BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
4.1
Sejarah Perusahaan
Gambar 4.1 Layout IGP Group (Sumber: Company Profil PT.IGP)
IGP Group dimulai dengan berdirinya PT.GKD pada tahun 1980 dengan frame chassis dan press part sebagai bisnis utamanya. Menjawab tantangan pasar PT. GKD melengkapi sarana produksinya dengan mesin 2000 ton dan 4000 ton.
Gambar 4.2 Frame Chassis
PT. Gemala Kempa Daya (PT. GKD) adalah perusahaan yang bergerak di bidang otomotif. PT. GKD tergabung dalam IGP Group. Produk utama yang dihasilkan adalah berupa frame chassis (under body) dan press part.
28 PT Gemala Kempa Daya berusaha lebih memuaskan pelanggan dengan meningkatkan kompetensi dalam bidang perancangan, pengembangan dan perawatan dies, serta kemampuan proses produksi. 4.1.1 Visi Perusahaan Menjadi pembuat komponen otomotif underbody yang mampu bersaing di ASEAN. 4.1.2 Misi Perusahaan Membuat komponen otomotif underbody yang handal.
4.2
Hasil Observasi Lapangan
4.2.1 Keadaan Awal Line Assembling B Keadaan awal line assembling frame chassis B terbagi dalam 4 stasiun kerja dan menggunakan 7 pekerja (operator). 7 operator tersebut mempunyai tugas sebagai berikut:
Tabel 4.1 Deskripsi kerja per operator
Station
Operator
Process
Job Description
Pre Assy 1 dan Pre Assy 2 (RH)
Op 1
Welding Nut
Assembling nut, Inner front RH & Inner rear RH; Assembling reinf no.1 RH, bracket spring no1 RH, bracket spring no.2, 3, 4, bracket helper spring rear & front
Pre Assy 1 dan Pre Assy 2 (LH)
Op 2
Welding Nut
Assembling nut, Inner front LH & Inner rear LH; Assembling reinf no1 LH, bracket spring no.1 LH, bracket spring no.2, 3, 4, bracket helper spring rear & front
Main Assy (RH)
Op 3
Rivetting
Assembling cross member front, cross member no.5, cross member no.6
Main Assy (LH)
Op 4
Rivetting
Assembling cross member no.2, cross member no.3, cross member no.4, cross member rear
Additional Assy (RH)
Op 5
Rivetting
Assembling stopper & member spare wheel set; Assembling braket engine mounting LH & RH, hook front dan hook rear
Additional Assy (LH)
Op 6
Rivetting
Assembling stopper & member spare wheel set; Assembling braket engine mounting LH & RH, hook front dan hook rear
Final Inspection
Op 7
Marking dan Inspection
Marking production date dan final inspection
29 4.2.2 Kondisi Lingkungan Kerja Kondisi lingkungan kerja pada line assembling frame chassis B ini adalah sebagai berikut: -
Jumlah operator sebanyak 7 orang.
-
Proses assembling ini dilakukan dengan menggunakan mesin welding, riveting, dan dilengkapi dengan conveyor.
-
Pada line assembling ini terdapat 4 stasiun kerja, dimana untuk 3 stasiun kerja dikerjakan oleh masing-masing 2 orang operator sedangkan 1 stasiun kerja lainnya dikerjakan oleh 1 orang operator.
-
Seluruh operator dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) untuk memberikan keselamatan dan kenyamanan dalam bekerja.
4.2.3 Jam Kerja Hari kerja yang tersedia adalah 5 hari kerja per minggu yaitu setiap hari Senin sampai dengan Jumat. Jadwal jam kerjanya yaitu: Tabel 4.2 Waktu Kerja
Istirahat Shift
Hari Kerja
Jam Kerja Break
Makan
Break
Senin - Kamis
07.30 - 16.15
10.00 - 10.10
11.45 - 12.30
15.30 - 15.40
Jum'at
07.30 - 16.30
10.00 - 10.10
11.45 - 12.45
15.30 - 15.40
Senin - Jum'at
00.00 - 16.15
-
03.00 - 03.30
04.45 - 05.00
1 3
(Sumber data : Perusahaan)
Jadi jumlah jam kerja yang tersedia dalam satu bulan adalah 17535 menit ≈ 292,2 jam.
4.3
Pengumpulan dan Pengolahan Data
4.3.1 Pengumpulan Data 4.3.1.1
Volume Produksi
Volume fix dan tentative produksi frame chasiss type BY 913 L di PT. Gemala Kempa Daya dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini :
30 Tabel 4.3 Fix & Tentative Order periode Oktober 2011 s/d Maret 2012
Model Frame Chassis
Tahun 2011 - 2012 Oktober November Desember
Januari
Februari
Maret
OWO 901
170
170
175
185
190
200
OWO 902
120
130
145
150
175
190
OWO 903
160
175
180
180
195
200
OWO 904
1520
1530
1550
1600
1650
1700
OWO 905 OWO 906 OWO 907 OWO 908 YX 903 YX 904 YX 905 YX 906
0 0 0 160 0 155 165 5
0 5 0 170 0 150 170 5
0 5 0 175 5 170 190 5
0 5 0 175 5 185 195 5
0 5 0 180 5 180 180 5
0 10 0 170 5 190 195 5
TOTAL
2455
2505
2600
2685
2765
2865
(Sumber : Data Perusahaan)
Berdasarkan tabel diatas, terlihat adanya order dari customer yang fluktuatif untuk semua type frame chassis. Namun yang akan diteliti lebih dalam adalah type BY 913 L OWO 904, karena memiliki order terbesar dan meningkat dari tiap bulannya. Sehingga dibutuhkan suatu peningkatan produktivitas terhadap line assembling B ini. Peningkatan produktivitas ini juga akan menyebabkan peningkatan pada efisiensi line assembling.
