BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN
A. Kajian Pustaka 1.
Akuntansi Dan Prinsip-Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum Menurut Warren, Fess, dan Reeve (2012) menyatakan bahwa “akuntansi
sebagai sebuah sistem informasi yang menyediakan laporan kepada individuindividu atau kelompok yang bervariasi mengenai aktivitas sebuah organisasi atau entitas”. Sementara itu menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2012) berpendapat bahwa “akuntansi juga bisa saja dipikirkan sebagai bahasa bisnis karena
merupakan
dikomunikasikan”.
alat
di
Oleh
mana
hampir
karenanya
semua
proses
informasi
akuntansi
bisnis meliputi
pengidentifikasian, pengukuran dan pengkomunikasiaan informasi keuangan tentang suatu entitas ekonomi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Akuntansi, lebih spesifik lagi akuntansi keuangan (financial accounting) merupakan proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan. Pemakai laporan keuangan meliputi investor, kreditor, manajer, serikat pekerja, dan badan-badan pemerintah. Kieso,
Weygandt
dan
Warfield
(2012)
menyatakan
bahwa
penyelenggaraan akuntansi sampai dengan hasilnya berupa laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen. Sementara itu, pemakai dari laporan keuangan tersebut memiliki kebutuhan yang beragam terhadap berbagai jenis informasi. Untuk memenuhi kebutuhan itu, maka perlu disajikan laporan
8
9
keuangan bertujuan umum (general purposes financial statement) yang diharapkan akan menyajikan secara wajar, jelas dan lengkap operasi keuangan perusahaan. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka perlu seperangkat standar yang dapat diterima umum dan dipraktekkan secara universal. Tanpa standar seperti itu, perusahaan akan membuat standarstandar mereka sendiri dan pemakai laporan keuangan harus dapat memahami praktik-praktik akuntansi serta pelaporan unik dari setiap perusahaan. Selain itu, laporan keuangan dari setiap perusahaan juga sulit untuk dapat diperbandingkan. Seperangkat standar dan prosedur umum tersebut dinamakan Prinsip-prinsip Akuntansi yang Diterima Umum (Generally Accepted Accounting Principle-GAAP). Kieso, Weygandt dan Warfield (2012) menyebut bahwa dewasa ini terdapat dua standar akuntansi yang diterima penggunaanya secara internasional dan memberikan pengaruh cukup signifikan bagi penyusunan standar akuntansi di berbagai negara di dunia, yaitu US GAAP (standar akuntansi di Amerika Serikat) yang dibuat oleh Financial Accounting Standard Board (FASB) dan International Financial Reporting Standards (IFRS) yang dibuat oleh International Accounting Standard Board (IASB). IASB adalah sebuah badan swasta independen yang bekerja untuk mencapai keseragaman
dalam
prinsip-prinsip
akuntansi
yang digunakan
oleh
perusahaan dan organisasi lainnya untuk pelaporan keuangan di seluruh dunia.
10
Seiring dengan kebutuhan tersebut, dewasa ini IFRS semakin mendapat tempat dan mulai digunakan sebagai dasar bagi penyusunan standar akuntansi di banyak negara. Survey tersebut juga mendapatkan temuan bahwa IASB dipandang
sebagai
organisasi
yang
memadai
dan
layak
untuk
mengembangkan sebuah bahasa akuntansi yang global yang menyediakan informasi keuangan yang berkualitas tinggi serta mendorong tranparansi.
2.
Penyajian Laporan Keuangan Untuk memenuhi karakteristik comparability (dapat diperbandingkan),
IASB menyusun IAS 1 tentang Presentation of Financial Statements. IAS 1 ini mengatur hal-hal yang dipersyaratkan dalam penyajian laporan keuangan secara menyeluruh, petunjuk untuk struktur dari laporan keuangan serta persyaratan minimun mengenai isi dari laporan keuangan. IAS 1 yang terakhir direvisi pada tahun 2014 mensyaratkan bahwa satu set laporan keuangan yang lengkap terdiri: 1.
Sebuah statement of financial position pada akhir periode. Laporan ini pada IAS 1 versi sebelumnya menggunakan judul “balance sheet”, sedangkan pada IAS 1 revisi menggunakan judul “statement of financial position”.
2.
