BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka 1. Signaling theory Dalam teori sinyal membahas masalah informasi asimetri dipasar. Teori ini menjelaskan bagaimana informasi asimetri dapat dikurangi dengan cara,salah satu pihak memberikan signal informasi kepada pihak lain (Susilowati,2010). Menurut Desi Arista (2012) Teori signaling menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar yang berupa informasi, dengan demikian pasar diharapkan akan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Teori signaling menjelaskan bahwa perusahaan melaporkan secara suka rela ke pasar modal agar investor mau menginvestasikan dananya, kemudian manajer akan memberikan sinyal dengan menyajikan laporan keuangan dengan baik agar nilai saham meningkat. Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan memiliki dorongan untuk memberikan informasi dari laporan keuangannya kepada pihak eksternal perusahaan.Dorongan perusahaan untuk memeberikan informasi karena terdapat informasi asemetri antara perusahaandengan pihak eksternal. Perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai prospek yang akan datang dibandingkan dengan pihak eksternal yaitu investor dan kreditor. Pada saat melakukan penawaran umum,investor tidak dapat membedakan perusahaan
9 http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
yang berkualitas baik dan buruk. Kurangnya informasi pada pihak eksternal ini mengenai perusahaan akan menyebabkan mereka melindungi diri dengan memberikan harga yang relative rendah untuk perusahaan. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri yaitu dengan memberikan sinyal pada pihak eksternal,salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidak pastian mengenai prospek yang akan datang (Wolk et al,2000:81) Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena pada hakekatnya informasi menyajiakn keterangan,catatan atau gambaran baik unuk keadaan masa lalu,saat ini,maupun keadaan di masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagiamana pasar efeknya. Informasi yang lengkap,relevan,akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Apabila pengumuman tersebut mengandung nilai positif,maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Dengan demikian hubungan antar publikasi informasi baik laporan keuangan,informasi non-keuangan ataupun sosial politik terhadap fluktuasi harga saham dapat dilihat dalam efisien pasar. Efisiensi pasar merupakan konsep dasar yang bisa membantu kita memahami bagaimana sebenarnya mekanisme harga yang terjadi di pasar modal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
2. Total Arus Kas a. Pengertian Total Arus Kas Arus kas merupakan jiwa bagi setiap perusahaan dan fundamental bagi eksistensi sebuah perusahaan serta menunjukan dapat tidaknya perusahaan membayar semua kewajibannya.Laporan arus kas disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan, dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktifitas operasi, investasi dan pendanaan. Menurut (Martono dan Harjito, 2012) Pengertian arus kas masuk dan arus kas keluar adalah aliran kas masuk (cash inflow) merupakan sumber-sumber dari mana kas diperoleh sedangkan arus kas keluar (cash outflow) merupakan kebutuhan kas untuk pembayaran-pembayaran total. Total arus kas adalah total arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas. Laporan arus kas memberikan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan, dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam beradaptasi dengan perubahan dan peluang (IAI 2009 : PSAK No. 2). Uang tunai atau cash adalah saldo sisa dari Arus Kas masuk dikurangi Arus Kas keluar yang berasal dari periode-periode lalu.Arus kas bersih (net cash flow) mengacu pada Arus Kas masuk dikurangi Arus Kas keluar pada periode berjalan.Arus Kas berbeda dengan ukuran kinerja akrual.Ukuran Arus Kas mengakui arus masuk saat kas diterima walaupun belum dihasilkan, dan mengakui arus keluar saat kas dibayarkan walaupun beban belum terjadi.Laporan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Arus Kas melaporkan ukuran Arus Kas untuk tiga aktifitas utama dalam bisnis yaitu operasi, investasi, dan pendanaan. Sedangkan menurut Kieso et al, (2011) definisi laporan arus kas adalah : “ The statement of cash is a primary statements that reports that cash receipt, cash payment and cash resulting form the operating, investing, and financial activities of an enterprise during a period.” Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa laporan arus kas merupakan laporan utama yang menyajikan informasi mengenai penerimaan kas, pembayaran kas, dan hasil perubahan dalam nilai bersih dari aktifitas operasi, investasi, dan pendanaan pada suatu periode tertentu. Secara umum, informasi arus kas membantu untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam
mempengaruhi
kewajibannya,
membayar
deviden,
meningkatkan kapasitas, dan mendapatkan pendanaan. Informasi Arus Kas juga membantu dalam menilai kualitas laba dan ketergantungan laba pada estimasi dan asumsi tentang Arus Kas di masa depan. Tujuan laporan Arus Kas adalah menyediakan informasi Arus Kas masuk dan Arus Kas keluar untuk periode. Laporan arus kas merupakan kegiatan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan dalam periode tertentu. Informasi ini penyajiannya diklarifikasikan menurut kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan keluar tersebut. Kegiataan perusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiattan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Kegiatan operasional untuk perusahaan dagang terdiri dari membeli barang dagangan, menjual barang dagangan tersebut serta kegitaan lain yang terkait dengan pembelian dan penjualan barang. Untuk perusahaan jasa, kegiatan operasional antara lain adalah menjual kepada pelanggannya.Misalkan menjual jasa aeronautika dan non aeronautika. Kegiatan ini akan mengakibatkan terjadinya uang masuk untuk pendapatan dan aliran uang keluar untuk biaya. Baik pendapatan dan biaya yang terjadi telah dilaporkan dalam laporan laba rugi, namun besarnya pendapatan tersebut belum tentu sama dengan uang yang diterima karena perusahaan umumnya menggunakan dasar akrual untuk mengakui pendapatan. Demikian halnya dengan biaya, biaya yang dilaporkan laba rugi belum tentu sama dengan arus keluar untuk biaya tersebut. Kegiatan investasi merupakan kegiatan membeli atau menjual kembali investasi pada surat berharga jangka panjang dan aktiva tetap. Jika perusahaan membeli investasi/aktiva tetap akan mengakibatkan arus keluar dan jika menjual investasi/aktiva tetap akan mengakibatkan adanya arus kas masuk ke perusahaan. Kegiatan keuangan atau ada yang menyebutnya kegiatan pendanaan, adalah kegiatan menarik uang dari kreditor jangka panjang dan dari pemilik serta pengembalian uang kepada mereka. Terdapat dua bentuk penyajian pelaporan arus kas, yang pertama metode langsung dan yang kedua metode tidak langsung.Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasional.Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional diperinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar.Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
jenis penerimaaan atau pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari operasional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan dilaporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi. Berikut ini diberikan contoh bentuk laporan arus kas dengan metode langsung dan metode tidak langsung. b. Tujuan dan Kegunaan Laporan Arus Kas Menurut IAI 2 per 01 Juni 2012 paragraf 11 halaman 14, tujuan laporan arus kas yaitu: “Informasi tentang arus kas entitas berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, pengguna perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya.” Menurut Rudianto (2012:195) laporan arus kas dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan sebagai berikut : a. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas bersih masa depan. b. Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya, membayar deviden, dan kebutuhannya untuk pendanaan internal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
c. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaan serta pembayaran kas yang berkaitan. d. Menilai pengaruh posisi keuangan suatu perusahaan dari transaksi investasi dan pendanaan kas dan non kasnya selama suatu produksi periode tertentu. c. Klasifikasi Arus Kas Semua arus kas masuk dan arus kas keluar keluar diklasifikasi ke dalam salah satu dari tiga kategori, yaitu : operasi, investasi pendanaan. Pengklasifikasi arus kas ini penting dilakukan untuk mengevaluasi arus kas ini penting dilakukan untuk mengevaluasi arus kas yang telah terjadi dan memprediksi arus kas masa depan. a. Arus kas dari aktivasi operasi (cash flow from operating activity) Arus kas operasi dikaitkan dengan kegiatan menyerahkan
barang,
menyediakan
jasa,serta
memproduksi dan
transaksi
lainnya
yang
diperhitungkan dalam penentuan laba. Arus kas operasi adalah semua arus yang tidak didefinisikan sebagai kegiatan investasi atau pendanaan. Karena itu, dalam aktivasi ini tercakup beberapa aktivitasi utama, yaitu : 1. Penjualan produk perusahaan, yaitu penjualan tunai atas semua produk yang menjadi sumber penghasilan perusahaan. Untuk oerusahaan jasa adalah jasa yang di jual perusahaan tersebut. Untuk perusahaan dagang adalah barang yang diperjual belikan perusahaan tersebut. Sementara untuk perusahaan manufactur
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
adalah barang yang o dan dijual perusahaan tersebut. Penjualan produk ini akan menghasilkan penerimaan bagi perusahaan. 2. Penerimaan piutang, yaitu penerimaan yang berasal dari penjualan kredit yang dilakukan perusahaan. Penjualan kredit akan menghasilkan piutang, dan pada saat piutang tersebut dibayar
akan
menyebabkan
penerimaan
piutang
bagi
perusahaan. 3. Pendapatan dari sumber diluar usaha utama, yaitu pendapatan diluar produk perusahaan, hal ini akan mengakibatkan penerimaan kas bagi perusahaan. 4. Pembelian bahan baku atau barang dagang, yaitu aktivitas pembeliaan bahan utama bagi suatu produk yang dihasilkan perusahaan manufactur. Sementara itu, pembelian barang dagang adalah barang yang dibeli perusahaan dagang untuk dijual lagi. Pembelian secara tunai adalah aktivitas pengeluaran kas. 5. Pembayaran beban tenaga kerja, yaitu semua pembayaran upah orang yang terlibat secara langsung dalam proses produksi. 6. Pembayaran beban-beban overhead, yaitu pembayaran semua beban produksi selain beban tenaga kerja dan beban bahan baku.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
7. Pembayaran beban-beban pemasaran, yaitu pembayaran semua aktivitas distribusi produk perusahaan sejak dari gudang perusahaan hingga ketangan konsumen. 8. Pembayaran beban administrasi dan umum, yaitu
aktivitas
pembayaran semua aktivitas kantor dan umum. b. Arus kas dari aktivitas investasi (cash flow from investing activity) Arus kas investasi dikaitkan dengan investasi dalam dan pelepasan (disposisi) aktiva pabrik serta securitas utang dan ekuitas tertentu, memberikan dan menagih pinjaman, serta kegiatan strategi lainnya.Kategori ini penting untuk mengindetifikasi rencana pertumbuhan perusahaan. Kategori ini mencakup halhal berikut : 1. Selisih antara arus kas masuk dan keluar investasi adalah arus kas masuk atau arus kas keluar bersih dari kegiatan investasi. 2. Perbedaan mendasar antara arus kas keluar operasi dan investasi terletak pada periode manfaat yang diantisipasi. Keuntungan dan kerugian dari operasi yang dihentikan serta transaksi yang menimbulkan pos-pos luar biasa sering kali dikaitkan dengan arus kas investasi. c. Arus kas dari aktivitas pendanaan (cash flow from finance activity) Arus kas keuangan berkaitan dengan upaya untuk mendukung operasi perusahaan dengan menyediakan kebutuhan dana dari berbagai sumbernya beserta konsekuensi. Sebagai contoh : penerbitan surat hutang, obligasi, saham baru,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
