BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN
A. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada hakekatnya merupakan hasil proses dari akuntansi yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum yang dapat digunakan
untuk
mengkomunikasi
data
keuangan
kepada
pihak
yang
berkepentingan.
1. Pengertian laporan keuangan Menurut PSAK No. 1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah : Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Catatan atas Laporan Keuangan, dan Laporan Kas. Laporan keuangan sudah merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Kemudian laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah 6
7
merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Di samping itu dengan adanya laporan keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut dianalisis. (Kasmir, 2014:7) Bagi para analisis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Pada tahap pertama seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung ke suatu perusahaan. Dan seandainya dilakukan, ia pun tidak akan dapat mengetahui banyak tentang situasi perusahaan. Oleh karena itu, yang paling penting adalah media laporan keuangan. Laporan keuangan inilah yang menjadi sarana bahan sarana informasi (screen) bagi analis dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha dalam suatu periode tertentu, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu. (Sofyan Syafri Harahap, 2013:105). Sekali lagi dapat dikatakan bahwa dari laporan keuangan akan tergambar kondisi keuangan bank yang dapat memudahkan manajemen dalam menilai kinerja bank. Penilaian kinerja akan menjadi patokan atau ukuran apakah mampu atau berhasil dalam menjalankan kebijakan yang telah digariskan. (Kasmir, 2014:10)
8
2. Tujuan laporan keuangan Laporan keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki tujuan tertentu. Menurut PSAK No. 1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan suatu bank menurut Kasmir (2012:281) yaitu : 1. Memberikan informasi keuangan tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki. 2. Memberikan informasi keuangan tentang jenis dan jumlah kewajiban dan jenis-jenis kewajiban baik jangka pendek (lancar) maupun jangka panjang. 3. Memberikan informasi keuangan tentang jenis dan jumlah modal dan jenisjenis modal bank pada waktu tertentu. 4. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank tersebut. 5. Memberikan
informasi
keuangan
tentang
jumlah
biaya-biaya
yang
dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu. 6. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban, dan modal suatu bank. 7. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan.
9
3.
Sifat laporan keuangan Pencatatan yang dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan harus
dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Demikian pula dalam hal penyusunan laporan keuangan didasarkan kepada sifat laporan keuangan itu sendiri. Dalam praktiknya sifat laporan keuangan menurut Kasmir (2014:12) itu dibuat : 1. Bersifat historis Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang. Misalnya laporan keuangan disusun berdasarkan data satu atau dua atau beberapa tahun ke belakang (tahun atau periode sebelumnya). 2. Menyeluruh Bersifat menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian-sebagian (tidak lengkap) tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusahaan. Sementara itu, data masa lalu perusahaan yang ditampilkan dalam laporan keuangan merupakan kombinasi Munawir (2010:6) dari : 1. Fakta yang telah dicatat Fakta yang telah dicatat (recorded fact) artinya laporan keuangan disusun atau dibuat berdasarkan kenyataan yang sebenarnya atau fakta dari catatan
10
akuntansi. Fakta ini diambil dari peristiwa atau kejadian akuntansi pada waktu atau masa lalu, yaitu dari tahun-tahun sebelumnya. Fakta yang tercatat dalam pos-pos yang ada di laporan keuangan dinyatakan dalam harga pada saat terjadinya transaksi. Contoh fakta-fakta yang tercatat pada masa lalu tersebut misalnya : 1. Jumlah uang kas. 2. Jumlah uang di bank. 3. Jumlah persediaan. Segala sesuatu yang tercermin dalam laporan keuangan merupakan fakta historis. Oleh karena itu, laporan keuangan tidak menunjukkan kondisi keuangan bank secara utuh ke depan. Artinya ada pos-pos yang tidak dicatat sehingga tidak tampak dalam laporan keuangan. 2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi Maksud prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi (accounting convention and postulate) adalah pencatatan yang terjadi dalam laporan keuangan jelas didasarkan kepada prosedur-prosedur atau tanggapan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi. Dengan kata lain, catatan dalam laporan keuangan tidak dapat dilakukan dengan sekehendak pemilik atau manajemen bank, tetapi harus melalui tata cara atau prosedur yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi. Tujuannya tidak lain adalah agar laporan keuangan yang dibuat dapat memudahkan penyusunan, pemeriksaan, dan keseragaman. Hal-hal lain yang
11
juga digunakan dalam menyusun laporan keuangan adalah kebiasaan seperti berikut ini: a. Menganggap perusahaan akan berjalan terus-menerus. Dengan demikian, nilai yang tercatat dalam laporan keuangan merupakan nilai untuk perusahaan yang masih berjalan dan harga didasarkan pada saat terjadi peristiwa. b. Menganggap daya beli uang akan tetap stabil. Artinya semua transaksi atau peristiwa dicatat dalam jumlah uang dan tidak mengadakan perbedaan antara nilai dari berbagai tahun-tahun sebelumnya. 3. Pendapat pribadi Pendapat pribadi (personal judgement) artinya walaupun pencatatan akuntansi dalam laporan keuangan didasarkan pada dalil-dalil tertentu, penggunaan dasar dari dalil tersebut tergantung dari pendapat manajemen bank. Artinya juga pendapat atau judgement ini juga tergantung dari kemampuan para pembuatnya yang kemudian dikombinasikan dengan fakta serta dalil-dalil akuntansi yang disetujui.
