BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA KONSEPTUAL
A.
Kajian Pustaka
1.
Pengertian Investasi Investasi pada hakikatnya adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber
daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang. Seorang investor pembeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen dimasa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut (Tandelilin,2010:3). Menurut Hartono (2014) investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk di masukkan ke aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu. Menurut Halim (2015) investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Untuk melakukan investasi di pasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang akan dibeli, mana yang akan dijual, dan mana yang tetap dimiliki. Pihak-pihak yang melakukan investasi disebut investor. Investor pada umumnya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual dan investor institusional. Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi, sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan12 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
13
perusahaan asuransi, lembaga penyimpanan dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi. 2.
Tujuan Investasi Tandelilin (2010) pada dasarnya tujuan seseorang melakukan investasi adalah
untuk mengahasilkan sejumlah uang. Secara lebih khusus lagi ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain sebagai berikut: a) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa datang. Seseorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang. b) Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau proyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. c) Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara didunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi dimasyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu. 3.
Bentuk Investasi Hartono (2014) menjelaskan bahwa investasi dapat dilakukan pada investasi
nyata (real investment) serta investasi keuangan (financial investment). Real
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
14
investment adalah investasi di sektor riil misalnya pada tanah, bangunan, emas, real estate. Sementara financial investment adalah investasi dengan membeli surat berharga di pasar modal atau investasi langsung maupun ke perusahaan investasi atau investasi tidak langsung. Berikut ini tipe-tipe investasi keuangan: a) Investasi Langsung Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market), maupun pasar sekunder (derivative market). Aktiva yang diperdagangkan di pasar uang berupa aktiva yang mempunyai risiko gagal kecil, jatuh temponya pendek dengan tingkat likuiditas yang tinggi. Sedangkan aktiva yang diperdagangkan di pasar modal adalah aktiva yang bersifat jangka panjang seperti surat berharga pendapatan tetap serta saham-saham. Opsi dan futures contract yang merupakan persetujuan untuk menyediakan aktiva di masa mendatang dengan harga pasar yang sudah ditentukan di awal. Kedua contoh ini merupakan aktiva yang diperdagangkan di pasar turunan (derivative market). b) Investasi Tidak langsung Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan ini adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolio.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
15
4.
Proses Investasi Menurut Bodie, Kane &Marcus (2014) portofolio investor secara sederhana
merupakan koleksi aset investasi. Setelah dibentuk sebuah portofolio dapat diperbarui atau “diseimbangkan kembali” dengan menjual sekuritas yang ada dan menggunakan hasil penjualan tersebut untuk membeli sekuritas baru. Selain itu, investor juga dapat menambahkan dana investasi untuk meningkatkan ukuran total portofolio, atau dengan menjual sekuritas untuk mengurangi ukuran portofolio. Secara umum proses manajemen investasi meliputi 5 (lima) langkah: a) Menetapkan Sasaran Investasi Penetapan sasaran artinya melakukan keputusan yang bersifat fokus atau menempatkan target sasaran terhadap yang akan diinvestasikan. Penetapan sasaran investasi adalah sangat disesuaikan dengan apa yang akan ditujukan pada investasi tersebut. Jika sasaran investasi dalam bentuk penyaluran kredit maka berarti investasi tersebut dalam bentuk lembaga perbankan, leasing, bank perkreditan dan sejenisnya yang bertugas untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada publik yang mengalami kekurangan dana. b) Membuat Kebijakan Investasi Pada tahap proses yang kedua ini menyangkut dengan bagaimana perusahaan mengelola dana ynag berasal dari stock, bond dan lainnya untuk kemudian di distribusikan ke tempat-tempat yang dibutuhkan. Perhitungan pendistribusian dana ini haruslah dilakukan dengan prinsip
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
16
kehati-hatian (prudential principle) karena untuk ditarik kembali. Juga perlu bagi pihak perusahaan memperhitungkan tentang beban pajak (tax) yang akan ditanggungnya. c)
Memilih Strategi Portofolio Ini menyangkut keputusan peranan yang akan diambil oleh pihak perusahaan, yaitu apakah bersifat
aktif atau pasif saja. Pada saat
perusahaan melakukan investasi akitf maka semua kondisi tentang perusahaan akan dengan cepat tergambarkan di pasar saham. Investasi aktif akan selalu mencari informasi yang tersedia dan kemudian selanjutnya mencari kombinasi portofolio yang paling tepat untuk dilaksanakan. Sedangkan secara pasif hanya dapat dilihat pada indeks rata-rata saja, atau dengan kata lain berdasarkan pada reaksi pasar saja tanpa ada sikap aktraktif. d) Memilih Asset Disini pihak perusahaan berusaha memilih asset investasi yang nantinya akan memberi return yang tertinggi (maximal return). Return disini dilihat sebagai keuntungan yangakan mampu diperoleh. e)
Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja Tahap ini adalah menjadi tahap reevaluasi bagi perusahaan untuk melihat kembali apa yang telah dilakukan selama ini dan apakah tindakan yang telah dilakukan selama ini betul-betul maksimal atau belum. Jika belum maka sebaiknya segera melakukan perbaikan agar kerugian tidak
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
17
akanterjadi kedepan nantinya. Bagaimanapun perusahaan berharap akan memperoleh keuntungan yang bersifat suistainability dan bukan hanya keuntungan yang diperoleh sesaat saja (stimulus profit). 5.
