BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Manajemen Sumber Daya Manusia 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Terdapat beberapa pengertian manajemen sumber daya manusia yang telah dikemukan oleh beberapa ahli yaitu sebagai berikut : Menurut Hasibuan (2011), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni dalam mengatur proses hubungan dan proses tenaga kerja agar efektif dan efesien serta membantu terwujudnya tujuan perusahaan, pegawai, dan masyarakat. Sedangkan menurut Dessler (2010), “Human resource management is the process of acquiring, training, appraising and compensating employess, and of attending to their labor relations, health and safety, and fairness concerns”. Diartikan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan proses menoleh, melatih, menilai, dan kompensasi karyawan dan memperhatikan hubungan antar karyawan atau tenaga kerja, kesehatan dan keselamatan dan keadilan. Sementara menurut French dalam Sunyoto (2012), manajemen sumber daya manusia adalah sebagai penarikan, seleksi, pengembangan, penggunaan dan pemeliharaan sumber daya manusia oleh organisasi. Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen sumber daya manusia merupakan kegiatan perencanaan dan pengororganisasian dalam melakukan proses penerimaan (perekrutan),
9 http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
seleksi, pelatihan, pengembangan, penilaian, dan pemeliharaan tenaga kerja atau karyawan untuk mencapai tujuan individu, organisasi, dan masyarakat. 2. Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Rivai (2011), Manajemen SDM merupakan bagaian dari manajemen umum yang memfokuskan dari pada SDM . Adapun fungsifungsi manajemen SDM, seperti halnya fungsi manajemen umum, yaitu : a.
Fungsi Manajerial: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan
(directing),
pengendalian
(controlling). b. Fungsi
Operasioanal:
pengadaan
tenaga
kerja
(SDM),
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, pemutusan hubungan kerja.
B. Gaya Kepemimpinan Transaksional 1. Pengertian Gaya Kepemimpinan Transaksional Robbins
(2008)
menyatakan
pemimpin
transaksional
(transactional leaders) adalah pemimpin yang membimbing atau memotivasi para pengikut mereka pada arah tujuan yang telah ditetapkan dengan cara memperjelas peran dan tugas mereka. Menurut Maulizar et al. (2012) menyimpulkan bahwa kepemimpinan transaksional adalah model kepemimpinan dimana seorang pemimpin cenderung memberikan arahan kepada bawahan, serta memberi imbalan dan hukuman atas kinerja mereka
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
serta menitik beratkan pada perilaku untuk memandu pengikut mereka ke arah tujuan yang ditetapkan dengan memperjelas peran dan tuntutan tugas.
Sedangkan menurut
Ismail
et
al.
(2011)
Kepemimpinan
transaksional merupakan model gaya kepemimpinan dengan cara memusatkan pada pencapaian tujuan atau sasaran, namun tidak berupaya mengembangkan tanggung jawab dan wewenang bawahan demi kemajuan bawahan. 2. Karakteristik Kepemimpinan Transaksional Robbins (2008) mengemukakan bahwa hubungan pemimpin transaksional dengan karyawan tercermin dari tiga hal yakni : a) Pemimpin mengetahui apa yang diinginkan karyawan dan menjelaskan apa yang akan mereka dapatkan apabila kerjanya sesuai dengan harapan. b) Pemimpin menghargai usaha-usaha yang dilakukan oleh karyawan dengan imbalan. c) Pemimpin responsif terhadap kepentingan pribadi karyawan selama kepentingan tersebut sebanding dengan nilai pekerjaan yang telah dilakukan karyawan. 3. Dimensi dan Indikator Gaya Kepemimpinan Transaksional Menurut
Robbins-Judge
(2008),
dimensi
gaya
kepemimpinan
transaksional ditunjukkan dengan perilaku atasan sebagai berikut : a) Imbalan Kontingensi (Contingensi Reward)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
b) Manajemen dengan pengecualian aktif (Active Manajemen by Exception) c) Manajemen dengan pengecualian pasif (Pasive Manajemen by Exception) Indikator-indikator gaya kepemimpinan transaksional sebagai berikut : a) Pimpinan memberikan pedoman kerja kepada saya untuk melakukan pekerjaan b) Pimpinan memberikan imbalan jika saya mampu melaksanakan pekerjaan yang diperintahkan dengan baik c) Pimpinan melakukan tindakan perbaikan atas kesalahan yang saya lakukan. d) Pemimpin mengawasi secara langsung kinerja saya agar sesuai dengan standar dan prosedur kerja yang telah ditetapkan e) Pimpinan selalu memantau kesalahan yang saya lakukan dalam bekerja f) Pimpinan memberikan peringatan dan sanksi apabila terjadi kesalahan dalam proses kerja yang saya lakukan.