4. Pemeriksaan laporan keuangan (audit) Laporan keuangan yang telah disusun perlu dilakukan pemeriksaan (audit) lebih lanjut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan tersebut benar-benar dapat dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak, baik kepada pemilik maupun pihak luar perusahaan. Artinya segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan dilaporkan secara benar sehingga berbagai pihak yang membutuhkan
12
informasi tentang keuangan perusahaan dapat membaca dan menganalisis dari laporan keuangan yang telah diperiksa kebenarannya. Di samping itu, pihak yang mengaudit laporan keuangan perusahaan juga harus merupakan lembaga resmi yang telah ditetapkan terutama untuk kepentingan pihak-pihak di luar perusahaan. Pemeriksaan laporan keuangan dapat dilakukan oleh 2 pihak menurut Kasmir (2014:17) yaitu : 1. Pihak dalam (intern) perusahaan 2. Pihak luar (ekstern) perusahaan Pemeriksaan laporan keuangan yang pertama oleh intern perusahaan, artinya oleh pemeriksaan yang memang sudah disiapkan oleh perusahaan. Dalam hal ini mereka dapat memperoleh data secara bebas sesuai dengan data aslinya. Pemeriksaan dilakukan sesuai dengan fakta yang sesungguhnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan laporan keuangan pasti terdapat kekurangan, baik yang disengaja maupun yang tidak. Oleh karena itu, pemeriksaan oleh intern perusahaan sangat penting dilakukan sebelum dilakukan oleh pihak luar perusahaan. Pemeriksaan oleh pihak luar perusahaan dilakukan oleh akuntan publik yang sudah memperoleh izin. Akuntan akan memberikan penilaian setelah meneliti dengan standar dan prosedur pemeriksaan yang lazim. Jenis pendapat akuntan yang umum terhadap laporan keuangan ada 4 menurut Sofyan Syafri Harahap (2013:19) yaitu : 1. Pendapat wajar 2. Pendapat wajar dengan kualifikasi (qualified opinion)
13
3. Pendapat tidak wajar (adserved opinion) 4. Tidak ada pendapat (disclaimer opinion)
5.
Pihak-pihak yang memerlukan laporan keuangan Menurut Kasmir (2014:18) laporan keuangan disusun berdasarkan berbagai tujuan. Tujuan utamanya adalah untuk kepentingan pemilik saham dan manajemen perusahaan dan memberikan informasi kepada berbagai pihak yang sangat berkepentingan terhadap bank. Artinya pembuatan dan penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik pihak intern maupun ekstern bank. Berikut ini penjelasan masing-masing pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan bank menurut Kasmir (2012:282) yaitu :
1. Pemegang Saham Kepentingan bagi para pemegang saham yang merupakan pemilik perusahaan terhadap hasil laporan keuangan yang telah dibuat adalah : a. Untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan saat ini. b. Untuk melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan manajemen dalam menciptakan laba dan pengembangan aset perusahaan. Dari laporan ini pemegang saham dapat menilai kedua hal tersebut apakah ada perubahan atau tidak. Kemudian jika memperoleh laba, pemilik mengetahui berapa dividen yang akan diperolehnya.
14
c. Untuk menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan. Artinya penilaian diberikan untuk manajemen perusahaan ke depan, apakah perlu pergantian manajemen atau tidak. Kemudian, disusun rencana berikutnya untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan, baik penambahan maupun perbaikan. d. Mengetahui nilai saham dan laba per lembar saham. 2. Manajemen Bagi pihak manajemen bank laporan keuangan yang dibuat merupakan cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Berikut ini nilai penting laporan keuangan bagi manajemen yaitu : a. Dengan laporan keuangan yang dibuat, manajemen dapat menilai dan mengevaluasi kinerja mereka dalam suatu periode, apakah telah mencapai target-target atau tujuan yang telah ditetapkan atau tidak. b. Manajemen juga akan melihat kemampuan mereka mengoptimalkan sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan yang ada selama ini. c. Laporan keuangan dapat digunakan untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki bank saat ini sehingga dapat menjadi dasar pengambilan keputusan di masa yang akan datang. d. Laporan keuangan dapat digunakan untuk mengambil keputusan keuangan ke depan berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki bank, baik dalam hal perencanaan, pengawasan, dan pengendalian ke depan sehingga target-target yang diinginkan dapat tercapai.
15
e. Penilaian pemilik untuk memberikan kompensasi dan karier manajemen serta mempercayakan pihak manajemen untuk memimpin bank pada periode berikutnya. 3. Pemerintah Pemerintah juga memiliki nilai penting atas laporan keuangan yang dibuat bank. Bahkan pemerintah melalui Departemen Keuangan mewajibkan setiap perusahaan untuk menyusun dan melaporkan keuangan bank secara periodik. Arti penting laporan keuangan bagi pihak pemerintah adalah : a. Untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh keuangan bank yang sesungguhnya. b. Untuk mengetahui kewajiban bank terhadap Negara dari hasil laporan keuangan yang dilaporkan. Dari laporan ini akan terlihat jumlah pajak yang harus dibayar kepada Negara secara jujur dan adil. c. Sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijaksanaan baru. d. Menilai apakah bank memerlukan bantuan atau tindakan lain. e. Bagi lembaga pemerintah lainnya bisa menjadi bahan penyusunan data dan statistik. f. Untuk mengetahui kemajuan bank yang bersangkutan. g. Pemerintah juga berkepentingan terhadap kepatuhan bank dalam melaksanakan kebijakan moneter yang telah ditetapkan. h. Pemerintah juga berkepentingan sampai sejauh mana peranan perbankan dalam pengembangan sektor-sektor industri tertentu.
16
4. Karyawan Bagi karyawan dengan adanya laporan keuangan juga untuk mengetahui kondisi keuangan bank yang sebenarnya. Dengan mengetahui ini mereka juga paham tentang kinerja mereka, sehingga mereka juga merasa perlu mengharapkan
peningkatan
kesejahteraan
apabila
bank
mengalami
keuntungan dan sebaliknya perlu melakukan perbaikan jika bank mengalami kerugian. 5. Masyarakat Luas Bagi masyarakat luas laporan keuangan bank merupakan suatu jaminan terhadap uang yang disimpan di bank. Jaminan ini diperoleh dari dari laporan keuangan yang ada dengan melihat angka-angka yang ada di laporan keuangan. Dengan melihat adanya laporan keuangan pemilik dana dapat mengetahui kondisi bank yang bersangkutan sehingga masih tetap mempercayakan dananya disimpan di bank yang bersangkutan atau tidak.