Return Return merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas
investasi yang dilakukan (Tandelilin,2010:47). Menurut Fahmi (2014) return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya. Sedangkan menurut Halim (2015) return merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi. Sumber-sumber returninvestasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi, sedangkan capital gain yaitu kenaikan harga suatu surat berharga (saham atau surat utang jangka panjang), yang dapat memberikan keuntungan bagi investor. Penjumlahan yield dan capital gain disebut sebagai return total suatu investasi. Untuk menghitung expected return sekuritas sebagai aset tunggal, investor harus memperhitungkan setiap kemungkinan terwujudnya tingkat return tertentu. Secara matematis expected return dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut (Tandelilin,2010:52):
( )
∑
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
..…………………….… (1)
18
dimana:
6.
E (R)
= return yang diharapkan dari suatu sekuritas
Ri
= return ke-i yang mungkin terjadi
Pri
= probabilitas terjadinya return ke-i
n
= banyaknya return yang mungkin terjadi
Risiko Menurut Brigham dan Houston (2014) risiko didefinisikan dalam kamus
Webster’s sebagai “kecelakan; bahaya; dihadapkan pada kerugian atau kecelakaan. Menurut Tandelilin (2010) Selain mempertimbangkan return, investor juga perlu mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi sebagai dasar pembuatan keputusan investasi. Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan yang diharapkan. Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketiakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini (Fahmi,2014:449).Sedangkan menurut Halim (2015) dalam konteks manajemen investasi, risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan
tingkat
pengembalian
yang dicapai
secara
nyata (actual
return).Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut. Ada beberapa sumber risiko yang dapat mempengaruhi besarnya risiko dari suatu investasi, antara lain:
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
19
a)
Risiko suku bunga Perubahan suku bunga memengaruhi variabilitas return suatu investasi. perubahan suku bunga akan memengaruhi harga saham. Misalnya jika suku bunga naik, maka investor mungkin saja menjual saham yang telah mereka beli dan beralih ke investasi dalam bentuk deposito yang menjanjikan pengembalian lebih tinggi dari sebelumnya. Dengan banyaknya saham yang dilepaskan oleh inverstor, maka harga saham akan menurun, hal ini juga akan menaikkan tingkat risiko bagi para investor yang berinvestasi saham.
b) Risiko Pasar Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan oleh berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan.Perubahan pasar dipengaruhi oleh banyak faktor seperti munculnya risiko ekonomi, kerusuhan, ataupun perubahan politik. c)
Risiko Inflasi Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang telah diinvestasikan. Oleh karenanya, risiko inflasi juga bisa disebut sebagai risiko daya beli.
d) Risiko Bisnis Risiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu industri disebut risiko bisnis. e)
Risiko Financial Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan utang dalam pembiayaan modalnya.Semakin besar proporsi utang yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
20
digunakan perusahaan, semakin besar risiko financial yang dihadapi perusahaan. f)
Risiko likuiditas Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa diperdagangkan di pasar sekunder.
g) Risiko Nilai Tukar Mata Uang Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik dengan nilai mata uang negara lainnya. h) Risiko Negara Risiko ini disebut dengan risiko politik karena berkaitan dengan kondisi politik suatu negara.Bagi perusahaan yang beroperasi di luar negeri stabilitas politik dan ekonomi negara bersangkutan perlu diperhatikan untuk menghindari risiko negara yang terlalu tinggi. Risiko dapat dibedakan menjadi (Stephen A. Ross,2015:517): 1) Risiko sistematis (systematic risk) Merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan.Risiko ini disebabkan oleh faktor-faktor yang serentak mempengaruhi harga saham di pasar modal, misalnya perubahan dalam kondisi perekonomian, iklim politik, peraturan perpajakan, kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya. 2) Risiko tidak sistematis (unsystematic risk)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
21
Merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Misalnya faktor struktur modal, struktur aset, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan, dan lain sebagainya. Risiko tidak sistematis diukur dengan varian residu. Nilai realisasi merupakan nilai yang sudah pasti tidak mengandung kesalahan pengukuran sebaliknya nilai ekspektasi merupakan harapan yang belum terjadi yang masih mengandung ketidakpastian. Perbedaan nilai ekspektasi dengan nilai realisasi yang merupakan kesalahan residu. Berdasarkan sikapnya dalam menghadapi risiko, investor dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu: a)
Pengambil risiko (Risk seeker) Investor yang apabila dihadapkan pada dua alternatf investasi dengan pengembalian yang diharapkan sama, investor ini cenderung memilih investasi yang berisiko.