C. Stress Kerja 1. Pengertian Stres Kerja Stress kerja merupakan suatu respon adoptif terhadap suatu situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan seseorang (Sopiah, 2008). Rivai dan Deddy (2010) memandang stres kerja sebagai kondisi ketegangan yang timbul karena ketidakmampuan karyawan menghadapi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
perubahan pada lingkungan perkerjaan. Menurut Wirawan (2012) stres merupakan reaksi yang tidak diharapkan muncul sebagai akibat tingginya tuntutan lingkungan kepada seseorang. Menurut Azhar (2008) mengatakan “ stres adalah satu abstraksi. Orang tidak dapat melihat pembangkit stres (stressor). Yang dapat dilihat ialah akibat dari pembangkit stres”. Menurut Azhar (2008) mengatakan bahwa stres disimpulkan dari gejala-gejala dan tanda-tanda faal, perilaku, psikologis dan psikomatik adalah hasil dari tidak/kurang adanya kecocokan antara orang (dalam arti kepribadiannya, bakatnya, dan kecakapannya)
dan
lingkungannya,
yang
mengakibatkan
ketidakmampuannya untuk menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya secara efektif. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja Fathoni (2006) mengatakan bahwa terdapat enam faktor penyebab stres kerja karyawan dalam suatu organisasi, antara lain beban kerja yang sulit dan berlebihan, tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan tidak wajar, waktu kerja yang terbatas dan peralatan yang kurang, konflik antara pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja, balas jasa yang terlalu rendah dan adanya masalah-masalah keluarga. Menurut Robbins (2008) mengatakan timbulnya stres di pengaruhi oleh beberapa faktorfaktor :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
a) Faktor Organisasi Dalam faktor organisasi berpengaruh juga terhadap stres kerja karyawan dimana semua aktivitas di dalam perusahaan berhubungan dengan karyawan. Seperti Tuntutan kerja atau beban kerja yang terlalu berat, Kerja yang membutuhkan tanggung jawab tinggi sangat cenderung mengakibatkan stres tinggi. b) Faktor Lingkungan Adanya lingkungan sosial turut berpengaruh terhadap stres kerja pada karyawan.
Dimana
adanya
dukungan
sosial
berperan
dalam
mendorong seseorang dalam pekerjaannya, apabila tidak adanya faktor lingkungan sosial yang mendukung maka tingkat stres karyawan akan tinggi. c) Faktor Individu Adanya faktor individu berperan juga dalam mempengaruhi stres karyawan. Dalam faktor individu kepribadian seseorang lebih berpengaruh terhadap stres pada karyawan. Dimana kepribadian seseorang akan menentukan seseorang tersebut mudah mengalami stres atau tidak. 3. Dampak Stres Kerja Dampak dari stres kerja dapat di kelompokan menjadi 3 kategori menurut Robbins (2008) sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
a) Gejala Fisiologis, bahwa stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan laju detak jantung, dan pernapasan, menimbulkan sakit kepala, dan menyebabkan serangan jantung. b) Gejala Psikologis, stres yang berkaitan dengan pekerjaan dapat menyebabkan ketidakpuasan dalam bekerja dan dalam bekerja muncul ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan, konsentrasi berkurang dan menunda-nunda pekerjaan. c) Gejala Perilaku, mencangkup perubahan dalam kebiasaan hidup, gelisah, merokok, nafsu makan berlebihan, dan gangguan tidur. 4. Indikator – Indikator Stres Kerja Indikator stres kerja menurut Veithzal & Ella Jauvani Sagala (2009) yaitu : 1) Kondisi Pekerjaan, meliputi: a. Beban kerja berlebihan secara kuantitatif b. Beban kerja berlebihan secara kualitatif c. Jadwal bekarja 2) Stres karena peran Ketidakjelasan peran 3) Faktor interpersonal a. Hasil kerja dan system dukungan social yang buruk b. Kurangnya perhatian manajemen terhadap karyawan 4) Perkembangan karier a. Promosi ke jabatan yang lebih rendah dari kemampuannya b. Promosi ke jabatan yang lebih tinggi dari kemampuannya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
