BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.
Millennium Development Goals (Tujuan Pembangunan Milenium, atau MDGs) mengandung delapan tujuan sebagai respon atas permasalahan perkembangan global, dengan target pencapaian pada tahun 2015. Tujuan Pembangunan Milenium terdapat dalam Deklarasi Milenium yang diadopsi oleh 189 negara dan ditandatangi oleh 147 kepala Negara dan pemerintahan pada UN Millennium Summit yang diadakan di bulan September tahun 2000. Delapan butir MGDs terdiri dari 21 target kuantitatif dan dapat diukur oleh 60 indikator. Salah satu target MDGs adalah mengurangi hingga setengah jumlah penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman dan sanitasi dasar, dengan indikator: Proporsi dari populasi yang menggunakan sumber air minum berkualitas Proporsi dari populasi yang menggunakan sarana sanitasi berkualitas MDGs mencanangkan pada 2015 sebanyak 77,2% persen penduduk Indonesia ditargetkan telah memiliki akses air minum yang layak dan minimal 59.1 persen penduduk Indonesia di Kota dan Desa sudah memperoleh pelayanan sanitasi yang memadai (Status Millenium Development Goals Indonesia 2009). Secara nasional, Indonesia telah mencapai target ini, tetapi cakupan ini belum merata dan belum menggambarkan kualitas fasilitas sanitasi yang sebenarnya. Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kondisi ini, antara lain disebabkan lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi, yang ditandai dengan pembangunan sanitasi tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, dan tidak berkelanjutan, serta kurangnya perhatian masyarakat pada perilaku hidup bersih dan sehat. Kondisi pelayanan air minum Kabupaten Banjarnegara pada Tahun 2010 adalah sebesar 85,4% sedangkan pelayanan sanitasi khususnya kepemilikan jamban adalah sebesar 52,91% dari seluruh penduduk di Kabupaten Banjarnegara. Sesuai dengan target MDGs, maka pada Tahun 2015 target pelayanan air minum di Kabupaten Banjarnegara adalah sebesar 92,7% sedangkan target pelayanan sanitasi adalah sebesar 76,45% dari jumlah penduduk Kabupaten Banjarnegara. Salah satu upaya memperbaiki kondisi sanitasi adalah dengan menyiapkan sebuah perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan. Dalam hal ini, Pemerintah mendorong kota dan kabupaten di Indonesia untuk menyusun Strategi Sanitasi Perkotaan atau Kabupaten (SSK) yang memiliki prinsip:
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 1
-
Berdasarkan data aktual Berskala kota atau kabupaten Disusun sendiri oleh kota atau kabupaten (dari, oleh, dan untuk kota atau kabupaten tersebut) Menggabungkan pendekatan bottom-up dan top-down
Untuk menghasilkan SSK yang demikian, maka kota atau kabupaten harus mampu memetakan situasi sanitasi wilayahnya. Pemetaan situasi sanitasi yang baik hanya bisa dibuat apabila kota atau kabupaten mampu mendapatkan informasi lengkap, akurat, dan mutakhir tentang kondisi sanitasi, baik menyangkut aspek teknis mapun non teknis. Dalam konteks ini Buku Putih merupakan prasyarat utama dan dasar bagi penyusunan SSK. Buku Putih Sanitasi merupakan pemetaan situasi sanitasi kota atau kabupaten berdasarkan kondisi aktual. Pemetaan tersebut mencakup aspek teknis dan aspek nonteknis, yaitu aspek keuangan, kelembagaan, pemberdayaan masyarakat, perilaku hidup bersih dan sehat, dan aspek-aspek lain seperti keterlibatan para pemangku kepentingan secara lebih luas. Buku Putih merupakan “database sanitasi kota atau kabupaten” yang paling lengkap, mutakhir, aktual, dan disepakati seluruh SKPD dan pemangku kepentingan terkait pembangunan sanitasi. Sesuai dengan maksud penyusunannya, maka Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara ini akan menggambarkan: 1) Status terkini situasi sanitasi di Kabupaten Banjarnegara 2) Kebutuhan layanan sanitasi dan peluang pengembangan di masa mendatang di Kabupaten Banjarnegara 3) Usulan atau rekomendasi awal terkait peluang pengembangan layanan sanitasi. 1.2
Pengertian Dasar Sanitasi Secara umum sanitasi didefinisikan sebagai usaha untuk memastikan pembuangan kotoran manusia, cairan limbah dan sampah secara higienis (Manual B-Penilaian dan Pemetaan Sanitasi Kota). Sedangkan pengertian yang lebih teknis dari sanitasi adalah upaya pencegahan terjangkitnya dan penularan penyakit melalui penyediaan sarana sanitasi dasar (jamban), pengelolaan air limbah rumah tangga (termasuk sistem jaringan perpipaan air limbah), drainase dan sampah (Bappenas, 2003). Sehingga dengan definisi tersebut dapat dilihat 3 sektor yang terkait dengan sanitasi adalah sistem pengelolaan air limbah rumah tangga, pengelolaan persampahan dan drainase lingkungan. Air limbah rumah tangga adalah air sisa proses dari kegiatan rumah tangga. Berkaitan dengan pengelolaan air limbah rumah tangga, maka limbah yang muncul dari rumah tangga dikelompokkan dalam dua bagian. Bagian pertama adalah limbah yang berasal dari metabolisme tubuh manusia (excreta) berupa air kencing (urine) dan tinja. Kelompok pertama ini biasa disebut sebagai blackwater. Sedangkan kelompok kedua adalah air limbah yang berasal selain dari metabolisme tubuh manusia, antara lain berasal .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 2
dari sisa pencucian pakaian, dapur, dan sisa air mandi. Bagian kedua ini dikenal sebagai greywater. Sektor lain yang terkait dengan sanitasi adalah sektor persampahan. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. (Undangundang No. 18/2008). Di dalam pengelolaan sampah dikenal istilah sampah spesifik dan sampah non spesifik. Yang termasuk didalam pengertian sampah non spesifik adalah sampah yang berasal dari rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga (kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan fasilitas lainnya). Sedangkan yang termasuk di dalam sampah spesifik adalah: 1) sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun; 2) sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun; 3) sampah yang timbul akibat bencana; 4) puing bongkaran bangunan; 5) sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau 6) sampah yang timbul secara tidak periodik. Sektor terakhir yang berhubungan dengan sanitasi adalah sektor drainase lingkungan. Drainase lingkungan adalah suatu sistem penanganan atau pengaliran air hujan. Secara konvensional, hujan yang turun pada suatu wilayah diusahakan secepat mungkin mengalir melalui saluran-saluran air hujan menuju badan air penerima. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya genangan di pemukiman atau jalan. Sistem ini sebagian besar berhasil digunakan untuk mengendalikan terjadinya genangan, tetapi menjadi tidak terkait dengan konservasi air. Konsep penanganan air hujan dengan memperhatikan konservasi air tanah biasa disebut sebagai konsep drainase berwawasan lingkungan atau ecodrainage. Dengan konsep ini maka air hujan yang turun diusahakan untuk semaksimal mungkin meresap ke dalam tanah atau ditampung untuk dimanfaatkan, sedangkan kelebihannya baru dialirkan melalui saluran air hujan. Peresapan air hujan dapat dilakukan dengan menggunakan kolam retensi atau embung, sumur resapan air hujan dan biopori. Walaupun sektor air besih/air minum tidak termasuk di dalam sektor-sektor yang terkait dengan sanitasi, tetapi sektor air minum dianggap sangat mempengaruhi kondisi sanitasi. Oleh karena itu seringkali sektor air minum disebut beriringan dengan sistem sanitasi, seperti istilah Water and Sanitation (WATSAN) atau AMPL (Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan). Sebagai salah satu bahan penyusunan Buku Putih dilakukan penilaian kondisi sanitasi suatu daerah, yang dikenal dengan Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA). EHRA adalah sebuah survai partisipatif di tingkat kota yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku yang terkait yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program termasuk advokasi di tingkat kota sampai ke kelurahan. Tujuan dari studi EHRA adalah untuk mendapatkan
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 3
gambaran fasilitas sanitasi dan perilaku yang berisiko terhadap kesehatan tingkat kota berdasarkan data primer. Studi lain yang dilakukan sebagai bahan penyusunan buku putih adalah survey partisipasi sektor swasta dan Lembaga Non-Pemerintah (LNP) di dalam pengelolaan sanitasi perkotaan, atau biasa disebut sebagai Sanitation Supply Assessment (SSA). Tujuan studi SSA adalah: 1) Menilai dan memetakan pihak-pihak yang saat ini berperan dalam penyelenggaraan sanitasi kota, khususnya partisipasi sektor swasta dan Lembaga Non Pemerintah 2) Mengumpulkan data/ informasi untuk merumuskan bentuk sinergi antara:
Pemerintah kota,
Sektor swasta, baik yang lahan usahanya terkait maupun tidak terkait dengan pengelolaan sanitasi, dan
Lembaga Non Pemerintah yang memfasilitasi masyarakat dalam pengelolaan sanitasi 3) Meningkatkan efektivitas program pengelolaan sanitasi dengan melibatkan semua unsur yang terkait. Hasil dari berbagai bahan yang masuk di dalam penyusunan buku putih akan digunakan untuk menentukan area berisiko. Area berisiko adalah area kelurahan/desa yang memiliki potensi risiko terhadap kesehatan. Apabila tidak segera dilakukan intervensi tertentu, akan memperbesar potensi terjadinya kasus kejadian penyakit. Hal ini perlu dibedakan dengan „dampak‟ yang dinyatakan dengan kasus kejadian penyakit. Oleh karenanya, angka kejadian penyakit seharusnya tidak dijadikan sebagai salah satu indikator untuk penentuan area berisiko tinggi, sebab hal ini akan mencampurkan antara „risiko‟ dengan „dampak‟ (Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan Tahap B Penilaian dan Pemetaaan Situasi Sanitasi Kota). Tahap awal penentuan area berisiko, indikator yang umum digunakan adalah : a. Kepadatan penduduk. Makin padat penduduk, maka risiko penyebaran penyakit akan semakin besar. Informasi yang juga penting tetapi relatif sukar diperoleh adalah jumlah penduduk pendatang di masing-masing kelurahan, sebab informasi ini seringkali tidak terdata di tingkat kota. Bappeda memang memiliki sumber data tentang jumlah dan kepadatan penduduk. Tetapi informasi mengenai penduduk pendatang, bila dipandang perlu, harus dicari di instansi lain, atau harus dikumpulkan melalui Ketua RW/kelurahan. Apabila data tersebut sukar diperoleh maka dapat diabaikan lebih dulu. b. Jumlah KK miskin. Semakin banyak KK miskin, yang relatif lebih sulit untuk mendapatkan akses sanitasi, maka risikonya pun semakin tinggi. Ada beberapa data KK miskin, sehingga sering membingungkan data mana yang akan digunakan. Pemerintah Kabupaten biasanya memiliki data resmi yang berasal dari BPS. .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 4
c.
d.
e.
Sambungan air bersih. Berupa sambungan langsung atau hidran umum. Makin banyak anggota masyarakat yang mendapatkan akses air bersih maka pengaruhnya positif, artinya risiko terhadap penyakit makin kecil. Data ini berasal dari PDAM, Dinas PU dan Dinas Kesehatan. Jumlah jamban. Dihitung berdasarkan jumlah KK yang memiliki jamban, artinya bila ada KK memiliki lebih dari satu jamban maka hanya dihitung satu. Semakin banyak KK yang memiliki jamban maka pengaruhnya positif, berarti risikonya semakin kecil. Data jumlah jamban biasanya diperoleh dari Dinas Kesehatan. Fasilitas jaringan sewerage atau sistem komunal (Sanimas atau lainnya). Jaringan sewerage atau sistem komunal membawa air limbah (terutama black water) keluar dari area permukiman. Adanya koneksi ke jaringan sewerage atau sistem komunal mengecilkan risiko.
1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Buku Putih Sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan faktual mengenai kondisi dan profil sanitasi Kabupaten Banjarnegara pada saat ini. Pemetaan kondisi dan profil sanitasi (sanitation mapping) dilakukan untuk menetapkan zona sanitasi prioritas yang penetapannya berdasarkan urutan potensi risiko kesehatan lingkungan (priority setting). Dalam Buku Putih ini, priority setting dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang tersedia, hasil studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment) atau EHRA, dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Banjarnegara yang menangani secara langsung pembangunan dan pengelolaan sektor sanitasi di Kabupaten Banjarnegara. 1.3.2 Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam proses penyusunan Buku Putih ini antara lain adalah pembangunan kapasitas (capacity building) Pemerintah Kabupaten Banjarnegara beserta stakeholder lainnya untuk mampu mengidentifikasi, memetakan, menyusun rencana tindak dan menetapkan strategi pengembangan sanitasi Kabupaten. Di samping itu, pembentukan Pokja Sanitasi diharapkan dapat menjadi embrio entitas suatu badan permanen yang akan menangani dan mengelola program pembangunan dan pengembangan sanitasi di tingkat Kabupaten. 1.4
Pendekatan dan Metodologi Pendekatan yang digunakan di dalam penyususnan buku putih ini adalah pendekatan partisipatif yang melibatkan para pemangku kepentingan secara transparan dan akuntabel. Secara umum metode di dalam penyusunan Buku Putih ini terdiri dari beberapa langkah, yaitu : .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 5
a.
b.
Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder sektor sanitasi digunakan sebagai dasar untuk membuat pemetaan kondisi sanitasi secara aktual, serta memotret kebutuhan akan layanan sanitasi yang baik, sesuai standar kebutuhan minimal pembangunan sanitasi. Tidak hanya sekedar kompilasi, tetapi juga dilakukan proses seleksi dan verifikasi data. Banyak dokumen kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi dimasa lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini. Data sekunder diperoleh melalui desk study, antara lain dengan kajian literatur dan pencarian data di internet. Pendalaman data Sekunder yang telah diperoleh Dari data sekunder yang telah diperoleh, maka dilakukan verifikasi lanjutan, pengecekan silang data-data yang diperoleh dan pendalaman data tersebut dengan melaksanakan: pertemuan secara berkala antar anggota Pokja yang dikoordinasikan oleh Bappeda Kabupaten Banjarnegara selaku Ketua Pokja meninjau tempat-tempat yang dilayani program sanitasi serta sebagian dari daerah pelayanan di kawasan perkotaan dan daerah kumuh (survei dan observasi) diskusi yang bersifat teknis Focus Group Discussion (FGD) dan mendalam juga akan dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam sanitasi. Diskusi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait kondisi yang ada serta upaya-upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang sanitasi. Pengumpulan Data Primer melalui penelitian lapangan (observasi dan wawancara responden), FGD dan indepth interview. Data primer yang dikumpulkan meliputi : - Studi Kelembagaan dan Keuangan - Penilaian Sanitasi Berbasis Masyarakat (Community-based Sanitation Assessment) - Studi Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment/SSA) - Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment/EHRA) - Studi Komunikasi dan Pemetaan Media
Data-data yang telah diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Deskriptif kualitatif dilakukan dengan menganalisis kondisi dan permasalahan eksisting di bidang sanitasi secara kualitatif untuk dapat mengetahui sebab dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kondisi dan permasalahan di Kabupaten Banjarnegara. Analisis kualitatif dilakukan dengan mengolah data-data yang bersifat kuantitatif baik dari data primer maupun data sekunder untuk mengetahui tingkat pelayanan di bidang sanitasi Kabupaten Banjarnegara. .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 6
Analisis baik deskriptif kualitatif maupun kuantitatif digunakan untuk merumuskan penyusunan skenario dan strategi dalam menyusun alternatif solusi atau penyelesaian masalah bidang sanitasi dan merencanakan target peningkatan pelayanan sanitasi di Kabupaten Banjarnegara. 1.5
Posisi Buku Putih Buku Putih Sanitasi menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi, dan kebutuhan sanitasi Kabupaten Banjarnegara. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 ini, diposisikan sebagai acuan perencanaan strategis sanitasi tingkat kabupaten. Rencana pembangunan sanitasi Kabupaten Banjarnegara dikembangkan atas dasar permasalahan yang dipaparkan dalam Buku Putih Sanitasi. Setiap tahun data yang ada akan dibuat “Laporan Sanitasi Tahunan” yang merupakan gabungan antara Laporan Tahunan SKPD dan status program/kegiatan sanitasi. Laporan Sanitasi Tahunan menjadi Lampiran Buku Putih Sanitasi 2011 dan setelah 3 tahun, semua informasi tersebut dirangkum dalam Revisi Buku Putih Sanitasi. 1.6
Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam tahap ini sebagian besar berasal dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), baik berupa data umum maupun data khusus yang menyangkut teknis, keuangan, kebijakan daerah dan kelembagaan, peran serta swasta dalam layanan sanitasi, dan media. Sumber data lainnya adalah LSM atau universitas yang pernah melakukan penelitian di Kabupaten Banjarnegara. Aspek-aspek data yang dikumpulkan sebagai dasar informasi dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten adalah: 1. Umum dan Teknis: Diberikan daftar kebutuhan data yang perlu dikumpulkan oleh anggota Pokja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara. Data tersebut nantinya terutama dibutuhkan dalam diskusi Manajemen dan Operasi Sistem Sanitasi. 2. Kebijakan Daerah dan Kelembagaan: Selain diberikan daftar kebutuhan data yang perlu dikumpulkan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten, maka akan dilakukan Focus Group Discussion (FGD) bersama anggota Pokja Sanitasi Kabupaten. FGD dimaksudkan untuk membahas aspek tersebut lebih mendalam dan bersama anggota Pokja Sanitasi Kabupaten melakukan analisis terhadap aspek kelembagaan dan peraturan. Ini nantinya harus bisa dibagi ke dalam beberapa fungsi (di antaranya fungsi perencanaan, implementasi – fisik maupun non-fisik, operasi, pengawasan, serta monitoring dan evaluasi). Termasuk juga keterkaitan kerja antar SKPD dalam menjalankan fungsifungsi tersebut. Berdasarkan pengalaman, diskusi ini sebaiknya dilakukan dengan dibantu oleh tenaga ahli sebagai nara sumber yang memahami kebijakan daerah dan kelembagaan, serta berpengalaman bekerja di bidang sanitasi. Data ini dibawa pada saat diskusi Manajemen dan Operasi Sistem Sanitasi. .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 7
3.
4.
5.
6.
Keuangan: Pokja Sanitasi Kabupaten perlu memilah anggaran yang terkait dengan sanitasi. Penting dipahami, Pokja Sanitasi Kabupaten harus memiliki kesamaan pemahaman dan kesepakatan bagaimana memilah data keuangan yang terkait dengan sanitasi. Selain biaya investasi infrastruktur sanitasi, perlu dicatat juga besarnya biaya operasi dan pemeliharaan dalam beberapa tahun terakhir. Peran serta swasta dalam layanan sanitasi: Sebagian data diperoleh dari pihak swasta yang memiliki kontrak kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten ataupun informasi lain yang dimiliki oleh SKPD terkait. Pada tahap ini, proses pengumpulan data dilakukan berdasarkan informasi lisan atau tertulis yang dimiliki SKPD atau jika diperlukan dilakukan pencarian data secara langsung di lapangan. Pemberdayaan masyarakat dan jender: Informasi tentang pemberdayaan masyarakat dalam bidang sanitasi dapat diperoleh melalui institusi lokal. Isu jender sudah menjadi perhatian dalam program-program Pemerintah Kabupaten, hanya saja kaitannya dalam bidang sanitasi serta kedalaman dari isu tersebut masih bisa dipertanyakan lebih jauh. Tetapi informasi mengenai isu jender tersebut umumnya sudah tersedia. Komunikasi: Informasi yang dibutuhkan berhubungan dengan kegiatan-kegiatan dan jenis media yang digunakan oleh Pemerintah Kabupaten, melalui SKPD atau lembaga lainnya (misalnya PKK), untuk penyebarluasan informasi yang berhubungan dengan sanitasi.
1.7 Peraturan Perundangan 1.7.1 Kebijakan Umum Bidang Sanitasi dan Air Minum Penyusunan Program Strategi Pembangunan Sanitasi di Kabupaten Banjarnegara didasarkan pada aturan-aturan dan produk hukum yang meliputi Undang-undang, Peraturan Pemerntah, Keputusan Presiden, Peraturan dan Keputusan Menteri, Standar Nasional Indonesia, dan Peraturan Daerah di tingkat Provinsi maupun tingkat Kabupaten. Daftar peraturan-peraturan tersebut adalah sebagai berikut. a. Undang-undang 1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alami Hayati dan Ekosistemnya; 2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman; 3) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung; 4) Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air; 5) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah; 6) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan Daerah; 7) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan ;
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 8
8) 9) 10) 11)
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang; Undang-undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah ; Undang-undang No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 12) Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. b. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10)
c. 1) 2) 3)
Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air; Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 Tentang Perlindungan Hutan; Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai; Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 Tentang Perlindungan Tanaman; Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 Tentang Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam; Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan; Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Keputusan Presiden Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 Tentang Kawasan Industri; Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung; Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1990 Tentang Penggunaan Tanah bagi kawasan Industri
d. Peraturan dan Keputusan Menteri 1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 21/PRT/2006 tentang kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP); 2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 16/PRT/2008 tentang kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNPSPALP); 3) Keputusan Menteri Kesehatan No : 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan; 4) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 9
tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik; 5) Keputusan Menteri Kesehatan No : 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat; 6) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No: 13 tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Hidup (UKP-UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL). e. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
Standar Nasional Indonesia SNI 03-3241-1994 Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah; SNI 03-3242-1994 Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman; SNI 19-2454-2002 Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan; Standar Nasional Indonesia No :03-2406-1991 Spesifikasi sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan; SNI 02-2406-1991Tata cara perencanaan umum drainase perkotaan; SNI 03-2453-2002 Tata cara perencanaan teknik sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan; SNI 19-6466-2000 Tata cara evaluasi lapangan untuk sistem peresapan pembuangan air limbah rumah tangga; SNI 03-2399-2002 Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum; SNI 03-2398-2002 Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Resapan.;
f. Peraturan Daerah 1) Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 27 tahun 2003 tentang Retribusi Persampahan dan Kebersihan; 2) Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjarnegara (Berita Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2004 Nomor 6 Seri E); 3) Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005 – 2025; 4) Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006-2011; 5) Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pendirian Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Kabupaten Banjarnegara; 6) Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 18 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 Nomor 18 Seri A); 7) Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 789 Tahun 2010 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten Banjarnegara Tahun Anggaran 2011 (Berita Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 Nomor 41 Seri E);
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 10
8) Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor : 050/ 296 tahun 2011 tentang Pembentukan Kelompok Kerja (POKJA) Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Banjarnegara; 9) Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor : 050/ 932 tahun 2011 tentang Pembentukan Tim Teknis Sanitasi Kabupaten Banjarnegara.
1.7.2 Kebijakan Daerah dalam Peran Pemangku Kepentingan Secara umum kebijakan umum di bidang sanitasi di Kabupaten Banjarnegara tidak terlepas dari Kebijakan Daerah (Propinsi) dan Pusat, meskipun dalam batas-batas tertentu belum seluruh kebijakan dapat diterapkan di daerah, oleh karena adanya berbagai kendala. Hal ini tercermin dari komitmen Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dalam pembangunan sanitasi di dalam RPIJM Kabupaten Banjarnegara. Pemerintah Kabupaten Banjarnegara melalui Surat Bupati Banjarnegara Nomor : 050/ 340 tahun 2010 tanggal 17 Mei 2010 perihal Pernyataan Minat Mengikuti Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) menjadi bentuk komitmen terhadap pembangunan di bidang sanitasi dan mengalokasikan anggaran dalam APBD Tahun 2011 Kabupaten Banjarnegara untuk kegiatan PPSP. Sosialisasi program-program terkait sanitasi terutama dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, bekerjasama dengan SKPD terkait. Sosialisasi dilakukan terutama untuk memperjelas posisi pemerintah sebagai pendukung dan fasilitator, disamping sebagai regulator, kegiatan sanitasi yang dilakukan oleh swasta dan masyarakat. 1.7.3 Penegakan Hukum Penegakan hukum yang dilaksanakan berkaitan dengan masalah sanitasi di Banjarnegara bertujuan selain untuk membentuk ketertiban di masyarakat, juga sebagai sarana pendidikan dan sosialisasi kepada masyarakat. Tujuan kedua inilah yang lebih dominan di dalam penegakan hukum di dalam permasalahan sanitasi di Kabupaten Banjarnegara, sehingga di dalam penegakan hukum lebih bersifat pencegahan (preventif), salah satu contoh adalah dengan pemasangan tanda larangan untuk membuang sampah sembarangan.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 11
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 12
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANJARNEGARA
2.1
KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12‟ – 7⁰31‟ Lintang Selatan dan 109⁰29‟
– 109⁰45‟50” Bujur Timur. Berada pada jalur pegunungan di bagian tengah Provinsi Jawa Tengah sebelah barat yang membujur dari arah barat ke timur. Batas wilayah administrasi Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara : Kab. Pekalongan dan Kab. Batang b. Sebelah Timur : Kab. Wonosobo c. Sebelah Selatan : Kab. Kebumen d. Sebelah Barat : Kab. Purbalingga dan Kab. Banyumas Wilayah Kabupaten Banjarnegara memiliki luas 1.070 Km2. Kabupaten Banjarnegara terbagi dalam 20 kecamatan yang terdiri dari 266 desa dan 12 kelurahan, serta terbagi dalam 953 dusun, 5.150 Rukun Tetangga (RT) dan 1.312 Rukun Warga (RW). Kecamatan hasil pemekaran dari Kecamatan Banjarnegara dan Kalibening yang terealisasi pada tanggal 1 Juni 2004, yaitu Kecamatan Pagedongan dan Kecamatan Pandanarum. Luas wilayah, banyaknya desa/kelurahan, RT dan RW dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.1 Kedudukan Ibukota Kecamatan, Jumlah Desa, Kelurahan dan Dusun Dirinci menurut Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 No.
Kecamatan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Susukan Purworejo Klampok Mandiraja Purwonegoro Bawang Banjarnegara Pagedongan Sigaluh Madukara Banjarmangu Wanadadi Rakit Punggelan
Ibukota Kecamatan Susukan Klampok Mandiraja Kulon Purwonegoro Manktrianom Kutabanjarnegara Pagedongan Gembongan Kutayasa Banjarmangu Wanadadi Rakit Punggelan
Desa 15 8 16 13 18 4 9 14 18 17 11 11 17
Banyaknya Kelurahan
9 1 2
Total 15 8 16 13 18 13 9 15 20 17 11 11 17
Dusun 43 35 50 60 61 18 42 37 60 51 35 52 79
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 13
Ibukota Kecamatan Desa 14. Karangkobar Leksana 13 15. Pagentan Pagentan 16 16. Pejawaran Panusupan 17 17. Batur Batur 8 18. Wanayasa Wanayasa 17 19. Kalibening Kalibening 16 20. Pandanarum Beji 8 Jumlah 266 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 No.
Kecamatan
Banyaknya Kelurahan
12
Total 13 16 17 8 17 16 8 278
Dusun 41 58 56 37 49 57 32 953
Sedangkan luas wilayah Kabupaten Banjarnegara menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut: Tabel 2.2 Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara Menurut Kecamatan Tahun 2010 Jumlah Desa/ Luas Kelurahan (Ha) 1. Susukan 15 5.265,67 2. Purworejo Klampok 8 2.186,67 3. Mandiraja 16 5.261,58 4. Purwonegoro 13 7.386,53 5. Bawang 18 5.520,64 6. Banjarnegara 13 2.624,20 7. Pagedongan 9 8055,24 8. Sigaluh 15 3.955,95 9. Madukara 20 4.820,15 10. Banjarmangu 17 4.635,61 11. Wanadadi 11 2.827,41 12. Rakit 11 3.244,62 13. Punggelan 17 10.284,01 14. Karangkobar 13 3.906,94 15. Pagentan 16 4.618,98 16. Pejawaran 17 5.224,97 17. Batur 8 4.717,10 18. Wanayasa 17 8.201,13 19. Kalibening 16 8.377,56 20. Pandanarum 8 5.856,05 Jumlah 278 106.971 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 No.
Kecamatan
Prosentase Terhadap Luas Kabupaten 4,92 % 2,04 % 4,92 % 6,90 % 5,16 % 2,45 % 7,53 % 3,70 % 4,51 % 4,33 % 2,64 % 3,03 % 9,61 % 3,65 % 4,32 % 4,88 % 4,41 % 7,67 % 7,83 % 5,47 % 100,00 %
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 14
PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA
1
II-3
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANJARNEGARA PETA ORIENTASI WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA DALAM PROVINSI JAWA TENGAH
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
SUMBER : RTRW KAB. BANJARNEGARA, 2010
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANJARNEGARA
2
II-4
SUMBER : RTRW Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 - 2031
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
2.2
KONDISI FISIK WILAYAH Kondisi fisik wilayah Kabupaten Banjarnegara dapt diliat dari aspek bentukan alam dan topografi, kondisi geologi, kondisi hidrologi atau kondisi air tanah dan air permukaan serta kondisi klimatologi. 2.2.1 Bentukan Alam dan Topografi Bila ditinjau dari bentuk tata alam dan penyebaran geografis, maka Kabupaten Banjarnegara dapat digolongkan dalam tiga wilayah yaitu: a. Bagian utara, terdiri dari daerah pegunungan Kendeng dengan relief bergelombang dan curam, bagian ini meliputi wilayah Kecamatan Kalibening, Karangkobar, Pagentan, Pejawaran, Batur, Madukara, Banjarmangu dan Punggelan; b. Bagian tengah, terdiri wilayah dengan relief yang datar merupakan lembah sungai Serayu yang subur mencakup sebagian wilayah Kecamatan Banjarnegara, Madukara, Bawang, Purwonegoro, Mandiraja, Purworejo Klampok, Susukan, Rakit, Wanadadi dan Banjarmangu; c. Bagian selatan, terdiri dari wilayah dengan relief yang curam merupakan bagian dari pegunungan Serayu meliputi Kecamatan Banjarnegara, Bawang, Purwonegoro, Mandiraja Purworejo Klampok dan Susukan. Kabupaten Banjarnegara mempunyai ketinggian yang bervariasi, meskipun kebanyakan berada pada ketinggian 100 m dpl karena letaknya yang berada pada jalur pegunungan; yang sebagian besar berada pada ketinggian 100–500 mdpl (37,04%); 500– 1.000 mdpl (28,74%); dan >1.000 mdpl (24,4%); sedangkan wilayah dengan ketinggian kurang dari 100 mdpl hanya seluas 9,82% saja. Adapun ketinggian topografi setiap daerah di Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut : 1. Kurang dari 100 mdpl meliputi luas 9,82 % dari luas wilayah Kabupaten yang meliputi Kecamatan Susukan, Purworejo Klampok, Mandiraja, Purwonegoro dan Bawang. 2. Antara 100-500 mdpl, meliputi luas 37,04 % luas wilayah Kabupaten Banjarnegara yang meliputi Kecamatan Susukan, Mandiraja, Purwonegoro, Bawang, Banjarmangu, Banjarnegara, Wanadadi, Rakit, Punggelan dan Madukara. 3. Antara 500-1.000 mdpl, meliputi luas 28,74 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, yang meliputi Kecamatan Banjarmangu, Sigaluh dan sebagian Banjarnegara. 4. Lebih dari 1.000 mdpl, meliputi luas 24,4 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, yang meliputi Kecamatan Karangkobar, Wanayasa, Kalibening, Pagentan, Pejawaran dan Batur.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 17
a.
b.
c.
Ditinjau dari segi kemiringan, dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) kemiringan, yaitu: Antara 0 – 15 % meliputi luas 24,61% dari luas wilayah Kabupaten banjarnegara yang meliputi Kecamatan Susukan, Purworejo Klampok, Mandiraja, Purwanegara, Pagedongan, Bawang dan Rakit. Diatas 15 – 40 %, meliputi luas 45,04 % dari luas wilayah kabupaten Banjarnegara yang meliputi Kecamatan Madukara, Banjarmangu, Wanadadi, Punggelan, Karangkobar, Pagentan, Wanayasa dan Kalibening. Lebih dari 40 % meliputi luas 30,35 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi Kecamatan Susukan, Banjarnegara, Sigaluh, Banjarmangu, Pejawaran dan Batur. Berikut merupakan tabel ketinggian wilayah Kabupaten Banjarnegara. Tabel 2.3 Ketinggian Wilayah Kabupaten Banjarnegara
No.
Ketinggian
Kecamatan
Susukan Purworejo Klampok 1. < 100 mdpl Mandiraja Purwonegoro Susukan Mandiraja Purwonegoro Bawang Banjarmangu 2. 100-500 mdpl Banjarnegara Wanadadi Rakit Punggelan Madukara Banjarmangu Sigaluh 3. 500-1.000 mdpl Banjarnegara Pagedongan Karangkobar Wanayasa Wanayasa Kalibening 4. > 1.000 mdpl Pagentan Pandanarum Pejawaran Batur Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010
Keterangan luas 9,82 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara
luas 37,04 % luas Banjarnegara
wilayah Kabupaten
luas 28,74 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara
luas 24,4 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara
Apabila ditinjau dari kemiringan lahan, wilayah Kabupaten Banjarnegara memiliki tiga jenis tingkat kemiringan. Berikut merupakan tingkat kemiringan di Banjarnegara.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 18
Tabel 2.4 Kelerengan Wilayah Kabupaten Banjarnegara No.
Kelerengan
Kecamatan
Susukan Purworejo Klampok Mandiraja 1. Antara 0 – 15 % Purwanegara Pagedongan Bawang Rakit Madukara Banjarmangu Wanadadi Punggelan 2. Diatas 15 – 40 % Karangkobar Pagentan Wanayasa Kalibening Susukan Banjarnegara Sigaluh 3. Lebih dari 40 % Banjarmangu Pejawaran Batur Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010
Keterangan
luas 24,61% dari luas wilayah Kabupaten banjarnegara
meliputi luas 45,04 % dari luas wilayah kabupaten Banjarnegara
luas 30,35 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 19
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANJARNEGARA
3
II-8
SUMBER : RTRW Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 - 2031
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
2.2.2 Kondisi Geologi Kabupaten Banjarnegara memiliki kondisi geologi meliputi: jenis tanah, struktur geologi dan gerakan tanah yang sangat berpengaruh dalam kondisi lingkungan fisik di Kabupaten Banjarnegara. 2.2.2.1
Jenis Tanah Jenis tanah yang cenderung berbeda pada sebagian besar wilayah di Kabupaten Banjarnegara memerlukan penanganan yang berbeda. Jenis tanah yang ada di kabupaten Banjarnegara adalah: a. Tanah aluvial : dengan asosiasinya, berwarna kelabu coklat dan hitam, sifatnya bera neka ragam. Produktivitas tanah rendah hingga tinggi sesuai untuk pertanian. terdapat pada Kecamatan Batur, Kalibening, Rakit, Punggelan, Susukan, Purworejo Klampok, dan Wanadadi. b. Tanah latosol : berarsosiasi dengan andosol, sifatnya agak asam hingga netral, warnanya beraneka ragam yaitu kelabu, coklat, hitam coklat kemerah-merahan. Tingkat kesuburan tanah sedang sampai tinggi. Sesuai untuk usaha pertanian, kebun campuran, pertanian sayur-sayuran dan hutan. Terdapat pada Kecamatan Susukan, Purworejo Klampok, Purwonegoro, Wanadadi, Rakit, Bawang, Sigaluh, Madukara, Banjarnegara, Wanayasa, Pejawaran, Kalibening, Karangkobar, Banjarmangu, Pagedongan, Mandiraja, Punggelan, Pandanarum ,dan Pegentan c. Tanah andosol : dengan asosiasi berwarna coklat, coklat kekuning-kuningan, bersifat netral sampai asam. Produktivitas tanah sedang hingga tinggi, cocok untuk tegalan, kebun campuran dan hutan. Terdapat di Kecamatan Wanayasa, Pejawaran, Pegentan, dan Batur. d. Tanah grumosol : asosiasinya dengan tanah mediteran, sifatnya agak netral, warna kelabu hingga hitam, merah kekuning-kuningan, merah hingga coklat. Produktivitasnya rendah sampai sedang, cocok dipergunakan untuk usaha-usaha persawahan dan tegalan. terdapat di Kecamatan Kalibening, Karangkobar, Pagentan, Wanadadi, Wanayasa, Madukara, dan Banjarmangu e. Tanah podsolik merah kuning : tanah bertekstur liat, struktur blok di lapisan bawah, konsistensi teguh, bersifat asam dengan pH kurang dari 5,5. Terbentuk pada daerah dengan curah hujan antara 2500 sampai 3000 mm tiap tahun serta biasanya berada pada ketinggian di atas 25 meter di atas permukaan laut. Terdapat di sekitar tegalan pada Kecamatan Pandarum, Kalibening, dan Punggelan. f. Tanah litosol : tanah yang beraneka sifat dan warnanya. Jenis tanah ini kurang baik untuk pertanian, terdapat di Kecamatan Banjarmangu. Berikut merupakan tabel jenis tanah dan pesebarannya di Kabupaten Banjarnegara
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 21
Tabel 2.5 Jenis Tanah Di Kabupaten Banjarnegara No. 1.
2.
Jenis Tanah Aluvial kelabu coklat dan hitam
Persebaran Batur, Kalibening, Rakit, Punggelan, Susukan, Purworejo Klampok, dan Wanadadi
Latosol kelabu, coklat, hitam coklat kemerah-merahan
Susukan, Purworejo Klampok, Purwonegoro, Wanadadi, Rakit, Bawang, Sigaluh, Madukara, Banjarnegara, Wanayasa, Pejawaran, Kalibening, Karangkobar, Banjarmangu, Pagedongan, Mandiraja, Punggelan, Pandanarum ,dan Pegentan
Andosol coklat, coklat Wanayasa, Pejawaran, Pagentan, dan Batur. kekuning-kuningan Grumosol kelabu hingga Kalibening, Karangkobar, Pagentan, Wanadadi, Wanayasa, 4. hitam, merah kekuningMadukara, dan Banjarmangu kuningan, merah hingga coklat 5. Podsolik Merah Kuning Pandanarum, Kalibening, dan Punggelan 6. litosol Banjarmangu Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 3.
2.2.2.2
Struktur Patahan Berdasarkan peta geologi Kabupaten Banjarnegara dapat dijelaskan mengenai kondisi geologi sebagai berikut : 1. Pembagian Formasi Endapan Berdasarkan hasil survey nasional tentang geologi regional, Kabupaten Banjarnegara termasuk wilayah jalur fisiografi pegunungan Serayu Selatan. Adapun Stratigrafi Daerah terdiri dari batuan yang tertua yaitu batuan molion (metamorf) yang terdiri dari : Sekis Kristalin, Sabak, Serpil Hitam, Filit, Kwarsit dan batuan batu Gamping. 2. Formasi Batuan Formasi batuan di Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut: Batuan Grewake dan Lempung Hitam tersingkap di daerah Kalitengah sampai Merden Batuan Metasedimen tersingkap di daerah Kalitengah hingga daerah Kebutuhan Duwur Batuan Filit dan Sekis singkapannya banyak ditemukan di lereng selatan pegunungan Serayu Selatan. 2.2.2.3
Gerakan Tanah Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa Tengah yang rawan terhadap terjadinya gerakan tanah. Tingkat kerawanan tinggi gerakan tanah terjadi pada wilayah dengan kondisi topografi perbukitan dan pegunungan baik di wilayah bagian utara maupun wilayah bagian selatan Kabupaten Banjarnegara. Sedangkan wilayah bagian tengah Kabupaten Banjarnegara yang relatif lebih datar memiliki tingkat kerawanan rendah sampai sedang. .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 22
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANJARNEGARA
4
II-11
SUMBER : RTRW Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 - 2031
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANJARNEGARA
5
II-12
SUMBER : RTRW Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 - 2031
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANJARNEGARA
6
II-13
SUMBER : RTRW Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 - 2031
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
2.2.3 Kondisi Hidrogeologi Sumberdaya air memiliki komponen berupa air tanah dan air permukaan. Sungai yang menjadi sumber air permukaan utama adalah Sungai Serayu, Pekacangan, Gintung, Merawu dan Sungai Tulis dengan anak-anak sungainya. Sifat sungai tersebut umumnya adalah prenial (mengalir sepanjang tahun) dan merupakan bagian DAS (Daerah Aliran Sungai) Serayu. Berikut jumlah mata air dan sungai di daerah resapan Kabupaten Banjarnegara: Tabel 2.6 Jumlah Mata Air dan Sungai di Daerah Resapan Kabupaten Banjarnegara No. 1.
Kecamatan Rakit
Mata Air
Nama Sungai
42
Serayu, Pekacangan Pekacangan Kedawun, Pandanaran, Wujil, Cacaban, 2. Punggelan. 6 Gintung 3. Wanadadi 4 Serayu, Pekacangan Serayu, Merawu, Kandangwangi, Lumajang, 4. Banjarmangu 9 Pekacangan 5. Madukara 20 Serayu, Merawu, Langkrang, Bangbang 6. Pagentan 9 Merawu, Bojong, Jawar 7. Pejawaran 13 Bojong, Penaraban, Putih, Dalak 8. Batur Anget, Panaraban, Putih, Dalak 9. Wanayasa Panaraban, Gondang, Sibebek, Merawu, Sigembol 10. Karangkobar Urang, Pandanarum, Jrampang, Ragajaya 11. Kalibening Gintung, tarsana, Bangbang Duwur, Brukah Sumber : Laporan Rencana Identifikasi Lokasi DPP-KTP2D Kab. Banjarnegara, 2007
Mata air di Kabupaten Banjarnegara umumnya terdapat di daerah bawah (selatan), mata air terbanyak di Kecamatan Rakit (42 mata air), sedangkan daerah perbukitan terdapat di Kecamatan Pejawaran, Pagentan dan sebagian Banjarmangu. Air tanah merupakan potensi yag sangat penting selain air permukaan. Air tanah merupakan air yang menempati rongga-rongga dalam antar butir dalam batuan. Air tanah sangat terkait dengan lingkungan geologis suatu wilayah, sehingga dikenal dengan kondisi hidrogeologi. Tabel 2.7 Karakteristik hidrogeologi Kabupaten Banjarnegara Litologi Utama
ENDAPAN ALLUVIAL
Satuan Hidrogeologi
Karakteristik Hidrogeologi
Endapan Aluvial Holosen (Lempung, debu, kerakal dan pasir. Tersusun oleh endapan Sungai Serayu, endapan aluvial tengah bagian utara basin Serayu. Cakupan wilayah : Pungelan dan Wanadadi
Akuifer luas dengan trasmisibilitas sedang hingga agak tinggi, maka featik dan peizometrik dekat permukaan, ketebalan akuifer mencapai 150 meter, konduktivitas akuifer mencapai 150 meter, konduktivitas hidroulik mencapai 8 – 18 m/hari, debit sumur rerata 10-30 lt/detik, dan specific yield 3-28%
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 26
Litologi Utama
KOMPLEKS VULKANIK KUARTER
BATUAN DASAR PREKUARTER
Satuan Hidrogeologi
Karakteristik Hidrogeologi
Endapan Teras Pleistosen (Batu pasir tufaan, tuff, konglomerat dan breksi tuffan, endapan akibat pelapukan cukup dalam). Cakupan Wilayah : Rakit, Wanadadi, Banjarmangu dan Madukara
Akuifer luas dengan trasmisibilitas sedang, distribusi pelapisan air tidak teratur, muka featik dan peizometrik dekat permukaan, ketebalan akuifer mencapai 80 m, konduktivitas hidroulik mencapai 5-15m/hr, debit sumur rerata 1020lt/detik, dan specific yield 21%
Lereng Bawah Vulkan Kuarter (Breksi vulkan kasar tak termampatkan, lahar dingin dan aliran debris, tuff pasiran dan aliran lava). Cakupan wilayah: Kalibening, Madukara, Pejawaran
Akuifer luas dan produktif dengan transmisibilitas sedang hingga tinggi, muka freatik dan piezometrik dekat permukaan atau di atas permukaan (air tanah artetis), ketebalan akuifer mencapai 200 m, konduktivitas hidroulik mencapai 10-40 m/hari, debit sumur arttis (rerata) dan specific yield 23-28%.
Lereng Tengah Vulkan Kuarter (lahar aglomemerat dominan, Breksi vluvio vulkan dan tuff kasar, pada zona rendah (900 – 1.200 m), aliran lava dan piroklastik dominan pada zona tinggi (1.200 – 1.500 m). Cakupan wilayah: Batur, Wanayasa dan Karangkobar.
Akuifer luas dan produktif dengan transmisibilitas tinggi pada beberapa satuan yang lebih rendah, muka freatik permukaan, sebagian sebagai daerah tangkapan, ketebalan bantuan bantuan permeabel paling sedikit 300 m, permeabilitas 20-50lt/detik, dan specific yield 23-28%.
Lereng Atas Vulkan Kuarter (Aliran lava – andesit porus, aliran breksi dan breksi piroklastik). Cakupan wilayah: Batur dan Pejawaran
Akifer melayang secara lokal dengan kedalaman dangkal, muka air tanah umumnya sangat dalam dan tidak teratur, daerah tangkapan dan transmisibilitas sangat tinggi, debit sumur < 10lt/detik, serta dan specific yield sangat kecil
Batuan Vulkanik Prekuarter (Andesit Aglomerat, endapan lahar dan aliran lava (ava bantal), batu pasir tuffan halus, batunapal dan marl) Cakupan Wilayah: Kalibening
Akuifer lokal dan kecil dengan trasmisibilitas rendah pada ,kedalaman dangkal di dalam batuan hasil rombakan dan termampatkan, permeabilitas < 5m/hari, pada beberapa tempat terdapat akuifer dangkal setempat dalam endapan abu kuarter, Debit sumur <5 lt/detik dan specific yield berkisar 21 - 27 %
Batuan Marine Pre-Kuarter (batupasir halus – kasar, batusabak, batu lempung dan marl, konglomerat dan breksi – andesit). Cakupan wilayah : Pagentan, Wanayasa, Karangkobar dan Punggelan
Akuifer bersifat lokal dan dangkal, transmisibilitas sangat rendah (hanya pada zona pelapukan intensif dan pada batuan berpasir dengan retakan-retakan)
Batuan Marine Eosien dan Miosen (Batuanlempung marl dan marl dengan dasar tuff halus – sedang dan lapisan tipis batulumpur serta konglomerat) Cakupan wilayah: Kalibening
Akuifer tidak produktif (dangkal maupun kedalaman yang lebih luas). specific yield dan debit sumur sangat kecil
Sumber : Hydrogeological Map of the Serayu River Basin, 1987 dalam Laporan Rencana Identifikasi Lokasi DPP-KTP2D Kab. Banjarnegara, 2008 .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 27
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANJARNEGARA
7
II-16
SUMBER : RTRW Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 - 2031
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANJARNEGARA
8
II-17
SUMBER : RTRW Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 - 2031
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANJARNEGARA
9
II-18
SUMBER : RTRW Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 - 2031
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
Berdasarkan kondisi hidrogeologi tersebut, wilayah pada bagian Selatan yaitu Wanadadi, Punggelan, Rakit, Banjarmangu dan Madukara memiliki potensi air tanah dan akuifer potensial. Dengan karakteristik air tanah akuifer luas dengan transmisibilitas sedang hingga tinggi. Tabel 2.8 Potensi Air Tanah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
Cekungan Air Tanah No
Nama
Luas (Km²)
Wilayah Administrasi (Kabupaten)
Litologi Akuifer Utama
Endapan sungai: pasir dan kerakal: Batuan gunung api G. Slamet tak teruraikan: Breksi gunung api, lava, Banyumas Purwokerto lapilli dan tuf; Lava G. 33 1.318 Purbalingga Purbalingga Slamet: lava andesit Banjarnegara berongga: Endapan lahar G. Slamet: lahar mengandung bongkah batuan beku. Bartuan gunung api 40 Karangkobar 316 Banjarnegara Jembangan: lava, breksi dan lahar. Batuan gunung api G.Sindoro-G.Sumbing: lava, breksi piroklastik dan Wonosobo 42 Wonosobo 666 lahar; Batuan gunung api Banjarnegara Jembangan: rombakan gunung api, lava, breksi piroklastik dan lahar. Sumber : Kepmen ESDM No.716 K/40/MEM/2003 tentang Batas Horizontal Jawa dan Pulau Madura, 2003
Peringkat Penyelidikan
Jumlah Air Tanah (juta m³/tahun) Bebas Ter-tekan (Q1) (Q2)
Diketahui
503
10
Diketahui
153
4
Diketahui
210
8
Cekungan Air Tanah Di Pulau
Mata air Kabupaten Banjarnegara dari segi hidrologi memiliki potensi cukup besar untuk dimanfaatkan sebagai kebutuhan rumah tangga, irigasi, industri dan lainnya yang bersumber dari Sungai Serayu, Pekacangan, Tulis, Merawu, Sapi dan sungai kecil lainnya. Banjarnegara memiliki beberapa telaga seperti Telaga Balaikambang, Telaga Sewiwi, dan Telaga Merdada. Waduk buatan yang dikembangkan sebagai pembangkit tenaga listrik, irigasi, perikanan dan objek wisata yaitu PLTA Panglima Besar Sudirman dan PLTA Tulis. 2.2.4 Kondisi Klimatologi Kondisi klimatologi Kabupaten Banjarnegara beriklim tropis, dengan bulan basah umumnya lebih banyak daripada bulan kering. Temperatur udara berkisar antara 20–26ºC, temperatur terdingin yaitu 3–18ºC dengan temperatur terdingin tercatat pada musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng. Kelembaban udara berkisar antara 80%–85 % dengan curah hujan tertinggi rata-rata 3.000 mm/tahun.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 31
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANJARNEGARA
10
II-20
SUMBER : RTRW Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 - 2031
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
Jan.