6. Karakteristik laporan keuangan Kriteria persyaratan laporan akuntansi keuangan yang dianggap dapat memenuhi keinginan tersebut yaitu keinginan para pemakai atau pembaca laporan keuangan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:5) karakteristik pokok laporan keuangan adalah sebagai berikut :
17
a. Dapat Dipahami Kualitas informasi yang penting ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. b. Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi pengguna di masa lalu. c. Keandalan Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. d. Dapat Diperbandingkan Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (tren) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
18
7. Jenis laporan keuangan Jenis laporan keuangan bank menurut PSAK No. 1 Paragraf ke 49 (Revisi 2009), laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini : a. Neraca Neraca merupakan laporan yang digunakan dalam rangka menunjukkan seberapa besar aset, kewajiban, dan modal suatu perusahaan dalam periode waktu tertentu. b. Laporan laba rugi Laporan laba rugi memberikan gambaran mengenai laba atau rugi perusahaan dalam kegiatannya menghasilkan suatu barang atau jasa dan proses penjualan dalam satu periode. c. Laporan perubahan modal Laporan yang memberikan gambaran mengenai besarnya saldo modal perusahaan pada periode tertentu yang dipengaruhi oleh laba atau rugi bersih operasi. d. Laporan arus kas Laporan perputaran penggunaan kas perusahaan yang digolongkan ke dalam arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan.
19
e. Catatan atas laporan keuangan Merupakan penjelasan dari laporan keuangan neraca, laba rugi, perubahan modal, dan arus kas perusahaan serta informasi yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. Laporan keuangan bank yang biasa disusun menurut Kasmir (2012:284) : a. Neraca Neraca (balance sheet) merupakan laporan keuangan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada tanggal tertentu. Komponen atau isi yang terkandung dalam suatu aktiva dibagi ke dalam 3 jenis yaitu: 1. Aktiva lancar 2. Aktiva tetap 3. Aktiva lainnya Kewajiban dibagi ke dalam 2 jenis yaitu : 1. Kewajiban lancar (hutang jangka pendek) 2. Hutang jangka panjang Komponen modal terdiri dari yaitu : 1. Modal setor 2. Laba yang ditahan dan lainnya Posisi aktiva pada neraca disajikan pada sisi kanan secara berurutan dari atas ke bawah untuk neraca berbentuk skontro. Sementara itu, untuk
20
neraca yang berbentuk laporan, penyusunannya dimulai dari atas secara berurutan ke bawah. Penyusunan neraca dimulai dari yang paling likuid (lancar), yaitu mulai dari aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lainnya.
Komponen yang
terkandung dalam aktiva lancar adalah seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan sebagainya. Kemudian aktiva tetap dibagi 2 yaitu, aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud. Komponen dalam aktiva tetap berwujud seperti tanah, bangunan, mesin, kendaraan, peralatan, dan lainnya, sedangkan dalam aktiva tidak berwujud seperti paten, goodwill, opsi, dan lainnya. Selanjutnya, posisi yang paling bawah diisi oleh aktiva lainnya, artinya tidak tergolong aktiva lancar maupun aktiva tetap. Sebagai contoh bangunan dalam proses, piutang jangka panjang, tanah dalam penyelesaian, uang jaminan dan lainnya. Sisi sebelah kiri neraca berisi kewajiban (hutang) dan modal (ekuitas) perusahaan. Kewajiban untuk neraca berbentuk skontro. Komponennya dimulai dari kewajiban (hutang) jangka pendek (lancar), artinya hutang yang memiliki jangka waktu tidak lebih dari satu tahun seperti hutang dagang, hutang wesel, hutang bank. Selanjutnya di bawah hutang jangka pendek adalah hutang jangka panjang. Hutang jangka panjang merupakan hutang yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun seperti : obligasi, hipotek, atau hutang bank diatas satu tahun.
21
Posisi yang terakhir di sisi kiri neraca adalah modal perusahaan atau ekuitas. Komponen modal terdiri dari antara lain modal disetor, laba ditahan, cadangan laba, hibah, atau lainnya. Secara garis besar komponen neraca dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Komponen harta (di sisi Aktiva) a. Kas b. Giro pada Bank Indonesia c. Giro pada bank lain d. Penempatan pada bank lain e. Surat-surat berharga f. Kredit yang diberikan g. Penyertaan h. Pendapatan yang masih harus diterima i.
Biaya di bayar di muka
j.
Uang muka pajak
k. Tanah l.
Bangunan
m. Peralatan n. Aktiva sewa guna usaha o. Aktiva lain-lain
22
2. Komponen hutang (kewajiban) serta modal (ekuitas) tergambar dalam posisi pasiva sebagai berikut : a. Giro b. Tabungan c. Deposito berjangka d. Sertifikat deposito e. Kewajiban segera lainnya f. Surat berharga yang diterbitkan g. Pinjaman yang diterima h. Kewajiban sewa guna usaha i.
Beban yang masih harus dibayar
j.
Taksiran hutang pajak
k. Kewajiban lain-lain l.
Pinjaman subordinasi
m. Modal pinjaman n. Hak minoritas 3. Komponen Ekuitas : 1. Modal inti terdiri dari : a. Modal disetor Merupakan modal yang telah disetor oleh pemilik bank, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
23
b. Agio saham (disagio) Merupakan kelebihan harga saham atas nilai nominal saham yang bersangkutan. c. Modal sumbangan Merupakan modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham, termasuk modal dari donasi dari luar bank. d. Selisih penjabaran laporan keuangan e. Selisih perincian kembali aktiva tetap f. Laba ditahan Merupakan saldo laba bersih setelah diperhitungkan pajak dan telah diputuskan RUPS untuk tidak dibagikan. g. Cadangan umum Merupakan cadangan yang diperoleh dari penyisihan laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak. h. Cadangan tujuan Merupakan bagian laba setelah dikurangi pajak yang telah disisihkan untuk tujuan tetentu. i.