c. Keamanan pekerjaannya. 5) Struktur organisasi a. Struktur yang kaku dan tidak bersahabat b. Pengawasan dan pelatihan yang tidak seimbang c. Ketidakterlibatan dalam membuat keputusan 6) Tampilan rumah-pekerjaan a. Mencampurkan masalah pekerjaan dengan masalah pribadi b. Kurangnya dukungan dari pasangan hidup c. Konflik pernikahan d. Stres karena memiliki dua pekerjaan Indikator dari stres kerja menurut Robbins (2006) yaitu: 1) Tuntutan tugas, merupakan faktor yang dikaitkan pada pekerjaan seseorang seperti kondisi kerja, tata kerja letak fisik. 2) Tuntutan peran, berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada seseorang sebagai suatu fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam suatu organisasi. 3) Tuntutan antar pribadi, merupakan tekanan yang diciptakan oleh pegawai lain. 4) Struktur organisasi, gambaran instansi yang diwarnai dengan struktur organisasi yang tidak jelas, kurangnya kejelasan mengenai jabatan, peran, wewenang, dan tanggung jawab.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
5) Kepemimpinan organisasi memberikan
gaya manajemen pada
organisasi. beberapa pihak didalamnya dapat membuat iklim organisasi yang melibatkan ketegangan, ketakutan dan kecemasan D. Lingkungan Kerja 1. Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan kerja adalah segala kondisi yang berada di sekitar karyawan yang dihubungkan dengan terjadinya perubahan psikologis dalam diri karyawan yang bersangkutan (Schultz. 2006). Selain itu definisi
lain
dikemukakan
oleh
Sedarmayanti
(2011)
yang
mendefinisikan lingkungan kerja sebagai keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja Menurut Ahyari (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja antara lain adalah sebagai berikut: a) Penerangan Penerangan adalah cukupnya sinar yang masuk ke dalam ruang kerja masing-masing karyawan perusahaan. Penerangan yang ada harus sesuai dengan kebutuhan, tidak terlalu terang tetapi juga tidak terlalu gelap. Dengan sistem penerangan yang baik diharapkan karyawan akan menjalankan tugasnya dengan lebih teliti, sehingga kesalahan karyawan dalam bekerja dapat diperkecil. b) Suhu udara Temperatur udara atau suhu udara terlalu panas bagi karyawan akan dapat menjadi penyebab menurunnya kepuasan kerja para karyawan, sehingga akan menimbulkan kesalahan-kesalahan pelaksanaan pekerjaan. c) Suara bising Karyawan
memerlukan
suasana
yang
dapat
mendukung
konsentrasi dalam bekerja, suasana bising yang bersumber dari mesin-mesin
pabrik
maupun
dari
kendaraan
umum
akan
menganggu konsentrasi karyawan dalam bekerja. d) Ruang gerak Manajemen perusahaan perlu untuk memperhatikan ruang gerak yang memadai dalam perusahaan agar karyawan dapat leluasa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