pembayaran deviden, dan lain-lain. Tetapi secara umum, aktivitas keuangan dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu : 1. Perolehan modal dari pemilik dan kompensasinya berupa pengembalian atas dan dari investasi mereka. 2. Pinjaman uang dari kreditor dan pembayaran kembali hutang yang dipinjam. 3. Kebijakan Dividen a) Pengertian Dividen Pendapatan yang dihasilkan perusahaan dapat diinvestasikan ke dalam bentuk sekuritas, untuk perluasan usaha, digunakan untuk melunasi hutang, ataupun didisbutrisikan kepada para pemegang saham.Pendapatan perusahaan yang didistribusikan kepada para pemegang saham inilah yang disebut sebagai dividen.Pada dasarnya, ketika para investor menginvestasikan asetnya, maka mereka mengharapkan pengembalian atas aset yang telah mereka investasikan tersebut.Dividen merupakan salah satu keuntungan yang di dapat investor yang memiliki saham disuatu perusahaan. Menurut Paul D. Kimmel, Jerry J. Weygandt dan Donald E. Kieso (2011:584) Dividen adalah distribusi oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya secara pro rata (proporsional dengan dasar kepemilikan). Pro rata berarti bahwa jika investor memiliki, katakanlah, 10% dari saham biasa, investor akan menerima 10% dari dividen. Dividen dapat mengambil empat bentuk: uang tunai, properti, warkat (surat pengakuan utang untuk membayar tunai), atau
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
saham. Dividen kas, yang mendominasi dalam praktek, dan dividen saham, yang dinyatakan dengan beberapa frekuensi. Menurut Nikiforos K. Laopodis (2013:300) Dividen adalah pembayaran tunai yang dibayarkan oleh perseroan kepada pemegang saham. Di Amerika Serikat, dividen diijinkan dan biasanya dibagikan pada triwulanan berdasarkan kebijaksanaan dewan direktur perusahaan. Dividen itu merepresentasikan pemegang saham terhadap penerimaan pengembalian langsung atau tidak langsung atas investasi mereka di perusahaan. Terdapat berbagai pertimbangan sebelum suatu perusahaan memutuskan untuk membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya. Pertimbanganpertimbangan tersebut mencerminkan dalam kebijakan yang akan diambil perusahaan. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan merugikan laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana internal. Akan tetapi, jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana internal akan semakin besar. Kebijakan yang akan diambil harus sesuai dengan rencana perusahaan. Dalam keputusan pembagian dividen, perusahaan harus mempertimbangkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaannya. Menurut Van Home dan Wachowicz alih bahasa Dewi Fitriasari (2007:270), “Mendifinisikan kebijakan dividen perusahaan adalah menentukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran dividen dengan penambahan laba ditahan perusahaan”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Menurut Dermawan Sjahrial (2007:259), “Dikatakan bahwa dari seluruh laba yang diperoleh perusahaan sebagian dibagikan kepada pemegang saham berupa dividen. Mengenai penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan itulah yang namanya kebijakan dividen dari pemimpin perusahaan”. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2006:101):Menyatakan bahwa keputusan pihak manajemen untuk menentukan perlakuan terhadap Earning After Tax (EAT), apabila dibagikan sebagai dividen, diinvestasikan kembali, atau sebagian dibagikan sebagai dividen, sebagian lagi diinvestasikan kembali ke perusahaan itulah yang disebut kebijakan dividen (dividend policy)”. Kebijakan dividen sangat penting karena mempengaruhi kesempatan investasi perusahaan, harga saham, struktur financialatau arus pendanaan, dan posisi likuiditas.Dengan pernyataan ini, kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai performa (performance) perusahaan. b) Jenis-jenis Deviden Angela Schneeman (2012:435) menyatakan dividen dapat dibayar dalam beberapa bentuk. Deviden terdiri dari beberapa jenis, yaitu : 1. Deviden Kas Deviden yang paling umum dibagikan perusahaan adalah bentuk kas. Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya Deviden kas adalah apakah jumlah kas yang ada mencukupi untuk pembagian Deviden tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
2. Deviden Aktiva Selain
kas
(Property
Devidend),
Kadang-kadang
Deviden
dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas, Deviden dalam bentuk ini disebut property Deviden. Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk suratsurat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan, barang dagang atau aktiva-aktiva lain. 3. Deviden Hutang Deviden hutang timbul apabila laba tidak dibagi saldonya, mencukupi untuk pembagian Deviden, tetapi saldo kasnya tidak cukup sehingga pimpinan perusahaan akan mengeluarkan scrip Devidend yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang. Scrip Devidend ini mungkin berbunga mungkin tidak. 4. Deviden likuidasi Deviden likuidasi adalah Deviden yang sebagian merupakan pengembalian modal. Apabila perusahaan membagi Deviden likuidasi, maka para pemegang saham harus diberitahu mengenai berapa jumlah pembagian laba, dan berapa yang merupakan pengembalian modal sehingga
para
pemegang
saham
bisa
mengurangi
rekening
investasinya. 5. Deviden saham Deviden saham adalah pembagian tambahan saham tanpa dipungut pembayaran kepada pemegang saham, sebanding dengan saham-saham
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
yang dimilikinya. Deviden saham dapat berupa saham yang jenisnya sama maupun yang jenisnya berbeda. c) Jenis-jenis Kebijakan Dividen Menurut Farah Margaretha (2005:144), terdapat empat jenis kebijakan dividen, yaitu sebagai berikut: 1. Kebijakan dividen residual (residual dividend policy) Dalam praktik, kebijakan dividen sangat dipengaruhi oleh peluang investasi, dan ketersediaan dana guna membiayai investasi baru. Kenyataan ini cendrung menyebabkan timbulnya kebijakan residual dividen, yaitu kebijakan yang dividen dibayarkan sama dengan laba actual yang perlu di tahan untuk membiayai anggaran laba yang optimal. Kebijakan dividen residual menetapkan bahwa perusahaan sebaiknya mengikuti 4 langkah, yaitu sebagai berikut: a) Menetapkan optimal capital budged. b) Menentukan jumlah modal yang dibutuhkan untuk membiayai anggaran tersebut. c) Sedapat mungkin menggunakan laba ditahan untuk komponen modal sendiri. d) Membayar dividen hanya jika lebih banyak laba yang tersedia dari yang dibutuhkan untuk mendukung optimal capital budged.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