4.3.1.2
Tack Time Produksi
Setelah diketahui volume Produksi frame chassis type BY 913 L di PT. Gemala Kempa Daya, di bawah ini merupakan data takt time untuk type BY 913 L OWO 904. Sebagai berikut :
31 Tabel 4.4 Data Tack Time periode Oktober 2011 s/d April 2012
Bulan
Total Order Order/Day Working Day (Unit) (Unit)
Available (Detik)
Tack Time (Detik)
Oktober
1520
21
72
50100
692
November
1530
21
73
50100
688
Desember Januari
1550
21
74
50100
679
1600
21
76
50100
658
Februari
1650
21
79
50100
638
Maret
1700
21
81
50100
619
Dari tabel takt time diatas, dapat terlihat bahwa takt time yang terjadi selama akhir tahun 2011 hingga awal tahun 2012
mengalami penurunan. Hal ini
menggambarkan adanya order atau permintaan dari customer yang semakin meningkat hingga awal tahun 2012 untuk type BY 913 L OWO 904. Oleh karena itu, untuk menghadapi penurunan takt time tersebut, maka akan dilakukan penelitian lebih mendalam pada line assembling B ini.
4.3.2 Proses Produksi Dalam menjalankan proses produksinya, dilakukan tiga proses produksi utama yaitu proses welding, rivetting dan final inpection. 4.3.2.1 Data Layout Operator Layout ini merupakan visualisasi orang yang melakukan proses perakitan dengan menggunakan sistem penanganan material berupa conveyor, proses yang dilakukan secara manual maupun otomatis. Layout ini berbentuk garis lurus dan mempunyai urutan proses yang berurutan dari satu stasiun ke stasiun yang lainnya. Dari layout terlihat jumlah stasiun kerja sebanyak 4 stasiun kerja dengan 7 orang operator.
32
Gambar 4.3 Layout Operator Line Assembling B frame chassis BY 913 L
4.3.2.2
Data Waktu Proses Waktu siklus yang diperoleh adalah waktu yang diperlukan oleh operator
untuk melakukan proses dan menghasilkan sejumlah unit barang yang pada akhirnya sama dengan jumlah permintaan produk. Berikut ini adalah data waktu proses yang berhasil diperoleh :
Tabel 4.5 Data Waktu siklus Operator
No
Operator
Cycle Time
1
Pre Assy (RH)
646
2
Pre Assy (LH)
678
3
Main Assy (RH)
293
4
Main Assy (LH)
376
5
Additional Assy (RH)
581
6
Additional Assy (LH)
598
7
Final Inspection
546
Total Cycle Time
3718
Berdasarkan data diatas, maka untuk takt time pembuatan frame chassis type 913 L OWO 904 ini adalah 678 detik, atau dengan kata lain diambil dari waktu siklus (cycle time) terbesar dari semua operator dan stasiun kerja. Maka untuk produktivitas line assembling B ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
33 Unit / jam
= 3600 / Waktu siklus terbesar = 3600 / 678 = 5,3 ~ 5 unit/jam. Tabel 4.6 Data Waktu Siklus Per Stasiun Kerja
No
Station
Cycle Time
1
Pre Assy
678
2
Main Assy
376
3
Additional Assy
598
4
Final Inspection
546
Total Cycle Time
2198
Untuk stasiun kerja yang masing-masing dikerjakan oleh 2 orang operator, waktu siklusnya diambil waktu yang terbesar di antara kedua operator tersebut. Di bawah ini merupakan diagram yamazumi chart, yang menggambarkan perbandingan antara waktu siklus semua operator dengan waktu siklus terbesar (takt time) dari semua operator.
Diagram 4.1 Yamazumi Chart Line Assembling B frame chassis BY 913 L per operator
Berdasarkan diagram diatas, terlihat bahwa beban kerja dari setiap operator berbeda. Untuk operator main assy (RH) dan (LH), masih terdapat banyak waktu menganggur (idle time) sehingga menyebabkan keseimbangan pada line assembling B ini menjadi kurang.
34 4.3.2.3
Data Jumlah Stasiun Kerja Untuk memulai perhitungan jumlah stasiun kerja yang ideal dalam proses
produksi, terlebih dahulu menghitung total waktu siklus untuk menyelesaikan semua elemen kerja kemudian membandingkannya dengan waktu siklus yang telah di tetapkan. N = Σ ti / CT
; N = 2198 / 678
; N = 3,24 = 4 Stasiun kerja
Dari hasil perhitungan jumlah stasiun kerja diatas, disimpulkan bahwa untuk line assembling B ini sudah merupakan line dengan stasiun kerja yang optimal karena memiliki 4 stasiun kerja didalamnya.
