BAB I PROFIL PERUSAHAAN PT Bank Central Asia, Tbk. (“BCA”) merupakan perusahaan swasta nasional dengan kedudukan kantor pusat di Jalan Jenderal Sudirman kav. 22-23, Jakarta. Dalam laporan tahunan tahun 2005 (kondisi per 31 Desember 2005) disebutkan BCA telah memiliki kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 772 cabang dan 2 kantor perwakilan luar negeri (Hongkong dan Singapura).
1.1. Sejarah Perusahaan BCA didirikan di negara Republik Indonesia pada tanggal 10 Agustus 1955 No. 38 dengan nama “N.V. Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang Knitting Factory”. BCA mulai beroperasi di bidang perbankan sejak tanggal 12 Oktober 1956. Selama beroperasi BCA mengalami beberapa kali perubahan nama sampai akhirnya pada tanggal 21)Mei 1974 menjadi PT Bank Central Asia. Salah satu kejadian penting dalam sejarah BCA adalah pada tahun 1997 ketika terjadi krisis ekonomi di Indonesia. Krisis ekonomi tersebut mempengaruhi aliran dana tunai BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutan perusahaan. Dikarenakan kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan menurun, banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, BCA terpaksa harus meminta bantuan dari pemerintah. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada tanggal 28 Mei 1998 mengambil alih operasi dan manajemen BCA. Sesuai dengan keputusan tersebut, status BCA diubah menjadi Bank Taken Over (BTO) dan status ini berakhir pada tanggal 28 April 2000. Setelah masa restrukturisasi selesai, pada bulan Mei 2000, Anggaran Dasar BCA mengalami perubahan sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana saham. Kondisi ini mengubah status BCA menjadi perusahaan terbuka dan nama bank menjadi PTiBank Central Asia Tbk. BCA menawarkan 22% dari modal saham yang ditempatkan dan disetor, sebagai bagian dari divestasi pemilikan saham Republik Indonesia yang diwakili oleh BPPN. Selanjutnya penawaran saham ke dua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA. Di tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut.
1
Perubahan terakhir sehubungan dengan penerbitan saham baru dalam rangka Program Kompensasi Manajemen Berbasis Saham dan eksekusi opsi pembelian saham kembali. Data terakhir yang dipublikasikan mengenai kepemilikan saham atas bank per 31 Desember 2006, adalah sebagai berikut: Tabel 1.1. Pemegang Saham PT Bank Central Asia, Tbk Sumber: Laporan Tahunan 2006
BCA juga memiliki anak perusahaan diantaranya yang bergerak di bidang usaha pembiayaan, deposit taking, dan juga perusahaan modal ventura. Anak perusahaan PT Bank Central Asia, Tbk secara lengkap per 31 Desember 2006 yaitu: Tabel 1.2. Daftar Anak Perusahaan PT Bank Central Asia, Tbk Sumber: Laporan Tahunan 2006
*) Kepemilikan langsung dan tidak langsung
2
1.2. Lingkup Bidang Usaha Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, BCA beroperasi sebagai bank umum yang bergerak di bidang perbankan dan jasa keuangan lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. BCA memperoleh ijin untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 42855/U.M.II tanggal 14 Maret 1957. Pada tahun 1977, Bank memperoleh ijin untuk melakukan kegiatan usaha devisa. Dalam menjalankan usahanya, bisnis dan kompetensi inti yang dipilih oleh BCA adalah untuk menjadi transaksional bank. BCA mempersiapkan infrastruktur perbankan diantaranya sektor teknologi informasi dan komunikasi sehingga dapat mendukung produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. Selanjutnya Bank mengembangkan ruang lingkup usahanya dengan menjalankan fungsi intermediasi melalui penyaluran kredit. Sejak tahun 2000 BCA menyiapkan pengembangan kegiatan perkreditan. Pertumbuhan kredit yang sangat baik (kredit BCA pada tahun 2006 dibandingkan tahun 2001 telah tumbuh sebesar 40%), menyebabkan pergeseran aktiva produktif BCA ke produk kredit yang memiliki imbal jasa (yield) lebih tinggi. BCA juga melihat kesempatan baru untuk memenuhi kebutuhan segmen menengah. Segmen ini, selain membutuhkan kemudahan bertransaksi dan mendapatkan pembiayaan kredit, mereka juga membutuhkan sarana untuk melakukan investasi. BCA dalam hal ini mulai aktif menjadi relationship banking untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam menjalankan kompetensi bisnisnya, BCA merancang bidang usaha berdasarkan konsep Strategic Business Unit (SBU). Konsep ini memungkinkan bank untuk dapat lebih fokus pada jenis produk dan jasa yang ditawarkannya. BCA mengelompokkan kegiatan perbankan ke dalam tiga kelompok besar yaitu Bisnis Perbankan Konsumer, Bisnis Kredit, serta Bisnis Tresuri dan Internasional. Ketiga bisnis lini tersebut didukung oleh unit-unit Pengendali Risiko serta Pendukung Korporasi.