b) Penghindar risiko (Risk Averter) Investor yang apabila dihadapkan pada dua alternatf investasi dengan pengembalian yang diharapkan sama, investor ini cenderung investasi yang kurang berisiko. c)
Acuh terhadap risiko (Risk Indiference) Investor yang tidak peduli akan jenis investasi mana yang akan diambil. Ketidakpastian dari return yang akan diperoleh itulah yang dinamakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
22
dengan risiko, di mana tingkat keuntungan dan risiko adalah dua hal yang tidak terpisah. Keuntungan merupakan hasil yang diperoleh dari investasi sesuai dengan tujuan investasi yang dilakukan investor tidak lain bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan (return). Berikut ini menunjukkan risiko total dan komponennya yang berupa risiko yang dapat didiversifikasi dan risiko yang tidak dapat didiversifikas (Hartono,2013:279).
Risiko Portofolio
Risiko Tidak Sistematik
Risiko Total
Risiko Sistematik Jumlah Saham Sumber: Hartono (2013)
GAMBAR 2.1 RISIKO TOTAL, RISIKO YANG DAPAT DIDIVERSIFIKASI DAN YANG TIDAK DAPAT DIVERSIFIKASI Dalam berinvestasi, investor perlu menghitung tingkat risiko yang akan dialami dari investasi mereka. Untuk mengetahui risiko dari suatu investasi, digunakan ukuran penyebaran distribusi. Ukuran penyebaran ini dimaksudkan untuk mengetahui
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
23
seberapa jauh kemungkinan nilai yang akan kita peroleh menyimpang dari nilai yang diharapkan. Ukuran ini disebut sebagai deviasi standar. Risiko individual saham dapat dihitung dengan rumus berikut ini:
∑
Varian
Standar Deviasi
( √
)
( )
………………... (2)
…………………...………………. (3)
Keterangan: = varians dari investasi pada saham i = standar deviasi saham i
7.
Pij
= probabilitas diraihnya pengembalian pada kondisi j
Rij
= tingkat pengembalian dari investasi pada saham I pada kondisi j
E (Ri)
= return dari investasi saham i
Portofolio Portofolio adalah kumpulan aset-aset yang dimasukkan dalam suatu investasi
(Tandelilin,2010:111).Menurut Husnan (2009) portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung.Pemilihan sekuritas ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
24
dipengaruhi antaralain oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak, dan sebagainya. Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan aset, baik berupa real assets maupun financial assets yang dimiliki oleh investor (Halim,2015:59).Menurut Fahmi(2015) portofolio adalah sebuah bidang ilmu yang khusus mengkaji tentang bagaimana cara yang dilakukan oleh seorang investor untuk menurunkan risiko dalam berinvestasi secara seminimal mungkin, termasuk salah satunya dengan menganekaragamkan risiko tersebut. Adapun tujuan pembentukan portofolio adalah: a) Berusaha untuk memberikan keuntungan yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan atau adanya return yang diharapkan (expected return). b) Menciptakan risiko yang minimum. c) Menciptakan continuity dalam bisnis. Teori portofolio modern diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh Harry Markowitz (1952) dimana beliau menciptakan konsep untuk mendiversifikasi aset dalam suatu investasi dengan memilih kombinasi saham-saham yang memungkinkan mendapatkan return tertentu dengan risiko yang terendah. Menurut Tandelilin (2010) diversifikasi yang lebih efisien dari diversifikasi secara random adalah diversifikasi berdasarkan model Herry Markowitz (1952) dan dikenal sebagai diversifikasi Markowitz. Nasihat Markowitz yang sangat penting dalam diversifikasi portofolio adalah “janganlah menaruh semua telur ke dalam satu keranjang”, karena jika keranjang tersebut jatuh, maka semua telur yang ada dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
25
keranjang tersebut akan pecah. Dalam konteks investasi, ajaran tersebut dapat diartikan “janganlah menginvestasikan semua dana yang kita miliki pada satu aset saja, karena jika aset tersebut gagal, maka semua dana yang kita investasikan akan lenyap”. Kontribusi penting dari ajaran Markowitz adalah bahwa risiko portofolio boleh dihitung dari penjumlahan semua risiko aset-aset yang ada dalam portofolio tetapi juga harus dihitung dari kontribusi risiko aset tersebut terhadap risiko portofolio atau disebut dengan kovarians. Kovarians adalah suatu ukuran absolut yang menunjukkan sejauh mana return dari kedua sekuritas dalam portofolio cenderung bergerak bersama-sama (Tandelilin,2010:62). Selain itu, untuk mengetahui pergerakan bersamaan relatif antara dua variabel ditentukan pula koefisien korelasi. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan ukuran koefisien korelasi dalam konsep diversifikasi, yaitu: 1) Penggunaan dua sekuritas yang berkorelasi positif sempurna (+1,0) tidak akan memberikan manfaat pengurangan risiko. Risiko Portofolio yang dihasilkan dari penggabungan ini hanya merupakan rata-rata tertimbang dari risiko individual sekuritas yang ada dalam portofolio. 2) Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi nol, akan mengurangi risiko portofolio secara signifikan. Semakin banyak jumlah saham yang tidak berkorelasi (0) dimasukkan dalam portofolio, semakin besar manfaat pengurangan risiko yang diperoleh.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
26
3) Penggabungan dua buah sekuritas yang berkorelasi negatif sempurna (-1,0) akan menghilangkan risiko kedua sekuritas tersebut. Hal ini sejalan dengan prinsip strategi lindung nilai (hedging) terhadap risiko. 4) Dalam dunia nyata, ketiga jenis korelasi ekstrem tersebut (+1,0;0,0 dan -1,0) sangat jarang terjadi. Sekuritas biasanya akan mempunyai korelasi positif terhadap sekuritas lainnya, meskipun tidak sempurna (+1). Oleh karena itu, investor tidak akan bisa menghilangkan sama sekali risiko portofolio. Hal yang bisa dilakukan adalah mengurangi risiko portofolio 8.