4.3.2.4
Data Idle Time Setelah mengetahui data waktu proses, maka selanjutnya yang perlu di
ketahui adalah idle time dari line assembling B frame chassis BY 913 L. Untuk perhitungan idle time ini, waktu proses terbesar menjadi patokan dalam menentukan idle time tiap operator. -
Perhitungan idle time operator 1: Idle
= 678 - 646 = 32 detik
-
Perhitungan idle time operator 2: Tidak ada idle time, karena merupakan waktu terbesar di antara 6 operator lainnya.
-
Perhitungan idle time operator 3: Idle
= 678 - 293 = 385 detik
-
Perhitungan idle time operator 4: Idle
= 678 - 376 = 302 detik
-
Perhitungan idle time operator 5: Idle
= 678 - 581 = 97 detik
-
Perhitungan idle time operator 6: Idle
= 678 - 598 = 80 detik
-
Perhitungan idle time operator 7:
35 Idle
= 678 - 546 = 132 detik
Jadi, untuk rata – rata idle time yang terjadi pada semua operator sebesar: Rata – rata Idle = ( 32+385+302+97+80+132 detik ) / 7 operator = 146,85 detik 4.3.2.5 Data Efisiensi Line Setelah mengetahui waktu siklus dan idle time, maka selanjutnya yang perlu diketahui adalah efisiensi dari line assembling B. di bawah ini merupakan perhitungan efisiensi line sebelum improvement: Eff
= (Σ ti / (R * T)) * 100% = ((2198)/(4*678))* 100% = 81,05 %
4.4
Project Statement Beberapa komponen dalam melakukan suatu pernyataan proyek, terdiri dari: •
Bussiness Case (Latar Belakang Umum) Dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan harus dapat meminimalisir pemborosan yang terjadi dalam proses produksi. Namun, saat ini perusahaan memiliki permasalahan dengan effisiensi yang rendah karena banyaknya waktu menganggur dari operator dan akan mengalami kenaikkan order secara tentative. Terutama untuk line assembling B frame chassis BY 913 L OWO 904. Oleh karena itu objek penelitian yang diambil adalah line assembling B.
•
Problem Statement (Pernyataan Masalah) -
Adanya trend yang naik atas permintaan dari customer untuk produksi frame chassis type BY 913 L, sesuai dengan tentative order yang didapat dari bagian Production & Planning Control (PPC).
-
Rendahnya efisiensi line assembling B sebesar 81,05 % yang disebabkan oleh tingginya waktu menganggur dari operator yang
36 terjadi dalam jalannya proses produksi. Rata-rata idle time sebelum dilakukan line balancing sebesar 146.85 detik. •
Project Scope (Ruang Lingkup Proyek) Hanya pada frame chassis type BY 913 L OWO 904 dengan data historis pada bulan Januari – Maret 2012.
•
Goal Statement (Pernyataan Tujuan) Tujuan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis Line balancing: -
Dapat meminimalkan waktu menganggur di tiap stasiun kerja sehingga didapat keseimbangan lintasan dengan tingkat efisiensi yang tinggi.
-
Meningkatkan produktifitas line assembling seiring dengan permintaan order yang meningkat dari customer.
•
Milestone (Batas Waktu Proyek) Waktu pengerjaan penelitian ini dimulai pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2012.
4.5.1 Improvement Berikut penjelasan perbaikan untuk masalah jumlah prosentase dan jumlah pembebanan kerja tiap operator yang tidak merata yang
mengakibatkan waktu
menganggur di stasiun kerja sehingga didapat keseimbangan lintasan dengan tingkat efisiensi yang rendah. 4.5.1 4M Analisis Untuk memulai analisa penelitian, dibuatkan 4M analisis yang menjelaskan tentang improvement apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan efisiensi line assembling.
37 Tabel 4.7 4M Analisis Alternatif Improvement
No 4M analisis 1 Man 2 Machine 3 Material 4 Methode 5 Environment
Uraian Alternatif - Penambahan operator untuk meningkatkan produktivitas line assembling - Training untuk semua operator mengenai cara kerja cepat dan benar. - Penambahan alat kerja seperti mesin rivetting dan welding - Investasi untuk improvement mesin - Efisiensi line dengan metode line balancing - Penambahan fasilitas kerja seperti kipas angin, dispenser, dan lain-lain
Dilihat dari tabel diatas, maka alternatif improvement yang dipilih adalah efisiensi line dengan analisis line balancing. Ada beberapa pertimbangan yang membuat alternatif tersebut dipilih dalam penelitian ini. Sebagai berikut: 1. Adanya kebijakan perusahaan yang menyatakan bahwa untuk project ini, tidak diperkenankan untuk melakukan suatu investasi apapun baik mesin maupun penambahan operator baru. 2. Fasilitas yang ada pada line assembling sudah dilengkapi dengan fasilitas yang memadai.