Sebuah statement of comprehensive income untuk satu periode. Komponen dari profit atau loss dapat disajikan sebagai bagian dari statement of comprehensive income, atau disajikan dalam income statement yang terpisah. Jika income statement disajikan, maka
11
laporan tersebut menjadi bagian dari satu set laporan keuangan yang lengkap. Income statement ditampilkan persis sebelum statement of comprehensive income. 3.
Sebuah statement of change in equity untuk satu periode.
4.
Sebuah statement of cash flow untuk satu periode. IAS 1 versi sebelumnya menggunakan judul “cash flow statement”, sedangkan pada IAS 1 revisi menggunakan judul “statement of cash flow”.
5.
Catatan (Notes), yang terdiri dari rangkuman kebijakan akuntansi yang penting dan informasi penjelas lainnya. Perusahaan dibolehkan untuk menggunakan judul untuk laporan
keuangan mereka di luar yang dinyatakan oleh IAS 1 tersebut. Selain itu IAS 1 juga mengatur beberapa hal lain seperti penggunaan asumsi going concern, accrual basis of accounting (kecuali untuk laporan arus kas), pelarangan
melakukan
offsetting,
frekuensi
pelaporan,
informasi
komparatif serta konsistensi dalam pelaporan. Beberapa konsep penyajian yang disebutkan di dalam IAS 1 di antaranya adalah materiality and aggregation yang menyatakan bahwa dalam penyajian laporan keuangan, setiap item yang serupa (similar) jika jumlahnya material maka harus disajikan terpisah dalam laporan keuangan. Sementara item yang tidak serupa (dissimilar) boleh digabungkan hanya jika secara individual tidak material. Konsep yang lain adalah offseting di mana aktiva dan kewajiban, serta penghasilan dan beban, tidak diperbolehkan untuk di-offset kecuali diminta atau
12
diperbolehkan oleh IFRS. IAS 1 juga mensyaratkan bahwa informasi komparatif harus diungkapkan sehubungan dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan, kecuali standar menentukan lain. Jika jumlah informasi komparatif diubah atau diklasifikasi ulang, maka diperlukan pengungkapan atas hal tersebut. Struktur dan isi laporan keuangan secara umum harus dengan jelas mengidentifikasi: a. b. c. d. e. f.
3.
Laporan keuangan (the financial statements) Perusahaan yang membuat laporan (the reporting enterprise) Apakah merupakan laporan perusahaan ataukah grup Tanggal atau periode yang dicakup (the date or period covered) Mata uang pelaporan (the presentation currency) Tingkat ketelitian/presisi (the level of precision), misalnya dalam ribuan, jutaan dsb.
Akuntansi Untuk Pendapatan Klub Sepakbola Ketika sepakbola sudah menjadi sebuah industri, maka sumber
pendapatan sebuah klub sepakbola bisa sangat bervariasi, bukan lagi dari penjualan tiket namun juga dari sumber-sumber lain seperti penjualan merchandise, sponsor, hak siar televisi, uang penampilan dan hadiah serta dari penjualan pemain. Dalam Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan IFRS dinyatakan bahwa penghasilan (Income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
13
penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa. Sementara itu keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Keuntungan mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi dan dengan demikian pada hakekatnya tidak berbeda dengan pendapatan. Keuntungan meliputi, misalnya, pos yang timbul dalam pengalihan aktiva tak lancar. Jika diakui dalam laporan laba rugi, keuntungan biasanya dicantumkan terpisah karena informasi mengenai pos tersebut berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut IAS No 18 tentang Revenue, pendapatan didefinisikan sebagai arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Sementara itu Kieso, Weygandt dan Warfield (2012) mendefinisikan revenue (pendapatan) sebagai arus masuk atau peningkatan aktiva sebuah entitas atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi utama entitas tersebut yang terjadi terus-menerus.
14
4.