1.2.1. Bisnis Perbankan Konsumer Bisnis Konsumer merupakan bisnis yang sedang berkembang di BCA. Unit bisnis ini merupakan profit center dengan nilai provisi dan komisi yang meningkat setiap tahunnya. Produk yang ditawarkan dalam unit bisnis ini adalah: Tahapan BCA, Debit BCA, Paspor BCA, Tunai BCA dan BCA Card. Selain itu Perbankan Konsumer juga memberikan fasilitas
3
seperti pembayaran tagihan, penarikan tunai, dan fasilitas kartu debit yang diterima di ribuan gerai dan toko ritel di seluruh Indonesia.
1.2.2. Bisnis Kredit 1.2.2.1. Perbankan Komersial Unit bisnis ini menyalurkan kredit kepada perusahaan berskala kecil dan menengah. Disamping itu, unit ini juga secara aktif mengembangkan portofolio kredit konsumer yang terdiri dari kredit kendaraan bermotor dan perumahan. Pengembangan kredit dengan portofolio konsumer ini dilakukan melalui dua cara yaitu secara langsung oleh kantor cabang BCA dan melalui metode program kerjasama pembiayaan. Pembiayaan untuk jenis konsumer dilakukan melalui anak perusahaan dan program kerjasama pembiayaan dengan perusahaan pembiayaan. 1.2.2.2. Perbankan Korporasi Perbankan korporasi khusus dibentuk untuk menyalurkan dana kepada perusahaan dengan portofolio korporasi. Selain itu, unit bisnis ini juga aktif menyalurkan jenis kredit sindikasi bekerjasama dengan mitra lembaga perbankan dan keuangan. Dalam kredit sindikasi BCA dapat bertindak sebagai fasilitator, facility agent, collateral agent dan escrow agent.
1.2.3. Bisnis Tresuri dan Perbankan Internasional Tresuri dan Perbankan Internasional BCA menyediakan produk dan layanan komprehensif yang diantaranya meliputi trade services, remittance, transaksi valuta asing serta transaksi derivatif. Selain menjalankan fungsi bisnis, Tresuri BCA juga berfungsi dalam menjaga keseimbangan struktur neraca BCA melalui pengelolaan aktiva produktif dan likuiditas. Hal ini dilaksanakan melalui pengelolaan surat berharga (diantaranya adalah obligasi pemerintah) dengan cara memperhatikan jangka waktu portofolio dan eksposur valuta asing.
1.2.4. Pengelolaan Risiko dan Dukungan Korporasi Ketiga unit bisnis utama di atas didukung oleh unit manajemen risiko serta unit pendukung korporasi lainnya yang mendukung pelaksanaan segi tata kelola perusahaan serta 4
penguasaan bidang-bidang seperti perencanaan strategis, pengelolaan risiko, audit internal, sumber daya manusia, keuangan, teknologi, operasional, logistik, hukum, komunikasi dan umum. Semua unit ini memberikan dukungan dan layanan untuk pengelolaan personil, kantor cabang maupun untuk sistem pelayanan lainnya.
1.3. Visi, Misi, Tata Nilai, Tujuan, dan Strategi Perusahaan Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dan kondisi perekonomian yang sulit, BCA menyadari bahwa Visi, Misi dan Tata Nilai perusahaan harus selalui ditinjau dan dibuat menjadi lebih baik. BCA menyadari bahwa dengan pemahaman akan visi, misi dan tata nilai akan dapat mencerminkan jiwa dan perilaku karyawan. Tahun 2005, BCA melakukan pembaharuan misi, visi dan tata nilai untuk meningkatkan kinerja karyawannya.