4.5.2 Proses Line Balancing Jenis pemborosan yang termasuk dalam area waste ini adalah pekerja yang menganggur karena pekerjaan sudah selesai. Secara khusus, pendekatan yang dilakukan untuk eliminasi waste ini adalah penerapan line balancing. 4.5.2.1 Perhitungan Data Waktu Siklus Per Stasiun Kerja Untuk memulai perhitungan data waktu yang terdapat dalam proses produksi maka dilakukan pengamatan terhadap setiap kegiatan yang terdapat dalam lantai produksi. Pengamatan yang dilakukan meliputi pengukuran waktu siklus rata-rata kemudian faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyesuaian dan kelonggaran untuk setiap proses yang dilakukan. Waktu siklus yang berhasil dikumpulkan akan diolah terlebih dahulu dengan dengan beberapa pengujian yaitu uji kenormalan data, uji keseragaman dan uji kecukupan data. Pengujian ini dilakukan agar data yang dikumpulkan dapat menggambarkan keadaan proses yang terjadi.
38 Dalam improvement ini, yang akan dibahas lebih dalam adalah stasiun kerja pre assy RH/LH dan main assy RH/LH. Di bawah ini merupakan urutan elemenelemen kerja dari pre assy RH dan main assy RH.
Tabel 4.8 Data Waktu Siklus Operator Pre Assy RH dan Main Assy RH
Elemen Kerja Pre Assy RH Sebelum Line
Elemen Kerja Main Assy RH Sebelum Line
Balancing
Balancing
NO
1
NAME OF WORK Tarik side rail ke meja pre assy 1
WAKTU
NO
NAME OF WORK
14
1
Kembalikan hanger ke posisi semula
( Detik )
Ambil dan setting cross member
WAKTU ( Detik )
14
2
Ambil inner front
14
2
3
Setting pada side rail
8
3
4
Ambil inner rear
10
4
Setting cross member no 6
15
5
Setting pada side rail
17
5
Ambil cross member no 5
2
6
Ambil nut weld
2
6
Setting cross member no 5
13
7
Setting pada inner front
16
7
23
8
50
9
14
10
2
11
15
12
Kembalikan yoke ke posisi semula
7
27
13
Lakukan pengechekan
12
8 9 10 11 12 13 14 15
16
Ambil jig weld dan setting pada nut Lakukan proses pengelasan Lepas jig weld taruh pada tempatnya Ambil plate stiffener rear Ambil rivet setting pada stiffener rear Lakukan pengrivetan Tarik side rail ke meja pre assy 2 Ambil bracket spring no 4 taruh di area rear Ambil rivet setting pada area inner rear
7 4
56
front Setting rivet stiffener front dan rear flange
Ambil rivet setting pada area cm no 5,cm no 6 dan cm rear Ambil dan setting rivet pada area cm no 3 dan cm no 4 Ambil dan setting rivet area cm no 2 dan cm front Ambil yoke rivet Lakukan pengrivetan dari front ke rear
9 25
28 20 8 3 137
39
Ambil bracket absorber rear dan stiff frame setting pada
17
4
Inner rear Ambil bracket spring no 2
18
dan plate taruh pada area
16
inner front Ambil reinforcement
19
lh,bracker spring no 1 setting
3
pada area front
20
Ambil rivet setting pada area front
41
Lakukan pengrivetan pada
21
inner front,bracket spring no
50
2 dan reinforcemet
22 23
Ambil bracket absorber front Rivetting bracket absorber front
3 28
Lakukan pengrivetan pada
24
bracket spring no 4,stiff
55
frame,braacket absorber rear Ambil bracket spring no 3
25 26 27
dan sertting pada side rail Lakukan pengrivetan pada bracket spring no 3 Ambil bracket helper setting pada side rail
2 49 4
28
Ambil yoke
3
29
Lakukan pengrivetan
78
30
Kembalikan yoke
2
31
Balik side rail 180 derajat
3
32 33 34
Lakukan pengrivetan pada bracket spring no 1 flange Setting side rail pada stopper meja pre assy 2 siap angkat
6 6
Lakukan pengechekan
14
TOTAL WAKTU
646
TOTAL WAKTU
293
40
Berdasarkan dari total waktu elemen kerja antara pre assy dengan main assy, terlihat bahwa adanya perbedaan waktu siklus yang terlalu besar. Kemudian dilihat waktu tiap elemen kerja di pre assy RH, terdapat 1 elemen kerja yang mempunyai waktu paling lama yaitu melakukan pengrivetan bracket helper sebesar 78 detik. Maka elemen kerja ini yang akan dilakukan pengujian kecukupan dan keseragaman data, sehingga dapat dibuktikan kebenarannya. Tabel 4.9 Data Waktu Siklus Operator Pre Assy LH dan Main Assy LH
Elemen Kerja Pre Assy LH Sebelum Line
Elemen Kerja Main Assy LH Sebelum Line
Balancing
Balancing
NO
NAME OF WORK
WAKTU ( Detik )
NO
NAME OF WORK
WAKTU ( Detik )
1
Tarik side rail ke meja pre assy 1
11
1
Setting hanger pada side rail lh-rh
6
2
Ambil inner front
17
2
Angkat side rail bawa ke main assy
25
8
3
3
Setting pada side rail
Setting di main jig
8
4
Ambil inner rear
13
4
