BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi kesimpulan hasil analisis dampak tarikan kendaraan pusat perbelanjaan Paris Van Java terhadap tingkat pelayanan ruas jalan studi seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya untuk menentukan rekomendasi dari hasil yang telah dicapai. Selain itu juga dibahas kelemahan dari studi ini dan saran-saran untuk studi lanjutan. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil studi mengenai dampak tarikan kendaraan pusat perbelanjaan Paris Van Java terhadap persoalan lalu lintas maka ada dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pusat perbelanjaan Paris Van Java telah menimbulkan tarikan kendaraan yang cukup besar di kedua ruas jalan studi. Tarikan kendaraan terbesar di Jalan Sukajadi terjadi pada hari libur (Hari Sabtu) rentang jam 19.00-20.00 yaitu sebesar 42,54% (884,00 smp/jam) dari volume kendaraan di Jalan Sukajadi (2.077,80 smp/jam), sedangkan untuk Jalan Karang Tinggal terjadi pada hari libur (Hari Sabtu) rentang jam 19.00-20.00 yaitu sebesar 98,49% (782,00 smp/jam) dari volume kendaraan di Jalan Karang Tinggal (794,00 smp/jam). 2. Tingkat pelayanan jalan di ruas Jalan Sukajadi sudah mencapai kondisi yang buruk, yaitu kategori E dengan nilai VCR 0,93 pada hari libur (Hari Sabtu) rentang jam 20.00-21.00. Pada saat tersebut, tarikan kendaraan pusat perbelanjaan Paris Van Java menyumbang 38,18% (892,00 smp/jam) dari volume kendaraan di ruas Jalan Sukajadi (2.336,00 smp/jam). Dengan kata lain, pusat perbelanjaan Paris Van Java memberikan andil yang cukup besar terhadap penurunan tingkat pelayanan ruas Jalan Sukajadi. 3. Tingkat pelayanan jalan di ruas Jalan karang Tinggal sudah mencapai kategori C dengan nilai VCR 0,69 pada hari libur (Hari Sabtu) rentang jam 20.00-21.00. Pada saat tersebut, tarikan kendaraan pusat perbelanjaan Paris Van Java menyumbang 98,25% (897,00 smp/jam) dari volume kendaraan di ruas Jalan Karang Tinggal (913,00 smp/jam). Dengan kata lain, pusat perbelanjaan Paris Van Java memberikan andil yang sangat besar terhadap volume kendaraan di ruas Jalan
109
110
Karang Tinggal dan berpotensi sebagai penyebab utama dalam memperburuk tingkat pelayanan ruas Jalan Karang Tinggal. 4. Selain tarikan kendaraan pusat perbelanjaan Paris Van Java, faktor-faktor lain yang menyebabkan persoalan lalu lintas di kedua ruas jalan studi, yaitu: a. Perilaku pengemudi angkutan umum (angkutan kota dan bus kota) yang tidak disiplin dalam menaikkan dan menurunkan penumpangnya di ruas Jalan Sukajadi. b. Keberadaan pedagang kaki lima di kedua ruas jalan yang menggunakan trotoar dan badan jalan. c. Keberadaan pangkalan ojek di kedua ruas jalan yang menggunakan trotoar dan badan jalan. d. Kegiatan on-street parking yang terjadi di kedua ruas jalan yang memperkecil kapasitas jalan. e. Adanya titik konflik arus kendaraan di depan pintu masuk pusat perbelanjaan Paris Van Java. f. Lokasi loket pengambilan/penyerahan tiket parkir di Jalan Karang Tinggal yang terlalu dekat dengan badan jalan, sehingga tundaan yang ditimbulkan menghambat arus kendaraan menerus. 5. Untuk ruas Jalan Sukajadi, kondisi tingkat pelayanan jalan saat ini (tahun 2007) sudah mencapai kategori C, D, dan E, sedangkan untuk ruas Jalan Karang Tinggal kondisi tingkat pelayanan jalan saat ini (tahun 2007) baru mencapai katagori A, B, dan C. Berdasarkan proyeksi yang telah dilakukan (lihat Tabel IV.20), tingkat pelayanan Jalan Karang Tinggal akan menjadi D pada tahun 2009. 5.2 Rekomendasi Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka studi ini merekomendasikan dua alternatif penanganan persoalan lalu lintas akibat dampak tarikan kendaraan pusat perbelanjaan Paris Van Java, yaitu: 1. Penanganan persoalan lalu lintas di ruas jalan studi dengan menggunakan alternatif jangka pendek yang dilakukan dalam bentuk pengelolaan lalu lintas. Bentuk-bentuk pengelolaan lalu lintas yang diterapkan di kedua ruas jalan studi meliputi pengadaan tempat perhentian angkutan umum, penataan pedagang kaki
111
lima, penataan pangkalan ojek, penataan on-street parking, penataan titik konflik, dan pemindahan lokasi loket pengambilan/penyerahan tiket parkir (lihat Tabel V.1). Dengan dilakukannya pengelolaan lalu lintas ini, maka tingkat pelayanan jalan di kedua ruas jalan studi meningkat sebesar 1-2 tingkatan. Peningkatan terbesar di ruas Jalan Sukajadi adalah peningkatan dari kategori E menjadi C, sedangkan di Jalan Karang Tinggal dari kategori B menjadi A. TABEL V.1 USULAN PENANGANAN DENGAN PENGELOLAAN LALU LINTAS (ALTERNATIF I) PERSOALAN LALU LINTAS Pengadaan tempat perhentian angkutan umum.