Feb.
Mrt.
Apr.
Mei
Jun.
Jul.
Agt.
Sep.
Okt.
Nov.
Des.
Semakin tinggi tempat itu dari permukaan air laut, maka curah hujan dan frekuwensi hujannya semakin tinggi. Pada umumnya bulan basah terjadi antara bulan September–Maret, sedangkan bulan kering berkisar antara April–Agustus. Puncak musim hujan berada pada bulan Desember–Januari. Kabupaten Banjarnegara bagian Utara merupakan wilayah yang memiliki curah hujan yang paling tinggi dibandingkan dengan wilayah tengah maupun selatan. Tabel 2.9 Banyaknya Hari Hujan Dan Curah Hujan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 (mm – hari)
hari mm hari
26 527 -
22 312 -
23 400 -
22 277 -
19 287 -
10 219 -
19 318 -
10 425 -
24 658 -
26 583 -
21 505 -
17 491 -
mm
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
hari 27 17 18 16 mm 530 414 365 315 hari 58 Mandiraja mm hari 23 22 19 16 58B Purwonegoro mm 626 714 499 227 hari 60D Bawang mm hari 26 20 21 20 62 Banjarnegara mm 425 522 543 209 hari 62C Sigaluh mm hari 26 24 24 23 62D Madukara mm 538 700 880 489 hari 62C Banjarmangu mm hari 29 25 25 20 60 Wanadadi mm 471 469 703 291 hari 58A Rakit mm hari 25 21 24 19 60C Punggelan mm 677 704 649 411 hari 64 Karangkobar mm hari 30 27 26 26 67 Pagentan mm 510 878 507 645 hari 65 Pejawaran mm hari 31 28 31 29 65 Batur mm 509 461 550 364 hari 63 Wanayasa mm hari 59 Kalibening mm Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010
20 347 20 538 21 468 19 695 25 568 19 539 24 562 29 470 -
8 355 3 241 9 429 12 287 16 285 16 296 12 327 16 179 -
14 221 14 213 19 299 16 295 20 154 19 434 18 350 14 161 -
8 185 3 156 9 152 12 173 16 257 16 194 12 169 16 199 -
17 596 20 700 22 579 24 624 27 173 20 530 26 652 29 366 -
20 447 23 609 25 573 23 501 23 395 17 501 26 540 25 481 -
20 425 14 259 20 453 26 578 26 695 19 653 28 570 28 445 -
20 470 22 493 22 392 23 648 23 524 22 529 23 501 28 545 -
No
Stasiun
1
51B
Susukan
2
36B
Purworejo Klampok
3
57
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Lokasi Stasiun Pengamat
Purworejo Klampok
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 33
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANJARNEGARA
11
II-22
SUMBER : RTRW Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 - 2031
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
2.3
KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA Dalam merencanakan suatu daerah tidak dapat terlepas dari masalah kependudukan yang ada di suatu wilayah. Kondisi kependudukan suatu wilayah yang perlu diperhatikan meliputi jumlah dan perkembangan penduduk; kepadatan penduduk; struktur perkembangan penduduk, serta mata pencaharian pendduduk. Adapun karakteristik kependudukan yang ada di Kabupaten Banjarnegara lebih lanjut akan dibahas berikut ini. 2.3.1 Jumlah dan Perkembangan Penduduk Jumlah Penduduk Kabupaten Banjarnegara dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk sebesar 903.059 jiwa pada tahun 2006 menjadi sebesar 932.688 jiwa pada tahun 2010. Secara umum pertambahan penduduk di Kabupaten Banjarnegara tidak mengalami peningkatan yang pesat. Dalam 5 tahun terakhir rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten Banjarnegara adalah sebesar 0,78%. Peningkatan jumlah penduduk juga terjadi pada tiap-tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Banjarnegara. Diperinci tiap kecamatan, jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Punggelan yaitu sebesar 70.278 jiwa pada tahun 2006 dan 72.468 jiwa pada tahun 2010. Sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Pandanarum yaitu sebesar 21.777 jiwa pada tahun 2006 dan 22.157 jiwa pada tahun 2010. Berdasarkan angka pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun di Kabupaten Banjarnegara dapat diketahui bahwa pertumbuhan penduduk terbesar adalah pada tahun 2008/2009 yaitu sebesar 0,88% dan pertumbuhan terkecil adalah pada tahun 2005/2006 yaitu 0,67%. Jika dirinci tiap kecamatan dalam 5 tahun terakhir, maka dapat diketahui bahwa rata-rata angka pertumbuhan penduduk tertinggi adalah berada di Kecamatan Sigaluh yaitu sebesar 1,63% dan pertumbuhan penduduk terendah adalah berada di Kecamatan Pagentan sebesar 0,25%. Untuk lebih lengkapnya jumlah dan pertumbuhan penduduk Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006 – 2010 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kecamatan Susukan Purworejo Klampok Mandiraja Purwonegoro Bawang Banjarnegara Pagedongan
2006 60.211 46.646 66.581 69.871 53.003 60.175 34.952
2007 61.021 47.026 66.729 70.603 53.426 60.267 35.268
2008 61.522 47.465 66.829 71.114 53.613 60.505 35.718
2009 61.944 47.937 67.087 71.927 53.957 60.637 36.292
2010 62.603 48.317 67.303 72.396 54.279 60.946 36.809
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 35
No.
Kecamatan
2006
2007
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Sigaluh 28.739 29.273 Madukara 40.799 41.024 Banjarmangu 39.988 40.380 Wanadadi 29.457 29.644 Rakit 49.176 49.654 Punggelan 70.278 70.878 Karangkobar 28.009 28.151 Pagentan 37.033 37.157 Pejawaran 41.366 41.829 Batur 37.855 38.119 Wanayasa 43.330 43.891 Kalibening 43.813 44.327 Pandanarum 21.777 21.846 Jumlah 903.059 910.513 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010
2008
2009
29.886 41.449 40.597 29.821 50.224 71.507 28.261 37.290 42.167 38.487 44.345 44.898 21.932 917,630
30.247 41.819 41.011 29.897 50.770 72.029 28.484 37.382 42.641 38.861 45.418 45.365 21.956 925.661
2010 30.657 42.077 41.261 29.931 51.387 72.468 28.788 37.408 43.080 39.094 46.135 45.592 22.157 932.688
Tabel 2.11 Angka Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Banjarnegara Diperinci Tiap Kecamatan Tahun 2005/2006–2009/2010 (dalam persen) No.
Kecamatan
2005/ 2006
2006/ 2007
0,75 1,35 Susukan 0,85 0,81 Purworejo Klampok 0,32 0,22 Mandiraja 0,61 1,05 Purwonegoro 0,16 0,80 Bawang 0,29 0,15 Banjarnegara 0,19 0,90 Pagedongan 1,35 1,86 Sigaluh 0,98 0,55 Madukara 0,63 0,98 Banjarmangu 0,64 0,63 Wanadadi 0,38 0,97 Rakit 0,60 0,85 Punggelan 0,88 0,51 Karangkobar 0,81 0,33 Pagentan 0,88 1,12 Pejawaran 0,92 0,70 Batur 0,97 1,29 Wanayasa 1,32 1,17 Kalibening 0,68 0,32 Pandanarum 0,67 0,83 Jumlah Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20,
2007/ 2008
2008/ 2009
2009/ 2010
Rata-rata Pertumbuhan
0,82 0,93 0,15 0,72 0,35 0,39 1,28 2,09 1,04 0,54 0,60 1,15 0,89 0,39 0,36 0,81 0,97 1,03 1,29 0,39 0,78
0,69 0,99 0,39 1,14 0,64 0,22 1,61 1,21 0,89 1,02 0,25 1,09 0,73 0,79 0,25 1,12 0,97 2,42 1,04 0,11 0,88
1,06 0,79 0,32 0,65 0,60 0,51 1,42 1,36 0,62 0,61 0,11 1,22 0,61 1,07 0,07 1,03 0,60 1,58 0,50 0,92 0,76
0,98 0,88 0,27 0,89 0,60 0,32 1,30 1,63 0,77 0,79 0,40 1,11 0,77 0,69 0,25 1,02 0,81 1,58 1,00 0,43 0,78
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 36
Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Banjarnegara dapat dipengaruhi oleh kondisi tingkat kelahiran, kematian dan migrasi dari penduduknya. Pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh tingkat kelahiran dan kematian saja disebut pertumbuhan alami dan pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh tingkat kelahiran, kematian dan migrasi disebut pertumbuhan non alami. Secara umum jumlah kelahiran dan kematian di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010 yaitu jumlah kelahiran sebesar 6.309 jiwa dan jumlah kematian sebesar 2.315 jiwa, sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah kelahiran di Kabupaten Banjarnegara jauh lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah kematian. Apabila diperinci tiap kecamatan, pada tahun tersebut 2010 jumlah kelahiran tertinggi terdapat di Kecamatan Madukara yaitu sebesar 533 jiwa sedangkan untuk jumlah kelahiran terendah terdapat di Kecamatan Pagentan sebesar 51 jiwa. Pada tahun yang sama, jumlah kematian tertinggi di Kecamatan Madukara sebesar 380 jiwa, sedangkan jumlah kematian terendah di Kecamatan Pagentan sebesar 18 jiwa. Migrasi di Kabupaten Banjarnegara pada Tahun 2010, penduduk yang datang berjumlah 1.888 jiwa dan penduduk yang pindah berjumlah 2.139 jiwa. Diperinci tiap kecamatan, migrasi datang tertinggi terdapat di Kecamatan Madukara yaitu sebesar 408 jiwa dan terkecil di Kecamatan Pagentan yaitu sebesar 4 jiwa, sedangkan migrasi pindah yang terbesar di Kecamatan Madukara yaitu sebesar 404 jiwa dan terkecil di Kecamatan Wanayasa yaitu sebesar 5 jiwa, Untuk melihat kondisi kematian, kelahiran, migrasi datang, dan migrasi pergi secara lengkap dapat dilihat pada Tabel dibawah ini: Tabel 2.12 Banyaknya Kelahiran dan Kematian Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 Jumlah Kelahiran 473 415 326 481 338
Jumlah Kematian 161 170 194 197 169
60.671
345
Pagedongan
36.556
8
Sigaluh
9
No,
Kecamatan
1 2 3 4 5
Susukan Purworejo Klampok Mandiraja Purwonegoro Bawang
6
Banjarnegara
7
Penduduk Tengah Tahun 2.278 48.149 67.200 72.161 54.137
Datang
Pergi
19 195 95 142 165
6 272 124 191 192
127
169
112
292
22
25
42
30.440
289
72
104
104
Madukara
41.920
533
380
408
404
10 11 12
Banjarmangu Wanadadi Rakit
41.108 29.867 51.091
233 203 355
54 45 75
33 79 41
59 173 25
13
Punggelan
42.266
474
180
108
200
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 37
No,
Kecamatan
Penduduk Tengah Tahun 28.615
Jumlah Kelahiran 166
14
Karangkobar
15
Pagentan
37.388
51
16
Pejawaran
42.879
362
17
Batur
38.985
172
18
Wanayasa
45.702
19
Kalibening
20
Pandanarum
Jumlah Kematian 53
Datang
Pergi
140
80
18
4
17
144
19
36
60
30
33
447
53
44
5
45.491
195
81
29
42
22.041
159
60
39
22
Jumlah 928.945 6.309 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010
2.315
1.888
2.139
2.3.2 Kepadatan Penduduk Jumlah rumah tangga tahun 2010 di Kabupaten Banjarnegara adalah 245.242 KK dengan rata-rata per KK adalah 4 jiwa, sedangka angka kepadatan penduduk sebesar 872 jiwa/Km2. jumlah rumah tangga terbesar adalah di Kecamatan Purwonegoro yaitu 21.314 keluarga, jumlah rumah tangga terkecil adalah di Kecamatan Pandanarum yaitu sebesar 6.411 keluarga. Kemudian jika dilihat berdasarkan jumlah kepadatan penduduknya maka, angka kepadatan penduduk tertinggi adalah di Kecamatan Banjarnegara yaitu sebesar 2.323 jiwa/Km2, dan angka kepadatan penduduk terendah adalah di Kecamatan Pandanarum yaitu sebesar 378 jiwa/Km2. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah rumah tangga dan angka kepadatan penduduk di Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.13 Banyaknya Desa/Kelurahan, Luas, Penduduk, Rumah Tangga dan Rata-rata Anggota Rumah Tangga Menurut Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10, 11 12 13
Kecamatan Susukan Purworejo Klampok Mandiraja Purwonegoro Bawang Banjarnegara Pagedongan Sigaluh Madukara Banjarmangu Wanadadi Rakit Punggelan
Jmlh Desa/ Kelurahan 15 8 16 13 18 13 9 15 20 17 11 11 17
Luas (Km2) 52,66 21,87 52,61 73,86, 55,25 26,24 80,51 39,56 48,20 46,36 28,27 32,45 102,84
Jmlh Jmlh Kepadatan Penduduk Rmh Tangga (Jiwa/Km2) (Jiwa) (KK) 62.603 15.875 1.189 48.317 11.570 2.209 67.303 16.853 1.279 72.396 21.314 980 54.279 15.066 982 60.946 14.542 2.323 36.809 8.889 457 30.657 8.313 775 42.077 10.310 873 41.261 12.251 890 29.931 8.561 1.059 51.361 14.766 1.583 72.468 18.272 705
Rata-rata (Jiwa/KK) 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 38
No 14 15 16 17 18 19 20
Kecamatan Karangkobar Pagentan Pejawaran Batur Wanayasa Kalibening Pandanarum Jumlah
Jmlh Desa/ Kelurahan 13 16 17 8 17 16 8 278
Luas (Km2) 39,67 46,19 52,25 47,17 82,01 83,78 58,56 1.069,71
Jmlh Jmlh Kepadatan Penduduk Rmh Tangga (Jiwa/Km2) (Jiwa) (KK) 28.788 7.553 726 37.408 10.015 810 43.080 10.726 824 39.094 9.729 829 46.135 12.872 563 45.592 11.354 544 22.157 6.411 378 932.688 245.242 872
Rata-rata (Jiwa/KK) 4 4 4 4 4 4 3 4
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 39
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANJARNEGARA
12
II-28
SUMBER : RTRW Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 - 2031
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
2.3.3 Struktur Penduduk Struktur penduduk di Kabupaten Banjarnegara ditinjau menurut umur, mata pencaharian dan tingkat pendidikan penduduk. 2.3.3.1 Struktur Penduduk Menurut Umur Struktur penduduk menurut umur dan jenis kelamin pada Kabupaten Banjarnegara dapat menggambarkan usia produktif, usia anak-anak dan usia tidak produktif. Usia anakanak meliputi usia di bawah 15 tahun sedangkan usia produktif antara 15 sampai dengan 59 tahun, sedangkan usia tidak produktif pada usia di atas 60 tahun, Dilihat dari kondisi tersebut maka Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010 memiliki struktur umur dominan pada usia produktif, disusul usia sekolah dan usia belum dan tidak produktif. Kondisi penduduk menurut struktur umur ini dapat dilihat pada Tabel dibawah ini : Tabel 2.14 Penduduk Menurut Kelompok umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 No,
Kelompok Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
0-4
40.602
38.662
79.264
2
5-9
46.583
46.767
93.350
3
10 - 14
48.876
43.811
92.687
4
15 - 19
42.511
38.250
80.761
5
20 - 24
34.427
33.979
68.406
6
25 - 29
32.522
35.530
68.052
7
30 - 34
32.231
37.330
59.561
8
35 - 39
36.529
39.030
75.559
9
40 - 44
34.818
35.345
70.163
10
45 - 49
28.754
29.198
57.952
11
50 - 54
25.634
23.830
49.464
12
55 - 59
17.929
16.769
34.698
13
60+
44.994
47.777
92.771
Jumlah 466.410 466.278 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010
932.688
Tabel 2.15 Penduduk Menurut Kelompok Usia Dewasa/Anak-anak dan Jenis Kelamin Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 No,
Kecamatan
Dewasa Laki-laki Perempuan
Anak-anak Laki-laki Perempuan
Jumlah
1.
Susukan
22.081
22.717
9.094
8.711
62.603
2
Purworejo Klampok
17.333
17.236
7.139
6.609
48.317
3
Mandiraja
23.341
24.828
9.614
9.520
67.303
4
Purwonegoro
25.655
26.147
10.567
10.027
72.396
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 41
No,
Kecamatan
Dewasa Laki-laki Perempuan
Anak-anak Laki-laki Perempuan
Jumlah
5
Bawang
19.235
19.604
7.922
7.518
54.279
6
Banjarnegara
21.407
22.207
8.817
8.515
60.946
7
Pagedongan
13.035
13.304
5.368
5.102
36.809
8
Sigaluh
11.075
10.857
4.562
4.163
30.657
9
Madukara
14.888
15.220
6.132
5.837
42.077
10
Banjarmangu
14.614
14.910
6.019
5.718
41.261
11
Wanadadi
10.636
10.780
4.381
4.134
29.931
12
Rakit
18.166
18.605
7.482
7.134
51.387
13
Punggelan
25.691
26.163
10.582
10.032
72.468
14
Karangkobar
10.247
10.352
4.220
3.969
28.788
15
Pagentan
13.338
13.428
5.493
5.149
37.408
16
Pejawaran
15.382
15.442
6.335
5.921
43.080
17
Batur
13.926
14.047
5.735
5.386
39.094
18
Wanayasa
16.440
16.570
6.771
6.354
46.135
19
Kalibening
15.938
16.689
6.565
6.400
45.592
20
Pandanarum
7.921
7.932
3.263
3.041
22.157
Jumlah 330.349 337.038 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010
136.061
129.240
932.688
2.3.3.2 Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian Struktur penduduk menurut mata pencaharian dapat menggambarkan kondisi perekonomian penduduk dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Jenis mata pencaharian penduduk yang Utama Kabupaten Banjarnegara mempunyai banyak ragamnya, dari pertanian, industri, perdagangan, angkutan dan komunikasi, keuangan dan jasa-jasa. Dari jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Banjarnegara, yaitu sebanyak 1,073,187, jiwa, sesuai data banyaknya penduduk berumur 10 tahun keatas menurut lapangan usaha tahun 2008 yang memiliki mata pencaharian hanya sebanyak 422,317 jiwa, Mata pencaharian utama sebagian besar penduduk di Kabupaten Banjarnegara adalah di sektor pertanian, yaitu sebanyak 206,032 jiwa, sedangkan paling rendah adalah di sektor Listrik, Gas dan Air Minum, yaitu sebanyak 116 jiwa. Untuk jelasnya mengenai jumlah penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.16 Penduduk Usia 10 tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Kerja Utama di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 No,
1. 2. 3. 4. 5.
Lapangan Usaha Utama Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Listrik, Gas dan Air Minum Bangunan
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 129,889 76,143 3,276 917 12,581 26,797 116 28,829 -
Jumlah 206,032 4,193 39,378 116 28,829
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 42
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 31,879 38,571 6. Perdagangan 12,408 45 Angkutan 7. 2,852 1,487 8. Bank Lemb, Keuangan Lainnya 34,993 21,534 9. Jasa-jasa Jumlah 256,823 165,494 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 No,
Lapangan Usaha Utama
Jumlah 70,450 12,453 4,339 56,527 422,317
2.3.3.3 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Jumlah penduduk berdasarkan jenjang pendidikan yang ditamatkan, khususnya mereka yang telah berumur 6 tahun ke atas, sebagian besar hanya tamat Sekolah Dasar (SD), Tingkat partisipasi kasar SD sebesar 103,95% sedangkan tingkat partisipasi murni SD adalah 98,05%, Angka partisipasi kasar Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 95,81%, sedangkan angka partisipasi murni sebesar 88,29%, Pada angka partisipasi Kasar SMA di Kabupaten Banjarnegara sebesar 51,06% dan angka partisipasi murni sebesar 45,91%. Tabel 2.17 Angka Partisipasi Kasar Dirinci Menurut Kecamatan dan Tingkat Sekolah di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 No,
Kecamatan
Angka Partisipasi Kasar (%) SD
SMP
SMA
1
Susukan
102,90
82,33
-
2
Purworejo Klampok
176,87
153,68
234,71
3
Mandiraja
96,29
92,79
3,71
4
Purwonegoro
97,07
73,93
20,18
5
Bawang
93,30
97,48
144,03
6
Banjarnegara
94,90
153,43
373,08
7
Pagedongan
90,16
65,40
7,88
8
Sigaluh
103,17
72,68
64,27
9
Madukara
112,93
148,81
5,27
10
Banjarmangu
187,44
83,58
13,38
11
Wanadadi
89,04
144,44
64,97
12
Rakit
98,91
98,92
8,43
13
Punggelan
99,89
82,30
26,48
14
Karangkobar
104,62
119,23
71,67
15
Pagentan
91,18
80,53
5,10
16
Pejawaran
104,48
84,00
3,34
17
Batur
113,35
70,59
13,66
18
Wanayasa
99,77
82,95
11,40
19
Kalibening
114,73
81,58
32,05
20
Pandanarum
71,82
80,29
7,12
Jumlah 103,95 95,81 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010
51,06
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 43
Tabel 2.18 Angka Partisipasi Murni Dirinci Menurut Kecamatan dan Tingkat Sekolah di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 No,
Angka Partisipasi Murni (%)
Kecamatan
SD
1.
Susukan
2.
Purworejo Klampok
3.
Mandiraja
4.
SLTP
SLTA
99,02
79,74
-
169,11
146,28
220,59
91,86
86,92
1,84
Purwonegoro
94,14
70,38
16,85
5.
Bawang
87,74
93,26
137,93
6.
Banjarnegara
91,80
144,59
361,55
7.
Pagedongan
81,98
53,57
7,03
8.
Sigaluh
98,30
65,24
56,87
9.
Madukara
105,42
136,54
3,81
10.
Banjarmangu
175,13
74,31
5,11
11.
Wanadadi
85,25
136,70
59,42
12.
Rakit
89,74
91,44
4,09
13.
Punggelan
93,37
75,06
21,00
14.
Karangkobar
96,76
108,26
59,46
15.
Pagentan
84,47
63,63
2,35
16.
Pejawaran
97,20
70,34
1,80
17.
Batur
105,01
61,90
9,31
18.
Wanayasa
93,88
73,03
6,53
19.
Kalibening
107,42
73,69
17,18
20.
Pandanarum
69,01
72,57
4,44
88,29
45,91
Jumlah 98,05 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010
2.3.3.4 Penduduk Miskin Jumlah penduduk miskin Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010 adalah 85.279 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah 268.420 jiwa atau 28,78% dari jumlah penduduk sebesar 932.688 jiwa. Tabel 2.19 Jumlah Kepala keluarga (KK) dan Jiwa Miskin Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008 – 2010 No. 1 2 3 4 5
Kecamatan Susukan Purworejo Klampok Mandiraja Purwonegoro Bawang
2008 KK Jiwa
KK
Jiwa
KK
Jiwa
4.945 4.793 8.258 7.615 5.456
4.495 4.357 7.507 6.914 4.960
15.583 11.903 19.232 20.804 15.591
3.810 4.253 6.586 6.403 4.389
16.543 12.415 20.256 21.636 16.743
13.693 10.895 17.216 19.166 13.323
2009
2010
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 44
No. 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 219 20
Kecamatan Banjarnegara Sigaluh Madukara Banjarmangu Wanadadi Rakit Punggelan Karang kobar Pagentan Pejawaran Batur Wanayasa Kalibening Pandanarum Pagedongan Jumlah
2008 KK Jiwa 5.166 16.041 4.723 5.516 2.684 8.254 4.203 9.202 4.807 6.831 4.651 12.537 6.095 19.696 4.351 5.117 4.281 6.938 4.701 10.779 5.188 8.294 3.494 8.925 4.071 9.268 5.414 4.391 2.860 9.676 97.756 215.758
2009 KK 4.696 4.294 2.440 3.821 4.370 4.228 5.541 3.754 3.892 4.274 4.716 3.176 4.274 4.922 2.600 89.231
2010 Jiwa
17.679 7.248 10.774 11.344 8.217 13.923 21.838 6.755 8.954 12.921 9.302 11.067 11.284 5.399 10.810 250.628
KK 4.158 2.297 3.069 4.113 4.028 5.075 9.378 3.594 3.815 3.760 2.565 3.558 4.434 2.113 3.881 85.279
Jiwa 18.511 8.208 12.054 12.432 8.921 14.627 22.926 7.587 9.978 14.009 9.814 12.155 12.308 5.911 11.386 268.420
Sumber : BPS Kab. Banjarnegara, 2008-2010
2.4
PENDIDIKAN Fasilitas pendidikan di Kabupaten Banjarnegara meliputi TK, SD, SMP, SMA dan politeknik, serta fasilitas pendidikan agama mulai dari Madrasah Diniyyah (MD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA), baik negeri maupun swasta. Kondisi fasilitas pendidikan di Kabupaten Banjarnegara dapat didiskripsikan sebagai berikut: a. Fasiilitas Pendidikan Umum Fasilitas pendidikan playgroup di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010 sebanyak 352 unit, yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten, Persebaran playgroup terbesar berada di Kecamatan Bawang sebanyak 28 unit, kemudian Kecamatan Banjarnegara 25 unit. Sedangkan fasilitas playgroup paling sedikit di kecamatan Pandanarum sebanyak 7 unit. Fasilitas pendidikan Taman Kanak-kanak di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010 adalah 278 unit dengan penyebaran terbesar pada Kecamatan Rakit (33 TK) dan jumlah terkecil di Kecamatan Pagentan yang hanya memiliki 4 Taman Kanakkanak. Fasilitas SD baik negeri maupun swasta berjumlah 654 unit, dengan penyebaran terbesar pada Kecamatan Susukan (50 unit) dan terkecil pada Kecamatan Pandanarum (20 SD).
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 45
Fasilitas SMP berjumlah 107 unit pada Tahun 2010, dengan penyebaran terbesar pada Kecamatan Banjarnegara (9 unit) dan terkecil pada Kecamatan Sigaluh, Rakit dan Pandanarum (3 unit). Fasilitas SMA di Kabupaten Banjarnegara berjumlah 13 unit pada Tahun 2010 yang terdapat di Kecamatan Banjarnegara (3 unit), Kecamatan Purworejo Klampok (2 unit), Kecamatan Mandiraja, Purwonegoro, Bawang, Sigaluh, Wanadadi, Karangkobar, Batur dan Kalibening masing-masing 1 unit. Fasilitas SMK tersedia di Kabupaten Banjarnegara sebanyak 17 unit, yang tersebar di Kecamatan Banjarnegara sebanyak 6 unit; Purworejo Klampok (3 unit); Kecamatan Bawang (2 unit); Kecamatan Sigaluh, Banjarmangu, Wanadadi, Punggelan, Karangkobar dan Wanayasa masing-masing 1 unit, Politeknik Banjarnegara terdapat di Kecamatan Madukara. STIE Taman Siswa dan STIMIK Tunas Bangsa terdapat di Kecamatan Banjarnegara. Fasilitas pendidikan formal umum Kabupaten Banjarnegara pada Tabel di bawah: Tabel 2.20 Banyaknya Sarana Pendidikan Umum dirinci Menurut Kecamatan Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
No
Kecamatan
Playgroup
TK
SD
SMP
SMA
SMK
Polteknik/ STIE
1
Susukan
16
21
50
6
-
-
-
2
Purworejo Klampok
18
19
34
5
2
3
-
3
Mandiraja
17
18
47
7
1
-
-
4
Purwonegoro
20
25
49
7
1
-
-
5
Bawang
28
13
36
6
1
2
-
6
Banjarnegara
25
17
39
9
3
6
2
7
Pagedongan
19
9
22
4
-
-
-
8
Sigaluh
24
12
23
3
1
1
-
9
Madukara
18
18
30
6
-
-
1
10
Banjarmangu
18
18
29
4
-
1
-
11
Wanadadi
9
10
25
5
1
1
-
12
Rakit
23
33
34
3
-
-
-
13
Punggelan
21
19
43
7
-
1
-
14
Karangkobar
9
7
27
5
1
1
-
15
Pagentan
23
4
29
6
-
-
-
16
Pejawaran
21
5
29
6
-
-
-
17
Batur
12
4
24
3
1
-
-
18
Wanayasa
16
13
31
5
-
1
-
19
Kalibening
8
6
33
6
1
-
-
20
Pandanarum
7
7
20
4
-
-
-
107
13
17
3
Jumlah 352 278 654 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 46
b. Fasilitas Pendidikan Agama Fasilitas MI pada tahun 2010 baik negeri maupun swasta berjumlah 198, yang tersebar di semua kecamatan di Kabupaten Banjarnegara dengan persebaran terbesar di Kecamatan Punggelan sebanyak 26 unit, sedangkan pesebaran terkecil berada di Kecamatan Pagentan dan Pandanarum dengan 3 unit. Fasilitas MTs baik negeri maupun swasta berjumlah 37 unit, dengan penyebaran terbesar pada Kecamatan Banjarnegara dan Rakit (masing-masing 4 unit). Fasilitas Madrasah Aliyah baik swasta maupun negeri di Kabupaten Banjarnegara adalah 14 unit yang terdapat di Kecamatan Banjarnegara, Kecamatan Pagedongan dan Bawang (2 unit); Kecamatan Purworejo Klampok, Sigaluh, Madukara, Wanadadi, Rakit, Karangkobar, Wanayasa dan Kalibening (masing-masing 1 unit), Selain ke-empat kelompok fasilitas pendidikan keagamaan yang ada di Kabupaten Banjarnegara juga terdapat fasilitas pendidikan informal berupa pondok pesantren yang tercatat pada tahun 2010 adalah 129 Ponpes. Selengkapnya mengenai keberadaan fasilitas pendidikan pada Kabupaten Banjarnegara seperti pada Tabel di bawah ini. Tabel 2.21 Banyaknya Sarana Pendidikan Formal Agama dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 No
Kecamatan
Fas Pend, Informal Pesantren
Fas Pend. Formal Agama MI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
MTs
Susukan 5 Purworejo Klampok 9 1 Mandiraja 13 3 Purwonegoro 8 2 Bawang 16 2 Banjarnegara 4 3 Pagedongan 17 4 Sigaluh 6 2 Madukara 6 2 Banjarmangu 12 1 Wanadadi 9 1 Rakit 19 4 Punggelan 26 3 Karangkobar 5 1 Pagentan 3 Pejawaran 10 2 Batur 4 1 Wanayasa 16 3 Kalibening 7 2 Pandanarum 3 Jumlah 198 37 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010
MA 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 14
3 3 11 5 8 12 4 3 10 6 4 10 15 3 1 9 6 10 6 129
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 47
2.5
KESEHATAN Fasilitas kesehatan pada wilayah ini mencakup jumlah Rumah Sakit Umum (RSU), rumah sakit bersalin, rumah bersalin, puskesmas, puskesmas pembantu, praktek dokter, apotik dan toko obat, Kecamatan Banjarnegara merupakan kecamatan terlengkap dalam penyediaan fasuilitas ini, Keberadaan fasilitas kesehatan pada wilayah Kabupaten Banjarnegara dapat didiskripsikan sebagai berikut: Rumah sakit terdapat 4 unit, yaitu di Kecamatan Banjarnegara, Bawang, Purwonegoro, dan Purworejo Klampok masing-masing 1 unit, Balai Pengobatan terdapat 33 unit yang tersebar di 13 Kecamatan, antara lain: Banjarnegara sebanyak 7 unit; Madukara 5 unit; Purwonegoro dan Purworejo Klampok masing-masing 4 unit; Bawang 3 unit; Sigaluh dan Wanadadi masingmasing 2 unit; serta Pagedongan, Banjarmangu, Rakit, Wanayasa, Kalibening dan Pandanarum (masing-masing 1 unit), Rumah sakit bersalin terdapat 1 buah, yaitu di Kecamatan Banjarnegara, Puskesmas tersebar merata di setiap kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, ratarata setiap Kecamatan memiliki 2 Puskesmas, kecuali Kecamatan Pagedongan, Karangkobar, Pejawaran, Kalibening dan Pandanarum masing-masing hanya memiliki 1 puskesmas, Puskesmas Pembantu tersebar merata di setiap kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, Kecamatan memiliki 4 Puskesmas Pembantu yaitu Kecamatan Mandiraja; Kecamatan Purwonegoro, Bawang, Sigaluh, Punggelan, Pejawaran dan Wanayasa (masing-masing 3 unit); sedangkan yang memiliki jumlah Puskesmas Pembantu terkecil yaitu di Kecamatan Purworejo Klampok, Banjarmangu, Rakit, Batur, Kalibening dan Pandanarum (masing-masing 1 unit), Puskesmas Keliling tersebar di seluruh Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, Rata-rata setiap Kecamatan memiliki 2 Puskesmas Keliling, kecuali Kecamatan Pagedongan, Karangkobar, Pejawaran, Kalibening dan Pandanarum (memiliki 1 unit Puskesmas Keliling), Toko Obat di Kabupaten Banjarnegara berjumlah 7 unit, yang tersebar di Kecamatan Banjarnegara (3 unit); Karangkobar (2 unit); dan Purworejo Klampok dan Wanadadi masing-masing 1 unit, Laboratorium hanya terdapat di Kecamatan Banjarnegara, sebanyak 1 unit, Apotik di Kabupaten Banjarnegara tidak terdapat di seluruh kecamatan, namun hanya terdapat di kecamatan tertentu, Jumlah apotek terbanyak terdapat di Kecamatan Banjarnegara sebanyak 11 unit. Untuk lebih jelasnya mengenai penyebaran fasilitas kesehatan pada wilayah ini dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 48
Tabel 2.22 Banyaknya Sarana Kesehatan Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 2
Puskes Pmbntu 2
Puskes Ling 2
Tk, Obat -
-
2
1
2
-
-
2
4
1
4
-
2
Bawang
1
3
-
6
Banjarnegara
1
7
7
Pagedongan
-
8
Sigaluh
-
9
Madukara
10
No
RS
BP
RSB
Lab.
Apotik
-
-
-
1
4
3
Susukan Purworejo Klampok Mandiraja
-
1
1
-
5
-
2
-
-
4
4
Purwonegoro
3
2
-
-
3
5
2
3
2
-
-
3
1
2
2
2
3
1
11
1
-
1
2
1
-
-
-
2
-
2
3
2
-
-
1
-
5
-
2
2
2
-
-
1
Banjarmangu
-
1
-
2
1
2
-
-
1
11
Wanadadi
-
2
-
2
2
2
1
-
2
12
Rakit
-
1
-
2
1
2
-
-
1
13
Punggelan
-
-
-
2
3
2
-
-
1
14
Karangkobar
-
-
-
1
2
1
2
-
1
15
Pagentan
-
-
-
2
2
2
-
-
-
16
Pejawaran
-
-
-
1
3
1
-
-
-
17
Batur
-
-
-
2
1
2
-
-
1
18
Wanayasa
-
1
-
2
3
2
-
-
-
19
Kalibening
-
1
-
1
1
1
-
-
1
20
Pandanarum
-
1
-
1
1
1
-
-
-
Jumlah 4 33 1 35 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010
42
35
7
1
37
1 2
Kecamatan
Puskesmas
2.6 SOSIAL MASYARAKAT 2.6.1 Fasilitas Peribadatan Fasilitas peribadatan yang tersedia di wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi masjid, mushola/ langgar, gereja, pura dan wihara, Fasilitas peribadatan berupa Masjid dan Mushola/ langgar tersebar merata di seluruh kecamatan se Banjarnegara, namun fasilitas peribadatan lain, hanya terdapat pada kecamatan tertentu, Masjid sebagai tempat ibadah kaum Muslim tersedia sebanyak 1.512 unit. Penyebaran terbanyak terdapat pada Kecamatan Punggelan sebanyak 127 unit, disusul kemudian pada Kecamatan Wanayasa, Sementara jumlah terendah terdapat pada Kecamatan Batur yaitu sebanyak 35 unit. Fasilitas mushola/langgar yang mempunyai jangkauan pelayanan lebih kecil daripada masjid tersedia sebanyak 3.554 unit. Penyebaran terbesar terdapat pada wilayah Kecamatan Rakit, yaitu sebanyak 372, Sementara jumlah terendah pada Kecamatan Pandanarum sebanyak 30 unit. .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 49
Fasilitas gereja sebagai tempat ibadah pemeluk Katholik tersedia sebanyak 8 unit yang tersebar di Kecamatan Purworejo Klampok, Purwonegoro, Banjarnegara (masingmasing 2 unit), Kecamatan Madukara dan Kecamatan Mandiraja sebanyak 1 unit. Fasilitas gereja Protestan sebagai tempat ibadah pemeluk Protestan tersedia sebanyak 18 unit yang tersebar di Kecamatan Purwonegoro sebanyak 7 unit, Banjarnegara sebanyak 5 unit, Purworejo Klampok sebanyak 3 unit, sedangkan Kecamatan Susukan, Mandiraja dan Madukara masing-masing sebanyak 1 unit. Vihara (tempat ibadah pemeluk Budha) terdapat 10 unit yang tersebar di Kecamatan Pagentan sebanyak 3 unit, Kecamatan Mandiraja dan Purwonegoro sebanyak 2 unit, Kecamatan Susukan, Banjarnegara dan Madukara sebanyak 1 unit.
Selengkapnya mengenai keberadaan fasilitas peribadatan pada Kabupaten Banjarnegara seperti pada Tabel berikut. Tabel 2.23 Banyaknya Sarana Tempat Ibadah Dirinci Menurut Jenis dan Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
1
Susukan
56
Langgar/ Mushola 237
2
Purworejo Klampok
44
155
2
3
3
Mandiraja
57
419
1
1
2
4
Purwonegoro
104
312
2
7
2
5
Bawang
91
271
-
-
-
6
Banjarnegara
105
198
2
5
1
7
Pagedongan
86
181
-
-
-
8
Sigaluh
63
74
-
-
-
9
Madukara
77
154
-
1
1
10
Banjarmangu
97
163
-
-
-
11
Wanadadi
59
124
-
-
-
12
Rakit
67
372
-
-
-
13
Punggelan
127
259
-
-
-
14
Karangkobar
61
111
-
-
-
15
Pagentan
73
100
-
-
3
16
Pejawaran
77
63
-
-
-
17
Batur
35
84
-
-
-
18
Wanayasa
72
143
-
-
-
19
Kalibening
95
104
-
-
-
20
Pandanarum
66
30
-
-
-
8
18
10
No
Kecamatan
Masjid
Jumlah 1.512 3.554 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010
Gereja Khatolik 1
Gereja Protestan 1
Vihara/ Pura 1
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 50
2.6.2 Fasilitas Pelayanan Umum Fasilitas pelayanan umum yaitu pelayanan perkantoran dari pemerintah pemerintah yang mendukung pada kegiatan pelayanan umum yang meliputi pelayanan pemerintahan dan pelayanan kewarganegaraan yang meliputi hak dan kewajiban sebagai warga negara, Pelayanan umum dari perkantoran milik pemerintah meliputi keamanan, birokrasi, dan pelayanan umum lainnya, dengan bangunan gedung berupa 1 buah kantor Pemerintah Daerah Kabupaten, 20 kantor Kecamatan, dan 278 kantor Kepala Desa/Kelurahan, Perkantoran lainnya meliputi kantor-kantor Dinas dilingkungan Kabupaten Banjarnegara, kantor-kantor Dinas dan Departemen, Kantor Polisi dan Hankam, Fasilitas pelayanan umum ini telah tersebar sesuai dengan skala pelayanannya, untuk skala pelayanan kabupaten hampir semua fasilitas ada di Kecamatan Banjarnegara sebagai Ibukota Kabupaten, sedangkan untuk fasilitas pelayanan umum dengan skala kecamatan ada di Ibu Kota Kecamatan masing-masing. 2.6.3 Kebudayaan Masyarakat Dalam perang Diponegoro. R,Tumenggung Dipoyudo IV berjasa kepada pemerintah mataram, sehingga di usulkan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono VII untuk di tetapkan menjadi bupati banjar berdasarkan Resolutie Governeor General Buitenzorg tanggal 22 agustus 1831 nomor I, untuk mengisi jabatan Bupati Banjar yang telah dihapus setatusnya yang berkedudukan di Banjarmangu dan dikenal dengan Banjarwatulembu dan usul tersebut disetujui. Persoalan meluapnya Sungai Serayu menjadi kendala yang menyulitkan komunikasi dengan Kasunanan Surakarta, Kesulitan ini menjadi sangat dirasakan menjadi beban bagi bupati ketika beliau harus menghadiri Pasewakan Agung pada saat-saat tertentu di Kasultanan Surakarta, Untuk mengatasi masalah ini diputuskan untuk memindahkan ibukota kabupaten ke selatan Sungai Serayu. Daerah Banjar (sekarang Kota Banjarnegara) menjadi pilihan untuk ditetapkan sebagai ibukota yang baru, Kondisi daerah yang baru ini merupakan persawahan yang luas dengan beberapa lereng yang curam, Di daerah persawahan (Banjar) inilah didirikan ibukota kabupaten (Negara) yang baru sehingga nama daerah ini menjadi Banjarnegara (Banjar : Sawah, Negara : Kota).
2.7
KONDISI PEREKONOMIAN
2.7.1 Keuangan Daerah Kabupaten Banjarnegara merupakan daerah yang tumbuh relatif lebih lambat dibandingkan dengan kabupaten lain di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Walaupun demikian, perkembangan ekonomi Kabupaten Banjarnegara selama lima tahun terakhirmenunjukkan kinerja yang relatif baik dan stabil. Kemampuan daerah tercermin .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 51
dari indikator pertumbuhan pendapatan asli daerah yang kontinyu yaitu pendapatan pajak dan retribusi. Berikut adalah realisasi pendapatan daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010. Tabel 2.24 Realisasi Pendapatan Daerah Otonom Kabupaten Banjarnegara Menurut Jenis Penerimaan Tahun Anggaran 2010 No.
Realisasi (Rp.)