Lepas pin hanger
3
5
Setting pada side rail
7
5
Setting rivet area inner rear
18
3
6
Ambil cross member rear
10
9
7
39
8
Ambil cross member no 4
12
57
9
Setting cross member no 4
15
16
10
Setting rivet area inner front
15
2
11
Ambil cross member no 3
5
20
12
Setting cross member no 3
4
6
7
8 9 10 11 12
Ambil nut weld,setting pada inner front
Setting pada inner font Ambil jig weld dan setting pada nut Lakukan proses pengelasan Lepas jig weld taruh pada tempatnya Ambil plate stiffener rear Ambil rivet setting pada stiffener rear
Setting cross member rear
4
13
Lakukan pengrivetan
20
13
Ambil cross member no 2
8
14
Tarik side rail ke meja pre assy 2
14
14
Setting cross member no 2
9
4
15
49
16
15 16
Ambil bracket spring no 4 taruh di area rear Ambil rivet setting pada area inner rear
Tutup valve main jig
Setting rivet area cm front & cm no 2
5 6
41 17
18
19 20
Ambil bracket absorber rear dan stiff frame setting pada Inner rear Ambil bracket spring no 2 dan plate taruh pada area inner front
17
14
18
6
19
27
20
Kembalikan yoke ke posisi semula
9
49
21
Check hasil proses
16
Ambil reinforcement lh,bracker spring no 1 setting pada area front Ambil rivet setting pada area front
Ambil dan setting rivet area cm no
11
3 & cm no 4 Ambil dan setting rivet area cm no 5&6
17 18
Ambil yoke,lakukan proses rivet dari rear ke front
163
Lakukan pengrivetan pada inner 21
front,bracket spring no 2 dan reinforcemet
22
Ambil bracket absorber front
6
23
Rivetting bracket absorber front
25
Lakukan pengrivetan pada bracket 24
spring no 4,stiff frame,braacket
68
absorber rear
25
26
27
Ambil bracket spring no 3 dan sertting pada side rail Lakukan pengrivetan pada bracket spring no 3 Ambil bracket helper setting pada side rail
10 47 4
28
Ambil yoke
3
29
Lakukan pengrivetan
85
30
Kembalikan yoke
2
31
Balik side rail 180 derajat
3
32
33 34
Lakukan pengrivetan pada bracket spring no 1 flange Setting side rail pada stopper meja pre assy 2 siap angkat Lakukan pengechekan TOTAL WAKTU
7 7 15
678
TOTAL WAKTU
Dilihat waktu tiap elemen kerja di pre assy LH, terdapat 1 elemen kerja yang mempunyai waktu paling lama yaitu melakukan pengrivetan bracket helper sebesar 85 detik.
376
42 Kemudian berdasarkan data waktu diatas, ada beberapa pertimbangan dalam melakukan proses line balancing, sebagai berikut: 1. Elemen kerja pada stasiun kerja pre assy RH dan LH yang akan di balancing, harus bisa dilakukan oleh operator di stasiun kerja main assy RH dan LH ( Job Balancing ). 2. Waktu siklus yang akan di balancing, haruslah waktu siklus yang terlama dari semua elemen kerja pada stasiun kerja pre assy. Setelah melalui pertimbangan diatas, maka didapatkan 7 elemen kerja dari stasiun kerja pre assy RH dan LH yang dapat dipindahkan ke stasiun kerja main assy RH dan LH. Berikut 7 elemen kerja yang dapat dipindahkan: Tabel 4.10 Data Distribusi Elemen Kerja Pre Assy RH/LH ke Main Assy RH/LH Distribusi elemen kerja Pre Assy RH ke Main Assy
Distribusi elemen kerja Pre Assy LH ke Main Assy
RH
LH
N
NAME OF WORK
O
1
Ambil bracket helper setting pada side rail
WAKTU
N
( Detik )
O
4
1
NAME OF WORK
WAKTU ( Detik )
Ambil bracket helper setting pada side rail
4
2
Ambil yoke
3
2
Ambil yoke
3
3
Lakukan pengrivetan
78
3
Lakukan pengrivetan
85
4
Kembalikan yoke
2
4
Kembalikan yoke
2
5
Balik side rail 180 derajat
3
5
Balik side rail 180 derajat
3
6
6
6
7
6 7
Lakukan pengrivetan pada bracket spring no 1 flange Setting side rail pada stopper meja pre assy 2 siap angkat TOTAL WAKTU
102
Lakukan pengrivetan pada bracket spring no 1 flange Setting side rail pada stopper meja pre assy 2 siap angkat TOTAL WAKTU
Dari kedua operator dalam satu stasiun kerja pre assy di atas, terdapat waktu siklus terbesar dari 6 elemen kerja lainnya. Yaitu melakukan pengrivetan sebesar 78 dan 85 detik. Namun, yang akan diuji datanya pada sub bab berikutnya adalah diambil waktu yang terbesar diantara kedua operator yaitu 85 detik. 4.5.2.2
Uji Keseragaman Data Pengumpulan data waktu proses pengrivetan bracket helper . Berikut adalah
rumus perhitungan rata – rata subgroup waktu pengukuran proses pengrivetan:
7 7
111
43
Tabel 4.8 Pengumpulan Data Proses Pengrivetan
Dari data di atas kemudian di lanjutkan dengan perhitungan simpangan baku dari data yang sudah diambil.