Portofolio Yang Efisien Menurut Tandelilin (2010) dalam pembentukan portofolio, investor selalu ingin
memaksimalkan return yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau mencari portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan tingkatreturn tertentu. Karakteristik portofolio seperti ini disebut sebagai portofolio efisien.Pembentukan portofolio yang efisien, perlu dibuat beberapa asumsi mengenai perilaku investor dalam membuat keputusan investasi.Asumsi yang wajar adalah investor cenderung menghindari risiko (risk averse). Investor seperti ini jika dihadapkan pada dua pilihan investasi yang menawarkan return yang sama dan risiko yang berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan tingkat risiko yang lebih rendah. 9.
Portofolio Yang Optimal Portofolio optimal dapat ditentukan dengan menggunakan model Markowitz.
Untuk menentukan portofolio yang optimal dengan model-model ini, yang pertama
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
27
kali dibutuhkan adalah menentukan portofolio yang efisien, semua portofolio yang optimal adalah portofolio yang efisien. Investor yang lebih menyukai risiko akan memilih portofolio dengan return yang tinggi dengan membayar risiko yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan investor yang kurang menyukai risiko. Portofolioportofolio efisien belum berupa portofolio optimal. Portofolio optimal merupakan portofolio
dengan
kombinasi
return
ekspektasian
dan
risiko
terbaik
(Hartono,2014:309). Proses pembuatan portofolio optimal melibatkan beberapa tahapan sebagai berikut: a)
Alokasi Aktiva (asset allocation). Keputusan alokasi aktiva adalah keputusan menentukan aktiva mana yang akan digunakan atau dialokasikan ke dalam portofolio. Ada beberapa jenis kelas dari aktiva keuangan yaitu pasar uang, saham, dan obligasi.
b) Memaksimalkan
Portofolio.
Setelah
memilih
aktiva
yang
akan
dialokasikan ke portofolio, tahap berikutnya adalah melakukan proses optimalisasi untuk mendapatkan portofolio yang optimal. c)
Memilih Aktiva. Tahap selanjutnya melakukan keputusan pemilihan sekuritas (securities selection decision) yaitu keputusan untuk memilih aktiva atau sekuritas yang membentuk portofolio optimal tersebut.
d) Mengeksekusi Portofolio. Mengeksekusi portofolio berarti mewujudkan portofolio tersebut dengan membeli aktiva yang sudah ditentukan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
28
Dalam ilmu ekonomi, dikenal adanya “teori pilihan” yang membahas proses pembuatan keputusan di antara dua atau lebih alternatif pilihan. Salah satu konsep penting dalam teori pilihan adalah konsep fungsi utilitas.Fungsi utilitas bisa diartikan sebagai suatu fungsi matematis yang menunjukan nilai dari semua alternatif pilihan yang ada.Semakin tinggi nilai suatu alternatif pilihan, semakin tinggi utilitas alternatif tersebut. Dalam konteks manajemen investasi, fungsi utilitas menunjukan preferensi seorang investor terhadap berbagai pilihan investasi dengan masing-masing risiko dan tingkat return yang diharapkan. Fungsi utilitas bisa digambarkan dalam bentuk grafik kurva indiferen seperti pada gambar dibawah ini.
Sumber: Halim (2015)
GAMBAR 2.2 KURVA INDIFEREN Gambar diatas terlihat bahwa semakin jauh kuatu kurva indiferen dari sumbu horizontal, semakin tinggi utilitasnya bagi seorang investor. Semakin tinggi utilitas
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
29
suatu kurva indeferen, maka semakin tinggi return yang diharapkan pada setiap tingkat risiko. Kurva indiferen U3 memiliki tingkat utilitas yang paling tinggi dibandingkan dengan kurva yang lainnya. Dalam konteks manajemen investasi, kurva indeferen (indifference curve) merupakan suatu kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi efek yang memberikan tingkat pengembalian yang sama (indifference) bagi investor (Halim,2015:61). Semua titik dalam kurva indeferen menunjukkan seberapa besar preferensi seorang investor terhadap risiko.Berikut ini merupakan gambar portofolio optimal.