2. Kebijakan yang stabil (stable/predictable dividend) Merupakan jumlah dividen lembar dibayar setiap tahun selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham pertahunnya berfluktasi. Banyak perusahaan menetapkan jumlah dividen tahun untuk setiap lembar sahamnya dan kemudian memertahankannya, menaikkan divieden tahunan hanya jika terlihat jelas bahwa laba akan mencukupi untuk membiayai kenaikan dividen. 3. Kebijakan dividen dengan rasio pembayaran yang konstan (constant payout ratio) Kebijakan dividen besarnya mengikuti besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan.Kebijakan ini didasarkan atas pembayaran dividen dengan
rupiah
yang
tetap
dalam
setiap
periode.Perusahaan
membagikan dividen berdasarkan persentase laba yang konstan. Alasan perusahaan menetapkan kebijakan ini berdasarkan: a. Adanya gagasan bahwa dividen merupakan pertanda dari profitabilitas perusahaan dimasa mendatang (information content of signaling), maka kebijakan pembagian dividen yang berubahubah akan mengakibatkan ketidak pastian yang lebih besar dan mengakibatkan kas yang lebih tinggi dan harga saham yang lebih rendah. b. Memberi kesenangan bagi pemegang saham yang hidup dari dividen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
4. Kebijakan dividen rendah teratur dan ditambah ekstra (low regular dividend plus extras) Kebikan dividen rendah teraturdan ditambah extra adalah kebijakan dividen yang didasarkan pembayaran dividen rendah yang teratur, ditambah dengan dividen ekstra jika jaminan pendapatan. Banyak
perusahaan
menjalankan
kebijakan
dividen
yang
stabil.Dividen yang stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun, dan kemudian apabila ternyata pendapatan perusahaan meningkat dan menaikkan pendapatan tersebut nampak mantap dan relatif permanen, barulah bersarnya dividen perlembar saham dinaikkan. Dan dividen yang telah dinaikkan ini akan mendapatkan untuk jangka waktu yang relatif panjang. d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Menurut Keown, Petty, dan Scott alih bahasa Marcus Prihminto Widodo (2010:215), banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan, yaitu sebagai berikut: 1. Pembatasan Hukum Beberapa pembatasan hukum tertentu mungkin membatasi besarnya dividen yang dapat dibayarkan dari laba tahun-tahun yang lalu dan laba tahun berjalan, pereturan mengenai tindakan yang merugikan modal (seperti melindungi para kreditur dengan melarang pembayaran dividen yang berasal dari modal), peraturan mengenai perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
boleh tidak membayar dividen jika tidak mampu (Bangkrut jumlah hutang lebih besar daro pada jumlah harta) 2. Posisi Likuiditas Fakta dasar bahwa perusahaan memperlihatkan laba ditahan yang besar dalam neraca tidak menunjukan kas yang tersedia untuk pembayaran dividen.Posisi aktiva likuid perusahaan saat ini termasuk kas, pada dasarnya tergantung pada besarnya laba ditahan.Secara historis, perusahaan dengan laba ditahan yang besar telah sukses menghasilkan kas dan operasional. Namun biasanya dana ini diinvestasikan kepada kembali dalam perusahaan dalam jangka pendek atau digabungkan untuk membayar hutang yang jatuh tempo. Maka, perusahaan bisa sangat menguntungkan dan masih kekurangan kas. Karena dividen dibayar dalam bentuk kas,dan bukan dengan laba ditahan, perusahaan harus memiliki kas untuk pembayaran dividen. Dari sini, posisi likuiditas punya tanggungan langsung terhadap kemampuannya membayar dividen. 3. Tidak adanya sumber pendanaan lainnya Seperti telah dikatakan, perusahaan bisa menahan laba untuk berinvestasi, atau membayar dividen dan menerbitkan sekuritas hutang atau saham untuk mendanai investasi.Bagi banyak perusahaan kecil atau baru, pilihan kedua ini tidak realitas. Perusahaan ini tidak punya akses ke pasar modal, sehingga harus sangat mengandalkan dana internal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
4. Laba dapat diramalkan atau tidak Rasio pembayaran dividen tergantung pada sejauh mana laba perusahaan dapat diramalkan atau tidak. Bila pendapatan berfluktuasi secara signifikan, manajemen tidak bisa mengandalkan dana internal untuk memenuhi kebutuhan di masa mendatang. Bila laba dihasilkan, perusahaan mungkin menahan jumlah lebih besar untuk memastikan bahwa uang tersedia pada saat dibutuhkan.Sebaliknya, perusahaan dengan pendapatan yang stabil, biasanya membayar bagian labanya dengan lebih besar dalam bentuk dividen. 5. Kontrol kepemimpinan Bagi banyak perusahaan besar, kontrol melalui kepemilikan saham biasa bukan masalah.Namun, bagi banyak perusahaan kecil dan menengah, mempertahan kontrol voting merupakan prioritas yang tinggi.Bila pemegang saham biasa sekarang tidak biasa berpartisipasi dalam penawaran baru, penerbitan saham baru tidak menarik, dalam hal bahwa kontrol pemegang saham sekarang dicairkan. 6. Inflasi Sebelum akhir 1970-an, tekanan inflasi belum jadi masalah signifikan untuk
konsumen
maupun
bisnis.Namun,
memburuknya daya beli dolar berdampak
selama
1980-an,
langsung terhadap
penggantian aset tetap.Dalam periode inflasi, idealnya ketika aset tetap mulai rusak dan ketinggalan jaman, dan yang dihasilkan dari depresiasi digunakan untuk mendanai ketinggalan. Karena dana perataan yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
setara terus naik, dana depresiasi tidak mencukupi. Hal ini menuntut agar laba ditahan yang mengimplikasikan bahwa dividen terkena pengaruh kurang menguntungkan.Pada akhir 1990-an, inflasi bukanlah jadi masalah lagi. 4. Struktur Aset a.
Pengertian Aset Aset adalah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki
oleh perusahaan yang diharapkan akan memberikan manfaat dimasa yang akan datang. Harta atau kekayaan (aset).Perusahaan adalah sumber daya yang diakui oleh perusahaan karena peristiwa masa lalu. Dari sini manfaat ekonomi pada masa depan diharapkan dapat diperoleh perusahaan. Perusahaan biasanya menggunakan harta untuk memproduksi barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan sehingga mereka bersedia membayar atau memberikan arus kepada perusahaan.