Jenis Penerimaan
I. 1. 2. 3. 4. II. 1. 2. 3. III. 1. 2. 3. 4. 5.
BAGIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Pajak Daerah 9.265.190.711 Retribusi Daerah 39.760.948.541 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 3.348.725.471 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 10.061.970.780 BAGIAN DANA PERIMBANGAN Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 47.313.951.641 Dana Alokasi Umum 506.783.177.000 Dana Alokasi Khusus 60.953.600.000 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Pendapatan Hibah 364.627.500 Dana bagi hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 23.556.433.639 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 54.621.064.800 Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 56.442.683.000 Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah 37.190.274.038 JUMLAH 849.662.647.121 Sumber: DPPKAD Kab. Banjarnegara dalam Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010
Tabel 2.25 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Sendiri Kabupaten Banjarnegara Tahun Anggaran 2006 – 2010 (dalam Juta Rp.) Jenis No. Penerimaa n 1 Pajak Daerah
2006 Target
Realisasi
5.702,38 6.538,71
2007 Target 6.211,80
Realisasi
2008 Target
Realisasi
6.810,61 6.418,98 7.314,77
2. Ret.Daerah 20.644,77 22.441,04 25.835,45 25.215,36 27.485,99 3. Bag.laba 1.271,41 1.257,57 1.361,84 1.355,84 1.706,12 BUMD 4. Lain2 7.095,96 13.648,92 7.649,20 11.49113 7.115,75 Pendapatan Jumlah 26.405,53 29.938,63 41.058,29 44.872,94 42.726,84 Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010
2009 Target 7.063,50
2010
Realisasi Target Realisasi 8.161,47
9.265,19
27.229,68 39.722,21 39.104,93
39.760,95
1.747,45
3.363,89
3.619,84
3.348,72
10.229,49
8.862,91
9.750,57
10.061,97
46.521,39 59.012,52 60.636,81
-
62.436,83
2.7.2 Perekonomian Daerah Kabupaten Banjarnegara sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah dengan pola perekonomian agraris, dimana sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian pada sektor pertanian. Kondisi ini dapat dilihat dari tingginya kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik regional Bruto (PDRB) Kabupaten Banjarnegara. Gambaran PDRB Kabupaten Banjarnegara dalam kurun waktu lima tahun antara Tahun 2006 – 2010 ditunjukkan dengan tabel-tabel di bawah ini: .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 52
Tabel 2.26 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Banjarnegara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku LAPANGAN USAHA
2006
2007
2008
2009
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b.Tanaman Perkebunan c. Peternakan d.Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI a. Industri Migas b. Industri Non Migas 1. Mak. Min. & Tembakau 2. Tekstil, Brg Klt & Als Kaki 3. Brg. Kayu & Hsl Hut Lain 4. Kertas & Brg Cetakan 5. Pupuk, Kimia & Brg dr Karet 6. Semen & Brg lain Bkn logam 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angk. Mesin & Peralatan 9. Barang lainnya 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Air Bersih 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN a. Perdagangan Besar dan Eceran b. Hotel c. Restoran 7. ANGKUTAN a. Pengangkutan 1. Angkutan Jalan Raya 2. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Telekomunikasi 8. BANK & LEMBAGA KEU LAINNYA a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumah Tangga PDRB
2010 (6)
1.627.355,56 1.413.284,51 78.452,45 71.687,23 27.978,69 35.952,67 21.901,19
1.907.995,27 1.664.099,18 84.386,99 87.320,89 32.262,17 39.926,05 25.095,06
2.186.637,66 1.914.913,84 93.167,37 102.954,55 36.545,64 39.056,26 27.882,11
2.374.741,12 2.076.431,87 104.747,64 113.190,19 39.497,92 40.873,51 30.290,14
2.564.623,97 2.235.828,75 112.289,26 122.591,81 43.038,90 50.875,24 33.383,09
21.901,19 573.919,88 573.919,88 226.494,84 14.868,28 62.771,45 1.301,22 70,07 265.989,42 2.423,34 1,25 18.308,06 14.432,37 3.875,69 289.686,47 548.703,15 524.400,91 2.773,87 21.528,37 180.260,19 151.194,48 158.901,92 292,56 21.065,71 19.042,54 2.023,17 244.641,28 34.359,47 9.916,05 194.017,86 6.347,91 652.798,86 521.201,58 131.597,28 73.152,83 3.552,38 54.892,06 4.157.574,64
25.095,06 634.045,05 634.045,05 245.267,42 16.398,78 68.849,53 1.407,59 74,44 299.315,62 2.730,23 1,44 18.977,50 15.287,51 3.690,00 327.027,92 617.727,59 590.644,47 2.857,69 24.225,43 199.995,11 176.507,91 176.209,26 298,65 23.487,20 21.185,89 2.301,31 277.469,33 42.967,27 11.526,39 216.433,50 6.542,16 698.012,12 562.232,80 135.779,32 72.431,58 3.518,20 59.829,54 4.706.344,95
27.882,11 788.703,83 788.703,83 300.180,61 19.625,27 86.707,80 1.772,69 91,92 376.952,44 3.371,35 1,77 23.664,42 18.875,16 4.789,27 362.854,90 749.109,41 715.337,56 2.614,74 31.157,11 226.166,94 199.982,02 199.633,31 348,71 26.184,93 23.168,88 3.016,05 310.890,67 49.258,08 13.489,37 241.072,17 7.071,04 850.665,04 701.436,64 149.228,40 81.735,81 2.725,58 64.767,01 5.526.574,99
30.290,14 822.843,72 822.843,72 314.151,01 20.071,59 89.949,15 1.832,17 93,88 393.228,20 3.515,90 1,84 27.447,38 21.576,91 5.870,47 395.925,90 814.603,67 777.766,30 3.408,49 33.428,88 253.004,49 223.842,64 223.430,45 412,19 29.161,85 25.799,38 3.362,47 349.820,39 61.466,75 15.111,83 265.382,61 7.859,20 955.204,73 794.849,45 160.355,28 89.938,30 3.020,47 67.396,51 6.023.881,54
33.383,09 852.797,29 852.797,29 325.122,10 22.107,19 92.663,86 1.868,38 104,45 407.151,88 3.777,41 2,02 31.293,10 25.201,35 6091,76 451.675,39 909.029,80 865.933,19 3.862,78 39.233,83 302.150,62 269.639,25 269.176,17 463,08 32.511,37 28.762,69 3.748,68 424.682,20 66.848,70 17.270,26 331.560,17 9.003,07 1.131.836,26 965.578,73 166.257,53 92.790,89 3.173,30 70.293,34 6.701.471,72
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 53
LAPANGAN USAHA JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHAN TAHUN (JIWA) PDRB PERKAPITA (Rp) Pendapatan Per Kapita (Rp)
2006
2007
2008
2009
2010
900.162
906.364
914.037
921.931
928.945
4.618.694 3.981.675
5.192.555 4.476.387
6.046.336 5.212.412
6.533.983 5.632.802
7.214.067 6.219.087
Sumber: PDRB Kabupaten Banjarnegara, 2010
Tabel 2.27 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Banjarnegara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 LAPANGAN USAHA
2006
2007
2008
2009
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. PERTANIAN f. Tanaman Bahan Makanan g. Tanaman Perkebunan h.Peternakan i. Kehutanan j. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI a. Industri Migas b. Industri Non Migas 1. Mak. Min. & Tembakau 2. Tekstil, Brg Klt & Als Kaki 3. Brg. Kayu & Hsl Hut Lain 4. Kertas & Brg Cetakan 5. Pupuk, Kimia & Brg dr Karet 6. Semen & Brg lain Bkn logam 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angk. Mesin & Peralatan 9. Barang lainnya 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Air Bersih 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN a. Perdagangan Besar dan Eceran b. Hotel c. Restoran 7. ANGKUTAN a. Pengangkutan 1. Angkutan Jalan Raya 2. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Telekomunikasi 8. BANK & LEMBAGA KEU LAINNYA a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan
904.050,75 780.068,06
2010 (6)
941.666,77 812.583,02 42.938,72
977.037,17 845.097,98 43.025,21
1.016.343,12 878.088,19 46.108,27
1.035.558,72 890.815,55 47.115,12
43.967,83 38.259,63 19.876,63 21.878,31 12.691,78
41.507,94 21.299,78 23.337,31 13.315,41
44.756,26 22.722,62 21.435,09 14.018,82
46.665,99 23.760,84 21.719,84 14.669,27
48.925,87 24.172,00 24.530,19 15.294,96
12.691,78 338.493,74 338.493,74 122.413,13 10.528,15 39.823,42 819,17 45,99 163.842,56 1.020,47 0,86 10.956,50 8.632,05 2.324.45 158.632,72 306.521,12 293.851,94 1.219,31 11.449,87 100.394,82 83.917,34 83.767,43 149,91 16.477,48 14.932,37 1.545,12 130.521,42 20.574,61 5.830,24 100.514,62
13.315,41 353.362,70 353.362,70 125.284,13 10.843,94 42.099,34 860,06 47,37 173.169,42 1.057,57 0,88 11.289,21 9.089,33 2.199,88 172.080,22 318.037,76 305.446,71 970,88 11.452,72 105.526,17 88.691,82 88.544,65 147,17 16.834,34 15.184,89 1.649,45 142.897,38 24.609,28 6.482,25 108.319,84
14.018,82 366.594,77 366.594,77 128.655,08 11.171,79 43.953,59 894,77 48,80 180.770,86 1.092,97 0,90 11.635,50 9.508,44 2.127,07 137.592,07 333.486,16 320.578,72 1.110,02 11.936,56 108.243,01 90.570,76 90.450,50 165,26 17.672,25 15.636,71 2.035,54 151.569,48 26.119,87 6.428,17 115.629,71
14.669,27 374.312,85 374.321,85 130.384,32 10.959,62 45.168,68 913,42 49,23 185.796,26 1.076,41 0,91 12.715,20 10.224,08 2.491,12 185.754,77 349.819,18 336.422,88 1.231,31 12.286,28 118.822,74 100.094,28 99.906,41 187,87 18.728,46 16.591,61 2.136,85 162.948,45 32.593,70 7.197,62 119.530,61
15.294,96 379.955,75 379.955,75 131.862,88 11.392,02 45.899,94 921,69 49,67 188.735,72 1.092,91 0,92 13.798,94 11.232,47 2.557,47 192.240,54 366.334,84 351.359,91 11.452,72 13.743,62 130.362,23 110.701,58 110.499,67 201,91 19.660,65 17.417,44 2.243,21 176.509,23 33.045,98 7.710,48 131.199,09
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 54
LAPANGAN USAHA e. Jasa Perusahaan 9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumah Tangga PDRB JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHAN TAHUN (JIWA) PDRB PERKAPITA (Rp) Pendapatan Per Kapita (Rp)
2006
2007
2008
2009
2010
3.601,95 414.431,74 337.254,65 77.177,69 39.558,14 2.642,03 34.977,53 2.376.694,59
3.486,01 437.610,20 360.154,17 77.456,03 38.821,05 2.563,72 36.071,26 2.495.785,82
3.391,73 483.812,64 404.474,59 79.338,05 40.283,36 1.889,69 37.164,99 2.619.989,61
3.626,51 518.541,13 439.159,09 79.382,04 40.930,61 2.075,40 36.376,03 2.753.935,73
3.653,68 578.477,91 497.958,93 80.518,98 40.993,24 2.128,13 37.397,60 2.888.524,12
900.162
906.364
914.037
921.931
928.945
2.640.297 2.276.141
2.753.624 2.373.838
2.866.393 2.471.054
2.987.139 2.575.146
3.109.467 2.680.603
Sumber: PDRB Kabupaten Banjarnegara, 2010
Perkembangan perekonomian Kabupaten Banjarnegara dalam kurun waktu lima tahun sampai dengan Tahun 2010 menunjukkan perbaikan dari waktuke waktu, dimana pertumbuhan selama kurun waktu tersebut secara umum masih berada pada sisi positif. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Banjarnegara sebagai berikut: Tabel 2.28 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Banjarnegara Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010 (persen) LAPANGAN USAHA
2006
2007
2008
2009
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. PERTANIAN k. Tanaman Bahan Makanan l. Tanaman Perkebunan m. Peternakan n.Kehutanan o.Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI a. Industri Migas b. Industri Non Migas 1. Mak. Min. & Tembakau 2. Tekstil, Brg Klt & Als Kaki 3. Brg. Kayu & Hsl Hut Lain 4. Kertas & Brg Cetakan 5. Pupuk, Kimia & Brg dr Karet 6. Semen & Brg lain Bkn logam 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angk. Mesin & Peralatan 9. Barang lainnya 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Air Bersih 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN
12,80 12,98 6,13 16,40 9,76 17,15 10,41
17,25 17,75 7,56 21,81 15,31 11,05 14,58
14,60 15,07 10,40 17,90 13,28 (2,18) 11,11
8,60 8,43 12,43 9,94 8,08 4,65 8,64
8,00 7,68 7,20 8,31 8,96 24,47 10,21
10,41 6,25 6,25 9,88 2,76 4,07 4,88 2,88 4,07 3,43 2,79
14,58 10,48 10,48 8,29 10,29 9,68 8,17 6,23 12,53 12,66 14,91 3,66 5,93 (4,79) 12,89 12,58
11,11 24,39 24,39 22,39 19,68 25,94 25,94 23,48 25,94 23,48 23,00 24,70 23,47 29,79 10,96 21,27
8,64 4,33 4,33 4,65 2,27 3,74 3,35 2,14 4,32 4,29 3,57 15,59 14,31 22,58 9,11 8,74
10,21 3,64 3,64 3,49 10,14 3,02 1,98 11,25 3,54 7,44 9,88 14,01 16,80 3,77 14,08 11,59
10,65 6,23 30,92 10,63 12,12
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 55
LAPANGAN USAHA a. Perdagangan Besar dan Eceran b. Hotel c. Restoran 7. ANGKUTAN a. Pengangkutan 1. Angkutan Jalan Raya 2. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Telekomunikasi 8. BANK & LEMBAGA KEU LAINNYA a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumah Tangga PDRB Pendapatan Per Kapita (Rp)
2006
2007
11,76 23,38 20,08
2008
12,63 3,02 12,53 10,95 10,88 10,89 2,08 11,49 11,26 13,75 13,42 25,05 16,24 11,55 3,06 6,93 7,87 3,18 (0,99) (0,96) 8,99 13,20 12,42
9,10 9,09 9,11 (1,05) 9,14 9,70 4,13 17,89 9,40 22,44 19,74 6,07 13,19 12,73 15,04 15,92 6,46 14,48 11,76 10,97
2009
21,11 (8,50) 28,61 13,09 13,30 13,29 16,76 11,49 9,36 31,06 12,05 14,64 17,03 11,38 8,08 21,87 24,76 9,91 12,85 (22,53) 8,25 17,43 16,44
2010
8,73 30,36 7,29 11,87 11,93 11,92 18,21 11,37 11,35 11,49 12,52 24,79 12,03 10,08 11,15 12,29 13,32 7,46 10,04 10,82 4,06 9,00 8,07
11,34 13,33 17,37 19,43 20,46 20,47 12,35 11,49 11,49 11,49 21,40 8,76 14,28 24,94 14,55 18,49 21,48 3,68 3,17 5,06 4,30 11,25 10,41
Sumber: PDRB Kabupaten Banjarnegara, 2010
Tabel 2.29 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Banjarnegara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2006-2010 (persen) LAPANGAN USAHA
2006
2007
2008
2009
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. PERTANIAN p.Tanaman Bahan Makanan q.Tanaman Perkebunan r. Peternakan s. Kehutanan t. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI a. Industri Migas b. Industri Non Migas 1. Mak. Min. & Tembakau 2. Tekstil, Brg Klt & Als Kaki 3. Brg. Kayu & Hsl Hut Lain 4. Kertas & Brg Cetakan 5. Pupuk, Kimia & Brg dr Karet 6. Semen & Brg lain Bkn logam 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angk. Mesin & Peralatan 9. Barang lainnya 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik
2010 (6)
2,75 2,54 1,42 5,00 7,51 5,23 6,64
4,61 4.17 (2,34) 8,49 7,16 6,67 4,91
3,76 4,00 0,20 7,83 6,68 (8,15) 5,28
4,02 3,90 7,17 4,27 4,57 1,33 4,64
1,89 1,45 2,18 4,84 1,73 12,94 4,27
6,64 2,61 2,61 0,97 (1,21) 3,83 3,83 1,85 3,83 1,85 1,54
4,91 4,39 4,39 2,35 3,00 5,27 4,99 3,00 5,69 3,64 2,69 3,04 5,30
5,28 3,74 3,74 2,69 3,02 4,40 4,04 3,02 4,39 3,35 2,82 3,07 4,61
4,64 2,11 2,11 1,34 (1,90) 2,76 2,08 0,87 2,76 (1,52) 1,23 9,28 7,53
4,27 1,51 1,51 1,13 3,95 1,62 0,91 0,91 1,60 1,53 0,99 8,45 9,86
6,39 1,34
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 56
LAPANGAN USAHA b. Air Bersih 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN a. Perdagangan Besar dan Eceran b. Hotel c. Restoran 7. ANGKUTAN a. Pengangkutan 1. Angkutan Jalan Raya 2. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Telekomunikasi 8. BANK & LEMBAGA KEU LAINNYA a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumah Tangga PDRB JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHAN TAHUN (JIWA) PDRB PERKAPITA (Rp) Pendapatan Per Kapita (Rp)
2006
2007
30,55 7,89
2008
2009
2010
7,10 10,00 11,00 2,36 9,49 4,35
(5,36) 8,48 3,76 3,95 (6,64) 0,02 5,11 5,69 5,70 (1,83) 2,17 6,75 9,48 19,16 19,61 11,18 7,77 (3,22) 5,59 6,79 0,36 (1,86) (2,96) 3,13 5,01
(3,31) 0,88 4,86 4,95 (14,71) 4,22 2,57 2,12 2,10 12,29 4,98 2,98 23,41 6,07 6,14 (0,83) 6,75 (2,70) 10,56 12,31 2,43 3,77 (26,29) 3,03 4,98
17,12 7,01 4,90 4,94 14,33 2,93 9,77 10,52 10,51 13,68 5,98 6,11 4,98 7,51 24,79 11,97 3,37 6,92 7,18 8,58 0,06 1,61 9,83 (2,12) 5,11
2,66 3,49 4,72 4,44 10,93 11,86 9,71 10,60 10,60 7,47 4,98 4,98 4,98 8,32 4,15 7,13 9,76 0,75 11,56 13,39 1,43 0,15 2,54 2,81 4,89
3,61
4,29
4,10
4,21
4,10
2,82 2,60 23,37 6,74 8,68 8,61 8,63 (1,25) 9,03 9,64 3,44 6,03 4,64 17,11 5,91 1,45 7,63
Sumber: PDRB Kabupaten Banjarnegara, 2010
Besarnya kontribusi sektor pertanian terlihat pada Tahun 2009 masih menyumbangkan 38,78 % dari keseluruhan PDRB Kabupaten Banjarnegara. Hal ini memberikan dasar yang kuat untuk menyatakan sebagai daerah dengan pola perekonomian agraris. Namun perkembangan pertumbuhan perekonomian tidak hanya terjadi pada sektor pertanian, kondisi ini juga didukung dengan perkembangan pertumbuhan dari sektor jasajasa serta sektor bank dan lembaga keuangan. Distribusi PDRB menurut lapangan usaha Kabupaten Banjarnegara:
Tabel 2.30 Distribusi PDRB Kabupaten Banjarnegara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010 (persen) LAPANGAN USAHA
2006
2007
2008
2009
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b.Tanaman Perkebunan c. Peternakan d.Kehutanan
39,14 33,99 1,89 1,72 0,67
40,54 35,36 1,79 1,86 0,69
39,57 34,65 1,69 1,86 0,66
39,42 34,47 1,74 1,88 0,66
38,27 33,36 1,68 1,83 0,64
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 57
LAPANGAN USAHA e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI a. Industri Migas b. Industri Non Migas 1. Mak. Min. & Tembakau 2. Tekstil, Brg Klt & Als Kaki 3. Brg. Kayu & Hsl Hut Lain 4. Kertas & Brg Cetakan 5. Pupuk, Kimia & Brg dr Karet 6. Semen & Brg lain Bkn logam 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angk. Mesin & Peralatan 9. Barang lainnya 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Air Bersih 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN a. Perdagangan Besar dan Eceran b. Hotel c. Restoran 7. ANGKUTAN a. Pengangkutan 1. Angkutan Jalan Raya 2. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Telekomunikasi 8. BANK & LEMBAGA KEU LAINNYA a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumah Tangga PDRB
2006
2007
2008
2009
2010
0,86 0,53
0,85 0,53
0,71 0,50
0,68 0,50
0,76 0,50
0,53 13,80 13,80 5,45 0,36 1,51 0,03 0,00 6,40 0,06 0,00
0,53 13,47 13,47 5,21 0,35 1,46 0,03 0,00 6,36 0,06 0,00 0,40 0,32 0,08 6,95 13,13 12,55 0,06 0,51 4,25 3,75 3,74 0,01 0,50 0,45 0,05 5,90 0,91 0,24 4,60 0,14 14,83 11,95 2,89 1,54 0,07 1,27 100,00
0,50 14,27 14,27 5,43 0,36 1,57 0,03 0,00 6,82 0,06 0,00 0,43 0,34 0,09 6,57 13,55 12,94 0,05 0,56 4,09 3,62 3,61 0,01 0,47 0,42 0,05 5,63 0,89 0,24 4,36 0,13 15,39 12,69 2,70 1,48 0,05 1,17 100,00
0,50 13,66 13,66 5,22 0,33 1,49 0,03 0,00 6,53 0,06 0,00 0,46 0,36 0,10 6,57 13,52 12,91 0,06 0,55 4,20 3,72 3,71 0,01 0,48 0,43 0,06 5,81 1,02 0,25 4,41 0,13 15,86 13,19 2,66 1,49 0,05 1,12 100,00
0,50 12,73 12,73 4,85 0,33 1,38 0,03 0,00 6,08 0,06 0,00 0,47 0,38 0,09 6,74 13,56 12,92 0,06 0,59 4,51 4,02 4,02 0,01 0,49 0,43 0,06 6,34 1,00 0,26 4,95 0,13 16,89 14,41 2,48 1,38 0,05 1,05 100,00
0,44 0,35 0,09 6,97 13,20 12,61 0,07 0,52 4,34 3,83 3,82 0,01 0,51 0,46 0,05 5,88 0,83 0,24 4,67 0,15 15,70 12,54 3,17 1,76 0,09 1,32 100,00
Sumber: PDRB Kabupaten Banjarnegara, 2010
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 58
Tabel 2.31 Distribusi PDRB Kabupaten Banjarnegara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010 (persen) LAPANGAN USAHA
2006
2007
2008
2009
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. PERTANIAN f. Tanaman Bahan Makanan g. Tanaman Perkebunan h.Peternakan i. Kehutanan j. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI a. Industri Migas b. Industri Non Migas 1. Mak. Min. & Tembakau 2. Tekstil, Brg Klt & Als Kaki 3. Brg. Kayu & Hsl Hut Lain 4. Kertas & Brg Cetakan 5. Pupuk, Kimia & Brg dr Karet 6. Semen & Brg lain Bkn logam 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angk. Mesin & Peralatan 9. Barang lainnya 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Air Bersih 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN a. Perdagangan Besar dan Eceran b. Hotel c. Restoran 7. ANGKUTAN a. Pengangkutan 1. Angkutan Jalan Raya 2. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Telekomunikasi 8. BANK & LEMBAGA KEU LAINNYA a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumah Tangga PDRB
38,04 32,82 1,85 1,61 0,84 0,92 0,53
37,73 32,56 1,72 1,66 0,85 0,94 0,53
37,29 32,26 1,64 1,71 0,87 0,82 0,54
36,91 31,88 1,67 1,69 0,86 0,79 0,53
35,85 30,84 1,63 1,69 0,84 0,85 0,53
0,53 14,24 14,24 5,15 0,44 1,68 0,03 0,00 6,89 0,04 0,00
0,53 14,16 14,16 5,02 0,43 1,69 0,03 0,00 6,94 0,04 0,00 0,45 0,36 0,09 6,89 12,74 12,24 0,05 0,46 4,23 3,55 3,55 0,01 0,67 0,61 0,07 5,73 0,99 0,26 4,34 0,14 17,53 14,43 3,10 1,56 0,10 1,43 100,00
0,54 13,99 13,99 4,91 0,43 1,68 0,03 0,00 6,90 0,04 0,00 0,44 0,36 0,08 6,63 12,73 12,24 0,04 0,46 4,13 3,46 3,45 0,01 0,67 0,60 0,08 5,79 1,00 0,25 4,41 0,13 18,47 15,44 3,03 1,54 0,07 1,42 100,00
0,53 13,59 13,59 4,73 0,40 1,64 0,03 0,00 6,75 0,04 0,00 0,46 0,37 0,09 6,75 12,70 12,22 0,04 0,45 4,31 3,63 3,63 0,01 0,68 0,60 0,08 5,92 1,18 0,26 4,34 0,13 18,83 15,95 2,88 1,49 0,08 1,32 100,00
0,53 13,15 13,15 4,57 0,39 1,59 0,03 0,00 6,53 0,04 0,00 0,48 0,39 0,09 6,66 12,63 12,16 0,04 0,48 4,51 3,83 3,83 0,01 0,68 0,60 0,08 6,11 1,18 0,27 4,54 0,13 20,03 17,24 2,79 1,42 0,07 1,29 100,00
0,46 0,36 0,10 6,67 12,90 12,36 0,05 0,48 4,22 3,53 3,52 0,01 0,69 0,63 0,07 5,49 0,87 0,25 4,23 0,15 17,44 14,19 3,25 1,66 0,11 1,47 100,00
Sumber: PDRB Kabupaten Banjarnegara, 2010
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 59
Kondisi Sektor Pertanian Tanaman Pangan Pertanian tanaman pangan merupakan salah satu sektor dimana produk yang dihasilkan menjadi kebutuhan pokok hidup rakyat. Berdasarkan data BPS Kab. Banjarnegara tahun 2010, luas lahan Kabupaten Banjarnegara 14.568 Ha atau 13,62% termasuk lahan sawah, sehingga Kabupaten Banjarnegara juga memproduksi tanaman pangan seperti padi sawah, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang hijau, dan kedelai. Kabupaten Banjarnegara memiliki lahan non pertanian lebih besar daripada lahan pertanian yaitu 86,38% atau 92.403 Ha. Luas panen padi Kabupaten Banjarnegara sebesar 27.311 Ha, terdiri dari 25.028 Ha sawah basah dan 2.283 Ha sawah kering (padi gogo). Jumlah produksi padi sawah di Kabupaten Banjarnegara tahun 2010 adalah 143.666,54 ton yang tersebar pada seluruh kecamatan kecuali Batur, Jumlah produksi terbesar terdapat di Kecamatan Mandiraja sebesar 16.683,97 ton dan jumlah produksi terkecil terdapat di Kecamatan Batur karena tidak memiliki lahan pertanian sawah, Sedangkan untuk padi gogo jumlah produksinya adalah 8.419,33 ton dan ada beberapa kecamatan yang tidak mengasilkan padi gogo. Tanaman palawija yang terdapat di Kabupaten Banjarnegara antara lain jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang kedelai, kacang tanah dan kacang hijau. Jumlah produksi tanaman palawija antara lain jagung sebesar 102.004,82 ton dari 24.359 Ha luas panen yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Banjarnegara. Produksi tanaman Ubi Kayu sebesar 270.826,95 ton dari 12.109 Ha. Produksi tanaman Kacang Tanah sebesar 2.015,84 ton dari 1.738 Ha. Sedangkan produksi tanaman Kedelai sebesar 393,03 ton dari 501 Ha. Tanaman Sayuran Kondisi tanaman sayur-sayuran di Kabupaten Banjarnegara terdiri atas bawang daun, kentang, kubis, petsai/sawi, wortel, kacang merah, kacang panjang, cabe, tomat, buncis, ketimun, labu siam, kangkung, bayam, petai, jengkol, mlinjo dan terong. Tanaman Buah-buahan Kabupaten Banjarnegara menghasilkan buah-buahan dalam jumlah yang cukup besar, Jenis buah-buahan yang ada di Kabupaten Banjarnegara dan produksinya dalam tahun 2010 adalah; Pisang (7.278.867 Kg), Salak (228.226.078 Kg), Nenas (64.643 Kg), Jambu Biji (776.840 Kg), Pepaya (543.810 Kg), Durian (1.180.855 Kg), Rambutan (1.070.690 Kg), Duku (1.052.290 Kg), Jeruk siam (150.100 Kg), Mangga (3.485 Kg), Manggis (1.078 Kg), Alpukat (58.550 Kg), Belimbing (54.210 Kg), Jambu Air (1.974,95 Kg), Sawo (63.030 Kg), Sirsak (79.144 Kg), Melinjo (208.755 Kg) dan Sukun (70.110 Kg).
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 60
Kondisi Peternakan Kondisi peternakan di Kabupaten Banjarnegara dikelopokan menjadi 3 jenis, yaitu ternak besar (kuda, sapi potong, sapi perah dan kerbau), ternak kecil (kambing dan domba) dan ternak unggas dan kelinci (ayam, itik, puyuh, unggas lainnya dan kelinci), Ternak sapi potong kerbau, kuda, kambing dan domba tersebar di seluruh kecamatan, begitu juga dengan ternak unggas juga tersebar di seluruh kecamatan. 2.7.3 Sektor Industri Sektor industri di Kabupaten Banjarnegara didukung dengan keberadaan perusahaan maupun industri skala rumah tangga baik pengoalahan dari hasil pertanian, perkebunan, kehutanan dan aneka jenis industri kerajinan lainnya. Tabel 2.32 Jumlah Perusahaan, Jumlah Tenaga Kerja, Nilai Investasi dan Produksi Menurut Kelompok Jenis Industri di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 No. A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Jumlah Tenaga Kerja (Juta Rp.) Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan Tempe Kedelai 1.923 4.225 Tempe Gembus 13 51 Tahu 111 312 Gula Kelapa 6.358 13.007 Gula Aren 370 735 Susu Kedelai 5 10 Minyak 11 39 Nilam/atsiri Aneka Makanan 734 2.213 ringan Jenang 65 164 Emping Melinjo 41 91 Tepung Tapioka 6 381 Tembakau 482 2.333 garangan Jamur Tiram 9 18 Kopra 9 19 Kerupuk singkong 66 183 Teh Rakyat 59 202 Madu 1 3 Pengolahan Gaber 12 23 Bioetanol 1 2 Pengolahan Kayu 31 312 Gaplek 2 5 Kolang-Kaling 3 36 Minuman Carica 3 10 Minuman 1 5 Purwaceng Tape/peyem 4 10 Kopi Bubuk 14 17 Saos Tomat 1 8 Jenis Industri
Jumlah Perusahaan
Nilai Investasi
Produksi
Satuan
1.712,06 13,30 468,20 13.285,09 79,60 21,70 107,00
5.477.744 27.320 599.448 6.731.120 312.690 6.310 27.480
Kg Kg Kg Kg Kg Liter Kg
3.827,50
3.761.888
Kg
193,60 17.70 295,00 534,90
306.180 25.680 1.728.000 295.671.201
Kg Kg Kg Kg
1.041,20 49,00 136,75 17,40 5,00 220,00 95,00 2.116,00 2,90 6,00 16,50 2,00
13.850 78.800 72.345 66.580 1.500 262.000 2.400 212.777 540 6.000 3.855 750
1,80 4,24 1,50
6.420 3.955 880
Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg M3 Kg Kg Btl Sachet Kg Kg Btl
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 61
No. 28 29 30
Jenis Industri
Jumlah Perusahaan
Jumlah Tenaga Kerja (Juta Rp.) 2 1.678 10.738
Minyak Urut 1 Mebelair/perabot 772 Kerajinan 6.179 Bambu/Kayu 31 Penggilingan 93 170 Padi/Tepung 32 Pakan ikan 1 10 33 Rokok 1 10 34 Pengolahan 2 8 Tempurung 35 Kecap 1 3 Jumlah 17.385 37.033 B Industri Aneka 1 Genteng 60 145 2 Paving 4 11 3 Industri Tas 4 19 4 Konveksi/penjahit 210 292 5 Batu Bata 751 2453 6 Alumunium 23 45 7 Batako 32 123 8 Pelana kuda 1 3 9 Kaligrafi Bambu 1 1 10 Perbengkelan 230 489 11 Pupuk Organik 2 7 12 Sapu Ijuk 14 29 13 Pandai Besi 48 159 14 Gypsum 17 39 15 Bulu Mata 18 485 16 Batik Tulis 73 158 17 Kerajinan Kulit 27 89 Kerang 18 Keramik 29 182 19 Batu Lempeng 3 9 20 Anyaman Jaring 1 2 21 Reparasi Elektronik 31 36 22 Kerajinan Batu 26 47 23 Kaki Guci 33 284 24 Wayang Kulit 1 1 25 Sablon 7 20 26 Kaos Kaki 1 3 27 Batu Split 51 257 28 Mainan anak 1 2 Jumlah 1.699 5.390 Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010
Nilai Investasi
Produksi
Satuan
0.50 3.389,40 5.986,15
450 140.065 115.824.297
Btl Buah Buah
1.782,10
1.419.479
15,00 50,00 10,00
30.000 864.000 20.000
50,00 35.554
3.000 433.709.004
btl
1.201,0 16,9 19,0 635,0 1.448,7 135,0 266,1 1,0 1,0 2.016,0 18,2 11,9 136,7 177,0 12,8 829,5 301,0
2.100.000 43.800 1.630 685.116 35.059.066 52.970 2.741.600 84 36 13.164 39.000 8.100 164.377 19.551 830.260 19.272 252.000
Lembar Stel Pasang Buah Lembar Lusin Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah
205,0 31,0 1,0 39,7 12,6 217,5 0,4 13,6 25,0 221,2 5,0 7.999
114.680 9.600 36 1.075 4.260 196.640 30 7.860 450 3.401 2.250 42.370.308
Kg Kg Batang Buah
2.8 KONDISI UTILITAS WILAYAH 2.8.1 Jaringan Air Bersih Penyediaan air bersih perkotaan bertujuan untuk menunjang perkembangan pembangunan di Kabupaten Banjarnegara. Prasarana air bersih untuk Kabupaten Banjarnegara selama ini dilayani oleh sistem pelayanan air bersih perpipaan (PDAM) dan non perpipaan, Walaupun belum merata menjangkau seluruh penduduk, sistem penyediaan .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 62
air bersih PDAM saat ini telah dapat melayani setiap wilayah yang ada di Kabupaten Banjarnegara terutama yang dekat dengan jalan raya. A. Perpipaan (PDAM)
PDAM adalah penyedia utama air bersih perkotaan di Kabupaten Banjarnegara, Akan tetapi karena keterbatasan investasi, kondisi PDAM belum dapat berkembang optimal sehingga cakupan pelayanannya juga tergolong masih sangat rendah, Sampai tahun 2010, pelayanan kebutuhan air bersih yang dapat dijangkau oleh sambungan air dari PDAM Kabupaten Banjarnegara baru 8,180 pelanggan/rumah tangga, atau hanya terlayani 3,39% dari 241,527 rumah tangga, Pelayanan PDAM masih sangat terbatas pada bagian pusat kota dan sekitarnya, Oleh karena itu, perlu penambahan jaringan pelayanan air bersih PDAM guna memenuhi kebutuhan masyarakat pada daerah yang belum terlayani. PDAM Kabupaten Banjarnegara dibagi ke dalam beberapa cabang pelayanan sesuai dengan area pelayanannya, PDAM Kabupaten Banjarnegara mengelola beberapa sumber air baku dengan memanfaatkan air permukaan dan air tanah, Tetapi alternatif sumber air baku yang lebih dioptimalkan pemanfaatannya berasal dari air permukaan, yaitu Sungai Serayu. Air tanah yang dimanfaatkan sebagai sumber air baku oleh PDAM adalah air tanah dangkal dan air tanah dalam, Namun sumber air tanah dangkal hanya dapat dimanfaatkan pada musim penghujan saja karena pada musim kemarau sumur biasanya mengalami kekeringan. Tabel 2.33 Banyaknya Pelanggan Air PDAM dan Jumlah Pemakaian Air (m3) yang Dipakai Dirinci Menurut IKK di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
IKK Susukan Purworejo Klampok Mandiraja Purwonegoro Bawang Banjarnegara Wanadadi Punggelan Kaeangkobar Pejawaran Wanayasa Kalibening Jumlah
Banyaknya Pelanggan 296 628 100 151 421 5.045 159 582 235 86 308 101 8.112
Jumlah Pemakaian Air (m3) 55.050 116.380 18.453 25.922 109.387 1.099.543 30.113 99.395 37.620 17.591 38.073 15.046 1.662.573
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 63
Tabel 2.34 Banyaknya Air Minum yang Disalurkan oleh PDAM Menurut Jenis Pelanggan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 No, I.
II.
Jenis Sosial Sosial Umum Sosial Khusus Non Niaga Rumah Tangga A Rumah Tangga B Rumah Tangga C Rumah Tangga D Instansi Pemerintah
III.
Niaga Niaga Kecil Niaga Besar
IV,
Industri Industri Kecil Industri Besar Khusus Pelabuhan Tangki Jumlah
V,
Jumlah Pelanggan
Air Minum yang Disalurkan Jumlah (m3)
Nilai (Rp. 000)
112 134
71.806 47.741
66.719.300 79.869.940
7.297 133
1.398.650 23.695
2.761.044.950 63.220.830
194
77.100
228.496.770
242
43.581
197.465.000
8.112
1.662.573
3.396.816.790
1.619.440
3.327.288.420
8.270 Tahun 2009 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010
B. Non-perpipaan
Sumber air bersih yang menggunakan non-perpipaan yaitu berasal langsung dari sungai dan sumur. Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Banjarnegara juga memanfaatkan secara langsung aliran sungai Serayu dan anak sungai lainnya untuk keperluan mencuci dan mandi serta irigasi pertanian, Selain itu, ada pula yang menggunakan sumur artetis maupun sumur gali, Bagi pemukiman yang letaknya dekat dengan sungai, mereka langsung mengambil air dari sungai dengan pipa-pipa yang dialirkan dari sungai menuju kerumah masing-masing, sedangkan pemukiman yang jauh dari sungai, mereka menggunakan sumur artesis untuk keperluan MCK sehari-hari,
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 64
PETA 13 PENYEDIAAN SISTEM AIR MINUM PERPIPAAN (PDAM) KABUPATEN BANJARNEGARA
KECAMATAN TERLAYANI KECAMATAN BELUM TERLAYANI
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
Sumber: PDAM Banjarnegara, 2010
2.8.2 Jaringan Listrik Secara umum jaringan listrik telah menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten ini memiliki potensi sumber pembangkit listrik yang cukup besar, diantaranya adalah Waduk Mrica sebagai sumber pembangkit PLTA Mrica dan Panas Bumi Dieng sebagai sumber pembangkit PLTP Dieng, Namun disisi lain potensi pembangkit listrik yang ada di Waduk Mrica terjadi permasalahan Gambar Kondisi Jaringan sedimentasi endapan lumpur sehingga menyebabkan Listrik di Kabupaten debit air yang ada di dalam waduk tersebut menjadi Banjarnegara berkurang yang akhirnya berdampak pada pelayanan supply listrik menjadi berkurang, Sejauh ini jumlah pelanggan PLN pada tahun 2010 adalah sebanyak 154.446 pelanggan. Selain itu PLN juga mampu memenuhi kebutuhan listrik untuk fasilitas umum dan penerangan umum sebesar 30 dan 10 dari total kebutuhan untuk rumah tangga. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.35 Banyaknya Pelanggan Listrik PLN Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 No
Kecamatan
Banyaknya Pelanggan
1
Susukan
7.879
2
Purworejo Klampok
7.796
3
Mandiraja
9.846
4
Purwonegoro
9.546
5
Bawang
12.042
6
Banjarnegara
13.747
7
Pagedongan
6.348
8
Sigaluh
6.407
9
Madukara
8.124
10
Banjarmangu
6.649
11
Wanadadi
6.749
12
Rakit
7.509
13
Punggelan
9.758
14
Karangkobar
4.977
15
Pagentan
6.892
16
Pejawaran
6.045
17
Batur
4.386
18
Wanayasa
5.912
19
Kalibening
8.145
20
Pandanarum
5.689
Jumlah 154.446 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 66
Pembangkit yang sudah beroperasi: 1. PLTA Pangsar Sudirman 2. PLTA Tulis 3. PLTP Dieng 4. PLTM Plumbungan 5. PLTM Siteki 6. PLTM Tapen 7. PLTMH Karangtengah 8. PLTMH Pesangkalan 9. PLTMH Blimbing I (Sedang Solo)
3 x 60,3 MW 2 x 6,2 MW 60 MW
300 Kw 20 Kw 100 Kw
180,9 MW 12,4 MW 60,0 MW 1,6 MW 1,2 MW 1,0 MW 0,3 MW 0,02 MW 0,1 MW
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010
2.8.3 Jaringan Telekomunikasi Penyedia jasa di bidang Telekomunikasi di Kabupaten Banjarnegara adalah PT. Telkom yang menyediakan sarana telekomunikasi yang terdiri dari Telepon Kabel, Flexi, Data Internet, Telkom Vision (Yes TV), penyedia saluran data langsung yang dapat digunakan oleh seluruh pelanggan di wilayah Kabupaten Banjarnegara, Pengguna Jumlah pengguna jasa Telekomunikasi yang menjadi pelanggan Telkom termasuk layanan wartel yang dapat digunakan seluruh masyarakat di Kabupaten Banjarnegara. Sistem Jaringan Sistem Jaringan yang dimiliki PT, Telkom adalah: Jaringan Kabel Tanah Jaringan Kabel Udara Jaringan Transmisi antar Kota sebagai penghubung dengan Serat Optik ataupun lewat Transmisi Frekuensi Udara Jaringan kabel tersebut diatas untuk melayani Telepon kabel baik untuk Voice, data ataupun internet, sedangkan jaringan Transmisi antar kota untuk menghubungkan dari satu kota ke kota lainnya dan bahkan untuk Sambungan Langsung Internasional (SLI).
Gambar Kondisi Jaringan Telekomunikasi di Kabupaten Banjarnegara
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 67
Jangkauan Pelayanan Jangkauan pelayanan jaringan Telkom, mulai jaringan kabel tanah maupun kabel udara telah menjangkau 20 Kecamatan di wilayah Kabupaten Banjarnegara. PT. Telkom tetap berupaya memberikan pelayanan jasa telekomunikasi dengan Telkom Flexi-nya yang secara fungsi kegunaan sama, bisa telepon lokal, SLJJ, internet dan lain sebagainya. 2.8.4 Sistem Pengairan Sumber air yang dimanfaatkan untuk pengairan di Kabupaten Banjarnegara terdiri dari sungai dan waduk, Sungai yang dimanfaatkan sebagai sumber pengairan yang dapat mengairi areal sawah seluas 14.568 hektar adalah Sungai Serayu dengan anak-anak sungainya : Kali Tulis, Kali Merawu, Kali Pekacangan, Kali Gintung dan Kali Sapi, sedangkan waduk yang dimanfaatkan untuk mengairi areal sawah tersebut adalah Waduk Mrica dan Waduk Tulis. Sawah di Kabupaten Banjarnegara sebagian besar adalah sawah irigasi yaitu irigasi teknis seluas 6.198 ha, irigasi tadah hujan seluas 3.725 ha, irigasi desa/non PU 1.463 ha, irigasi sederhana seluas 2.553 ha dan irigasi setengah teknis seluas 629 ha. 2.8.5 Jaringan Air Limbah Sistem air limbah di Kabupaten Banjarnegara hingga saat ini masih ditangani secara individu oleh tiap-tiap rumah tangga dan masing-masing industri (industri rumah tangga). Air limbah rumah tangga langsung di buang ke saluran pembuangan/se-lokan, Untuk industri, sebagian kecil memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), air sebelum dibuang ke perairan umum diolah di dalam unit ini dulu. Jumlah air limbah buangan diperhitungkan dengan asumsi 80% dari air bersih yang dipergunakan menjadi air limbah. Besarnya pemakaian air bersih rata-rata perjiwa perhari 70 liter. 2.8.6 Kondisi Persampahan Jaringan persampahan di Kabupaten Banjarnegara melayani Kota Banjarnegara dan ibukota-ibukota kecamatan, yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum di Kabupaten Banjarnegara, dengan sistem pooling yang dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), Sedangkan untuk masyarakat yang tinggal di pedesaan membuang sampah dengan cara tradisional (dibakar/dikubur). Sampah di Kabupaten Banjarnegara berasal dari sampah Permukiman, pertokoan dan pasar, perkantoran, penyapuan jalan serta sampah dari sarana umum lainnya.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 68
Gambar Kondisi Tempat Pembuangan Sampah di Kabupaten Banjarnegara
Tempat Pembuangan Akhir Sampah
Tempat Pembuangan Sampah
Sistem persampahan yang diterapkan dijelaskan secara umum yaitu (1) sampah dikelola swadaya masyarakat sampai ke TPS, (2) pembuangan sampah dari TPS ke TPA yang dilakukan oleh DKP. Sarana pengumpulan sampah di Kabupaten Banjarnegara yang tersedia adalah a. 6 truk sampah; b. 150 gerobak sampah; c. 15 Tempat Pembuangan Sampah; d. 1 Tempat Pembuangan Akhir Sampah; dan e. 1 truk tinja, Dinas Kebersihan dan Pertamanan mampu mengangkut sampah 88,25% dari total sampah 166 m3 per hari. 2.8.7 Sistem Jaringan Jalan dan Transportasi Sistem jaringan jalan di Kabupaten Banjarnegara dilalui oleh jalur utama yang menghubungkan wilayah-wilayah penting di Propinsi Jawa Tengah. Menurut fungsinya, jaringan yang ada meliputi fungsi kolektor dan lokal. Jalan Kolektor adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan/pembagian dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi. Sedangkan Jalan Lokal adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jaringan jalan di Kabupaten Banjarnegara dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Kolektor Primer, merupakan jalur jalan utama di Kabupaten Banjarnegara yang menghubungkan Ibukota Banjarnegara dengan Kota Purbalingga (arah barat) dan Kota Wonosobo (arah timur) yang melalui Kecamatan Susukan kearah timur sampai dengan Kecamatan Sigaluh kearah barat;
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 69
2.
3.
4.
5. 6.
7.
8. 9.
Lokal Primer, merupakan jalur jalan utama yang menghubungkan Ibukota Banjarnegara ke Kabupaten Pekalongan melalui Kecamatan Banjarmangu, Karangkobar, Wanayasa dan Kalibening; Lokal Primer, merupakan jalur jalan utama yang menghubungkan Kecamatan Wanadadi ke arah utara melalui Kecamatan Rakit, Punggelan, Pandanarum sampai dengan Kecamatan Kalibening; Lokal Primer, merupakan jalur jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Banjarnegara ke Kabupaten Kebumen melalui Desa Panggisari Kecamatan Mandiraja ke arah selatan menuju Gombong Kabupaten Kebumen; Lokal Primer, merupakan jalur jalan utarna dari Ibukota Banjarnegara melalui Kecamatan Pagedongan ke arah selatan rnenuju perbatasan Kabupaten Kebumen; Lokal Primer, merupakan jalur jalan utama yang menghubungkan Kecamatan Sigaluh ke arah utara melalui Kecamatan Madukara, Kecamatan Pagentan, Kecarnatan Pejawaran sampai dengan Kecamatan Batur; Lokal Primer, merupakan jalur jalan utama yang menghubungkan Kecamatan Banjarmangu ke arah barat laut melalu Kecamatan Pandananrm sampai dengan Kecamatan Kalibening, Kolektor sekunder, merupakan jalur jalan utama yang menghubungkan Kecamatan Wanayasa ke arah timur sampai dengan Kecamatan Batur; Kolektor sekunder, jalan penghubung antar kecamatan se-Kabupaten Banjarnegara.
Pengembangan jaringan jalan di wilayah Kabupaten Banjarnegara khususnya di wilayah kecamatan yang memiliki kawasan hutan yang dikelola olah pihak Perhutani biasanya sulit dilakukan. Hal ini menyebabkan aksesibilitas di wilayah kecamatan tersebut sangat terbatas karena minimnya akses jaringan jalan. Di wilayah kecamatankecamatan tersebut, disamping kondisi topografi wilayah yang kurang memadai untuk perluasan jaringan jalan, perizinan dari pihak Perhutani juga sulit diperoleh berkaitan dengan perluasan jaringan transportasi yang melalui kawasan hutan produksi tersebut. Panjang jalan di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010 adalah 1.030,613 Km. Dilihat dari jenis permukaannya, jalan di Kabupaten Banjarnegara dibagi atas tiga bagian, yaitu jalan aspal, jalan kerikil/ batu dan jalan tanah.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 70
Tabel 2.36 Daftar Panjang Jalan Menurut Keadaan dan Status di Kabupaten Banjarnegara Keadaan Tahun 2010
Keadaan
Jalan Negara
Status Jalan (Km) Jalan Provinsi
Jalan Kabupaten
A, Jenis Permukaan Aspal Kerikil Tanah Tidak dirinci Jumlah B, Kondisi Jalan
57,713
84,490
725,88 133,52 29,01
57,713
84,490
888,41
Baik
19,582
28,350
452,59
Sedang Rusak
38,131
55,890 0,250
150,83 116,77
Rusak Berat Jumlah
168,21 57,713
84,490
888,41
C, Kelas Jalan Kelas I Kelas II Kelas III Kelas III A
57,713
Kelas III B Kelas III C Kelas tidak dirinci Jumlah 57,713 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010
84,490 888,41 84,490
888,41
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 71
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANJARNEGARA
14
II-60
SUMBER : RTRW Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 - 2031
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
2.9
VISI DAN MISI KABUPATEN BANJARNEGARA Arahan kebijakan dan rencana program pembangunan di Kabupaten Banjarnegara mengacu Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005-2025 serta visi dan misi Kabupaten Banjarnegara yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banjarnegara Tahun 20062011 yang juga merupakan program Bupati Banjarnegara sebagai Kepala Daerah. 2.9.1 VISI Visi dalam hal ini adalah visi pemerintah daerah, yaitu visi Kepala Daerah. Visi pemerintah daerah pada dasarnya merupakan gambaran masa depan yang akan diwujudkan oleh pemerintah daerah dalam periode 2006-2011. Fungsi visi pemerintah daerah, terutama sebagai arah bagi perjalanan pemerintah daerah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Visi bukan mimpi dan bukan slogan, tetapi visi harus dapat diwujudkan dan dapat dirasakan ketercapaiannya. Berdasarkan uraian pada Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah, dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Banjarnegara masih dijumpai masalah-masalah yang masih perlu ditangani dengan sungguh-sungguh, pada periode 2006-2011, yaitu: ekonomi rakyat, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, lingkungan, kemiskinan, pengangguran, dan pemerintahan. Dengan kata lain kesejahteraan rakyat masih perlu ditingkatkan pada masa depan. Secara awam kunci kesejahteraan adalah: kenyang, sehat ,pinter ,nyaman dan moralitas. Ini merupakan mandat daerah, yaitu sesuatu yang harus dilaksanakan atau direalisasi dan akan memberi warna kuat terhadap visi yang akan dirumuskan. Berdasarkan masalah, potensi dan harapan masa depan, maka Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dalam periode pemerintahan 2006-2011 menetapkan visi sebagai berikut: “Banjarnegara yang Mandiri, Berkualitas, Sejahtera, Bermartabat, Iman dan Taqwa berdasarkan Pancasila” Visi tersebut dapat dijelaskan dengan Kabupaten Banjarnegara sebagai daerah otonom dan telah mendapatkan penyerahan urusan pemerintahan, mempunyai kewajiban dan kewenangan untuk merumuskan kebijakan-kebijakan dalam mewujudkan tujuan daerah, yaitu masyarakat yang sejahtera. Dalam periode 2006-2011 Kepala Daerah beserta perangkat daerah dan stakeholders mempunyai komitmen untuk mewujudkan “Banjarnegara yang Mandiri, Berkualitas, Sejahtera, Bermartabat, Iman dan Taqwa berdasarkan Pancasila” 2.9.2 Misi Misi dalam hal ini adalah misi Kepala Daerah. Misi pada dasarnya merupakan penjabaran atau operasionalsasi dari visi. Misi merupakan bidang-bidang yang akan diarungi untuk menuju tercapainya visi yang telah ditetapkan. Misi juga berupa outputoutput yang perlu diciptakan terlebih dahulu untuk mewujudkan visi. Misi pada dasarnya .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 73
merupakan beban yang akan dipikul dan diselesaikan agar visi dapat terwujud. Visi yang terlalu tinggi harapannya berarti akan merupakan tugas berat bagi misi, sehingga boleh jadi gagal. Sebaliknya harapan yang tidak terlalu tinggi terhadap visi yang ditetapkan, akan memuluskan pencapainya karena tidak terlalu membebani tugas misi. Untuk mewujudkan visi Kepala Daerah sebagaimana rumusan di muka, maka dirumuskan misi (beban kinerja yang harus dilaksanakan) sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan pemerintahan yang efisien, efektif dan bersih (bebas KKN) dengan mengutamakan masyarakat. 2. Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan investasi pembangunan. 3. Mengembangkan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dalam pelaksanaan pembangunan. 4. Meningkatkan kualitas dan kecerdasan sumberdaya manusia dalam pembangunan yang berkelanjutan. 5. Memulihkan dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian rakyat dari keterpurukan ekonomi nasional. 6. Menciptakan rasa aman dan tentram dalam suasana kehidupan yang demokratis dan agamis. Misi Kepala Daerah pada dasarnya akan merupakan beban kinerja dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang telah maupun akan dibentuk. Oleh karena itu, dari rumusan misi tersebut sebenarnya telah tergambarkan SKPD apa yang akan perlukan/ dibentuk untuk mewujudkan visi Kepala Daerah. Paling tidak tergambarkan SKPD yang akan mempunyai beban berat dalam mewujudkan visi Kepala Daerah. 2.10
INSTITUSI DAN ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH Institusi dan organisasi pemerintahan Kabupaten Banjarnegara berdasarkan pada Peraturan Daerah yang telah ditetapkan. Peraturan Daerah tersebut adalah: 1. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banjarnegara. Sekretariat Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan Staf Ahli Bupati, Sekretaria.t DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Lembaga Lain, Satuan Pamong Praja, Kecamatan dan Kelurahan. Sekretariat Daerah Kabupaten Banjarnegara dibantu dengan 3 Asisten yang masing-masing membidangi 3 bagian, yaitu: a.
