota) untuk mempresentasikan hasil diskusinya untuk berkesempatan kepada siswa saling membagi ide –idenya, kemudian menganalisis bersama sehingga memunculkan pendapat yang paling ideal, selanjutnya guru memberikan kesimpulan. Langkah- langkah strategi (NHT) Numbered Head Together menurut Soleh Hamid (2011: 218-219) sebagai berikut: 1. Siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam kelompok tersebut mendapat nomor kelompok 2. Guru memberikan tugas- tugas yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan dan masing- masing kelompok mengerjakan kelompok bersama kelompoknya, 3. Setiap kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahui jawaban yang mewakili dari kelompok tersebut. 4. Untuk membahas dari hasil kelompok tersebut, guru memanggil nomor kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahui jawaban yang mewakili dari kelompok tersebut. 5. Begitu seterusnya, hingga semua kelompok mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan hasil jawaban kelompok mereka dan kelompok yang lain menanggapinya dengan aktif dan interaktif. 6. Terakhir guru memberikan kesimpulan terhadap jalannya pembahasan dan pembelajaran tersebut.
16
Kelebihan dan kelemahan metode menurut Hamdani (2011: 90): a) Kelebihan metode ini yaitu: a)setiap siswa siap semua,b) siswa dapat melkukan diskusi dengan sungguh- sungguh,c) siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. b) kelemahan metode ini yaitu: a)kemungkinan nomor yang dipanggil, akan dipanggil lagi oleh guru,b) tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. 2.1.5
Tinjauan IPA Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai
disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk Physical sciences adalaholmu- ilmu astronomi, kimia geologi, meteorologi, dan fisika, sedangkan life sciences meliputi biologi (anatomi, fisiologi, zoologi, citologi. Jomes Conant ( dalam Usaman Somatowa, 1997:14) mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan suatu sama lain, dan yang tumbuh dari hasil eksperimentasi dan observasi. A.N. Whaitehead (dalam Usman Somatowa, 1999: 15) menyatakan bahwa sain dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman. IPA (sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahaman tentang alam seisina yang penuh dengan rahasia yang tak habis- habisnya. Ilmu pengetahuan alam merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah lain penyelidikan, penyusunan dan pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari IPA sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam.
17
IPA adalah pngetahuan yang rasional dan objektif tentang alam smesta dengan segala isinya (Hendro Darmojo 1992:3). Nas 1993 (dalam Hendro Darmojo 1992:3) dalam bukunya The Nature of Science, menyatakan bahwa IPA itu adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Dan cara IPA mengamati dunia bersifat analisis, lengkap, cermat serta menghubungkannya membentuk suatu perspektif tentang obyek yang diamatinya. Powler (dalam winaputra 1992:122) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang terurus secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/isrematis teratur. Menurut Abdullah (1998: 18) IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah Aplikasi teori perkembangan kognitif pada pendidikan IPA adalah sebagai berikut: a) Konsep IPA dapaat berkembang baik, hanya bila perkembngan langsung mendahului pengenalan generalisasi abstrak. b) Daur belajar yang mendorong perkembangan konsep IPA sebagai betrikut: a) Eksplorasi, kegiatan dimana anak mengalami atau pengindraan objek secara langsung,b) Generalisasi, yaitu menarik kesimpulan dari beberapa informasi yang tampak bertentangan yang telah dimiliki anak,c) Deduksi, yaitu pngamlikasikan konsep baru pada situasi atau kondisi baru.
18
Maksud dan tujuan tersebut adalah agar siswa memiliki pengetahuan tentang gejala alam, berbagai jenis dan perangai lingkungan melalui pengamatan agar siswa tidak buta akan pengetahuan dasar mengenai IPA. Pembelajaran IPA kelas IV menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar diberikan secara mata pelajaran sejak kelas IV sampai kelas VI, sedang kelas 1 sampai kelas III diberikan secara tematik pada pelajaran lain. Karena di dalam penelitian ini yang penulis kaji bahan kelas IV, maka di bawah ini penulis sampaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV. Tabel 2.3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV, Semester 2 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Energi dan Perubahannya 1. Memahami gaya dapat 7.1. Menyimpulkan hasil percobaan mengubah gerak dan/atau bahwa gaya (dorongan dan bentuk suatu benda. tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda. 7.2. Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda. 8. Memahami berbagai berbagai 8.1 Mendeskripsikan energi panas bentuk energi dan cara dan bunyi yang terdapat di penggunaannya dalam lingkungan sekitar serta sifatkehidupan sehari-hari. sifatnya. 8.2 Menjelaskan berbagai alternatif dan penggunaannya.
energi cara
8.3 Membuat suatu karya.model untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari
19
kertas/baling-baling/pesawat kertas/parasut.. 8.4 Menjelaskan energi bunyi melalui penggunaan alat musik. 9.1 Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi. 9. Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi 9.2 Mendeskripsikan posisi bulan dan benda langit. dan kenampakan bumi dari hari ke hari. Bumi dan Alam Semesta
10. Memahami perubahan 10.1 Mendeskripsikan berbagai lingkungan fisik dan penyebab perubahan pengaruhnya terhadap daratan. lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut). 10.2 Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor). 10.3 Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor). 11. Memahami hubugan antara 11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan lingkungan. masyarakat. 11.2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan. 11.3 Menjelaskan pengambilan terhadap lingkungan.