Sumber: Halim (2015)
GAMBAR 2.3 PORTOFOLIO YANG OPTIMAL Kemiringan (slope) IC menunjukan tingkat substitusi marginal (marginal rate of substitution) dari tingkat pengembalian dan risiko.Semakin besar kemiringan IC menunjukan bahwa investor semakin hati-hati terhadap risiko.Sebaliknya, semakin kecil kemiringan IC menunjukan bahwa investor semakin berani menghadapi risiko.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
30
Gambar di atas menunjukkan bahwa portofolio optimal bagi investor A adalah berada pada titik X yang memberikan kepuasan sebesar IC-A, karena sesuai dengan preferensinya. Sementara investor B portofolio optimalnya terletak pada titik W, karena titik W menawarkan ER dan risiko yang sesuai dengan preferensinya pada titik W, karena titik W menawarkan ER dan risiko yang sesuai dengan preferensinya. 10.
Return dan Risiko Portofolio Perhitungan tingkat pengembalian (return) dari suatu portofolio merupakan
rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan dari masing-masing sekuritas yang membentuk portofolio tersebut. Tingkat keuntungan portofolio dapat dinyatakan dengan rumus (Husnan,2012:60).
(
)
∑
( )
……………...………(4)
di mana: E (Rp)
= tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio
Xᵢ
= proporsi dana yang diinvestasikan pada saham i
E (Rᵢ)
= tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i
Sedangkan perhitungan risiko atau standar deviasi memasukkan adanya unsur korelasi antar tingkat keuntungan dari sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut (Husnan,2012:60).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
31
∑
∑
…….……………(5)
di mana: = varians Portofolio = varians saham i = covariance saham I dan saham j (dalam hal ini 11.
)
Indeks LQ 45 Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid
dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar, hal itu merupakan indikator likuidasi.Indeks LQ 45 menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah. Indeks LQ 45 hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Saham-saham pada indeks LQ 45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut (IDX;FactBook,2007:62): 1) Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
32
2) Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir). 3) Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan. 4) Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler. Saham-saham yang termasuk di dalam LQ 45 terus dipantau dan setiap enam bulan akan diadakan review (awal Februari, dan Agustus). Apabila ada saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat.Untuk menjamin kewajaran (fairness) pemilihan saham, BEI juga dapat meminta pendapat kepada komisi penasehat yang terdiri dari para ahli dari BapepamLK, Universitas dan profesional di bidang pasar modal yang independen. 12.
Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang mengkaji tentang pemilihan saham dan portofolio
optimal telah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Diantaranya penelitian Merina (2014) yang menggunakan model Markowitz untuk memilih saham dan menentukan portofolio optimal pada saham perbankan yang masuk dalam saham LQ45. Dari kedelapan saham yang dijadikan sampel, portofolio optimal dibentuk oleh saham BBCA dengan porsi (57.49%), BDMN dengan porsi (8.35%), BNII dengan porsi (30.62%) serta PNBN dengan porsi (3.54%).Penelitian ini menjelaskan bahwa dengan membentuk portofolio dapat mengurangi risiko hingga ke tingkat paling rendah yakni 6.74%.Ini merupakan titik standar deviasi paling rendah jika dibandingkan dengan standar deviasi (risiko) dari masing-masing saham yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
33
dijadikan sampel.Return yang diperoleh dari portofolio ini adalah 0.38%. Bagi investor yang risk averse maka akan memilih portofolio ini untuk dijadikan investasi mereka. Penelitian yang dilakukan Andi Muhammad Ayyub Rizal (2016) analisis portofolio menggunakan model Markowitz pada perusahaan pulp and paper di BEI menemukan bahwa terdapat 2 portofolio yang efisien yaitu PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk dan PT. Toba Pulp Lestari Tbk untuk proporsi sama dan PT. Fajar Surya Wisesa Tbk dan PT. Toba Pulp Lestari Tbk untuk proporsi berbeda. Investor memilih portofolio yang efisien sesuai dengan preferensi keuntungan dan risiko yang ditanggungnya. Investor yang menyukai risiko lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih tinggi proporsi yang sama dan proporsi berbeda terdapat pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk dan PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Investor yang tidak menyukai risiko biasanya cenderung mempertimbangkan keputusan investasi secara matang dan terencana pada proporsi sama dan proporsi berbeda terdapat pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk dan PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Penelitian Irma Yuana (2016) melakukan pembentukan portofolio optimal pada sahamJakartaIslamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia periode Juni 2013 – November 2015.Terdapat 19 perusahaan yang dijadikan sampel penelitian.Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan model Markowitz, diperoleh 7 saham yang termasuk dalam komposisi optimal yaitu saham Astra Agro Lestari Tbk, AKR Corporindo Tbk, Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Kalbe Farma Tbk, United TractorsoTbk, Unilever Indonesia Tbk, dan Wijaya Karya (Persero) Tbk.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
34