Asisten Pemerintahan, membidangi: 1) Bagian Tata Pemerintahan; 2) Bagian Pemerintahan Desa; 3) Bagian Hukum.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 74
b.
c.
2.
Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, membidangi: 1) Bagian Pembangunan; 2) Bagian Perekonomian; 3) Bagian Kesejahteraan Rakyat. Asisten Administrasi, membidangi: 1) Bagian Organisasi; 2) Bagian Hubungan Masyarakat; 3) Bagian Umum.
Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 16 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Banjarnegara. Tugas pokok dinas daerah adalah melaksanakan urusan pemerintah daerah yang menjadi kewenangan daerah. Dinas daerah yang terdapat di Kabupaten Banjarnegara, adalah: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l.
3.
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga; Dinas Kesehatan; Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi; Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; Dinas Pekerjaan Umum; Dinas Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Energi Sumber Daya Mineral; Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil Menengah; Dinas Pertanian, Perikanan, dan Peternakan; Dinas Kehutanan dan Perkebunan; Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah
Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 17 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Banjarnegara. Tugas pokok lembaga teknis daerah adalah melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik. Lembaga teknis daerah yang terdapat di Kabupaten Banjarnegara, adalah: a. b. c. d. e. f.
Inspektorat; Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; Badan Kepegawaian Daerah; Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan; Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat; Kantor Lingkungan Hidup;
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 75
g. h. i. j.
Kantor Ketahanan Pangan; Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah; Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; dan Rumah Sakit Umum Daerah.
Institusi dan organisasi Pemerintah Kabupaten Banjarnegara yang terkait dengan fungsi regulator (pengaturan dan pengarahan aturan sanitasi serta perencanaan sanitasi) dan operator sanitasi (penyediaan dan pendistribusian layanan sanitasi serta pemantauan dan evaluasi program/ kegiatan pengelolaan sanitasi) adalah: 1. 2. 3. 4.
Bappeda; Dinas Kesehatan; Dinas Pekerjaan Umum; dan Kantor Lingkungan Hidup.
Tugas pokok dinas dan lembaga teknis daerah yang terkait dengan sanitasi di Kabupaten Banjarnegara ditunjukkan pada table berikut: Tabel 2.37 Tugas Pokok Dinas dan Lembaga Teknis Daerah terkait Sanitasi di Kabupaten Banjarnegara No. 1
SKPD BAPPEDA
Tugas Pokok Bappeda mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan daerah dan penanaman modal. Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di Bidang Kesehatan yang menjadi kewenangan daerah. Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di Bidang Bina Marga, Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan yang menjadi kewenangan daerah. Kontor Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang lingkungan hidup
2
Dinas Kesehatan
3
Dinas Pekerjaan Umum
4
Kantor Lingkungan Hidup Sumber : - Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 16 Tahun 2008 - Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 17 Tahun 2008
Fungsi Regulator
Regulator operator
dan
Regulator operator
dan
Regulator Operator
dan
Institusi yang juga terkait langsung dengan sanitasi khususnya penyediaan air minum adalah PDAM yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara nomor 17 Tahun 2010 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Pendirian PDAM bertujuan untuk meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan air minum dan merupakan dalah satu sumber penerimaan asli daerah.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 76
Tugas pokok PDAM adalah menyelenggarakan pengelolaan air minum guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek social, kesehatan, dan pelayanan sosial.
Bagan organisasi dari instansi terkait dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Banjarnegara
KEPALA SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
BIDANG EKONOMI DAN PENANAMAN MODAL
SUB BIDANG PERTANIAN DAN KEHUTANAN
SUB BIDANG PENANAMAN MODAL, PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA
SUB BAGIAN PERENCANAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
BIDANG PEMERINTAHAN DAN SOSIAL BUDAYA
SUB BAGIAN KEUANGAN
BIDANG PRASARANA DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
BIDANG STATISTIK ,MONITORING,DAN EVALUASI
SUB BIDANG PENDIDIKAN MENTAL SPIRITUAL DAN BUDAYA
SUB BIDANG PERHUBUNGAN DAN PRASARANA WILAYAH
SUB BIDANG STATISTIK, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
SUB BIDANG TATA RUANG,SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP
SUB BIDANG MONITORING, EVALUASI,DAN PELAPORAN
Sumber : Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 17 Tahun 2008
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 77
Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara KEPALA
SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BIDANG PERENCANAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
SEKSI KESEHATAN DASAR DAN INSTITUSI
SEKSI BINA SARANA PELAYANAN KESEHATAN
SEKSI FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN
BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
BIDANG PEMBERDAYAAN, KEMITRAAN DAN PROMOSI KESEHATAN
SEKSI PENCEGAHA N PENYAKIT
SEKSI PENGEMBANGA N PROMOSI KESEHATAN
SEKSI PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENANGGULANG AN KEJADIAN LUAR BIASA
SEKSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KEM ITRAAN
SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN
SEKSI JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DAN PEMBIAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT
SUB BIDANG KEUANGA N
SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
BIDANG KESEHATAN KELUARGA
SEKSI GIZI MASYARAKAT
SEKSI KESEHATAN IBU DAN ANAK
SEKSI KESEHATAN REMAJA DAN USIA LANJUT
UPTD
Sumber : Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 16 Tahun 2008
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 78
Gambar 2.3 Bagan Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banjarnegara KEPALA SEKRTARIAT KELOMPOK JABTAN FUNGSIONAL
SUB BAGIAN PERNCANAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
BIDANG BINA MARGA
BIDANG CIPTA KARYA
BIDANG TATA RUANG
SEKSI PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
SEKSI PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG
SEKSI TATA RUANG WILAYAH
SEKSI PENINGKATAN JALAN DAN JEMBATAN
SEKSI PERUMAHAN, PERMUKIMAN DAN SARANA AIR BERSIH
SEKSI PENGENDALIAN TATA RUANG DAN KAWASAN
SUB BAGIAN KEUANGAN
SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
BIDANG KEBERSIHAN, PERTAMANAN DAN PENERANGAN JALAN
SEKSI KEBERSIHAN SEKSI PERTAMANAN DAN PERINDAHAN KOTA
SEKSI PENERANGAN JALAN
UPTD
Sumber : Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 16 Tahun 2008
Gambar 2.4 Bagan Struktur Organisasi Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Banjarnegara KEPALA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
SUB BAGIAN TATA USAHA
SEKSI PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
SEKSI PENGKAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN
Sumber : Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 17 Tahun 2008 .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 79
2.11
TATA RUANG WILAYAH Berdasarkan potensi dan karakteristik yang dimiliki oleh wilayah Kabupaten Banjarnegara, diantaranya adalah sebagai daerah agraris yang memiliki sumberdaya manusia yang cukup, dan memiliki beberapa produk unggulan, seperti; produk pertanian padi, perikanan, peternakan, tanaman sayuran, dan lain-lain, Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banjarnegara, tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah “mewujudkan ruang Kabupaten berbasis pertanian dan pariwisata yang unggul dalam sistem wilayah terpadu dan berkelanjutan”, Perwujudan tujuan ini merupakan upaya untuk mewujudkan wilayah pembangunan yang berkembangan dengan mempertimbangkan potensi daerah dengan memperhatikan kelestarian alamnya, Terdapat 4 (empat) kunci dalam tujuan di atas, yaitu : 1. Pengembangan pertanian; sektor pertanian merupakan sektor yang paling penting di Kabupaten Banjarnegara, pengembangan sektor ini harus dioptimalkan agar dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk, 2. Pengembangan pariwisata; potensi pariwisata di Kabupaten Banjarnegara sangat beragam dan potensial dikembangkan sebagai ikon daerah, 3. Sistem wilayah terpadu; pengembangan wilayah Kabupaten Banjarnegara dilakukan melalui keterpaduan kawasan perdesaan dan perkotaan, 4. Berkelanjutan; karakter wilayah Kabupaten Banjarnegara yang terdiri atas hulu (kawasan bagian Utara) dan hilir (kawasan bagian tengah-selatan) membutuhkan penanganan alam yang tepadu dengan prinsip kelestarian lingkungan, Kebijakan penataan ruang Kabupaten Banjarnegara untuk mewujudkan tujuan penataan ruang tersebut, meliputi : a. Pengembangan pusat-pusat pelayanan mendorong pertumbuhan dan pemerataan perkembangan wilayah; b. Peningkatan keterhubungan kawasan perkotaan –perdesaan; c. Pengembangan prasarana wilayah Kabupaten; d. Pengendalian alih fungsi lahan pertanian produktif; e. Pengembangan pariwisata alam dan buatan; f. Pengembangan kawasan perkotaan yang mampu berfungsi sebagai pusat pemasaran hasil komoditas Kabupaten; g. Peningkatan pengelolaan kawasan lindung; h. Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung lingkungan hidup dan daya tampung lingkungan hidup; dan i. Pengembangan kawasan strategis Kabupaten,
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 80
2.11.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Banjarnegara Berdasarkan hasil analisa tentang struktur wilayah, Kabupaten Banjarnegara dibagi menjadi beberapa hirarki, Hirarki perkotaan tersebut dibentuk oleh perkembangan dan pertumbuhan perkotaan itu sendiri, Sedangkan, perkembangan dan pertumbuhan perkotaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : kependudukan, kelengkapan fasilitas dan aksesibilitas, Pada variabel kependudukan pendekatan yang digunakan adalah jumlah, kepadatan penduduk dan penduduk menurut tingkat pendidikan, Pada variabel kelengkapan fasilitas, yang diperhitungkan adalah fasilitas yang memiliki skala pelayanan wilayah (kecamatan, sub wilayah, wilayah), meliputi fasilitas perekonomian (perdagangan dan jasa) dan fasilitas sosial (pendidikan dan kesehatan), Pada variabel kelengkapan aksesibilitas, yang diperhitungkan adalah kondisi jalan dan kelas jalan, Dalam suatu wilayah pengembangan akan terdapat banyak kota dengan berbagai ukuran, Untuk mengarahkan pembangunan dari suatu wilayah, maka perlu dikenal dengan baik bagaimana peranan kota-kota tersebut termasuk hirarkinya di dalam suatu wilayah, Untuk menentukan hirarki kota-kota dalam suatu wilayah dengan cara meninjau jumlah pelayanan yang dapat diemban oleh sebuah kota, Hirarki kekotaan tersebut terdiri atas Hirarki I meliputi Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, Madukara, Karangkobar, Purworejo Klampok, dan Kalibening, Hirarki Kota II Kecamatan Purwonegoro, Bawang dan Rakit, Hirarki III meliputi Kecamatan Susukan, Banjarmangu dan Wanayasa, Selanjutnya, Hirarki IV meliputi Kecamatan Pagedongan, Sigaluh, Wanadadi, Pagentan, Pejawaran, Batur dan Punggelan, Pada hirarki V hanya terdapat Kecamatan Pandanarum, Dengan mempertimbangkan kondisi wilayah Kabupaten Banjarnegara, maka untuk memudahkan dalam dalam pembagian sistem pusat pelayanan, maka akan ditentukan pula sistem perwilayahan pembangunan dalam Satuan Wilayah Pembangunan berdasarkan keterkaitannya dengan sistem pelayanan, A. Rencana Sistem Pusat Pelayanan Perkotaan Struktur perkotaan wilayah Kabupaten Banjarnegara direncanakan mengikuti konsep dan skenario perkembangan wilayah Kabupaten Banjarnegara yaitu perkembangan Banjarnegara Bagian Utara, Selatan dan Tengah, Banjarnegara Bagian Selatan yang didukung oleh jalur utama Temanggung-Banyumas meliputi Kecamatan Sigaluh, Pagedongan, Bawang, Purwonegoro, Mandiraja, Purworejo Klampok dan Susukan, Arah perkembangan Banjarnegara Bagian Tengah yang merupakan pusat perkembangan Kabupaten Banjarnegara terdiri atas Kecamatan Banjarnegara, Rakit, Madukara, Banjarmangu dan Wanadadi, Sedangkan, Bagian Utara yang merupakan dataran tinggi yang memliki akses jalan menuju Kabupaten Pekalongan, Batang dan Wonosobo terdiri atas Kecamatan Pagentan, Karangkobar, Punggelan, Pandanarum, Kalibening, Wanayasa, Pejawaran dan Batur.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 81
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka rencana sistem pusat-pusat kegiatan di wilayah Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada Tabel di bawah ini: Tabel 2.38 Rencana Struktur Perkotaan di Wilayah Kabupaten Banjarnegara Hirarki I
Struktur Kota Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
II
Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp)
III
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
Keterangan Kawasan Perkotaan yang akan dikembangkan menjadi PKL adalah kota-kota yang wilayah pelayanannya telah berkembang lebih dari 1 administrasi kecamatan, Skala fasilitas/kegiatan yang dikembangkan di kota ini memiliki pelayanan sebagian atau satu wilayah Kabupaten, Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) merupakan kawasan perkotaan yang dalam jangka waktu tertentu akan diusulkan menjadi Pusat Kegiatan Lokal (PKL), Kawasan Perkotaan yang akan dikembangkan menjadi PPK adalah kota-kota ibukota kecamatan yang memiliki skala kecamatan dan beberapa desa, Kota-kota ini merupakan pusat pemerintahan, aktifitas sosial, serta kegiatan perekonomian di tingkat lokal (kecamatan),
Kawasan Perkotaan - Kawasan Perkotaan Banjarnegara - Kawasan Perkotaan Purworejo Klampok
- Kawasan Perkotaan Karangkobar
- Kawasan Perkotaan Sigaluh - Kawasan Perkotaan Pagedongan - Kawasan Perkotaan Bawang - Kawasan Perkotaan Purwonegoro - Kawasan Perkotaan Susukan - Kawasan Perkotaan Rakit - Kawasan Perkotaan Rakit - Kawasan Perkotaan Madukara - Kawasan Perkotaan Banjarmangu - Kawasan Perkotaan Wanadadi - Kawasan Perkotaan Pagentan - Kawasan Perkotaan Punggelan - Kawasan Perkotaan Pandanarum - Kawasan Perkotaan Wanayasa - Kawasan Perkotaan Pejawaran - Kawasan Perkotaan Batur - Kawasan Perkotaan Mandiraja - Kawasan Perkotaan Kalibening
Sumber : Rencana Tim Penyusun, 2010
B. Rencana Sistem Perwilayahan Sistem perwilayahan merupakan tindak lanjut dari hirarki kota-kota yang telah ditentukan, Pada hirarki kota, kota-kota hanya dilihat sebagai titik-titik dalam ruang, Sementara dalam sistem perkotaan, kota-kota membentuk suatu sistem yang didasari hubungan saling ketergantungan (interdependency) dan keterkaitan (linkage) antara kota satu dengan yang lain secara hirarkis, Dalam sistem perkotaan ini pada hakikatnya terdapat unsur jangkauan wilayah pelayanan, Pembagian sistem wilayah selain didasarkan pada skenario pengembangan wilayah dan hirarki kota yang ada, serta potensi dan permasalahan masing-masing wilayah, .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 82
Secara sosial ekonomi wilayah Kabupaten banjarnegara terbagai atas 3 kelompok utama, yaitu : wilayah bagian utara yang memiliki orientasi pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Karangkobar, wilayah bagian selatan-timur yang memiliki orientasi pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Banjarnegara, dan Wilayah selatan-barat yang memiliki orientasi pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Purworejo Klampok, Berdasarkan pada karakteristik diatas maka wilayah pengembangan Kabupaten Banjarnegara di bagi menjadi : a. Wilayah Pengembangan I, meliputi : Kecamatan Batur, Kecamatan Pagentan, Kecamatan Pejawaran, Kecamatan Wanayasa, Kecamatan Kalibening, Kecamatan Pandanarum, dan Kecamatan Karangkobar, Pusat Pelayanan wilayah pengembangan I adalah kawasan perkotaan Karangkobar, Rencana pengembangan fungsi utama di wilayah pengembangan I adalah : -
Pariwisata
-
Pertanian Lahan Kering, Hortikultura, dan perkebunan Agropolitan
-
Konservasi Lingkungan
-
Sumberdaya Energi
- Sumberdaya Mineral b. Wilayah Pengembangan II, meliputi : Kecamatan Madukara, Kecamatan Banjarmangu, Kecamatan Punggelan, Kecamatan Wanadadi, Kecamatan Banjarnegara, Kecamatan Bawang, Kecamatan Pagedongan, Kecamatan Sigaluh, Pusat Pelayanan wilayah pengembangan II adalah kawasan perkotaan Banjarnegara, Rencana pengembangan fungsi utama di wilayah pengembangan II adalah : -
Perdagangan dan Jasa
-
Industri
-
Pendidikan
-
Perikanan
-
Pariwisata
-
Pertanian lahan basah (sawah), Pertanian Lahan Kering, dan Perkebunan
-
Sumberdaya Energi
- Sumberdaya Mineral c. Wilayah Pengembangan III, meliputi : Kecamatan Rakit, Kecamatan Purwonegoro, Kecamatan Mandiraja, Kecamatan Purworejo Klampok, Kecamatan Susukan, Pusat Pelayanan wilayah pengembangan III adalah kawasan perkotaan Purworejo Klampok, Rencana pengembangan fungsi utama di wilayah pengembangan III adalah : -
Perdagangan dan Jasa
-
Hasil Kerajinan
-
Pertanian lahan basah (sawah)
-
Perikanan (Minapolitan)
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 83
-
Industri
-
Sumberdaya mineral
Selengkapnya mengenai pembagian wilayah pengembangan di Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 2.39 Rencana Sistem Perwilayahan Kabupaten Banjarnegara Satuan Wilayah Pembangunan
Wilayah Pengembangan I
Wilayah Pengembangan II
Wilayah Pengembangan III
Pusat Pelayanan
Wilayah Pelayanan
Kawasan Perkotaan Karangkobar
Kecamatan Batur Kecamatan Pagentan Kecamatan Pejawaran Kecamatan Wanayasa Kecamatan Kalibening Kecamatan Pandanarum Kecamatan Karangkobar
Kawasan Perkotaan Banjarnegara
Kecamatan Madukara Kecamatan Banjarmangu Kecamatan Punggelan Kecamatan Wanadadi Kecamatan Banjarnegara Kecamatan Bawang Kecamatan Pagedongan Kecamatan Sigaluh
Kawasan Perkotaan Purworejo Klampok
Kecamatan Rakit Kecamatan Purwonegoro Kecamatan Mandiraja Kecamatan Purworejo Klampok Kecamatan Susukan
-
Rencana Fungsi Penopang Kegiatan Wilayah Pariwisata Pertanian Lahan Kering, Hortikultura, dan perkebunan Agropolitan Konservasi Lingkungan Sumberdaya Energi Sumberdaya Mineral Perdagangan dan Jasa Industri Perikanan Pendidikan Pariwisata Pertanian lahan basah (sawah), Pertanian Lahan Kering, dan Perkebunan Sumberdaya Energi Sumberdaya Mineral Perdagangan dan Jasa Hasil Kerajinan Pertanian lahan basah (sawah) Perikanan (Minapolitan) Industri Sumberdaya Mineral
Sumber : Rencana Tim Penyusun, 2010
C. Sistem Pengembangan Sistem Perdesaan Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Banjarnegara dilakukan melalui pendekatan agropolitan, Kawasan Agropolitan terdiri dari Kota Pertanian dan Desa-Desa sentra produksi pertanian yang ada di sekitarnya, dengan batasan yang tidak ditentukan oleh batasan administrasi Pemerintahan, tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan skala ekonomi yang ada, Dengan kata lain Kawasan Agropolitan adalah Kawasan Agribisnis yang memiliki fasilitas perkotaan antara lain jaringan jalan, lembaga pasar, lembaga keuangan, perkantoran, lembaga penyuluhan dan alih teknologi, lembaga pendidikan, transportasi, telekomunikasi, listrik, air bersih, lembaga pertanian, lembaga kesehatan dan sarana prasarana umum, Selanjutnya, Pengembangan Kawasan Agropolitan adalah pembangunan ekonomi berbasis pertanian di kawasan agribisnis, yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya sistem dan .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 84
usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi, yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah, Di wilayah Kabupaten Banjarnegara selain ditetapkan kebijakan menjadi Kawasan Agropolitan JAKABAYA (Kecamatan Pejawaran, Karangkobar, Batur, dan Kecamatan Wanayasa), Kawasan agropolitan JAKABAYA juga terdiri dari beberapa Kawasan Sentra Produksi (KSP) dan Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) yang terdiri dari: 1. Kawasan Sentra Produksi (KSP) Kentang, yang meliputi Desa Batur, Sumberrejo, Bakal, Pekasiran, Kepakisan dan Karangtengah yang berada di Kecamatan Batur, dengan Desa Sumberrejo sebagai Desa Pusat Pertumbuhannya (DPP); 2. Kawasan Sentra Produksi (KSP) Kobis, yang meliputi Desa Gembol, Grogol, Ratamba, Penusupan dan sidengkok yang berada di wilayah Kecamatan Pejawaran dan Batur, Sumberejo dan Pesurenan dengan Desa Ratamba sebagai DPP; 3. Kawasan Sentra Produksi (KSP) Domba Batur, yang meliputi Desa Batur, Sumberejo, Pekasiran dan Kepakisan yang berada di Kecamatan Batur dengan Desa Pekasiran sebagai DPP; 4. Kawasan Sentra Produksi (KSP) Cabai, yang meliputi Desa Darmayasa, Biting, Pejawaran, Penusupan, berada di Kecamatan Pejawaran; Desa Leksana, Purwodadi, Gumelar di Kecamatan Karangkobar, dengan Desa Biting sebagai DPP; 5. Kawasan Sentra Produksi (KSP) Jagung, yang meliputi seluruh desa di Kecamatan Karangkobar, Pejawaran dan sebagian Wanayasa dengan Desa Slatri sebagai DPP; 6. Kawasan sentra Produksi (KSP) Ubi Kayu, yang meliputi Desa seluruh desa di Kecamatan Karangkobar, dengan Desa Sampang sebagai DPP; 7. Kawasan Sentra Produksi (KSP) Teh, meliputi Kecamatan Wanayasa. Selain Kawasan agropolitan JAKABAYA, juga terdapat daerah-daerah yang cukup berpotensi untuk dikembangkan menjadi Kawasan Agropolitan dengan konsep agribisnis, yang mencakup tiga hal, yaitu : 1. Indutri hulu pertanian atau disebut agribisnis hulu, yaitu agribisnis yang menghasilkan sarana produksi (input) pertanian (the manufacture and distribution of farm supllies), seperti industri kimia (pupuk, pestisida, obat-obatan hewan), indsutri agro-otomotive (mesin peranian, peralatan peranian, mesin dan peralatan pengolahan hasil pertanian) dan indsutri pembibitan/ pembenihan tanaman/hewan). 2. Pertanian dalam arti luas (production operation of the farm) disebut juga off the farm agribisnis, yaitu pertanian pertanaman pangan, tanaman holtikulural, tanaman obatobatan, perkebunan, peternakan, perikanan laut/ air tawar serta kehutanan. 3. Industri hilir pertanian atau disebut juga agribisnis hilir, yaitu indsutri yang mengolah hasil pertanian menjadi produk-produk olahan, baik produk antara (intermediated product) maupun produk akhir (storage processing and distribution of farm commodities and items mode from them).
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 85
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANJARNEGARA
15
II-74
SUMBER : RTRW Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 - 2031
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
Dengan demikian, pembangunan agribisnis bukan hanya pembangunan pertanian saja, akan tetapi merupakan pembangunan pertanian yang menyertakan industri pertanian dan jasanya, Pembangunan agribisnis adalah pembangunan keunggulan bersaing, di atas keunggulan komparatif melalui transformasi pembangunan yang digerakkan oleh kekuatan modal (capital driven) menjadi pembangunan yang digerakkan oleh kekuatan inovasi (innovation driven), Secara umum, membangun agribisnis di wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah mengintegrasikan pembangunan pertanian, industri dan jasa serta membangun ekonomi rakyat, ekonomi daerah, membangun industri kecil-menengah, koperasi, membangun daya saing perekonomian bangsa dan negara dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan, 2.11.2 Penggunaan Lahan Penggunaan lahan menurut jenisnya di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010 dibagi menjadi 2 yaitu Lahan Sawah dan lahan bukan sawah/lahan kering. Lahan sawah di Kabupaten Banjarnegara mempunyai luas 14,568 ha dan lahan kering mempunyai luas 92,403 ha. Dari luas lahan Kabupaten Banjarnegara 106,971 ha, paling banyak diusahakan untuk kegiatan tegalan/kebun adalah 45,49%, hutan negara adalah 14,77% dan yang diusahakan untuk sawah adalah 13,62%, sedangkan yang dimanfaatkan untuk kegiatan bangunan adalah 15,37%, Untuk lebih jelasnya penggunaan lahan Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada Tabel dibawah ini : Tabel 2.40 Penggunaan Lahan Menurut jenisnya di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 No,
Penggunaan Lahan
Luas Penggunaan Lahan (ha)
Lahan Sawah 14,568 Irigasai teknis 6,198 Irigasi 1/2 teknis 629 Irigasi sederhana 2,553 Irigasi desa/non PU 1,463 Irigasi tadah hujan 3,725 Pasang surut Lebak/ polder, lainnya 2 Bukan Lahan Sawah 92,403 Bangunan/ pekarangan & hal 16,437 Tegalan/ kebun 48,660 Ladang/ huma Rawa tdk ditanami padi Kolam/ empang 513 Hutan rakyat 4,066 Hutan negara 15,800 Perkebunan negara 2,131 Lainnya 4,796 106,971 Jumlah Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010
Prosentase
1
5,79 0,59 2,39 1,37 3,48 0,00 0,00 15,37 45,49 0,00 0,00 0,48 3,80 14,77 1,99 4,48 100,00
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 87
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANJARNEGARA
16
II-76
SUMBER : RTRW Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 - 2031
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
BAB III PROFIL SANITASI KABUPATEN BANJARNEGARA
3.1 Kondisi Umum Sanitasi Kabupaten Banjarnegara 3.1.1 Kesehatan Lingkungan Secara umum kondisi kesehatan masyarakat Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat dari beberapa parameter diantaranya sebagai berikut :
a. Rumah Sehat Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah. Kabupaten Banjarnegara terdapat 230.983 rumah, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara diperoleh data jumlah rumah yang dikategorikan sebagai Rumah Sehat seperti dijelaskan diatas adalah sejumlah 32.073 unit rumah atau 31,48 persen dari jumlah rumah yang diperiksa yaitu 101.983 unit rumah di Kabupaten Banjarnegara. Hasil survei secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 Rumah No
1
2
Kecamatan
Susukan
Pwj Klampok
Puskesmas
Jumlah Seluruh-Nya
Jumlah Diperiksa
Jumlah Sehat
% Sehat
Susukan I
9,632
3,530
36.65
2,110
59.77
Susukan II
4,891
1,850
37.82
608
32.86
Pwj Klampok I
6,788
2,489
36.67
896
36.00
% Diperiksa
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 89
Rumah No
3
Kecamatan
Mandiraja
4
Purwonegoro
5
Bawang
6
Banjarnegara
Puskesmas
Pwj Klampok II
Jumlah Seluruh-Nya 3,600
Jumlah Diperiksa 3,495
% Sehat
97.08
Jumlah Sehat 420
Mandiraja I
9,954
3,139
31.54
1,198
38.17
Mandiraja II
8,234
2,750
33.40
1,238
45.02
Purwonegoro I
8,814
3,337
37.86
1,231
36.89
Purwonegoro II
10,304
1,805
17.52
114
6.32
Bawang I
7,963
7,963
100.00
2,809
35.28
Bawang II
6,127
5,515
90.01
1,246
22.59
Banjarnegara I
8,398
2,799
33.33
1,307
46.70
Banjarnegara II
7,343
837
11.40
612
73.12
% Diperiksa
12.02
7
Pagedongan
Pagedongan
9,289
3,720
40.05
1,679
45.13
8
Sigaluh
Sigaluh I
3,467
3,467
100.00
1,000
28.84
Sigaluh II
3,210
2,428
75.64
1,026
42.26
Madukara I
4,661
3,240
69.51
827
25.52
Madukara II
5,500
2,998
54.51
1,174
39.16
Banjarmangu I
5,278
2,136
40.47
538
25.19
Banjarmangu II
5,234
2,991
57.15
231
7.72
Wanadadi I
4,418
2,684
60.75
948
35.32
Wanadadi II
3,370
1,178
34.96
485
41.17
Rakit I
7,198
2,286
31.76
849
37.14
Rakit II
5,942
1,384
23.29
408
29.48
Punggelan I
11,309
2,188
19.35
970
44.33
Punggelan II
8,891
3,032
34.10
68
2.24
9
Madukara
10
11
12
13
Banjarmangu
Wanadadi
Rakit
Punggelan
14
Karangkobar
Karangkobar
6,883
4,866
70.70
507
10.42
15
Pagentan
Pagentan I
5,631
2,036
36.16
562
27.60
Pagentan II
3,730
1,846
49.49
516
27.95
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 90
Rumah No
Kecamatan
Puskesmas
16
Pejawaran
Pejawaran
Jumlah Seluruh-Nya 10,154
17
Batur
Batur I
4,999
747
14.94
83
11.11
Batur II
3,665
1,190
32.47
350
29.41
Wanayasa I
6,774
3,910
57.72
1,865
47.70
Wanayasa II
4,653
2,410
51.79
150
6.22
18
Wanayasa
Jumlah Diperiksa 3,949
% Diperiksa 38.89
Jumlah Sehat 400
% Sehat 10.13
19
Kalibening
Kalibening
9,669
6,990
72.29
3,430
49.07
20
Pandanarum
Pandanarum
5,010
689
13.75
218
31.64
230,983
101,874
44.10
32,073
31.48
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, 2010
b. Sarana Sanitasi Kondisi kesehatan masyarakat Kabupaten Banjarnegara dilihat dari parameter sarana sanitasi dasar diantaranya: jamban, tempat sampah, dan pengelolaan air limbah. Tabel 3.2 Jumlah Rumah Tangga Tanpa Tanki Septik Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 No.
Kecamatan
Jumlah RT
1
Susukan
809
2
Pwj Klampok
365
3
Mandiraja
4
Purwonegoro
464
5
Bawang
437
6
Banjarnegara
456
7
Pagedongan
160
8
Sigaluh
469
9
Madukara
500
10
Banjarmangu
549
1029
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 91
11
Wanadadi
173
12
Rakit
494
13
Punggelan
638
14
Karangkobar
15
Pagentan
491
16
Pejawaran
77
17
Batur
18
Wanayasa
197
19
Kalibening
282
20
Pandanarum
133
82
1201
Total
9.006
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, 2010
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 92
Tabel 3.3 Kepemilikan Sanitasi Dasar Rumah Tangga Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
1,850
1,520
Pwj Klampok I
7,917
2,489
Pwj Klampok II
4,294
Mandiraja I Mandiraja II
2
3
4
5
2,033
57.6
64.3
82.2
87.2
1,850
1,256
67.9
64.3
1,850
1,958
78.7
88.6
2,489
1,795
72.1
65.0
3,600
2,903
80.6
41.4
3,600
2,094
58.2
11,679
3,515
912
25.9
46.2
3,515
718
9,470
2,750
1,937
70.4
83.8
2,750
Purwonegoro I
10,531
3,337
2,751
82.4
75.3
Purwonegoro II
11,616
1,805
736
40.8
53.8
Bawang I
9,523
9,523
5,947
62.4
93.9
Bawang II
6,803
5,515
2,794
50.7
86.6
3,530 2,185
11
12
13
% SEHAT
4,891
3,530
10
% KK MEMILIKI
Susukan II
67.1
9
JUMLAH KK MEMILIKI
62.6
8
JUMLAH KK DIPERIKSA
2,211
7
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
% SEHAT
3,530
6
% KK MEMILIKI
10,677
5
JUMLAH KK MEMILIKI
Susukan I
JUMLAH KK DIPERIKSA
1
% SEHAT
4
TEMPAT SAMPAH
% KK MEMILIKI
3
JUMLAH KK MEMILIKI
1
% SEHAT
JUMLAH KELUARGA
JUMLAH KK MEMILIKI
PUSKESMAS
JUMLAH KK DIPERIKSA
NO
JAMBAN JUMLAH KK DIPERIKSA
% KK MEMILIKI
PERSEDIAAN AIR BERSIH
13
61.9
67.8
3,530
1,776
50.3
61.4
1,707
92.3
23.7
1,850
1,569
84.8
16.2
2,489
2,141
86.0
59.2
2,489
2,141
86.0
23.8
76.3
3,600
3,401
94.5
47.3
3,600
2,940
81.7
46.1
20.4
29.2
3,515
998
28.4
42.5
3,515
912
25.9
19.3
1,250
45.5
81.0
2,750
1,173
42.7
74.1
2,750
1,112
40.4
73.9
3,337
2,407
72.1
68.1
3,337
2,815
84.4
71.7
3,337
2,075
62.2
57.3
1,805
509
28.2
45.2
1,805
917
50.8
27.6
1,805
1,082
59.9
5.2
9,523
5,921
62.2
60.0
9,523
7,121
74.8
17.2
9,523
7,347
77.2
44.1
5,515
1,304
23.6
86.5
5,515
1,929
35.0
85.6
5,515
2,170
39.3
87.6
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 93
6
Banjarnegara I
8,398
2,799
2,799
100.0
100.0
Banjarnegara II
8,597
906
799
88.2
87.6
10,499
4,155
3,072
73.9
68.7
2,799
1,504
906
733
4,155
2,655
4,141
2,858
2,461
1,432
3,240
1,764
2,998
2,315
53.7
100. 0
80.9
73.9
63.9
66.1
69.0
65.0
58.2
75.2
54.4
88.8
77.2
66.2
8
9
2,799
2,799
906
906
4,155
3,516
4,141
3,377
2,461
1,545
3,240
2,601
2,998
2,398
10 100.0
69.9
100.0
76.9
84.6
77.2
81.6
53.9
62.8
46.9
80.3
86.7
80.0
67.7
12
2,799
2,799
906
845
4,155
2,156
4,141
2,970
2,461
1,072
3,240
1,925
2,998
2,153
% SEHAT
11
% KK MEMILIKI
% SEHAT
% KK MEMILIKI
JUMLAH KK MEMILIKI
JUMLAH KK DIPERIKSA
% SEHAT
7
JUMLAH KK MEMILIKI
6
PENGELOLAAN AIR LIMBAH JUMLAH KK DIPERIKSA
5
TEMPAT SAMPAH
% KK MEMILIKI
4
JUMLAH KK MEMILIKI
3
JUMLAH KK DIPERIKSA
1
JAMBAN
% SEHAT
JUMLAH KELUARGA
% KK MEMILIKI
PUSKESMAS
JUMLAH KK MEMILIKI
NO
JUMLAH KK DIPERIKSA
PERSEDIAAN AIR BERSIH
13
13
100.0
57.3
93.3
73.8
51.9
59.8
71.7
95.8
43.6
80.5
59.4
78.5
71.8
61.4
7
Pagedongan
8
Sigaluh I
4,141
4,141
4,087
98.7
69.0
Sigaluh II
4,048
2,461
2,130
86.6
60.0
Madukara I
4,714
3,240
2,169
66.9
88.0
Madukara II
6,825
2,998
2,728
91.0
88.6
Banjarmangu I
6,596
2,136
2,986
139.8
100.0
2,136
2,136
100
63.5
2,136
2,159
101.1
55.0
2,136
488
22.8
46.5
Banjarmangu II
5,692
3,520
2,518
71.5
82.8
3,520
3,520
100
39.0
3,520
2,131
60.5
56.2
3,520
2,242
63.7
60.0
Wanadadi I
5,402
4,006
3,773
94.2
79.5
4,006
2,625
65.5
63.3
4,006
3,787
94.5
74.8
4,006
3,774
94.2
28.7
Wanadadi II
4,081
2,684
2,273
84.7
61.1
57.7
69.9
74.2
69.2
76.1
57.4
9
10
11
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 94
12
Rakit I
9,304
2,286
1,241
54.3
67.1
Rakit II
6,670
1,384
946
68.4
86.5
Punggelan I
12,439
2,308
2,308
100.0
38.8
Punggelan II
10,453
4,551
3,778
83.0
13.0
14
Karangkobar
8,250
4,866
3,515
72.2
39.5
15
Pagentan I
6,178
2,036
1,049
51.5
70.4
Pagentan II
3,730
1,846
1,846
100.0
50.9
16
Pejawaran
12,415
3,949
3,949
100.0
-
17
Batur I
5,129
747
674
90.2
100.0
13
2,684
1,550
2,286
1,080
1,384
880
2,308
1,920
4,551
333
4,866
2,294
2,036
632
1,846
757
3,949
1,413
47.2
81.5
63.6
18.1
83.2
55.3
7.3
71.8
47.1
29.3
31.0
86.4
41.0
64.9
35.8
38.8
60.2
7.1
8
9
2,684
1,992
2,286
2,286
1,384
1,271
2,308
2,013
4,551
2,173
4,866
2,808
2,036
1,219
1,846
1,846
3,949
2,318
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 95
10
100.0
24.8
91.8
80.8
87.2
88.2
47.7
0.0
57.7
27.0
59.9
34.9
100.0
69.2
58.7
50.0
60.2
7.1
12
2,684
2,043
2,286
2,286
1,384
1,132
2,308
1,587
4,551
1,508
4,866
2,528
2,036
658
1,846
305
3,949
1,938
% SEHAT
11
% KK MEMILIKI
% SEHAT
% KK MEMILIKI
JUMLAH KK MEMILIKI
JUMLAH KK DIPERIKSA
% SEHAT
7
JUMLAH KK MEMILIKI
6
PENGELOLAAN AIR LIMBAH JUMLAH KK DIPERIKSA
5
TEMPAT SAMPAH
% KK MEMILIKI
4
JUMLAH KK MEMILIKI
3
JUMLAH KK DIPERIKSA
1
JAMBAN
% SEHAT
JUMLAH KELUARGA
% KK MEMILIKI
PUSKESMAS
JUMLAH KK MEMILIKI
NO
JUMLAH KK DIPERIKSA
PERSEDIAAN AIR BERSIH
13
13
100.0
10.2
81.8
21.2
68.8
44.2
33.1
3.0
52.0
27.6
32.3
85.0
16.5
77.0
49.1
54.6
90.5
100.
18
747
450
1,285
927
4,710
1,375
2,410
1,805
Batur II
3,665
1,285
1,225
95.3
90.8
Wanayasa I
6,841
4,710
3,956
84.0
32.1
Wanayasa II
5,176
2,410
1,580
65.6
95.6
12,143
4,644
4,644
100.0
81.5
4,644
5,903
1,420
1,326
93.4
30.3
1,420
19
Kalibening
20
Pandanarum
8
9
747
450
1,285
1,038
4,710
997
2,410
2,410
72.1
28.9
29.2
135. 6
75
10.4
437
9.4
100. 0
4,644
1,200
84.5
24.8
1,420
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, 2010
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 96
10
12
747
676
1,285
186
4,710
1,029
2,410
1,728
80.8
40.7
21.2
46.3
100.0
50.7
2,951
63.5
100. 0
4,644
839
59.1
34.2
1,420
13
% SEHAT
11
% KK MEMILIKI
% SEHAT
% KK MEMILIKI
JUMLAH KK MEMILIKI
JUMLAH KK DIPERIKSA
% SEHAT
7
JUMLAH KK MEMILIKI
6
PENGELOLAAN AIR LIMBAH JUMLAH KK DIPERIKSA
5
TEMPAT SAMPAH
% KK MEMILIKI
4
JUMLAH KK MEMILIKI
3
JUMLAH KK DIPERIKSA
1
JAMBAN
% SEHAT
JUMLAH KELUARGA
% KK MEMILIKI
PUSKESMAS
JUMLAH KK MEMILIKI
NO
JUMLAH KK DIPERIKSA
PERSEDIAAN AIR BERSIH
13 0
14.5
62.9
21.8
35.7
71.7
68.7
2,423
52.2
8.5
410
28.9
88.8
Berdasarkan data tabel di atas, jumlah kepemilikan sarana air bersih adalah 85.040 keluarga atau 77,7 % dari 109.402 keluarga yang diperiksa. Sedangkan dari 85.040 keluarga yang memiliki sarana air bersih diperoleh data 46.751 keluarga atau 55 % yang memiliki sarana air bersih sehat. Kepemilikan jamban adalah 57.882 keluarga atau 52,9% dari 109.402 keluarga yang diperiksa, sedangkan dari 57.882 keluarga yang memiliki sarana jamban diperoleh data 35.647 keluarga atau 61,6 % yang memiliki jamban sehat. Data mengenai kepemilikan tempat sampah adalah 76.217 keluarga atau 69,7 % dari 109.402 keluarga yang diperiksa. Sedangkan dari 76.217 keluarga yang memiliki tempat sampah diperoleh data 41.969 keluarga atau 55.1 % yang memiliki tempat sampah sehat. Data kepemilikan sarana pengelolaan air limbah adalah 63.985 keluarga atau 58,5% dari 109.402 yaitu jumlah keluarga yang diperiksa. Sedangkan dari 63.985 keluarga yang memiliki sarana jamban diperoleh data 31.160 keluarga atau 48,7 % yang memiliki sarana jamban sehat
3.1.2 Kesehatan dan Pola Hidup Masyarakat Kondisi kesehatan masyarakat Kabupaten Banjarnegara dilihat dari parameter pola hidup masyarakat terutama yang menyangkut Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan berdasarkan jumlah timbunan penyakit, terutama penyakit menular yang diakibatkan karena buruknya sarana sanitasi di Kabupaten Banjarnegara.
Tabel 3.4 Prosentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Sehat Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 RUMAH TANGGA NO
KECAMATAN JUMLAH DIPANTAU
1
Susukan
2
Purworejo Klampok
3
Mandiraja
4
Purwonegoro
5
Bawang
6 7
BER PHBS *
%
3.378
2.162
64
11.291
7.791
69
9.588
5.945
62
11.371
6.823
60
8.724
4.362
50
Banjarnegara
12.935
5.433
42
Pagedongan
9.182
3.765
41
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 97
8
Sigaluh
3.957
2.493
63
9
Madukara
8.395
6.549
78
10
Banjarmangu
10.826
2.274
21
11
Wanadadi
7.831
3.054
39
12
Rakit
7.374
3.245
44
13
Punggelan
9.435
5.203
54
14
Karangkobar
7.558
288
3,8
15
Pagentan
3.523
1.093
31
16
Pejawaran
5.285
249
4,7
17
Batur
4.043
445
11,5
18
Wanayasa
6.556
2.951
45
19
Kalibening
308
40
13
20
Pandanarum
5.903
3.955
67
JUMLAH
147.463
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, 2010
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 98
Tabel 3.5 Rincian Indikator Penilaian PHBS INDIKATOR NO
Kecamatan JML KK
KIA
CUCI TGN
ASI
AIR
JAMBAN
KRITERIA PSN
GIZI
AKT
TDK ROKOK
I
II
III
IV
128
996
1459
13
Purworejo Klampok
11.235
6.837
1.022
7.556
8.776
5.923
8.913
8.954
8.632
2.784
152
3.444
6.178
224
Mandiraja
15.603
3.787
2.063
7.963
7.593
3.121
6.358
7.781
7.453
2.415
1.751
4.266
8.730
50
Purwonegoro
20.341
407
89
1.569
1.227
507
571
1.202
1.325
134
80
1.156
380
0
Bawang
14.360
4.795
1.684
5.215
5.572
3.817
4.898
5.010
1.599
1.381
2.420
2.382
29
Banjarnegara
15.871
5.568
343
6.965
6.965
3.850
3.850
6.967
730
558
1.490
4.176
1.299
0
Pagedongan
9.969
Sigaluh
7.846
703
493
982
888
586
840
947
756
309
2
252
740
0
Madukara
10.603
7.169
5.327
8.807
9.164
3.932
7.233
9.195
8.636
997
50
2.168
7.061
48
Banjarmangu
11.927
3.426
2.726
4.340
5.435
1.493
4.820
5.396
4.821
864
579
5.723
4.507
0
8.523
819
747
1.199
1.092
579
568
981
839
378
80
536
579
33
Rakit
13.410
3
2
1
10
0
8
8
10
1
0
8
2
0
Punggelan
19.675
2.904
1.268
3.344
2.468
580
2.440
3.508
609
390
140
3.304
2.337
0
Wanadadi
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 99
3.781
Karangkobar
7.432
996
422
2.462
2.469
656
1.721
2.356
2.093
217
11
1.242
1.274
0
Pagentan
9.354
3.695
2.202
4.744
5.094
2.709
4.042
4.956
3.645
1.572
273
2.965
2.227
70
Pejawaran
10.016 8.748
2.322
638
434
2.725
2.725
0
2.673
2.725
2.612
2.228
709
298
2
Wanayasa
11.305
2.988
1276
2.945
5.019
540
2.536
4.985
4.476
170
226
3.414
1.702
15
Kalibening
11.172 5.825
1.900
356
4.426
3.655
1.055
2.640
5.585
4.375
516
553
3.430
1.721
121
237.999
48.31 9
20.65 8
62.862
68.152
32.073
51.438
70.504
54.90 6
15.516
9.124
40.209
42.876
605
Batur
Pandanarum
JUMLAH
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, 2010
Sedangkan dari strata PHBS untuk Kabupaten Banjarnegara mengalami perubahan yang berfluktuasi dari tahun 2006 sampai 2010 dimana beberapa strata seperti PHBS dengan nilai buruk, kurang dan cukup sudah memenuhi target, namun untuk kategori baik masih belum memenuhi.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 100
Tabel 3.6 Strata PHBS Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006 - 2010 Strata PHBS I. Merah (Buruk) II. Kuning (Kurang) III. Hijau (Cukup) IV. Biru (Baik)
2006
2007
2008
2009
19,36 46,31 36,16 2,40
18,87 38 34 1,5
14 44 36 1,82
11,47 37,72 40,56 2,74
2010
Target
12,10 41,20 42,97 2,88
65 65 65 65
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara, 2010
Untuk kasus penyakit yang disebabkan sanitasi yang buruk seperti diare, pada tahun 2010 ditemukan sebanyak 15.468.