dampak bahan alam pelestarian
20
2.2
Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan Winarti, Yuni, Penggunaan Metode NHT (Numbered Heads Together ) untuk Meningkatkan motivasi dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Banyumudal 2 Kabupaten Wonosobo Smester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012. Melalui metode pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) yang akan dilanjutkan oleh peningkatan hasil belajar yang dapat dilihat pada ketuntasan pada siklus I dan siklus II peneliti memberikan patokan KKM = 65 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) dari 32 siswa sebanyak 17 siswa atau 53,13% tuntas dan sebanyak 15 siswa atau 46,87 % belum tuntas. Nilai rata-ratanya adalah 66,25 sedangkan nilai tertinggi adalah 88 dan nilai terendahnya adalah 52 dan II sebanyak 36 siswa atau 100% dari jumlah siswa mencapai ketuntasan. Siklus II siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 32 siswa atau 100% dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Nilai rata-ratanya adalah 79,75 sedangkan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 68. Peneliti telah berhasil dalam menerapkan metode pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) dengan memberikan patokan KKM = 65 dan ketuntasan 80% dari jumlah siswa kelas V SD Negeri Banyumudal 2 dari hasil nilai evaluasi siklus II didapatkan 100% siswa sudah memenuhi KKM. Maka saran dari penulis adalah metode pembelajaran NHT ( Numbered Heads Together) dapat digunakan sebagai alternatif dalam proses belajar mengajar. Dengan metode pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan keaktifan siswa yang berdampak meningkatnya hasil belajar siswa. Isyuniarsih, Alustina , Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan Afektif pada Mata Pelajaran IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas V SD Negeri 03 Ngumbul Kecamatan Todanan Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2011/2012. Pada siklus 1 siswa yang tuntas 22 orang (91,67%) dan yang tidak tuntas 2 orang (8,33%). Sedangkan pada siklus 2, semua siswa yang terdiri dari 24 orang tersebut sudah memenuhi KKM atau dapat dikatakan tuntas 100% dari
21
24 siswa. Sedangkan untuk peningkatan hasil belajar afektif (keaktifan belajar siswa) pada kondisi awal, pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 yaitu pada kondisi awal keaktifan siswa berada pada kategori kurang aktif (41,67%) , pada siklus 1 menjadi cukup aktif (45,83%), dan pada siklus 2 menjadi aktif (58%). Keaktifan siswa mengalami peningkatan pada kategori aktif dari kondisi awal (25%) meningkat pada pembelajaran siklus 1 (33,33%) dan pada pembelajaran siklus 2 (58%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif siswa kelas V SDN 03 Ngumbul Kecamatan Todanan Kabupaten Blora Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012. Yanti, Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together).Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 55,82% yang termasuk dalam kategori kurang, sedangkan pada siklus II motivasi belajar siswa meningkat menjadi 78,44% yang termasuk dalam kategori baik. Motivasi belajar siswa mengalami persentase peningkatan sebesar 22,62%. Hasil belajar siswa menunjukkan bahwa pada siklus I skor rata-rata kelas sebesar 65,34 dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 65,52%, sedangkan pada siklus II skor rata-rata kelas meningkat menjadi 87,52 dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 89,66%. Skor rata-rata kelas mengalami peningkatan sebesar 22,18 sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal mengalami persentase peningkatan sebesar 24,14%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
22
2.3 Kerangka Pikir Salah satu fenomena materi IPA yang dianggap sulit untuk dipahami. Hal ini disebabkan oleh penyajian materi dari guru yang kurang tepat dan tidak merangsang kemampuan berpikir siswa dalam mencari dan menemukan sendiri materi ajar. Untuk mengatasi permasalahan di atas maka perlu adanya model pembelajaran yang tepat.Salah satunya adalah dengan model pembelajaran NHT.Sebagaimana yang dikemukakanSoleh Hamid ( 2011: 218-219 ) dalam (NHT) Numbered Head Together hal yang ingin disampaikan adalah bagaimana siswa mampu menerima berbagai pendapat yang diterima dan disampaikan oleh orang atau kelompok lain, kemudian menganalisisnya bersama, sehingga memunculkan pendapat yang paling ideal, atau bahkan tidak mendapatkan pendapat yang paling ideal. Dengan dasar inilah sehingga peneliti menjadikan sebagai landasan berpikir bahwa dengan model pembelajaran NHT dapat membantu siswa dalam mempelajari materi yang telah diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil Kerangka berfikir Penelitian Tindakan Kelas Menggunakan Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Meningkatkan Hasil Belajar IPA dan motivasi belajar siswa. SK 9. Memahami perubahan kenampakan bumi dan benda langit.
23
Pembelajaran IPA . Proses pembelajaran yang konvensional
Siswa cenderung bersikap pasif, kurangnya memberikan model atau metode yang digunakan, kurang memberikankesempatan kepada siswa untuk berpikir dalam memecahkan masalah.
Hasil belajar IPA dan motivasi rendah
Pembelajaran Nubered Heads Together (NHT) 1) Pembentukan Kelompok
2) Penomoran
Rubrik motivasi Rubrik terbentuk kelompok Rubrik penomoran
3) diskusi tema kenampakan bumi dan benda langit
Rubrik diskusi
4) a. .Presentasi tema kenampakan bumi dan benda langit
Rubrik presentasi
Skor Motivasi
Rubrik presentasi
b. Tanggapan
5) Kesimpulan
Rubrik diskusi
Tes formatif
Penilaian hasil belajar
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir Pembrlajaran IPA melalui model Numbered Heads Together
Hasil belajar
24
2.3 Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir pada gambar 2.1 diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: 1) meningkatan hasil belajar IPA dan motivasi melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) siswa kelas 4 di SDN 1 Jambon Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun 2012/2013.