1.3.1. Visi BCA “Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia ” Dengan visi tersebut BCA bercita-cita menjadi Bank pilihan utama di Indonesia. Bank mengharapkan kegiatan perbankan yang ditawarkan dapat memberikan service excellence dan pengalaman yang baik kepada nasabah. Hal ini harus diwujudkan dalam bentuk kesiapan prasarana, sistem dan prosedur, kemampuan sumber daya manusia dan budaya perusahaan. BCA diharapkan dapat menjadi bank yang memiliki brand awareness, brand loyalty dan brand recommendation yang tinggi dalam pandangan nasabah. Tidak hanya itu, BCA juga ingin menjadi institusi andalan masyarakat luas karena sangat peduli lingkungan dan masyarakat sekitar. BCA adalah bank yang peduli pada peningkatan taraf hidup masyarakat, keseimbangan ekosistem, pendidikan, bantuan korban bencana alam dan bantuan pengembangan tempat ibadah. Hal lain yang diharapkan terwujud adalah BCA menjadi bank dengan tata kelola yang baik dan juga berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia, sehingga BCA akan menjadi bagian dari pembangunan ekonomi Indonesia.
5
1.3.2. Misi BCA Untuk mencapai visi tersebut di atas, maka ditetapkan misi perusahaan sebagai berikut. a. Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran dan solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan perseorangan b. Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan finansial yang tepat demi tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah c. Meningkatkan nilai francais (franchise value) dan nilai stakeholder.
1.3.3. Tata Nilai dan Tujuan Agar perusahaan dapat menjalankan misi-misinya, maka perusahaan harus memiliki tata nilai sebagai prisip atau paradigma untuk menuntun dalam bertindak dan berhubungan dengan berbagai pihak. Nilai-nilai ini diharapkan dapat menjadi sebuah budaya yang mencerminkan identitas perusahaan. Budaya perusahaan yang dimiliki harus menganut prinsip atau nilai-nilai berikut: a. Fokus pada nasabah: BCA merupakan perusahaan yang sangat fokus terhadap nasabahnya. Hal ini tercermin dari produk dan layanan sebagai solusi kebutuhan nasabah terkini. Produk yang ada selalu diperbaharui sehingga tidak ketinggalan jaman tetapi tetap down to earth sesuai dengan kebutuhan nasabah saat ini. b. Integritas: BCA dipercaya karena kejujurannya, konsisten dalam memegang komitmen, selalu menjaga keamanan dan kerahasiaan para nasabahnya. c. Kerjasama tim: BCA diharapkan dinilai masyarakat sebagai bank yang paling menonjol dalam melaksanakan suatu pekerjaan. BCA identik dengan perusahaan yang selalu harmonis, menjaga keutuhan perusahaan dan kompak. d. Berusaha untuk mencapai yang terbaik: BCA diharapkan dipandang masyarakat sebagai bank yang identik dengan inovasi dan kesempurnaan. BCA selalu terdepan dalam memberikan layanan terkini dan tercanggih, sesuai dengan perkembangan kebutuhan nasabah dan kemajuan jaman. Tujuan bisnis yang ingin dicapai dengan menerapkan nilai-nilai di atas adalah agar BCA menjadi bank pilihan utama masyarakat Indonesia. Pada tahun 2010 BCA diharapkan menjadi bank terkemuka di Indonesia dengan aset melampaui Rp 250 triliun dan dengan kapitalisasi 6
pasar melampaui Rp 100 triliun.