Tabel 3.7 Jumlah Penderita Penyakit DBD dan Diare di Kab. Banjarnegara Tahun 2010 DBD PUSKESMAS
DIARE
Jml Kasus
Ditangan i
Susukan I
14
Susukan II
Diare Pada Balita Ditangani
% Ditan gani
% Ditangani
Jml Kasus
Jml Diare Pada Balita
14
100
527
527
100
8
8
100
325
325
100
Pwj Klampok I
27
27
100
800
800
100
Pwj Klampok II
3
3
100
480
480
100
Mandiraja I
24
24
100
258
258
100
Mandiraja II
6
6
100
581
581
100
Purwonegoro I
21
21
100
1004
1004
100
Purwonegoro II
8
8
100
556
556
100
Bawang I
35
35
100
636
636
100
Bawang II
7
7
100
436
436
100
Banjarnegara I
50
50
100
154
154
100
Banjarnegara II
75
75
100
769
769
100
Pagedongan
19
19
100
577
577
100
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 101
Sigaluh I
13
13
100
420
420
100
Sigaluh II
4
4
100
314
314
100
Madukara I
22
22
100
493
493
100
Madukara II
26
26
100
235
235
100
Banjarmangu I
9
9
100
561
561
100
Banjarmangu II
6
6
100
361
361
100
Wanadadi I
8
8
100
499
499
100
Wanadadi II
2
2
100
302
302
100
Rakit I
15
15
100
251
251
100
Rakit II
9
9
100
726
726
100
Punggelan I
14
14
100
64
64
100
Punggelan II
8
8
100
842
842
100
Karangkobar
2
2
100
500
500
100
Pagentan I
2
2
100
319
319
100
Pagentan II
3
3
100
489
489
100
Pejawaran
2
2
100
312
312
100
Batur I
0
0
100
304
304
100
Batur II
0
0
100
223
223
100
Wanayasa I
1
1
100
169
169
100
Wanayasa II
0
0
100
198
198
100
Kalibening
1
1
100
428
428
100
Pandanarum
1
1
100
357
357
100
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara, 2010
3.1.3 Kuantitas dan Kualitas Air Kabupaten Banjarnegara memiliki potensi Sumber Daya Air yang cukup besar. Sumber air tersebut didapat dari belik/ mata air sungai dan sumber air dalam tanah dengan pembuatan sumur. Sumber mata air dari belik/tuk/mata air sungai di Kabupaten Banjarnegara sejumlah 223 mata air yang berpotensi menjadi sumber air bersih bagi warga Banjarnegara. Air bersih di Kabupaten Banjarnegara dimanfaatkan untuk keperluan sehari hari oleh masyarakat Banjarnegara
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 102
melalui Program Sarana Air Bersih Pedesaan, sedangkan untuk penduduk perkotaan dilayani oleh Perusahaan Daerah Air Minum Banjarnegara. Sumber air yang digunakan PDAM berasal dari Sungai Serayu. Debit air di Kabupaten Banjanegara bervariasi antara 1 sampai 50 liter/detik. Debit air untuk pelayanan Kota Banjarnegara adalah 50 liter/ detik sedangkan untuk wilayah Purwareja Klampok adalah sebesar 30 liter/ detik. Penjaminan kualitas air oleh PDAM dilakukan dengan uji labolatorium secara rutin di Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. Beberapa dokumen hasil uji labolatorium dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Sumber: PDAM Kab. Banjarnegara, 2010
Gambar 3.1. Dokumen Hasil Uji Labolatorium Air PDAM
Dalam program Sarana Air Bersih, pemanfaatan air bersih lebih banyak dilakukan secara gravitasi, namun beberapa dilakukan dengan cara menaikan air menggunakan pompa ( Mata Air dengan Pompa ). Pada musim kemarau, di beberapa Desa dan Kelurahan kekurangan air karena sumber mata air di Desa tersebut kering. Hal ini menjadi bahan pertimbangan pada saat merencanakan dan menentukan Sumber mata air dalam Pembangunan Sarana Air Bersih. Dalam Pembangunan Sarana Air Bersih dipilih Sumber Mata Air yang benar benar berpotensi untuk didistribusikan ke masyarakat, Yaitu sumber mata air yang tidak pernah kering.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 103
Sedangkan Sumber air dalam tanah yang dikelola dengan cara penggalian tanah pada kedalaman tertentu kemudian air dinaikkan baik secara manual (Sumur timba) atau otomatis (Pompa Listrik). Secara kualitas air dalam tanah di Kabupaten Banjarnegara cukup baik, pada tahun 2009 dilakukan sampling pemantauan dibeberapa lokasi Sumur.
Tabel 3.8 Kualitas Air Sumur Kabupaten Banjarnegara Tahun Data 2009 Parameter
Satua n
Nama Lokasi
Lokasi Sampling 1 2 3 4 Karang Masara Pagedong Kayu jambe n RT. an Ares RT. RT. 4/I 4/2 RT.02/III 02/I Wanad Bawan Pagedong Pagentan adi g an
5 Pasuruha n Karangko bar
Koordinat 9/7/20 09
30/06/ 2009
30/06/20 09
24/06/20 09
30/06/200 9
C mg/ L mg/L
28,2
30,2
29,9
28,2
30,9
39,6 0
34,4 0
107 0
85,3 0
72,9 0
6-9 mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L
5,81 0 0 0 0 7,04 0
5,42 0 0 0 0 5,8 0
6,38 0 0 0 0 4,28 0
7,57 0 0 0 0 4,84 0
6,29 0 0 0 0 4,51 0
Waktu Pemantauan FISIKA Temperatur Residu Terlarut Residu Tersuspensi KIMIA ANORGANIK pH BOD COD DO Total Fosfat sbg P NO 3 sebagai N NH3-N
o
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 104
Parameter Arsen Kobalt Barium Boron Selenium Kadmium Khrom (VI) Tembaga Besi Timbal Mangan Air Raksa Seng Khlorida Sianida Fluorida Nitrit sebagai N Sulfat Khlorin bebas Belereng sebagai H2S MIKROBIOLOGI Fecal coliform Total coliform Senyawa Fenol sebagai Fenol BHC Aldrin / Dieldrin Chlordane DDT Heptachlor dan heptachlor epoxide Lindane Methoxyclor Endrin Toxaphan
Satua n mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/l mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L jml/1 00 ml MPN/ 100 ml
1
2
Lokasi Sampling 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,06 0,62 0 0 0,09 0,8 0 0 0 0 13,67 9,9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5
0 0 0 0 0 0 0 0 0,17 0 0,12 0 0 8,96 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,07 0 0 18,86 0 0 0 0 0 0
>2400
1100
>2400
1100
>2400
0
0
0
0
0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
ug /L ug /L ug /L ug /L ug /L ug /L ug /L ug /L ug /L ug /L
0 0 0 0 0 0 0 0 0,04 0 0,09 0 0 10,84 0 0 0 0 0 0
Keterangan : 0 = parameter tidak diperiksa Sumber : Dinas Kesehatan Banjarnegara, 2009
3.1.4 Limbah cair rumah tangga Penanganan limbah cair dan limbah rumah tangga masyarakat Kabupaten Banjarnegara dilakukan dengan menerapkan system pengolahan air limbah setempat (Onsite) atau septic tank, terutama di daerah perkotaan atau ibukota kecamatan. Di beberapa desa masih menggunakan cubluk sebagai tempat pembuangan, dan memanfaatkan sungai sebagai tempat pembuangan
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 105
limbah cair dan limbah rumah tangga. Namun di beberapa kecamatan sudah memiliki Intalasi Pengolahan Air Limbah yang dibangun melalui program SLBM dan SANIMAS.
Limbah cair rumah tangga Kabupaten Banjarnegara berdasarkan perhitungan dengan korelasi jumlah penduduk pada tahun 2010, untuk jenis limbah grey water dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.9 Jumlah Limbah Cair Rumah Tangga (Grey Water) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
Wilayah
Kota Banjarnegara
Jumlah Penduduk Tahun 2010
Standar Limbah Grey Water
Limbah Grey Water
54.068 jiwa
Perkotaan
328.920 jiwa
Kabupaten
932.688 jiwa
4.325.440 Ltr/ hari 80 Ltr/ hari
26.313.000 Ltr/ hari 74.615.040 Ltr/ hari
Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, 2011
Sedangkan jumlah limbah untuk jenis black water dengan standar hasil limbah 0,5 liter/ hari, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.10 Jumlah Limbah Cair Rumah Tangga (Black Water) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 106
Wilayah
Kota Banjarnegara
Jumlah Penduduk Tahun 2010
Standar Limbah Grey Water
Limbah Black Water
54.068 jiwa
Perkotaan
328.920 jiwa
Kabupaten
932.688 jiwa
27.034 Ltr/ hari 0,5 Ltr/ hari
164.460 Ltr/ hari 466.344 Ltr/ hari
Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, 2011
3.1.5 Limbah Padat ( Sampah ). Penanganan sampah di Kabupaten Banjarnegara dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banjarnegara, terdapat sekitar 102 tempat penampungan sampah sementara, 5 lokasi Transfer Depo dan 9 kontainer yang ditempatkan di Pasar dan terminal. Mekanisme Penanganan Sampah Kabupaten Banjarnegara dilakukan dengan cara Pembuangan sampah di tempat penampungan sampah sementara, kemudian dalam periode tertentu diambil oleh petugas lalu ditampung di Tempat Pembuangan Sampah Akhir Winong. Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Pada tahun 2009 volume sampah yang ditampung di TPA Winong sebanyak 17.870,3 m³ dan pada tahun 2010 volume sampah yang ditampung di TPA Winong sebanyak 19.544,9 m³. Timbulan sampah Kabupaten Banjarnegara untuk Kota Banjarnegara, wilayah perkotaan maupun kabupaten pada tanggal 2010 dapat dilihat pada tabel beriku: Tabel 3.11 Timbulan Limbah Padat (Sampah) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
Wilayah
Kota Banjarnegara
Jumlah Penduduk Tahun 2010
Standar Limbah Grey Water
54.068 jiwa
Limbah Grey Water
108.136 Ltr/ hari
2 Ltr/ hari Atau
atau
108, 14 m3
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 107
Perkotaan
0,002 m3
328.920 jiwa
657.840 Ltr/ hari 657,84 m3
atau Kabupaten
932.688 jiwa
1.865.376 Ltr/ hari 1.865,38 m3
atau Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, 2011
Berdasarkan data pada table tersebut, timbulan sampah untuk Kota Banjarnegara yang dilayani dalam pengelolaan dampah adalah 108,14 m3/ hari atau 39.471,10 m3/ tahun. Sampah yang terangkut ke TPA Winong pada Tahun 2010 adalah 19.544,8 m3, sehingga timbulan sampah yang terangkut adalah 49,52% dari timbulan sampah yang dihasilkan.
3.1.6 Drainase Lingkungan Topografi Kabupaten Banjarnegara yang sebagian besar terdiri dari bukit bukit mengakibatkan air hujan dapat mengalir dengan lancar menuju ke badan penerima air. Kondisi tanah di Kabupaten Banjarnegara yang sebagian besar terdiri dari Tanah liat menyebabkan tanah tidak bisa menyerap air secara maksimal sehingga cadangan air tanah sedikit, dan terjadi kecenderungan air lebih banyak mengalir ke badan penerima. Hal tersebut menyebabkan terjadinya sedimentasi pada badan penerima air. Kabupaten Banjarnegara terdapat banyak sungai yang digunakan sebagai badan penerima air.
Tabel 3.12 Inventarisasi Sungai di Kabupaten Banjarnegara Tahun Data 2010
No.
1
NAMA SUNGAI ATAU ANAK SUNGAI
2
LEBAR Kedalaman
PANJANG ( KM )
3
Debit (m3/dtk)
(m) (m) Permukaan
Dasar
4
5
6
Maks
Min
7
8
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 108
No.
NAMA SUNGAI ATAU ANAK SUNGAI
1
2
1
Serayu
2
LEBAR Kedalaman
PANJANG ( KM )
3
Debit (m3/dtk)
(m) (m) Permukaan
Dasar
4
5
6
Maks
Min
7
8
69,5
40.00
35.00
1.50
40.00
9.00
Tanalaya
5
4.00
2.00
0.30
0.90
0.25
3
Kubang
3
6.00
5.00
0.30
1.20
0.26
4
Pabungan
3
4.00
3.00
0.20
0.43
0.08
5
Curug
5
4.00
2.50
0.20
0.42
0.08
6
Pengarengan
4,5
4.00
3.00
0.25
0.07
0.07
7
Sawal
9
4.00
2.00
0.20
0.60
0.12
8
Ori
7
3.00
2.00
0.20
0.50
0.12
9
Bomati
2
5.00
3.00
0.25
1.00
0.20
10
Salak
2,5
3.50
1.50
0.15
0.37
0.07
11
Gumawang
5
3.50
1.50
0.15
0.37
0.07
12
Dungbarung
3,5
3.50
2.00
0.20
0.55
0.10
13
Tulis ( kanan )
34
8.00
5.00
0.60
3.90
1.60
14
Dolog
22
-
-
-
-
-
15
Sawangan
2,5
2.00
1.00
0.50
0.75
0.04
16
Tanjungsari
5
1.50
0.80
0.30
0.34
0.05
17
Kesal
3
3.00
2.00
0.70
1.75
0.20
18
Sidawangi
3
2.50
1.50
0.50
-
-
19
Cacaban
3
2.50
2.00
0.15
-
-
20
Clapar
2
3.00
2.50
0.50
-
-
21
Glogak
3,5
2.50
2.00
0.30
-
-
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 109
No.
NAMA SUNGAI ATAU ANAK SUNGAI
1
2
LEBAR Kedalaman
PANJANG ( KM )
Debit (m3/dtk)
(m) (m)
3
Permukaan
Dasar
4
5
6
Maks
Min
7
8
22
Bereng
8
3.00
1.50
0.20
0.45
0.17
23
Kodokan
5
1.00
0.80
0.20
0.36
0.02
24
Nyangkuh
9
8.00
7.00
0.20
1.50
0.46
25
Lebuh
2
-
-
-
-
-
26
Banjaran
4
4.00
2.50
0.20
0.65
0.08
27
Longkrang
-
1.50
1.00
0.30
0.37
0.04
28
Pager
14,5
2.00
1.50
0.60
1.05
0.25
29
Merawu
37,5
6.00
4.00
1.10
5.50
3.00
30
Bulu
4
3.00
1.00
0.20
0.40
0.05
31
Dolog
5
6.00
4.00
0.50
2.50
0.50
32
Bajong
14
7.00
2.00
0.70
3.15
1.25
33
Gugikan
4
2.00
1.00
0.20
0.30
0.04
34
Gandulan
3,5
2.50
1.00
0.25
0.43
0.04
35
Telas
2
2.00
1.00
0.20
0.30
0.04
36
Penaraban
17
5.00
2.00
0.35
0.87
0.09
37
Susupan
4
3.00
1.50
0.35
0.78
0.08
38
Ngasinan
2,5
2.00
1.50
0.20
0.35
0.05
39
Megawati
3
-
-
-
-
-
40
Banyakan
2
2.00
1.00
0.40
0.60
0.03
41
Tengaron
4
1.20
1.00
0.33
0.36
0.06
42
Pinggan
2
2.00
1.50
0.30
0.52
0.05
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 110
No.
NAMA SUNGAI ATAU ANAK SUNGAI
1
2
43
Banger
44
Kutukan
45
Jarompang
46
LEBAR Kedalaman
PANJANG ( KM )
3
Debit (m3/dtk)
(m) (m) Permukaan
Dasar
4
5
6
Maks
Min
7
8
2,5
2.00
1.00
0.25
0.37
0.04
2
1.50
1.00
0.35
0.44
0.10
3,5
2.00
1.00
0.30
0.45
0.09
Bening
3
1.50
1.00
0.30
0.37
0.04
47
Dukun
4
-
-
-
-
-
48
Urang
20
7.00
5.00
0.50
3.00
0.16
49
Watutugu
5
2.00
1.50
0.20
0.35
0.07
50
Tratasuren
7
4.00
3.00
0.40
1.40
0.30
51
Jemblung
2
2.00
1.00
0.20
0.30
0.04
52
Pining
3
1.50
1.00
0.20
0.25
0.05
53
Komprat
3
4.00
2.00
0.40
1.20
0.30
54
Pucung
4
-
-
-
-
-
55
Growong
4
3.00
2.00
0.40
1.00
0.15
56
Kesenet
2,5
2.00
1.00
0.25
0.37
0.07
57
Lumajang
5
5.00
3.00
0.30
1.20
0.25
58
Depok
5
2.00
1.00
0.20
0.30
0.06
59
Bantiran
3,5
2.50
1.00
0.20
0.35
0.07
60
Gripit
5,5
2.00
1.00
0.40
0.60
0.15
61
Kayunan
6
2.00
1.00
0.15
0.22
0.05
62
Winong
3,5
2.50
1.00
0.20
0.35
0.07
63
Kandangwangi
8
4.00
2.00
0.40
1.20
0.25
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 111
No.
NAMA SUNGAI ATAU ANAK SUNGAI
1
2
64
Brakah
65
LEBAR Kedalaman
PANJANG ( KM )
3
Debit (m3/dtk)
(m) (m) Permukaan
Dasar
4
5
6
Maks
Min
7
8
4
3.00
2.00
0.40
1.00
0.20
Blimbing
17
5.00
4.00
1.50
6.00
4.00
66
Bongoh
5,5
3.00
2.00
0.20
0.50
0.08
67
Meong
4
2.00
1.00
0.20
0.30
0.06
68
Sikubon
3
2.00
1.00
0.20
0.30
0.06
69
Palet
5
3.50
2.00
0.25
0.68
0.14
70
Kalisapi
35
8.00
6.00
0.70
4.95
1.25
71
Kroya
1,5
1.00
0.50
0.15
0.13
0.03
72
Cangkring
2
1.50
0.50
0.20
0.20
0.05
73
Kwali
3
2.00
0.40
0.10
0.12
0.04
74
Brengkok
3
0.90
0.60
0.10
0.08
0.02
75
Putih
5
1.50
1.00
0.10
0.13
0.05
76
Satan
7
1.50
0.70
0.20
0.22
0.05
77
Parakan
11,5
5.00
2.50
0.30
1.12
0.22
78
Butek
9
4.00
1.50
0.40
1.10
0.22
79
Sendang
3
2.00
1.00
0.15
0.23
0.05
80
Tampomas
3
2.00
1.00
0.15
0.23
0.05
81
Kedawung
13
2.00
1.50
0.20
0.35
0.07
82
Jalatunda
7
2.00
1.00
0.20
0.30
0.06
83
Kaser
3
2.00
1.50
0.10
0.18
0.04
84
Pulasari
4,5
1.00
0.60
0.15
0.12
0.03
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 112
No.
NAMA SUNGAI ATAU ANAK SUNGAI
1
2
85
Karangkobar
86
LEBAR Kedalaman
PANJANG ( KM )
Debit (m3/dtk)
(m) (m)
3
Permukaan
Dasar
4
5
6
Maks
Min
7
8
3
1.50
0.70
0.20
0.22
0.05
Beteka
2,5
1.00
0.70
0.10
0.09
0.02
87
Bodeh
2,5
1.00
0.05
0.10
0.08
0.02
88
Pertinggi
4,5
1.50
1.00
0.15
0.19
0.04
89
Adisara
3
1.50
1.20
0.10
0.14
0.03
90
Klaang
2
2.00
0.80
0.15
0.21
0.05
91
Gintung
7
2.00
0.80
0.15
0.21
0.05
92
Wadasputih
2,5
1.00
0.50
0.10
0.07
0.02
93
Guyangan
3,5
0.90
0.50
0.15
0.11
0.03
94
Berta
5
1.50
0.60
0.20
0.21
0.05
95
Angsana
2,5
-
-
-
-
-
96
Pongpongan
2,5
-
-
-
-
-
97
Siwungu
3
2.50
1.50
0.40
0.80
0.21
98
Gumelem
6
7.00
2.00
0.40
1.80
0.36
99
Piasa
19
7.00
2.50
0.30
1.42
0.35
100 Kepuh
5
2.00
1.00
0.10
0.15
0.03
101 Gondang
2
-
-
-
-
-
102 Tempoyan
7
-
-
-
-
-
103 Silak
2
-
-
-
-
-
104 Klawing
-
-
-
-
-
-
105 Gintung
22
2.00
1.00
0.25
0.37
0.09
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 113
No.
NAMA SUNGAI ATAU ANAK SUNGAI
1
2
LEBAR Kedalaman
PANJANG ( KM )
3
Debit (m3/dtk)
(m) (m) Permukaan
Dasar
4
5
6
Maks
Min
7
8
106 Banteng
3
-
-
-
-
-
107 Cengang
3,5
-
-
-
-
-
108 Pandanarum
3
-
-
-
-
-
109 Nosog
3
-
-
-
-
-
110 Cacaban
10
4.00
2.00
0.30
0.90
0.22
111 Arus
3,5
2.50
1.50
0.40
0.80
0.20
112 Mercinan
1,5
2.00
1.00
0.20
0.30
0.07
113 Pekacangan
30
8.00
7.00
0.80
6.00
1.20
114 Bombong
10
4.00
3.00
0.80
2.80
0.70
115 Bening
4
-
-
-
-
-
116 Nongko
3
5.00
2.00
0.30
1.05
0.26
117 Joho
3
3.00
2.00
0.20
0.50
0.12
118 Ragajaya
7,5
4.00
2.00
0.35
1.05
0.26
119 Brukah
2,1
4.00
3.00
0.35
1.22
0.30
120 Wilada
4,5
1.00
1.00
0.20
0.25
0.06
121 Jali
1,5
1.50
1.00
0.30
0.37
0.09
122 Langit
2,5
2.00
1.50
0.35
0.61
0.15
123 Kayun
5
2.00
1.00
0.20
0.30
0.07
124 Serang
5
6.00
3.00
0.40
1.80
0.45
125 Tersono
9
5.00
3.00
0.30
1.20
0.30
3,5
4.00
3.00
0.30
1.05
0.21
126 Jawar
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 114
No.
NAMA SUNGAI ATAU ANAK SUNGAI
1
2
LEBAR Kedalaman
PANJANG ( KM )
3
Debit (m3/dtk)
(m) (m) Permukaan
Dasar
4
5
6
Maks
Min
7
8
127 Ireng
3
-
-
-
-
-
128 Pagedongan
3
6.00
4.00
0.40
2.00
0.40
129 Tanjung Tirta
4
2.50
2.00
0.20
0.45
0.09
130 Sikebo
1,5
3.00
1.00
0.25
0.50
0.10
131 Sopen
3,5
3.00
2.00
0.30
0.75
0.15
132 Lumbu
3,5
3.00
2.00
0.20
0.50
0.15
6
4.00
2.00
0.25
0.75
0.15
5,5
2.00
1.50
0.20
0.35
0.07
135 Penambongan
5
6.00
2.00
0.30
1.20
0.24
136 Bandingan
2
4.00
2.00
0.20
0.60
0.12
137 Slawi
2
2.00
1.00
0.20
0.30
0.06
3,5
4.00
2.00
0.25
0.75
0.16
2
5.00
3.00
0.20
0.80
0.16
133 Kruncang 134 Silangit
138 Busung 139 Kedawung
Sumber : Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara, 2010
Tabel 3.13 Inventarisasi Danau/ Waduk/ Situ/ Embung di Kabupaten Banjarnegara Nama Danau/Waduk/Situ/Embung
Tlaga Merdada
Luas (Ha)
21
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 115
Tlaga Swiwi
21.2
Tlaga Balekambang
Tlaga Dringo
26.1
Tlaga Sumurup
20.1
Sumber : Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara, 2010
Kabupaten Banjarnegara memiliki beberapa Waduk sebagai Penampung air hujan dan sebuah waduk buatan yang juga dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik yaitu Waduk buatan PLTA Panglima Besar Soedirman yang dapat menampung 165 juta m³. Kawasan Kota Banjarnegara saluran drainase mengacu pada Masterplan Drainase Kota Banjarnegara yagn disusun tahun 2008. Data saluran drainase Kota Banjarnegara ditampilkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.14 Panjang Saluran Drainase Kota Banjarnegara
LEBAR SALURAN (m)
NO 0,50 m
0,60 m
0,70 m
0,80 m
1,00 m
1
320,00
57,00
168,00
420,00
155,00
2
320,00
40,00
425,00
304,00
300,00
3
102,00
168,00
256,00
155,00
4
100,00
425,00
164,00
300,00
5
470,00
570,00
6
700,00
109,00
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 116
LEBAR SALURAN (m)
NO 0,50 m
0,60 m
0,70 m
0,80 m
7
648,00
151,00
8
294,00
187,00
9
730,00
137,00
10
57,00
96,00
11
40,00
119,00
12
102,00
148,00
13
100,00
790,00
14
470,00
339,00
15
648,00
400,00
16
294,00
147,00
17
730,00
177,00
18
1.273,00
19
420,00
20
304,00
21
256,00
22
700,00
23
164,00
24
570,00
25
109,00
26
151,00
27
187,00
28
137,00
29
96,00
30
96,00
1,00 m
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 117
LEBAR SALURAN (m)
NO 0,50 m
0,60 m
0,70 m
0,80 m
31
119,00
32
148,00
33
790,00
34
339,00
35
400,00
36
147,00
37
177,00
38
1.273,00 640,00
5.582,00
1.186,00
12.370,00
JUMLAH TOTAL
1,00 m
910,00 20.688,00
Sumber Data : Master Plan Drainase Kota Banjarnegara, 2008
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 118
Sumber Data : Master Plan Drainase Kota Banjarnegara, 2008
Gambar 3.3 Peta Jaringan Drainase Kota Banjarnegara 3.1.7 Pencemaran udara Pemantauan kualitas udara ambien pada beberapa wilayah di Kabupaten Banjarnegara (Tabel SD-16) dilakukan terhadap parameter SO2 (Sulfur Dioksida), CO (Karbon Monosida), NOx (Nitrogen Oksida),HC (Hidrocarbon), TSP (partikulat). Kondisi kualitas udara ambien di Banjarnegara berdasarkan hasil pemantaun di 3 titik pemantauan menunjukkan bahwa kualitas udara ambien di Banjarnegara masih dibawah ambang batas diperbolehkan (sesuai baku mutu Keputusan Gubernur Jateng No. 8 Tahun 2001)
Tabel 3.15 Kualitas Udara Ambien Kabupaten Banjarnegara Tahun Data : 2010 Lokasi No.
1.
2.
Parameter
SO2
CO
Lama Satuan Perumahan Pengukuran Limbangan 1 24 1 1 24 1 1 24 1 1 1
jam jam tahun jam jam tahun jam jam tahun jam tahun
3.
NO2
4.
O3
5.
HC
1 jam
6.
PM10
24 jam
7.
PM2.5
8.
TSP
9.
Pb
24 1 24 1 24
jam tahun jam tahun jam
30,2
35,6
Padat Lalu- Lintas (Alun-Alun) 27,8
3432,8
5721,3
10298,3
20,3
22,4
27,5
35,8
30,3
39
59,4
140,7
71,9
Kawasan Industri
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 119
Lokasi No.
10.
Parameter
Lama Satuan Perumahan Pengukuran Limbangan
Padat Lalu- Lintas (Alun-Alun)
1 tahun hari 30
Dustfall
24 11.
Kawasan Industri
Total Fluorides sebagai F 90
12.
Fluor Index
13.
Khlorine Dioksida
14.
Sulphat Index
jam hari
30 hari &
Khlorine
24 jam 30 hari
Keterangan
:Baku Mutu Udara Ambien menurut Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 8 Tahun 2001
Sumber
: Laboratorium Pengujian BPPKKH Prov.Jateng, 2009
3.1.8 Limbah industri Di Kabupaten Banjarnegara terdapat 19 perusahaan besar dengan rincian 10 perusahaan merupakan perusahaan yang bergerak pada industri makanan, minuman, dan tembakau, 5 perusahaan merupakan industri kayu dan barang barang dari kayu, sedangkan 4 perusahaan merupakan industri bahan galian bukan logam. Penyumbang limbah industri terbesar antara lain adalah industri penggergajian kayu dan industri pembuatan tepung tapioka yang menghasilkan limbah cair 1.100 m3 per tahun. Selain industri penggergajian kayu dan pembuatan tepung tapioka, bengkel sepeda motor juga menghasilkan limbah cair yang berupa oli bekas. Limbah industri yang dihasilkan oleh jenis industri tersebut memiliki kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand) dan TSS (Total Suspended Solid) yang tinggi.
Tabel 3.16 Industri Penghasil Limbah B3 Kabupaten Banjarnegara Tahun Data: 2010 No.
1.
Nama Industri
CV. LANCAR LANGGENG 1
Jenis Kegiatan DEALER DAN
Jenis Limbah
OLI BEKAS
Volume Padat Cair (Ton/Tahun) (M3/Tahun) 2,92
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 120
No.
Nama Industri
Jenis Kegiatan BENGKEL DEALER DAN BENGKEL SPARE PART DAN BENGKEL DEALER DAN BENGKEL DEALER DAN BENGKEL DEALER DAN BENGKEL DEALER DAN BENGKEL
2.
CV. LANCAR LANGGENG 2
3.
CANDRA MOTOR
4.
SHINTA MOTOR
5.
KOMPO MOTOR
6.
UD. COKRO MOTOR
7.
SUZUKI ISTANA MOTOR
8.
WISUDA
9.
CV. SIDO MUKTI
FOTO COPY TAPIOKA
10.
BUNGA MAWAR
TAPIOKA
11.
CV. MENARA
TAPIOKA
Sumber
Jenis Limbah
Volume Padat (Ton/Tahun)
Cair (M3/Tahun)
OLI BEKAS
-
3,65
OLI BEKAS
-
2,4
OLI BEKAS
-
3,6
OLI BEKAS
-
9,125
OLI BEKAS
-
1,2
OLI BEKAS
-
2,5
0,01
-
TUNER BEKAS ABU BATUBARA, LIMBAH CAIR ABU BATUBARA, LIMBAH CAIR ABU BATUBARA, LIMBAH CAIR
720
15
15
401,5
: Kantor Lingkungan Hidup Kab. Banjarnegara, 2010
Industri tepung tapioka menghasilkan limbah industri berupa abu, batubara dan limbah cair dengan kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand) dan TSS (Total Suspended Solid) yang tinggi.
Masalah pengelolaan limbah B3 di Kabupaten Banjarnegara belum mendapat perhatian yang serius. Berbagai hal yang menjadi permasalahan pengelolaan limbah B3 di Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut :
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 121
a.
Pengetahuan masyarakat
tentang bahaya limbah B3 masih rendah karena
dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan tidak terlihat secara langsung, melainkan berjangka panjang. b.
Belum adanya fasilitas pengelolaan terpadu limbah B3.
c.
Muncul sumber limbah B3 yang baru dengan mulainya pemakaian batubara sebagai bahan bakar industri tapioka yang berpeluang menghasilkan limbah B3 berupa fly ash dan bottom ash.
d.
Pemrakarsa/pelaku kegiatan yang berpotensi sebagai penghasil limbah B3 kurang perduli terhadap pengelolaan limbah B3.
Dari data yang tersedia volume limbah B3 yang berupa limbah padat medis sebesar 66.995,71 Ton dan yang berupa limbah cair 3.792,195 M3. Dari seluruh pelaku kegiatan yang berpotensi menimbulkan limbah B3 belum ada yang memiliki ijin baik mengelola maupun mengangkut.
Tabel 3.17 Pekiraan Beban Limbah Cair dari Industri Skala Menengah dan Besar Kabupaten Banjarnegara Tahun Data 2010 No.
Jenis Industri
1. 2.
Tapioka I Tapioka II
3.
Tapioka III
Beban Limbah Cair (Ton/Tahun) BOD COD TSS 14,21 76,77 3,7 4,5 72,25 3,4
Total Sumber
5,13
31,68
3,22
33,84
180,70
10,32
Dst
: Kantor Lingkungan Hidup Kab. Banjarnegara, 2010
3.1.9 Limbah Medis Kabupaten Banjarnegara memiliki 4 Rumah Sakit, di antaranya Rumah Sakit Banjarnegara, Rumah Sakit Islam, Rumah Sakit Muhamadiyah, dan Rumah Sakit Emanuel. Selain Rumah Sakit, pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Banjarnegara juga
dilayani melalui Pusat
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 122
Kesehatan Masyarakat ( PUSKESMAS ).
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara memiliki 35
PUSKESMAS yang tersebar di Kabupaten Banjarnegara. Banyaknya Pusat Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Banjarnegara menghasilkan limbah medis yang mengandung banyak bahan kimia dan limbah infektif yang sangat berbahaya bagi lingkungan.
Tabel 3.18 Volume Limbah Padat dan Limbah Cair Rumah Sakit Kabupaten Banjarnegara Tahun Data 2009 Volume Limbah (Ton/Tahun) No.
Nama Rumah Sakit
Tipe/Kelas*) Padat
Cair
1
RUMAH SAKIT ISLAM
C
66612,5
2468,3
2
RSU Muhamadiyah
B
368,2
162
3
RSUD Banjarnegara
D
Tdk ada data
Tdk ada data
4.
RSU. EMANUEL
B
Tdk ada data
Tdk ada data
Total
-
-
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Banjarnegara, 2010
3.2 PENGELOLAAN AIR LIMBAH 3.2.1 Landasan Hukum / Legal Operasional Landasan hukum pengelolaan air limbah di Kabupaten Banjarnegara menggunakan Peraturan dari pusat:
1. 2. 3. 4.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman; Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai;
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 123
5.
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan 6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 16/PRT/2008 tentang kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman; 7. Keputusan Menteri Kesehatan No : 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan; 8. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik; 9. Keputusan Menteri Kesehatan No : 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat; 10. SNI 19-6466-2000 Tata cara evaluasi lapangan untuk sistem peresapan pembuangan air limbah rumah tangga 11. SNI 03-2398-2002 Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Resapan.;
3.2.2 Aspek Institusional Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 16 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Banjarnegara
dan Peraturan Daerah
Kabupaten Banjarnegara Nomor 17 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Banjarnegara, instansi yang terkait dengan pengelolaan air limbah di Kabupaten Banjarnegara : 1.
Dinas Pekerjaan Umum, Bidang Cipta Karya,Seksi Perumahan dan Permukiman.
2.
Dinas Kesehatan, Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Seksi Penyehatan Lingkungan
3.
Kantor Lingkungan Hidup.
3.2.3 Cakupan Pelayanan Pelayanan fasilitas sanitasi individu ( Keluarga ) untuk buang air besar ( jamban ) di Kabupaten Banjarnegara mencapai jumlah 153.522 unit. Sedangkan fasilitas sanitasi umum seperti MCK Umum, IPAL KOMUNAL, IPAL KOMUNAL Perpipaan yang dibangun di 2 Kecamatan dengan cakupan layanan mencapai 1500 jiwa. Kepemilikan jamban pada keluarga di Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada Tabel 3.3 pada halaman III-3. Ada tiga jenis fasilitas sanitasi individual di Kabupaten Banjarnegara :
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 124
1. Jamban leher angsa yang langsung dialirkan menuju tangki septik. Efluen dari tangki septik dialirkan ke bidang resapan dimana efluen tersebut meresap ke dalam tanah. 2. Jamban plengsengan yang langsung dialirkan ke bidang resapan. 3. Jamban cubluk pribadi (cemplung terbuka). Limbah rumah tangga khususnya dari WC dialirkan langsung ke bidang resapan
Sumber : DPU Kab. Banjarnegara, 2010
Keterangan : A.
Input – User Interface – Tempat Pembuangan Akhir
B.
Input – User Interface – Pengolahan Air Terpusat – Tempat Pembuangan Akhir
C.
Input – User Interface – Pengolahan Awal – Pengangkutan – Pengolahan Air Terpusat – Tempat Pembuangan Akhir
Gambar 3.4 Peta Sistem Sanitasi Wilayah untuk Air Limbah Kabupaten Banjarnegara
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 125
3.2.4 Aspek Teknis dan Teknologi Terdapat 2 macam sistem pengelolaan air limbah domestik/permukiman. yaitu:
1. Sanitasi sistem setempat atau dikenal dengan system sanitasi on-site yaitu sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah berada dalam persil atau batas tanah yang dimiliki, fasilitas ini merupakan fasilitas sanitasi individual seperti septic tank atau cubluk. 2. Sanitasi sistem terpusat atau dikenal dengan istilah off-site system atau sewerage sistem, yaitu sistem dimana fasilitas pengelolaan air limbah berada diluar persil atau dipisahkan dengan batas jarak atau tanah yang menggunakan perpipaan untuk mengalirkan air limbah dari rumah-rumah secara bersamaan dan kemudian dialirkan ke IPAL.
Jenis teknologi IPAL Komunal yang digunakan di Kabupaten Banjarnegara adalah: 1. Settler Chamber; 2. Anaerobic Bauffle Reactor; 3. Anaerobic Filter; dan 4. Peresapan Persyaratan untuk masing masing pemilihan adalah sebagai berikut :
1. Sistem on site diterapkan pada : - Kepadatan < 100 org/ha - Kepadatan > 100 org/ha sarana on-site dilengkapi pengolahan tambahan seperti seperti kontak media dengan atau tanpa aerasi. - Jarak Sumur dengan bidang resapan atau cubluk > 10 m - Instalasi pengolahan lumpur tinja minimal untuk melayani penduduk urban > 50.000 jiwa atau bergabung dengan kawasan urban lainnya. 2. Sistem off site diterapkan pada kawasan - Kepadatan > 100 org/ha
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 126
- Bagi kawasan berpenghasilan rendah dapat menggunakan sistem septik tank komunal ( decentralized water
treatment ) dan pengaliran dengan konsep
perpipaan shallow sewer. Dapat juga melalui sistem kota/modular bila ada subsidi tarif. - Bagi kawasan terbatas untuk pelayanan 500 – 1000 sambungan rumah disarankan menggunakan basis modul. Sistem ini hanya menggunakan 2 atau 3 unit pengolahan limbah yang pararel. Pada saat ini, Masyarakat Kabupaten Banjarnegara masih menerapkan pengolahan air limbah setempat atau onsite. Pertimbangan pemilihan pengolahan air limbah setempat karena biaya operasional dan perawatan yang relative murah, dan tingkat kepadatan. Sarana truk tinja pada tahun 2010 baru memiliki 1 unit kendaraan truk tinja namun pemanfaatannya belum optimal.
3.2.4.1 Sistem terpusat/ofsite sistem Pemerintah Kabupaten Banjarnegara belum menerapkan pengelolaan air limbah sistem terpusa / off site system, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor secara Teknis antara lain: 1. Tingkat kepadatan di kurang dari 100 orang/Ha, sehingga pemilihan system terpusat dinilai kurang efektif dan efisien. 2. Biaya operasional dan pemeliharaan yang relatif mahal sehingga bukan menjadi alternatif utama pemilihan sistem pengelolaan air limbah.
3.2.4.2 Sistem komunal Sejak tahun 2008 Pemerintah Kabupaten Banjarnegara telah dibangun Sistem Pengolahan air limbah komunal di beberapa lokasi. Pemilihan Teknologi pengolahan air limbah komunal adalah Instalasi Pengelohan Air Limbah Komunal dan MCK Umum. Melalui program SANIMAS dan SLBM, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dari tahun 2008 sampai 2010 telah membangun 5 Lokasi Pengolahan Air Limbah Komunal dan MCK umum dengan cakupan pelayanan mencapai 1.500 jiwa tersebar di 5 Kecamatan Banjarnegara. Pembangunan IPAL Komunal dan MCK Umum melibatkan Masyarakat. SIDLACOM (Survey, Investigasi, Design, Land Aquicision, Contruction, Operasional and Maintenance) mulai dari pembentukan KSM, pemilihan Teknologi, penentuan pengguna, perencanaan, pembangunan, operasional dan pemeliharaan dilakukan bersama masyarakat dengan tenaga pendamping. Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pembangunan dan operasional serta pemeliharaan memberikan dampak yang positif dalam masa operasional sarana Instalasi .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 127
Pengelolaan Air Limbah dan MCK Umum di Kabupaten Banjarnegara. IPAL secara operasional dan pemeliharaan dikelola oleh masyarakat sehinggga pengelolaan sarana IPAL dan MCK umum berjalan dengan baik.
Gambar 3.5 Sanitasi berbasis masyarakat dan IPAL Komunal
Tabel 3.19 Kondisi Sanimas di Kabupaten Banjarnegara NO
1
NAMA KELOMPOK
KS "Cangkring sari"
ALAMAT
Kelurahan Sokanandi
JUMLAH
TAHUN
PELAYANAN
OPERASI
DANA
SUMBER LIMBAH
350,000,000
358 jiwa
2009
Limbah Domestik
242,000,000
345 jiwa
2010
Limbah Domestik
242,000,000
412 jiwa
2010
Limbah Domestik
241,670,000
408 jiwa
2010
Limbah Domestik
Kecamatan Banjarnegara
2
KSM " Mbangun Sari "
Kelurahan Kalibenda Kecamatan Sigaluh
3
KSM " Jenggul Sehat "
Kelurahan Krandegan Kecamatan Banjarnegara
4
KSM "Kedawung Makmur "
Kelurahan Kutabanjarnegara Kecamatan Banjarnegara
Sumber : DPU Kab. Banjarnegara, 2010
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 128
3.2.4.3 Sistem setempat/onsite sistem Teknologi dalam pengolahan air limbah dapat dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan pengguna fasilitas tersebut yaitu pengolahan air limbah domestic individual dan pengolahan air limbah komunal.
1.
Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik Individual Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik Individual yang biasa digunakan adalah tangki septic ( Septic tank ).Tangki septik adalah suatu ruangan kedap air yang yerdiri dari kompartemen ruang yang berfungsi menampung/mengolah air limbah rumah tangga dengan kecepatan alir yang sangat lambat sehingga member kesempatan untuk terjadinya pengendapan terhadap suspense benda benda padat dan kesempatan dekomposisi bahan bahan organic oleh mikroba anaerobic.
2.
Teknologi pengolahan air limbah domestik komunal Teknologi pengolahan air limbah domestic
komunal merupakan system
pengolahan air limbah yang digunakan tidak hanya 1 orang tetapi digunakan secara bersama. Pilihan Teknologi yang dapat digunakan untuk system komunal diantaranya : 1) Tangki Septik Bersama 2) Tangki Septik bersekat ( Baffled Reactor ) 3) Bio – digester 4) Tangki septik bersusun dengan Filter 5) Tangki Septik Bersekat dengan Filter dan Tanaman 6) Kolam Aerobik
3.2.5 Peran serta masyarakat dalam penanganan air limbah Peran serta masyarakat Kabupaten Banjarnegara sangat besar dalam penanganan dan pengelolaan air limbah di Kabupaten Banjarnegara. Baik peran serta dalam bentuk tenaga, pendanaan dan pemikiran/perencanaan serta pengelolaan.Dalam program SLBM, masyarakat diajak terlibat dalam survey lokasi, penentuan lokasi, pembentukan KSM, penyusunan Rencana Kerja Masyarakat ( RKM ) dan pengelolaan. Keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan sarana sanitasi memberikan kontribusi yang sangat besar, baik dari segi pendanaan maupun segi sosial. Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan sarana sanitasi meningkatkan rasa memiliki ( Handarbeni ) terhadap sarana tersebut, sehingga kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan merawat sarana sanitasi meningkat. Pemberdayaan masyarakat ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan keterlibatan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya penanganan air limbah di .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 129
Kabupaten Banjarnegara. Selain itu, pengelolaan sarana sanitasi oleh masyarakat mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3.2.6 Permasalahan Permasalahan yang dihadapi dalam penanganan air limbah di Kabupaten Banjarnegara antara lain:
1.
Kurangnya kesadaran masyarakat Banjarnegara akan pentingnya penanganan air limbah dengan masih banyak yang membuang langsung ke saluran/ sungai.
2.
Belum ada Peraturan Daerah yang mengatur penanganan air limbah di Kabupaten Banjarnegara.
3.
Standar konstruksi septic tank yang tidak terpenuhi.
3.3 PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 3.3.1 Landasan Hukum / Legal Operasional Landasan hukum pengelolaan sampah di Kabupaten Banjarnegara mengacu kepada :
13) Undang-undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah ; 14) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 15) Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 16) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 21/PRT/2006 tentang kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP); 17) SNI 03-3241-1994 Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah; 18) SNI 03-3242-1994 Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman; 19) SNI 19-2454-2002 Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan; 20) Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 27 tahun 2003 tentang Retribusi Persampahan dan Kebersihan;
3.3.2 Aspek Institusional
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 16 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Banjarnegara dan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 17 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Banjarnegara, instansi
yang
terkait
dengan
pengelolaan sampah/ kebersihan di Kabupaten Banjarnegara: 1.
Dinas Pekerjaan Umum,Bidang Kebersihan Pertamanan dan Penerangan Jalan.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 130
2.
UPTD Pengelolaan Sampah Kabupaten Banjarnegara
3.
Kantor Lingkungan Hidup
4.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
3.3.3 Cakupan Pelayanan Pelayanan pengelolaan sampah mencakup kawasan perkotaan di beberapa Kecamatan, antara lain Kecamatan Banjarnegara, Kecamatan Madukara. Menurut Unit Pelayanan Umum Daerah ( UPTD ) Pengelolaan Sampah Kabupaten Banjarnegara volume sampah pada tahun 2010 mencapai 19.544,9 meter ³ dengan rata rata 53,5 m³ per hari. Tingkat pelayanan ini baru mencakup 49,52% dari timbulan sampah perkotaan sebesar 108,14 m3/ hari.
Pelayanan
pengelolaan
sampah
dilakukan
dengan
pengambilan
dari
Tempat
Penampungan Sampah Sementara dalam periode tertentu. Terdapat 102 lokasi tempat penampungan sampah sementara, 5 Dipo transfer dan 9 kontainer yang diletakkan di pasar dan permukiman kota. Komposisi sampah yang diangkut dan di tamping di UPTD Pengelolaan Sampah (TPA Winong) sebagian besar adalah sampah organic dan plastik.