b. Pengertian Struktur Aset Struktur aset dapat dipandang dari aspek operasional yang pada dasarnya menggolongkan aset dalam perbandingan tertentu untuk keperluan operasi utama perusahaan. Oleh karena itu struktur aset dapat dipandang dari dua sisi yaitu, aset yang harus tersedia untuk operasional perusahaan selama periode akuntansi berlangsung, seperti aset lancar yang didalamnya terdapat kas dan aset lainnya.Selanjutnya aset yang harus
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
disediakan untuk operasional perusahaan secara permanen seperti aset tetap yang didalamnya terdapat gedung, mesin, kendaraan. Struktur aset merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham pada
suatu perusahaan. Hal tersebut dikarenakan jika
struktur aset pada suatu perusahaan itu baik maka harga saham perusahaan juga akan meningkat dan investor akan tertarik untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut, namun sebaliknya jika struktur aset pada suatu perusahaan itu kurang baik maka harga saham akan cendrung menurun dan investor akan kurang berminat untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut untuk menjagakan terjadinya risiko capital loss. Struktur aset digunakan untuk membandingkan aset tetap yang ada dalam perusahaan, dan perusahaan memiliki aset yang besar khususnya pada perusahaan yang permintaan akan output nya relatif stabil maka perusahaan tersebut sudah mendapat pinjaman (hutang) untuk jangka panjang. Jadi semakin besar aset tetap yang dimiliki suatu perusahaan, maka semakin besar atau semakin tinggi kemungkinan menggunakan hutang lebih besar. Menurut Seftianne dan Handayani (2011:50), “Struktur Aset menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan (collateral value of assets)”. Menurut Joni dan Lina (2010:12), “Struktur aset menggambarkan besarnya aset yang dapat dijaminkan perusahaan sebagai kolateral ketika
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
perusahaan melakukan pinjaman kepada pihak kreditur.Variabel ini diproyeksikan dengan FAR (Fixed Assets Ratio)”. Menurut Bambang Riyanto (2008:22), “Struktur Aset disebut juga dengan struktur kekayaan yaitu perimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam artian relatif antara aset lancer dengan aset tetap.” Menurut Brigham dan Houston alih bahasa Ali Akbar Yulianto (2006:42),”Mengemukakan bahwa perusahaan yang memiliki struktur aset sesuai dengan jaminan kredit akan cenderung menggunakan banyak hutang karena kemudahan yang dimiliki”. Menurut Meyulinda A.E dan Yusfarita (2004:81), “Struktur aset adalah membandingkan aktiva tetap dan total aktiva yang ada dalam perusahaan”. Menurut Brigham dan Ehrhadt (2005:21): perusahaan yang memiliki asset structure yang tinggi, dibandingkan jika perusahaan yang memilliki asset structure yang rendah cebderung mengurangi penggunaan hutang, karena semakin besar nilai asset structure perusahaan tersebut maka dapat diperoleh hutang dengan mudah.asset structure dapat diambil alih oleh kreditur, apabila perusahaan tidak mampu untuk membayarnya. Aktiva yang dimiliki perusahaan harus dicatat sebesar harga perolehan (cost) yang meliputi seluruh pengorbanan ekonomis yang diukur dalam satuan uang (Rupiah) sampai aktiva tersebut berfungsi atau dapat dimanfaatkan. Aktiva meliputi biaya-biaya yang telah terjadi yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
mempunyai manfaat ekonomis dimasa yang akan datang,harus diakui berdasarkan konsep-konsep yang berlaku. Ada kriteria pokok untuk dapat dimasukkan sebagai aktiva, yaitu sebagai berikut: 1. Suatu aktiva harus merupakan sumber daya ekonomik 2. Sumber daya tersebut harus diakui oleh perusahaan 3. Harga perolehannya atau nilai wajarnya pada waktu peroleha harus dapat diukur secara objektif. 4. Jumlah material dan mempunyai manfaaat bagi perusahaan dimasa depan. c.
Komponen-komponen Aset Menurut Seftiane dan Handayani (2011:47):struktur aset yaitu aset
yang mencerminkan dua komponen aset, secara garis besar dalam komposisinya yaitu aset lancar dan aset tetap.Aset lancar adalah uang kas dan aset-aset lain yang dapat direalisasikan menjadi uang kas atau dijual atau dikonsumsi dalam suatu periode akuntansi yang normal.Sedangkan aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimasukkan dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa. Menurut Kieso et.al. alih bahasa Emil Salim (2010:193), penggolongan aset dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut: 1. Aset lancar adalah kas dan aset lainnya yang diharapkan akan dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam satu tahun atau
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
dalam siklus operasi, tergantung mana yang paling lama terdiri dari kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, beban dibaya dimuka. 2. Aset tidak lancar adalah aset yang tidak memenuhi definisi aset lancar. Aset tidak lancar dikelompokan menjadi dua : a. Aset tetap (Tangible assets) Kekayaan yang bersifat tahan lama yang digunakan dalam operasi regular perusahaan.Aset ini terdiri dari propeti atau kekayaan fisik seperti tanah, bangunan, mesin, perabotan, perkakas.Sebagian besat aset ini dapat disusutkan (sebagai bangunan) kecuali tanah. b. Aset tidak Berwujud (intangible assets) Tidak memiliki subtnasi fisik dan bukan merupakan instrument keuangan. Aset tidak berwujud meliputi paten, hak cipta waralaba, goodwill, merek dagang, nama dagang dan daftar pelanggan. 5. Net Profit Margin (NPM) a. Pengertian Net Profit Margin (NPM) Menurut Bastian dan Suhardjono (2006:299),“Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan.Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut”.Rasio ini menunjukan berapa besar persentase laba
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
bersih yang diperoleh dari setiap penjualan.Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi.Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih menunjukan kemampuan manajemen dalam mengemudikan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko.Hasil dari perhitungan mencerminkan keuntungan netto per rupiah penjualan.Para investor pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.Dengan mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu profitable atau tidak. Net Profit Marginmenunjukan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan (Hanafi dan Halim, 2005).Rasio ini digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan bank yang bersangkutan dalam menghasilkan laba bersih (net income) ditinjau dari sudut operating incomenya. Rasio margin laba (profit margin)menurut Sofyan Syafri Harahap (2007:304),“merupakan bagian dari rasio profitabilitas dan menunjukan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan”. Lukman Syamsuddin (2007:62), “Mendefinisikan Net Profit Margin (NPM) adalah merupakan rasio antara laba bersih (net profit) yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expensetermasuk pajak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi NPM, semakin baik operasi suatu perusahaan”. Menurut Kasmir (2008:200), “Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersaih perusahaan atas penjualan”. Menurut Irham Fahmi (2011:136), “Bahwa Net Profit Margin (NPM) adalah hubungan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan. Net Profit Margin (NPM) menunjukan kemampuan manajemen perusahaan sampai cukup berhasil memulihkan harga pokok barang dagang atau jasa, beban operasi (termasuk penyusutan) dan biaya pinjaman”. Rasio ini juga menunjukkan kemampuan manajemen menyisihkan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya dengan suatu resiko.