Tabel 4.11 Pengumpulan Data Proses Rivetting
Hari ke-
Shift 1
Shift 2
Shift 3
Rata - Rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
86 84 85 83 85 86 84 85 84 83
86 84 85 84 87 85 85 86 85 86
84 85 85 84 84 85 86 85 85 84
85.33 84.33 85.00 83.67 85.33 85.33 85.00 85.33 84.67 84.33 848.33 84.83
Total Rata -rata
44 Tabel 4.12 Perhitungan Simpangan Baku
Data NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Total n-1 Std Dev Jumlah subgrup Std Dev grup
X Waktu 86 86 84 84 84 85 85 85 85 83 84 84 85 87 84 86 85 85 84 85 86 85 86 85 84 85 85 83 86 84 2545
σ Simpangan 1.36 1.36 0.69 0.69 0.69 0.03 0.03 0.03 0.03 3.36 0.69 0.69 0.03 4.69 0.69 1.36 0.03 0.03 0.69 0.03 1.36 0.03 1.36 0.03 0.69 0.03 0.03 3.36 1.36 0.69 26.17 29 0.95 3 0.55
2
X
7396 7396 7056 7056 7056 7225 7225 7225 7225 6889 7056 7056 7225 7569 7056 7396 7225 7225 7056 7225 7396 7225 7396 7225 7056 7225 7225 6889 7396 7056 215927
45 Tabel 4.13 Perhitungan Batas Kendali Data
BKA BKB
84.83 84.83
+ -
3 3
0.548421629 0.548421629
Tabel 4.14 Simulasi Batas Kendali Data
Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X-bar 85.33 84.33 85.00 83.67 85.33 85.33 85.00 85.33 84.67 84.33 84.83
BKB 83.19 83.19 83.19 83.19 83.19 83.19 83.19 83.19 83.19 83.19
Grafik 4.1 Uji Keseragaman Data
BKA 86.48 86.48 86.48 86.48 86.48 86.48 86.48 86.48 86.48 86.48
= =
86.4786 83.18807
46 4.5.2.3 Uji Kecukupan Data Uji Kecukupan Data:
Tabel 4.15 Uji Kecukupan Data
Beta= alpha= Zt alpha a b c d e
Syarat kecukupan data Pengambilan data penelitian Kesimpulan
99% 1% 3 0.01 300 30 215927 6477025 2545 28.0 8405.4 3.3
30 Cukup
Dari hasil perhitungn di atas, terlihat bahwa data yang di ambil sudah memenuhi syarat keseragaman data dan kecukupan data. Selanjutnya akan dihitung waktu normal dan waktu baku.
4.5.2.4 Perhitungan Waktu Normal dan Waktu Baku Untuk menghitung waktu normal dan waktu baku, dibutuhkan adanya faktor penyesuaian dan allowance untuk memberikan kelonggaran bagi operator yang ada pada stasiun kerja.
47 Tabel 4.16 Tabel Penyesuaian
Penyesuaian Keterampilan Usaha Kondisi Kerja Konsistensi
Good Poor Average Perfect P
T
C1 F1
1+
0.03 -0.12 0 0.04 -0.05 -0.05 =
0.95
Tabel 4.17 Tabel Allowance
Allowance A B C D E F G H
Pria Tenaga Berdiri 2 kaki Normal terus -menerus NORMAL Cukup bersih pribadi
12 kg
Sedang
B
14 3 0 30 4 5 0 1 57
Berdasarkan kedua table diatas, maka dapat dihitung waktu normal dan waktu baku dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Tabel 4.18 Tabel Hasil Perhitungan Wn dan Wb
Ws
84.83
Wn
80.59
Wb
126.53
Jadi, untuk elemen kerja proses pengrivetan ini mempunyai waktu normal sebesar 80.59 detik dan waktu baku sebesar 126.53 detik.