bergerak dengan baik. Terlalu sempitnya ruang gerak yang tersedia akan mengakibatkan karyawan tidak dapat bekerja dengan baik. Oleh karena itu, manajemen perusahaan tentunya harus dapat menyusun perencanaan yang tepat untuk ruang gerak dari masingmasing karyawan. e) Keamanan kerja Keamanan kerja merupakan faktor penting yang perlu juga diperhatikan oleh perusahaan. Kondisi kerja yang aman akan membuat karyawan tenang dalam bekerja, sehingga meningkatkan produktivitas karyawan. 3. Dampak Positif dan Negatif dari Lingkungan Kerja a) Dampak Positif 1. Seseorang dapat mengenal lebih jauh bagaimana kehidupan diluar 2. Seseorang dapat berfikir logis dan bijaksana untuk menentukan sesuatu 3. Seseorang dapat bekerja sama untuk menyelesaikan masalah yang susah di dalam pekerjaan b) Dampak Negatif 1. Banyak pergaulan-pergaulan yang tidak bagus dalam suatu lingkungan kerja 2. Dapat cepat terpengaruh oleh seseorang untuk melakukan perbuatan yang jahat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
3. Susah menentukan akhlak seseorang yang baik maupun jahat
4. Dimensi dan Indikator Lingkungan Kerja Menurut Sedarmayanti (2011), dimensi lingkungan kerja ada 2 yaitu : a) Lingkungan Fisik b) Lingkungan Non Fisik Indikator lingkungan kerja adalah sebagai berikut : a) Penerangan cahaya di tempat kerja b) Suhu udara c) Sirkulasi udara d) Ukuran ruang kerja e) Tata letak ruang kerja f) Keamanan kerja g) Kebersihan h) Suara bising i) Hubungan sesama rekan kerja j) Peralatan kantor
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
E. Kinerja Karyawan 1. Pengertian Kinerja Karyawan Menurut Sedarmayanti (2011) mengungkapkan bahwa kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan). Menurut Wibowo (2013), kinerja merupakan suatu proses tentang bagaimana pekerjaan berlangsung untuk mencapai hasil kerja. Namun, hasil pekerjaan itu sendiri juga menunjukkan kinerja. Menurut Mangkunegara (2013), kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. 2. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja a) Gaya Kepemimpinan Transaksional b) Stres Kerja c) Lingkungan Kerja d) Efektifitas dan efisiensi e) Disiplin f) Inisiatif
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
3. Aspek-Aspek Kinerja Mangkunegara (2011) membagi aspek-aspek kinerja sebagai : 1). Mutu pekerjaan, 2). Kejujuran karyawan, 3). Inisiatif, 4). Kehadiran, 5). Sikap, 6). Kerjasama, 7). Keandalan, 8). Pengetahuan tentang pekerjaan, 9). Tanggung jawab, 10). Pemenfaatan waktu kerja. Adapun aspek-aspek standar pekerjaan terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. Aspek kuantitatif meliputi: a) Proses kerja dan kondisi pekerjaan b) Waktu kerja yang digunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan c) Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan d) Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja. Sedangkan aspek kualitatif meliputi: a) Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan b) Tingkat kemampuan dalam bekerja c) Kemampuan menganalisis data/informasi, kemampuan/kagagalan menggunakan mesin/peralatan d) Kemampuan mengevaluasi (keluhan/keberatan konsumen). 4. Dimensi dan Indikator Kinerja Menurut Kaswan (2012) kinerja karyawan yang mempengaruhi seberapa banyak atau seberapa besar pegawai memberi kontribusi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
kepada organisasi, yang diukur dalam kriteria yang digunakan sebagai dasar menilai kinerja. Dimensi kinerja terbagi menjadi 3 (lima) yaitu : a) Kualitas kerja b) Kuantitas yang dihasilkan c) Ketepatan waktu dalam bekerja Indikator kinerja menurut Kaswan (2012) yaitu : a) Proses kerja sesuai SOP b) Hasil kerja mendekati sempurna c) Siklus Pekerjaan yang lengkap d) Jumlah pekerjaan yang dapat di selesaikan e) Mengabaikan Kesalahan f) Pekerjaan dapat dikerjakan tepat waktunya g) Memaksimumkan waktu bekerja
F. Penelitian Terdahulu
No
1
Penulis, Tahun, Judul Jurnal, Nama Jurnal, Vol, No Dewi, Chadek Novi Charisma., I Wayan Bagia, dan Gede Putu agus Jana Susila.2014.Pengaru h Stres Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Bagian tenaga Penjualan