Kinerja Keuangan Antony dan Govindajaran (2007) berpendapat bahwa tujuan dari ukuran
kinerja adalah untuk mengimplementasikan strategi. Dalam menetapkan sistem semacam itu, manajemen senior akan memilik ukuran yang paling mewakili strategi perusahaan. Ukuran tersebut dapat menjadi refleksi atas faktor keberhasilan yang utama dan penting untuk saat ini dan di masa mendatang. Apabila ukuran-ukuran tersebut menunjukan peningkatan yang baik, artinya perusahaan mengimplementasikan strateginya, keberhasilan suatu strategi binis tergantung pada kekuantannya. Pengukuran kinerja hanya merupakan suatu mekanisme yang memperbaiki kemungkinan bahwa organisasi tersebut akan mengimplementasikan strateginya dengan sukses (Antony dan Govindajaran, 2007) Kinerja maupun prestasi kerja dapat diartikan sebagai pencapaian hasil kerja oleh seseorang ataupun sekelompok orang. Kinerja perorangan (Individual
Performance)
dengan
kinerja
lembaga
(Institutional
Performance) atau kinerja perusahaan (Corporate Performance) terdapat hubungan yang erat. Dengan perkataan lain bila kinerja karyawan (Individual Performance) baik maka kemungkinan besar kinerja perusahaan (Corporate Performance) juga baik. Kinerja keuangan perusahaan pada dasarnya digunakan untuk mengukur financial health (kesehatan keuangan) perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan menggambarkan situasi keuangan perusahaan dan keefektifitasan penggunaan aset perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
15
5.
Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Menurut Harahap (2009:190), “Analisis perbandingan adalah teknis
analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara horizontal dan membandingkan antara satu dengan yang lain, dengan menunjukan informasi keuangan atau data lainnya baik dalam rupiah atau dalam unit. Teknik perbandingan ini juga dapat menunjukan kenaikan dan penurunan dalam rupiah atau unit dan juga dalam persentase atau perbandingan atau rasio. Tujuan analisis perbandingan ini adalah untuk mengetahui perubahanperubahan berupa kenaikan atau penurunan pos-pos laporan keuangan atau data lainnya dalam dua atau lebih periode yang dibandingkan. Dalam melakukan analisis laporan keuangan teknik perbandingan ini, dapat membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan tahun lalu, angka laporan keuangan perusahaan sejenis, rasio rata-rata industri, dan rasio normatif sebagai standar. Perbandingan antar pos laporan keuangan dapat dilakukan melalui: 1. 2. 3. 4. 5.
Perbandingan dalam dua atau beberapa tahun (horizontal). Perbandingan dengan perusahaan yang dianggap terbaik. Perbandingan dengan angka-angka standar industri yang berlaku. Perbandingan dengan budget (anggaran) Perbandingan dengan bagian, divisi, atau seksi yang ada dalam suatu perusahaan.
Analisis perbandingan harus memiliki standar sebagai ukuran lain yang dijadikan untuk membandingkan laporan keuangan yang ada. Tanpa standar pembanding, maka tidak akan dapat menilai keadaan atau posisi perusahaan yang dinilai. Dalam melakukan perbandingan ini perlu diyakinkan bahwa:
16
1. Standar penyusunan laporan keuangan harus sama 2. Ukuran dari perusahaan yang dibandingkan harus diperhatikan bukan berarti harus sama. 3. Periode laporan yang dibandingkan harus sama khususnya untuk laporan Laba/Rugi dan komponennya. Jangan sampai laporan Laba/Rubi satu tahun dibandingkan dengan laporan Laba/Rugi satu semester.
6.
Analisis Rasio Keuangan Menurut Harahap (2009:190), “Analisa Laporan Keuangan adalah
menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu dengan yang lain, baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.” Analisis rasio merupakan salah satu alat ukur dalam menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang satu dengan pos-pos yang lain yang ada di dalam laporan keuangan sehingga diketahui perubahan dari masing pos tersebut. Menurut Sutrisno (2009:215), “Untuk keperluan evaluasi perlu dihubungkan elemen-elemen yang ada dalam laporan keuangan agar bisa diinterpretasikan lebih lanjut. Menghubung-hubungkan elemen yang ada dalam laporan keuangan ini sering disebut analisis rasio keuangan.” Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan adalah suatu metode analisa yang membandingkan pos laporan keuangan dengan pos lainnya untuk menilai kinerja perusahaan.
17
Tujuan dari rasio keuangan adalah membantu manajemen dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan dengan informasi yang berasal dari keuangan
yang sifatnya terbatas. Dengan
menggunakan rasio-rasio tertentu manajemen akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan. Dari informasi tersebut, manajemen dapat membuat keputusan-keputusan penting di masa yang akan datang. Bagi pihak eksternal, rasio keuangan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan. Untuk selanjutnya mereka memutuskan apakah membeli, menahan atau menjual saham perusahaan tersebut. Menurut Harahap (2009:298), keunggulan analisa rasio adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g.
Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan; Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan; Mengetahui posisi keuangan di tengah industri lain; Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-Score); Menstandarisasi size perusahaan; Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain; Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio itu banyak sekali, namun demikian menurut Sutrisno (2009:215), angka rasio yang ada pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu: a.
