BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1
Kajian Teoretis
d
2.1.1 Pengertian Motivasi
maupun
dari
luar
dengan
re
Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri menciptakan
serangkaian
usaha
untuk
te
menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan
is
memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
eg
subjek itu dapat tercapai.
Dalam A.M. Sardiman (2001 : 75) motivasi belajar dapat juga diartikan
nR
sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak
U
suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.
Menurut Koeswara dalam Dimyati (2006 : 80) dalam motivasi terkandung
adanya
keiginan
yang
mengaktifkan,
menggerakkan,
menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.
7
Menurut Gray, dkk dalam Winardi (2001 : 2) motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap entusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
Menurut Fathurrohman (2007 : 19) jenis-jenis motivasi ada dua, yaitu
re
d
motivasi Intrinsik dan motivasi ektrinsik.
1. Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri
te
tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan
is
sendiri.
eg
2. Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari
nR
orang tua dan guru, sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
U
2.1.2 Pengertian Belajar
Menurut Slameto (2010 : 2) mengatakan bahwa belajar ialah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
7
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Demikian pula perubahan tingkah seseorang yang berada dalam keadaan mabuk, perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan, dan
re
2.1.3 Fungsi Motivasi Dalam Belajar
d
perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.
te
Menurut Hamalik (2001 : 161), menyebutkan bahwa ada tiga fungsi
is
motivasi :
eg
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.
nR
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang di inginkan.
U
c. Motivasi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Dari beberapa uraian diatas, Nampak jelas bahwa motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seorang untuk mencapai suatu tujuan. Guru merupakan faktor yang penting
7
untuk mengusahakan terlaksananya fungsi-fungsi tersebut dengan cara dan terutama memenuhi kebutuhan siswa.
Menurut uno (2012 : 23) mengemukakan bahwa motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil, dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor
ektrinsik,
d
berupa adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan
re
belajar yang menarik. Tetapi harus diingat kedua factor tersebut harus
te
disesbabkan oleh ransangan tetentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk
is
melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.
eg
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku,
nR
pada umumnya dengan beberapa indikator dan unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peran besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
U
Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut : adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan kebutuhan belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif.
7
2.1.4 Strategi guru dalam menggerakkan atau membangkitkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Menurut Hamalik (2001 : 166-168) Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menggerakkan atau membangkitkan motivasi
d
belajar siswanya, ialah sebagai berikut :
re
1. Memberi Angka. Umumnya setiap siswa Ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni berupa angka yang diberikan oleh guru
te
2. Pujian. Pemberian pujian kepada murid atas hal-hal yang telah dilakukan
is
dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar.
eg
3. Hadiah. Cara ini dapat juga dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu.
nR
4. Kerja Kelompok. Dalam kerja kelompok dimana melakukan kerja sama dalam belajar, setiap anggota kelompok turutnya, kadang-kadang untuk
mempertahankan
nama
baik
kelompok
menjadi
U
perasaan
pendorong yang kuat dalam perbuatan belajar. 5. Persaingan. Baik kerja kelompok maupun persaingan memberikan motifmotif social kepada murid. 6. Tujuan dan level of aspiration. Dari keluarga akan mendorong kegiatan siswa.
7
7. Sarkasme. Ialah dengan jalan mengajak para siswa yang mendapat hasil belajar yang kurang. 8. Penilaian. Penilaian secara kontinu akan mendorong murid-murid belajar, oleh karena setiap anak memiliki kecenderungan untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
d
9. Karyawisata dan ekskursi. Cara ini dapat membangkitkan motivasi belajar
re
oleh karena dalam kegiatan ini akan mendapat pengalaman langsung dan bermakna baginya.
te
10. Film pendidikan. Setiap siswa merasa senang menonton film.
is
11. Belajar melalui radio. Mendengarkan radio lebih menghasilkan dari pada
Adapun
yang
eg
mendengarkan ceramah guru.