48 4.5.2.5
Perhitungan Data Waktu Siklus Per Stasiun Kerja Setelah Perbaikan
Setelah dilakukan uji keseragaman dan kecukupan data, langkah selanjutnya adalah memindahkan 7 elemen kerja yang ada pada stasiun kerja pre assy RH dan LH ke stasiun kerja main assy RH dan LH. Di bawah ini merupakan hasil dari pemindahan elemen kerja dengan analisis line balancing. Tabel 4.19 Data Waktu Siklus Operator Pre Assy RH dan Main Assy RH
Elemen Kerja Pre Assy RH Setelah Line
Elemen Kerja Main Assy RH Setelah Line
Balancing
Balancing
N
NAME OF WORK
O
WAKTU
N
( Detik )
O
NAME OF WORK Ambil bracket helper setting pada
WAKTU ( Detik )
1
Tarik side rail ke meja pre assy 1
14
1
2
Ambil inner front
14
2
Ambil yoke
3
3
Setting pada side rail
8
3
Lakukan pengrivetan
78
4
Ambil inner rear
10
4
Kembalikan yoke
2
5
Setting pada side rail
17
5
Balik side rail 180 derajat
3
6
Ambil nut weld
2
6
7
Setting pada inner front
16
7
8
Ambil jig weld dan setting pada nut
23
8
9
Lakukan proses pengelasan
50
9
10
Lepas jig weld taruh pada tempatnya
14
10
11
Ambil plate stiffener rear
2
11
Setting cross member no 6
15
15
12
Ambil cross member no 5
2
Setting cross member no 5
13
12
Ambil rivet setting pada stiffener rear
13
Lakukan pengrivetan
27
13
14
Tarik side rail ke meja pre assy 2
7
14
4
15
15 16
Ambil bracket spring no 4 taruh di area rear Ambil rivet setting pada area inner rear
56
16
side rail
Lakukan pengrivetan pada bracket spring no 1 flange Setting side rail pada stopper meja pre assy 2 siap angkat Kembalikan hanger ke posisi semula Ambil dan setting cross member front Setting rivet stiffener front dan rear flange
Ambil rivet setting pada area cm no 5,cm no 6 dan cm rear Ambil dan setting rivet pada area cm no 3 dan cm no 4 Ambil dan setting rivet area cm no 2 dan cm front
4
6 6 14 9 25
28 20 8
49 Ambil bracket absorber rear dan stiff
17
frame setting pada Inner rear Ambil bracket spring no 2 dan plate
18
taruh pada area inner front Ambil reinforcement lh,bracker
19
spring no 1 setting pada area front
20
Ambil rivet setting pada area front
4
17
16
18
3
19
41
20
Ambil yoke rivet
Lakukan pengrivetan dari front ke rear Kembalikan yoke ke posisi semula Lakukan pengechekan
3
137 7 12
Lakukan pengrivetan pada inner
21
front,bracket spring no 2 dan
50
reinforcemet
22
Ambil bracket absorber front
3
23
Rivetting bracket absorber front
28
Lakukan pengrivetan pada bracket
24
spring no 4,stiff frame,braacket
55
absorber rear Ambil bracket spring no 3 dan
25
sertting pada side rail Lakukan pengrivetan pada bracket
26
spring no 3
27
Lakukan pengechekan TOTAL WAKTU
2 49 14
544
TOTAL WAKTU
395
Tabel 4.20 Data Waktu Siklus Operator Pre Assy LH dan Main Assy LH
Elemen Kerja Pre Assy LH Setelah Line
Elemen Kerja Main Assy LH Setelah Line
Balancing
Balancing
NO
NAME OF WORK
WAKTU ( Detik )
NO
NAME OF WORK Ambil bracket helper setting pada
WAKTU ( Detik )
1
Tarik side rail ke meja pre assy 1
11
1
2
Ambil inner front
17
2
Ambil yoke
3
3
Setting pada side rail
8
3
Lakukan pengrivetan
85
13
4
7
5
3
6
4 5 6
Ambil inner rear Setting pada side rail Ambil nut weld,setting pada inner front
side rail
Kembalikan yoke
Balik side rail 180 derajat Lakukan pengrivetan pada bracket spring no 1 flange
4
2 3 7
50
7
Setting pada inner font
9
7
Setting side rail pada stopper meja pre assy 2 siap angkat
7
8
Ambil jig weld dan setting pada nut
39
8
9
Lakukan proses pengelasan
57
9
10
Lepas jig weld taruh pada tempatnya
16
10
11
Ambil plate stiffener rear
2
11
Lepas pin hanger
3
20
12
Setting rivet area inner rear
18
12
Ambil rivet setting pada stiffener rear
Setting hanger pada side rail lh-rh
Angkat side rail bawa ke main assy
Setting di main jig
6 25 8
13
Lakukan pengrivetan
20
13
14
Tarik side rail ke meja pre assy 2
14
14
Setting cross member rear
4
4
15
Ambil cross member no 4
12
49
16
Setting cross member no 4
15
11
17
Setting rivet area inner front
15
14
18
Ambil cross member no 3
5
6
19
Setting cross member no 3
4
27
20
Ambil cross member no 2
8
49
21
Setting cross member no 2
9
Tutup valve main jig
5
15
16
17
18
19 20
Ambil bracket spring no 4 taruh di area rear Ambil rivet setting pada area inner rear Ambil bracket absorber rear dan stiff frame setting pada Inner rear Ambil bracket spring no 2 dan plate taruh pada area inner front Ambil reinforcement lh,bracker spring no 1 setting pada area front Ambil rivet setting pada area front
Ambil cross member rear
10
Lakukan pengrivetan pada inner 21
front,bracket spring no 2 dan reinforcemet
22
Ambil bracket absorber front
6
22
23
Rivetting bracket absorber front
25
23
68
24
10
25
47
26
15
27
Lakukan pengrivetan pada bracket 24
spring no 4,stiff frame,braacket absorber rear
25
26 27
Ambil bracket spring no 3 dan sertting pada side rail Lakukan pengrivetan pada bracket spring no 3 Lakukan pengechekan
Setting rivet area cm front & cm no 2 Ambil dan setting rivet area cm no 3 & cm no 4 Ambil dan setting rivet area cm no 5&6 Ambil yoke,lakukan proses rivet dari rear ke front Kembalikan yoke ke posisi semula
6
17
18 163 9
51 28
567
TOTAL WAKTU
Lakukan pengechekan TOTAL WAKTU
4.5.3 Hasil Line Balancing 4.5.3.1 Data Waktu Proses
Berikut ini adalah data waktu proses setelah line balancing: Tabel 4.21 Data Waktu siklus Operator Setelah Line Balancing
No
Operator
Cycle Time
1
Pre Assy (RH)
544
2
Pre Assy (LH)
567
3
Main Assy (RH)
395
4
Main Assy (LH)
487
5
Additional Assy (RH)
581
6
Additional Assy (LH)
598
7
Final Inspection
546
Total Cycle Time
3718
Tabel 4.22 Data Waktu Siklus Per Stasiun Kerja Setelah Line Balancing
No
Station
Cycle Time
1
Pre Assy
567
2
Main Assy
487
3
Additional Assy
598
4
Final Inspection
546
Total Cycle Time
2198
Berdasarkan data diatas, setelah dilakukan line balancing maka untuk takt time pembuatan frame chassis ini menjadi 598 detik. Atau dengan kata lain turun sebesar 80 detik dari takt time awal sebesar 678 detik.