Laba tahun lalu Merupakan seluruh laba bersih tahun lalu setelah diperhitungkan pajak.
j.
Rugi tahun lalu Merupakan kerugian yang telah diderita pada tahun lalu.
24
k. Laba tahun berjalan Merupakan laba yang telah diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran hutang pajak. l.
Rugi tahun berjalan Merupakan rugi yang telah diderita dalam tahun buku yang sedang berjalan.
2. Modal pelengkap terdiri dari : a. Cadangan revaluasi aktiva tetap Merupakan cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali dari aktiva tetap yang dimiliki bank. b. Penyisihan penghapusan aktiva produktif Merupakan cadangan yang dibentuk dengan cara membebankan laba rugi tahun berjalan dengan maksud untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak diterima seluruh atau sebagian aktiva produktif. c. Modal pinjaman Merupakan pinjaman yang didukung oleh warkat-warkat yang memiliki sifat seperti modal (maksimum 50% dari jumlah modal inti).
25
d. Pinjaman subordinasi Merupakan pinjaman yang telah memenuhi syarat seperti ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman, memperoleh persetujuan BI dan tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan perjanjian lainnya. Bentuk neraca menurut Kasmir (2012:285) diantaranya sebagai berikut : 1. Bentuk skontro atau horizontal (account form) 2. Bentuk laporan (report fom) 3. Bentuk lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan dan posisi keuangan perusahaan
Tabel 2.1 Contoh Laporan Neraca Bentuk Skontro atau Horizontal (account form) PT BANK CENTRAL ASIA TBK Neraca Konsolidasi Neraca per 31 Desember 2013 Aktiva Aktiva lancar Penyertaan Aktiva tetap Aktiva lainnya
Xx Xx Xx Xx
Pasiva Hutang jangka pendek Hutang jangka panjang
Xx Xx
Equitas
Xx
Jumlah aktiva XX Jumlah pasiva Sumber: Kasmir: Manajemen Perbankan, Rajawali Pers, Jakarta 2012
Xx
26
Tabel 2.2 Contoh Laporan Neraca Bentuk Vertikal (report form) PT BANK CENTRAL ASIA TBK Neraca Konsolidasi Neraca Per 31 Desember 2013 Aktiva Aktiva lancar Penyertaan Aktiva tetap Aktiva lainnya Total aktiva Pasiva Hutang jangka pendek Hutang jangka panjang Ekuitas Total pasiva
Xx Xx Xx Xx Xxx Xx Xx Xx Xxx
Sumber: Kasmir: Manajemen Perbankan, Rajawali Pers, Jakarta 2012
b. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi berisi jumlah pendapatan yang diperoleh dan jumlah biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain, laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode tertentu. Laporan laba rugi terdiri dari penghasilan dan biaya perusahaan pada periode tertentu, biasanya untuk satu tahun atau tiap semester enam bulan atau tiga bulan. Komponen pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi terdiri dari 2 jenis menurut Kasmir (2014:46) yaitu :
27
1. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan. 2. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari di luar usaha pokok perusahaan. Komponen pengeluaran atau biaya-biaya juga terdiri dari 2 jenis yaitu : 1. Pengeluaran atau biaya yang dibebankan dari usaha pokok perusahaan. 2. Pengeluaran atau biaya yang dibebankan dari di luar usaha pokok perusahaan. Komponen-komponen yang terdapat dalam suatu laporan laba rugi : 1. Pendapatan : a. Pendapatan usaha b. Pendapatan di luar usaha 2. Biaya-biaya : a. Biaya bunga b. Biaya penjualan c. Biaya umum dan administrasi d. Biaya di luar usaha Bentuk laporan laba rugi dapat disusun dalam 2 bentuk menurut Kasmir (2012:287) yaitu : 1. Bentuk tunggal (single step system) 2. Bentuk majemuk (multiple step)
28
Tabel 2.3 Contoh Bentuk Laporan Laba Rugi Single Step System PT BANK CENTRAL ASIA Tbk Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2013 Komponen Pendapatan pokok (operasional) Pendapatan di luar usaha pokok Total pendapatan Biaya-biaya : Biaya bunga Biaya penjualan Biaya umum dan administrasi Biaya di luar usaha pokok
Jumlah Xx Xx Xx
Xx Xx Xx Xx Xx Xx
Total biaya Laba bersih sebelum pajak (EBT)
Sumber: Kasmir: Manajemen Perbankan, Rajawali Pers, Jakarta 2012
Tabel 2.4 Contoh Bentuk Laporan Laba Rugi Multiple Step System PT BANK CENTRAL ASIA Tbk Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2013 Komponen Pendapatan usaha Biaya-biaya usaha Laba bersih usaha
Jumlah Xx Xx Xx
Xx Pendapatan di luar usaha Xx Biaya di luar usaha Xx Laba bersih Xx Laba bersih sebelum pajak Sumber: Kasmir: Manajemen Perbankan, Rajawali Pers, Jakarta 2012
29
c. Laporan Komitmen dan Kontinjensi Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Contoh laporan komitmen adalah komitmen kredit, komitmen penjualan atau pembelian aktiva bank dengan syarat Repurchase Agreement (Repo), sedangkan laporan kontinjensi merupakan tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang. Penyajian laporan komitmen dan kontinjensi disajikan tersendiri tanpa pos lama. d. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan bank baik yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan. e. Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai posisi Devisa Netto, menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya. f. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri maupun luar negeri, sedangkan
30
laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya.