1.3.4. Strategi Perusahaan Langkah-langkah strategis yang dilakukan perusahaan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan adalah dengan menyiapkan prasarana, sistem dan prosedur, kemampuan sumber daya manusia dan budaya perusahaan. Hal tersebut diwujudkan antara lain dengan cara : 1. Mensosialisasikan visi dan misi perusahaan 2. Menetapkan tata nilai sebagai panduan kerja karyawan 3. Memperbaiki praktek tata kelola perusahaan 4. Pertumbuhan perusahaan disertai tata manajemen risiko 5. Meluncurkan produk dan layanan sesuai dengan kebutuhan nasabah terkini 6. Mempedulikan lingkungan dan masyarakat sekitar 7. Mengkaji, membuat dan mengimplementasikan kebijakan perusahaan agar sesuai dengan visi dan misi Dalam menetapkan strategi perusahaan pada dasarnya BCA menekankan pada peningkatan kompetensi perusahaan. Strategi perusahaan untuk tahun 2007 adalah melindungi nilai francais, fokus kepada pinjaman konsumer, meningkatkan pinjaman komersial dan SME (Small Medium Entreprise) serta mengembangkan perbankan korporasi.
1.4. Struktur Organisasi Sebagaimana tertuang dalam Manual Tata Kelola Perusahaan dan Anggaran Dasar BCA, dalam menjalankan usahanya BCA dipimpin oleh Dewan Komisaris dan Direksi, yang mengemban amanat untuk melaksanakan fungsi pengawasan dan manajemen BCA. Struktur organisasi BCA secara lengkap dapat dilihat pada gambar berikut:
7
Gambar 1.1. Struktur Organisasi PT Bank Central Asia, Tbk Sumber: Laporan Tahunan 2006
1.5. Sumber Daya Manusia Sepanjang tahun 2005, BCA memfokuskan dirinya pada program pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk membangun kompetensi individu dan organisasi, guna menunjang bank dalam mengembangkan kemampuan yang lebih baik dalam bisnis kredit dan perbankan transaksional. Kegiatan tersebut mencakup program pelatihan, pengembangan karir, serta revitalisasi organisasi. 8
Seiring ekspansi yang sangat cepat di bisnis penyaluran kredit, mencakup segmen perbankan konsumer, komersial dan UKM, serta korporasi, BCA secara aktif merekrut kaderkader berbakat untuk posisi pemasaran kredit, analisa kredit dan pengelolaan risiko. Secara keseluruhan, sampai dengan akhir tahun 2006, BCA (tidak termasuk anak perusahaan) mempekerjakan 20.520 orang, dengan komposisi karyawan sebagai berikut:
Berdasarkan Tingkat Pendidikan 2,12%
SD, SMP, SMU Diploma (D3) dan Sarjana (S1)
39,75%
Pasca Sarjana (S2 dan S3)
58,13%
Gambar 1.2. Komposisi SDM Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan Tingkat Manajemen 0,22% 12,59% Staf Manajer Eksekutif (termasuk Dewan Komisaris)
87,18%
Gambar 1.3. Komposisi SDM Berdasarkan Tingkat Manajemen
Tabel 1.3. Komposisi SDM PT. Bank Central Asia, Tbk Sumber: Laporan Tahunan 2006
9
1.6. Tantangan Bisnis Persaingan bisnis yang begitu kompetitif di bidang perbankan memberikan tantangan yang tidak mudah bagi BCA. Konsumen saat ini mengharapkan tersedianya produk-produk inovatif disertai layanan jasa yang memuaskan. Kebutuhan konsumen akan produk dan jasa tersebut sangat beragam dan juga sangat cepat berubah. Hal ini merupakan tantangan yang sangat berat, BCA diharapkan dapat dengan jeli melihat kebutuhan konsumer sebagai peluang bisnis. Produk-produk dan prasarana yang ada harus selalu disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan konsumen.
1.7. Respon Terhadap Tantangan Bisnis Untuk memenuhi tuntutan konsumen tersebut perusahaan harus mempersiapkan sumberdaya yang ada di dalam perusahaan secara maksimal. Perusahaan harus mempersiapkan sumberdaya yang ada agar selalu siap menangkap peluang. Perusahaan harus memiliki strategi perusahaan yang dapat mendukung untuk berinovasi dan menangkap peluang bisnis. Strategi yang ada harus menciptakan lingkungan yang mendukung ide-ide baru, memiliki hubungan yang baik dengan konsumen, dan juga berani mengambil risiko untuk menangkap peluang bisnis baru. Kondisi ini diharapkan dapat menghasilkan produk dan layanan secara cepat dan fleksibel untuk memenuhi tuntutan konsumen yang beragam dan selalu berubah.
10