6. Harga Saham a. Pengertian Harga Saham Saham merupakan salah satu bentuk efek atau surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal. Saham berwujud dengan selembaran kertas yang menerangkan bahwa pemilik perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Menurut Haryani dan Serfianto (2010:198),
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
“Saham (share/stock/andeel)adalah salah satu instrument pasar modal yang paling umum diperdagangkan karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.Saham adalah tanda penyertaan modal dari seseorang atau badan usaha di dalam suatu perseroan terbatas”. Menurut Iskandar (2008:246), “Menyatakan bahwa saham merupakan surat tanda bukti penyertaan modal pada perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT)”. Menurut Rusdin (2008:68), “Saham adalah sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dam aktiva perusahaan”. b. Jenis-Jenis Saham Jenis-jenis saham dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan atas cara peralihan dan berdasarkan manfaat yang diperoleh pemegang saham, yaitu sebagai berikut: 1. Menurut Rusdin (2008:69), berdasarkan atas cara peralihan, saham dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut: a. Saham atas unjuk (bearer stock) Saham atas unjuk (bearer stock) adalah saham yang tidak ditulis nama pemiliknya, agar mudah dipindah tangankan dari suatu investor ke investor lainnya. b. Saham atas nama (registered stock) Saham atas nama(registered stock)adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya. Dimana cara peralihannya harus
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
sesuai prosedur tertentu, yaitu dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus membuat daftar nama pemegang saham. Apabila terjadi kehilangan, pemegang saham tersebut dengan mudah mendapat gantinya. 2. Menurut Rusdin (2008:69), berdasarkan manfaat yang diperoleh pemegang saham dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut: a. Saham biasa (common stock) Saham biasa (common stock) merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh emiten untuk memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis yang paling popular di pasar modal. Saham biasa memiliki karakteristik, yaitu sebagai berikut: 1) Hak klaim terakhir atas aset perusahaan jika perusahaan dilikuiditas. 2) Hak suara professional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham. 3) Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di dalam Rapat Umum Pemegang Saham. 4) Hak tanggung jawab yang terbatas. 5) Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Saham biasa dibedakan menjadi enam jenis, yaitu sebagai berikut: 1) Saham unggulan (blue chip stock) Saham yang mempunyai kualitas atau rangking investasi yang tinggi dan biasanya saham perusahaan besar dan memiliki reputasi baik, maupun menghasilkan pendapatan yang tinggi dan konsisten dalam membayar dividen. 2) Saham Pendapatan (income stock) Saham dari emiten, dimana emiten yang bersangkutan dapat membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayar pada tahun sebelumnya. 3) Saham pertumbuhan (growth stock) Saham dari emiten merupakan pemimpin dalam industrinya dan
beberapa
tahun
terakhir
berturut-turut
mampu
mendapatkan hasil di atas rata-rata. 4) Saham spekulatif (spaculatif stock) Saham yang emitennya tidak dapat secara konsisten mendapat penghasilan dari tahun ke tahun. Tetapi emiten ini mampu menghasilkan yang baik dimasa-masa yang akan datang, seperti saham pertambangan, dimana pendapatan saham pertambangan baru dapat terlihat dimasa yang akan datang. 5) Saham skikal (cyclical stock) Saham yang mempunyai sifat mengikuti pergerakan situasi ekonomi makro atau kondisi bisnis secara umum. Selama
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
ekonomi makro mengalami ekspansi, emiten saham ini akan mampu mendapatkan penghasilan yang tinggi, juga dengan kondisi sebaliknya, seperti saham yang bergerak dibidang industri dasar kimia, properti, baja, dan otomatif. 6) Saham defensif(defensive stock) Saham yang begitu berpengaruh oleh kondisi ekonomi makro, maupun situasi bisnis secara umum.Pada saat resensi harga saham ini tetap tinggi.Hal ini disebabkan karena emiten mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi meskipun dimasa resensi.Emiten saham ini biasanya bergerak dalam industri yang produksinya benar-benar dibutuhkan masyrakat, seperti saham Perusahaan Gas (PGAS), dan Telkom. b. Saham preferen (preferen stock) Saham biasa (common stock) adalah saham yang berbentuk antara obligasi dan saham biasa.Jenis saham ini sering disebut sekuritas campuran. Saham preferen sama dengan biasa karena tidak memiliki tanggal jatuh tempo dan juga mewakili kepemilikan dari modal. Dilain pihak saham preferen sama dengan obligasi karena jumlah dividennya tetap selama masa berlaku dari saham, memiliki klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, memiliki hak tebus, dan dapat dipertukarkan dengan saham biasa. Saham preferen memiliki karakteristik, yaitu sebagai berikut: 1) Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
2) Hak klaim lebih dahulu disbanding saham biasa jika perusahaan dilikuidasi. 3) Dapat dikonversikan menjadi saham biasa. Saham preferen memiliki 3 jenis saham preferen, yaitu sebagai berikut: 1) Commulative preferred stock, saham ini memberikan kepada pemiliknya atas pembagian dividen yang sifatnya komulatif dalam suatu persentase atau jumlah tertentu. Apabila pada tahun tertentu dividen yang dibayarkan tidak mencukupi atau tidak dibayar sama sekali, hal ini diperhitungkan pada tahun-tahun berikutnya. 2) Non commulative preferred stock, saham ini mendapat prioritas dalam pembagian dividen sampai pada suatu persentase atau jumlah tertentu, tetapi tidak bersifat komulatif, seperti saham preferen komulatif. 3) Participating preferred stock, saham ini disamping memperoleh dividen tetap seperti yang telah ditentukan, juga memperoleh ekstra dividen apabila perusahaan dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Berdasarkan dividen jenis saham ini lebih kecil dari jenis saham preferen lainnya.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya.Bahkan setiap detikpun harga saham dapat berubah-ubah.Oleh karena itu, investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham.Menurut Alwi (2003:87) dan Hamza (2006:18), yang terdapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham, baik harga saham individual maupun harga saham gabungan, yaitu faktor internal (lingkungan mikro) dan eksternal lingkungan (makro). 1. Faktor Internal (lingkungan mikro) Lingkungan mikro yang mempengaruhi pergerakan harga saham adalah sebagai berikut: a. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan, seperti pengiklanan, rincian kontrak, produk baru, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk atau laporan penjualan. b. Pengumuman pendanaan, seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang, kesepakatan kredit, pemecahan saham, penggabungan saham, pembelian saham, dan lain-lain. c. Pengumuman badan direksi manajemen, seperti perubahan dan penggantian direksi, manajemen dan struktur organisasi. d. Pengumuman penggabungan pengambilalihan diverifikasi, seperti laporan marger, investasi ekuitas, laporan investasi, dan lainnya. e. Pengumuman investasi, seperti melakukan investasi pabrik, pengembangan riset, penutupan dan lainnya. 2. Faktor Eksternal (lingkungan makro) Lingkungan makro yang mempengaruhi pergerakan harga saham adalah sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