Metode Penelitian
Hubungan antar variabel
1. Populasi : 70 karyawan 2. Sampel : 70 karyawan pada Bagian Tenaga Penjualan UD Surya Raditya 3. Metode Analisis : Analisis Jalur
1.H1 : Stres kerja terhadap kinerja karyawan 2. H2 : Kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan 3. H3 : Stres kerja terhadap kepuasan kerja
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hasil (1) ada pengaruh positif dan signifikan stres kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan (2) Ada hubungan negatif dan siginfikan stres kerja dengan kepuasan
24
Lanjutan Penelitian Terdahulu No
Penulis, Tahun, Judul Jurnal, Nama Jurnal, Vol, No
Metode Penelitian
Hubungan antar variabel
kerja karyawan, (3) ada pengaruh negatif dan signifikan stres kerja terhadap kinerja karyawan (4) ada pengaruh positif dan signifikan kepuasaan kerja karyawan terhadap kinerja
UD Surya Raditya Negara, Jurnal Manajemen, Volume 2, Diunduh dari http://ejournal.undiks ha.ac.id/index.php /JJM/article/downloa d/3380/2752.pada tanggal 31 Maret 2016
2
Hartanto, Irvan. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening Pada CV Timur Jaya, Jurnal AGORA, Volume 2 No. 1, Diunduh dai http://studentjournal. petra.ac.id/index.php/ manajemen-bisnis /article/view/2331. pada tanggal 31 Maret 2016
Hasil
1. Populasi : 136 Karyawan 2. Sampel : Seluruh karyawan di CV Jaya 3. Metode analisis :SEM ( Structural Equation Modelling)
1. H1 : Gaya Kepemimpinan transaksional terhadap kinerja karyawan 2. H2 : Gaya kepemimpinan transaksional terhadap kepuasan kerja 3. H3 : Kepuasan kerja terhadap Kinerja karyawan 4. H4 : Gaya kepemimpinan transaksional terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. H1 : Berpengaruh signifikan atau positif 2. H2 : Berpengaruh signifikan atau positif 3. H3 : Berpengaruh signifikan atau positif 4. H4 : Berpengaruh signifikan atau positif
25
Lanjutan Penelitian Terdahulu No
3
4
Penulis, Tahun, Judul Jurnal, Nama Jurnal, Vol, No
Metode Penelitian
Italiani, fanni Adhistya. 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional Terhadap Kinerja Pegawai departemen SDM PT. Semen Gresik (PERSERO) Tbk , Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 1 No. 2, Diunduh dari http://ejournal.unesa. ac.id/index.php/jim/ article/view/2972.pad a tanggal 31 Maret 2016
1. Populasi : 47 karyawan 2. Sampel : Seluruh karyawan dijadikan responden 3. Metode Analisis : Survey eksplanasi
Putra, Fariz Ramanda., Hamidah Nayati., dan Muhammad Soe'oed Hakam. 2013. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja. Jurnal Admisnistrasi Bisnis, Vol 6, No. 1, Diunduh dari http://administrasibis nis.studentjournal.ub. ac.id/index.php/ jab/articleview/25745 0.pdf pada tanggal 31 Maret 2016
Hubungan antar variabel
1. Populasi : 33 karyawan PT. Naraya Telematika Malang 2. Sampel : Seluruh karyawan dijadikan responden 3. Metode Analisis : Statistik deskriptif dan Statistik Inferensial
1. H1 : Gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai 2. H2 : Gaya kepemimpinan transaksional terhadap kinerja pegawai 3. H3 : Gaya kepemimpinan tranformasional dan transaksional terhadap kinerja pegawai
1. H1 : Lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan 2. H2 : Lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja karyawan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hasil
1. H1 : Berpengaruh signifikan atau positif 2. H2 : Berpengaruh signifikan atau positif 3. H3 : Berpengaruh signifikan atau positif
1. H1 : Berpengaruh signifikan atau positif 2. H2 : Berpengaruh signifikan atau positif
26
Lanjutan Penelitian Terdahulu No
5
6.