terjadi
tujuan
hal
tersebut
diatas
yaitu
untuk
nR
membangkitkan perhatian, semangat, serta dorongan bagi para siswa untuk melakukan sesuatu sehingga mempunyai kemauan yang kuat dalam
U
kegiatan belajar. Oleh sebab itu belajar dan motivasi harus disatukan dan tidak boleh dipisahkan. Karena berhasil tidaknya seorang siswa dalam belajar banya ditentukan oleh motivasi dari diri siswa tersebut. Dengan demikian makin tinggi motivasi, semakin baik pula hasil belajar siswa, sebaliknya jika kurang motivasi siswa dalam belajar, maka akan mengakibatkan kegagalan siswa dalam belajar.
7
2.1.5 Pengertian Kreativitas Faktor utama yang menjadi dasar mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah kreativitas guru. Hal ini dikarenakan di lingkungan sekolah guru sangat berperan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, selain itu guru harus menyadari bahwa tidak semua materi yang dijarkan oleh gurutersebut
d
mudah dipahami oleh setiap siswa dalam hal ini peserta didik. Karena itu
re
mutlak diperlukan kecakapan guru untuk dapat memberikan motivasi kepada
is
pelajaran yang sedang dijarkan.
te
siswa, dalam membangkitkan minat dan perhatian siswa terhadap bahan
Guru harus menyadari bahwa tidak semua bahan pelajaran menarik
eg
perhatian siswa, begitupun sebaliknya tidak semua siswa menarik bahan
nR
pelajaran yang sama. Hal ini perlu diperhatikan dalam kecakapan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang sedang diajarkan. Perhatian yang dibangkitkan oleh seorang guru itu merupakan
U
perhatian yang disengaja, sedangkan perhatian yang dilakukan oleh seorang siswa itu merupakan perhatian yang spontan. Perhatian spontan ini biasanya akan berlangsung lama dan perhatian disengaja itu lebih baik diterapkan ditengah-tengah masyarakat, karena perhatian disengaja itu lebih penting.
Munandar (1985 : 50). Kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan
7
orisinalitas
dalam
berpikir,
serta
kemampuan
untuk
mengelaborasi
(mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan
Kreativitas merupakan potensi yang dimiliki setiap manusia dan bukan yang diterima dari luar diri individu. Kreativitas yang dimiliki manusia, lahir lahirnya
memperlihatkan
manusia
tersebut.
kecenderungan
Sejak
lahir
individu
sudah
mengaktualisasikan
dirinya.
Dalam
d
bersama
re
kehidupan ini kreativitas sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu
te
kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Kreativitas manusia banyak melahirkan pencipta besar yang mewarnai
is
sejarah kehidupan umat manusia dengan karya – karya yang spektakuler
eg
sehingga banyak diminati dan dicari banyak orang.
nR
Slameto (2010 : 145) menjelaskan bahwa pengertian kreativitas berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan
U
sesuatu yang baru dengan Sesuatu
yang
baru
itu
menggunakan
sesuatu
yang
telah ada.
mungkin berupa perbuatan atau tingkah laku,
bangunan, dan lain-lain. Menurut Moreno dalam Slameto (2010 : 146) yang penting dalam kreativitas itu bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya, misalnya
7
seorang guru menciptakan metode mengajar dengan diskusi yang belum pernah ia pakai. Munandar (1985 : 51) ciri-ciri kreativitas seperti yang dibahas terlebih dahulu (kelancaran, fleksibilitas, orisinalitas, elaborasi, atau perincian). Meripakan ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir
d
seseorang dengan kemampuan berpikir kreatif. Makin kreatif seseorang cirri-
re
ciri tersebut makin dimiliki.
te
Namun memiliki ciri-ciri berpikir tersebut belum menjamin perwujudan
is
kreatif seseorang. Ciri-ciri lain yang berkaitan dengan perkembangan afektif
eg
seseorang sama pentingnya agar bakat kreatif seseorang dapat terwujud. Ciri-ciri yang menyangkut sikap dan perasaan seseorang disebut ciri-ciri
nR
afektif dari kreativitas. Motivasi atau dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, pengabdian atau pengikatan diri terhadap suatu tugas termasuk ciri-
U
ciri afektif kreativitas.