Dikarenakan adanya perbedaan harga saham, tingkat return yang diperoleh serta tingkat risiko masing-masing saham itu sendiri. Tingginya tingkat risiko tentu akanmempengaruhi besarnya return yang diperoleh. Semakin tinggi risiko yang dihasilkan, maka semakin kecil komposisi dana yang diinvestasikan. Euginia Natalia Darminto (2014) melakukan penelitian penentuan portofolio optimal pada perusahaanFood and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 dengan menggunakan model Markowitz. Hasil dari penelitian ini menunjukan terdapat sembilan saham yang masuk dalam portofolio optimal dengan model Markowitz. Saham-saham tersebut adalah PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), dengan proporsi sebesar 2,86%, PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA), dengan proporsi sebesar 16,20%, PT IndoFood CBP Sukses Makmur (ICBP), dengan proporsi sebesar 8,34%, PT. IndoFood Sukses Makmur, Tbk (INDF), dengan proporsi sebesar 14,21%, PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) dengan proporsi sebesar 6,86%, PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) dengan proporsi sebesar 8,10%, PT Nippon Indosari Corpindo (ROTI) dengan proporsi sebesar 5,72%, PT. Sekar Laut Tbk (SKLT) dengan proporsi sebesar 31,33%, PT. Ultra Jaya Industri, Tbk (ULTJ) dengan proporsi sebesar 6,39%. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Ni Wayan Yuli Indrayanti (2013) yang berjudul “Penentuan Portofolio Optimal Dengan Model Markowitz Pada Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia”. Hasil pada penelitian ini memperlihatkan bahwa portofolio optimal yang dibentuk menggunakan model Markowitz terdiri dari lima buah saham, yaitu saham BSWD (Bank Of India Indonesia Tbk), BEKS (Bank
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
35
Pundi Indonesia Tbk), MAYA (Bank Mayapada Internasional Tbk), BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk), dan BBNI (Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk). Peneliti menilai bahwa saham sektor perbankan dapat dijadikan salah satu alternatif pilihan investasi. Investor yang tertarik untuk berinvestasi di sektor perbankan dapat menanamkan dananya pada portofolio optimal yang dibentuk oleh saham-saham berikut ini, yang terdiri dari saham Bank Of India Indonesia Tbk dengan proporsi dana 8,48 persen, Bank Pundi Indonesia Tbk sebesar 3,59 persen, Bank Mayapada Internasional Tbk sebesar 4,10 persen, Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk sebesar 68,83 persen, dan Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar 15,00 persen. Tingkat pengembalian yang ditawarkan oleh portofolio pada saham ini adalah 2,135 persen dengan tingkat penyimpangan risiko/varians portofolio sebesar 0,293 persen. Richard Enduma Emmanuel (2012) melakukan analisis portofolio pada US Stock Market dengan menggunakan model Markowitz pada berbagai sektor antara lain, Software relations, computer Systems, Auto manufacture, Airline, Chemicals, Investment Banks, and Food Suppliers. Data yang digunakan adalah data perdagangan bulanan periode Januari 1996 sampai Desember 2010. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa model Markowitz dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan kebijakan investasi dalam menentukan target harga saham yang diinginkan.Namun pada dunia real trading, performa dari saham tersebut yang merupakan hal terpenting. Dan pada akhirnya, analisis teknis sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan berinvestasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
36
Hui-Shan Lee, dkk (2015) melakukan penelitian pada Bursa Efek Kuala Lumpur kasus Revisiteddengan menggunakan teori portofolio Markoitz dan model CAPM. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini membuktikan bahwa ada linieritas CAPM namun risiko unik dan sistematis tidak perlu ditangkap. Manajer dapat menggunakan CAPM sebagai proxy untuk memperkirakan return saham mereka dan melakukan diversifikasi portofolio untuk mengurangi risiko yang tidak sistematis sehingga memungkinkan mereka mengeksekusi kebijakan yang tepat dalam manajemen mereka untuk memaksimalkan keuntungan sekaligus meningkatkan maksimalisasi
kekayaan
pemegang
saham.
Selanjutnya,
disarankan
untuk
menerapkan diversifikasi portofolio Markowitz untuk mengurangi risiko yang tidak sistematis.Secara
keseluruhan,
diversifikasi
portofolio
dapat
membangun
kepercayaan investor terhadap keputusan investasi dan untuk mengembangkan pasar keuangan investasi yang baik dalam membantu Malaysia mencapai misinya menjadi negara maju pada tahun 2020. Gheorghe Hurduzeu (2013) melakukan diversifikasi internasional aset pada sektor komoditas pertanian. Hasil pada penelitian mereka mengungkapkan bahwa dengan menggunakan model CAPM, dapat memberikan hasil keseimbangan keseluruhan yang konsisten dalam prakteknya. Akan tetapi, pada pasar berjangka, model CAPM tidak memberikan hasil yang konsisten dalam menjelaskan hasil dari pasar berjangka dan juga fenomena empiris kualitatif dan kuantitatif tidak dapat menjelaskan hasil dari pasar berjangka.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
37
Robert Fabac (2010) melakukan penelitian pada saham yang beredar di Bursa Efek Zagreb (ZSE) dengan menggunakan pendekatan Markowitz.Data yang diambil atas dasar data pada tren historis dari pendapatan, keuntungan dan indikator lainnya dari neraca dan juga atas dasar historis perubahan harga saham.Hasil dari penelitian ini adalah sektor konstruksi-energi memiliki return tertinggi sebesar 5,31%, industry makanan 5,26%, transportasi 3,76%, pariwisata 2,71%, dan yang terendah pada sektor
keuangan
2,095%.