B. Analisis Laporan Keuangan Informasi dalam laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan suatu keputusan ekonomi. Namun, di sisi lain ditemukan bahwa ternyata laporan keuangan masih memiliki keterbatasan dalam informasi yang disajikan di dalamnya. Dengan melakukan analisis lebih lanjut terhadap laporan keuangan melalui proses perbandingan akan diperoleh prediksi tentang apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Disinilah salah satu arti penting dari analisis laporan keuangan.
1. Pengertian analisis laporan keuangan Menurut Pangaribuan dan Yahya (2009) menyatakan bahwa analisis laporan keuangan merupakan bagian dari analisis bisnis. Analisis bisnis merupakan analisis atas prospek dan resiko perusahaan untuk kepentingan pengambilan keputusan bisnis. Analisis bisnis membantu pengambilan keputusan dengan melakukan evaluasi atas lingkungan bisnis perusahaan, strateginya, serta kinerja keuangannya. Kasmir
(2014:66)
berpendapat
bahwa
laporan
keuangan
disusun
berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan dengan prosedur akuntansi dan
31
penilaian yang benar, akan terlihat kondisi keuangan bank yang sesungguhnya. Kondisi keuangan yang dimaksud adalah diketahuinya berapa jumlah harta (kekayaan), kewajiban (hutang), serta modal (ekuitas) dalam neraca yang dimiliki. Jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dengan demikian, dapat diketahui bagaimana hasil usaha (laba atau rugi) yang diperoleh selama periode tertentu dari laporan laba rugi yang disajikan. Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemegang saham dan manajemen tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan bank saat ini. Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki bank. Dengan mengetahui kelemahan ini, manajemen bank akan dapat memperbaiki atau menutupi kelemahan tersebut. Kemudian, kekuatan yang dimiliki harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Dengan adanya kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, akan tergambar kinerja selama ini. Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang diharapkan benar-benar tepat pula.
32
2. Tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan Tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan menurut Kasmir (2014:68) adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui posisi keuangan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode. 2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan bank. 3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki. 4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan saat ini. 5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
3. Bentuk-bentuk dan teknik analisis laporan keuangan Sebelum melakukan analisis laporan keuangan, diperlukan langkahlangkah atau prosedur tertentu. Langkah atau prosedur ini diperlukan agar urutan proses analisis mudah untuk dilakukan. Menurut Kasmir (2014:68) adapun langkah atau prosedur yang dilakukan dalam analisis keuangan adalah :
33
1. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun beberapa periode. 2. Melakukan pengukuran-pengukuran atau perhitungan-perhitungan dengan rumus-rumus tertentu, sesuai dengan standar yang biasa digunakan secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar-benar tepat. 3. Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan secara cermat. 4. Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dibuat. 5. Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan. 6. Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisis tersebut. Menurut Kasmir (2014:69), terdapat 2 macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu sebagai berikut : 1. Analisis Vertikal (Statis) Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode tidak diketahui. 2. Analisis Horizontal (Dinamis) Analisis
horizontal
merupakan
analisis
yang
dilakukan
dengan
membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis
34
ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain. Kemudian di samping metode yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan, terdapat beberapa jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan. Adapun jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Analisis perbandingan antara laporan keuangan Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode. Analisis perbandingan laporan keuangan dapat dilakukan dengan dua model, yaitu : analisis horizontal (analisis dinamis) dan analisis vertikal (analisis statis). Dalam analisis horizontal yang dibandingkan adalah laporan keuangan untuk beberapa periode, sedangkan analisis vertikal adalah jika kita hanya membandingkan satu pos yang lain dalam satu laporan keuangan dan hanya meliputi satu periode laporan keuangan. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari analisis horizontal jika dibandingkan dengan analisis vertikal. Dalam analisis horizontal, kita akan tahu terjadinya perubahan-perubahan terhadap komponen
laporan
keuangan dari periode ke periode lain. Sementara itu dalam analisis statis hal tersebut tidak terlihat. Kemudian, laporan analisis horizontal akan mempermudah kita untuk mengambil keputusan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan sehubungan dengan perubahan yang terjadi.
35
2. Analisis trend Analisis trend atau tendensi merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu. Analisis ini dilakukan dari periode ke periode sehingga akan terlihat apakah perusahaan akan mengalami perubahan yaitu naik, turun, tetap, serta seberapa besar perubahan tersebut yang dihitung dalam persentase. Dalam analisis trend perbandingan analisis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis horizontal atau dinamis. Data yang digunakan adalah data tahunan atau periode yang digunakan biasanya hanya dua atau tiga periode saja. Jika data yang digunakan lebih dari dua atau tiga periode, metode yang digunakan adalah angka indeks. Data keuangan yang akan digunakan untuk mengadakan analisis trend dengan persentase adalah data yang paling awal. Kemudian, data tersebut dibandingkan dengan data selanjutnya. Artinya data paling awal dianggap sebagai tahun dasar sebagai awal perhitungan. Dalam analisis trend harus ditentukan tahun dasar sebagai pembanding. Baru kemudian dicairkan angka indeksnya. Rumus untuk mencari angka indeks adalah sebagai berikut : Angka Indeks =
Tahun pembanding x 100 % Tahun dasar
3. Analisis persentase per komponen Analisis persentase per komponen merupakan teknik analisis laporan keuangan dengan menganalisis komponen-komponen yang ada dalam
36
laporan keuangan, baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi. Tujuan analisis persentase per komponen adalah untuk mengetahui hal-hal antara lain : a. Persentase investasi terhadap masing-masing aktiva atau terhadap passiva. b. Struktur permodalan. c. Komposisi biaya terhadap penjualan. Analisis ini dilakukan dengan membandingkan setiap perubahan dalam pos-pos dengan total aktiva atau total pasiva atau total penjualan. Dengan demikian, akan terlihat suatu kenaikan atau penurunan apakah akan menjadi berarti atau memiliki makna tertentu. Antara komponen Piutang dengan Total Aktiva Piutang Total Aktiva
x 100%
Antara komponen Hutang Jangka Pendek dengan Total Passiva Hutang Jangka Pendek x 100% Total Passiva Antara komponen Sediaan dengan Total Aktiva Sediaan Total Passiva
x 100%
Antara komponen Harga Pokok Penjualan dengan Penjualan Bersih Harga Pokok Penjualan x 100% Penjualan bersih
37
Antara komponen Laba Operasional dengan Penjualan Bersih Laba Operasional x 100% Penjualan Bersih 4. Analisis sumber dan penggunaan dana Analisis sumber dan penggunaan dana merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu periode. Analisis ini juga untuk mengetahui jumlah modal kerja dan sebab-sebab berubahnya modal kerja perusahaan dalam suatu periode. 5. Analisis sumber dan penggunaan kas Analisis sumber dan penggunaan kas merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas perusahaan dan penggunaan uang kas dalam suatu periode. Selain itu, juga untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas dalam suatu periode tertentu. 6. Analisis rasio Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. 7. Analisis kredit Analisis kredit merupakan analisis yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu kredit dikucurkan oleh lembaga keuangan seperti bank. Dalam analisis ini digunakan beberapa cara alat analisis yang digunakan.