Rasio menurut sumber dari mana rasio dibuat, terdiri dari:
18
1. 2.
3.
b.
Rasio-rasio neraca, merupakan rasio yang menghubungkan elemenelemen yang ada pada neraca, seperti current ratio dan cash ratio. Rasio-rasio laporan laba rugi, yaitu rasio yang menghungkan elemen-elemen yang ada pada laporan laba rugi saja, seperti profit margin, operating ratio, dan lain-lain. Rasio-rasio antar laporan, yaitu rasio yang menghubungkan elemenelemen yang ada pada dua laporan, neraca dan laporan laba rugi seperti return in investment, return on equity, dan lainnya. Rasio menurut tujuan penggunaan rasio yang bersangkutan terdiri dari:
1.
2. 3. 4.
5.
a.
Rasio likuiditas, yaitu rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya. Rasio solvabilitas, yaitu rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio aktivitas, yaitu rasio-rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya. Rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Rasio penilaian, yaitu rasio-rasio untuk mengukur kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai pasar agar melebihi biaya modalnya. Rasio Likuiditas Menurut Sutrisno (2009:215), “Likuiditas adalah kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera dipenuhi”. Perusahaan dikatakan likuid apabila memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan jika mampu disebut likuid. Rasio likuiditas terdiri dari: 1.
Current Ratio Menurut Sutrisno (2009:216), “Current Ratio adalah rasio yang
membandingkan antara aktiva lancar yang memiliki perusahaan dengan
19
hutang jangka pendek. Aktiva lancar yang meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan dan aktiva lancar lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji dan hutang lainnya yang segera harus dibayar. Rumus Current Ratio adalah: Aktiva Lancar Current Ratio = Hutang Lancar
Current Ratio ini menunjukan tingkat keamanan kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Tetapi suatu perusahaan dengan Curreny Ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan. Kelemahan dari Curreny Ratio adalah bahwa rasio ini tidak membedakan antara jenis aktiva lancar yang berbeda dimana sebagian dari aktiva ini jauh lebih likuid daripada lainnya. 2.
Quick Ratio atau Acid Test Ratio Menurut Sutrisno (2009:216), “Quick Ratio merupakan kemampuan
suatu perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (Quick Asset), atau rasio ini menunjukan besarnya alat likuiditas yang paling cepat dan bisa digunakan untuk melunasi hutang lancar. Oleh karena itu, persediaan
20
dianggap sebagai aktiva lancar yang kurang likuid, maka persediaan harus dikurangkan dari aktiva lancar. Rumus Quick Ratio adalah: Aktiva Lancar - Persediaan Quick Ratio = Hutang Lancar
Rasio standar untuk Acid Test Ratio adalah 100% atau 1:1. b. Rasio Solvabilitas Menurut Sutrisno (2009:15), “Rasio Solvabilitas adalah rasio-rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Solvabilitas perusahaan dapat dihitung dengan cara beberapa analisis rasio yaitu sebagai berikut: 1.
Total Debt to Assets Ratio (Rasio hutang terhadap aktiva) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menjamin hutang-hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya. Rumus Total Debt to Assets Ratio adalah: Total Hutang Total Debt to Assets Ratio = Total Aktiva
Semakin tinggi total debt semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. 2.
Total Debt to Equity Ratio (Rasio hutang terhadap modal)
21
Rasio ini untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibelanjai oleh kreditur. Semakin besar rasio ini berarti semakin besar dana yang diambil dari luar. Total Hutang Total Debt to Equity Ratio = Modal Sendiri
c.
Rasio Profitabilitas Bagi perusahaan umumnya mempunyai tujuan paling utama adalah
mendapatkan keuntungan yang optimal. Meskipun demikian masalah profitabilitas adalah lebih penting daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bagi perusahaan tersebut telah bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba usaha perusahaan tersebut atau dengan kata lain adalah menghitung profitabilitasnya. Menurut Sutrisno (2009:222), “Profitabilitas adalah hasil dari kebijaksanaan yang diambil oleh manajemen. Rasio keuntungan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan menunjukan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan”. Rasio profitabilitas yang digunakan adalah sebagi berikut: 1.