Tabel 3.20 Sampah Yang Diangkut NO 1
PEMANFAATAN SAMPAH Pengomposan Danamon peduli
JUMLAH 3 m³/ hari
2
Pengomposan TPA
1 m³/ hari
3
Pengomposan Perumahan
1 m³/ hari
4
Pengomposan Perkotaan
2 m³/ hari
5
Pengomposan Sekolah
1.5 m³/ hari
6
Pemilahan di Transfer Depo, container dan tps
6 m³/ hari
7
Pemilahan oleh Pemulung di TPA
2 m³/ hari
8
Pemulung jalanan
4 m³/ hari
JUMLAH SAMPAH TERMANFAATKAN
18,5 m³ / hari
JUMLAH SAMPAH PERKOTAAN
140 m³/ hari
PROSENTASE: 18,5 : 140 m³
13.2 m³/ hari
Sumber : DPU Kab. Banjarnegara, 2010
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 131
Kabupaten Banjarnegara memiliki Peraturan Daerah yang mengatur tentang retribusi sampah yaitu Peraturan Daerah No. 27 tahun 2003. Besarnya retribusi sampah yang harus dibayar adalah Rp 1500,00 /bulan/rumah.
3.3.4 Aspek Teknis dan Teknologi a. Sistem Pewadahan Sistem pewadahan sampah dari sumber ( Rumah Tangga, Kantor ) masih menggunakan kantong plastic, atau keranjang bambu, atau Keranjang plastik yang kemudian dibuang di tempat penampungan sementara. Beberapa warga, khususnya warga desa mengubur sampah, khususnya sampah organik ( daun kering ) kedalam tanah.Hal ini sanngat efektif dalam mengurangi beban timbunan sampah, selain itu juga berfungsi sebagai pupuk organik. Sedangkan sampah plastik dibuang di TPS terdekat, dan tak jarang pula di sortir oleh pemulung untuk dijual. Sistem pewadahan sampah di pasar menggunakan container yang diletakkan di kawasan sekitar pasar . Terdapat 9 kontainer di kawasan pasar. b. Sistem Pengangkutan Sistem pengangkutan sampah di Kabupaten Banjarnegara dilakukan dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut : 1. Pengangkutan sampah dengan gerobak Gerobak digunakan untuk menampung sampah di sepanjang jalan wilayah kota Banjarnegara. Sampah dipungut dari jalan lalu ditampung di gerobak oleh petugas kebersihan. Kabupaten Banjarnegara memiliki 60 gerobak yang digunakan untuk operasional kebersihan kawasan Kota Banjarnegara. Gerobak digunakan untuk mengangkut sampah dari rumah tangga/ permukiman yang ditampung di TPS. 2. Pengangkutan sampah dengan Truk Truk digunakan untuk mengangkut sampah yang ditampung di lokasi tempat penampungan sampah sementara yang terletak dibeberapa Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara. Kabupaten Banjarnegara memiliki 4 dumptruck, yang digunakan untuk mengambil dan mengangkut sampah ke lokasi TPA Winong. Ritasi atau jumlah pengangkutan sampah dengan truk adalah 1 hari sekali. 3. Pengangkutan sampah dengan amroll truk
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 132
Kabupaten Banjarnegara memiliki 2 amroll truk yang digunakan untuk mengambil dan mengangkut container sampah ke lokasi TPA Winong. Untuk kawasan Perkotaan Kabupaten Banjarnegara, pengangkutan sampah dilakukan oleh petugas kebersihan dengan menggunakan gerobak sampah kemudian ditampung di Transfer Depo lalu diambil dan diangkut menggunakan truk ke Tempat Pembuangan Akhir Winong.
Sedangkan
sampah yang ditampung di tempat pembuangan sampah sementara diambil dan diangkut dengan menggunakan truk lalu dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir Winong.
Ritasi atau jumlah pengangkutan sampah dengan amroll truk
adalah 4 kali sehari.
c. Tempat Penampungan Sampah Sementara Pemerintah Kabupaten Banjarnegara membangun 102 tempat penampungan sampah sementara yang tersebar dibeberapa Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara : Tabel 3.21 Penampungan sampah sementara NO
LOKASI
KETERANGAN
JUMLAH
1
Kelurahan Semarang
Konstruksi Kayu
6
2
Kelurahan Krandegan
Konstruksi Kayu
22
3
Kelurahan Argasoka
Konstruksi Kayu
1
4
Kel. Kutabanjarnegara
Konstruksi Kayu
6
5
Kel.Parakancanggah
Konstruksi Kayu
10
6
Kelurahan Wangon
Konstruksi Kayu
10
7
Kelurahan Rejasa
Konstruksi Kayu
7
8
Kelurahan Kenteng
Konstruksi Kayu
2
9
Kelurahan Petambakan
Konstruksi Kayu
7
10
Kelurahan Karangtengah
Konstruksi Kayu
9
11
Kota
Konstruksi Kayu
2
12
Kel. Sokanandi
Konstruksi Kayu
7
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 133
13
TPS Depan Balai Desa jalan Tentara Pelajar
Konstruksi Kayu
6
14
TPS Dekat jembatan jalan gemuruh Indah
Konstruksi Kayu
1
15
Kelurahan Semampir
Konstruksi Kayu
6
Jumlah
102
Sumber : DPU Kab. Banjarnegara, 2010
Pemerintah membangun 5 transfer depo di beberapa kecamatan di Kabupaten Banjarnegara : Tabel 3.22 Transfer Depo NO
LOKASI
KETERANGAN
JUMLAH
1
TPS Stasiun ( Transfer Depo ) Jalan Tirta Sari
Kel. Semarang
1
2
TPS Balai Desa ( Transfer Depo ) jln raya Jagapati
Kel. Krandegan
1
3
TPS Lapangan Semampir jalan raya Semampir (depo )
Kel. Semampir
4
TPS ( Transfer Depo ) jalan S.Parman
Kel. Parakancanggah
1
5
TPS Work shop ( Transfer Depo )
Kota
1
Jumlah
1
5
Sumber : DPU Kab. Banjarnegara, 2010
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara juga menyediakan container yang diletakkan di kawasan pasar dan permukiman kota: Tabel 3.23 Container (Volume 4 m3) NO
LOKASI
KETERANGAN
JUMLAH
1
Kel. Krandegan
Kel. Krandegan
4
2
TPS Pasar Salak komplek Stadion
Kel. Parakancanggah
2
3
TPS Singgi jalan Suprapto
Kel. Kota Banjarnegara
1
4
TPS kapling Sokanandi jalan Menur
Kel. Sokanandi
1
5
TPS Ex Lapangan jalan semampir
Kel. Semampir
1
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 134
Jumlah
9
Sumber : DPU Kab. Banjarnegara, 2010
d. Tempat Penampungan Sampah Akhir ( TPA ) Sampah yang diangkut dari tempat penampungan sementara kemudian dibuang ke TPA yang terletak di Desa Winong Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara. Luas TPA Winong adalah 11.802 m² dikelola pleh Unit Pelayanan Teknis Daerah, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banjarnegara. Sampah ditumpuk secara terbuka, diurug dengan tanah. Sampah dibuang dilokasi timbunan, kemudian diratakan dengan Exkavator. Sampah di TPA Winong secara tidak langsung dipilah oleh para pemulung, sehingga komposisi sampah paling banyak adalah sampah yang bisa terurai. UPTD Pengolahan Sampah memiliki Alat Pengolah Sampah, namun sekarang tidak berfungsi karena alat tersebut rusak dan bangunan tempat pengolahan rusak oleh bencana longsor.
3.3.5 Peran Serta Masyarakat dalam Penanganan Sampah Masyarakat sangat berperan dalam penanganan sampah, kebiasan memperlakukan sampah bukan sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat namun sesuatu yang mempunyai nilai jual yang tinggi. Pola pikir “membuang sampah”
harus diganti dengan “ Menaruh sampah”.
Pengendalian sampah dapat dilakukan, yaitu dengan merubah pola pikir sumber sampah. Manusia sebagai sumber penghasil sampah harus bertanggungjawab dalam penanganan sampah. Masyarakat Kabupaten Banjarnegara mulai sadar akan pentingnya penanganan sampah, terbukti dengan adanya 3 macam tempat sampah ( Organik, Anorganik dan Residu) yang diletakkan di Sekolah sekolah, Perkantoran dan Perumahan. Budaya pemilahan sampah oleh masyarakat sangat membantu upaya Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dalam penanganan sampah.
3.3.6 Permasalahan dalam pengolahan sampah Permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Banjarnegara antara lain adalah sebagai berikut :
a. Terbatasnya armada pengangkut sampah, sehingga sering terjadi timbunan sampah di tempat penampungan sampah sementara.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 135
b. c. Terbatasnya alat pengolahan sampah, sehingga belum bisa mereduksi timbunan sampah di TPA Winong. d. Terbatasnya Tempat Sampah 3R untuk pemilahan. 3.4 PENGELOLAAN DRAINASE 3.4.1 Landasan Hukum/Legal Operasional Landasan hukum dari pengelolaan drainase di Kabupaten Banjarnegara mengacu kepada peraturan di tingkat pusat:
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air; Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang; Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air; Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 Tentang Perlindungan Hutan; Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai; Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air 7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 8. Standar Nasional Indonesia No :03-2406-1991 Spesifikasi sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan; 9. SNI 02-2406-1991Tata cara perencanaan umum drainase perkotaan; 10. SNI 03-2453-2002 Tata cara perencanaan teknik sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan; 3.4.2 Aspek Institusional Instansi yang bertanggungjawab dalam penanganan drainase adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banjarnegara, Bidang Cipta Karya, Seksi Perumahan dan Permukiman berdasarkan Perda Kabupaten banjarnegara No. 16 tahun 2008.
3.4.3 Cakupan Pelayanan Cakupan layanan drainase adalah masyarakat perkotaan atau Ibukota Kecamatan. Sistem pengelolaan drainase di Kabupaten Banjarnegara adalah Sistem yang konvensional yaitu dengan cara mengalirkan air hujan secepat cepatnya ke badan penerima. Sedangkan system drainase yang modern adalah dengan cara meresapkan air sebanyak banyaknya kedalam tanah untuk cadangan air dalam tanah.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 136
Gambar 3.6 Foto daerah resapan air hujan sebagai media penyimpanan cadangan air tanah Kabupaten Banjarnegara terdiri dari beberapa bukit dengan kemiringan yang cukup besar dan memiliki sungai serta anak sungai yang banyak sehingga memudahkan untuk Sistem Pengeololaan drainase.
Gambar 3.7 Sungai sebagai badan penerima air hujan Luas wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah 106.970,997 Ha, sedangkan luas bangunan/ perumahan mencapai 15.142 Ha. Penggunaan lahan untuk bangunan dan perumahan hanya 15 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, dan sisanya adalah lahan sawah dan lahan bukan sawah ( kebun,hutan dan kolam/empang). Kabupaten Banjarnegara mempunyai lahan terbuka hijau yang cukup luas sehingga air hujan banyak terserap kedalam tanah. Namun dibeberapa Kelurahan kondisi tanah terdiri dari tanah liat sehingga air sulit meresap kedalam tanah dan cenderung mengalir ke badan penerima dengan cepat dan menyebabkan sedimentasi.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
Gambar 4.1 Kawasan Sekitar Waduk
III - 137
Topografi wilayah wilayah Kabupaten Banjarnegara yang berbukit dan pegunungan dimanfaatkan dalam sistem saluran drainase yang mengandalkan gravitasi. Kondisi ini belum memerlukan adanya kebutuhan romah pompa atau pintu saluran karena drainase akan langsung mengarah pada saluran utama/ primer. Namun demikian, untuk mengurangi besaran aliran air permukaan dibuat juga biopori atau peresapan di beberapa titik/ wilayah di Kabupaten Banjarnegara yang sekaligus untuk menyimpan cadangan air permukaan. Cakupan pelayanan drainase perkotaan disusun dalam master drainase perkotaan (peta jaringan dapat dilihat pada gambar 3.3 pada halaman III-17) 3.4.4 Aspek Teknis dan Operasional Prioritas pembangunan sarana drainase di Kabupaten Banjarnegara adalah Kota Banjarnegara dan Ibukota kecamatan karena faktor kepadatan penduduk diwilayah tersebut. Selain itu, Pusat Pemerintahan Kabupaten Banjarnegara berada di kawasan tersebut. Dibeberapa titik lokasi terjadi banjir, hal ini disebabkan karena daerah tersebut berada di daerah ledokan dan saluran drainase kurang berfungsi dengan baik. Dampak yang timbul akibat tidak berfungsinya saluran drainase dengan baik antara lain adalah air yang menggenang. Jika air menggenang dalam waktu yang cukup lama, maka genangan tersebut akan sangat berpengaruh terhadap beberapa aspek sosial, ekonomi, pendidikan, budaya dan interaksi lainnya. Dari hasil pengamatan, genangan sering terjadi pada beberapa lokasi di Kecamatan Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara antara lain seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.24 Lokasi Genangan di Kabupaten Banjarnegara
NO
LOKASI
1
Jalan Semampir
2
Depan Hotel Agung
Jalan Letjend. Suprapto 3
Depan Taman rekreasi
PENYEBAB GENANGAN
Daerah Ledokan atau Cekungan
Daerah Ledokan atau Cekungan dan Saluran Drainase kurang berfungsi dengan baik Daerah Ledokan atau Cekungan
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 138
Serulingmas 4
Jalan Ahmad Dahlan
Dimensi saluran yang kecil
5
Jalan S. Parman
Daerah Ledokan atau Cekungan
Sumber : DPU Kab. Banjarnegara, 2010
Secara umum penyebab terjadinya genangan di Kabupaten Banjarnegara antara lain adalah:
a. Lokasi terjadinya genangan berada pada ledokan atau cekungan sehingga menjadi tampungan luapan wilayah diatasnya. b. Dimensi saluran yang kecil sehingga air meluap ke daerah tersebut c. Adanya sedimentasi sehingga menyebabkan berkurangnya penampang basah saluran tersebut dan air meluap keluar dari saluran. d. Pembangunan yang tidak terkendali sehingga merubah fungsi tata guna lahan. Kondisi saluran yang ada Meliputi dimensi saluran, keadaan saluran, perlengkapan saluran yang ada, serta hal – hal lain yang dianggap perlu sehingga dapat diharapkan akan didapat dimensi saluran yang sesuai. Dari hasil pengamatan lapangan dapat diperoleh beberapa hal sebagai berikut :
a. Dimensi saluran harus dibesarkan sebanding dengan tingkat kepadatan penduduk dan sesuai dengan pembangunan. b. Adanya sampah yang menumpuk disepanjang saluran sehingga mengurangi besarnya penampang basah saluran. c. Terjadinya sedimentasi pada dasar saluran. d. Pengoperasian dan perawatan yang kurang.
Pemeliharaan sarana dan prasarana saluran drainase Pemeliharaan sarana dan prasarana saluran drainase kurang mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, selain dana yang terbatas pemeliharaan saluran drainase hanya oleh instansi yang terkait saja. Keterlibatan masyarakat dalam partisipasi merawat saluran drainase sangat kurang. Biaya yang dikeluarkan untuk perawatan dan pemeliharaan saluran drainase sangat besar. Kurangnya perhatian terhadap pemeliharaan saluran drainase dapat berakibat: 1. Saluran tidak berfungsi dengan baik. 2. Jika terjadi genangan masayarakat sekitar mengalami kerugian. 3. Jika terjadi kerusakan karena kurangnya perawatan, dana perbaikan relatif besar. .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 139
4.
Genangan menimbulkan potensi penyakit.
3.4.5 Peran serta masyarakat dan gender dalam pengelolaan saluran drainase Peran serta masyarakat dan gender dalam pengelolaan saluran drainase sangat penting untuk menjaga agar saluran tersebut berfungsi dengan baik. Peran serta tersebut berupa pembersihan saluran drainase pada periode tertentu dan membiasakan diri untuk tidak membuang sampah disepanjang saluran drainase. Selain hal tersebut diatas, kesadaran masyarakat untuk tidak mendirikan bangunan diatas saluran drainase terbuka merupakan perwujudan dari peran serta masyarakat dalam pengelolaan saluran drainase. Peran serta masyarakat dan gender Kabupaten Banjarnegara dalam pengelolaan saluran drainase kurang, terbukti dengan masih ditemukannya banyak sampah dalam saluran drainase. Hal ini sangat berpengaruh terhadap fungsi saluran drainase, saluran yang dipenuhi dengan sampah akan lebih berpotensi terjadi luapan dan genangan.
3.4.6 Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan saluran drainase Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dalam pengelolaan saluran drainase antara lain :
1. 2. 3.
Kesadaran masyarakat dalam partisipasi merawat saluran drainase kurang sehingga saluran kurang berfungsi dengan baik. Pengelolaan drainase masih pada kawasan perkotaan. Perawatan periodik yang kurang dalam pemeliharaan saluran drainase.
3.5 PENYEDIAAN AIR MINUM/BERSIH 3.5.1 Landasan Hukum/Legal Operasional Landasan Hukum dari penyediaan air minum/bersih : 1.
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Sistem Penyediaan Air Minum,
2.
Peraturan Daerah no 17 tahun 2010 tentang pendirian Perusahaan Daerah Air Minum
3.
SK Bupati no 398 tahun 2003 tentang tarif air minum
4.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Pemukiman; Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air; Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air; Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 Tentang Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam; Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
5. 6. 7. 8.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 140
Pengendalian Pencemaran Air; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; 10. Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor : 050/ 296 tahun 2011 tentang Pembentukan Kelompok Kerja (POKJA) Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Banjarnegara. 3.5.2 Aspek Institusional Instansi yang bertanggungjawab dalam penyediaan air minum/bersih pedesaan adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banjarnegara, Bidang Cipta Karya, Seksi Perumahan dan Permukiman berdasarkan Perda Kabupaten Banjarnegara No. 16 tahun 2008, sedangkan instansi yang bertanggung jawab dalam penyediaan air minum/bersih perkotaan adalah Perusahaan Daerah Air Minum “ TIRTA SERAYU “ berdasarkan Perda Kabupaten Banjarnegara No. 17 Tahun 2010.
3.5.3 Cakupan Pelayanan Pelayanan air bersih di Kabupaten Banjarnegara terbagi menjadi 2 pelayanan antara lain adalah Pelayanan masyarakat Perkotaan yang dilayani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM TIRTA SERAYU) dan Pelayanan masyarakat Perdesaan (SAB Perdesaan).
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 141
Tabel 3.25 Cakupan layanan PDAM TIRTA SERAYU Tahun 2010 JUMLAH DALAM BULAN No.
URAIAN PENJELASAN
SATUAN
JUMLAH JAN
PEB 31
MAR
31
APR
28
MEI
31
30
JUNI
JULI
31
30
AGT
OKT 30
DES
PRODUKSI dan DISTRIBUSI
1.1
Kapasitas Terpasang (Design)
Ltr/dt
183,00
183,00
183,00
183,00
183,00
183,00
183,00
183,00
183,00
183,00
183,00
183,00
183,00
1.2
Kapasitas saat ini
Ltr/dt
121,00
121,00
121,00
121,00
121,00
121,00
121,00
121,00
121,00
121,00
121,00
121,00
121,00
1.3
Jam Operasi Produksi
Jam/Hari
20,33
20,33
20,33
20,33
20,33
20,33
20,33
20,33
20,33
20,33
20,33
20,33
20,33
1.4
Jam Operasi Distribusi
Jam/Hari
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
1.5
Jumlah Air yang Diproduksi
M3/Bln
172.102
176.654
166.743
174.613
177.059
185.173
183.906
181.599
217.304
180.650
219.498
186.451
2.221.751
1.6
Jumlah Air yang Didistribusi
M3/Bln
163.907
168.979
160.215
168.226
168.628
177.066
176.538
175.053
192.346
161.049
196.017
165.169
2.073.191
1.7
Kapasitas Terpakai
Ltr/dt
76,56
79,08
81,84
78,10
82,70
82,12
84,75
80,80
101,22
84,22
98,66
88,28
84,86
1.8
Persentase Kapasitas saat ini
%
63,27
65,36
67,64
64,55
68,35
67,87
70,04
66,78
83,65
69,60
81,54
72,96
70,13
1.9
Kapasitas Belum Terpakai
Ltr/dt
44,44
41,92
39,16
42,90
38,30
38,88
36,25
40,20
19,78
36,78
22,34
32,72
36,14
2
REKENING & KEHILANGAN AIR
2.1
Jumlah Air yang Direkening
M3/Bln
131.652
136.383
128.275
134.581
135.815
142.248
141.610
140.763
154.219
129.606
156.939
132.135
1.664.226
2.2
Jumlah Air yang Hilang (UFW)
M3/Bln
32.255
32.596
31.940
33.645
32.813
34.818
34.928
34.290
38.127
31.443
39.078
33.034
408.965
2.3
Persentase Air yg Hilang (UFW)
%
19,68
19,29
19,94
20,00
19,46
19,66
19,79
19,59
19,82
19,52
19,94
20,00
19,72
3
PELANGGAN & KLASIFIKASI
8.273
8.262
8.229
8.228
8.215
8.219
8.230
8.146
8.131
8.116
8.048
8.112
8.112
3.1
Rumah Tangga
Samb
7.707
7.698
7.661
7.655
7.646
7.652
7.697
7.649
7.643
7.628
7.570
7.633
7.633
3.2
Niaga Kecil
Samb
238
236
237
240
239
240
241
243
244
244
237
242
242
III - 142
31
NOP
1.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
31
SEP
31
30
3.3
Sosial
Samb
216
220
223
222
221
218
183
145
135
135
135
134
134
3.4
Hidran Umum
Samb
112
108
108
111
109
109
109
109
109
109
106
103
103
4.
PENDUDUK & PELAYANAN
4.1
Jml Penduduk Administatif Kota
Jiwa
263.030
263.030
263.030
263.030
263.030
263.030
263.030
263.030
263.030
263.030
263.030
263.030
263.030
4.2
Jml Penduduk diareal Pelayanan
Jiwa
228.831
228.831
228.831
228.831
228.831
228.831
228.831
228.831
228.831
228.831
228.831
228.831
228.831
4.3
Jumlah Penduduk Terlayani
Jiwa
56.390
56.364
56.238
56.250
56.120
56.072
55.298
53.882
53.552
53.462
53.012
53.330
53.552
4.4
Pemakaian per Unit Sambungan
M3/Bln
15,91
16,51
15,59
16,36
16,53
17,31
17,21
17,28
18,97
15,97
19,50
16,29
16,95
4.5
Pemakaian per kapital
Ltr/Or/Hari
69,86
71,91
77,21
65,95
72,37
70,91
72,05
74,41
84,85
69,48
78,27
76,52
73,65
4.6
Luas Areal Administratif Kota
Ha
5.518
5.518
5.518
5.518
5.518
5.518
5.518
5.518
5.518
5.518
5.518
5.518
5.518
4.7
Persentase Cakupan Pelayanan
%
21,44
21,43
21,38
21,39
21,34
21,32
21,02
20,49
20,36
20,33
20,15
20,28
20,28
Sumber : PDAM Kabupaten Banjarnegara, 2010
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 143
Masyarakat pedesaan dilayani dengan Sarana Air Bersih Perdesaaan yang khusus melayani kebutuhan air bersih masyarakat perdesaan. Dari tahun 2005 program Sarana Air Bersih telah melayani 123.000 keluarga. Beberapa desa, air dialirkan dengan menggunakan pompa, dan di beberapa desa air dialirkan secara grafitasi.
Gambar 3.8 Sarana Air Bersih Masyarakat Tabel 3.26 Bangunan Sarana Air Bersih Perdesaan dari Tahun 2008 Sampai Tahun 2010 Disertai dengan Kapasitas Sistem dan Sistem Distribusinya No
Kecamatan
Penduduk Terlayani
Jumlah Penduduk
Prosentase
( Jiwa )
( Jiwa )
(%)
Desa
TAHUN 2008
1
Wanayasa
Jatilawang
900
1,432
63
2
Wanayasa
Suwidak
300
998
30
3
Purwanegara
Parakan
150
2,232
7
4
Purwanegara
Merden
150
4,428
3
5
Susukan
Derik
300
1,397
21
6
Susukan
Pakikiran
150
1,117
13
7
Susukan
Gumelem Wetan
450
3,315
13
8
Mandiraja
Glempang
450
3,146
14
9
Madukara
Pagelak
300
853
35
10
Madukara
Pakelen
300
684
44
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 144
No
Kecamatan
Penduduk Terlayani
Jumlah Penduduk
Prosentase
( Jiwa )
( Jiwa )
(%)
Desa
11
Karangkobar
Karangkobar
450
1,732
26
12
Karangkobar
Sampang
150
1,796
8
13
Karangkobar
Karanggondang
300
2,041
15
14
Bawang
Kebondalem
600
1,525
39
15
Wanadadi
Wanadadi
300
1,050
28
16
Rakit
Bandingan
300
1,946
15
17
Punggelan
Kecepit
150
2,986
5
18
Punggelan
Petuguran
150
3,771
4
19
Punggelan
Sambong
300
3,074
9
20
Pagedongan
Pagedongan
450
2,795
16
21
Pagedongan
Duren
150
2,128
7
22
Banjarmangu
Rejasari
300
1,045
28
23
Banjarmangu
Banjarmangu
300
1,037
29
24
Pejawaran
Pegundungan
150
1,084
13
25
Pejawaran
Sarwodadi
150
1,110
13
26
Pandanarum
Beji
600
1,065
56
27
Pandanarum
Pasegeran
450
1,805
25
28
Pandanarum
Lawen
450
2,812
16
29
Kalibening
Sembawa
150
1,164
13
30
Kalibening
Kasinoman
300
1,407
13
31
Batur
Pekasiran
450
1,690
27
32
Batur
Batur
1,500
3,979
37
33
BAnjarmangu
Prendengan
150
2,786
5.3
TAHUN 2009 1
Pandanarum
Pandanarum
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 145
No
Kecamatan
Penduduk Terlayani
Jumlah Penduduk
Prosentase
( Jiwa )
( Jiwa )
(%)
Desa
2
Pandanarum
Sinduaji
135
1,670
8
3
Pagentan
Kalitlaga
798
2,104
38
4
Pagentan
Metawana
270
1,621
17
5
Banjarmangu
Sipedang
255
4,839
4.6
6
Banjarmangu
Banjarmangu
105
3,956
7.9
7
Wanayasa
Karangtengah
408
1,874
21
8
Kalibening
Gunung langit
150
2,757
5.4
9
Karangkobar
Pagerpelah
525
1,777
29.5
10
Pejawaran
Pejawaran
696
4,203
16.5
11
Pejawaran
Sidengok
300
2,881
10.4
12
Batur
Batur
2,277
10,643
21
13
Purwanegara
Purwanegara
300
7,387
4
14
Purwanegara
Petir
360
6,258
5.7
15
Pagedongan
Gunungjati
720
2,826
25
16
Pagedongan
Lebakwangi
1,110
4,467
24.8
17
Susukan
Penarusan Kulon
350
2,987
11.7
18
Susukan
Karangjati
300
4,436
6.7
19
Mandiraja
Somawangi
630
6,902
9
20
Punggelan
Bondolharjo
450
5,993
7.5
21
Punggelan
Sidarata
285
4,191
6.8
22
Banjarnegara
Karangtengah
-
3,160
0
23
Bawang
wanadri
999
4,647
21
24
Madukara
Karanganyar
141
897
15.7
25
Rakit
Badamita
288
4,298
6.7
26
Sigaluh
Pringamba
435
1,488
29
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 146
No
Kecamatan
Penduduk Terlayani
Jumlah Penduduk
Prosentase
( Jiwa )
( Jiwa )
(%)
Desa
27 TAHUN 2010 1
Pagentan
Karangnangka
580
1,772
32.7
2
Karangkobar
Karanggondang
400
2,233
17.9
3
Pagedongan
Twelagiri
400
4,525
8.83
4
Punggelan
Danakerta
352
5,387
6.5
5
Bawang
Pucang
200
5,993
3.3
6
Wanadadi
Lemahjaya
1072
2,574
41.6
7
Purwanegara
Mertasari
4,255
Sumber : DPU Kab. Banjarnegara 3.5.4 Aspek Teknis dan Teknologi Sistem pelayanan air bersih/minum di Kabupaten Banjarnegara mempergunakan 2 sistem, yaitu dengan sistem pompa dan sistem grafitasi. Pemilhan system grafitasi karena topografi Kabupaten Banjarnegara berbukit bukit sehingga memanfaatkan kemiringan tersebut dan beberapa Bangunan Sarana Air Bersih mempergunakan pompa karena letak Mata Air yang sulit dijangkau. Sedangkan pelayanan air bersih/minum mastarakat perkotaan dilayani oleh PDAM TIRTA SERAYU menggunakan sistem Pompa.
3.5.5 Peran serta masyarakat dan gender dalam penanganan Sarana Air Bersih/Minum Kabupaten Banjarnegara sering terjadi kekurangan air yang disebabkan karena sumber mata air yang kering dan cadangan air tanah yang berkurang. Hal ini menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dan masyarakat Kabupaten Banjarnegara. Pemerintah Kabupaten Banjarnegara melalui PDAM TIRTA SERAYU membantu mengupayakan ketersediaan air bersih di beberapa kecamatan yang mengalami kekurangan air dengan disuplai menggunakan mobil tangki air. Namun upaya tersebut belum menjangkau seluruh Kecamatan khususnya kecamatan yang kekurangan air. Selain upaya tersebut, peran serta masyarakat Banjarnegara sangat penting khususnya dalam mencegah terjadinya kekurangan air, yaitu dengan cara menyediakan lahan terbuka hijau untuk meningkatkan daya resap tanah terhadap air sehingga cadangan air tanah bertambah
dan memanfaatkan air sebagaimana
mestinya. .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 147
Peran serta masyarakat Kabupaten Banjarnegara dalam upaya penanganan sarana air bersih/minum
adalah dengan pembentukan kelompok Pengelola Sarana Air Bersih
Desa.Kelompok tersebut berperan dengan sebagai pemelihara, operasional, perawatan dan pengelolaan, sehingga diharapkan Bangunan Sarana Air Bersih dapat berfungsi dengan baik dan dapat berguna bagi masyarakat.
Tabel 3.27 Berikut adalah tabel sebaran Sarana Air Bersih di Kabupaten Banjarnegara. No
Kecamatan
Jumlah Kelompok
1 Susukan
Layanan 1
150
2 Purworejo Klampok
Debit
Sumber
1.5 Mata air 1 Mata air
3 Mandiraja
7
460
1.2 Mata air
4 Purwonegara
5
1373
2 Mata air
5 Bawang
1
18
2 Mata air
6 Banjarnegara 7 Pagedongan
Mata air 1
100
2 Mata air
8 Sigaluh
Mata air
9 Madukara
Mata air
10 Banjarmangu
4
540
1.5 Mata air
11 Wanadadi
1
268
1.5 Mata air
12 Rakit
Mata air
13 Punggelan
1
88
1.5 Mata air
14 Karangkobar
2
185
2 Mata air
15 Pagentan 16 Pejawaran
Mata air 3
295
2 Mata air
17 Batur
21
1301
2 Mata air
18 Wanayasa
29
4127
1.5 Mata air
19 Kalibening
32
3208
1.5 Mata air
20 Pandanarum
15
1055
2 Mata air
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 148
No
Kecamatan
Jumlah Kelompok
Layanan
Debit
Sumber
Sumber : DPU Bidang Cipta Karya, 2010
3.5.6. Permasalahan penanganan sarana air bersih/minum. Permasalahan yang dihadapai Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dalam penanganan sarana air bersih/minum antara lain adalah:
1) Pada musim kemarau sumber mata air (sungai) kering sehingga debit air menurun dan tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan air. 2) Cadangan air tanah yang menurun sehingga banyak sumur mengalami kekeringan. 3) Kondisi topografi Banjarnegara yang berbukit dan Letak rumah yang berjauhan menuntut investasi yang cukup besar untuk pengadaan Sarana Air Bersih. 4) Kesadaran masyarakat akan konservasi air masih rendah. 5) Biaya operasional dan perawatan yang cukup besar.
3.6 KOMPONEN SANITASI LAINNYA. 3.6.1 Penanganan Limbah Industri Di Kabupaten Banjarnegara saat ini terdapat 9 jenis industri besar, dan industri berskala sedang yang berjumlah 16 dan industri kecil yang berjumlah 150 buah dari berbagai jenis usaha serta 25.234 unit usaha UKM.
Tabel 3.28 Jumlah Industri Besar dan Sedang Kabupaten Banjarnegara No
Kecamatan
Industri
Industri
Besar
Sedang
Jumlah
1
Susukan
-
1
1
2
Purworejo Klampok
-
2
2
3
Mandiraja
-
1
1
4
Purwonegara
1
2
3
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 149
5
Bawang
1
1
2
6
Banjarnegara
-
-
-
7
Pagedongan
-
-
-
8
Sigaluh
2
1
3
9
Madukara
-
2
2
10
Banjarmangu
-
1
1
11
Wanadadi
-
-
-
12
Rakit
3
-
3
13
Punggelan
1
5
6
14
Karangkobar
-
-
-
15
Pagentan
-
-
-
16
Pejawaran
-
-
-
17
Batur
-
-
-
18
Wanayasa
1
-
1
19
Kalibening
-
-
-
20
Pandanarum
-
-
-
9
16
25
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Banjarnegara, 2010
Limbah cair yang menimbulkan masalah di Kabupaten Banjarnegara kebanyakan berasal dari limbah cair yang dihasilkan dari pabrik tapioka. Limbah cair dibuang oleh beberapa pabrik tapioka langsung ke Sungai Serayu melalui tanpa melalui IPAL secara optimal, sehingga menimbulkan kematian ikan-ikan di Sungai Serayu. Bahkan akan membahayakan kesehatan masyarakat yang menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Dari sejumlah pabrik tapioka, baru beberapa yang mengoperasikan IPAL secara optimal, sehingga limbah yang dibuang sebagian besar masih berbahaya.
3.6.2 Penanganan limbah Medis Limbah medis yang dihasilkan dari fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan klinik masih belum semuanya tertangani. Rumah sakit yang sudah memiliki IPAL adalah RSUD Kab. Banjarnegara
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 150
Sumber: RSUD Banjarnegara, 2010
Gambar. 3.9 Skema aliran limbah RSUD Kab. Banjarnegara
3.6.3 Kampanye PHBS Kampanye PHBS menjadi program rutin yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara untuk menyadarkan masyarakat supaya memiliki perilaku hidup yang bersih dan sehat serta untuk menumbuhkan pemberdayaan di masyarakat. Beberapa data dari penyuluhan yang pernah dilakukan :
Tabel 3.29
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 151
Penyuluhan Pencegahan, Penanggulangan Dan Penyalahgunaan Napza Kabupaten Banjarnegara
PENYULUHAN KESEHATAN NO
KECAMATAN
1 1
PUSKESMAS
2
3
Susukan
Susukan I
JUMLAH SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN P3.NAPZA
%
4
5
6
96
Susukan II 2
3
4
5
6
Pwj Klampok
Mandiraja
Purwonegoro
Bawang
Banjarnegara
3
3,13
9
Pwj Klampok I
19
11
57,89
Pwj Klampok II
189
6
3,17
Mandiraja I
240
35
14,58
Mandiraja II
84
26
30,95
Purwonegoro I
468
60
12,82
Purwonegoro II
480
2
0,42
Bawang I
242
0
0,00
Bawang II
36
2
5,56
Banjarnegara I
23
3
13,04
Banjarnegara II
72
0
0,00
3
3
100,00
7
Pagedongan
Pagedongan
8
Sigaluh
Sigaluh I
126
0
0,00
Sigaluh II
330
2
0,61
Madukara I
129
1
0,78
Madukara II
216
9
4,17
Banjarmangu I
0
0
Banjarmangu II
2
2
9
10
11
Madukara
Banjarmangu
Wanadadi
Wanadadi I
100,00
420
Wanadadi II
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 152
PENYULUHAN KESEHATAN NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
12
13
Rakit
Punggelan
JUMLAH SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN P3.NAPZA
%
4
5
6
3 Rakit I Rakit II
444
5
1,13
Punggelan I
108
4
3,70
Punggelan II
564
49
8,69
542
4
0,74
14
Karangkobar
Karangkobar
15
Pagentan
Pagentan I
79
0
0,00
Pagentan II
292
0
0,00
5
5
100,00
16
Pejawaran
Pejawaran
17
Batur
Batur I
32
5
15,63
Batur II
48
2
4,17
Wanayasa I
112
17
15,18
Wanayasa II
96
1
1,04
105
30
28,57
69
35
50,72
5671
331
5,84
5671
331
5,84
18
Wanayasa
19
Kalibening
Kalibening
20
Pandanarum
Pandanarum
SUB JUMLAH I 1
Dinas Kesehatan Kabupaten
2
Rumah Sakit
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara, 2010
Tabel 3.30 Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kabupaten Banjarnegara
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 153
PENYULUHAN KESEHATAN
NO
KECAMATAN
1 1
PUSKESMAS
2
3
Susukan
Susukan I
JUMLAH SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN KELOMPOK 2008
2009
2008
2009
2008
2009
4
5
6
7
8
9
584
Susukan II 2
Pwj Klampok
Pwj Klampok I
Pwj Klampok II
3
Mandiraja
Mandiraja I
Mandiraja II
4
Purwonegoro
Purwonegoro I
Purwonegoro II
5
Bawang
Bawang I
Bawang II
6
Banjarnegara
Banjarnegara I
Banjarnegara II
7
Pagedongan
Pagedongan
8
Sigaluh
Sigaluh I
JUMLAH
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN MASSA
0
-
441
60
129
704
602
468
600
319
72
43
72
66
34
134
166
14
752
168
540
308
72
37
72
76
116
5
15
2
24
468
2
-
-
12
4
27
2
0
584
4
-
445
65
146
0
144
166
5
706
19
29
626
781
4320
936
4488
2
602
542
27
319
335
12
0
0
72
72
12
55
49
9
76
81
35
93
111
0
36
116
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 154
PENYULUHAN KESEHATAN
NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
Madukara
Madukara I
2009
2008
2009
2008
2009
4
5
6
7
8
9
30
101
Madukara II
10
Banjarmangu
Banjarmangu I
Banjarmangu II
11
Wanadadi
Wanadadi I
Wanadadi II
12
Rakit
Rakit I
Rakit II
13
Punggelan
Punggelan I
Punggelan II
14
Karangkobar
Karangkobar
15
Pagentan
Pagentan I
Pagentan II
JUMLAH
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN MASSA
2008 3 Sigaluh II
9
JUMLAH SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN KELOMPOK
24
0
12
-
501
15
96
58
276
360
485
180
492
510
219
40
108
544
43
138
72
0
216
192
528
44
36
6
42
30
0
101
0
0
-
48
-
3
2
-
110
4
1
2
23
-
501
12
15
120
0
144
544
0
58
43
0
279
138
0
362
72
0
485
0
108
290
324
12
496
204
24
511
552
3
221
47
14
63
50
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 155
PENYULUHAN KESEHATAN
NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2 Pejawaran
Pejawaran
17
Batur
Batur I
Batur II
Wanayasa
2009
2008
2009
2008
2009
4
5
6
7
8
9
24
Wanayasa I
Wanayasa II
19
Kalibening
Kalibening
20
Pandanarum
Pandanarum
SUB JUMLAH I
JUMLAH
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN MASSA
2008 3
16
18
JUMLAH SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN KELOMPOK
135
62
7
4
24
1
27
-
9
15
216
12
8
42
32
4
32
552
560
-
2
7.248
783
197
-
11
25
24
36
27
224
46
64
552
562
8.031
910
Dinas Kesehatan Kabupaten 1
RSUD Banjarnegara
0
0
-
2
RSI Bawang
12
2
14
3
RSU Emanuel Klampok
12
25
37
4
RS PKU Muhammadiyah
10
5
15
34
32
66
SUB JUMLAH I JUMLAH (KAB/KOTA)
7.248
783
8.031
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara, 2010
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 156
3.7 PEMBIAYAAN SANITASI KABUPATEN Alokasi Pembiayaan Program Sanitasi di Kabupaten Banjarnegara pada Tahun 2009 dan 2010 di Dinas Pekerjaan Umum dapat dilihat seperti pada Tabel berikut:
Tabel 3.31 Pembiayaan Sanitasi Tahun Anggaran 2009 - 2010 NO 1
SKPD
3.
ANGGARAN
SUMBER
AIR MINUM
SANITASI
DANA
LOKASI
Pembangunan
Pandanarum
217.800.000
DAK
Pekerjaan
Sarana Air
Pagentan
246.400.000
DAK
Umum
Bersih
Banjarmangu
185.900.000
DAK
Wanayasa
138.600.000
DAK
Kalibening
82.500.000
DAK
Karangkobar
123.200.000
DAK
Pejawaran
266.200.000
DAK
Batur
108.900.000
DAK
Purwanegara
190.300.000
DAK
Pagedongan
261.800.000
DAK
Susukan
202.400.000
DAK
Mandiraja
89.100.000
DAK
Punggelan
247.500.000
DAK
66.000.000
DAK
Air minum
Banjarnegara
2.
ANGGARAN
KEGIATAN
Dinas
PROGRAM
Dinas
Sigaluh
123.200.000
DAK
Sarana Air
Bawang
89.100.000
DAK
Bersih
Rakit
99.000.000
DAK
Madukara
79.200.000
DAK
Pembangunan
Kel.
Pekerjaan
IPAL
Sokanandi
Umum
MCKplus
APBD 2
(Biogas)
Masyarakat
Dinas
Air Limbah
Pembangunan
Air Limbah
+
350.000.000
APBN APBD
1
Pembangunan
Kel. Kalibenda
242.000.000 per
APBN
Pekerjaan
IPAL
Kel.
lokasi
APBD
Umum
Komunal
Krandegan
APBD 2
Perpipaan
Kel.
Masyarakat
1
Kutabanjarneg ara
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 157
Sumber : DPU Kab. Banjarnegara, 2010
Survei keuangan di Kabupaten Banjarnegara dilakukan pada beberapa satuan kerja perangkat daerah terkait pembangunan sanitasi yaitu : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Kantor Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan. Aspek-aspek yang akan dibahas dalam survei dan studi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Banjarnegara adalah : aspek kelembagaan, aspek prioritas pendanaan, Perkembangan pendapatan dan belanja daerah, besaran pendanaan sanitasi pertahun, Besaran pendapatan dari layanan sanitasi, Aspek pinjaman daerah, Aspek permasalahan pendanaan pembangunan dan pengelolaan sanitasi kota, besaran pendanaan sanitasi per kapita. Alokasi anggaran untuk kegiatan sanitasi secara umum masih relatif kecil dalam keseluruhan APBD Kabupaten. APBD Kabupaten Banjarnegara tahun 2008 – 2010 dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 158
Tabel 3.32 Alokasi Anggaran Bidang Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Tahun Anggaran No.
Instansi
Program/ Kegiatan Air Bersih
I
II
Sanitasi
Jumlah
Dinas Kesehatan 1
Penyelenggaraan penyehatan lingkungan
Rp
100.000.000
Rp
100.000.000
2
Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
Rp
25.000.000
Rp
25.000.000
3
Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
Rp
35.000.000
Rp
35.000.000
4
Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat
Rp
75.000.000
Rp
75.000.000
5
Pemberantasan Vektor Penyakit dan Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan
Rp
75.000.000
Rp
75.000.000
1
Peningkatan Penyediaan Sarana Air Bersih (DAK)
Rp
2.561.000.000
Rp
2.561.000.000
2
Pendamping DAK Sarana Air Bersih
Rp
256.100.000
Rp
256.100.000
3
Pengelolaan DAK Sarana air bersih
Rp
30.000.000
Rp
30.000.000
4
Pendamping PAMSIMAS
Rp
412.500.000
Rp
412.500.000
5
Pengelolaan PAMSIMAS
Rp
20.000.000
Rp
20.000.000
6
Pendamping SANIMAS
Rp
200.000.000
DPU
Rp
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 159
200.000.000
III
IV
V
7
Pengelolaan SANIMAS
Rp
10.000.000
Rp
10.000.000
8
Pemeliharaan saluran perkotaan
Rp
25.000.000
Rp
25.000.000
Kegiatan PAMSIMAS (15 lokasi)
Rp
2.887.500.000
Rp
2.887.500.000
1
Penunjang Kegiatan Pamsimas
Rp
35.000.000
Rp
35.000.000
2
Penunjang Kegiatan Sanimas
Rp
20.000.000
3
Gerakan Nasional Kemitraan Pennyediaan Air Bersih
Rp
15.000.000
1
Pemantauan Kualitas Lingkungan
Rp
25.000.000
Rp
25.000.000
2
Pengkajian dampak lingkungan
Rp
15.000.000
Rp
15.000.000
1
Penyediaan air baku masyarakat
Rp
15.000.000
Bappeda
Rp Rp
20.000.000
15.000.000
Kantor Lingkungan Hidup
Dinas PSDA & ESDM
JUMLAH
Rp
15.000.000
Rp
6.232.100.000
Rp
605.000.000
Sumber : APBD 2009 Kabupaten Banjarnegara, 2009
Tabel 3.33 Alokasi Anggaran Bidang Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 No.
Instansi
Program/ Kegiatan
Anggaran
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 160
Rp 6.837.100.000
Air Bersih I
Jumlah
Dinas Kesehatan 1
Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan
Rp
67.012.000
Rp
67.012.000
2
Penyuluhan Masyarakat Pola sadar hidup sehat
Rp
2.308.000
Rp
2.308.000
Penyemprotan / Pemberantasan vektor penyakit
Rp
60.000.000
Rp
60.000.000
Rp
25.000.000
Rp
15.000.000
Penyuluhan menciptakan Lingkungan sehat (Pendampingan PAMSIMAS)
II
Sanitasi
Rp
25.000.000
DPU Pemeliharaan saluran/ drainase dalam kota
Rp
15.000.000
Pendataan Sarana Air Bersih Pedesaan
Rp
50.000.000
Rp
50.000.000
Dana Bantuan APBD Provinsi
Rp
1.800.000.000
Rp
1.800.000.000
Pendamping Dana Bantuan APBD Provinsi
Rp
134.455.000
Rp
134.455.000
DAK Bidang Air Minum
Rp
839.100.000
Rp
839.100.000
Pendamping DAK Bidang Air Minum
Rp
83.910.000
Rp
83.910.000
Pengelolaan DAK Bidang Air Minum
Rp
30.000.000
Rp
30.000.000
DAK Bidang Sanitasi
Rp
659.700.000
Rp
659.700.000
Pendamping DAK Bidang Sanitasi
Rp
65.970.000
Rp
65.970.000
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 161
Anggaran No.
Instansi
Program/ Kegiatan Air Bersih Rp
25.000.000
Rp
25.000.000
Pendamping Sanimas
Rp
200.000.000
Rp
200.000.000
Pendamping Pamsimas (DDUPB)
Rp
330.000.000
Rp
330.000.000
Replikasi Pamsimas
Rp
440.000.000
Rp
440.000.000
Pengelolaan /BOP Pamsimas
Rp
20.000.000
Rp
20.000.000
Rp
20.000.000
Rp
2.502.500.000
Rp
20.000.000
Rp
25.000.000
Rp
50.000.000
Kegiatan PAMSIMAS (13 Lokasi)
Rp Rp
20.000.000
2.502.500.000
Bappeda 1
IV
Jumlah
Pengelolaan DAK Bidang Sanitasi
Pengelolaan /BOP Sanimas
III
Sanitasi
Penunjang Kegiatan Sanimas
Rp
20.000.000
Kantor Lingkungan Hidup
1
Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian SumberSumber Air
2
Pemantauan Kualitas Lingkungan
Rp
25.000.000 Rp
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 162
50.000.000
Anggaran No.
