BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kesehatan menjadi salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia. Di Indonesia sendiri kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Undang-Undang RI No. 36, 2009). Kesehatan diwujudkan dengan berbagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Salah satu upaya kesehatan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan secara tersendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, dan atau masyarakat. Salah satu pelayanan kesehatan dilakukan melalui pengadaan fasilitas, sarana, dan prasarana kesehatan di setiap wilayah baik kota maupun desa. Wilayah kota selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang berjalan seiring dengan perubahan yang terjadi di dalam kota tersebut. Salah satu perubahan yang terjadi di sutau wilayah kota adalah perubahan jumlah penduduk yang semakin bertambah dari waktu ke waktu. Pertambahan jumlah penduduk tersebut mengakibatkan peningkatan kebutuhan akan fasilitas dan utilitas kota oleh penduduknya. Dengan semakin bertambahnya penduduk yang
1
tinggal di suatu kota maka pengadaan fasilitas dan utilitas tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penduduk yang dilayaninya. Oleh karena itu, diperlukan adanya perencanaan yang cermat sehingga sut au w ila ya h kota dapat menampung penduduk dengan fasilitas dan utilitas yang menunjang segala aktivitasnya. Salah satu fasilitas umum yang juga menunjang pertumbuhan wilayah kota tersebut adalah fasilitas kesehatan. Kota Salatiga merupakan salah satu wilayah kota yang sedang mengalami pertumbuhan dengan adanya rencana pemekaran wilayah mulai tahun 2014 silam. Luas wilayah dan adanya pertambahan penduduk Kota Salatiga memiliki kaitan yang erat dengan tingkat kesehatan masyarakat. Tingkat kesehatan masyarakat menentukan tingkat pelayanan
kesehatan, pengetahuan
serta
kesadaran masyarakat akan kesehatan. Beberapa indikator yang menilai derajat kesehatan masyarakat menunjukkan bahwa derajat kesehatan di Kota Salatiga mengalami penurunan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah pelayanan kesehatan yang kurang memadai, sosialisasi kesehatan yang kurang, atau tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan
kesehatan
yang
kurang.
Peningkatan pelayanan kesehatan oleh
pemerintah kepada masyarakat menjadi salah satu hal penting untuk mengatasi hal tersebut, misalnya dengan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan atau secara kuantitas
menambah sarana kesehatan seperti rumah sakit dan
Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan yang memadai. Sebagai contoh Kecamatan Argomulyo sampai tahun 2015 ini mempunyai 2 Puskesmas dengan jumlah penduduk sebesar 40.148 jiwa. Berdasarkan jumlah
2
kebutuhan sarana kesehatan menurut SNI 03-1733-2004, satu Puskesmas dapat melayani minimal 30.000 penduduk sehingga dapat diketahui bahwa jumlah sarana kesehatan berupa Puskesmas di Kecamatan Argomulyo sudah cukup memenuhi kebutuhan penduduk. Berbeda halnya dengan Kecamatan Sidorejo yang penduduknya berjumlah 49.605 jiwa tetapi hanya memiliki satu Puskesmas, sehingga dapat diketahui bahwa sarana kesehatan berupa Puskesmas di Kecamatan Sidorejo belum cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Selanjutnya pertumbuhan penduduk di Kota Salatiga akan selalu meningkat dari waktu ke waktu sehingga pelayanan kebutuhan berupa sarana kesehatan juga akan terus bertambah. Proyeksi laju pertumbuhan penduduk dibutuhkan untuk mengetahui jumlah kebutuhan penduduk terhadap sarana kesehatan dengan jangka waktu tertentu. Berdasarkan data Salatiga dalam Angka Tahun 2014 diketahui eksisting sarana kesehatan Kota Salatiga antara lain terdapat 6 Rumah Sakit Wilayah, 1 Rumah Sakit Bersalin, 6 Puskesmas, dan 22 Puskesmas Pembantu yang tersebar di 4 kecamatan. P eningkatan pelayanan kesehatan semakin diharapakan oleh masyarakat seiring bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun di Kota Salatiga dengan kriteria cepat, nyaman, efisien, dan efektif. Berdasarkan perhitungan data laju pertumbuhan penduduk maka dapat direncanakan adanya pembangunan sarana kesehatan berupa Rumah Sakit Wilayah, Rumah Sakit Bersalin, Puskesmas, dan Puskesmas Pembantu untuk jangka waktu 20 tahun ke depan sesuai dengan peraturan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Salatiga. Perencanaan lokasi pembangunan sarana
3
kesehatan tersebut melalui analisis kondisi eksisting dan kebutuhan masyarakat berdasarkan hasil perhitungan proyeksi laju pertumbuhan penduduk. Oleh karena itu dilakukan Pemetaan Hasil Proyeksi Sarana Kesehatan di Kota Salatiga untuk jangka waktu tahun 2016-2035 berbasis Sistem Informasi Geografi (SIG). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk megetahui kondisi eksisting persebaran sarana kesehatan di Kota Salatiga tahun 2015 dan juga memanfaatkan SIG untuk pemetaan hasil proyeksi sarana kesehatan di Kota Salatiga untuk jangka waktu tahun 2016-2035. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai rencana lokasi pembangunan sarana kesehatan di Kota Salatiga yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk jangka waktu 20 tahun mendatang sehingga dapat menjadi acuan dalam penentuan kebijakan khususnya dalam pembangunan wilayah kota.