Penulis, Tahun, Judul Jurnal, Nama Jurnal, Vol, No
Metode Penelitian
Sidanti, Heny. 2015. Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat DPRD Kabupaten Madiun, Jurnal JIBEKA, Volume 9, No. 1 Hal 44 - 53, Diunduh dari http://lp3m.asia.ac. id/wp.content/upload s/2015/02/7JURNAL-HENY-SMADIUNJIBEKA-VOL-9-NO1-FEB-2015.pdf pada tanggal 20 April 2016
1. Populasi : 49 karyawan 2. Sampel : Seluruh karyawan dijadikan responden 3. Metode Analisis : Uji Asumsi Klasik dan Analisis Regresi Linear Berganda
Karihe, John Ng'ang'a., Professor G.S. Namusongo and Dr. Mike Iravo. 2015. Effect of Working Facilities Stress Factors on the Performance of Employees in Public Universities in Kenya, International Journal of Scientific and Research Publications, Volume 5, No. 5, From http://www.ijsrp.org/r esearch-paper0515.php?rp=P41410 3 on April,20 2016
Hubungan antar
Hasil
variabel
1. Population : 384 respondens 2. Sample : All of respondens 3. Analysis Methode :
1. H1 : Lingkungan kerja terhadap kinerja PNS DPRD Kabupaten Madiun 2. H2 : Disiplin kerja terhadap kinerja PNS DPRD Kabupaten Madiun 3. H3 : Motivasi kerja terhadap kinerja PNS DPRD Kabupaten Madiun 4. H4 : Lingkungan kerja, disiplin kerja, dan motivasi kerja terhadap kinerja PNS DPRD Kabupaten Madiun
1. H1 : Berpengaruh signifikan atau positif 2. H2 : Berpengaruh signifikan atau positif 3. H3 : Berpengaruh signifikan atau positif 4. H4 : Berpengaruh signifikan atau positif
1. H1 : Working Facalities on the performance of
1. H1 : Significant and positive impact 2. H2 : Significant and positive impact
employees 2. H2 : Stress factor on the performance of employees
Linear regression and Pearson's Correlation Coefficient
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Lanjutan Penelitian Terdahulu No
7.
8.
Penulis, Tahun, Judul Jurnal, Nama Jurnal, Vol, No
Metode Penelitian
Atteya, Nermine Magdy. 2012. Role Stress Measure, Methods of Coping With Stress and Job Performance : An Exploratory Study, Journal of Organizational Psychology, Volume 12, No. 2
1. Population : 1.020 2. Sample : 780 3. Analysis Methode : The Meta-Analysis
Advani, Avinash and Zuhair Abbas. 2015. Impact of Transformational and Transactional Leadership Style on Employees Performance of Banking Sector in Pakistan. Global Journal of Management and Business Research : A Administration and Management, Volume 15
Hubungan antar
Hasil
variabel 1. H1 : Role Stress and Distress measure and Methods of Coping With Stress on Job Performance. 2. H2 : Role Stress and Distress measure on Job Performance 3. H3 : Methods of coping with stress on job Performance 4. H4 : Role Stress and Distress on methods of coping with stress 5. H5 : Methods of coping with stress on role stress and distress measure
1. H1 : Significant and positive impact 2. H2 : Significant and negative impact 3. H3 : Significant and positive impact 4. H4 : Significant 5. H5 : Significant
1. Population : 1.000
1. H1 : The Transformational Leadership on
1. H1 : Significant
2. Sample : 172
Employees Performance
2. H2 : Significant
3. Analysis Methode :
2. H2 : The Transactional Leadership on
Regression Analysis
Employees Performance
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Lanjutan Penelitian Terdahulu No
9.
10.
Penulis, Tahun, Judul Jurnal, Nama Jurnal, Vol, No
Metode Penelitian
Jayaweera, Thushel. 2015. Impact of Work Environmental Factors on Job Performance, Mediating Role Of Work Motivation : A Study Of Hotel Sector In England. International Journal of Business And Management, Volume 10, No.3, From : Http://dx.doi.org/10.5 539/ijbm.v10n3p271
1. Population : 600 2. Sample : 254 3. Analysis Methode : Regression Analysis
1. H1 : Environmental Conditions On Job Performance 2. H2 : Motivation On Job Performance
1. H1 : Significant 2. H2 : Significant
1. Population : 185 2. Sample : 126 3. Analysis Methode : Descriptive Statistical Analysis
1. H1 : Transformational Leadership On Performance 2. H2 : Work Motivation On Performance
1. H1 : Significant and positive impact 2. H2 : Significant and positive impact
K, Sundi. 2013. Effect Of Transformational Leadership and Transactional Leadership On Employee Performance Of Konawe Education Department at Southeast Sulawesi Province. International Journal of Business And Management Invention. Volume 2.