2.1.6 Kreativitas Guru Dalam Belajar Mengajar Fauzi Hamzah, Muhamad. (2011) Mengajar adalah suatu perbuatan yang kompleks, disebut kompleks karena dituntut dari guru kemampuan personil, profesional, dan sosial cultural secara terpadu dalam proses mengajar. Dikatakan kompleks karena dituntut dari guru tersebut integrasi penguasaan materi dan metode, teori dan
7
praktek dalam interaksi siswa.
Dikatakan kompleks karena sekaligus mengandung unsur
seni, ilmu,
teknologi, pilihan nilai dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar sesuai dengan perkembangannya guru tidak hanya berperan untuk memberikan informasi terhadap siswa, tetapi lebih jauh guru dapat berperan sebagai perencana, pengatur dan
d
pendorong siswa agar dapat belajar secara efektif dan peran berikutnya
re
adalah mengevaluasi dari keseluruhan proses belajar mengajar. Jadi dalam
te
situasi dan kondisi bagaimanapun guru dalam mewujudkan proses belajar mengajar tidak terlepas dari aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
eg
motivator dan evaluator.
is
karena guru yang baik harus mampu berperan sebagai planner, organisator,
nR
Sandri09. (2013) Widada (1994) dalam Akhmad Sudrajat(2009) mengemukakan bahwa untuk meningkat aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran, pendidik dapat menggunakan pendekatan
U
sebagai berikut :
Ø Self esteem approach; guru memperhatikan pengembangan self esteem (kesadaran akan harga diri siswa) siswa. Ø Creative approach; guru mengembangkan problem solving, brain storming, inquiry, dan role playing.
7
Ø Value clarification an moral development approach; mengembangkan segenap potensi siswa menuju tercapainya self actualization, termasuk dalam hal etika dan moral. Ø Multipletalent approach; pengembangan seluruh potensi siswa untuk membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.
d
Ø Inquiry approach; guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
re
mengungkapkan proses mental dalam menemukan konsep atau prinsip ilmiah serta meningkatkan potensi ilmiahnya. riddle
approach;
mengembangkan
te
Ø Pictorial
metode
untuk
is
mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil
eg
guna membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Ø Synetics approach; lebih memusatkan perhatian pada kompetensi siswa
nR
untuk membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Pada hakikatnya, proses belajar mengajar merupakan sutu proses
U
kegiatan dimana terjadi interaksi antara 2 orang atau lebih yang dalam hal ini yakni guru dan siswa, dimana guru sebagaipengajar dan siswa sebagai yang diajar. Dalam proses belajar mengajar sikap kreatif dari seorang guru tersebut harus dikembangkan, agar proses belajar mengajar bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
7
Menurut
pendapat
menyatakan bahwa individu
Sund
dalam
dengan
Slameto
potensi
(2010 : 147-148)
kreatif dapat
dikenal
melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut: 1. Hasrat keingintahuan yang cukup besar. 2. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru.
d
3. Panjang akal.
re
4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti.Cenderung lebih menyukai
te
tugas yang berat dan sulit.
5. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan.
eg
7. Berpikir fleksibel.
is
6. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas.
8. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban
nR
lebih banyak.
9. Kemampuan membuat analisis dan sitesis.
U
10. Memiliki semangat bertanya serta meneliti. 11. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik. 12. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas. Munandar (1985 : 79-81) Belajar kreatif tidak timbul secara kebetulan tetapi memerlukan persiapan, antara lain dengan menyiapkan suatu lingkungan kelas yang merangsang anak-anak untuk belajar secara kreatif.