a. Pengumuman dan pemerintah, seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta sebagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah. b. Pengumuman
hukum,
seperti
tuntutan
karyawan
terhadap
perusahaan atau terhadap manajemennya. c. Pengumuman industri sekuritas, seperti laporan pertemuan tahunan,
valume/harga
saham
perdagangan,
pembatasan/penundaan trading. d. Gejolak sosial politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di Bursa Efek suatu Negara. e. Berbagai isu, baik dalam negeri maupun luar negeri, seperti isu lingkungan hidup, hak asasi manusia, kerusuhan masal yang berpengaruh terhadap perilaku investor. B. Hasil Penelitian Sebelumnya Berdasarkan judul penelitian yaitu: Pengaruh Total Arus Kas, Kebijakacn Dividen, Struktur Aset, dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2013, berikut ini akan dijelaskan tinjauan penelitian sebelumnya dalam mengembangkan dan menentukan originalitas mengenai penelitian yang berkaitan berdarkan judul di atas, yaitu sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
Judul penelitian yang dilakukan oleh Vicky Oktavia adalah “Analisis pengaruh total arus kas, komponen arus kas, dan laba akuntansi terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2002-2004. Variabel-variabel penelitian yang digunakan adalah total arus kas, komponen arus kas, laba akuntansi dan harga saham. Hasil penelitian ini merupakan hasil pengelolaan dengan menggunakan progam IBM Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 19.0. Nurmala (2006) meneliti tentang “Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Perusahaan-perusahaan Otomatif Di Bursa Efek Jakarta”.Tujuan penelitian ini untuk mengatasi kebijakan dividen dan pengaruhnya pada perusahaan otomotif. Populasi penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di BEJ selama lima tahun berturut-turut (tahun 1996-2000) yang mengumumkan Earning Per Share, Dividend Per Share, dan Closing Price. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan terdiri dari dua variabel, yaitu kebijakan dividen sebagai variabel bebas dan harga saham sebagai variabel terikat.Skala pengukuran variabel yang digunakan adalah pengukuran variabel ordinal yaitu berbentuk ranking.Data dividen yang diambil adalah yang dimulai dari tahun 1996-2000. Penulis menggunakan analisis korelasi Sperman Rank dengan menggunakan data perusahaan otomatif selama lima tahun berturut-karena korelasi Spearman Rank bekerja dengan data ordinal, maka data ordinal dalam bentuk ranking.Cara memberikan ranking adalah dengan memberikan ranking ke1 seterusnya dari data yang terbesar sampai data yang terkecil.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
Pada tahun 2012, Muhammad Taufik melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Risiko Bisnis, Struktur Aset, Return On Asset (ROA), dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikutip dari keuangan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2011.Penelitian ini menggunakan alat pengujian analisis regesi linear berganda. Hasil penelitian ini merupakan hasil pengelolaan dengan menggunakan progam IBM Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 20.0. Pada tahun 2009, Ina Rinanti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada perusahaan yang tercamtum dalam indeks LQ45”. Objek yang diambil dalam penelitian ini adalah 11 emiten dari 45 perusahaan yang tercantum dalam indeks LQ45 periode 2004-2008.Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linear Berganda.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu No 1
Peneliti Vicky Oktavia (2008)
2
Nurmala (2006)
3
muham mad Taufik (2012)
Judul Penelitian Analisis pengaruh total arus kas, komponen arus kas, dan laba akuntansi terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2002-2004 Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Perusahaanperusahaan Otomatif Di Bursa Efek Jakarta
Pengaruh Risiko Bisnis, Struktur Aset, Return On Asset (ROA), dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham
Variabel Penelitian total arus kas, komponen arus kas, laba akuntansi dan harga saham.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa semua variabel berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
terdiri dari dua variabel, yaitu kebijakan dividen sebagai variabel bebas dan harga saham sebagai variabel terikat. Skala pengukuran variabel yang digunakan adalah pengukuran variabel ordinal yaitu berbentuk ranking. Data dividen yang diambil adalah yang dimulai dari tahun 1996-2000. Menggunakan data sekunder yang dikutip dari keuangan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 20082011
menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang telah go public di Bursa Efek Jakarta.
Menunjukkan bahwa secara simultan Risiko Bisnis, Struktur Aset, Return On Asset (ROA), dan Kebijakan Dividen berpengaruh positif/searah dan signifikan terhadap harga saham. 4 Ina Pengaruh Net Objek yang diambil Menunjukkan Rinanti Profit Margin dalam penelitian ini bahwa secara (2009) (NPM), Return On adalah 11 emiten dari 45 simultan Net Assets (ROA), dan perusahaan yang Profit Margin Return On Equity tercantum dalam indeks (NPM), Return On (ROE) terhadap LQ45 periode 2004- Assets (ROA), dan Harga Saham 2008 Return On Equity (ROE) terdapat pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Sumber: Vicky Oktavia (2008), Nurmala (2006), Muhammad Taufiq (2012), Ina Rinanti (2009)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
C. Rerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan suatu model konseptual tentang bagaimana teori yang berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah riset (Umar, 2009:242). Berdasarkan
tinjauan penelitian terdahulu,
kajian teoritis,
dan
permasalahan yang dikembangkan sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, berikut ini gambaran suatu model konseptual untuk menggambarkan pengaruh total arus kas, kebijakan deviden, struktur aset dan net profit margin terhadap harga saham sebagai berikut :
Total Arus Kas (H1)
Kebijakan Deviden (H2) Harga saham Struktur Aset (H3)
Net Profit Margin (H4)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Gambar model pengaruh total arus kas,kebijakan deviden,struktur asset,net profit margin terhadap harga saham
D. Hipotesis Penelitian Menurut
Sugiyono
(2008:93),
“Hipotesa
merupakan
jawaban