Instansi
Program/ Kegiatan Air Bersih
V
Sanitasi
Jumlah
Dinas PSDA & ESDM 1
Eksplorasi Air tanah
Rp
JUMLAH
35.000.000
Rp
6.314.965.000
Rp
Rp
1.184.990.000
35.000.000
Rp 7.499.955.000
Sumber : APBD 2010 Kabupaten Banjarnegara, 2010
Tabel 3.34 Alokasi Anggaran Bidang Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 Anggaran No.
Instansi
Program/ Kegiatan Air Bersih
I
Jumlah
Dinas Kesehatan 1
II
Sanitasi
Penyuluhan Menciptakan Lingkungan Sehat
Rp
1.400.000
Rp
1.400.000
Rp
1.096.240.000
DPU Peningkatan Sarana Air Bersih (DAK)
Rp
1.096.240.000
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 163
Anggaran No.
Instansi
Program/ Kegiatan Air Bersih Pengelolaan PAMSIMAS
Rp
Sanitasi
80.000.000
80.000.000
Rp
20.000.000
Rp
20.000.000
Peningkatan Sarana Sanitasi (DAK)
Rp 1.356.720.000
Rp
1.356.720.000
Pemeliharaan Saluran Perkotaan
Rp
Rp
100.000.000
Rp
1.732.500.000
Rp
900.000.000
Rp
100.000.000
1.732.500.000
Drainase Kota
IV
Rp
Pengelolaan SANIMAS
PAMSIMAS (9 Lokasi)
III
Jumlah
Rp
900.000.000
Bantuan Kegiatan Air Bersih
Rp
200.000.000
Rp
200.000.000
1
Penunjang Kegiatan Pamsimas
Rp
20.000.000
Rp
20.000.000
2
Penunjang Kegiatan Sanimas
Rp
20.000.000
Rp
20.000.000
3
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)
Rp
150.000.000
Rp
150.000.000
4
Penyusunan RAD AMPL
Bappeda
Rp
20.000.000
Kantor Lingkungan Hidup
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 164
Rp
-
Rp
-
Anggaran No.
Instansi
Program/ Kegiatan Air Bersih
1
V
Sanitasi
Jumlah
Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber-Sumber Air
Rp
150.000.000
Rp
150.000.000
Eksplorasi Air Tanah
Rp
70.000.000
Rp
70.000.000
Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Air Tanah
Rp
25.000.000
Rp
25.000.000
Rp
3.393.740.000
Dinas PSDA & ESDM
JUMLAH Sumber : APBD 2011 Kabupaten Banjarnegara, 2011
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
III - 165
Rp 2.548.120.000
Rp 5.941.860.000
BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN
4.1 Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Dalam menentukan visi dan misi sanitasi Kabupaten Banjarnegara merujuk pada visi dan misi Kabupaten Banjarnegara dan visi dan misi Pokja AMPL. Visi dan misi Pokja AMPL Kabupaten Banjarnegara dalam pengembangan sanitasi sebagai berikut : Visi Pengembangan Sanitasi Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat menuju masyarakat sejahtera Misi Pengembangan Sanitasi - Memberikan keteladanan kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi, melalui cara kampanye kesehatan kemasyarakat yang sudah berjalan pada saat ini dari Dinas Kesehatan, program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), dan Sanitasi -
Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM). Meningkatkan perilaku hidup sehat warga Banjarnegara, Melalui cara memberikan penyuluhan lewat Puskesmas yang ada di Desa-desa dan Kelurahan. Meningkatkan kesadaran pribadi, keluarga dan masyarakat tentang sanitasi, Melalui cara Dinas Kesehatan melakukan kampanye kesehatan akan pentingnya sanitasi bagi keluarga sampai masyarakat luas khususnya di Kabupaten Banjarnegara.
4.2 Strategi Penanganan Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Strategi penanganan sanitasi Banjarnegara masih bertumpu pada kegiatan-kegiatan SKPD di Kabupaten Banjarnegara. Memberikan penyuluhan Kampanye kesehatan yang diteruskan ke Puskesmas ditiap Desa dan Kelurahan, membuat leaflet yang disebarkan dimasyarakat akan pentingnya kesehatan dari problem sanitasi sehat. Masuknya program Sanimas pada tahun 2008-2009 dengan bangunan Mckplus dengan menggunakan sistem IPAL+Degester untuk meningkatkan kesehatan Masyarakat. Program SLBM pada tahun 2010 sampai dengan saat ini menggunakan system IPAL Komunal Perpipaan penyatuan pembuangan air limbah domestik agar tidak mencemari air baku. 4.3
Rencana Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Rencana program pengelolaan air limbah yang sedang dan akan dilaksanakan oleh kabupaten Banjarnegara mengacu kepada analisis permasalahan dalam Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) BIdang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Kabupaten
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 166
Banjarnegara, 2009-2013 untuk bidang air limbah 4.3.1 Kebijakan, Strategi dan Rencana Tindak dalam Pengelolaan Prasarana dan Sarana Air Limbah Kebijakan, Strategi dan Rencana Tindak dalam Pengelolaan Prasarana dan Sarana Air Limbah di Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Matriks Kebijakan, Strategi dan Rencana Tindak No 1
Kebijakan Peningkatan Kelembagaan Pengelola Limbah
Strategi a. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar kegiatan dan antar wilayah dalam Air pembangunan air limbah b. Fasilitasi peningkatan manajemen pembangunan air limbah di daerah c. Fasilitasi peningkatan pengelolaan air limbah melalui pelatihan dan pendidikan SDM yang kompeten
Pengembangan Pengelolaan Sanitasi Sistem OnSite dan Sistem Off Site
a. Peningkatan pelayanan dan kualitas sistem air limbah untuk mencapai standard pelayanan minimal di perkotaan b. Pengembangan pelayanan sistem air limbah terpusat di perkotaan secara bertahap berdasarkan tanggap kebutuhan (demand responsive c. Meningkatkan cakupanpelayanan air limbah yang dikelola oleh BUMD dan dinas d. Prioritas pembanguna pada masyarakat daerah miskin dan rawan penyakit terkait air e. Mendorong kerjasama antar kota/kabupaten dalam upaya melindungi badan air dari pencemaran air limbah permukiman
Rencana Tindak Memberikan Bantuan teknis penyelenggaraan kelembagaan PS air limbah Fasilitasi dan memberikan bantuan teknis dalam pembentukan badan pengelola air limbah Meningkatkan koordinasi dengan sector lain Mendorong peningkatan kemauan politik pemerintah dalam penanganan air limbah Melaksanakan peningkatan pengawasan kualitas air limbah pemukiman Menyelenggarakan peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM (sumber daya manusia) Meningkatkan kapasitas pengolahan melaui pembangunan IPAL paket Meningkatkan pelayanan Air limbah melalui sistem terpusat (sewerage) Melakukan pembinaan teknis dalam peningkatan peran pemerintah propinsi, kota/kab dalam pegembangan prasarana dan sarana air limbah Memprioritaskan pembangunan prasarana dan sarana air limbah untuk masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan Melakukan optimalisasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi PS Air Limbah (IPAL &IPLT) Melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis dalam peningkatan kerja PS air limbah Menyelenggarakan pembinaan & bimbingan teknis dalam peningkatan PS air limbah untuk daerah tertentu :daerahendemi, daerah bencana, daerah terpencil
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 167
No
Kebijakan
3
Peningkatan Pendanaan
4
Meningkatkan peran serta Masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan Pengembangan sistem Pengelolaan air limbah
5
Pengembangan Promosi Pembangunan Prasarana dan Sarana Ail Limbah
Strategi
a. Mendorong peningkatan alternative sumber pembiayaan yang murah dan berkelanjutan b. Mendorong peningkatan prioritas pendanaan pemerintah daerah dalam pengembangan sistem pengelolaan air limbah c. Meningkatkan pembiayaan melalui kemitraan pemerintah dan swasta d. Penyelenggaraan PS air limbah berbasis masyarakat (Community Based Development) a. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlunya perilaku hidup bersih dan sehat. b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah c. Meningkatkan peran serta badan usaha swasta dan koperasi dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah
a. Revisi peraturan perundangundangan yang melakukan pengaturan terhadap BUMD yang bergerak dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah b. Peningkatan forum nasional pengelolaan air limbah dalam mendorong pelaksanaan pengaturan yang lebih baik
Rencana Tindak pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasanMendorong pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna dalam bidang pegelolaan air limbah Mendorong peningkatan pembiayaan pengelolaan air limbah Mendorong peningkatan dan fasilitasi kerjasama Pemerintah dan swasta (KPS) dalam penyelenggaraan air limbah
Menyelenggarakan sosialisasi dan kampanye dalam pendidikan lingkungan dan kepedulian lingkungan Mendorong pembangunan PS Air Limbah berbasis masyarakat Menyelenggrakan deseminasi dan sosialisasi norma, standard, pedoman dan manual bidang air limbah Memberikan Bantuan teknis pembangunan air limbah berbasis masyarakat Melakukan pengembangan perangkat hukum antara lain : PP, Permen, standard, pedoman dan manual (SPM) dalam penyelenggaraan sistem air limbah pemukiman Fasilitasi (Bantuan Teknis) penyusunan Perda dalam penyelenggraan sistem Air Limbah Permukiman
Sumber : RPIJM Bidang PU/ Cipta Karya Kab. Banjarnegara Revisi,2010
4.3.2 Kebutuhan Sarana dan Prasarana Permasalahan jaringan permbuang air limbah (kotor) belum membudaya di masyarakat Kabupaten Banjarnegara, terutama di wilayah perdesaan. Sehubungan dengan hal tersebut maka untuk masa mendatang perlu adanya: 1. Sosialisasi teknik dan sistem pembuangan air kotor dan memberikan percontohan tentang sistem pembuangan air kotor yang benar khususnya untuk daerah perdesaan. 2. Membuang sistem jaringan air kotor di tempat yang membutuhkan atas usulan masyarakat setempat. .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 168
Dalam kaitannya dengan topografi wilayah yang sangat bervariasi maka sistem sumur peresapan keluarga diterapkan di daerah yang relatif datar atau landai dengan kemiringan kurang dari 5 %. Untuk daerah dengan kemiringan 5 % ke atas dengan sistem jaringan rioolering dengan kemiringan saluran minimal 2,50 %. 4.3.3 Usulan Dan Prioritas Program Usulan dan prioritas program bidang air limbah di Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut: TABEL 4.2 KEGIATAN PROGRAM SUB BIDANG AIR LIMBAH KABUPATEN BANJARNEGARA No I
Uraian Rencana Kegiatan
1
2
- Penguatan kelembagaan Pengembangan Pengelolaan Sanitasi Sistem On-Site Pengembangan Perencanaan a. Penyusunan Studi & DED Sanitasi Lingkungan b. Penyusunan AMDAL IPLT Penyediaan sarana sanitasi sistem onsite a. Jamban Komunal b. Jamban MCK Umum
3
a. Bantuan Pembuatan IPAL Rumah Tangga komunal Pembangunan PS sanitasi sistem onsite skala komunitas berbasis masyarakat a. Penyediaan Jaringan
4
5
2009
Tahun Anggaran 2010 2011 2012
2013
Peningkatan Kelembagaan Pengelola Air Limbah - Pelatihan
II
Lokasi
b. Bantuan Pembuatan IPAL komunal c. SANIMAS Penyediaan PS Pengumpul limpur Tinja (truk tinja) a. Pengadaaan truk & sarana penyedot Pembangunan atau rehabilitasi/peningkatan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) a. Pengadaan Tanah
Kab. Banjarnegara
Kab. Banjarnegara Kab. Banjarnegara
Kab. Banjarnegara Kab. Banjarnegara Ds. Semarang
Kota Banjarnegara Kota Banjarnegara Kota Banjarnegara
Kab. Banjarnegara
Mantrianom
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 169
No
6
Uraian Rencana Kegiatan b. Pembangunan IPLT Tinja Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Sistem Pengelolaan Lumpur Tinja
Lokasi
2009
Tahun Anggaran 2010 2011 2012
2013
Mantrianom
Kab. a. Truk tinja Banjarnegara b. IPLT III Pengembangan Pengelolaan Sanitasi Sistem Off Site Pembangunan PS air limbah 1 Kota Banjarnegara mendukung kawasan RSH IV Peningkatan Pendanaan Pengembangan sistem pembiayaan 1 pengelolaan air limbah 2 Peningkatan mekanisme retribusi Pengembangan mekanisme 3 peningkatan sumber pembiayaan Peningkatan Peran serta V Masyarakat dan swasta 1 Pengembangan pelibatan swasta Kab. Penyuluhan/kampanye dan 2 Banjarnegara Peningkatan partisipasi masyarakat VI Pengembangan Promosi Pembangunan PS Air Limbah Sumber: RPIJM BIdang PU/Cipta Karya Kabupaten Banjarnegara, 2009-2013
4.4
Rencana Peningkatan Pengelolaan Persampahan Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Banjarnegara mengacu kepada peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNPSPP) yaitu: Kebijakan 1: Pengurangan timbulan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya. Strategi: 1) Meningkatkan pemahaman masyarakat akan 3R. 2) Mengembangkan dan menerapkan sistem insentif dan disinsentif dalam pelaksanaan 3R. 3) Mendorong koordinasi lintas sektor (perindustrian dan perdagangan). Kebijakan 2: Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan. Strategi: 1) Meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan persampahan sejak dini melalui pendidikan di sekolah.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 170
2) Menyebarluaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan kepada masyarakat umum. 3) Membina masyarakat khususnya kaum perempuan dalam pengelolaan persampahan. 4) Mendorong peningkatan pengelolaan berbasis masyarakat. 5) Mengembangkan sistem insentif dan iklim yang kondusif bagi dunia usaha/swasta. Kebijakan 3: Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan. Strategi: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Optimalisasi prasarana dan sarana persampahan Kota/Kabupaten. Meningkatkan cakupan pelayanan secara terencana dan berkeadilan. Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran pelayanan. Melaksanakan rehabilitasi TPA yang mencemari lingkungan. Mengembangkan TPA ke arah Sanitary Landfill (SLF)/ Controlled Landfill (CLF). Meningkatkan TPA regional. Melaksanakan Litbang dan aplikasi teknologi penanganan sampah tepat guna dan berwawasan lingkungan.
Kebijakan 4: Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundangan. Strategi: 1) Meningkatkan status dan kapasitas institusi pengelola. 2) Meningkatkan kinerja institusi pengelola. 3) Memisahkan fungsi/unit regulator dan operator. 4) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar stakeholder. 5) Meningkatkan kualitas SDM bidang persampahan. 6) Mendorong pengelolaan kolektif atas prasarana dan sarana regional. 7) Meningkatkan kelengkapan produk hukum/NPSM pengelolaan persampahan. 8) Mendorong implementasi/penerapan hukum bidang persampahan. Kebijakan 5: Pengembangan alternatif sumber pembiayaan. Strategi: 1) Menyamakan persepsi para pengambil keputusan dalam pengelolaan persampahan dan kebutuhan anggaran. 2) Mendorong peningkatan pemulihan biaya persampahan. Sasaran utama yang hendak dicapai yaitu: Pembangunan TPA di 210 kabupaten/kota Persampahan terpadu 3R di 250 lokasi. 4.4.1 Kebijakan, Pengelolaan dan Pengembangan Sarana Persampahan Kabupaten a. Kebijakan Dalam RPJMD Kabupaten Banjarnegara 2006-2011. Terdapat sasaran meningkatkan kualitas lingkungan hidup dengan indikator sasaran cakupan
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 171
layanan sampah Kota 60% Desa 25 %. Rasio sampah terangkut terhadap produksi sampah (83%) b. Pengelolaan Sampah diserahkan kepada masyarakat. Sedang pemerintah kabupaten melakukan : 1. Pembinaan dan pemantauan kepada : - masyarakat yang mengelola sampah secara mandiri - masyarakat yang mengelola sampah bekerja sama dengan swasta - masyarakat dan /atau swasta sebagai penyedia jasa layanan persampahan 2. Pembinaan, pemantauan dan penyediaan jasa kepada masyarakat yang tidak mampu mengelola sampahnya secara mandiri dan memerlukan pelayanan jasa pengangkutan. Aspek teknis dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Banjarnegara meliputi 2 (dua) aspek, yaitu: aspek masyarakat dan aspek pemerintah. Aspek masyarakat hanya berupa bantuan pengadaan tong sampah (bin) dengan kapastas 0,5 m3 tiap unitnya dan banyaknya bantuan adalah 200 unit yang diberikan pada tahun 2007. Sedangkan dari aspek pemerintah seperti yang ditampilkan pada tabel dibawah ini. TABEL 4.3 PENGELOLAAN PRASARANA DAN SARANA PERSAMPAHAN OLEH PEMERINTAH DI KABUPATEN BANJARNEGARA No 1
2
3
4
Pengelolaan Prasarana dan Sarana Penampungan Sementara a Transfer Dipo
Satu an
Volume (Unit)
Kapasi tas
Tahun Pengadaan
Unit
5
25 M3
1995- 2002
b
Container
Unit
9
4M3
c
Pasangan bata
Unit
4
25 M3
d
Bak kayu
Unit
10
4M3
Unit Unit
4 2
7,5 M3 4 M3
1998 2003
-
-
-
-
Ha
0,8
111,800 M3
1995
e Tanah terbuka Pengangkutan a Dump Truck b Arm Roll Truck Pengolahan / TPST a Pengomposan b Daur ulang Pembuangan Akhir Lokasi Desa Winong Kec. a Bawang b Status lahan (sewa/milik) c
Jarak dari daerah layanan
d e
Jarak dari permukiman Jarak ke badan air
1998 - 2006 1995- 2002 1998 - 2006
Kondisi
Ket
Baik 70 % sedang, 30 % baik Baik 70 % sedang, 30 % baik
Sedang Baik
Baik Milik 12 Km 1 Km
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 172
No
5
6
7
8
Pengelolaan Prasarana dan Sarana Kondisi lahan f (rawa/porus/dsb. g Luas area Fasilitas Operasional a Jembatan timbang b Deposit lahan penutup c Alat berat d Truk Tanah Fasilitas umum a Jalan akses b Saluran drainase air hujan c Kantor Fasilitas Perlindungan TPA a Lapisan dasar kedap air Pengolahan Lindi b (Leachate) c Saluran pengumpul air lindi Kawasan penyangga (buffer d zone) e Drainase air hujan f Pipa penangkap gas Fasilitas Penunjang TPA a
9
Satu an
Volume (Unit)
Kapasi tas
Tahun Pengadaan
Kondisi
Ket Tana h liat
Unit
1
0,9 M3
1981
M2 M2 Unit
1 3 1
400 M2 250 M2 84 M2
1998-2006 1998-2006
Unit
1
100 M3
M3
M3 Bh
Tidak Layak
Sedang Baik
240
2006 2006
Rusak akibat longsor Baik
40 20
1995 2006
Sedang Baik
Air bersih
1 Sumu r
b Bengkel c Dan lain-lain Kondisi Operasional a
Teknis operasional (open dumping/sanitary land fill)
b
Jumlah pemulung
c
Pencemaran Leachate
d
Kebakaran / asap frekuensi penutupan tanah pertahun Pemanfaatan gas landfill (CDM)
e f
Contr oll Landf ill 33 Jiwa tidak terce mar
Sumber: RPIJM BIdang PU/Cipta Karya Kabupaten Banjarnegara, 2009-2013
c. Pengembangan Kebutuhan pengembangan sarana persampahan untuk tahun 2013 berdasarkan hasil perhitungan meliputi: - Tong Sampah (40 lt) sebanyak 144.646 unit - Gerobak Sampah (0,8 m3) sebanyak 7.232 unit - Tranfer depo (10 m3) sebanyak 579 unit - Dump Truk (6 m3 per hari) sebanyak 482 unit
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 173
Sampah dapat dikelola menjadi benda/ barang yang bermanfaat dan bernilai ekonomi. Untuk masa mendatang kegiatan – kegiatan yang perlu dilakukan adalah: 1. Sosialisasi penyelesaian sampah keluarga 2. Sosialisasi dan pelatihan: daur ulang sampah, produksi pupuk dan pakan ternak/ ikan dari sampah. 3. Kebutuhan TPS dan TPA dihitung melalui analisa dalam penyusunan RUTRK IKK setempat dengan lokasi TPA berjarak 12 Km. Dimungkinkan bahwa 1 unit TPA dimanfaatkan untuk beberapa IKK. 4. Pembuatan pupuk dan pakan ternak/ ikan dari sampah di lokasi atau dekat dengan TPS dan TPA. 4.4.2 Usulan Dan Prioritas Program Usulan dan prioritas program pengelolaan persampahan di Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada tabel di bawah ini. TABEL 4.4 KEGIATAN PROGRAM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN KABUPATEN BANJARNEGARA No
Uraian Rencana Kegiatan
I
Kelembagaan - Pelatihan - Penguatan kelembagaan Teknis Oprasional Pengembangan Perencanaan dan Program Persampahan a.Studi UKL/UPL TPA Batur b. Penyusunan Studi Masterplan Persampahan c.. Penyusunan Kebijakan manajemen pengelolaan sampah d.. Bimbingan teknis Persampahan Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana a. Pewadahan dan Pengumpulan sampah - Gerobak sampah - Becak motor - TPS b. Pemindahan (Penampungan Sementara) - Transfer Depo - Container c. Sistem Pengangkutan - Truk Terbuka - Dump Truck
II 1
2
Lokasi
2009
Tahun Anggaran 2010 2011 2012
2013
Kab. Banjarnegara
Kec. Batur Kab. Banjarnegara Kab. Banjarnegara Kab. Banjarnegara
Kab. Banjarnegara Kota Banjarnegara Kota Banjarnegara
Kota Banjarnegara Kota Banjarnegara Kab. Banjarnegara Kab. Banjarnegara
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 174
No
3
4 III 1 2 IV
V
Uraian Rencana Kegiatan
Lokasi
- Arm Roll Truck - Bulldozer d. Penerapan Sistem 3R Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) : - Pembebasan Tanah Untuk TPA - Pembebasan Tanah Untuk TPA - Peningkatan Kualitas TPA - Pengembangan TPA Regional e. Pengembangan teknologi pengolahan persampahan Pengembangan Pengelolaan Gas dari TPA Pengembangan Pengelolaan sampah terintegrasi dengan pengelolaan air limbah dan drainase Sistem Pembiayaan: Pengembangan Mekanisme Pendanaan Pengembangan Mekanisme Pembiayaan Peraturan/Perundangan Pengembangan Pengaturan Persampahan Peran serta Masyarakat dan Swasta: Pengembangan Peran Serta Masyarakat
Kab. Banjarnegara TPA Winong
2009
Tahun Anggaran 2010 2011 2012
2013
Kec. Batur Winong - Bawang TPA Winong
TPA Winong
TPA Winong
Kab. Banjarnegara
Kota Banjarnegara
Sumber: RPIJM BIdang PU/Cipta Karya Kabupaten Banjarnegara, 2009-2013
4.5
Rencana Peningkatan Pengelolaan Saluran Drainase Lingkungan Rencana pembangunan di bidang drainase adalah untuk mencapai masyarakat hidup sehat dan sejahteran dalam lingkungan yang bebas dari genangan. Pertumbuhan penduduk menimbulkan tekanan terhadap kebutuhan ruang dan lingkungan untuk perumahan dan kawasan terbangun lainnya. Perkembangan perumahand an permukiman yang cepat dan sering kurang terkendali dan tidak sesuai dengan Rencana tata Ruang maupun konsep pembangunan yang berkelanjutan, mengakibatkan banyak kawasan yang semula berfungsi sebagai tempat parkir air (retarding pond) dan bantaran sungai dijadikan lahan terbangun dan dihuni penduduk. Kondisi ini meningkatkan volume air permukaan yang masuk ke saluran drainase dan sungai. Beberapa permasalahan drainase antara lain terjadinya sedimentasi atau pemantapan gorong-gorong dan kapasitas saluran drainase yang sudah tidak dapat menampung aliran/ limpahan air trutapa pada saat hujan sehingga terjadinya genangan. .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 175
Rencana pembangunan program dan pengelolaan pengelolaan drainase lingkungan yang sedang dan akan dilaksanakan, mengacu kepada RPIJM BIdang PU/Cipta Karya Kabupaten Banjarnegara, 2009-2013, yaitu :
4.5.1 Arah Kebijakan Penanganan Drainase Arah kebijakan penanganan drainase
adalah untuk meningkatkan kualitas
prasarana dan sarana perumahan dan permukiman melalui peningkatan peran serta masyarakat dan swasta serta mempertahankan fungsi lingkungan. Berdasarkan isu permasalahan strategis di bidang drainase, maka dirumuskan suatu sasaran kebijakan nasional sebagai arahan mendasar dari kondisi yang akan dicapai dan diwujudkan dalam pengembangan bidang drainase di masa yang akan datang. Kebijakan yang akan diluncurkan harus mengacu pada Kepmen PU No. 239/KPTS/1987 tentang fungsi utama saluran drainase sebagai drainase wilayah dan sebagai pengendalian banjir 1. 2. 3.
4.
Sasaran kebijakan pengembangan drainase adalah sebagai berikut ini: Terlaksananya pengembangan sistem drainse yang terdesentralisasi, efisien, efektif dan terpadu. Terciptanya pola pembangunan drainase yang berkelanjutan melalui kewajiban konservasi air dan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Terwujudnya upaya pengentasan kemiskinan perkotaan yang efektif dan ekonomis melalui mnimalisasi resiko biaya sosial dan ekonomi serta biaya kesehatan akoibat genangan dan bencana banjir. Terciptanya peningkatan koordinasi antara Kabupaten/Kota dalam penanganan sistem drainase.
4.5.2 Sistem Prasarana Prioritas yang Diusulkan Kebutuhan pengembangan sistem prasarana dan sarana Drainase yang diusulkan dan merupakan prioritas adalah sebagai berikut ini. TABEL 4.5 KEGIATAN PENYEDIAAN DRAINASE SUB BIDANG DRAINASE KABUPATEN BANJARNEGARA No I
Uraian Rencana Kegiatan Peningkatan Kelembagaan Pengelola Drainase - Pelatihan
Lokasi
2009
Tahun Anggaran 2010 2011 2012
2013
Kab. Banjarnegara
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 176
No
Uraian Rencana Kegiatan
II
Pengembangan Pengelolaan Pengembangan Perencanaan (MP, FS, DED) a. Penyusunan DED Drainase Kota Banjarnegara b. Penyusunan Masterplan Drainase IKK Pemeliharaan /Peningkatan saluran baru a. Saluran Tersier b. pembangunan Drainase Perkotaan c. Pemeliharaan drainase Perkotaan Pemeliharaan bangunan pelengkap a. pintu air Pembuatan Sumur resapan Rehabilitasi Saluran dan Bangunan Pengembangan Peraturan/Perundangan: Penyediaan Peraturan dan pedoman siap pakai Penerapan sanksi dan reward Peningkatan Peran serta Masyarakat Pengembangan pelibatan Masyarakat Penyuluhan/kampanye dan Peningkatan partisipasi masyarakat
1
2
3 4 5 IV 1 2 V 1 2
Lokasi
2009
Tahun Anggaran 2010 2011 2012
2013
Kota Banjarnegara Kab. Banjarnegara
Kab. Banjarnegara Kab. Banjarnegara Kota Banjarnegara
Kab. Banjarnegara Kab. Banjarnegara
Kab. Banjarnegara
Sumber: RPIJM BIdang PU/Cipta Karya Kabupaten Banjarnegara, 2009-2013
Usulan tahapan prioritas pelaksanaan kegiatan penanganan drainase serta rencana pendanaan berasal dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten dan sumber pembiayaan lainnya. 4.6
Rencana Pembangunan Penyediaan Air Minum Rencana program penyediaan air minum yang sedang dan akan dilaksanakan, mengacu kepada RPIJM BIdang PU/Cipta Karya Kabupaten Banjarnegara, 2009-2013, yaitu : 4.6.1 Sasaran Pembangunan Penyediaan Air Minum Pembangunan prasarana dan sarana penyediaan air minum dilakukan untuk meningkatkan pelayanan akses air minum di wilayah perdesaan maupun perkotaan, terutama terhadap masyarakat miskin di kawasan rawan kesulitan air minum dan untuk meningkatkan keikutsertaan swasta dalam investasi pembangunan prasarana air minum. .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 177
Sasaran program komponen air minum dibuat untuk mengisi kesenjangan kondisi pada permasalahan yang ada. Selain itu program ini harus menunjang dan memenuhi kebutuhan pembangunan ekonomi daerah atau kota. Program-program yang dapat dilaksanakan asalah sebagai berikut: 1. Program pembangunan prasarana air minum melalui pendekatan masyarakat di wilayah/ desa miskin dan rawan air; 2. Program pembangunan air minum di ibukota kabupaten; 3. Program pembangunan air minum di kawasan ibukota kecamatan yang belum mempunyai sistem dan rawan air; 4. Program penyediaan air minum bagi kawasan RSH; 5. Program penyehatan PDAM; dan 6. Program pembangunan prasarana dan sarana air minum di perkotaan. 4.6.2 Analisis Kondisi Pelayanan Peningkatan pelayanan kebutuhan air minum kepada pelanggan dilakukan dengan operasional rutin dan peningkatan kapasitas produksi. Jaringan perpipaan banyak mengalami kerusakan sehingga bocor, hal ini karena faktor geografi dan musim. Perubahan musim juga berpengaruh pada keadaan Meknikal elektrikal seperti Genset, pompa, panel, dll yang dapat mengakibatkan pelayanan terhenti karena aktivitas perbaikan maupun jika terjadi kerusakan. Perkembangan permukiman yang tumbuh pesat di Kabupaten Banjarnegara menuntut akan kebutuhan air bersih semakin bertambah, dengan demikian keberadaan PDAM sangat diharapkan oleh masyarakat. Namun karena berbagai kendala dan permasalahan maka perusahaan belum dapat memberikan pelayanan yang maksimal. 4.6.3 Analisis Kebutuhan Air Analisis kebutuhan air minum dapat disertai dengan analisis kesenjangan yaitu suatu metoda yang membandingkan antara kebutuhan analisis dan kapasitas pengelolaan yang tersedia. Pertumbuhan kebutuhan penanganan air minum sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Kebutuhan air di Kabupaten Banjarnegara dapat diketahui setelah sebelumnya mengetahui proyeksi jumlah penduduk di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2013 adalah sebesar 954.684 jiwa, dengan menggunakan asumsi cakupan pelayanan adalah 85 % maka penduduk yang dapat terlayani adalah sebanyak 811.481 jiwa. Kebutuhan air terbagi menjadi 2 (dua) golongan, yaitu domestik dan non domestik. Kebutuhan domestik terbagi menjadi sambungan langsung (dengan asumsi penggunaan adalah 88 %), hidran umum dan kran umum (dengan asumsi penggunaan adalah 12 %).
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 178
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa kebutuhan domestik adalah sebesar 956,59 liter/ detik dan sedangkan kebutuhan non domestiknya sebesar 72 liter/ detik, jadi total kebutuhan air untuk domestik dan non domestik di Kabupaten Banjarnegara tahun 2013 adalah 1.028,59 liter/ detik. Selain ditinjau dari kebutuhan air untuk domestik dan non domestiknya juga ditinjau faktor proyeksi sambungan dimana untuk tahun 2013 membutuhkan sambungan rumah sebanyak 113.643 unit dan hidran umum sebanyak 1.291 unit, dengan asumsi kehilangan air sebesar 22 % maka untuk proyeksi sambungan sebesar 226,29 liter/ detik. Berdasarkan hasil analisis diatas maka dapat diketahui total kebutuhan air rata – rata adalah sebesar 1.254,88 liter/ detik, total kebutuhan air maksimum adalah sebesar 1.505,86 liter/ detik dan total kebutuhan pada jam puncak adalah sebesar 1.882,33 liter/ detik. 4.6.4 Analisis Kebutuhan Program Program dan kebijakan yang dilakukan saat ini adalah baru sebatas untuk mempertahankan hidup atau kelangsungan operasional perusahaan dengan mengesampingkan tingkat keuntungan atau profit lebih dulu. Strategi dan Program untuk tetap bisa melakukan kegiatan operaional adalah: Meningkatkan pendapatan dan menekan biaya operasional dengan mengoptimalkan dan memanfaatkan segala potensi yang ada Mencari bantuan dana kepada Pemerintah baik melalui APBD Provinsi atau APBD Kabupaten serta kebijakan untuk sarana perkuatan system Rekomendasi yang dapat diberikan adalah berupa: Pengembangan prasarana dan sarana air minum di 266 desa/ kelurahan atau sekitar 166.891 KK dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat
Pengembangan prasarana dan pembangunan: 1) Unit ar baku 120 unit 2) Pipa transmisi 240.000 meter 3) Reservoir 120 unit 4) Pipa distribusi 120.000 meter
sarana
air
minum
perpipaan
melalui
4.6.5 Usulan dan Prioritas Program Sistem penyediaan air minum yang diusulkan adalah sebagai berikut ini.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 179
TABEL 4.6 KEGIATAN PENYEDIAAN PENGELOLAAN AIR MINUM KABUPATEN BANJARNEGARA No I
Uraian Rencana Kegiatan Penyusunan Master Plan Air Bersih Inventarisasi SAB Perdesaan Kab. Banjarnegara Inventarisasi SAB Pedesaan Kab. Banjarnegara Penyusunan RIS-Spam
II
Lokasi
2009
Tahun Anggaran 2010 2011 2012
2013
Banjarnegara Kab. Banjarnegara Kab. Banjarnegara
Program Penyehatan PDAM a. optimalisasi Jaringan Distribusi kota Banjarnegara b. Penambahan Jaringan Utama Transmisi untuk Bagian barat kota Banjarnegara IPA Sigaluh
Kota Banjarnegara Kab. Banjarnegara
- Pengad. Dan pemas. Pipa PVC DN 250 mm
Sigaluh
- Pengad. Dan pemas. Pipa PVC DN 150 mm
sigaluh
Unit Distribusi - pipa Distribusi PVCS 12,5 DN 75 mm - pipa Distribusi PVCS 12,5 DN 50 mm - Pengadaan sambungan rumah DN 20 mm
Kab. Banjarnegara Kab. Banjarnegara Kab. Banjarnegara
Penyempurnaan Intake IPA Sigaluh kap. 60 lt/dt a. Pembuatan bak pengumpul air baku b. Pembuatan bak prasedimentasi c. Pembangunan rumah pompa dan perpipaan d. Pompa Intake (air baku) Q: 30 lt/dt H; 60 m e. pompa distribusi Q 42 H 15 m multispeeds f.
Pengad. & pemas pipa PVC DN 250 mm
g. sambungan rumah DN 20 mm III
Sigaluh Sigaluh Sigaluh Sigaluh Sigaluh Sigaluh Sigaluh
Pengembangan SPAM IKK /kawasan belum memiliki SPAM IKK Karang kobar Kab. Banjarnegara
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 180
No
Uraian Rencana Kegiatan - Pengad. & pemas. Pipa GIP, DN 150 mm
Lokasi
2009
Tahun Anggaran 2010 2011 2012
2013
Karangkobar
- Pengad. & pemas. Pipa PVC, DN 150 mm
Karangkobar
- Pembuatan Bak Pelepas Tekan - Pengadaan ground Reservoir 200 m³ - Jembatan pipa DN 150 mm
Karangkobar Karangkobar Karangkobar
Pengadaan tanah
IV
V VI
- Penyediaan tanah untuk bangunan instalasi Unit Distribusi - pipa distribusi PVC S 12,5 DN 100 mm - pipa distribusi PVC S 12,5 DN 75 mm - pipa distribusi PVC S 12,5 DN 50 mm Sambungan rumah - Pengadaan sambungan rumah DN 15 mm Peningkatan Kapasitas Produksi IKK Mandiraja – Purwanegara Peningkatan Kapasitas Produksi IKK Punggelan Peningkatan Kapasitas air baku IKK Purworejo Klampok Pengadaan Meter air Induk DN 200 mm PN 10 = 3 unit DN 150 mm PN 10 = 4 unit DN 100 mm PN 10 = 7 unit DN 80 mm PN 10 = 4 unit Program 10 juta SR Pembangunan IPA Gravitasi Kalibombong kap. 100 lt/dt, L = 19500 m³ Pembangunan SPAM baru IKK Pagedongan Kap. 10 lt/dt Pembangunan Air baku IKK kalibening Kap. 10 lt/dt Program pembangunan prasarana dan sarana air minum di pedesaan Program penyediaan PS air minum bagi MBR Penyediaan PS AM bagi MBR (banjarnegarabawang dab purwarejo klampok)
Karangkobar Karangkobar Karangkobar Karangkobar Karangkobar Karangkobar Mandirajapurwanegara Punggealan Purworejo klampok
Kalibening Pagedongan Kalibening Kab. Banjarnegara Banjarnegara, bawang dan purworejo Klampok
Sumber: RPIJM BIdang PU/Cipta Karya Kabupaten Banjarnegara, 2009-2013
4.6.6 RENCANA PENINGKATAN KAMPANYE PHBS Dari data diatas maka kegiatan kampanye PHBS akan dilakuakn disetiap wilayah di Kota Banjarnegara dengan melihat pada skala prioritas.
Tabel 4.7. Pemetaan PHBS di Kabupaten Banjarnegara .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 181
PENYULUHAN KESEHATAN NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Susukan
2 3 4 5 6
Pwj Klampok Mandiraja Purwonegoro Bawang Banjarnegara
Susukan I
JUMLAH SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN KELOMPOK 4
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN MASSA
JUMLAH
5
6
0
0
0
Susukan II
441
4
445
Pwj Klampok I
134
12
146
Pwj Klampok II
166
0
166
Mandiraja I
14
5
19
Mandiraja II
752
29
781
Purwonegoro I
168
4320
4488
Purwonegoro II
540
2
542
Bawang I
308
27
335
Bawang II
72
0
72
Banjarnegara I
37
12
49
Banjarnegara II
72
9
81
76
35
111
7
Pagedongan
Pagedongan
8
Sigaluh
Sigaluh I
116
0
116
Sigaluh II
24
6
30
9
Madukara
0
0
0
Madukara II
501
0
501
Banjarmangu I
108
12
120
Banjarmangu II
10
Banjarmangu
11
Wanadadi
12
Rakit
13
Punggelan
Madukara I
544
0
544
Wanadadi I
43
0
43
Wanadadi II
138
0
138
72
0
72
Rakit I Rakit II
0
0
0
Punggelan I
216
108
324
Punggelan II
192
12
204
528
24
552
14
Karangkobar
Karangkobar
15
Pagentan
Pagentan I
44
3
47
Pagentan II
36
14
50
135
62
197
4
11
16
Pejawaran
Pejawaran
17
Batur
Batur I
7
Batur II
24
-
24
18
Wanayasa
Wanayasa I
27
9
36
Wanayasa II
216
8
224
19
Kalibening
Kalibening
32
32
64
20 SUB JUMLAH I
Pandanarum
Pandanarum
560
2
562
859
51
1
910
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 182
PENYULUHAN KESEHATAN NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN KELOMPOK
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN MASSA
1
RSUD Banjarnegara
0
0
2
RSI Bawang
12
2
12
25
10
5
34
32
893
83
3 4
RSU Emanuel Klampok RS PKU Muhammadiyah
SUB JUMLAH II JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH
14 37 15 66 976
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, 2010
Untuk tahun 2009/2011, program peningkatan PHBS yang dilakukan adalah : a. Sosialisasi PHBS b. Pemetaan dan pendataan PHBS c. Intervensi PHBS
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 183
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI
5.1 AREA BERISIKO TINGGI DAN PERMASALAHAN UTAMANYA Penentuan area beresiko sanitasi di Kabupaten Banjarnegara berdasarkan hasil penilaian data sekunder, Persepsi SKPD dan Studi EHRA. 5.1.1.
Study EHRA EHRA (Enveriommental Healt Risk Assessment) atau
Penilaian
Resiko Kesehatan lingkungan merupakan studi singkat dengan bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku-perilaku yang memiliki resiko pada kesehatan warga, Studi sanitasi yang diteliti mencakup : 1).
Kondidisi kesehatan meliputi ; sistem penyedian air bersih, layanan pembuangan sampah, ketersedian jamban dan saluran pembuangan limbah.
2).
Prilaku dengan higenitas dan sanitasi meliputi ; cuci tangan pakai sabun, buang air besar, pembuangan kotoran anak dan pembuangan sampah. Kegiatan EHRA di Kabupaten Banjarnegara ini di awali dengan
pertemuan Pokja PPSP dan SKPD terkait tentang hasil Pelatihan EHRA yang diselenggarakan di Bogor. Materi Pertemuan yang disepakati antara lain : 1.
Jadual Kegiatan EHRA
2.
Tim EHRA
3.
Anggaran EHRA
4.
Penetapan Metodologi survei EHRA. Survei EHRA di Kabupaten Banjarnegara memilih menggunakan metoda sampling clustering. Penetapan cluster hanya menggunakan
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 184
empat kriteria utama yaitu kepadatan peduduk, angka kemiskinan, daerah/ wilayah yang dialiri sungai/ kali/ saluran drainase/saluran irigasi dengan potensi digunakan sebagai MCK dan pembuangan sampah serta kriteria daerah yang sering terkena banjir dan dinilai mengganggu. Pemilihan sampel desa per cluster, sampel RT dan sampel responden (keluarga) semuanya dilakukan secara random (acak). 5.
Besar sampel EHRA Penetapan sampel disepakati menyesuaikan kemampuan anggaran yang tersedia yaitu sebesar ± 10% rumah tangga di Kabupaten banjarnegara. Jumlah sampel yang disepakati pada survei EHRA ini sebesar 1.110 sampel. Berdasarkan pendekatan slovin, besar sampel EHRA ini adalah 439, sedangkan bila menggunakan pendekatan Krjajcie Morgan besar sampel adalah 1.613. Besar sampel setiap cluster dapat dilihat pada tabel 5.1. Daftar desa pada setiap cluster dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 5.1 : Besar sampel per cluster pada studi EHRA Kabupaten Cluster
Banjarnegara Tahun 2011 Jumlah Desa
Jumlah desa Sampling (10%)
Jumlah responden per desa 37 37 37 37 37
jumlah responden per cluster Cluster 4 1 1 37 Cluster 3 14 2 74 Cluster 2 129 13 481 Cluster 1 120 12 444 Cluster 0 14 2 74 Jumlah 278 30 1.110 Sumber : rapat Pokja PPSP Kab. Banjarnegara tanggal 10 Agustus 2011
Kegiatan EHRA melibatkan enumerator yang berasal dari desa sampel sehingga diharapkan mengetahui kondisi masing-masing desa. Satu desa ditetapkan satu orang enumerator sehingga semuanya ada 30 enumerator. Sebelum bekerja, enumerator diberikan pelatihan. Hasil EHRA ini diharapkan dapat memberikan kontrobusi bagi pengembangan Buku Putih dan Perencanan program-program sanitasi di tingkat Kabupaten. .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 185
5.1.1.1.
Persampahan Keluarga di Kabupaten Banjarnegara, yang mengelola sampah pada skala rumah tangga masih sangat rendah yaitu baru mencapai 4,9%. Kondisi yang sama sekali tidak terdapat pengolahan samapah (0%) ada di desa-desa yang berada di cluster 0. Pada desa-desa yang berada di cluster 4 pengelolaan sampahnya jauh lebih baik dari kondisi tingkat kabupaten yaitu sebesar 56,8%. Kondisi ini menggambarkan bahwa masalah pengelolaan sampah di skala rumah tangga masih harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah Kabupaten Banjarnegara terutama untuk cluster 0, cluster 1 dan cluster 2. Apabila pengelolaan sampah di skala rumah tangga ini tidak mendapat perhatian maka volume sampah akan menjadi masalah di skala komunal dan dapat berdampak bukan saja pada masalah estetika tapi juga kesehatan. Grafik 5.1 memperlihatkan kondisi pengelolaan sampah menurut survei EHRA di Kabupaten Banjarnegara tahun 2011
Grafik 5.1 : Proporsi pengelolaan sampah pada skala rumah tangga di kabupaten Banjarnegara Tahun 2011
Sumber : Survei EHRA Kab. Banjarnegara tahun 2011
Hasil survei EHRA seperti yang terlihat pada tabel 5.2 memberi gambaran bahwa masyarakat yang sudah memanfaatkan layanan pengangkutan sampah, ternyata frekuensi pengangkutannya masih dianggap tidak memadai yaitu sebesar 88,6%. Layanan yang tidak .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 186
memadai ini, terutama pada peride pengangkutan yang masih banyak yang di angkut satu minggu sekali bahkan lebih. Kondisi ini berisiko mengundang datangnya serangga (lalat) dan binatang pengganggu (tikus) yang berpotensi dalam penularan penyakit. Tabel 5.2 : Frekuensi Pengangkutan sampah menurut survei EHRA di Kabupaten Banjarnegara tahun 2011 Wilayah
Tidak
memadai
Jumlah
memadai Kluster 0
100,0%
,0%
100,0%
Kluster 1
90,3%
9,7%
100,0%
Kluster 2
88,5%
11,5%
100,0%
Kluster 3
96,1%
3,9%
100,0%
Kluster 4
26,5%
73,5%
100,0%
Kabupaten
88,6%
11,4%
100,0%
Sumber : Survei EHRA Kab. Banjarnegara tahun 2011
5.1.1.2.
Limbah Rumah Tangga (Domestik) Permasalah limbah rumah tangga, yang perlu diwaspadai adalah kondisi keamanan tangki septik yang dimiliki oleh rumah tangga. Pada survei EHRA ini, untuk mengukur kondisi ini didasarkan pada dua hal yaitu tangki septik yang umurnya lebih dari 5 tahun dan tangki septik yang tidak pernah dikuras/ disedot. Grafik 5.2 : Persentase Septik tank aman dan tidak aman menurut hasil survei EHRA di Kabupaten Banjarnegara tahun 2011
Sumber : Survei EHRA Kab. Banjarnegara tahun 2011 .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 187
Grafik 5.2 menunjukan bahwa rumah di Kabupaten Banjarnegara yang memiliki septik tank kondisinya sejauh ini dianggap aman yaitu sebesar 86,1%. Namun demikian pada tingkat cluster, masih ada cluster yang dapat berpotensi menimbulkan masalah yang disebabkan keamanan septic tank yaitu cluster 0 (32,4%) dan cluster 3 (24,3%). Kondisi ini dikhawatirkan berpotensi pada pencemaran air tanah. Permasalahan limbah domestik yang ingin digali pada studi EHRA adalah pencemaran yang diakibatkan oleh pembuangan tangki septik. Limbah tangki septik dikategorikan mencemari bila tidak dikubur atau tidak dibuang ke instalasi pengolahan limbah tinja (IPLT).
Tabel 5.3 : proporsi pencemaran karena pembuangan isi tangki septik menurut survei EHRA di Kabupaten Banjarnegara tahun 2011 Wilayah
Tidak
Ya
Jumlah
Kluster 0
,0%
,0%
,0%
Kluster 1
84,8%
15,2%
100,0%
Kluster 2
100,0%
,0%
100,0%
Kluster 3
,0%
,0%
,0%
Kluster 4
66,7%
33,3%
100,0%
Kabupaten
85,2%
14,8%
100,0%
Sumber : Survei EHRA Kab. Banjarnegara tahun 2011
Hasil survei EHRA sebagaimana tampak pada tabel 5.3, menunjukan bahwa di klaster 4 pembuangan limbah tangki septic yang berpotensi mencemari sebesar 33,3% dan pada klaster 1 sebesar 15,2%. Pada kluster lain sama sekali tidak bermasalah. Kondisi ini dimungkinkan karena pada data tangki septik amannya cukup baik sebesar 86,1% tingkat kabupaten. Masalah limbah domestik yang mendapat perhatian pada saat survei EHRA adalah masalah SPAL (saluran pembuangan air limbah). Kluster yang menghadapi persoalan SPAL karena rumah tidak memiliki SPAL adalah berturut-turut kluster 0 (73,0%) kluster 2 (54,1%) kluster 3(54,1%) dan kluster 1(52,0%). Data sebagaimana tampak pada grafik 5.3.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 188
Grafik 5.3 : Persentase kepemilikan SPAL menurut hasil survei EHRA di Kabupaten Banjarnegara tahun 2011
Sumber : Survei EHRA Kab. Banjarnegara tahun 2011
5.1.1.3.