7
Menurut Feldhusen dan Treffingger (1980), suatu lingkungan kreatif dapat tercipta dengan: 1. Memberikan pemanasan, sebelum mulai dengan suatu proyek atau kegiatan yang menuntut perilaku kreatif siswa sesuai dengan rencana pelajaran, perlu terlebih dahulu diusahakan sikap menerima dikalangan
d
siswa.
re
2. Pengaturan fisik, salah satu cara menciptakan suasana belajar kreatif
te
adalah dengan memperhatikan pengaturan fisik di dalam kelas. 3. Kesibukan di dalam kelas, kegiatan belajar mengajar kreatif sering
is
menuntut lebih banyak kegiatan fisik dan diskusi diantara siswa.
eg
4. Guru sebagai fasilitator, sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, guru anak berbakat lebih berperan sebagai fasilitator dari pada sebagai
nR
“pengarah” yang menentukan segala-galanya bagi siswa. Menurut klausmeier dalam Slameto (2010 : 152-153), langkah-langkah
U
yang diperlukan dalam pembentukan keterampilan memecahkan masalah berlaku pula untuk pembentukan kreativitas. Sekolah dapat menolong siswa mengembangkan
keterampilan
memecahkan
masalah-masalah
dan
sekaligus mengembangkan kreativitas melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menolong siswa mengenal masalah-masalah untuk dipecahkan.
7
2. Menolong siswa menemukan informasi, pengertian-pengertian, asasasas, dan metode-metode yang perlu untuk memecahkan masalah. 3. Menolong siswa merumuskan dan membatasi masalah-masalah. 4. Menolong siswa mengolah dan kemudian menerapkan informasi, pengertian, asas-asas, dan metode-metode itu pada masalah tersebut
d
untuk memperoleh kemungkinan-kemungkinan pemecahan hipotesis.
re
5. Mendorong siswa merumuskan dan menguji hipotesis-hipotesis itu untuk memperoleh pemecahan masalah.
te
6. Mendorong siswa mengadakan penemuan dan penilaian sendiri secara
beberapa
syarat
untuk
menjadi
guru
yang
kreatif
eg
Ada
is
bebas.
sebagaimana yang dikemukakan oleh Munandar (1985 : 60-61) yaitu :
nR
1. Profesional, yaitu sudah berpengalaman mengajar, menguasai berbagai teknik dan model belajar
mengajar, bijaksana dan kreatif mencari
U
berbagai cara, mempunyai kemampuan mengelola kegiatan belajar secara
individual
dan
kelompok, disamping
secara
klasikal,
mengutamakan standar prestasi yang tinggi dalam setiap kesempatan, menguasai berbagai teknik dan model penelitian. 2. Memiliki kepribadian, antara lain : bersikap terbuka terhadap hal-hal baru, peka terhadap perkembangan anak, mempunyai pertimbangan luas dan
7
dalam, penuh
perhatian,
mempunyai
sifat
toleransi,
mempunyai
kreativitas yang tinggi, bersikap ingin tahu. 3. Menjalin hubungan sosial, antara lain : suka dan pandai bergaul dengan anak berbakat dengan segala keresahannya dan memahami anak tersebut,
dapat
menyesuaikan
diri,
mudah
bergaul
dan
mampu
diatas
terpenuhi
maka
sangatlah
mungkin ia
re
Apabila syarat
d
memahami dengan cepat tingkah laku orang lain.
akan menjadi guru yang kreatif, sehingga mampu mendorong siswa belajar
eg
is
2.1.7 Peranan Guru Dalam Kelas
te
secara aktif dalam proses belajar mengajar.
Hamalik dalam Kunandar (2009 : 58-59) menyatakan bahwa paling
yakni :
nR
tidak terdapat 13 peranan guru dalam kelas (dalam situasi belajar mengajar),
U
1. Guru sebagai pengajar menyampaikan ilmu pengetahuan (perlu memiliki keterampilan memberikan informasi kepada siswa dikelas). 2. Guru sebagai pemimpin kelas perlu memiliki keterampilan cara memimpin kelompok-kelompok siswa. 3. Guru sebagai pembimbing perlu memiliki keterampilan cara mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar siswa.