38
8. Analisis laba kotor Analisis laba kotor merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari periode ke satu periode. Kemudian juga untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya laba kotor tersebut antara periode. 9. Analisis titik pulang pokok atau titik impas (break even point) Analisis titik pulang pokok disebut juga analisis titik impas (break even point). Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui pada kondisi berapa penjualan produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Kegunaan analisis ini adalah untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan.
4. Kelemahan Analisis Laporan Keuangan Kelemahan analisis laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2013:152) adalah sebagai berikut : 1. Analisis laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan, oleh karenanya kelemahan laporan keuangan harus selalu diingat agar kesimpulan dari analisis itu tidak salah. 2. Objek analisis laporan keuangan hanya laporan keuangan. Untuk meneliti suatu perusahaan tidak cukup hanya dari angka-angka laporan keuangan. Kita juga harus melihat aspek lainnya seperti tujuan perusahaan situasi ekonomi, situasi industri, gaya manajemen, budaya perusahaan, dan budaya masyarakat.
39
3. Objek analisis adalah data historis yang menggambarkan masa lalu dan kondisi ini bisa berbeda dengan kondisi masa depan. 4. Jika kita melakukan perbandingan dengan perusahaan lain maka perlu melihat beberapa perbedaan prinsip yang bisa menjadi penyebab perbedaan angka misalnya : a. Prinsip akuntansi b. Size perusahaan c. Jenis industri d. Periode laporan e. Laporan individual atau konsolidasi f. Jenis perusahaan aspek profit motive atau nonprofit motive 5. Laporan keuangan hasil konsolidasi atau hasil konversi mata uang asing perlu mendapat perhatian tersendiri karena perbedaan bisa saja timbul karena masalah kurs konversi atau metode konsolidasi. 6. Kelemahan analisis rasio.
C. Analisis Rasio Keuangan Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun mata uang asing. Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti jika hanya dilihat satu sisi saja. Angka-angka ini akan menjadi lebih apabila dapat kita
40
bandingkan antara satu komponen dengan komponen lainnya. Caranya adalah dengan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan. Setelah melakukan perbandingan, dapat disimpulkan posisi keuangan suatu periode tertentu. Pada akhirnya kita dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tersebut. Perbandingan ini kita kenal dengan nama analisis rasio keuangan.
1. Pengertian rasio keuangan Pengertian rasio keuangan menurut Kasmir (2014:104) merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode. Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja bank dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif. Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan sebagai evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja bank dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan
41
target perusahaan. Atau kebijakan yang harus diambil oleh pemilik perusahaan untuk melakukan perubahan terhadap orang-orang yang duduk dalam manajemen ke depan.
2. Kelemahan Teknik Analisis Rasio Teknik analisis rasio merupakan sebagian dari konsep analisis laporan keuangan. Teknik analisis rasio menurut Sofyan Syafri Harahap (2013:153) memiliki kelemahan sebagai berikut : 1. Rasio itu diambil dari data akuntansi yang juga memiliki sifat-sifat tersendiri yang harus diketahui dan memerlukan tafsiran tersendiri. Dan bukan tidak mungkin data akuntansi itu sendiri mengandung data manipulasi atau kesalahan-kesalahan lainnya. Perbedaan-perbedaan yang sama-sama boleh dalam akuntansi misalnya perbedaan metode penyusutan akan memberikan data keuangan yang berbeda, penilaian persediaan, periode akuntansi, dan lain-lain. Kalau kita ingin menganalisis 2 (dua) perusahaan yang berbeda dan ingin membandingkannya, kita harus melakukan : a. Analisis tentang prinsip akuntansi yang dianut. b. Penyesuaian (rekonsiliasi) atas hal-hal yang berbeda. 2. Dalam menilai suatu rasio baik atau buruk, analisis harus hati-hati. Turnover yang tinggi belum tentu baik. Mungkin perusahaan melakukan obral besarbesaran dan cenderung mau bangkrut atau mungkin jenis perusahaannya
42
berbeda. Rasio Turnover untuk perusahaan supermarket berbeda sekali dengan perusahaan dealer mobil mewah misalnya. 3. Membandingkan dengan Industrial ratio (yang belum ada di Indonesia) harus hati-hati. Karena banyak trik-trik yang digunakan manajemen untuk memperbaiki rasio. 4. Harus juga disadari bahwa laporan keuangan yang dianalisis tidak menggambarkan perubahan nilai uang dan tenaga belinya.