Dan
rekomendasi
bagi
investor
ZSE
untuk
menginvestasikan dananya pada saham sektor energi dan konstruksi (CV=3,61; return=5,31%). Akan tetapi, bagi investor bertipe menghindari risiko adalah sektor pariwisata (CV=3,44 ; return=2,71). Sedangkan investor yang menyukai risiko, pilihan yang menarik adalah sektor transportasi (CV=4,78 ; return=3,76%). Dr. Ihsan Kulali (Bahçeşehir University, Turkey 2016) melakukan penelitian dengan judul “Portfolio Optimization Analysis with Markowitz Quadratic MeanVariance Model”.Terdapat 10 saham yang dijadikan sampel penelitian dan data yang digunakan adalah harga saham harian selama satu tahun (252 hari kerja). Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah portofolio optimal terbentuk oleh delapan saham dengan bobot berbeda diantaranya LKMNH 5,3%, ATPET 14,3%,TRCAS 27,5%, MEPET 4,4%,PETKM 19,9%, ISCTR 2%,KLNMA 4,8%, SKBNK 22,1 %. Dengan return harian sebesar 0,002700 dengan tingkat risiko 0,002700, dan return tahunan sebesar 0,680400 dengan tingkat risiko 0,304041.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
38
TABEL 2.1 PENELITIAN TERDAHULU No 1.
Nama Peneliti Merina (2014)
Judul Penelitian
Metode Analisi
Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Investasi Saham Perbankan Yang
Hasil Penelitian Portofolio optimal dengan risiko paling
Model Markowitz
rendah dibentuk oleh saham BBCA, BDMN, BNII dan PNBN. Dengan Porsi masing-masing BBCA 57.49%, BDMN
Terdaftar Di Bursa Efek
8.35%, BNII 30.62% dan PNBN 3.54%.
Indonesia
Tingkat risiko portofolio ini adalah 6.74% dan tingkat pengembalian 0.38%.
2
Andi Muhamma d Ayyub Rizal
Analisis Portofolio Menggunakan Model
Model Markowitz
Irma Yuana (2016)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk dan
Markowitz Pada
PT. Toba Pulp Lestari Tbk untuk
Perusahaan Pulp And
proporsi sama dan PT. Fajar Surya
Paper Di Bei
Wisesa Tbk dan PT. Toba Pulp Lestari
(2016) 3.
Terdapat 2 portofolio yang efisien yaitu
Tbk untuk proporsi berbeda Analisis pembentukan portofolio saham optimal
Model
diperoleh 7 saham yang termasuk dalam
Markowitz
komposisi optimal yaitu saham Astra
dengan model markowitz
Agro Lestari Tbk, AKR Corporindo Tbk,
sebagai dasar penetapan
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk,
investasi.(studi pada
Kalbe Farma Tbk, United Tractorso Tbk,
saham yang terdaftar
Unilever Indonesia Tbk, dan Wijaya
dalam jakarta islamic
Karya (Persero) Tbk.
index (jii) di bursa efek indonesia periode juni 2013 – november 2015)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
39
No
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Metode Analisi
Hasil Penelitian
4.
Euginia
Penentuan Portofolio
Model
Hasil dari penelitian ini menunjukan
Natalia
Saham Yang Optimal
Markowitz
terdapat sembilan saham yang masuk
Darminto (2014)
Dengan Model
dalam portofolio optimal dengan model
Markowitz Sebagai
Markowitz.
Dasar Penetapan
adalah: PT. Tiga Pilar Sejahtera Food
Investasi Saham
Tbk (AISA) 2,86%, PT. Delta Djakarta
Saham-saham
tersebut
Tbk (DLTA) 16,20%, PT IndoFood CBP
(Studi pada Perusahaan
Sukses Makmur (ICBP) 8,34%, PT.
Food and Beverage yang
IndoFood Sukses Makmur, Tbk (INDF)
Terdaftar di Bursa Efek
14,21%, PT Multi Bintang Indonesia Tbk
Indonesia Tahun 2012)
(MLBI) 6,86%, PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) 8,10%, PT Nippon Indosari Corpindo (ROTI) 5,72%, PT. Sekar Laut Tbk (SKLT) 31,33%, PT. Ultra Jaya Industri, Tbk (ULTJ) 6,39%
5.
Ni Wayan
Penentuan Portofolio
Model
Terdapat lima buah saham yang masuk
Markowitz
dalam portofolio optimal yaitu saham
Yuli
Optimal Dengan Model
Indrayanti
Markowitz Pada Saham
BSWD (Bank Of India Indonesia Tbk),
Perbankan Di Bursa Efek
BEKS (Bank Pundi Indonesia Tbk),
Indonesia
MAYA (Bank Mayapada Internasional
(2013)
Tbk), BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk), dan BBNI (Bank Negara Indonesia
(Persero)
Tbk).