7
4. Guru
sebagai
pengatur
lingkungan
perlu
memiliki
keterampilan
mempersiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran. 5. Guru sebagai partisipan perlu memiliki keterampilan cara memberikan saran, mengarahkan pemikiran kelas, dan memberikan penjelasan. 6. Guru sebagai ekspeditur perlu memiliki keterampilan menyelidiki sumber-
d
sumber masyarakat yang akan digunakan.
re
7. Guru sebagai perencana perlu memiliki keterampilan cara memilih, meramu bahan pelajaran secara professional.
te
8. Guru sebagai supervisor perlu memiliki keterampilan mengawasi kegiatan
is
anak dan keterlibatan kelas.
belajar siswa.
eg
9. Guru sebagai motivator perlu memiliki keterampilan mendorong motivasi
nR
10. Guru sebagai penanya perlu memiliki keterampilan cara bertanya yang merangsang siswa berpikir dan memecahkan masalah.
U
11. Guru sebagai pengajar perlu keterampilan cara memberikan ganjaran terhadap siswa yang berprestasi. 12. Guru sebagai evaluator perlu memiliki keterampilan cara menilai siswa secara obyektif, kontinu, dan komprehensif. 13. Guru sebagai konsuler perlu memiliki keterampilan cara membantu siswa yang mengalami kesulitan tertentu.
7
2.1.8 Keterkaitan Kreativitas Mengajar Guru Dalam Motivasi Belajar Siswa
Berbicara tentang kreativitas mengajar guru dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar untuk memotivasi siswa dalam belajar, merupakan suatu hal yang harus dilakukan dan dikerjakan oleh guru dalam hal untuk
pembelajaran.
tujuan
pendidikan
terutama
dalam
d
tercapainya
proses
Oleh karena itu, dalam hal mencapai tujuan diatas, maka
re
membantu
te
dibutuhkan guru yang kreatif sehingga dapat memotivasi siwanya di dalam pembelajaran. Kreativitas guru merupakan suatu hal yang sangat penting,
is
terutama untuk keberhasilan peserta didik dalam proses belajar mengajar.
eg
Karena melalui hal tersebut dapat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan dari pendidikan. Dengan kata lain melalui kreativitas mengajar guru, siswa
nR
dapat termotivasi sehingga siswa tersebut bisa mencapai prestasi belajar
U
yang baik sesuai dengan yang diharapkan oleh para guru.
Menurut Munandar (2009 : 145) ada 3 hal yang harus dapat dikerjakan
oleh guru dalam memberikan motivasi terhadap siswanya adalah sebagai berikut :
1. Guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan reinforcement untuk mendinamisasikan potensi jiwa.
7
2. Guru dapat meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. 3. Guru dapat meningkatkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika dalam proses belajar mengajar.
Selain memberikan motivasi kepada anak didik yang dalam hal ini
d
siswa seorang guru harus mampu berperan sebagai pembimbing didalam
re
belajar, oleh karena itu seorang guru diharapkan mampu untuk mengenal
te
dan memahami setiap siswa baik secara individu maupun kelompok. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tercapainya keberhasilan siswa dalam
2.2
eg
is
proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh kreativitas mengajar guru.
Kajian Penelitian Relevan
nR
Ada beberapa hasil penelitian relevansi dengan kajian penelitian. diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Febrianty Maitala (2012) dengan
U
judul: Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di Sma Prasetya Gorontalo (Suatu Penelitian Pada Siswa Kelas X Mata Pelajaran Ekonomi SMA Presetya Gorontalo). Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah : variabel X (Kreativitas Mengajar Guru) dengan indikator : Penguasaan materi/bahan pelajaran, Pengelolaan kelas, Penggunaan media dalam proses belajar mengajar, Penggunaan metode mengajar, dan Melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar, sedangkan variabel Y
7
(Motivasi Belajar Siswa) dengan indikator sebagai berikut : Adanya hasrat dan keinginan berhasil, Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, dan Adanya penghargaan dalam belajar.