3. Keunggulan analisis rasio Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya. Keunggulan tersebut menurut Sofyan Syafri Harahap (2013:298) adalah : 1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score). 5. Menstandarisir size perusahaan. 6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.
43
7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
4. Bentuk-bentuk rasio keuangan bank Rasio keuangan bank yang akan disajikan menurut Kasmir (2012:310) : 1. Rasio Likuiditas Bank Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa likuid suatu bank dalam melayani nasabahnya. Rasio ini terdiri dari beberapa jenis yaitu : a. Quick ratio b. Investing policy ratio c. Banking ratio d. Assets to loan ratio e. Investment portfolio ratio f. Cash ratio g. Loan to deposit ratio h. Investment risk ratio i. Liquidity risk ratio j. Credit risk ratio k. Deposit risk ratio 2. Rasio Solvabilitas Bank Rasio ini bertujuan untuk mengukur efektivitas bank dalam mencapai tujuannya. Rasio ini terdiri dari beberapa jenis yaitu :
44
a. Primary ratio b. Risk assets ratio c. Secondary risk ratio d. Capital ratio e. Capital risk f. Capital adequacy ratio g. Gross yield on total assets h. Gross profit margin on total assets i. Net income on total assets 3. Rasio Rentabilitas Bank Rasio rentabilitas bank merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank dalam suatu periode tertentu. Rasio ini terdiri dari : a. Gross profit margin b. Net profit margin c. Return on equity capital d. Return on total assets e. Rate return on loan f. Interest margin on earning assets g. Leverage multiplier h. Assets utilization i. Interest expense ratio
45
j. Cost of fund k. Cost of money l. Cost of loanable fund m. Cost operable fund n. Cost of efficiency
D. Kinerja Keuangan Bank
1. Pengertian Kinerja Keuangan Bank Menurut Fahmi (2011), yang dimaksud kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Bank sebagai suatu perusahaan mempunyai tujuan tertentu yang menunjukkan apa yang ingin dilakukan dalam memenuhi kepentingan dari karyawannya. Untuk menilai apakah tujuan yang telah ditetapkan tidak mudah dilakukan karena menyangkut beberapa aspek manajemen bank yang harus dipertimbangkan. Sebagai wujud hasil yang dicapai bank dalam periode waktu usaha tertentu, selalu berhubungan sangat erat dengan kinerja yang dilakukan bank dalam operasionalisasinya. Selalu terjadi hubungan yang positif antara kinerja bank dengan hasil atau prestasi yang dicapai, yaitu apabila kinerja bank baik maka
46
hasil yang diperoleh juga baik begitu pula sebaliknya apabila kinerja bank buruk maka hasil yang diperoleh juga buruk. Pengukuran kinerja bank yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen merupakan persoalan yang kompleks dan sulit karena menyangkut persoalan efektivitas pemanfaatan modal, efisiensi dan rentabilitas dari kegiatan bank dan menyangkut nilai serta keamanan dari berbagai tuntutan yang timbul terhadap bank dari pihak ketiga. Penilaian kinerja bank adalah penilaian terhadap efisiensi dan efektivitas bank yang dilakukan secara berkala atas dasar laporan manajemen dan laporan keuangan. Terlihat dari sini bahwa kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai oleh bank pada saat tertentu dengan menggunakan perhitungan berdasarkan tolak ukur yang didasarkan pada laporan keuangan. Tolak ukur yang sering digunakan dalam pengukuran kinerja adalah rasio yang berhubungan dengan data keuangan satu dengan lainnya sehingga perlu diberikan interpretasi agar lebih memahami kondisi keuangan dan kinerja bank.
2. Tujuan penilaian kinerja keuangan Tujuan dari penilaian kinerja antara lain menurut Fahmi (2011) adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas bank, yaitu kemampuan mengukur seberapa likuid suatu bank dalam melayani nasabahnya.
47
2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas bank, yaitu kemampuan mengukur efektivitas bank dalam mencapai tujuannya. 3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas bank, yaitu kemampuan mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank dalam suatu periode tertentu. 4. Untuk mengetahui stabilitas usaha bank, yaitu kemampuan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan pertimbangan kemampuan bank membayar beban bunga termasuk kemampuan perusahaan membayar deviden secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan.
E. Kajian Riset Terdahulu Sebagai acuan dari studi ini dapat disebutkan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Berdasarkan pada hasil penelitian yang pernah dilakukan yaitu sebagai berikut :
48
Tabel 2.5 Kajian Riset Terdahulu N o 1.
Nama dan Tahun Penelitian Kartika Prahastuti (2013)
Judul
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Penilaian Rasio Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Antam (Persero) Tbk. UBPP Logam Mulia Periode 2010-2012.
Metode kualitatif dengan melakukan perhitunga n terhadap data kuantitatif.
Analisis overall atau secara umum bernilai baik, yaitu rasio lancar yang pada tahun 2012 7,16 kali, debt to assets ratio sebesar 13,20%, debt to equity ratio sebesar 15,21%, return on assets sebesar 31,71%, return on equity sebesar 36,53%, perputaran total aktiva sebesar 5,71 kali, dan perputaran piutang sebesar 735,64 kali. Rasio likuiditas Koperasi Agro Niaga Jabung dilihat dari current ratio dan quick ratio menunjukkan fluktuasi dari tahun 20052009 cenderung mengalami peningkatan. Pada rasio solvabilitas, debt ratio mengalami penurunan terjadi pada tahun 2005, 2007, dan 2009. Rasio profitabilitas mengalami penurunan pada tahun 2005-2009. Rasio aktivitas mengalami fluktuasi dan cenderung mengalami peningkatan. PT. Bank Bukopin Tbk. Selama periode 2009-2011 termasuk dalam kategori sehat. Tahun 2009 total nilai kredit sebesar 86,20.Tahun 2010 total nilai kredit sebesar 89,11. Tahun 2011 total nilai kredit sebesar 90,87.