Peneliti
menilai bahwa saham sektor perbankan dapat dijadikan salah satu alternatif pilihan investasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
40
No
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Metode Analisi
Hasil Penelitian
6.
Richard
Portfolio Analysis in US
Model
Hasil dari penelitian ini menjelaskan
Enduma
Stock Market Using
Emanuel
Markowitz Model
Markowitz
bahwa
model
digunakan
(2012)
Markowitz
sebagai
acuan
dapat untuk
menentukan kebijakan investasi dalam menentukan target harga saham yang diinginkan
7.
Hui-Shan
Markowitz Portfolio
Model CAPM
Hasil yang didapatkan pada penelitian ini
Lee, dkk
Theory and Capital Asset
dan Markoitz
membuktikan
(2015)
Pricing Model for Kuala
CAPM namun risiko unik dan sistematis
Lumpur Stock Exchange:
tidak perlu ditangkap. Manajer dapat
A Case Revisited
menggunakan CAPM sebagai proxy untuk
bahwa
memperkirakan
ada
return
linieritas
saham
mereka dan melakukan diversifikasi portofolio untuk mengurangi risiko yang tidak sistematis. Selanjutnya, disarankan untuk
menerapkan
diversifikasi
portofolio Markowitz untuk mengurangi risiko yang tidak sistematis. 8.
Gheorghe
International
Hurduzue
Diversification of the
keseimbangan
Asset Portfolio by
konsisten dalam prakteknya. Akan tetapi,
Investing in Agricultural
pada pasar berjangka, model CAPM
Commodities. Why Not
tidak memberikan hasil yang konsisten
Use The CAPM Future
dalam menjelaskan hasil dari pasar
Markets?
berjangka dan juga fenomena empiris
(2013)
Model CAPM
Model CAPM dapat memberikan hasil keseluruhan
yang
kualitatif dan kuantitatif tidak dapat menjelaskan hasil dari pasar berjangka
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
41
No 9.
Nama Peneliti
Metode Analisi
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Robert
Optimisation of Portfolio
Model
Rekomendasi bagi investor ZSE untuk
Fabac
of Stock at ZSE Through
Markowitz
menginvestasikan dananya pada saham
(2010)
The Analysis of
sektor energi dan konstruksi (CV=3,61;
Historical Data
return=5,31%). investor
bertipe
Akan
tetapi,
menghindari
bagi risiko
adalah sector pariwisata (CV=3,44 ; return=2,71). Sedangkan investor yang menyukai risiko, pilihan yang menarik adalah sector transportasi (CV=4,78 ; return=3,76%). 10.
Dr. Ihsan Kulali
Portfolio Optimization
Markowitz
Hasil yang didapatkan pada penelitian ini
Analysis with Markowitz
Quadratic
adalah portofolio optimal terbentuk oleh
(Bahçeşehir
Quadratic Mean-
Mean-
delapan saham dengan bobot berbeda
University,
Variance Model
Variance
diantaranya LKMNH 5,3%, ATPET
Model
14,3%, TRCAS 27,5%, MEPET 4,4%,
Turkey 2016)
PETKM 19,9%, ISCTR 2%, KLNMA 4,8%, SKBNK 22,1 %. Dengan return harian sebesar 0,002700 dengan tingkat risiko 0,002700, dan return tahunan sebesar 0,680400 dengan tingkat risiko 0,304041.
Sumber: berbagai jurnal dan penelitianterdahulu (2017)
B.
Rerangka Konseptual Berdasarkan penjelasan yangtelah diuraikan pada landasan teori makadapat
disusun rerangka konseptual yang menggambarkan tentang pembentukan portofolio optimal sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
42
Investasi Di Pasar Modal Saham LQ-45
Model Markowtiz Portofolio Optimal Return Portofolio
Risiko Portofolio
Sumber: peneliti (2017)
GAMBAR 2.4 RERANGKA KONSEPTUAL Gambar di atas menjelaskan alur berfikir dalam berinvestasi di pasar modal. Dimulai dari seorang investor menanamkan investasi disalah satu aset, dalam penilitian ini aset saham yang akan dipilih untuk berinvestasi. Pemilihan saham harus yang cenderung stabil dan aktif serta likuid, sehingga lebih mudah diperjual belikan baik dalam kondisi pasar lemah maupun kuat serta memiliki kapitalisasi pasar besar adalah Indeks LQ 45. Model penentuan portofolio yang menekankan hubungan return dan risiko investasinya adalah model Markowitz. Model ini dapat mengatasi kelemahan diersifikasi secara random. Portofolio optimal merupakan kumpulan dari sekian banyak alternatif portofolio efisien yang bertujuan untuk memberikan tingkat return tertentu sesuai dengan risiko yang berani ditanggung oleh investor.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z