1.2. Rumusan Masalah Data eksisting sarana kesehatan, jumlah penduduk, dan luas wilayah per kecamatan Kota Salatiga tahun 2014 digunakan sebagai sumber data utama dalam perencanaan pembangunan sarana kesehatan 20 tahun mendatang, apakah harus ditambah atau dikurangi. Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah yang didapat dalam penelitian ini antara lain adalah : 1) Bagaimana kondisi eksisting persebaran sarana kesehatan di Kota Salatiga tahun 2015? 2) Bagaimana pemanfaatan SIG untuk pemetaan hasil proyeksi sarana kesehatan di Kota Salatiga untuk jangka waktu tahun 2016-2035?
4
1.3. Tujuan Penelitian Pemanfaatan Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk Pemetaan Hasil Proyeksi Pembangunan Sarana Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2016-2035 bertujuan untuk: 1) Megetahui kondisi eksisting persebaran sarana kesehatan di Kota Salatiga tahun 2015. 2) Memanfaatkan SIG untuk pemetaan hasil proyeksi sarana kesehatan di Kota Salatiga untuk jangka waktu tahun 2016-2035.
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai acuan bagi pemerintah Kota Salatiga atau instansi terkait untuk menentukan kebijakan dalam pengembangan wilayah kota secara komprehensif, khususnya dalam perencanaan pembangunan sarana kesehatan berdasarkan analisis proyeksi kebutuhan yang berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan pula dapat menjadi salah satu media informasi bagi masyarakat Kota Salatiga mengenai kondisi eksisting persebaran sarana kesehatan di Kota Salatiga tahun 2015 dan rencana lokasi pembangunan hasil proyeksi sarana kesehatan 20 tahun mendatang yaitu tahun 2016-2035 di masing-masing wilayah kecamatan Kota Salatiga. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan menjadi salah satu kajian dalam pengembangan pemanfaatan Sistem Informasi Geografi (SIG) terutama di bidang kesehatan.
5
1.5. Batasan Istilah Dalam penelitian ini dilakukan pembatasan istilah agar lebih terarah dan sesuai dengan tujuan penelitian, antara lain : 1) Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. (UU RI No. 23 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 4) 2) Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (Permenkes RI Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 Pasal 1 Ayat 3) 3) Rumah Sakit Bersalin merupakan sarana kesehatan yang berfungsi melayani ibu baik sebelum, pada saat dan sesudah melahirkan serta melayani anak usia sampai dengan 6 tahun. (SNI 03-1733-2004) 4) Puskesmas merupakan sarana kesehatan yang berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang memberikan pelayanan kepada penduduk dalam penyembuhan penyakit, selain melaksanakan program pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit di wilayah kerjanya. (SNI 03-1733-2004) 5) Puskesmas Pembantu merupakan sarana kesehatan yang berfungsi sebagai unit pelayanan kesehatan sederhana yang memberikan pelayanan kesehatan terbatas dan membantu pelaksanaan kegiatan Puskesmas dalam lingkup wilayah yang lebih kecil. (SNI 03-1733-2004)
6