2.
Siti Mutmaidah (2010)
Analisis Rasio Sebagai Tolak Ukur Kinerja Keuangan Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung Malang Pada Periode 2005-2009.
Penelitian kuantitatif, dengan pendekatan deskriptif. Lebih menekanka n pada pengujian teori-teori pengukuran variabelvariabel penelitian dengan angka.
3.
Suhaidah Amalia (2012)
Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode CAMEL (Studi Kasus Pada PT. Bank Bukopin Tbk Tahun 20092011).
Penelitian deskriptif.
49
F. RERANGKA PEMIKIRAN 1. Pengaruh laporan keuangan baik sebelum diaudit dan setelah diaudit terhadap kinerja bank yang didasarkan pada analisis rasio likuiditas bank Kasmir (2014:128) mengemukakan bahwa ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya terutama hutang jangka pendek (yang sudah jatuh tempo) disebabkan oleh berbagai faktor. Pertama, bisa dikarenakan memang perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali. Atau kedua, bisa mungkin saja perusahaan memiliki dana, namun saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki dana (tidak cukup) secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu untuk mencairkan aktiva lainnya seperti menagih piutang, menjual suratsurat berharga, atau menjual sediaan atau aktiva lainnya. Tidak jarang pula bank mengalami hal sebaliknya, yaitu kelebihan dana. Artinya jumlah dana tunai dan dana yang segera dapat dicairkan melimpah. Kejadian ini bagi perusahaan juga kurang baik karena ada aktivitas yang tidak dilakukan secara optimal. Manajemen kurang mampu menjalankan kegiatan operasional bank, terutama dalam hal menggunakan dana yang dimiliki. Sudah pasti hal ini akan berpengaruh terhadap usaha pencapaian laba seperti yang diinginkan. Penyebab utama kejadian kekurangan dan ketidakmampuan bank untuk membayar kewajibannya tersebut sebenarnya adalah akibat kelalaian manajemen bank dalam menjalankan usahanya. Kemudian sebab lainnya adalah sebelumnya pihak manajemen perusahaan tidak menghitung rasio keuangan yang diberikan sehingga tidak mengetahui bahwa sebenarnya kondisi bank sudah dalam keadaan
50
tidak mampu lagi karena nilai hutangnya lebih tinggi dari harta lancarnya. Seandainya perusahaan sudah menganalisis rasio yang berhubungan dengan hal tersebut, bank dapat mengetahui dengan mudah kondisi dan posisi perusahaan. Analisis keuangan yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang atau kewajibannya dikenal dengan nama analisis rasio likuiditas. Dengan kata lain rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar bank maupun pihak di dalam bank. Terdapat 2 hasil penilaian terhadap pengukuran rasio likuiditas, yaitu apabila perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, dikatakan bank tersebut dalam keadaan likuid. Sebaliknya apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut, dikatakan bank dalam keadaan illikuid.
2. Pengaruh laporan keuangan baik sebelum diaudit dan setelah diaudit terhadap kinerja bank yang didasarkan pada analisis rasio solvabilitas bank Kasmir (2014:150) berpendapat bahwa setiap bank memiliki berbagai kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana agar bank dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dana selalu dibutuhkan untuk menutupi seluruh atau sebagian dari biaya yang diperlukan baik dana jangka pendek maupun dana jangka panjang. Menutupi kekurangan akan kebutuhan dana, perusahaan memiliki beberapa pilihan sumber dana ini tergantung dari tujuan, syarat-syarat, keuntungan, dan kemampuan perusahaan tentunya.
51
Mengingat penggunaan salah satu dari dana tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan perlu disiasati agar dapat saling menunjang. Caranya adalah dengan melakukan kombinasi dari masing-masing jumlah sumber dana. Besarnya penggunaan masing-masing sumber dana harus dipertimbangkan agar tidak membebani bank baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kombinasi dari penggunaan dana dikenal dengan nama rasio solvabilitas. Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva bank dibiayai dengan hutang. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan bank untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila bank dibubarkan (dilikuidasi). Apabila dari hasil perhitungan, bank ternyata memiliki rasio solvabilitas yang tinggi, hal ini akan berdampak timbulnya risiko kerugian lebih besar, tetapi juga ada kesempatan mendapat laba juga besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas lebih rendah tentu mempunyai risiko kerugian lebih kecil pula terutama pada saat perekonomian menurun.
3. Pengaruh laporan keuangan baik sebelum diaudit dan setelah diaudit terhadap kinerja bank yang didasarkan pada analisis rasio rentabilitas bank Kasmir (2014:196) mengemukakan bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai suatu bank adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal lainnya. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, bank dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemegang saham,
52
karyawan, serta meningkatkan produk baru. Oleh karena itu manajemen bank dalam praktiknya dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Artinya besarnya keuntungan haruslah dicapai sesuai yang dengan diharapkan dan bukan berarti asal untung. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu bank digunakan rasio rentabilitas. Rasio rentabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan bank dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu bank. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Penggunaan rasio rentabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut. Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan, mereka dikatakan telah berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa periode.
53
Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran Masalah Penelitian 1. Kinerja bank sebelum diaudit 2. Kinerja bank setelah diaudit 3. Perbandngan kinerja sebelum dan setelah diaudit Kajian pustaka 1. Laporan keuangan 2. Analisis laporan keuangan 3. Analisis rasio keuangan 4.Kinerja keuangan bank Variabel penelitian 1. Rasio likuiditas bank 2. Rasio solvabilitas bank 3. Rasio rentabilitas bank Pengolahan data : 1. Sebelum diaudit 2. Setelah diaudit Kesimpulan hasil kinerja