Drainase Sistem
drainase
dalam
lingkungan
permukiman
merupakan
persoalan yang perlu mendapat perhatian. Salah satu variabel untuk mengukur baik tidaknya sistem drainase adalah dari ada tidaknya genangan air di lingkungan pemukiman. Grafik 5.4 Memperlihatkan semua wilayah banjarnegara pada umumnya tidak terlihat ada genangan air limpasan di lingkungan pemukiman. Sekalipun ada di kluster 1 dan 2 prosentasenya sangat kecil yaitu 0,9% dan 0,2%. Jumlah responden yang merasa secara rutin mengalami banjir tidaklah banyak. Tabel 5.4 memperlihatkan bahwa dari responden sebesar 1110 orang yang merasa mengalami banjir hanya 40 orang dan yang merasa mengalami banjir secara rutin hanya 24 orang yang terdapat di kluster 1 dan kluster 2.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 189
Sumber : Survei EHRA Kab. Banjarnegara tahun 2011
Tabel 5.4 : Persentase genangan air di lingkungan permukiman menurut hasil survei EHRA di Kabupaten Banjarnegara tahun 2011 Wilayah
Ya
Tidak
Jumlah
Cluster 0
0
0
0
Cluster 1
10
7
17
Cluster 2
14
9
23
Cluster 3
0
0
0
Cluster 4
0
0
0
24
16
40
kabupaten
Sumber : Survei EHRA Kab. Banjarnegara tahun 2011
5.1.1.4.
Air Minum HASIL survai EHRA tentang persoalan air minum, didapatkan hasil bahwa sumur Gali di Kabupaten Banjarnegara relatif menjadi sumber air yang tidak tercemar. Pengukuran ini didasarkan hanya pada dua faktor yaitu sumur berpelindung dan jarak sumur dengan tempat penampungan
tinja
yang
kurang
dari
10
meter.
Tabel
5.5
memperlihatkan bahwa semua kluster dan juga tingkat kabupaten memperlihatkan angka yang sangat baik (di atas 90%). Data sumur aman ini tidak menjamin kualitas airnya akan selalu baik, karena ada variabel lain yang harus diwaspadai yaitu variabel masih banyak rumah yang masih belum memiliki SPAL (56% di tingkat
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 190
Kabupaten) sebagaimana tercantum pada grafik 5.3. Faktor lain yang perlu mendapat perhatian adalah perilaku warga dalam mengambil dalam mengelola air sumur.
Grafik 5.5 : Persentase sumur yang tercemar dan tidak tercemar menurut hasil survei EHRA di Kabupaten Banjarnegara tahun 2011
Sumber : Survei EHRA Kab. Banjarnegara tahun 2011
Grafik 5.6 merupakan hasil survei EHRA yang menggambarkan keluarga yang menggunakan sumber air yang tidak terlindungi. Sumber air yang dianggap tidak terlindungi dalam survei ini adalah sumber air yang berasal dari sungai, waduk, mata air tercemar dan air hujan. Keluarga di kluster 4 menempati posisi tertinggi sebesar 51,4% keluarga yang menggunakan air yang tidak terlindungi ini, kemudian diikuti kluster 3 (18%). Kluster lainnya dan pada tingkat kabupaten angkanya di bawah 10%.
Grafik 5.5 : Persentase keluarga yangmenggunakan sumber air yang tidak terlindungi menurut hasil survei EHRA di Kabupaten Banjarnegara tahun 2011
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 191
Sumber : Survei EHRA Kab. Banjarnegara tahun 2011
Permasalahan air dalam bentuk kelangkaan air, berdasarkan survei EHRA sebagai berikut : kluster 2 jumlah keluarga yang mengalami kelangkaan air sebesar 31% , kluster 0 sebesar 20%, kluster 1 sebesar 14%. Hanya kluster 3 yang tidak mengalami kelangkaan air. Pada tingkat kabupaten besarnya kelangkaan air adalah 20%. Kelangkaan air dalam survei EHRA ini bukan sekedar kurangnya air secara kwantitas namun juga dikaitkan dengan penggunaan sumber air yang memiliki faktor risiko pencemaran. Gambaran kelangkaan air dapat dilihat pada grafik5.6.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 192
Grafik 5.6 : Persentase keluarga yang mengalami kelangkaan air menurut hasil survei EHRA di Kabupaten Banjarnegara tahun 2011
Sumber : Survei EHRA Kab. Banjarnegara tahun 2011
5.1.2.
Penetapan Area Berisiko Penilaian area berisiko pada penyusunan buku putih sanitasi ini, menggunakan tiga penilaian yaitu berdasarkan data sekunder, berdasarkan persepsi SKPD dan berdasarkan data hasil survei EHRA. Data dari tiga sumber ini selanjutnya digabung dan dirata-rata dengan terlebih dahulu menyepakati bobot data dari masing-masing sumber. Langkah penetapan area berisiko menggunakan data Sekuder telah dilakukan pada awal sebelum kegiatan EHRA. Bentuk hasil penetapan area berisiko dengan data sekunder adalah data klustering yang dijadikan pijakan klustering survei EHRA. Penetapan area berisiko berdasarkan persepsi SKPD dilakukan oleh SKPD yang terkait dengan sektor sanitasi, untuk selanjutnya dirata-rata yang akan memberikan gambaran akhir area berisiko berdasarkan persepsi SKPD. SKPD di Kabupaten Banjarnegara yang terlibat dalam penilaian ini adalah Bappeda, DPU, Dinas Kesehatan, KPMD, KLH, Dindikpora, Dinhubkominfo dan PDAM.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 193
Langkah penetapan area berisiko berdasarkan survei EHRA adalah menggunakan metrik analisa penetapan area berisiko. Sebelum melakukan penilaian hal yang harus disepakati Tim Pokja PPSP adalah besarnya parameter dan alasan besaran tersebut. Langkah selanjutnya, Tim melakukan penilaian terhadap beberapa Aspek sebagaimana yang terdapat pada matrik analisa dengan cara membandingkan nilai hasil survei dengan parameter yang telah disepakati. Diakhir analisa, masingmasing kluster dalam survei EHRA akan diperoleh tingkat risiko berdasarkan EHRA. Matrik analisa penetapan area berisiko berdasarkan EHRA dapat dilihat pada tabel 5.5. Berdasarkan hasil akhir EHRA ini, Tim menyepakati bahwa tingkat Risiko pada kluster berlaku pada semua desa anggota kluster. Data area berisiko EHRA ini bersama dengan data area berisiko berdasarkan data sekunder dan SKPD digunakan untuk menentukan data area berisiko di Kabupaten Banjarnegara. Penetapan area berisiko di Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada tabel 5.6
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 194
Tabel 5.5 : tabel Penilaian terhadap data EHRALEMBAR ANALISA PENETAPAN AREA BERISIKO Kabupaten/Kota : Banjarnegara
>30%
mudah, murah
>20% >20% >20% >0% >20% >10% >20%
sangat mencemari sangat mencemari sangat mencemari sangat diperlukan mudah, murah
0,00
0,00
0,50
0,00
0,25
1
sangat mencemari >15%,
0 0 0 0,33
0 0 0 0,33
0 0 0,5 0,33
0 0 0 1,00
0 0,25 0 0,33
0 0,25 0,5 2,331
0,333 0 0 1,00 0,25 0,25 0,25 0,25 0,00 0,00 1,50 0,5
0 0 0,333 1,00 0,25 0,25 0,25 0,25 0,00 0,00 2,00 0,5
0 0 0,333 1,00 0,25 0,25 0,25 0,25 0,00 0,00 1,50 0,5
0,333 0,333 0,333 1,00 0,25 0,25 0,25 0,25 0,00 0,00 2,00 0,5
0 0 0,333 0,50 0,25 0 0 0,25 0,00 0,00 1,90 0,5
0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0 0,5 0,5 0,5 3,33 4,00 2 4 4,00 3,71 3,42 3,12 2,83 0,2915
0,10 0,10 0,00 0,10 0,10 0,5 0,5 2,98 1 Score 4 3 2 1
0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0 0,5 0,5 0,5 2,83 3,33 1 2 nilai max
nilai min rentang
Sumber : Survei EHRA Kab. Banjarnegara tahun 2011
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
JUMLAH
sangat mencemari >30%, risiko >30%, risiko >30%, risiko >30%, risiko
cluster 4
risiko overflowing besar, mahal
cluster 3
>20%,risiko >20%,risiko >20%,risiko
mudah, murah mudah, lebih murah penting
cluster 2
5,3 5,4
Pencemaran oleh tangki septik >5 tahun dan tidak pernah disedot (0.33) Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik (0.33) Pencemaran karena SPAL (0.33) PERSAMPAHAN Pengumpulan sampah tidak mencukupi (0.25) Tidak sering dikumpulkan (0.25) Dikumpulkan terlalu terlambat (0.25) Tidak ada pengolahan setempat (0.25) DRAINASE Adanya genangan air (1) PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) CTPS yg rendah di saat lima (5) waktu kritis (0.5) Jamban kotor terkontaminasi (0.5) a) tinja di atas toilet (0.1) b) pembalut di dalam toilet (0.1) c) lalat (0.1) d) ketersediaan air (0.1) e) ketersediaan sabun (0.1) Pencemaran pada wadah penyimpanan & penanganan air (0.5) Buang Air Besar Sembarangan (BABS) (0.5) TINGKAT RESIKO AWAL SKOR RESIKO EHRA FINAL
>20%, risiko >25%, risiko >20%,rawan air
cluster 1
2,1 2,2 2,3 3 3,1 3,2 3,3 3,4 4 4,1 5 5,1 5,2
SUMBER AIR Sumber air tercemar (0.5) a) sumur gali tidak terlindungi & kurang dari 10 m (0.25) b) penggunaan sumber air tidak terlindungi (0.25) Kelangkaan air (dan risiko terkait) (0.5) AIR LIMBAH DOMESTIK
cluster 0
1,2 2
RESIKO
Alasan
1 1,1
Parameter
NO
4,5
0 8,9 2,5 0 0,5 0,5 0,4 0,5 0,5 1,5 2,5 16,48
Berdasarkan Data presepsi SKPD, Data Skunder, dan Data EHRA menjadi penilaian penentu area beresiko di Kabupaten Banjarnegara
Tabel 5.6 Penentuan Area Beresiko di Kabupaten Banjarnegara No.
Kecamatan
Desa/ Kelurahan
Skor
Skor
Skor
Persepsi
Data
Data
SKPD
Sekunder
EHRA
Skor yang disepakati
Kategori
Susukan 1
Berta
3
3
4
3.2083
4
Resiko Tinggi
2
Derik
3
3
4
3.2917
4
Resiko Tinggi
3
Gumelem Kulon
3
3
2
2.7917
3
Resiko Sedang
4
Gumelem Wetan
3
3
2
2.7500
3
Resiko Sedang
5
Penerusanwetan
3
3
2
2.6250
3
Resiko Sedang
6
Penerusankulon
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
7
Brengkok
3
3
2
2.6250
3
Resiko Sedang
8
Pekikiran
3
3
2
2.6667
3
Resiko Sedang
9
Piasawetan
3
3
2
2.5417
3
Resiko Sedang
10
Karangsalam
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
11
Kemranggon
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
12
Susukan
3
3
1
2.2917
2
Resiko Rendah
13
Dermasari
3
3
1
2.2500
2
Resiko Rendah
14
Kadawung
3
3
2
2.7083
3
Resiko Sedang
15
Karangjati
3
3
2
2.5417
3
Resiko Sedang
1
Sirkandi
2
3
2
2.4583
2
Resiko Rendah
2
Pagak
2
3
2
2.4583
2
Resiko Rendah
3
Kecitran
3
3
4
3.2917
4
Resiko Tinggi
4
Purworejo
3
3
4
3.1667
4
Resiko Tinggi
5
Klampok
2
3
4
3.1250
4
Resiko Tinggi
6
Kalilandak
2
3
2
2.4167
2
Resiko Rendah
7
Kalimandi
2
3
2
2.4583
2
Resiko Rendah
8
Kaliwinasuh
2
3
2
2.4167
2
Resiko Rendah
1
Jalatunda
3
4
2
3.0417
4
Resiko Tinggi
2
Somawangi
3
4
2
3.0417
4
Resiko Tinggi
3
Kaliwungu
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
4
Kebanaran
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
5
Glempang
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
6
Salamerta
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
7
Purwasaba
3
4
4
3.5417
4
Resiko Tinggi
8
Blimbing
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
9
Panggisari
3
4
2
2.8333
3
Resiko Sedang
Purworejo Klampok
Mandiraja
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
VI - 196
No.
Kecamatan
Desa/ Kelurahan
Skor
Skor
Skor
Skor yang disepakati 3.0417 4
Kategori
10
Candiwulan
3
4
2
11
Simbang
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
12
Kertayasa
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
13
Banjengan
3
4
2
2.8333
3
Resiko Sedang
14
Mandirajakulon
2
4
4
3.4583
4
Resiko Tinggi
15
Kabakalan
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
Mandirajawetan
2
4
4
3.4583
4
Resiko Tinggi
1
Kalitengah
4
4
2
3.1667
4
Resiko Tinggi
2
Merden
3
4
2
3.0417
4
Resiko Tinggi
3
Karanganyar
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
4
Kaliajir
3
4
2
3.1250
4
Resiko Tinggi
5
Petir
4
4
2
3.1667
4
Resiko Tinggi
6
Pucungbedug
3
4
2
3.1250
4
Resiko Tinggi
7
Parakan
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
8
Mertasari
2
4
2
2.7917
3
Resiko Sedang
9
Danaraja
2
4
2
2.7500
3
Resiko Sedang
10
Purwonegoro
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
11
Kalipelus
2
4
2
2.7917
3
Resiko Sedang
12
Gumiwang
2
4
2
2.7500
3
Resiko Sedang
13
Kutawuluh
2
4
2
2.7500
3
Resiko Sedang
1
Wanadri
3
2
2
2.3750
4
Resiko Tinggi
2
Kebondalem
3
2
2
2.3750
4
Resiko Tinggi
3
Majalengka
3
2
2
2.3333
2
Resiko Rendah
4
Wiramastra
3
2
2
2.3333
2
Resiko Rendah
5
Kutayasa
3
2
2
2.3333
2
Resiko Rendah
6
Winong
3
2
2
2.2917
4
Resiko Tinggi
7
Depok
3
2
2
2.2083
2
Resiko Rendah
8
Watuurip
3
2
2
2.2500
2
Resiko Rendah
9
16
Resiko Tinggi
Purwonegoro
Bawang
Masaran
3
2
2
2.2083
2
Resiko Rendah
10
Serang
3
2
2
2.2083
4
Resiko Tinggi
11
Mantrianom
2
2
2
2.0833
4
Resiko Tinggi
12
Binorong
2
2
2
2.0417
2
Resiko Rendah
13
Joho
2
2
2
2.0833
2
Resiko Rendah
14
Bawang
2
2
2
2.0417
2
Resiko Rendah
15
Bandingan
2
2
2
2.0417
2
Resiko Rendah
16
Blambangan
2
2
2
1.9583
2
Resiko Rendah
17
Gemuruh
2
2
2
2.0833
4
Resiko Tinggi
18
Pucang
2
2
2
2.0833
2
Resiko Rendah
Argasoka
3
4
2
2.8333
3
Resiko Sedang
Banjarnegara 1
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
VI - 197
No.
Kecamatan
Desa/ Kelurahan
Skor
Skor
Skor
Skor yang disepakati 2.8333 3
Kategori
2
Ampelsari
3
4
2
Resiko Sedang
3
Tlagawera
2
4
2
2.7917
3
Resiko Sedang
4
Cendana
3
4
2
2.8333
3
Resiko Sedang
5
Sokayasa
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
6
Karangtengah
3
4
4
3.5000
4
Resiko Tinggi
7
Wangon
2
4
2
2.7500
4
Resiko Tinggi
8
Semampir
3
4
2
2.8333
4
Resiko Tinggi
9
Sokanandi
2
4
2
2.7500
4
Resiko Tinggi
10
Parakancanggah
3
4
4
3.5417
4
Resiko Tinggi
11
Semarang
3
4
4
3.5000
4
Resiko Tinggi
12
Krandegan
3
4
1
2.6250
4
Resiko Tinggi
13
Kutabanjarnegara
2
4
4
3.4167
4
Resiko Tinggi
1
Pringamba
3
1
2
1.9583
2
Resiko Rendah
2
Sawal
3
1
2
1.9583
2
Resiko Rendah
3
Panawaren
3
1
2
1.8333
2
Resiko Rendah
4
Tunggara
2
1
2
1.7917
2
Resiko Rendah
5
Randengan
2
1
2
1.7917
2
Resiko Rendah
6
Bojanegara
2
1
2
1.7500
2
Resiko Rendah
7
Bandingan
2
1
2
1.7083
2
Resiko Rendah
8
Prigi
3
1
2
1.8333
2
Resiko Rendah
9
Gembongan
2
1
2
1.7083
2
Resiko Rendah
10
Kemiri
2
1
2
1.7917
2
Resiko Rendah
11
Karangmangu
3
1
2
1.8333
2
Resiko Rendah
12
Wanacipta
3
1
2
1.8333
2
Resiko Rendah
13
Sigaluh
2
1
2
1.6667
2
Resiko Rendah
14
Singomerto
2
1
2
1.7083
2
Resiko Rendah
15
Kalibenda
2
1
2
1.7500
2
Resiko Rendah
1
Limbangan
2
2
2
1.9583
2
Resiko Rendah
2
Penawangan
2
2
2
1.9583
2
Resiko Rendah
3
Talunamba
2
2
2
2.1250
2
Resiko Rendah
4
Madukara
2
2
1
1.7500
2
Resiko Rendah
5
Kutayasa
2
2
1
1.6667
2
Resiko Rendah
6
Pekauman
2
2
2
2.0417
2
Resiko Rendah
7
Pagelak
2
2
1
1.6667
2
Resiko Rendah
8
Dawuhan
2
2
2
2.0417
2
Resiko Rendah
9
Bantarwaru
2
2
2
2.0417
2
Resiko Rendah
10
Sered
3
2
2
2.1667
2
Resiko Rendah
11
Kenteng
2
2
4
2.7083
4
Resiko Tinggi
12
Rejasa
2
2
2
2.0833
4
Resiko Tinggi
13
Petambakan
3
2
2
2.1667
2
Resiko Rendah
14
Rakitan
3
2
2
2.2083
2
Resiko Rendah
Sigaluh
Madukara
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
VI - 198
No.
Kecamatan
Desa/ Kelurahan
Skor
Skor
Skor
Skor yang disepakati 2.2083 2
Kategori
15
Blitar
3
2
2
Resiko Rendah
16
Kaliurip
3
2
1
1.9583
2
Resiko Rendah
17
Karanganyar
2
2
2
2.0833
2
Resiko Rendah
18
Gununggiana
3
2
2
2.1667
2
Resiko Rendah
19
Clapar
3
2
2
2.2083
2
Resiko Rendah
20
Pakelen
2
2
2
2.1250
2
Resiko Rendah
1
Jenggawur
2
3
2
2.3750
2
Resiko Rendah
2
Banjarkulon
2
3
2
2.4583
2
Resiko Rendah
3
Banjarmangu
2
3
2
2.4583
2
Resiko Rendah
4
Rejasari
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
5
Kesenet
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
6
Kalilunjar
3
3
2
2.5417
3
Resiko Sedang
7
Sijeruk
3
3
2
2.6667
3
Resiko Sedang
8
Kendaga
3
3
2
2.6667
3
Resiko Sedang
9
Gripit
3
3
2
2.6250
3
Resiko Sedang
10
Pekandangan
3
3
2
2.5000
3
Resiko Sedang
11
Sigeblok
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
12
Paseh
3
3
2
2.6667
3
Resiko Sedang
13
Sipedang
3
3
2
2.7083
3
Resiko Sedang
14
Sijenggung
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
15
Beji
3
3
2
2.6667
3
Resiko Sedang
16
Prendengan
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
17
Majatengah
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
1
Kasilip
3
3
2
2.5417
3
Resiko Sedang
2
Tapen
3
3
2
2.5000
3
Resiko Sedang
3
Karangjambe
3
3
2
2.5417
3
Resiko Sedang
4
Wanadadi
2
3
2
2.4167
2
Resiko Rendah
5
Wanakarsa
2
3
2
2.4583
2
Resiko Rendah
6
Lemahjaya
3
3
2
2.5417
3
Resiko Sedang
7
Karangkemiri
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
8
Kandangwangi
3
3
2
2.5417
3
Resiko Sedang
9
Medayu
2
3
2
2.4583
2
Resiko Rendah
10
Linggasari
3
3
2
2.5000
2
Resiko Rendah
11
Gumingsir
3
3
2
2.5417
3
Resiko Sedang
1
Pingit
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
2
Situwangi
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
3
Gelang
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
4
Rakit
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
5
Adipasir
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
6
Bandingan
3
4
2
2.8333
3
Resiko Sedang
Banjarmangu
Wanadadi
Rakit
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
VI - 199
No.
Kecamatan
Desa/ Kelurahan
Skor
Skor
Skor
Skor yang disepakati 3.0000 4
Kategori
7
Kincang
3
4
2
8
Badamita
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
9
Tanjunganom
2
4
2
2.7917
3
Resiko Sedang
10
Luwung
2
4
2
2.7917
3
Resiko Sedang
11
Lengkong
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
1
Sambong
3
4
2
3.0417
4
Resiko Tinggi
2
Danakerta
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
3
Klapa
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
4
Kecepit
3
4
2
3.0417
4
Resiko Tinggi
5
Karangsari
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
6
Tribuana
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
7
Sawangan
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
8
Sidarata
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
Resiko Tinggi
Punggelan
9
Badakarya
3
4
2
2.8333
3
Resiko Sedang
10
Punggelan
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
11
Jembangan
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
12
Purwasana
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
13
Petuguran
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
14
Bondolharjo
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
15
Tanjungtirta
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
16
Tlaga
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
Mlaya
3
4
2
3.0833
4
Resiko Tinggi
1
Paweden
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
2
Gumelar
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
3
Purwodadi
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
4
Sampang
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
5
Slatri
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
6
Pagerpelah
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
7
Pasuruhan
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
8
Karanggondang
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
9
Jlegong
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
10
Ambal
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
11
Binangun
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
12
Karangkobar
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
13
Leksana
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
1
Larangan
3
4
1
2.5000
3
Resiko Sedang
2
Karangnangka
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
3
Aribaya
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
4
Nagasari
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
5
Gumingsir
3
4
2
3.0417
4
Resiko Tinggi
17 Karang kobar
Pagentan
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
VI - 200
No.
Kecamatan
Desa/ Kelurahan
Skor
Skor
Skor
Skor yang disepakati 2.9583 4
Kategori
6
Sokaraja
3
4
2
7
Kayuares
3
4
2
3.0417
4
Resiko Tinggi
8
Metawana
3
4
2
3.0833
4
Resiko Tinggi
9
Kalitlaga
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
10
Karekan
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
11
Plumbungan
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
12
Pagentan
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
13
Kasmaran
3
4
2
2.8333
3
Resiko Sedang
14
Majasari
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
15
Babadan
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
16
Tegaljeruk
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
1
Kalilunjar
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
2
Karangsari
3
3
1
2.2500
2
Resiko Rendah
3
Sarwodadi
3
3
2
2.6667
3
Resiko Sedang
4
Grogol
3
3
1
2.4167
2
Resiko Rendah
5
Giritirta
3
3
2
2.6667
3
Resiko Sedang
6
Biting
3
3
2
2.6250
3
Resiko Sedang
7
Tlahap
3
3
1
2.2500
2
Resiko Rendah
8
Darmayasa
3
3
2
2.5417
3
Resiko Sedang
9
Pejawaran
3
3
1
2.2917
2
Resiko Rendah
10
Panusupan
3
3
1
2.2917
2
Resiko Rendah
11
Ratamba
3
3
2
2.7500
3
Resiko Sedang
12
Sidengok
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
13
Pegundungan
3
3
2
2.7083
3
Resiko Sedang
14
Beji
3
3
2
2.7917
3
Resiko Sedang
15
Semangkung
3
3
2
2.7500
3
Resiko Sedang
16
Condongcampur
3
3
2
2.6667
3
Resiko Sedang
17
Gombol
3
3
2
2.6667
3
Resiko Sedang
1
Batur
3
1
2
1.9167
4
Resiko Tinggi
2
Sumberejo
3
1
2
1.9583
2
Resiko Rendah
3
Pasurenan
3
1
2
2.0417
2
Resiko Rendah
4
Pekasiran
3
1
2
2.0833
2
Resiko Rendah
5
Kepakisan
3
1
2
2.0417
2
Resiko Rendah
6
Bakal
3
1
2
2.0417
2
Resiko Rendah
7
Karangtengah
3
1
2
2.0000
2
Resiko Rendah
8
Diengkulon
3
1
2
2.0417
2
Resiko Rendah
1
Karangtengah
3
4
2
3.0833
3
Resiko Sedang
2
Suwidak
3
4
2
3.0417
3
Resiko Sedang
3
Bantar
3
4
2
2.9583
3
Resiko Sedang
4
Pandansari
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
Resiko Tinggi
Pejawaran
Batur
Wanayasa
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
VI - 201
No.
Kecamatan
Desa/ Kelurahan
Skor
Skor
Skor
Skor yang disepakati 2.8750 3
Kategori
5
Pagergunung
3
4
2
Resiko Sedang
6
Dawuhan
3
4
2
2.9583
3
Resiko Sedang
7
Kubang
3
4
2
3.0000
3
Resiko Sedang
8
Susukan
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
9
Wanayasa
3
4
2
2.9583
3
Resiko Sedang
10
Pesantren
3
4
1
2.5833
3
Resiko Sedang
11
Balun
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
12
Tempuran
3
4
2
2.9583
3
Resiko Sedang
13
Wanaraja
3
4
2
3.0833
3
Resiko Sedang
14
Jatilawang
3
4
2
2.9583
2
Resiko Sedang
15
Legoksayem
3
4
2
3.0000
3
Resiko Sedang
16
Kasimpar
3
4
1
2.5833
3
Resiko Sedang
17
Penanggungan
3
4
2
3.0833
3
Resiko Sedang
1
Kalibening
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
2
Asinan
3
4
2
3.0833
4
Resiko Tinggi
3
Sembawa
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
4
Kalibombong
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
5
Majatengah
3
4
2
3.0417
4
Resiko Tinggi
6
Kalisatkidul
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
7
Sirukem
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
8
Kertasari
3
4
2
3.1250
4
Resiko Tinggi
9
Kalibening
Sidakangen
3
4
4
3.7083
4
Resiko Tinggi
10
Sikumpul
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
11
Gununglangit
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
12
Bedana
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
13
Sirukun
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
14
Karanganyar
3
4
2
3.0417
4
Resiko Tinggi
15
Plorengan
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
16
Kasinoman
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
1
Pandanarum
3
4
2
3.1250
4
Resiko Tinggi
2
Sinduaji
3
4
2
3.0833
4
Resiko Tinggi
3
Pasegeran
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
4
Pingitlor
3
4
2
3.0833
4
Resiko Tinggi
5
Lawen
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
6
Sirongge
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
7
Pringamba
3
4
2
3.0417
4
Resiko Tinggi
Beji
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
1
Pagedongan
3
2
2
2.2500
2
Resiko Rendah
2
Gunungjati
3
2
2
2.2500
2
Resiko Rendah
3
Twelagiri
3
2
2
2.2500
2
Resiko Rendah
Pandanarum
8 Pagedongan
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
VI - 202
No.
Kecamatan
Desa/ Kelurahan
Skor
Skor
Skor
Skor yang disepakati 2.4167 2
Kategori
4
Kebutuhduwur
3
2
2
5
Kebutuhjurang
3
2
2
2.3333
2
Resiko Rendah
6
Pesangkalan
3
2
2
2.3750
2
Resiko Rendah
7
Duren
3
2
2
2.4167
2
Resiko Rendah
8
Lebakwangi
3
2
2
2.2917
2
Resiko Rendah
3
2
2
2.2083
2
Resiko Rendah
9 Gentansari Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, 2011
Resiko Rendah
Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, 2011
Gambar 5.1. Area Beresiko di Kabupaten Banjarnegara
Berdasarkan Data Area Beresiko dan Peta dapat dilihat penentuan area beresiko Kabupaten Banjarnegara ada 80 Desa yang beresiko Tinggi. Penilaian menggunakan pembobotan 25% data skunder, 25% data SKPD, dan 50% data EHRA. Tingkat kepadatan penduduk wilayah tersebut cukup tinggi dibandingkan Desa-desa yang lain. Hal ini menimbulkan permasalahan dalam sanitasi lingkungan misalnya kawasan pemukiman yang kumuh, pencemaran air permukaan dan air tanah, penanganan air limbah dan sampah yang belum memadai, sistem drainase yang buruk dan tingkat kesehatan masyarakat yang masih belum baik. Ada 2 Desa yang pemukimannya kurang padat tetapi potensi untuk .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
VI - 203
pencemaran seperti Desa Winong dekat dengan TPA dan Desa Mantrianom dekat dengan IPLT menjadikan penilaian area berisiko potensi tinggi menurut kebijakan pokja kedua Desa ini juga masih dekat dengan perbatasan kota yang menjadikan penilaian. 5.2 KAJIAN DAN OPSI PARTISIPASI SERTA JENDER DI AREA PRIORITAS Desa yang menjadi kunjungan program sanitasi adalah RW. IV Kelurahan Semarang Kec. Banjarnegara terdapat 129 KK, 495 jiwa. Dari jumlah tersebut yang memiliki jamban sendiri hanya 18 KK, selebihnya untuk keperluan BAB dengan menggunakan kolam ikan dan sungai. Mereka yang telah memiliki jamban sendiri umumnya tidak menggunakan septictank sehingga limbah air langsung dibuang ke kolam ikan dan sungai / badan air tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu (treatment), sehingga limbahnya mencemari air tanah dan sungai. Warga yang mempunyai sumur gali sendiripun airnya tercemari karena sebagian besar masyarakat BAB dikolam ikan. Kebanyakan rumah memiliki kolam ikan dan juga untuk BAB. Di kampung tersebut kejadian diare dan thypus terakhir terjadi bulan Juli 2011
Sumber : Peta Sosial Kelurahan Semarang, 2010
Gambar 5.2 Peta Lokasi Kelurahan Semarang Untuk kebutuhan air bersih, masyarakat RW. IV Kelurahan Semarang Kec. Banjarnegara mendapatkannya dari sumber mata air tanah jika warga yang mempunyai sumur kering di mata air ini tidak akan kering. Untuk kondisi sanitasi berupa air limbah, masyarakat masih mempergunakan cubluk / dialirkan ke kolam sebagai tempat pembuangan tinja. Kajian opsi parsipasi masyarakat dan jender pada area prioritas dilaksanakan dengan melakukan FGD (Focus Group Discussion) RW. IV Kelurahan Semarang Kec. Banjarnegara. FGD ini dihadiri oleh kurang lebih 20 orang perwakilan warga yang terdiri dari tokoh masyarakat, perangkat dusun dan desa, ibu-ibu PKK, dan
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
VI - 204
pemuda. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 21 Agustus 2011 di rumah warga RW.IV Kelurahan Semarang Kec. Banjarnegara.
Sumber : BAPPEDA, 2011
Gambar 5.3 Suasana kegiatan FGD tentang sanitasi Dari kegiatan ini dapat dilihat beberapa hal yang berkaitan dengan sanitasi 1. Meskipun sebagian besar warga sudah memiliki jamban dengan septictank, tetapi masih ada warga yang menggunakan cubluk sebagai sarana buang air besarnya 2. Belum semua warga memahami pola hidup bersih dan sehat (PHBS) berkaitan dengan pemeliharaan ternak, sebab masih banyak kandang ternak yang berdekatan dengan rumah warga 5.3 MEDIA DAN PENINGKATAN KEPEDULIAN SOSIAL 5.3.1 Peran Stakeholder dalam Pemasaran Sosial Perencana, Pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan hidup di dalamnya terdapat pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan, perencanaan kajian kelayakan lingkungan dan penanganan sengketa lingkungan. Menggunakan media sosialisasi dan pelatihan dalam mengkomunikasikan isu. Menggunakan alat berupa leaflet yang dibagikan saat sosialisasi dan pelatihan serta tulisan/artikel di warta bahari. Program upaya Penangulangan Kemiskinan. Tiap SKPD melakukan sosialisasi namun belum semua SKPD memiliki keterampilan berbicara di depan masyarakat sehingga dibutuhkan sebuah pelatihan khusus mengenai hal ini. Pemerintah kabupaten Banjarnegara melaksanakan konsfresi besar dalam dalam satu tahun dua kali yang dilaksanakan setiap ahir semester. Pada efen-efen tersebut disampaikan program-program kebijakan pemeintah kabupaten banjarnegara dan pembahsan rencana pelaksanaannya. Audiens yang diundang : 1.
Muspida
2.
Unsur DPRD (Ketua, Wakil Ketua, Ketua Komisi, Ketua Fraksi)
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
VI - 205
3.
Kepala SKPD dan Kepala Dinas Vertikal
4.
Para Camat
5.
Pejabat Militer (Komandan Rayon Militer/KORAMIL)
6.
Polisi (Kepala Kepolisian Sektor/POLSEK)
7.
Kepala Desa
DisKomimfo melalui Radio Swara Banjarnegara FM mempublikasikan seputar Banjarnegara dan kebijakan-kebijakan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, cakupan siaran dari Radio swara Banjarnegara sampai diseluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara dan sebagian wilayah Kabupaten Banjarnegara 5.3.2. Profil Media Massa Lokal Di Kabupaten Banjarnegara
cukup banyak media lokal baik media cetak
maupun media elektronik. Berikut daftar media massa di Kabupaten Banjarnegara. Tabel 5.7 Nama Radio yang ada di Kabupaten Banjarnegara No 1
Nama Radio
Alamat
Pemerintah RSPD
Jl. Letjen Suprapto No.111 Tlp. (0286) 592202
2
Swasta POP FM
Jl. Letjen Suprapto No.1116 Tlp. (0286) 594928
PRIMA FM
Jl. Tentara Pelajar No.56
Sumber : Data Sekunder, 2011
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
VI - 206
Tabel 5.8 Harian Surat Kabar Yang Beredar di Kabupaten Banjarnegara No
Nama Surat Kabar di Kabupaten Banjarnegara Alamat Redaksi
1
SUARA MERDEKA
Semarang
2
Radar Banyumas
Purwokerto
3
Kedaulatan Rakyat
Yogyakarta
4.
WAWASAN
Semarang
Sumber : Data Sekunder, 2011
5.3.3 Keterlibatan Media di dalam Pemberitaan Sanitasi di Banjarnegara Pemberitaan media lokal dan nasional mengenai kondisi sanitasi di Banjarnegara terutama didominasi oleh kondisi kekeringan di Kabupaten Banjarnegara. Hanya sedikit media yang memberitakan tentang sektor sanitasi yang lain. Hasil penelusuran pada beberapa media melalui website Perpustakaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Tabel 5.9 Infor masi Kondisi Sanitasi di Kab. Banjarnegara dari Media Massa No. Judul Berita
Sumber
1.
Banjir Bandang, Satu Luka
Suara Merdeka – 15 Maret 2008
2.
Drainase Buruk, Jalan Banjir
Suara Merdeka – 6 Nopember 2008
3.
Tebing Ambrol Sopir Menginap 10 jam
Suara Merdeka – 3 Februari 2009
4.
Warga Keluhkan Pencemaran Sungai Sapi
Radar Banyumas – 9 September 2010
Sumber : Data Sekunder, 2011
5.3.4. Komunikasi Dua Arah (Below The Line) Below the line (BTL) adalah sebuah strategi promosi atau komunikasi dengan target audiens yang terbatas (spesifik). Dalam strategi ini tercipta interaksi langsung dengan audiens atau
komunikasi berlangsung dua arah. Media atau kegiatannya
memberikan kesempatan kepada audiens untuk merasakan, menyentuh atau berinteraksi. Kegiatan komunikasi dilakukan Pemerintah Kabubaten Banjarnegara baik mengenai pembangunan umum daerah maupun terkait program atau pembangunan di bidang sanitasi pada khususnya. Beberapa kegiatan antara lain:
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
VI - 207
1.
Konferensi Besar Kabupaten Banjarnegara Konferensi
Besar
merupakan
agenda
pertemuan
Pemerintah
Kabupaten
Banjarnegara dengan mengundang seluruh Camat dan Kepala Desa serta stakeholder lainnya. Kegiatan ini adalah untuk menyampaikan informasi dan kebijakan daerah dalam pembangungan atau program/ rencana agar diketahui seluruh Kepala Desa untuk meneruskan kepa masyarakat secara lebih luas. Pertemuan ini juga memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan usulan, masukan, kritik dan informasi kepada Pemerintah Kabupaten sehingga dapat mengetahui kondisi riil di lapangan/ wilayah di Kabupaten Banjarnegara. Konferensi besar diadakan 2 (dua) kali setahun pada awal semester I dan Semester II 2.
Penyuluhan Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara secara rutin mengadakan penyuluhan terkait dengan penyehatan lingkungan di masyarakat.
Sumber : Dinas Kesehatan, 2009
Gambar 5.4 Kampaye Kesehatan
3.
Sosialisasi Adipura
4.
Roadshow kegiatan sanitasi (PAMSIMAS, SLBM)
Sumber : TIM SLBM, 2010
Gambar 5.5 Kegiatan SLBM .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
VI - 208
5.4 KETERLIBATAN SEKTOR SWASTA DALAM LAYANAN SANITASI 5.4.1 Pengelolaan Sampah Sampah tak pernah lepas dari kehidupan kita setiap hari, dengan banyaknya sampah yang menumpuk menimbulkan inisiatif dari masyarakat untuk menjadikannya sebagai peluang bisnis terutama sampah non-organik yang memiliki nilai jual. Sampah-sampah tersebut dipilah-pilah sesuai dengan jenisnya seperti kardus, plastik, kertas, logam besi, botol dan aluminium. Sampah-sampah tersebut mereka kumpulkan rumah tangga, fasilitas umum dan kawasan bisnis (seperti hotel dan rumah makan) dengan cara membeli (untuk yang memiliki modal) ataupun memungutnya (pemulung). Sampah yang terkumpul tersebut kemudian dijual kepada para pengusaha pengepul. Di Banjarnegara terdapat beberapa orang yang memiliki usaha sebagai pengepul sampah-sampah tersebut atau yang biasa disebut dengan pengepul rongsok, seperti di Kelurahan Krandegan di daerah tersebut banyak terdapat pengepul rongsok mulai dari skala kecil, menengah maupun besar. Adapun beberapa pengepul yang berhasil diwawancarai adalah sebagai berikut : 1. Nama pengusaha SOHIR, alamat Rt. 02 Rw. 8 Kel. Krandegan, mulai usaha sejak tahun 2004 dengan jumlah tenaga kerja 4 orang, untuk jenis dan volume barang yang ditampung adalah : Tabel 5.10 Data Pengepul Milik Sohir No. Jenis barang Volume rata-rata per Harga beli Bekas bulan (kg/ (Rp./Kg) kwintal/ton) 1. Plastik (cacahan) 5 Kwintal Rp. 1.700 2. Kertas 5 Kwintal Rp. 1.200 3. Logam besi 5 Kwintal Rp. 1.700 4. Aluminium 1,5 Kwintal Rp. 9.000 5. Botol/kaca 100 kg Rp. 500
Harga jual (Rp./Kg) Rp. 1.900 Rp. 1.500 Rp. 2.000 Rp. 11.000 Rp. 700
Sumber: Data Pengusaha Pengepul Bapak Sohir, 2011
Kota tujuan penjualan Kabupaten Wonosobo, adapun kendala dalam usaha adalah keterbatasan pada pembeli rongsok.
Sumber : Data primer, 2010
Gambar 5.6 Pengepul Milik Sohir .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
VI - 209
2. Nama pengusaha BUSONO, alamat Rt. 02 Rw. 9 Kel. Krandegan, mulai usaha sejak tahun 2006 dengan jumlah tenaga kerja 1 orang, untuk jenis dan volume barang yang ditampung adalah : Tabel 5.11 Data Pengepul Milik Busono No. Jenis barang Volume rata-rata per Harga beli Bekas bulan (kg/ (Rp./Kg) kwintal/ton) 1. Plastik (cacahan) 900 Kg Rp. 1.800 2. Kertas 800 Kg Rp. 1.200 3. Logam besi 1.600 Kg Rp. 2.700 4. Aluminium 200 Kg Rp. 10.000 5. Botol/kaca 280 buah Rp. 700
Harga jual (Rp./Kg) Rp. 2.000 Rp. 1.500 Rp. 3.000 Rp. 12.000 Rp. 900
Sumber: Data Pengusaha Pengepul Bapak Busono, 2011
Kota tujuan penjualan Kabupaten Tegal, adapun kendala dalam usaha adalah harga yang tidak stabil.
Gambar 5.7 Pengepul Milik Busono 5.4.2 Pengolahan Air Limbah Program penyediaan sarana pengolahan air limbah di Banjarnegara berawal pada tahun 2008 dan tahun 2009 memalui Program SANIMAS (Sanitasi Berbasis Masyarakat) yang melibatkan Pemerintah, masyarakat setempat dengan didampingi oleh suatu Lembaga Swadaya Masyarakat. Sedangkan pada tahun 2010 melalui Program SLBM (Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat) yang melibatkan Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya dan masyarakat setempat. Pengolahan air limbah tersebut berada di 5 kelurahan di Kecamatan Banjarnegara yaitu Kelurahan Semarang melalui program SANIMAS tahun 2008, Kelurahan Sokanandi melalui program SANIMAS tahun 2009, Kelurahan Kalibenda, Kelurahan Krandegan dan Kelurahan Kutabanjar melalui program SLBM tahun 2010. Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pembangunan dan operasional serta pemeliharaan memberikan dampak yang positif dalam masa operasional sarana Instalasi Pengelolaan Air Limbah dan MCK Umum di Kabupaten
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
VI - 210
Banjarnegara. IPAL secara operasional dan pemeliharaan dikelola oleh masyarakat sehinggga pengelolaan sarana IPAL dan MCK umum berjalan dengan baik.
Sumber : TIM SLBM, 2010
Gambar 5.8 Sanitasi Lingkungan berbasis masyarakat (SLBM) sistem IPAL Komunal Samapai sekarang difungsikan oleh masyarakat dengan baik dan tidak ada gendala. Pemeliharaan juga berjalan, dikelola oleh Panitia dari masyarakat yang masuk ke Badan Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (BP-SPAMS).
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
VI - 211
BAB VI PENUTUP
6.1
Kesimpulan Kondisi eksisting sanitasi Kabupaten Banjarnegara secara umum masih memerlupan upaya untuk peningkatan cakupan pelayanan sanitasi dasar yang layak. Beberapa hal yang dapat disimpulkan mengenai kondisi sanitasi di Kabupaten Banjarnegara yaitu : 6.1.1 Air Minum Pada saat ini, penyediaan air minum bagi masyarakat Kabupaten Banjarnegara masih menjadi masalah. Jalur perpipaan PDAM yang belum menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara. Jaringan PDAM baru melayani di 13 wilayah kota dan ibukota kecamatan (IKK) dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Banjarnegara. Masyarakat masih mengandalkan mata air dan air permukaan seperti sumur dan sungai. Pada musim kemarau sebagian wilayah mengalami kekeringan dan berkurangnya sumber air minum/ air bersih. Perlu upaya dalam peningkatan dan mengembangkan potensi untuk mencukupi kebutuhan masyarakat Kabupaten Banjarnegara baik dengan jaringan PDAM maupun non PDAM serta perlindungan terhadap mata air yang ada. 6.1.2 Air Limbah Sistem pengolahan air limbah di Kabupaten Banjarnegara didominasi sistem onsite baik septic tank maupun cubluk. Septic tank yang dipergunakan masyarakat masih belum memenuhi kriteria teknis yang ada dan berpotensi mencemari air tanah. Sistem komunal sudah mulai diterapkan dibeberapa lokasi pemukiman. Sedangkan untuk sistem terpusat, belum dapat memanfaatkan secara optimal prasarana yang ada. 6.1.3 Drainase Dengan kondisi topografi wilayah yang berbukit dan kemiringan lahan yang sangat besar, maka masalah drainase wilayah di Kabupaten Banjarnegara bukan menjadi masalah utama Walaupun di beberapa tempat terutama wilayah perkotaan sudah terjadi genangan akibat penanganan saluran drainase yang kurang baik.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
VI - 212
6.1.4 Persampahan Kabupaten Banjarnegara masih memiliki beberapa permasalahan terkait dengan penanganan sampah mulai dari cakupan wilayah pelayanan yang kurang, armada pengangkut sampah yang tidak memadai, TPA yang masih memakai sistem open dumping dengan luasan yang terbatas serta kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah. 6.2
Rekomendasi
6.2.1 Air Minum Penyediaan air baku guna kebutuhan domestik maupun non-domestik di Kabupaten Banjarnegara perlu terus ditingkatkan. Sumber-sumber air bersih yang terus diupayakan eksplorasinya secara optimal, yakni: Rencana sistem jaringan distribusi yang digunakan adalah sistem jaringan distribusi induk dan cabang. Sistem tersebut selama ini digunakan oleh PDAM, karena adanya kemudahan penentuan diameter pipa dan pembiayaan yang murah. 6.2.2 Air Limbah Perencanaan air limbah diarahkan sebagai berikut : 1) Optimalisasi jaringan limbah perkotaan yang sudah ada 2) Penyediaan septic tank dan bak resapan di setiap rumah (on site sanitation) selama tersedianya lahan yang mencukupi. 3) Pengolahan limbah industri dengan menggunakan instalasi pengolahan air limbah di setiap unit pabrik/industri. 4) 5) 6)
Kompleks perumahan diharuskan memiliki instalasi pengolahan limbah terpusat tersendiri. Kelestarian lingkungan hidup, terutama berkaitan dengan hal resapan air tanah, lahan pertanian, baku mutu air sungai, dll. Keterpaduan perencanaan dengan komponen prasarana dasar perkotaan lainnya, untuk menghindari kegiatan bongkar pasang yang berpengaruh terhadap kinerja saluran limbah itu sendiri.
6.2.3 Drainase
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
VI - 213
Rencana Induk Sistem Drainase difokuskan pada kawasan perkotaan. Jaringannya dibagi kedalam jaringan primer dan jaringan sekunder. Jaringan primer diarahkan ke sungai-sungai terdekat. Jaringan sekunder diarahkan ke jaringan-jaringan primer. Sistem drainase sangat mengandalkan terpenuhinya dimensi – dimensi teknis hidrolis pada saluran pebuang tersier dan sekunder. Selain itu pembangunan sumur – sumur peresapan yang sudah mulai digalakkan merupakan bagian sistem drainase makro yang ada. 6.2.4 Persampahan Lokasi TPA dimantapkan dengan memanfaatkan TPA yang sudah ada. Direncanakan sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah menuju TPA, dalam bentuk penyediaan TPS di setiap kawasan, sesuai dengan kebutuhan masing-masing kegiatan.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
VI - 214