Kajian yang relevan juga di temukan dari hasil penelitian Suratinijo (2011) dengan judul : Hubungan Kreativitas Mengajar Guru Dengan Motivasi
d
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IS (Ilmu Sosial) SMA
re
Negeri 4 Gorontalo. Dari hasil penelitiannya menunjukkan kreativitas
te
mengajar guru mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap motivasi belajar pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IS (Ilmu Sosial) SMA
is
Negeri 4 Gorontalo dapat diterima. Semakin tinggi kreativitas yang dimiliki
nR
meningkat.
eg
oleh guru dalam proses belajar mengajar, maka motivasi belajar akan
Kajian yang relevan juga ditemukan dari hasil penelitian Novilawaty
U
Jafar (2012) dengan judul : Hubungan Kreativitas Mengajar Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi (Penelitian Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kota Gorontalo). Dengan variabel penelitian X (Kreativitas Mengajar Guru) dengan indikator : mengembangkan kegiatan yang menarik dan beragam, membuat alat bantu belajar, memanfaatkan lingkungan, dan mengelola kelas dan sumber belajar, sedangkan variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) dengan indikator : hasrat dan
7
keiginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan citacita masa depan, penghargaan dalam belajar, lingkungan belajar yang kondusif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa : “Terdapat hubungan yang positif antara kreatifitas mengajar guru dengan motivasi belajar siswa” dapat diterima pada taraf yang signifikan.
d
Kerangka Pikir
re
2.3
Keberhasilan proses belajar mengajar sangat di tentukan oleh peran
te
seorang guru. Sebagaimana telah dikemukakan diatas, bahwa dalam upaya
is
meningkatkan keberhasilan proses belajar mengajar dibutuhkan aspek yang
eg
paling menentu yaitu kualitas guru. Untuk itu upaya awal yang dilakukan untuk peningkatan keberhasilan dalam proses belajar mengajar adalah
nR
kreativitas guru. Kreativitas mengajar guru yang terjadi pada proses pembelajaran meliputi Penguasaan materi/bahan pelajaran, Pengelolaan
U
kelas, Penggunaan media dalam proses belajar mengajar, Penggunaan metode mengajar, dan Melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar. Apabila hal diatas dapat dilakukan secara kreatif mungkin oleh guru sebagai pengajar. Secara konseptual, aktivitas belajar siswa di pengaruhi oleh motivasi atau keinginan dari diri siswa itu sendiri dan semua itu akan berdampak pada prestasi belajar. Baik atau tidaknya perolehan aktivitas belajar pada umumnya tergantung dari kreativitas guru menyajikan materi
7
pelajaran. Kreativitas mengajar guru yang baik, umumnya memberikan perolehan prestasi belajar siswa yang tinggi, sebaliknya rendahnya kreativitas mengajar guru akan mengakibatkan pula rendahnya prestasi belajar siswa. Penelitian ini berusaha untuk mengkaji Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMK Negeri 1 Batudaa.
d
Berdasarkan uraian diatas dapat digambarkan kerangka pikir sebagai
is
te
Penguasaan materi/bahan pelajaran Pengelolaan kelas Penggunaan media dalam proses belajar mengajar Penggunaan metode mengajar Melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar
eg
1. 2. 3. 4. 5.
re
berikut :
nR
Kreativitas Mengajar Guru (Variabel X)
Menurut Slameto, (2010 : 145)
U
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3. Adanya penghargaan dalam belajar
Motivasi Belajar Siswa (Variabel Y)
Menurut Uno, (2012 : 23)
Gambar 1.1 : Model Konseptual Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa.
7
2.4
Hipotesis Menurut Arikunto (2002 : 94) hipotesis adalah jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan kajian teori diatas, maka hipotesis pada penelitian ini
re
d
dirumuskan sebagai berikut : “Kreatifitas Mengajar Guru Berpengaruh Positif Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif
U
nR
eg
is
te
Akuntansi di Kelas X di SMK Negeri 1 Batudaa”.
7