sementara terhada rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan”. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesa juga dapat dikatajan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan penelitian. 1. Pengaruh Total Arus Kas terhadap harga saham Arus kas merupakan jiwa bagi setiap perusahaan dan fundamental bagi eksistensi sebuah perusahaan serta menunjukan dapat tidaknya perusahaan membayar semua kewajibannya.Laporan arus kas disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan, dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktifitas operasi, investasi dan pendanaan. Saham adalah tanda bukti pengembalian bagian atau peserta dalam perseroan terbatas, bagi yang bersangkutan, yang diterima dari hasil penjualan sahamnya akan tetapi tertanam di dalam perusahaan tersebut selama hidupnya, meskipun bagi pemegang saham sendiri bukanlah merupakan peranan permanen, karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnya. Sedangkan pengertian harga saham menurut Haryani dan Serfianto (2010:198), “Saham (share/stock/andeel) adalah salah satu instrument pasar modal yang paling umum diperdagangkan karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.Saham adalah tanda penyertaan modal dari seseorang atau badan usaha di dalam suatu perseroan terbatas”. Dalam penelitian Vicky Oktavia (2008) dengan judul “Analisis pengaruh total arus kas, komponen arus kas, dan laba akuntansi terhadap harga saham” dengan hasil penelitian menunjukan bahwa total arus kas berpengaruh signifikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
terhadap harga saham. Hal ini memberikan indikasi kuat bahwa harga saham dipengaruhi oleh total arus kas. Berdasarkan argumen tersebut maka hipotesa yang diajukan adalah: H1 : Total arus kas berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 2. Pengaruh Kebijakan Deviden terhadap harga saham Pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan dapat diinvestasikan ke dalam bentuk sekuritas, untuk perluasan usaha, digunakan untuk melunasi hutang, ataupun didisbutrisikan kepada para pemegang saham.Pendapatan perusahaan yang didistribusikan kepada para pemegang saham inilah yang disebut sebagai dividen.Pada dasarnya, ketika para investor menginvestasikan asetnya, maka mereka mengharapkan pengembalian atas aset yang telah mereka investasikan tersebut.Dividen merupakan salah satu keuntungan yang di dapat investor yang memiliki saham disuatu perusahaan.Menurut Toto Prihadi (2010:231), “ Dividen merupakan bagian laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham biasa. Perusahaan secara sadar hanya akan membagikan beberapa persen dari laba bersih yang diperoleh sebagai dividen”. Terdapat berbagai pertimbangan sebelum suatu perusahaan memutuskan untuk membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya. Pertimbanganpertimbangan tersebut mencerminkan dalam kebijakan yang akan diambil perusahaan. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan merugikan laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana internal. Akan tetapi, jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana internal akan semakin
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
besar. Kebijakan yang akan diambil harus sesuai dengan rencana perusahaan. Dalam keputusan pembagian dividen, perusahaan harus mempertimbangkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaannya. Menurut Stice, Stice dan Skousen alih bahasa Ali Akbar (2009:138), “Pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara professional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik”. Nurmala (2006) dalam penelitiannya yag berjudul “Pengaruh kebijakan deviden terhadap harga saham” yang memperoleh hasil penelitian yang menunjukan bahwa kebijakan deviden tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian Nurmala tidak sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Taufik (2012), yang memperoleh hasil kebijakan deviden berpengaruh signifikan terhadap harga saham.Dari pendapat Muhamad Taufik diatas, maka dapat disimpulkan bahwa harga saham dipengaruhi oleh kebijakan deviden. Berdasarkan argumen tersebut maka hipotesa yang diajukan adalah: H2 : Kebijakan deviden berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 3. Pengaruh Sruktur Aset terhadap harga saham Struktur aset merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham pada suatu perusahaan. Hal tersebut dikarenakan jika struktur aset pada suatu perusahaan itu baik maka harga saham perusahaan juga akan meningkat dan investor akan tertarik untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut, namun sebaliknya jika struktur aset pada suatu perusahaan itu kurang baik maka harga saham akan cenderung menurun dan investor akan kurang berminat untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut untuk menjagakan terjadinya risiko capital loss. Struktur aset digunakan untuk membandingkan aset tetap yang ada dalam perusahaan, dan perusahaan memiliki aset yang besar khususnya pada perusahaan yang permintaan akanoutput nya relatif stabil maka perusahaan tersebut sudah mendapat pinjaman (hutang) untuk jangka panjang. Jadi semakin besar aset tetap yang dimiliki suatu perusahaan, maka semakin besar atau semakin tinggi kemungkinan menggunakan hutang lebih besar. Menurut Joni dan Lina (2010:12), “Struktur aset menggambarkan besarnya aset yang dapat dijaminkan perusahaan sebagai kolateral ketika perusahaan melakukan pinjaman kepada pihak kreditur. Menurut Muhammad Taufik (2012), dengan judul “ Pengaruh resiko Bisnis, Struktur Aset, ROA, dan Kebijakan Deviden terhadap Harga Saham” yang menunujukan bahwa secara simultan struktur aset berpengaruh signifikan terhadap harga saham.Dari pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa harga saham dipengaruhi oleh struktur aset. Berdasarkan argumen tersebut maka hipotesa yang diajukan adalah: H3 : Struktur aset berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 4. Pengaruh Net Profit Margin terhadap harga saham Untuk mengukur keberhasilan sebuah manajemen dalam mengelola perusahaan serta seberapa besar perusahaan tersebut mampu mendapatkan laba, ada sebuah alat analisa yang dapat mengukur kedua hal diatas, alat analisis tersebut dinamakan net profit margin (NPM).Net Profit Margin juga merupakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
bagian dari rasio profitabilitas yang mengukur seberapa jauh perusahaan mendapatkan laba dari kegiatan operasionalnya. Net Profit Margin merupakan sebuah alat ukur bagi perusahaan dalam mengelola kegiatan operasional bisnisnya yang pada akhirnya dapat memprediksi berapa besar perusahaan tersebut mampu mendapatkan laba dari kegiatan operasionalnya.Dari laba ini, kita dapat mengetahui berapa banyak dividen yang dapat dibagikan kepada para investor. Semakin besar dividen yang akan dibagikan dari hasil laba bersih perusahaan, semakin banyak investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut, dan hal ini tercermin dalam besar kecilnya harga saham.Menurut Irham Fahmi (2011:136), “Bahwa Net Profit Margin (NPM) adalah hubungan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan. Net Profit Margin (NPM) menunjukan kemampuan manajemen perusahaan sampai cukup berhasil memulihkan harga pokok barang dagang atau jasa, beban operasi (termasuk penyusutan) dan biaya pinjaman”. Berdasarkan hasil penelitian Ina Rinanti ( 2009) dengan judul “Pengaruh Net Profit Margin, ROA, dan ROE terhadap Harga Saham”, yang memperoleh hasil penelitian bahwa Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa harga saham dipengaruhi oleh net profit margin. Berdasarkan argumen tersebut maka hipotesa yang diajukan adalah: H4 : Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/