Penataan pedagang kaki lima Penataan pangkalan ojek Penataan on-street parking Penataan titik konflik Pemindahan lokasi loket pengambilan/penyerahan tiket parkir
BENTUK PENANGANAN Pembangunan shelter yang berbentuk teluk jalan dengan geometri lebar 2 meter dan panjang 7 meter di kedua lajur ruas Jalan Sukajadi (di tempat yang saat ini menjadi halte bus) Penertiban PKL dari badan jalan trotoar Penertiban pangkalan ojek dari badan jalan trotoar Penertiban kendaraan on-street parking dan memaksimalkan tempat parkir dari masingmasing kegiatan komersil dan permukiman Membuat marka jalan permanen di depan pusat perbelanjaan Paris Van Java Pemindahan lokasi pengambilan/penyerahan tiket parkir diletakkan lebih ke dalam pusat perbelanjaan Paris Van Java ke arah basement dan ke arah roof top
Sumber: Hasil Analisis, 2007
2. Penanganan persoalan lalu lintas di ruas jalan studi dengan menggunakan alternatif jangka panjang dilakukan dalam bentuk pelebaran jalan. Alternatif solusi ini dilaksanakan ketika tingkat pelayanan jalan di kedua ruas jalan studi termasuk pada kategori tingkat pelayanan yang buruk, yaitu tingkat D, E, atau F dimana arus kendaraan menjadi tidak stabil. Untuk ruas Jalan Sukajadi, kondisi tingkat pelayanan jalan mencapai kategori buruk pada tahun 2007, sedangkan untuk ruas Jalan Karang Tinggal, kondisi tingkat pelayanan jalan mencapai kategori buruk pada tahun 2009 (hasil proyeksi) sehingga pelebaran jalan baru dilaksanakan pada waktu tersebut. Sebagai upaya untuk mengembalikan tingkat pelayanan ruas jalan studi digunakan tiga skenario penanganan jalan, skenario tersebut didasarkan
112
pada tingkat pelayanan jalan yang diinginkan yaitu A, B, dan C. Adanya tiga skenario ini menyebabkan terdapatnya perbedaan kebutuhan kapasitas jalan. Untuk melaksanakan penanganan persoalan lalu lintas ini, perlu dihitung perkiraan biaya yang dibutuhkan dalam proses pelaksanaannya. Adapun proporsi biaya yang ditanggung oleh pihak pengembang pusat perbelanjaan Paris Van Java sebesar proporsi dampak tarikan kendaraan pusat perbelanjaan Paris Van Java terhadap volume kendaraan di ruas jalan studi. Pelebaran jalan tiap skenario beserta biaya yang dibutuhkan untuk merealisasikannya dapat dilihat pada Tabel V.2 berikut. TABEL V.2 USULAN PENANGANAN DENGAN PEMBIAYAANNYA (ALTERNATIF II) RUAS JALAN
TA HU N
TIP E JAL AN
(4/2 UD) Sukajadi 2007 (4/2 D) (2/2 UD) Karang 2009 Tinggal (4/2 UD) Sumber: Hasil Analisis, 2007
PENA MBAH AN LEBAR JALAN (m)
KAPASI TAS (smp/ja m)
3
5.580,00
4
6.204,00
2
2.610,00
9
5.580,00
PELEBARAN
KETE RANG AN LOS = B LOS = A LOS = B LOS = A
JALAN
DAN
BIAYA TOTAL (Rp)
BEBAN PARIS VAN JAVA (Rp)
9.254.767.275,00
3.533.470.145,60
12.061.545.300,00
4.605.097.995,54
2.465.773.000,00
2.443.087.888,40
9.797.971.300,00
9.707.829.964,04
Dari kedua alternatif solusi di atas, usulan prioritas untuk penanganan persoalan lalu lintas saat ini adalah alternatif jangka pendek untuk ruas Jalan Karang Tinggal dan alternatif solusi jangka panjang untuk ruas Jalan Sukajadi karena dengan solusi jangka pendek tingkat pelayanan jalan hanya bisa dimaksimalkan sampai kategori C. 5.3 Kelemahan Studi Dalam melakukan studi ini terdapat beberapa kekurangan dan kelemahan yang antara lain sebagai berikut:
113
1. Studi ini tidak mempertimbangkan tingkat keterisian pusat perbelanjaan Paris Van Java yang sampai saat studi ini dilakukan masih 80% saja yang terisi, sehingga masih ada kemungkinan tarikan kendaraan yang ditimbulkan akan meningkat ketika tingkat keterisian pusat perbelanjaan Paris Van Java sudah 100% (penuh). 2. Studi ini tidak mempertimbangkan aspek biaya kemacetan (penambahan waktu perjalanan) dan biaya ektenalitas lainnya (seperti kebisingan dan polusi udara) dalam menganalisis pengaruh tarikan kendaraan pusat perbelanjaan Paris Van Java terhadap ruas jalan studi. 3. Studi ini bersifat lokal, sehingga tidak mempertimbangkan pengaruh tarikan kendaraan pusat perbelanjaan Paris Van Java terhadap ruas jalan yang menjadi penghubung ke area yang lebih luas di Kota Bandung. 4. Dalam studi ini dampak keberadaan pusat perbelanjaan Paris Van Java hanya dilihat dari segi tarikan kendaraannya saja terhadap kinerja jaringan jalan. Aspekaspek lainnya yang juga merupakan dampak keberadaan pusat perbelanjaan Paris Van Java ini tidak dibahas, seperti dampak sosial dan ekonomi bagi wilayah di sekitarnya. 5. Studi ini tidak membahas secara spesifik aspek penggunaan lahan di sekitar ruas jalan studi dan dampaknya terhadap kinerja jalan ruas jalan studi. 6. Pembebanan biaya pengelolaan ruas jalan studi kepada pihak pengelola pusat perbelanjaan Paris Van Java tidak mempertimbangkan dampak positif dari keberadaan pusat perbelanjaan Paris Van Java terhadap kawasan sekitarnya (secara mikro) dan Kota Bandung (secara makro), sehingga seharusnya beban yang harus dibayar oleh pihak pengelola pusat perbelanjaan Paris Van Java tidak sebesar yang disampaikan dalam studi ini. 5.4 Saran Studi Lanjutan Bedasarkan kelemahan studi yang dijelaskan sebelumnya, maka saran untuk studi lanjutan yang dapat dilakukan antara lain: 1. Diperlukan studi lanjutan ketika tingkat keterisian pusat perbelanjaan Paris Van Java sudah 100% (penuh).
114
2. Diperlukan studi lebih lanjut mengenai aspek biaya kemacetan (penambahan waktu perjalanan) dan biaya ekternalitas lainnya (seperti kebisingan dan polusi udara) sebagai pengaruh tarikan kendaraan pusat perbelanjaan Paris Van Java. 3. Diperlukan studi lebih lanjut mengenai pengaruh tarikan kendaraan pusat perbelanjaan Paris Van Java terhadap ruas jalan yang menjadi penghubung ke area yang lebih luas di Kota Bandung. 4. Diperlukan lebih lanjut mengenai aspek-aspek lainnya yang juga merupakan dampak keberadaan pusat perbelanjaan Paris Van Java, seperti dampak sosial dan ekonomi bagi wilayah di sekitarnya. Sehingga bisa diketahui apa saja dampak positif dan negatif dari keberadaan pusat perbelanjaan Paris Van Java. 5. Diperlukan studi untuk mengkaji perkembangan guna lahan di sekitar pusat perbelanjaan Paris Van Java dan dampaknya berbagai aspek. 6. Diperlukan studi lebih spesifik dan mendalam mengenai pengaruh perilaku angkutan umum, pejalan kaki, pangkalan ojek, pedagang kaki lima, on-street parking, dan pintu masuk pusat perbelanjaan Paris Van Java sehingga dapat dirumuskan bentuk pengelolaan lalu lintas yang terbaik.