Return On Assets Menurut Sutrisno (2009:222), “Return On Assets juga disebut
sebagai
rentabilitas
ekonomis,
merupakan
ukuran
kemampuan
perusahaan dengan menghasilkan laba dengan semua aktiva yang
22
dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Rasio ini menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan aktiva yang dilakukan oleh perusahaan”. Rumus Return On Assets adalah: EBIT Return On Assets = Total Aktiva
Semakin besar ROA maka semakin besar tingkat keuntungan dan semakin baik posisi perusahaan dari segi penggunaan aktiva. 2.
Return On Equity Menurut Sutrisno (2009:223), “Return On Equity ini sering disebut
dengan rate of return on net worth, yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini akan menyebut sebagai profitabilitas modal sendiri. Rasio ini menunjukan kemampuan modal pemilik yang ditanamkan oleh pemilik atau investor untuk menghasilkan laba bersih yang menjadi bagian dari pemilik”. Rumus Return On Equity adalah: EAT Return On Assets = Modal Sendiri
23
Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi keuntungan investor karena semakin efisien modal yang ditanamkannya. Dengan demikian, rasio ini sangat mendapat perhatian para investor. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen.
7.
Penelitian Terdahulu Berbagai penelitian baik dari dalam maupun luar negeri telah dilakukan
sehubungan dengan analisis laporan keuangan, akuntansi untuk pemain sepakbola dapat dilihat dari Tabel 2.1. Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Peneliti
Judul
Alat Analisis
Astria Prima Devi (2004)
Akuntansi Untuk Pemain Sepakbola
Analisis Laporan Keuangan
Hasil Penelitian -
-
Eli Gilad (2005)
Amir, Livne
Kase et (2006)
al
Akuntansi, Valuasi dan Durasi dari Kontrak Pemain Sepakbola Strategi Bisnis dan Strategi Olahraga
Analisis Aktiva Tak Berwujud
-
Analisis Komparatif
-
-
Riza
Analisis Atas Kinerja
Analisis Laporan
Pemain sepakbola sebagai aktiva tak berwujud. Human Capital memiliki peranan penting dalam meningkatkan nilai perusahaan. Menguji kapitalisasi dan biaya pada kontrak pemain sepakbola menurut IFRS 10. Pada periode jangka pendek, kesuksesan dari sebuah klub di sebuah kompetisi tidak menunjukkan keseimbangan pada sisi keuangannya. Pada jangka panjang, keuangan yang sehat berasal dari kesuksesan sebuah tim sepakbola di sebuah kompetisi. - Komponen
keuangan
24
Haryoprasetyo, Endang Kiswara (2013) Stanley Gyver (2013)
Muhammad Hananto Siddik, Anis Chariri (2013)
Financial Klub Sepakbola Profesional : Studi Kasus Pada Manchester United PLC Perlakuan Akuntansi Untuk Transfer Pemain Klub Sepakbola (Studi Kasus Pada Klub Sepakbola di Liga Inggris)
Keuangan Manchester United PLC
Manchester United PLC. - Perbandingkan rasio keuangan 2009-2012.
Analisis Laporan Keuangan Arsenal, Tottenham Hotspur, Everton dan Newcastle United
Mencari Format Laporan Keuangan Yang Sesuai Dengan Klub Sepakbola Di Indonesia : Studi Kasus Pada Klub Sepakbola Persema
Wawancara, Analisis Dokumen, Observasi
- Solusi pencatatan terhadap transfer pemain sepakbola yang dicatat sebagai aktiva tak berwujud. - Transfer pemain sepakbola sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan klub. - Laporan keuangan yang disajikan klub sepakbola Eropa telah mencerminkan aktivitas utama sebagai klub sepakbola. - Belum siapnya klub sepakbola di Indonesia menjadi sebuah perusahaan atau klub yang go public.
Sumber: Data diolah, 2014
B. Rerangka Pemikiran Untuk dapat memahami bagaimana perbandingan rasio-rasio keuangan serta perkembangan kinerja keuangan pada klub sepakbola, dapat digunakan suatu rerangka pemikiran. Berdasarkan penjabaran teori di atas, maka model rerangkan penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut :
25
Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran Laporan Keuangan Klub Sepakbola
Rasio Likuiditas (Qurrent Ratio & Quick Ratio)
Rasio Solvabilitas (Debt To Asset Ratio & Debt To Equity Ratio
Perbandingan Rasio Keuangan Klub Sepakbola
Perkembangan Kinerja Keuangan Klub Sepakbola
Rasio Profitabilitas (Return on Asset & Return on Equity