Hubungan antar
Hasil
variabel
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
G. Rerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap Kinerja Karyawan Kepemimpinan pada dasarnya adalah proses mempengaruhi orang lain. Selain itu kepemimpinan juga juga berarti kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang untuk tujuan tertentu. Dalam upaya mempengaruhi tersebut seorang pemimpin menerapkan gaya yang berbeda-beda
dalam
setiap
situasi.
Karakteristik
kepemimpinan
transaksional adalah contingent reward dan management by-exception. Pada contingent reward dapat berupa penghargaan dari pimpinan karena tugas telah dilaksanakan, berupa bonus atau bertambahnya penghasilan atau fasilitas. Hal ini dimaksudkan untuk memberi penghargaan maupun pujian untuk bawahan terhadap upaya-upayanya. Selain itu, pemimpin betransaksi dengan bawahan, dengan memfokuskan pada aspek kesalahan yang dilakukan bawahan, menunda keputusan atau menghindari hal-hal yang kemungkinan mempengaruhi terjadinya kesalahan. (Wibawa, 2010) Kinerja pegawai tidak dapat dilepaskan dari peran pemimpinnya. Menurut Wibawa (2010), peran kepemimpinan atasan dalam memberikan kontribusi pada karyawan untuk pencapaian kinerja yang optimal dilakukan melalui lima cara yaitu:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
1) pemimpin mengklarifikasi apa yang diharapkan dari karyawan, secara khusus tujuan dan sasaran dari kinerja mereka 2) pemimpin menjelaskan bagaimana memenuhi harapan tersebut, 3) pemimpin mengemukakan kriteria dalam melakukan evaluasi dari kinerja secara efektif 4) pemimpin memberikan umpan balik ketika karyawan telah mencapai sasaran 5) pemimpin mengalokasikan imbalan berdasarkan hasil yang telah mereka capai. Penelitian mengenai pengaruh gaya kepemimpinan transaksional pernah dilakukan oleh Irvan Hartanto (2014) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
transaksional
berpengaruh
positif
terhadap
kinerja
karyawan.Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1: Gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
2. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Stres yang dialami tenaga kerja sebagai hasil atau akibat lain dari proses bekerja, yang dapat berkembang menjadikan tenaga kerja sakit fisik dan mental, sehingga tidak dapat bekerja lagi secara optimal (Ashar Sunyoto Munandar, 2008). Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa
apabila
stres
kerja
karyawan
meningkat
maka
akan
mempengaruhi kinerja karyawan. Pengaruhnya karyawan tidak dapat bekerja dengan baik. Penelitian mengenai pengaruh stres kerja terhadap kinerja pernah dilakukan oleh Chadek Novi Charisma Dewi., I Wayan Bagia, dan Gede Putu agus Jana Susila (2014) yang menyatakan bahwa Stres kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2 : Stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan 3. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar karyawan pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik maupun non fisik, yang dapat meningkatkan semangat dan kinerja karyawan. Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
pengaruh langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Meskipun faktor ini adalah penting dan besar pengaruhnya, akan tetapi masih banyak organisasi yang sampai saat ini kurang
memperhatikan
lingkungan
kerja
tempat
di
mana
para
karyawannya bekerja. Adanya pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja ini di dukung oleh penjelasan dari Veithzal Riva’i (2010) yang mengemukakan bahwa kinerja pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu (1) kemampuan, (2) keinginan, dan (3) lingkungan. Penelitian mengenai pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja pernah dilakukan oleh Heny Sidanti (2015) yang menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Berdasarkan uraian tersebut maka disimpulkan bahwa lingkungan kerja mempunyai keterkaitan dengan kinerja karyawan. Bisa dikatakan apabila lingkungan kerja nyaman dan baik, maka akan meningkatkan kinerja karyawan. Sebaliknya, apabila lingkungan kerja tidak nyaman dan tidak memadai maka akan menurunkan kinerja karyawan dan dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H3 : Lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Maka dapat digambarkan model penelitian pada Gambar 2.1
GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL (X1)
H1
STRES KERJA (X2)
H2
LINGKUNGAN KERJA (X3)
H3
Gambar 2.1 Model Kerangka Konseptual Penelitian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
KINERJA KARYAWAN (Y)