16
487
52 Maka untuk produktivitas line assembling B setelah proses line balancing ini adalah sebagai berikut: Unit / jam
= 3600 / Waktu siklus terbesar = 3600 / 598 = 6.02 ~ 6 unit/jam.
4.5.3.2 Data Layout Operator
Gambar 4.4 Layout Operator Line Assembling B frame chassis BY 913 L Setelah Line Balancing
Dari data layout diatas, terlihat settingan operator untuk line assembling B ini tidak ada perubahan. Akan tetapi, untuk operator 3 dan 4 di stasiun kerja main assy ada perubahan elemen kerja. Yang awalnya hanya mengerjakan proses main assy, sekarang juga melakukan perkerjaan di stasiun kerja pre assy (hasil line balancing). Di bawah ini merupakan diagram yamazumi chart, yang menggambarkan perbandingan antara waktu siklus semua operator dengan waktu siklus terbesar (takt time) dari semua operator setelah line balancing.
53 Diagram 4.2 Yamazumi Chart Line Assembling B setelah line balancing
Berdasarkan diagram diatas, terlihat bahwa adanya perubahan pada waktu siklus dari 4 operator. Kemudian waktu menganggur pun sedikit berkurang dengan adanya proses line balancing ini.
4.5.3.3 Data Idle Time Setelah mengetahui data waktu proses, maka selanjutnya yang perlu di ketahui adalah idle time dari line assembling B frame chassis BY 913 L. Untuk perhitungan idle time ini, waktu proses terbesar menjadi patokan dalam menentukan idle time tiap operator. -
Perhitungan idle time operator 1: Idle
= 598 - 544 = 54 detik
-
Perhitungan idle time operator 2: Idle
= 598 - 567 = 31 detik
-
Perhitungan idle time operator 3: Idle
= 598 - 395 = 203 detik
54 -
Perhitungan idle time operator 4: = 598 - 487
Idle
= 111 detik -
Perhitungan idle time operator 5: = 598 - 581
Idle
= 17 detik -
Perhitungan idle time operator 6: Tidak ada idle time, karena merupakan waktu terbesar di antara 6 operator lainnya.
-
Perhitungan idle time operator 7: = 598 - 546
Idle
= 52 detik Jadi, untuk rata – rata idle time yang terjadi pada semua operator sebesar:
Rata – rata Idle = ( 54+31+203+111+17+52 detik ) / 7 operator = 66,86 detik
Dengan kata lain idle time untuk semua operator menjadi turun 79.99 detik dari sebelum proses line balancing sebesar 146,85 detik atau turun sekitar 45, 5 %.
4.5.3.4 Data Efisiensi Line Setelah adanya proses line balancing, maka efisiensi dari line assembling frame chassis BY 913 L. -
Perhitungan efisiensi setelah line balancing: Eff
= (Σ ti / (R * T)) * 100% = ((2198)/(4*598))* 100% = 91,89 %
55 4.6
Analisa Hasil Pengolahan Data
4.6.1 Analisa Hasil Perbandingan Waktu Siklus
Diagram 4.3 Perbandingan Waktu Proses sebelum dan setelah dilakukan line balancing
Berdasarkan grafik diatas, terlihat adanya penurunan waktu siklus untuk operator pre assy RH dan LH. Sedangkan untuk operator main assy RH dan LH mengalami kenaikkan waktu siklus dimana dengan demikian akan meminimalisasi idle time.
4.6.2 Analisa Hasil Perbandingan Idle Time
Diagram 4.4 Perbandingan Idle Time Sebelum dan setelah dilakukan perbaikan
Berdasarkan grafik diatas, terlihat adanya sebagian besar penurunan idle time untuk semua operator di setiap stasiun kerja.
56 4.6.2 Analisa Efisiensi
Diagram 4.5 Perbandingan Efisiensi Line sebelum dan setelah dilakukan line balancing
Berdasarkan digram diatas, terlihat adanya peningkatan efisiensi line assembling B dari 81.05% menjadi 91.89%. Hal ini membuktikkan bahwa dengan adanya perbaikan dari metode kerja di line assembling B ini maka terjadi peningkatan efisiensi yang cukup signifikan, begitu juga dengan adanya peningkatan produktivitas dalam unit/jamnya.